Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen pengampu : Drs. H. Tahyu, M.Pd

Kelas BK3B
Kelompok 1
Oleh :

1. Annisa Nur Fauziah C1986201013


2. Rivan Kurniawan C1986201031
3. Tazkia Nuraulia H C1986201087

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam karena berkat
izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini
pada tepat waktu.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi
Pendidikan”. Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu “Konsep Dasar
Inovasi Pendidikan”.

Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan


kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.

Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin bahwa
penulisan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan mohon maaf.

Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih.

Tasikmalaya, 25 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2
C. TUJUAN........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian Inovasi dan Modernisasi Pendidikan..........................................................3
C. Faktor – Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan............................5
D. Kendala - kendala Dalam Inovasi Pendidikan...............................................................8
E. Karakteristik Inovasi Pendidikan.................................................................................11
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa.
Kemajuan suatu bangsa di tunjukan dengan meningkatnya kemampuan
sumber daya manusianya, dan peningkatan kemampuan tersebut di lalui
dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.
Dengan demikian pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat
mempengaruhi kualitas bangsa negara Indonesia. Kualitas pendidikan
dapat terwujud dan terlaksana dengan baik apabila pembelajaran berjalan
dengan terarah, dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah di
tentukan.

Suatu negara dianggap jauh dan tertinggal dari negara lain, manakala
kualitas pendidikannya rendah. Kualitas pendidikan di Indonesia pada
dewasa ini sangat memprihatinkan. Maka di perlukannya sebuah inovasi
pendidikan yang akan membuat kualitas pendidikan di Indonesia tidak
kalah saing dengan negara lain, sehingga kemajuan suatu negara yang
memiliki inovasi pendidikan yang baik dapat menciptakan kualitas sumber
manusia yang baik. Serta dengan semakin majunya suatu negara dapat
menimbulkan perubahan perubahan yang mengharuskan pendidikan
memiliki inovasi inovasi pendidikan yang baru untuk menyeimbangkan
pendidikan dengan zaman.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar Belakang di atas, maka tersusunlah rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi dan modernisasi pendidikan?
2. Apa persamaan dan perbedaan inovasi dan modernisasi pendidikan ?
3. Apa faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan?
4. Apa saja yang menjadi kendala dari inovasi pendidikan?
5. Bagaimana karakterisitik inovasi pendidikan?

C. TUJUAN
Sesuai rumusan masalah di atas maka tujuannya untuk
mengetahui dan memahami:
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan inovasi
dan modernisasi pendidikan,
2. Untuk mengetahui dan memahami persamaan serta perbedaan dari
inovasi dan modernisasi pendidikan,
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang perlu diperhatikan
dalam inovasi pendidikan,
4. Untuk mengetahui dan memahami kendala dari inovasi pendidikan
5. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik inovasi pendidikan.
6. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi dan Modernisasi Pendidikan
1. Pengertian Inovasi
Kata innovation (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan sebagai
segala hal yang baru atau pembaruan. Kata innovation terserap ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi “inovasi”, yang berar-ti “pembaruan”
atau “perubahan”. Untuk memperjelas pengertian inovasi pendidikan,
maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian discovery, invention,
innovation, dan modernisasi sebelum membicarakan tentang
pengertian inovasi pendidikan
Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang
sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum
diketahui orang. Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu
yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal
yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian
diadakan dengan hasil kreasi baru. Inovasi (innovation) ialah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik
itu berupa hasil invention maupun diskoveri.
Kata inovasi kadang juga dipakai untuk menyatakan sebuah
penemuan, karena hal yang baru itu merupakan hasil sebuah
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk
menerjemahkan kata dari Bahasa Inggris discovery dan invention.
Inovasi dapat diartikan sebagai penemuan sesuatu yang benar-benar
baru, artinya hasil kreasi manusia, benda atau hal yang ditemui itu
benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil
kreasi baru.
Inovasi dimaknai sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau
obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Inovasi pada hakikatnya

3
merupakan hasil sebuah pemikiran cemerlang yang bercirikan pada hal
yang baru. Dengan adanya inovasi membuat suatu perubahan yang
lebih baik dan dapat memecahkan berbagi persoalan yang terjadi.
Maka inovasi pendidikan dapat dikatakan sebagai perubahan
atau ide pembaruan dalam pendidikan dengan merubah beberapa hal
yang sudah cukup kurang efisien untuk di lakukan dan merubah
dengan suatu pembaharuan yang lebih maju sehingga dapat
tercapainya kualitas pendidikan yang baik.

2. Pengertian Modernisasi
Modernisasi adalah suatu proses perubahan dalam masyarakat.
Di mana para masyarakat merubah pola pikirnya dan memperbaharui
dirinya ke arah yang lebih baik lagi.Modernisasi juga dapat disebut
sebagai hasil dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
terus berkembang sampai sekarang. Sedangkan menurut KBBI
Modernisasi adalah suatu proses pergeseran sikap mentalitas
masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.
Modernisasi Pada umumnya menunjukkan terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju, lebih menyenangkan,
dan kesejahteraan hidup lebih meningkat. Dengan cara baru (modern),
sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Maka modernisasi pendidikan dapat diartikan sebagai
perubahan akan suatu hal yang berkaitan dengan pendidikan yang
dilakukan secara bertahap dan terus berkembang. Atau dikatakan
dengan perubahan pendidikan untuk mencapi kualitas baru yang
berbeda dari sebelumnya sehingga terjadi peralihan dari kualitas
tradisional ke kualitas modern.

4
B. Persamaan dan Perbedaan Inovasi dan Modernisasi
Kata inovasi dan modernisasi memiliki keterkaitan satu sama
lain, dimana keduanya sama sama memiliki makna perubahan,
Perbedaannya diantara keduanya hanya pada penekanan ciri dari
perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat,
sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan
dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah
maju. Jadi penerimaan suatu inovasi adalah tanda adanya modernisasi.

C. Faktor – Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi


Pendidikan
faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi
pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum dan fasilitas, dan
program/tujuan.
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan
merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan
kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar
kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang
hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan
guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar
individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain
yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya
kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman
dan keterampilan guru itu sendiri. Dengan demikian, maka dalam
pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan

5
inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya
memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi
pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka
akan menolak inovasi yang diperkenalkan kepada mereka.
Hal ini seperti diuraikan sebelumnya, karena mereka
menganggap inovasi yang tidak melibatkan mereka adalah bukan
miliknya yang harus dilaksanakan, tetapi sebaliknya mereka
menganggap akan mengganggu ketenangan dan kelancaran tugas
mereka. Oleh karena itu, dalam suatu inovasi pendidikan, gurulah yang
utama dan pertama terlibat karena guru mempunyai peran yang luas
sebagai pendidik, sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai dokter,
sebagai motivator dan lain sebagainya (Wright 1987).
2. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses
belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam
proses belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar
melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan
dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal
ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka
tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan, sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung
jawab bersama yang harus dilaksanakan dengan konsekuen. Peran
siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran
unsur- unsur lainnya, karena siswa bisa sebagai penerima pelajaran,
pemberi materi pelajaran pada sesama temannya, petunjuk, dan bahkan
sebagai guru. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan inovasi
pendidikan sampai dengan penerapannya, siswa perlu diajak atau
dilibatkan sehingga mereka tidak saja menerima dan melaksanakan
inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi seperti yang
diuraikan sebelumnya

6
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah
meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena
itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang
sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum dan tanpa mengikuti program-program yang ada di
dalamya, maka inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan
tujuan inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembaharuan
pendidikan, perubahan itu hendaknya sesuai dengan perubahan
kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan
pendidikan dan tidak mustahil perubahan dari kedua-duanya akan
berjalan searah.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar
mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas
merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang
akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi
pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik.
Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang
esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaruan pendidikan.
Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi pendidikan,
fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah,
bangku, meja dan sebagainya.
5. Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapkan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara
langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa
dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaruan

7
pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung,
sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang
ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat
menjadi lebih baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu
berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan
tentu akan terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak
diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi
pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi
dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
D. Kendala - kendala Dalam Inovasi Pendidikan
Terdapat enam faktor penghambat yang mempengaruhi
keberhasilan usaha inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum antara
lain adalah:
1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi
Di antara ke enam faktor, faktor kurang tepatnya perencanaan proses
inovasi merupakan faktor yang paling penting dan kompleks sebagai
hambatan pelaksanaaan program inovasi. Hambatan yang disebabkan
kurang tepatnya perencanaan atau estimasi (under estimating ) dalam
inovasi yaitu tidak tepatnya pertimbangan tentang implementasi inovasi,
kurang adanya hubungan antar anggota team pelaksana inovasi, dan
kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai atau
kurang adanya kerjasama yang baik. Secara terinci item yang termasuk
dalam faktor estimasi yang tidak tepat yaitu tidak adanya koordiansi antar
petugas yang berlainan di bidang garapannya, tidak jelas struktur
pengambilan keputusan, kurang adanya komunikasi yang baik dengan
pimpinan politik, perlu sentralisasi data penentuan kebijakan, terlalu
banyak peraturan dan undang-undang yang harus diikuti, keputusn formal
untuk memulai kegiatan inovasi terlambat, tidak tepatnya perimbangan
untuk menghadapi masalah penerapan inovasi, tekanan dari pimpinan
politik (penguasa pemerintahan) untuk mempercepat hasil inovasi dalam
waktu yang singkat.

8
2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat
Hambatan ini muncul karena adanya masalah-masalah pribadi seperti
pertentangan anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan
berbagai macam sikap pribadi yang dapat mengganggu kelancaran proses
inovasi. Secara terinci item yang termasuk masalah konflik dan motivasi
ialah: adanya pertentangan antar anggota team, antara beberapa anggota
kurang adanya saling pengertian serta saling merasa iri antara satu dengan
yang lain, orang yang memiliki peranan penting dalam proyek justru tidak
menunjukkan semangat dan ketekunan kerja, beberapa orang penting
dalam proyek terlalu kaku dan berpandangan sempit tentang proyek,
bantuan teknik dari luar tidak tepat, orang yang memegang jabatan penting
dalam proyek tidak bersikap terbuka untuk menerima inovasi, kurang
adanya hadiah atau penghargaan terhadap orang yang telah menerima dan
menerapkan inovasi.
3. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak
berkembangnya inovasi yang dihasilkan
Hal-hal yang berkaitan dengan macetnya inovasi antara lain sangat
rendahnya penghasilan per kapita, kurang adanya pertukaran dengan orang
asing, tidak mengetahui adanya sumber alam, jarak yang terlalu jauh, iklim
yang tidak menunjang, kurang sarana komunikasi, kurang perhatian dari
pemerintah, sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Adapun item yang termasuk dalam faktor tidak dapat berkembangnya
inovasi adalah lambatnya pengiriman material yang diperlukan, material
tidak siap tepat waktu, perencanaan dana biasanya tidak tepat walaupun
sudah tidak dipertimbangkan adanya inflasi (underestimate), sistem
pendidikan kolonial yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
orang yang sudah dilatih untuk menangani proyek tidak mau ditempatkan
sesuai kebutuhan proyek, terjadi inflasi, peraturan kolonial yang tidak
sesuai, jauhnya jarak antar tempat satu dengan yang lain, tenaga pelaksana
kurang mampu menangani proyeksesuai dengan yang direncanakan, terlalu
cepat terjadi perubahan penempatan orang-orang penting dalam proyek

9
sehingga dapat mengganggu kontinuitas.
4. Keuangan (finacial) yang tidak terpenuhi
Dalam analisa data ini masalah finansial dibedakan dengan faktor
yang menghalangi berkembangnya inovasi secara keseluruhan (faktor
yang ke-3), walaupun keduanya merupakan faktor yang serius
menghambat jalannya proses inovasi. Adapun item yang termasuk dalam
faktor finansial adalah : tidak memadainya bantuan finansial dari daerah,
tidak memadainya bantuan finansial dari luar daerah, kondisi ekonomi
daerah secara keseluruhan, prioritas ekonomi secara nasional lebih banyak
pada bidang lain daripada bidang pendidikan, ada penundaan dalam
penyampaian dana, terjadi inflasi. Tentang bantuan dana untuk suatu
proyek inovasi sering terjadi adanya peraturan bahwa pemerintah akan
memberikan bantuan bila masyarakat setempat (daerah) memiliki dana
sendiri (swasembada). Daerah tidak mempunyai dana maka pemerintah
tidak membantu. Dapat juga masyarakat tidak mau mengusahakan dana
karena tidak ada bantuan dari pemerintah, jadi merasa berat dan frustasi.
Oleh karena itu bantuan dan perhatian dari pemerintah sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan suatu inovasi pendidikan di daerah
tersebut.
5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
Faktor ke-lima ini berbeda dengan faktor yang lain dan memang
merupakan penolakan dari kelompok inovasi penentu atau kelompok elit
dalam suatu sistem sosial. Penolakan inovasi ini berbeda dengan keberatan
inovasi karena kurang dana atau masalah personalia dan sebagainya. Jadi
penolakan ini memang ada kecenderungan muncul dari kelompok penentu.
Adapun item yang termasuk dalam faktor ke- lima ini adalah : kelompok
elit yang memiliki wewenang dalam masyarakat tradisional menentang
inovasi atau perluasan suasana pendidikan,terdapat pertentangan ideologi
mengenai inovasi, proyek inovasi dilaksanakan sangat lambat, peraturan
kolonial meninggalkan sikap masyarakat yang penuh kecurigaan terhadap
sesuatu yang asing, keberatan terhadap inovasi karena sebab kepentingan

10
kelompok.
6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi
Faktor terakhir yang juga paling lemah pengaruhnya terhadap
hambatan inovasi adalah faktor yang terdiri dari dua hal yaitu hubungan
antar team dan hubungan dengan orang di luar team. Item yang termasuk
dalam kelompok ini adalah: ada masalah dalam hubungan sosial antar
anggota team yang satu dengan yang lain, ada ketidak harmoniasan dan
terjadi hubungan yang kurang baik antar anggota team proyek inovasi,
sangat kurang adanya suasana yang memungkinkan terjadinya pertukaran
pikiran yang terbuka. Pada umumnya, faktor penghambat inovasi yang
sering muncul di lapangan adalah berupa penolakan atau resistance dari
calon adopter, misalnya penolakan para guru tentang adanya perubahan
kurikulum dan metode belajar-mengajar, maka perlu kiranya masalah
tersebut dibahas. Menurut definisi dalam kamus John Echol dan
"Cambridge International English Dictionary of English" bahwa
Resistance is to fight against (something or someone) to not be changed
by or refuse to accept (something). Berdasarkan definisi tersebut di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penolakan (resistance) itu adalah
melawan sesuatu atau seseorang untuk tidak berubah atau diubah atau
tidak mau menerima perubahan tersebut.

E. Karakteristik Inovasi Pendidikan


Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas
dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya
penyebarluasan penggunaan kalkulator dan blue jean, dalam waktu kurang
1 sampai 5 tahun sudah merata ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan
penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata
setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Everett M.Rogers
(1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif

11
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau
kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya
atau mungkin dari factor status social (gengsi), kesenangan, kepuasan
atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin
menguntungkan bagi pengguna maka makin vepat tersebar inovasi.
2. Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
(values), pengetahuan lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi
yang tidak sesuai dengan nilai dengan norma atau nilai yang diyakini
oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan
norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat
kontrasepsi di masyarakat yang mempunyai keyakinan agamanya
melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran
inovasi akan terhambat.
3. Kompleksitas (complexity)
Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh oleh penerima akan cepat
tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.
Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori
penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh
kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum,
karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit
perut. Tentu saja ajakan itu sukar dimengerti, makin mudah
dimengerti suatu inovasi maka semakin mudah diterima oleh
masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi
oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh

12
masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan
cpat diterima jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat
melihat hasilnya.
5. Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati
proses serta hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati hasil srta
prosesnya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat, sebaliknya
inovasi yang sukar diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk
diterima masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit
unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi
yang menggunakan bibit unggul tersebut maka akan mudah inovasi
disebarluaskan dan diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta
huruf untuk belajar membaca dan menulis tidak dapat segera
dibuktikan karena para petani sukar untuk mambaca panduan atau
petunjuk yang diberikan.Zaltman, Duncan dan Holbek
mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi
dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan
kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50)
Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat
lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat
atribut inovasi yang dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:
a. Pembiayaan (cost),
cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
pembiayaan, baik pembiayaan pada awal penggunaan maupun
pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui
pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan
kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah
dasar. Ditinjau dari perkembangan pribadi anak, kemandirian
dalam usaha belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena
pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.

13
b. Balik modal (returns to investment),
atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang perusahaan
atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat dilaksanakan kalau
hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan
(perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn atribut ini
sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat
diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat.
c. Efisiensi,
inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau
hambatan.
d. Resiko dari ketidakpastian,
inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang
sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi.
e. Mudah dikomunikasikan,
inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya dapat dengan
mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
f. Kompatibilitas,
cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuaiannya dengan nilai-nilai (values) warga masyarakat.
g. Kompleksitas,
inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar dengan luas.
h. Status Ilmiah,
suatu inovasi yang dapat dengan mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan
inovasi yang sukar dimengerti dan sukar untuk digunakan oleh
peneria akan lambat proses penyebarannya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata innovation (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan
sebagai segala hal yang baru atau pembaruan. Kata innovation
terserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “inovasi”, yang berar-
ti “pembaruan” atau “perubahan”.
Modernisasi adalah suatu proses perubahan dalam
masyarakat. Kata inovasi dan modernisasi memiliki keterkaitan
satu sama lain, dimana keduanya sama sama memiliki makna
perubahan, Perbedaannya diantara keduanya hanya pada
penekanan ciri dari perubahan itu.
Karakteristik ionovasi pendidikan diantaranya yaitu adanya
keuntungan relative, kompatibel,kompleksitas, triabilitas, dan
observability.

B. Saran
Kita sebagai manusia menyadari bahwa manusia itu memiliki
kekurangan dan kesalahan yang menunjukan kepada
ketidaksempurnaan, maka oleh karena itu kita sangat mengharapkan
kritik dan saran konstruktif demi kebaikan kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Everret. M. Rogers. 1933. Diffusion of inovattion, New York. The free Press

https://www.academia.edu/9990396/
Unsur_dan_Karakteristik_Inovasi_Pendidikan

Hasan.2015.Inovasi dan Modernisasi pendidikan pondok pesantren.Pamekasan. Vol 23


No 2

http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/karsa/article/view/728/660

Kadi,Titi.2017. INOVASI PENDIDIKAN : UPAYA PENYELESAIANPROBLEMATIKA


PENDIDIKAN DI INDONESIA.Kalimantan timur.Vol 01,No 02.

https://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd/article/download/48/20/

Rosana,Ellya.2011. MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL.Vol 7, No 1

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/1529/1269

Sihombing, Basani, Lamhot, Dampak Inovasi Pendidikan Sebagai Sesuatu Bidang Studi
Pengantar Pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia, jurnal.unimed.ac.id, Vol 3,
No. 1, April 2010

Subadi,T.2012.BUKU INOVASI PENDIDIKAN.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3012/BUKU
%20INOVASI%20PENDIDIKANLesson%20Study.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Syarifudin, Amer. 2014. PENGHAMBAT INOVASI PENDIDIKAN

https://www.academia.edu/30540518/PENGHAMBAT_INOVASI_PENDIDIKAN

16

Anda mungkin juga menyukai