c59ff Modul - Otomasi Scada Edit
c59ff Modul - Otomasi Scada Edit
Modul Pelatihan Mata Pelatihan Otomasi ini ini disusun untuk pegangan bagi
setiap peserta pelatihan sebagai materi untuk meningkatkan kompetensinya
dalam upaya melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap kegiatan
penyelenggaraan SPAM. Peningkatan kompetensi ini menjadi penting sejalan
dengan Tugas dan Fungsi Aparatur Sipill Negara (ASN) sebagai target pelatihan
ini, sebagai Pembina dan Pengawas pelaksanaan Kebijakan Publik yang
berkenaan dengan Penyelenggaraan SPAM.
Modul Otomasi ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada para peserta
dalam melakukan Pembinaan dan Pengawasan kegiatan Penyelenggaraan
SPAM. Modul ini merupakan Modul ke-4 dari 8 Modul, dan masuk dalam
kategori Materi Inti bersama dengan Mata Pelatihan Air tak Berekening (NRW)
dan Efisiensi Energi.
Modul ini disusun dalam 7 (tujuh) Bab, meliputi Pendahuluan, Konsep Dasar
Otomasi dan SCADA, Kondisi Eksisting Permasalahan Monitoring dan Kontrol,
Tahapan Penyelenggaraan SCADA, Implementasi SCADA, Kelembagaan SCADA,
dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat
mempelajari materi dengan lebih mudah.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun
dan Para Narasumber atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk
mewujudkan modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa
mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan
perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi.
Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan
kompetensi ASN dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kegiatan
penyelenggaraan SPAM di Indonesia.
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL......................................................................vii
A. DESKRIPSI................................................................................................vii
B. PERSYARATAN........................................................................................viii
C. METODE..................................................................................................viii
D. ALAT BANTU/MEDIA...............................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. DESKRIPSI SINGKAT...................................................................................1
C. KOMPETENSI DASAR.................................................................................1
D. INDIKATOR HASIL BELAJAR........................................................................1
E. MATERI DAN SUBMATERI POKOK.............................................................2
F. ESTIMASI WAKTU......................................................................................3
BAB 2 KONSEP DASAR OTOMASI DAN SCADA...................................................1
A. INDIKATOR KEBERHASILAN.......................................................................4
B. PENDAHULUAN.........................................................................................4
C. KONSEP DASAR.........................................................................................4
D. KONSEP OTOMASI.....................................................................................5
E. KONSEP SCADA.........................................................................................7
F. TUJUAN SCADA.........................................................................................8
G. MANFAAT SCADA......................................................................................8
H. LATIHAN....................................................................................................9
I. RANGKUMAN............................................................................................9
A. DESKRIPSI
Modul Pelatihan Inovasi Manajemen dan Teknologi Bidang SPAM terdiri atas 3
(tiga) Kelompok, Yakni Materi Pengantar, Materi Inti dan Materi Penunjang. Dan
Modul ini, merupakan bagian dari Materi Inti yang juga terdiri atas 3 (tiga) Mata
Pelatihan, yakni Mata Pelatilhan Efisiensi Energi, Air Tak Berekening (NRW) dan
Otomasi.
Buku Modul ini memuat Mata Pelatihan Otomasi, yang terdiri atas 4 (empat)
Pokok Materi, Pertama adalah membahas mengenai Konsep Dasar Otomasi dan
SCADA, berikut tujuan dan manfaat dari Otomasi tersebut. Bab bab berikutnya
membahas tentang Kondisi Eksisting Permasalahan Monitoring dan Kontrol di
Indonesia Tahapan Penyelenggaraan SCADA, Implementasi SCADA,
Kelembagaan SCADA, dan Penutup.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena
materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-
modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling
berkaitan. Sebagaimana tujuan pembelajaran kegiatan belajar dalam Modul ini,
yaitu lebih memberikan penekanan terhadap tumbuhnya kesadaran akan arti
pentingnya penggunaan perlatan yang efisien dan efektif dalam sistem
penyediaaan Air Minum (SPAM), maka diperlukan metoda pengajaran interaktif
yang mampu menyentuh kesadaran para peserta pelatihan. Karena itu, modul
ini dilengkapi dengan materi berupa tayangan visual sebagai dasar untuk
membangun diskusi interaktif antar peserta.
Untuk memperkuat pemahaman peserta, Modul ini akan berkaitan erat dengan
kegiatan kunjungan lapangan dan simulasi. Kegiatan tersebut merupakan
latihan bagi peserta untuk mengetahui fungsi seluruh sistem Penyelenggaraan
Air Minum baik dari aspek manejemen maupun pennggunaan teknologinya.
Dengan kegiatan Kunjungan Lapangan tersebut, yang sebelumnya didahului
dengan pengantar, akan memberikan pemahaman lebih kepada peserta
mengenai titik-titik kritis penyelenggaraan SPAM. Dan, sebagai evaluasi akan
capaian pemahaman peserta, dilakukan presentasi hasil kunjungan lapangan
dengan menugaskan peserta untuk menganalisa permasalahan yang ditemukan.
Evaluasi dilakukan langsung saat presentasi dan diskusi berlangsung, oleh
Narasumber terhadap peserta. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur
B. PERSYARATAN
Dalam mempelajari buku ini peserta pelatihan dilengkapi dengan materi
Otomasi.
C. METODE
Dalam pelaksanaan pembelajaran modul ini, metode yang dipergunakan adalah
metoda pemaparan di dalam kelas, yang diberikan oleh narasumber yang akan
menjadi bahan bagi diskusi interaktif yang harus terbangun antara diantara
Peserta Pelatihan. Paparan yang diberikan juga dilengkapi dengan beberapa film
singkat mengenai berbagai kondisi dan permasalahan penyelenggaraan SPAM
yang berakitan dengan issue Efisiensi Energi di Indonesia.
D. ALAT BANTU/MEDIA
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan/atau Bahan Ajar
7. Film
8. Laser Pointer
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan umum yang dihadapi dalam penyediaan air minum saat ini antara
lain adalah masih rendahnya cakupan pelayanan air minum dari PDAM.
Rendahnya cakupan pelayanan tersebut secara operasional dapat merupakan
refleksi dari pengelolaan PDAM yang kurang efisien dan kurangnya pendanaan
untuk pengembangan sistem yang ada.
Sistem Penyediaan Air Minum yang umum digunakan di Indonesia adalah sistem
transmisi, produksi, dan distribusi. Pada semua sistem tersebut, perlu
senantiasa diadakan monitoring secara terus menerus untuk memastikan agar
semua operasi berjalan dengan baik. Monitoring tersebut tidak akan mungkin
bisa berjalan baik hanya dengan mengandalkan pengukuran secara insidentil
oleh operator. Jaminan berjalannya system akan bisa diberikan jika monitoring
bisa dijalankan berupa sebuah system otomasi yang terprogram dan berjalan
secara terus menerus, sehingga satu saat ketika ditemukan keanehan dalam
pengukuran dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menjelaskan
tentang konsep dasar otomasi dengan bahasan yang mengarah kepada proses
identifikasi persoalan dan kebutuhan bagi pengembangan teknologi SPAM yang
lebih hemat dalam penganggaran dengan penerapan dan pemilihan teknologi
yang ramah lingkungan, hemat energy dan berkelanjutan.
C. KOMPETENSI DASAR
Secara umum, setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan
diharapkan memahami konsep dasar otomasi dan mampu mengidentifikasi
persoalan dan kebutuhan dalam aplikasi system otomasi dalam system
Penyediaan air minum.
F. ESTIMASI WAKTU
Untuk mempelajari mata pelatihan Konsep Dasar Perencanaan dan Manajemen
TPA ini, dialokasikan waktu sebanyak 6 (enam) jam pelajaran.
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat memahami
konsep dasar Otomasi dan SCADA, mampu mengidentifikasi persoalan dan
kebutuhan Otomasi dan SCADA untuk Efisiensi Energi dan NRW serta mampu
menjelaskan target SCADA dalam bidang SPAM;
B. PENDAHULUAN
Submateri ini akan menjadi pengantar terhadap konsep dasar Otomasi dan
SCADA agar peserta nantinya memahami apa yang dimaksudkan dengan
Otomasi dan SCADA, bagaimana konsep keduanya dan apa perbedaannya,
mengapa harus dilakukan, tujuan yang ingin dicapai, serta manfaatnya. Dengan
demikian, submateri Konsep Dasar Otomasi Dan SCADA ini akan membahas 5
hal dasar yaitu:
a) Konsep Dasar
b) Konsep Otomasi
c) Konsep SCADA
d) Tujuan SCADA
e) Manfaat SCADA
C. KONSEP DASAR
Dalam setiap pengolahan milik pemerintah atau pun milik swasta, antar
peralatan selalu dihubungkan sebagai suatu sistem secara keseluruhan. Operasi
sistem harus diawasi untuk mengetahui kondisi yang diinginkan sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan. Jika sistem mengalami perubahan, sistem akan
diusahakan kembali menuju standar. Untuk melakukannya, sistem tersebut
harus dikendalikan.
Sistem pengawasan dan pengendalian dahulu dilakukan dengan cara - cara
sebagai berikut. Sistem mengandalkan indikator – indikator sederhana seperti
lampu, meter analog, alarm suara (buzzer), seorang operator sudah dapat
melakukan pengawasan terhadap mesin – mesin di pabrik. Dari indikator
tersebut, operator tersebut akan segera mengatur kembali peralatan agar
kembali ke keadaan standar.
D. KONSEP OTOMASI
E. KONSEP SCADA
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) dibangun untuk melakukan
pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) sistem secara terpusat.
Data Acquisition adalah sistem yang berfungsi untuk mengambil,
mengumpulkan, dan memproses data untuk kemudian disajikan sesuai
kebutuhan yang dikehendaki (Setiawan, 2016). SCADA dapat diartikan sistem
berbasis komputer yang dapat melakukan pengawasan, pengendalian, dan
akuisisi data terhadap suatu proses tertentu secara real time (M. Winanda, 2014
dalam Gary J. Finco, 2006). SCADA melakukan proses otomasi menggunakan,
menggantikan manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis), dan
proses-proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-
faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak. Sebagai contoh, SCADA
digunakan di seluruh dunia misalnya untuk:
1. Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk
mendeteksi besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional
circuit breaker, dan untuk mematikan/menghidupkan power grid;
2. Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan
dan pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan
berbagai macam faktor lainnya;
F. TUJUAN SCADA
Sistem instrumentasi dan kendali di instalasi pengolahan air minum memiliki
tujuan untuk mengoperasikan dan mengendalikan fasilitas pengolahan yang ada
mulai dari intake / sumber air baku sampai dengan pendistribusian dengan
aman, reliabilitas dan secara bersamaan dapat membantu manajemen dalam
melaksana-kan pengelolaan sebuah instalasi pengolahan air.
G. MANFAAT SCADA
Memaksimalkan proses pengolahan
Mengurangi biaya operasi dan pemeliharaan
Dapat Mengetahui Keseluruhan Sistem Proses Secara Langsung (Online dan
Real Time) sehingga dapat membantu dan mempermudah manajemen
dalam mengambil keputusan berkaitan dengan proses pelayanan air bersih
di lingkungan suatu kawasan pengolahan air minum.
I. RANGKUMAN
Di era sekarang ini khususnya menghadapi tantangan global dan industry 4.0
kebanyakan para pelaku Industri manufaktur berkembang di Indonesia lebih
mengedepankan lingkungan kerja yang lebih cepat , hemat biaya, dan semakin
inovatif. Untuk itu, penggunaan otomatisasi Industri yang semakin maju menjadi
pilihan utama. Dengan alasan untuk meningkatkan efektifitas dalam
pengawasan dan pengendalian maka penggunaan otomasi layak
dipertimbangkan untuk digunakan.
Demikian juga yang terjadi pada pengelolaan SPAM, kendala terjadi jika banyak
peralatan harus dikendalikan secara bersamaan oleh seorang operator.
Peralatan juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja, membutuhkan operator yang
terus menjaga peralatan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan di
dalam sistem agar control operasi serta pengawasan dapat dilakukan secara
real time dan konsisten. Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan
sisem otomasi (automation).
Beberapa sistem kontrol diantaranya adalah Programmable Logic Controller
(PLC), Distributed Control System (DCS), Supervisory Control and Data
Acquisition (SCADA). SCADA dapat diartikan sistem berbasis komputer yang
dapat melakukan pengawasan, pengendalian, dan akuisisi data terhadap suatu
proses tertentu secara real time.
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
mengidentifikasi persoalan dan kebutuhan Otomasi dan SCADA untuk Efisiensi
Energi dan NRW
B. PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan analisa dan kebutuhan terkait otomasi dan SCADA tentu
diperlukan informasi dan data kondisi SPAM eksisting sehingga akan diketahui
seberapa besar sistem otomasi dan SCADA diperlukan. Oleh karena itu pada
submateri ini akan diuraikan :
1. Inefisiensi Dalam Pengelolaan SPAM
2. Identifikasi Permasalahan Terkait SCADA di Lapangan
E. LATIHAN
1. Jelaskan salah satu inefisiensi yang terjadi di unit pengolahan air minum.
F. RANGKUMAN
Inefisiensi dalam pengelolaan SPAM dapat menjadi permasalahan yang serius
karena dapat mengakibatkan pengeluaran biaya yang tinggi untuk bahan kimia
dan energi, baik listrik maupun BBM yang dapat mencapai 20%-30% dari total
biaya operasional PDAM. Dari 391 yang ada di Indonesia pada tahun 2018 (data
dari laporan kinerja BPPSPAM), sebagian besar pengelolaan SPAM yang meliputi
unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan masih dikelola
secara konvensional. Pengelolaan secara konvensional ini berpengaruh
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memanfaatkan sebuah sistem otomasi yang terintegrasi menggantikan
pengelolaan konvensional. Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah
Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA).
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan elemen-elemen SCADA dan data yang diperlukan dalam sebuah
perancangan sistem SCADA
B. PENDAHULUAN
Setelah mengidentifikasi kondisi eksisting dan permasalahannya maka
dilanjutkan dengan melakukan tahapan penyelenggaraan SCADA melalui sebuah
perancangan SCADA. Sebelum melakukan perancangan tentu perlu mengerti
terlebih dahulu elemen-elemen apa saja yang ada baik hardware maupun
software nya. Selanjutnya diperlukan identifikasi kebutuhan data untuk sebuah
perancangan, jenis sensor yang diperlukan dan dapat digunakan di PDAM. Oleh
karena itu maka pada submateri penyelenggaraan SCADA ini akan dibahas
tentang :
1. Sistem Kontrol Otomatis
2. Sistem Konfigurasi SCADA
3. Identifikasi Ketersediaan Data Dalam Perancangan
4. Identifikasi Sensor di Proses Pengolahan Dan Distribusi
5. Tipe dan Jenis Sensor Yang Dapat Digunakan di PDAM
6. Contoh Aplikasi SCADA
Transmitter
1. Hardware
Hardware pada sistem otomasi menggunakan SCADA meliputi plant/field
device, panel kontrol SCADA beserta jaringannya.
a) Plant/field Device
Suatu proses lapangan yang diwakili oleh sensor dan aktuator. Kondisi
dari setiap peralatan akan diukur menggunakan sensor. Hasilnya, sensor
akan melanjutkan data tersebut menuju PLC ataupun RTU. Sedangkan
fungsi yang dimiliki aktuator ialah untuk menjalankan kendali fisik
terhadap peralatan.
Gambar 7. PLC
(Sumber: Priswanto, 2017)
Pada Gambar 10-11, terdapat beberapa sensor yang disarankan untuk dipakai di
pengolahan dan distribusi. Lokasi penempatan unit sensor kualitas dan kuantitas
air ditinjau berdasarkan arah aliran dan proses pengolahan air pada Instalasi
Pengolahan Air Minum.
Gambar 12. Ultrasonic Flow Meter (kiri) Aplikasi Ultrasonic Flow Meter (kanan)
(sumber: rudywinoto.com (kiri), flowmasonic.com (kanan))
5. Sensor Kekeruhan
Sensor kekeruhan umum digunakan pada
sistem produksi di dalam instalasi
pengolahan air. Sensor ini berfungsi untuk
membaca nilai kekeruhan pada air yang
diolah dan hasil datanya dapat digunakan
sebagai control kualitas dari hasil tiap unit
Gambar 20.Sensor Kekeruhan
pengolahan.
(sumber: bukalapak.com)
J. RANGKUMAN
Penyelenggaraan SCADA akan melalui tahapan perancangan SCADA dengan
terlebih dahulu mengenal sistem konfigurasi dan elemen-elemen pendukung
SCADA yang harus ada baik hardware maupun softwarenya, protocol
komunikasi dan database server. Hardware pada sistem otomasi menggunakan
SCADA meliputi plant/field device, panel kontrol SCADA beserta jaringannya.
Bagian paling dasar dari sistem konfigurasi sistem otomatis ialah peralatan
PDAM, misalkan berupa alat - alat yang sudah dijelaskan sebelumnya.
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu mengenal dan
memahami bagaimana implementasi sistem SCADA dalam rangka
penanggulangan Air Tak Berekening (ATR) atau Non Revenue Water (NRW) dan
penanggulangan Efisiensi Energi
B. PENDAHULUAN
Referensi implementasi otomasi dan SCADA untuk membantu pelaksanaan
penurunan NRW dan in-efisiensi energi dapat diperoleh melalui berbagai
referensi serta pengalaman implementasinya dari luar negeri maupun dalam
negeri. Dari dalam negeri yaitu dari PDAM-PDAM yang telah berhasil
menerapkan sistem SCADA sebagai alat bantu untuk mempermudah fungsi
monitoring dan kontrol pengelolaan SPAM, termasuk penurunan NRW dan
Efisiensi Energi.
Submateri implementasi SCADA akan membahas tentang :
a. Lesson Learned SCADA
b. Implementasi SCADA untuk Efisiensi Energi Dan Air Tak Berekening
c. Langkah-Langkah Implementasi Sistem Kontrol Otomatis
1. Kelebihan
- Mempermudah monitoring atau kontrol unit produksi, unit distribusi,
air tak berekening, dan biaya operasional;
- Data yang ditampilkan pada tampilan SCADA (human machine
interface) adalah data real time, sehingga mempermudah dalam
evaluasi dan pemberian rekomendasi. Contohnya dalam menganalisis
titik kebocoran;
G
ambar23.Human Machine Interface-Dosis dan Biaya Koagulan
Pada Gambar 23, dapat dilihat diagram alir dari biaya listrik sebelum dan
sesudah penggunaan SCADA di PDAM Tirtanadi Kota Medan. Pada awalnya
biaya listrik tanpa adanya kegiatan saving melalui pemasangan SCADA sebesar
Rp. 117.076.998,-/bulan. Dengan menggunakan SCADA, dapat dilakukan
penghematan listrik sebesar 33% atau sekitar Rp.35.160.812,-/bulan.
Berdasarkan Gambar 24, diketahui bahwa skenario pembayaran jasa ESCO atas
penginstalan dibayar melalui 90% dari keuntungan selama 32 bulan. Setelah
bulan ke-32, keuntungan 100% kepada pihak PDAM sebagai owner. Total
keuntungan PDAM setelah bulan-32 sebesar Rp.379.734.772,- per tahun.
Pada sistem distribusi, selalu dipasang sensor tekanan dan flow meter. Secara
teoritis, jika debit pemakaian meningkat maka tekanan di dalam pipa akan
menurun, sebaliknya, semakin rendah debit pemakaian, maka tekanan akan
meningkat karena debit air di dalam pipa meningkat. Pada Gambar 26,
diketahui bahwa pada jam 07.00-13.00 di awal, debit pemakaian menurun
namun tekanan tetap rendah, kemungkinan sedang telah terjadi kebocoran di
daerah Asri.
Gambar 26. Human Machine Interface-Grafik Tekanan dan Debit Terhadap Waktu
Dengan menggunakan sistem SCADA titik kebocoran dapat diperkirakan lebih
cepat, sehingga perbaikan dan tindakan preventif selanjutnya dapat dilakukan
dengan segera. Perbaikan dan tindakan preventif yang cepat, akan mengontrol
angka kehilangan air atau air tak berekening.
1. Umum
Koordinasi antara
owner dan vendor
Basic Design
Detail Engineering
Internal Testing
Eksternal Testing
Instalasi alat
f) Proposal Sistem
Dalam pemilihan vendor yang akan memasang SCADA, perlu
diperhatikan proposal yang diajukan oleh setiap vendor. Hal yang paling
penting diperhatikan adalah spesifikasi sistem yang diajukan haruslah
dapat memenuhi kebutuhan lapangan. Selanjutnya dari beberapa
vendor yang memenuhi spesifikasi, dipilih berdasarkan biaya (budget)
yang paling hemat.
g) After-sale Service
After-sale service merupakan pelayanan yang diberikan oleh vendor
setelah pembayaran dari owner kepada vendor. Umumnya after-sale
service berupa:
1) Modifikasi, pihak vendor harus siap saat pihak owner meminta untuk
melakukan modifikasi.
2) Perbaikan, jika saat beroperasi sistem mengalami gangguan atau
kerusakan yang berasal dari sistem itu sendiri, pihak vendor akan
membantu memperbaikinya.
3) Perawatan secara berkala, pihak vendor menyediakan pelayanan
untuk kalibrasi alat serta pemeriksaan kondisi alat dan sistem. Pihak
vendor juga harus memberikan laporan untuk setiap temuan dalam
pemeriksaan sistem.
3. Perawatan
Meskipun pihak vendor memberikan pelayanan after-sale service, pihak
owner harus memahami perawatan SCADA secara umum. Perawatan yang
dilakukan antara lain:
a) Kalibrasi alat
Semua alat ukur yang dipakai dalam setiap instalasi, dalam pemakaiannya
memerlukan kalibrasi. Kalibrasi memastikan hasil dari pengukuran
parameter sesuai dengan kondisi standar alat. Jika alat tidak dikalibrasi,
hasil yang diberikan tidak akurat.
F. LATIHAN
1. Sebutkan kelebihan dari penggunaan sistem kontrol otomatis dan SCADA
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan sistem kontrol
otomatis dan SCADA
3. Pada Grafik 1 di soal nomor 22, analisis estimasi pukul berapa terjadinya
kebocoran dan berikan alasannya terkait tekanan dan debit.
4. Buatlah diagram alir tahapan umum penyelenggaraan SCADA dan berikan
penjelasan.
G. RANGKUMAN
Materi lesson learned dan kisah sukses yang disajikan diharapkan akan menjadi
kunci pemahaman dan pembelajaran untuk peserta dapat memahami
penerapan sistem SCADA, keuntungan yang akan diperoleh melalui penerapan
SCADA serta hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penerapannya.
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami
bentuk kelembagaan yang paling cocok diterapkan sehingga nantinya dapat
menggerakkan agenda peningkatan kinerja SPAM
B. PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang diperlukan dalam penyelenggaraan otomasi dan SCADA
ini adalah aspek kelembagaan. Bentuk kelembagaan seperti apa yang cocok
dalam penerapan sistem otomasi atau SCADA. Pada submateri ini akan dibahas
tentang Kelembagaan SCADA.
C. KELEMBAGAAN SCADA
Pada Gambar 29, dalam penerapan sistem SCADA, idealnya terdapat empat
divisi yang saling terintegrasi satu sama lain, yaitu divisi teknologi informasi,
divisi produksi, divisi distribusi dan divisi air tak berekening atau non revenue
water (NRW).
Berikut adalah fungsi dari masing-masing divisi:
1. Divisi Teknologi Informasi
Divisi teknologi informasi, bertanggung jawab terhadap software dan
hardware di semua lingkup PDAM, termasuk produksi, distribusi, dan air
tak berekening. Terkait penerapan SCADA, divisi teknologi informasi
bertugas untuk merancang sistem SCADA, meliputi coding,
pengimplementasian komponen-komponen SCADA di lapangan seperti
sensor, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan dari divisi produsi,
distribusi, dan air tak berekning.
2. Divisi Produksi
Divisi produksi, bertanggung jawab untuk memberi input kepada divisi
teknologi informasi terkait kebutuhan sensor, memonitoring proses
produksi secara berkala, melakukan analisis dan evaluasi, serta
melakukan riset dan pengembangan terkait produksi air.
3. Divisi Distribusi
Divisi distribusi, juga bertanggung jawab untuk memberi input kepada
divisi teknologi informasi terkait kebutuhan sensor di jaringan