DISUSUN OLEH:
Dewi Meliuasari,SST.Mkes
Fitryani Pulungan,SST.Mkes
Wardati Humaria,SST.Mkes
3.Penyusun modul:
NIP :
Perangkat/Golongan :
Jabatan Dosen :
Wardati Humaria,SST.Mkes
4.Nomor Pustaka :
Mengetahui,
KATA PENGANTAR……………………………………………….3
DAFTAR ISI………………………………………………………..... 4
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 5
SOAL……………………………………………………………19-22
2.2.PERUBAHAN FISIOLOGI
-Perubahan sistem…………………………………………………24-31
-Perubahan pernapasan…………………………………………….32
-Perubahan pencernaan……………………………………………33-34
-Perubahan perkemihan……………………………………………35-36
-Perubahan endokrin……………………………………………….43-44
-Perubahan hematologi…………………………………….46
SOAL………………………………………………………48-50
SOAL……………………………………………………………..57-58
-Bounding attachment…………………………………….60
Bounding attachment……………………………………..63
SOAL………………………………………………………..70-63
-Perdarahan pervagina………………………………..65-75
SOAL……………………………………………………….91-92
-Tindak mandiri…………………………………………..94
- Tindak kolaborasi……………………………………….95-96
-Tindak pengawasan………………………………………97
SOAL………………………………………………………106-107
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………108
Salam sejahtera untuk anda semua. Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang
mungkin terjadi pada masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/ eklampsia,
perdarahan post partum, depresi masa nifas, dan infeksi masa nifas. Diantara
resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian pada ibu
nifas, yakni infeksi dan perdarahan. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002 / 2003 menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
pada tahun 2007 AKI menjadi 263 per 100.000 kelahiran hidup.
Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah
komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas tidak ditangani dengan baik dan
tepat waktu. Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas
(10%), ini terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, perdarahan (42%)
(akibat robekan jalan lahir, sisa placenta dan atonia uteri), eklampsi (13%), dan
komplikasi masa nifas (11%) (Siswono, 2005). Sedangkan jumlah kematian ibu
pada masa nifas di Propinsi Riau cenderung meningkat, berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Propinsi Riau bahwa jumlah kematian ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, dan masa nifas tahun 2007 sebanyak 179 orang, tahun
2008 sebanyak 199 orang,
Modul ini adalah modul yang harus anda pelajari dan kuasai. Pada modul 1 ini,
kita akan mempelajari konsep dasar masa nifas.
Proses pembelajaran untuk materi Asuhan Kebidanan Nifas dapat berjalan dengan
lebih lancar apabila anda mengikuti langkah - langkah belajar sebagai berikut :
1. Mampu berprilaku profesional
2. Mampu membeikan asuhan kebidanan secara efektif
3. Mampu memberikan penangan kegawat daruratan sesuai dengan
kewenangannya.
Akhirnya saya ucapkan selamat belajar, semoga sukses dalam mempelajari materi
dalam modul ini dan selamat untuk mengikuti modul berikutnya.
1. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
2. Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta
(menandai akhir dari periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran
reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini juga disebut
puerperium (Varney, 1997)
3. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
4. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
5. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas
berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr, 2006).
6. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009).
7. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6minggu setelah Melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).2.
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas, yaitu sebagai
berikut :
Pengecilan Rahim atau involusi
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil
serta membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya. Pada wanita
yang tidak hamil, berat Rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang lebih
sebesar telur ayam. Selama kehamilan, Rahim makin lama akan makin membesar.
Bentuk otot Rahim mirip jala berlapis tiga dengan serat-seratnya yang
melintang kanan, kiri dan transversal. Diantara otot-otot itu ada pembuluh darah
yang mengalirkan darah ke plasenta. Setelah plasenta lepas, otot Rahim akan
berkontraksi atau mengerut, sehingga pembuluh darah terjepit dan perdarahan
berhenti. Setelah bayi ahir, umumnyaa berta Rahim menjaddi sekitar 1000 gram
dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari dibawah umbilicus. Setelah 1 minggu
kemudian beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram. Sekitar 2 minggu beratya
sekitaar 300 gram dan tidak dapat diraba lagi.
Jadi secara alamiah Rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan
kebentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Pada
saat ini dianggap bahwa masa nifas sudah selesai. Namun, sebenarnya Rahim
akan kembali keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3
bulan setelah masa nifas. Selama masa pemuuulihan 3 bulan ini, bykan hanya
Rahim saja yang kemabli normal, tapi juga kondisi ibu secara keseluruhan.
c. Periode Letting Go
- Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga
- Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan social
- Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.
Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini
bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah
dan mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi :
Kunjunga Waktu Tujuan
n
1 6-8 jam setelah Mencegah terjadinya perdarahan
persalinan pada masa nifas
Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan dan meberi
rujukan bila perdarahan berlanjut
Memberikan konseling kepada
ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
Pemberian ASI pada masa awal
menjadi ibu
Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia
Jika bidan menolong persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi
3. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik
a. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c. Periode immediate postpartum
d. Masa puerperium.
4. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, termasuk dalam
fase :
a. Taking in
b. Taking hold
c. Letting go
d. Depresi
1. C 6. B
2. A 7. C
3. B 8. B
Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas 23
4. C 9. A
5. B 10. D
Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas 24
MODUL 1
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
Perubahan Fisiologis Pada Masa
Nifas
KEGIATAN BELAJAR 2
Perubahan Fisiologis
Pada Masa Nifas
PERUBAHAN
SISTEM
REPRODUKSI
Uterus
a. Pengertian
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar
karena telah mengalami perubahan besar selama masa kehamilan dan
persalinan. Pembesaran uterus tidak akan terjadi secara terus menerus,
sehingga adanya janin dalam uterus tidak akan terlalu lama. Bila
adanya janin tersebut melebihi waktu yang seharusnya, maka akan
terjadi kerusakan serabut otot jika tidak dikehendaki. Proses
katabolisme akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah
tersebut.
e. Lochea
Lokia dalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Loche mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lokia mempunyai bau yang anyir (amis) meskipun tidak
terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanit. Lokia
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokia mengalami
perubahan karena proses involusi.
Cerviks
Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas)
untuk mendapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan,
kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur-
angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah
melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusat, 2
pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih
seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan
bergaris-garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan
kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk
memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu mengencangkan
kembali otot perut.
a. Nafsu makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan
nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari.
b. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan
dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid
ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Komponen Urine
Diuresis Postpartum
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemig selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di
daerah-daerah kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh
dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak
sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan auhan untuk
mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak
merasa untuk berkemih.
PERUBAHAN SISTEM
MUSCULOSKETAL
1. Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah gejala pascapartum jangka panjang yang sering
terjadi. Mekanisme yang menghasilkan nyeri punggung yang
dihipotesis oleh beberapa ahli peneliti adalah ketegangan postural pada
system musculoskeletal akibat posisi pada saat persalinan. Nyeri
punggung umumnya tidak berat.
2. Sakit Kepala
Sakit pada leher dan nyeri pada bahu sakit kepala jangka pendek yang
timbul setelah persalinan terjadi selama minggu pertama pascapartum
dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan yang
berlangsung selama enam minggu. Sakit kepala pascapartum sangat
menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan
memengaruhi aktivitas. Sakit kepala akibat fungsi postdural pada
wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor.
Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul
setelah pemberian anastesi umum.
Kebutuhannya ialah:
3) Sendi tulang pada pinggang menjadi lentur (batas normal 6-8 minggu)
Hal ini terjadi dikarenakan saat adanya lordosis yang berat pada saat hamil
dan fleksi anterior leher serta merosotnya lingkar bahu yang menyebabkan
traksi pada nervus ulnaris dan medianus.
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
PERUBAHAN ENDOKRIN
d. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human
chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai
omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpatum. Penurunan
hormone human plecenta lactogen (Hpl), estrogen dan kortiosol, serta
placenta enzyme insulinasi membalik efek diabetogenik kehamilan,
sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa
a. Relaxin
b. Estrogen dan progesteron
c. Hormon plasenta
d. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
17. Faktor yag menyebabkan hasil rendah palsu pada pemeriksaan HB sahli
adalah ...
19. Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relative akan bertambah. Keadaan iniakan menimbulkan
a. beban pada hati.
b. beban pada jantung,
c. beban pada paru-paru
d. beban pada lambung
1. D 11.C
2. A 12. D
3. C 13.A
4. B 14. C
5. A 15. A
6. C 16. A
MODUL 1
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU PADA
MASA NIFAS
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atau pasangan suami istri.
Realisasi tanggung jawab sebagai seorang ibu setelah melahirkan bayi sering kali
menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita dan merupakan factor pemicu
munculnya gangguan emosi,intelektual, dan tingkah laku pada seorang wanita.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran
barunya sebagai seorang ibu. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom yang
oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues.
Banyak factor yang diduga berperan pada sindrom ini, salah satu yang penting
adalah kecukupan dukungan social dari lingkungannya ( terutama suami ). Kurangnya
dukungan social dari keluarga dan teman khususnya dukungan suami selama periode
nifas diduga kuat merupakan factor penting dalam terjadinya post-partum blues. Ada
banyak perubahan yang telah terjadi di masa 9 bulan yang lalu dan bahkan lebih yang
terjadi sekarang, bahkan seorang ibu nifas mungkin merasa sedikit ditinggalkan atau
dipisahkan dari lingkungannya.
Perlu diingat bahwa setiap wanita membutuhkan kasih sayang, pengakuan dari
manusia lain serta butuh dikenal, butuh dihargai, butuh diperhatikan dan butuh
mendapat dukungan dari orang lain, keluarga dan teman terutama setelah melahirkan
dimana pada periode ini cukup sering seorang ibu menunjukkan depresi ringan
beberapa hari setelah melahirkan. Depresi ringan setelah melahirkan tersebut
merupakan akibat dari beberapa factor penyebab yang paling sering adalah :
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami
kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan karena adanya perubahan
peran.
2. Rasa sakit yang timbul pada masa nifas awal
3. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan post-partum
4. Kecemasan pada kemampuan untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit/klinik bersalin.
5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya (body image)
6. Riwayat perkawinan yang abnormal
7. Riwayat kelahiran mati atau cacat
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dalam melewati periode ini, bidan
sebagai provider harus bertindak bijaksana, dapat menunjukkan rasa empati,
menghargai dan menghormati setiap ibu bagaimana adanya, misalnya memperhatikan
3. Letting go
Kemurungan masa nifas umumnya terjadi pada ibu baru. Hal ini disebabkan
oleh perubahan dalam tubuh seorang wanita selama kehamilannya serta perubahan-
perubahan irama atau cara hidupnya sesudah bayinya terlahir. Yang beresiko
mengalami kemurungan pasca bersalin adalah wanita baru, kesulitan menyusui
bayinya. Post partum blues adalah bentuk depresi yang paling ringan, biasanya timbul
antara hari ke 2 sampai 2 minggu. Post partum blues dialami hingga 50-80% ibu yang
baru melahirkan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal pada pertengahan masa
post partum.
1. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
2. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan.
3. Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami.
4. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha
melakukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik.
5. Cukup istirahat
6. Menghindari perubahan hidup yang drastis.
7. Berolahraga ringan
8. Berikan dukungan dari semua keluarga,suami atau saudara.
9. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang professional agar dapat
memfasilitasi factor resiko lainnya selama masa nifas dan membantu dalam
melakukan upaya pengawasan
Depresi berat akan terjadi biasanya pada wanita/ keluarga yang pernah
mempunyai riwayat kelainan psikiatrik. Selain itu, kemungkinan dapat terjadi pada
kehamilan selanjutnya.
2.B
3.D
4.A
5.C
KEGIATAN BELAJAR 1
e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin).
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjadi proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya.
d. Suara (voice)
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat
mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,
meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotic
dari rahim yang melekat dalam telinga.
g. Bioritme (biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme) ataupun menyesuaikan irama dirinya sendiri.
1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan kepada ibu dan keluarga untuk memberikan respon
positif tentang bayi nya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3. Sewaktu pemeriksaan ANC, bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh
dan meraba perutnya yang semakin membesar
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
5. Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
ketrampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran, nanti tidak
merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki
waktu yang seperti ibu inginkan
6. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu
cara Bounding Attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya
bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu
untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayi nya dan
ingin segera memeluk bayi nya. Pada kasus bayi atau ibu dengan resiko, ibu
dapat tetap melakukan Bounding attachment ketika ibu memberi ASI bayinya
atau ketika megunjungi bayi di ruang perinatal.
Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda.Hal
ini dapat di sebabkan oleh oleh berbagai hal, di antaranya reaksi emosi maupun
pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak,
keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir,
ada yang positif dan ada juga yang negatif.
1. Respon positif
Dapat di tunjukan dengan :
1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia
2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik
3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi
4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi
2. Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan :
1. Kelahiran bayi tidak diinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan
2. Kurang bahagia karena kegagalan KB
3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa
kurang mendapat perhatian
4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran
dalam membina keluarga karna kecemasan dalam biaya hidupnya
5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karna anak lahir cacat
6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan
rasa malu dan aib bagi keluarga.
Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua
terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi perilaku memfasilitasi dan perilaku
penghambat.
Perilaku Memfasilitasi :
1. Menatap, mencari ciri khas anak.
2. Kontak mata.
3. Memberikan perhatian.
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik.
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
6. Memberikan senyuman.
7. Berbicara/bernyanyi.
8. Menunjukkan kebanggaan pada anak.
9. Mengajak anak pada acara keluarga.
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
1. Faktor internal.
Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan menginternalisasikan
dalam diri mereka, moral dan nilai,kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait,
pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan
(mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang
tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan).
2. Faktor eksternal
Yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap
dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu
jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
2. SIBLING RIVALRI
Menurut Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008), ”sibling”
adalah anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atau perempuan.
Rivalry adalah keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah
kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan
perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan
atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah
hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun
pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan
antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate
relationship.
A. PENYEBAB SIBLING RIVALRY
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
C. MENGATASI SIBLING RIVALRY
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu
sama lain.
3. Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan
mereka. Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru,
tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan mereka sendiri . Adaptasi yang
ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam
keluarganya, misalnya:
a. Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
b. Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
c. Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila
mengganggu kegiatan mereka sendiri.
d. Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.
1. A
2. B
3. A
4. C
5. C
MODUL 2
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA
NIFAS DAN PENANGANANNYA
Tindakan Segera
1. Memaantau keadaan ibu dan tanda- tanda vital ibu untuk mencegah
terjadinya tanda dan gejala syok
2. Melakukan masase fundus uteri dan merangsang puting susu
Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara IM,IV,atau
SC
3. Memberikan drivat prostaglandin F2a ( carboprost tromethamine) yang
kadang memberikan efek samping berupa diare, hipertensi, mual muntah,
febris, dan taki kardia. Pemberian misoprostol 800-1000ug per rectal
4. Melakukan kompresi bimanual internal
2. Plasenta Akreta
Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga
memasuki sebagian lapisan miornetrium.
3. Plasenta Inkreta
Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai / memasuki miornetnum.
4. Plasenta Perlireta
Plasenta perlireta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
5. Plaserita Inkarserata
Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri.
(1) Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum
(2) Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani
(3) Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
(4) Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rectum
Sikap Bidan
Bidan hanya diberi kesempatan utk melakukan pelepasan sisa plasenta
dengan manual atau digital dalam keadaan darurat dengan indikasi
perdarahan.Bila dengan cara tersebut tidak bisa teratasi, pasien segera
dirujuk.
e) Inversio Uteri
Inversion uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian
atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.
Pembagian inversio uteri :
1. Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menunjol ke dalam kavum uteri namun
belum keluar dari rongga rahim.
a) Vulvitis
Pada luka infeksi bekas sayatan episiotomy atau luka perineum, jaringan
sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah
terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
b) Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
perineum. Permukaan inukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus,
c) Servisitis
· Bila luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,
demam naik sampai 39° - 40° disertai mengigil.
Penanganan
· Roborantia
2. Endometritis
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita pada hari pertama merasa
kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari ketiga suhunya meningkat, nadi cepat,
namun dalam kurun waktu 1 minggu keadaan akan menjadi normal. Pada
infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah
penjalaran.
a. Uterus membesar
c. Uterus lembek
d. Suhu meningkat
e. Nadi menurun
a) Septikemia
b) Pyemia
a. Perut nyeri.
a) Peritonitis
Penanganan:
Penanganannya :
1) Pre Eklampsi Ringan
Rawat Jalan
Banyak istirahat
Diet TKTP
Diet rendah garam, lemak, dan KH
Konsumsi multi vitamineral sayuran dan buah
Pemberian sedatif ringan (Diazepam 3 x 2 mg) atau luminal 3 x 30 mg
selama seminggu
Cek lab (HB, AL, Ct, Bt, Gold a, AT), darah kimia (alb, globulin, gula
darah sewaktu, ureum creatinin, got, gpt)
Cek lab urine (uji faal hati, faal ginjal, estriol)
Kontrol tiap minggu
Rawat Inap
Dalam 2 minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan
BB bertambah
Timbul salah satu pre eklampsi berat
Deteksi melalui
a) Data subjektif
Vital sign: nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu normal, dan
pernapasan meningkat.
Terdapat oedem pada wajah sampai berwarna biru
Pasien kelihatan pucat
Ujung jari pucat sampai berwarna biru
Berkeringat
Aktivitas berkurang
Pemeriksaan EKG
Penanganan :
Perbanyak istirahat
Diet TKTP rendah garam
Pemantauan melekat vital sign
Rujuk ke alhi penyakit dalam (bagi seorang bidan) jika dalam RS lakukan
kolaborasi dengan ahli lain (ahli penyakit dalam, ahli gizi)
b)
E. Data objektif
Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Penanganan :
Kasus II
3. Dari kasus II, seorang ibu telah mengalamiinfeksi nifas. Gambaran tresebut
merupakan infeksi nifas berbentuk...
a. Infeksi akut
b. Infeksi umum
c. Infeksi lokal
d. Infeksi kronis
4. Pencegahan yang tepat untuk kasus II adalah...
a. Plasenta previa
b. Plasenta rest
c. Pendaran post partum
d. Pendarahan
6. Penagana aktif kala III sebaiknya dilakukan dengan baik & hati-hati. Hal
tersebut bertujuan untuk...
a. 6 cm
b. 5 cm
a. Ektogen
b. Escherica coli
c. Clostridium wechii
d. Patogen
9. Infeksi nifas dapat berbentuk...
Kasus 2
Kasus III
Ny. T, seorang ibu rumah tangga, datang ke poli kandungan dengan keluhan ada
bengkak di daerah kemaluan bagian bawah, ada leukore, panas dan nyeri
waktu kencing. Dari hasil anamnesa, suami bekerja sebagai driver bus antar-
propinsi dan pulangnya 1 minggu sekali.
a. Vulvitis
b. Vaginitis
d. Bartholinitis
e. Endometriosis
a. Sifilis
b. Gonore
c. Tuberkolose
d. Candidiasis
e. Trikomoniasis
a. Bartholinitis
b. Vaginitis
c. Cervixitis
d. Endometriosis
e. Miometritis
14. Tindakan yang sesuai dengan kewenangan bidan dalam menangani kasus
yang dialami Ny. T adalah …
1. A 8. D
2. D 9. A
3. B 10. D
4. D 11. A
5. C 12. E
6. A 13. A
7. C 14. B
KEGIATAN BELAJAR 3
TINDAK LANJUT MASA NIFAS DI
RUMAH
Angka kematian ibu pada masa nifas di Indonesia masih tinggi sekitar
60% sehingga pencetusan pembuatan program dan kebijakan teknis mengenai
jadwal kunjungan masa nifas paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
6 jam sampai 42 hari pascapersalinanoleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas
diperlukan pada priode ini karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayinya.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan yang tejadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa
neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi
terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir
terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
- Keuntungan :
Kunjungan rumah postpartum memilki keuntungan yang sangat jelas
karena :
- Kerugian :
Kunjungan rumah pospartum juga memiliki keterbatasan yang masih
sering dijumpai, yaitu sebagai berikut.
1) Gizi
Ibu menyusui harus:
Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum.
Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)
Ferrum 5 mg 5 mg
Niacin 2 mg 5 mg
Vit C 30 mg 30 mg
6) Pemberian ASI
Keluarga Berencana
1. Idealnya pasangan harus menunggu sekuang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan
sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencakan tentang
keluarganya, namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur atau ovulasi
sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui (amenorhoe
laktasi). Oleh karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru, resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
3. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko penggunaan
kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi.
4. Sebelum menggunakan metode JB hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu pada ibu:
Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektivitasnya.
Kelebihan atau keuntungannya.
Kekurangannya.
Efek samping.
Bagaimana menggunakan metode ini.
9) Tanda-tanda Bahaya
Sebagian besar kematian ibu terjadi selam masa pascasalin. Oleh karena
itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai
tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan
medis. Ibu juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahukanlah kepda ibu jika ia melihat sesuatu yang tidak beres atau jika
mengetahui adanya masalh-masalah berikut, maka ia perlu segera menemui bidan,
yaitu:
Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba yang bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2 kali dalm setengah jam).
Pengeluaran vaginam yang berbau busuk.
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
Pembengkakan diwajah atau ditangan.
Demam, muntah, rasa sakit sewaktu berkemih atau jika tidak merasa tidak
enak badan.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan dikaki.
Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
Merasa sangat letih atau napas terengah-engah.
Keadaan Abnormal Pada Payudara
a) Bendungan ASI
Disebakan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae
bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
- Pada 0-3 hari setelah melahirkan , ibu nifas berada pada puncak
kegelisahannya, karena rasa sakit pada saat ibu melahirkan sangat terasa
yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan
istirahat pada siang hari dan sulit tidur di malam hari.
- Pada 3-10 hari setelah melahirkan, “Postanatal blues” atau biasa disebut
juga “3th day blues” yang biasanya muncul pada hari ke lima. Postnatal
blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang
berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu panik
dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
- Pada 1-12 minggu setelah melahirkan , kondisi ibu mulai membaik dan
menuju pada tahap normal yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat.
b) Depresi Pada Masa Nifas
Riset ini menunjukkan 10% ibu mengalai depresi setelah
melahirkan. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada
beberapa kasus selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Jika ada kelainan atau penyimpangan baik bayi maupun ibunya anjurkan segera ke
Rumah sakit, misalnya, perdarahan postpartum, gangguan mental kejang, bayi
hipotermia, bila mungkin ibu dan bayi dalam satu ruangan.
1) Gizi
3) Protein
5) Pemberin ASI
8) Tanda-tanda bahaya
a. Konsepsi
b. nidasi
c. Puerperium
d. Kontrasepsi
5. Kandungan ASI yang kaya akan lemak dan nutrisi, sehingga membuat
bayi lebih cepat kenyang adalah...
a. Foremilk
b. Hindmilk
c. Kolostrum
d. ASI Transisi
6. Berikut adalah cara untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada masa nifas
adalah sebagai berikut, kecuali…
7. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui diberikan pada ...
10. Kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk memberikan kasih
sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus menerus
merupakan pengertian dari…
a. Kasih sayang
b. Bounding Attachment
d. Kontak Dini
1. C
2. D
3. A
4. B
5. D
6. C
7. B
8. C
9. C
10. B
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika
Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta. Penerbit Andi
Pitriani, risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).
Yogyakarta. CV Budi Utama Irene, bobak, dkk. 2005. Keperawatan
Maternitas.Jakarta:EGC
Cuningham, Gant, Leveno dkk.2004. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Anggraini, yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihanna
http://nandheastri-fine.blogspot.com/2011/11/makalah-perubahan-fisiologi-
sistem.html
http://delvita-pratiwi.blogspot.com/2012/06/perubahan-fisiologis-masa-nifas.html
http://dwieriznia.blogspot.com/2011/04/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada.html
http://catatanduniabaru.blogspot.com/2012/03/perubahan-muskuluskeletal-pada-