Endometriasis Teori Fix
Endometriasis Teori Fix
Endometriosis
a. Pengertian
rektovagina.12
9
10
tidak lagi menjadi teori utama, karena teori ini tidak dapat
3) Teori Metaplasia
c. Gejala
ringan.17
gejala pelvis lainnya adalah kejang yang berat, rasa berat pada
2) Dismenorea
nyeri semakin
bertambah seiring bertambahnya umur dan memburuk seiring
dengan waktu.18
3) Dispareunia
4) Infertilitas
terjadi
perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau indung telur
d. Patofisiologi
eutopik dan ektopik adalah dua bentuk yang jelas berbeda, baik
kandung.
sitokin angiogenik
yang kuat. Interleukin-8 merangsang perlekatan sel stroma
e. Pemeriksaan
1) Ultrasonografi (USG)
beratnya endometriosis.
4) Bedah Laparoskopi
mengeluh.
f. Pengobatan
1) Penanganan Medis
a) Pengobatan Simtomatik
b) Kontrasepsi Oral
tahun pertama
terjadi sekitar 17–18%. Kontrasepsi oral merupakan
c) Progestin
d) Danazol
total.
e) Gestrinon
Follicle
g) Aromatase Inhibitor
2) Penanganan Pembedahan
menopause.
(LUNA).19
sekunder sering terjadi pada usia > 30 tahun, dimana rasa nyeri
dengan waktu.18
3. Usia
rongga
peritoneum semasa haid. Implantasi endometrium hidup yang melintas
4. Usia Menarche
rentan usia 10–16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa
kali pada usia lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia mendapat
menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai
lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan
gizi pada makanan yang dikonsumsi. Haid pertama kali disebut
mengetahui haid.25
siklus 25–35 hari dan hanya 10–15% yang memiliki panjang siklus 28
kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk
setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun. 28
6. Obesitas
hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari
keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk,
indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan
berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 1,3 kg/m2dan etnik Polinesia
daripada etnik Kaukasia. Hal itu memperlihatkan adanya nilai cut off
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur,
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul
merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta
wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita
berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1
wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan
kesuburan), atau kehamilan abnormal. Terdapat peningkatan jumlah penyakit ini dalam 2-3
dekade terakhir berkaitan dengan beberapa faktor, termasuk diantaranya adalah peningkatan
jumlah PMS dan penggunaan kontrasepsi seperti spiral. 15% kasus penyakit ini terjadi setelah
tindakan operasi seperti biopsi endometrium, kuret, histeroskopi, dan pemasangan IUD
(spiral). 85% kasus terjadi secara spontan pada wanita usia reproduktif yang seksual aktif.
Penyakit radang panggul ( PRP ) terdiri dari kombinasi antara endometritis, salpingitis,
ooforitis, abses dan tuba-ovarium, dan peritonis panggul. Organism yang biasa menjadi
penyebab penyakit ini adalah Neisseria gonorrhoeae atau Chlamidia trachomatis dan
mungkin organisme yang terlibat dalam vaginosos bakteri. Kondisi ini diawali dengan adanya
infeksi saluran genital bagian bawah ( vaginitis / servisitis / uretritis / skenitis / bartolinitis )
yang naik, dengan berbagai macam alas an, melewati barier mukosa serviks ( yang berubah )
untuk menjadi infeksi saluran genital atas. Barier mukosa serviks dapat diubah oleh adanya
menstruasi atau akibat pengaruh hormon. Naiknya infeksi tersebut dapat difasilitasi dengan
penyemprotan, dilatasi, dan kuret, serta sperma. Naiknya infeksi pertama kali ke endometrium
dan kemudian ke tuba falopii, dibantu oleh sperma atau refluks darah menstruasi. Proses
peradangan dalam tuba pada akhirnya mengarah ke inflamasi peritoneum. Factor risikonya
adalah N. gonorrhoeae atau Chlamidia trachomatis dan vaginosis bakteri, berganti-ganti
pasangan seksual dan praktik menyemprot vagina. Diafragma dan cap serviks yang digunakan
bersamaan dengan spermisida vagina dan kondom dapat menurunkan risiko penyakit radang
panggul. Kemungkinan akibat dari PRP adalah infertilitas yang berkaitan dengan pelekatan
kedua tuba, kehamilan ektopik, nyeri abdomen bawah kronis berkaitan dengan pelekatan
panggul, serta adanya peningkatan kerentanan terhadap kekambuhan.
Wanita dapat memiliki gejala PRP yang tidak jelas, sehingga anda harus memiliki
kecurigaan tinggi yang konstan untuk mendiagnosanya secara dini terhadap proses infeksi .
Semakin dini penetapan diagnosis dan pengobatan, akibatnya akan semakin berkurang.
Wanita yang terinfeksi PRP akan mengalami nyeri abdomen bawah, umumnya bilateral, yang
berat atau ringan. Besar kemungkinannya wanita akan memiliki rabas mukopurulen vagina
/serviks, yang mengindikasikan organism yang menginfeksi. Apabila uretra terinfeksi, wanita
akan mengalami gejala uretritis., disuria, inkontiensa urgensi. Metroragia merupakan gejala
umum yang terjadi pada endomtritis. Demam di atas 38 oc serta mual/muntah yang merupakan
tanda keparahan klinis penyakit dan menggambarkan terjadinya peritonitis. Berdasarkan
pemeriksaan panggul, anda akan menemukan nyeri goyang pada serviks, nyeri tekan adneksal
bilateral dan pembesaran adneksal apabila penyakit ini berkembang di saluran falopii.
Leukosit akan melebihi sel epitel pada sediaan basah. Wanita akan mengalami peningkatan
laju sedimentasi eritrosit.
Bidan seharusnya menangani secara empiris saat wanita mengalami nyeri goyang pad
serviks atau nyeri tekan uterus/adneksal, tidfak ada penyebab lain.
2.2 Penyebab
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau
minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering
adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan
kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina
menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses
menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik
untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi). Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri, dimana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii.
90-95% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit
menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus, streptokokus). Infeksi
ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama
kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa
masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD,
persalinan, keguguran, aborsi dan biopsy endometrium.
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:
1. Aktinomikosis (infeksi bakteri)
2. Skistosomiasis (infeksi parasit)
3. Tuberkulosis.
4. Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.
Ada lima penyebab kelainan rongga panggul :
1. Gizi kurang baik selama pertumbuhan. Akibatnya, pertumbuhan tulang dan
panggul jadi kurang sempurna
2. Penyakit tulang. Contohnya penyakit rakitis yang diderita sejak kecil hingga dewasa.
Penyakit tulang bisa mengubah bentuk panggul dan menyempitkan rongga bagian dalamnya.
3. Kelumpuhan. Bila salah satu kaki tidak dapat digunakan dengan sempurna, mau tidak
mau berat tubuh dipikul oleh kaki yang sehat. Akibatnya, panggul bisa tumbuh miring.
4. Tumor. adanya tumor pada tulang panggul dapat mengubah bentuk panggul dan
menyebabkan sempitnya jalan lahir.
5. Kecelakaan. Tulang di tubuh bagian belakang yang mengalami cedera bisa mengubah
bentuk panggul, apalagi bila pengobatan tidak sempurna.
Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini umumnya
nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan
diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama. Nyeri karena radang panggul biasanya
kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang tidak mengalami gejala
sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina,
demam, nyeri saat sanggama, dan menggigil.
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri
pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba falopii. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan
terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak
teratur dan kemandulan. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID :
Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal
Demam
Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak kemerahan di celana
dalam
Kram karena menstruasi
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
Nyeri punggung bagian bawah
Kelelahan
Nafsu makan berkurang
Sering berkemih
Nyeri ketika berkemih.
2.5 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kenaikan dari sel darah putih yang
menandakan terjadinya infeksi. Kultur untuk GO dan chlamydia digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis. Ultrasonografi atau USG dapat digunakan baik USG abdomen
(perut) atau USG vagina, untuk mengevaluasi saluran tuba dan alat reproduksi lainnya. Biopsi
endometrium dapat dipakai untuk melihat adanya infeksi. Laparaskopi adalah prosedur
pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan) kecil di perut untuk
melihat secara langsung organ di dalam panggul apabila terdapat kelainan.
2.6 Komplikasi
2.7 Pencegahan
Cara terbaik untuk menghindari penyakit radang panggul adalah melindungi diri dari
penyakit menular seksual. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi
kejadian penyakit radang panggul. Apabila mengalami infeksi saluran genital bagian bawah
maka sebaiknya segera diobati karena dapat menyebar hingga ke saluran reproduksi bagian
atas. Terapi untuk pasangan seksual sangat dianjurkan untuk mencegah berulangnya infeksi.
2.8 Pengobatan
PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat.
Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus dirawat di rumah
sakit. Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-
oral (melalui mulut). Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu
dilakukan pembedahan. Pasangan seksual penderita sebaiknya juga menjalani pengobatan
secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual,
pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.
2.9 Terapi
Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mencegah kerusakan saluran tuba yang dapat
mengakibatkan infertilitas (tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta pencegahan dari infeksi
kronik. Pengobatan dengan antibiotik, baik disuntik maupun diminum, sesuai dengan bakteri
penyebab adalah pilihan utama. Kontrol setelah pengobatan sebanyak 2-3 kali diperlukan
untuk melihat hasil dan perkembangan dari pengobatan. Pasangan seksual juga harus diobati.
Wanita dengan penyakit radang panggul mungkin memiliki pasangan yang menderita gonorea
atau infeksi Chlamydia yang dapat menyebabkan penyakit ini. Seseorang dapat menderita
penyakit menular seksual meskipun tidak memiliki gejala. Untuk mengurangi risiko terkena
penyakit radang panggul kembali, maka pasangan seksual sebaiknya diperiksa dan diobati
apabila memiliki PMS.
Keluhan nyeri abdomen dan panggul menjadi motivasi umum dalam mencari
perawatan ginekologis dan menyita sebagian besar porsi energy member pelayanan kesehatan
wanita yang signifikan perawatan secara menyeluruh diberikan untuk tindakan evaluasi dan
terapi nyeri panggul dan bidan yang tertarik akan menemukan banyak kesempatan ntuk
mengembangkan kemampuan mereka.
Banyak wanita datang untuk melakukan pemeriksaan dengan pengkajian riwayat
kesehatan, dengan cermat bidan akan menemukan bahwa masala nyeri kronis merupakan
alasan kunjungan. Nyeri memlik dampak signifikan dalam kualitas hidup wanita, mengakibat
kan keletihan, ketegangan, depresi, namun wanita mungkin enggan untuk mendiskusikan hal
ini karena berbagai alasan. Pemberi perawatan kesehatan sebelumnya kurang cermat atau
kurang hati-hati sehingga mengabaikan nyeri yang dialami wanita, atau mungkin wanita
merasa tidak nyaman mendiskusikan nyerinya dengan lengkap. Nyeri panggul seringkali
mewakili atau memicu banyak emosi yang berpusat pada perasaan klien sebagai wanita,
kemampuannya untuk hamildan mengasuh anak-anaknya, lalu perasaannya yang terkait
dengan seksualitas.
Pada saat memulai pengkajian nyeri panggul seseorang wanita, bidan harus berhati-
hati menyaring informasi yang sering tidak terucapkan, yaitu informasiyang oleh setiap
wanita dipegang oleh referensinya sendiri dan dianggap normal, pengaruh social, budaya atau
agama yang dimiliki individu wanita dan presepsinya yang unik terhadap berbagai aspek
dalam fungsi reproduksinya.
Bidan familiar dengan penggunaan pendekatan sistematik dan menyeluruh saat
melakukan evaluasi masalah, pengumpilan data dalam tindakan mengevaluasi nyeri harus
dilakukan secara menyeluruh untuk menyampaikan kesimpulan yang akurat. Saat bidan
mengkaji keluhan nyeri panggul pada wanita, bidan harus mendapatkan informasi dibawah
ini: