Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang memiliki anggota

dan setiap orangnya memliki tugas dan tanggung jawab masing-masing

yang memiliki prinsip koperasi dan berdasar pada ekonomi rakyat sesuai

dengan asas kekeluargaan yang tercantum pada Undang Undang Nomor

25 tahun 1992.

BMT UGT Sidogiri Merupakan (Baitul Mal Wa Tamwil)

Merupakan jenis Lembaga keuangan syariah non-bank yang secara

orientasi lebih fokus terhadap peningkatan kesejahteraan anggota

khususnya pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dalam manajemen pengelolaan produk tabungan umum Syariah penarikan


dan penyetoran bisa dilakukan sesuai kebutuhan anggota, sedangkan prinsip
dasar dari manajemen pengelolaan yang diterapkan di BMT UGT Sidogiri
Cabang Denpasar memberikan pemahaman kepada nasabah sehingga nasabah
benar-benar memahami akad Mudharabah Musytarakah di tabungan umum
Syariah. Tujuannya menjaga dan mengelola dana yang diperoleh dari
nasabah yang kelebihan dana dengan suka rela menabungkan dananya. Jika
nasabah tidak memahami tujuan BMT UGT Sidogiri Cabang

1
2

Denpasar maka pihak BMT menjelaskan pengertian dan tujuan

memberikan produk tersebut.

Produk tabungan umum syariah ini bersifat titipan (wadiah)

yang dalam prinsipnya merupakan simpanan murni dari pihak yang

menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk

dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Titipan

harus dijaga dan dipelihara oleh pihak yang menerima titipan, dan

titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu pada saat dibutuhkan oleh

pihak yang menitipkannya.

Baitul Maal (rumah harta) merupakan bidang sosial dari kegiatan

operasional BMT. Sesuai dengan Namanya, kedudukan Baitul Maal

memiliki kesetaraan dengan Baitul Tamwil. Artinya, bidang sosial dan

bisnis harus dapat berjalan secara seimbang. Kedua bidang ini sama-sama

penting dalam setiap aktivitas BMT, yang membedakan BMT dari entitas

bisnis lainnya adalah karena kesamaan kedudukan antara bidang sosial

dengan bidang bisnis.

Koperasi BMT UGT Sidogiri sendiri membuka beberapa unit

pelayanan anggota di kabupaten/kota yang dinilai potensial. Pada saat ini

BMT UGT Sidogiri telah berusia 13 tahun dan sudah memiliki 227 Unit

Layanan Baitul Maal wat Tamwil atau jasa Keuangan Syariah.

Pengurus akan terus berusaha melakukan perbaikan dan

pengembangan secara berkesinambungan pada semua bidang baik

2
3

organisasi maupun usaha. Untuk menunjang hal tersebut maka anggota

koperasi dan penerima amanat perlu memiliki karakter STAF yakni,

Shiddiq (jujur), Tabligh (transparan), Amanah (dapat dipercaya) dan

Fathanah (professional).

Lembaga tersebut adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Secara

harfiah/lughowi Baitul maal berarti rumah dana dan Baitul Tamwil berarti

rumah usaha. Baitul maal wa tamwil (BMT) adalah sebuah lembaga

keuangan umat yang didirikan untuk mengemban dua fungsi, yaitu sebagai

Baitul Maal dan sebagai wa tamwil. Dari pengertian tersebut dapat ditarik

pengertian bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan

sosial.

Lembaga bisnis dalam Islam sesungguhnya bukan saja berfungsi

sebagai pengumpul modal dan mengakumulasi laba, tetapi juga berperan

dalam pembentukan sistem ekonomi yang lebih adil dan terbebas dari

perilaku ekonomi yang zalim. Penjelasan ini dapat kita jumpai dalam Surat

Al Isra ayat 26.

ِ ‫َو ٰا‬
‫ت َذا ْالقُرْ ٰبى َحقَّهٗ َو ْال ِم ْس ِك ْينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ِْل َواَل تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذ ْيرًا‬
Artinya : Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada
orang miskin, dan kepada orang yang dalam perjalanan,
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. (QS. Al Isra : 26).1

Adapun produk tabungan yang sering dijadikan simpanan sehari-

hari ialah tabungan umum dengan dikenakan biaya admin sekali ketika

menjadi anggota baru di BMT, tabungan ini menggunakan akad


1
Departemen Agama, Al quran dan Terjemahannya
4

mudharabah musyarakah, yang dapat ditarik dan disimpan kapan saja,

sesuai hari kerja atau jam kerja.

Banyak peminat produk tabungan umum, maka dibutuhkan

manajemen atau pengelolaan dana yang baik. Tentu saja manajemen yang

baik terutama dalam hal pengelolaan dana memiliki tujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan. Hal inilah yang melatar belakangi

penulis untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengelolaan dana pada

tabungan umum syariah di BMT UGT Sidogiri Denpasar yang didasari

seperti apa produk tabungan umum lalu akad apa yang digunakan.

Banyak Masyarakat yang berminat untuk menggunakan produk

tabungan umum, karena sangat membantu bagi mereka melakukan usaha

mikro kecil dan menengah (UMKM) supaya dapat mengelola dananya

dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat judul dalam

penelitian ini “Manajemen Pengelolaan Dana Pada Tabungan Umum di

BMT UGT Sidogiri Denpasar”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

ingin bahas penulis adalah:

1. Bagaimana proses perencanaan pengelolaan dana pada produk

tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar?

2. Bagaimana proses pengorganisasian pengelolaan dana pada produk

tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar?


5

3. Bagaimana proses pelaksanaan pengelolaan dana pada produk

tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar?

4. Bagaimana proses pengawasan pengelolaan dana pada produk

tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian yang hendak dicapai dengan

melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan produk tabungan

umum di BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses pengorganisasian pengelolaan

dana terhadap tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Cabang

Denpasar.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan yang dilakukan pada

produk tabungan umum di BMT UGT Sidogiri Denpasar.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pengawasan terhadap tabungan

umum di BMT UGT Sidogiri.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian yang telah

peneliti buat, adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

a. Menambah wawasan pengetahuan bagi penulis mengenai

pengelolaan dana lembaga keuangan.


6

b. Diharapkan menambah wawasan keilmuan dan dapat dijadikan

sumber referensi untuk tulisan-tulisan selanjutnya, dan yang pasti

dapat menambah pengalaman khususnya bagi penulis.

2. Bagi Lembaga Keuangan

Sebagai pertimbangan lembaga syariah dalam faktor-faktor yang

dapat memajukan lembaga Syariah dengan memberikan inovasi-

inovasi terbaru terhadap produk-produknya.

E. Sistematika Penulisan

Agar Pembahasan bisa tersusun secara sistematis, oleh karena itu

penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I tentang pendahuluan. Pada bab ini terdiri dari beberapa sub

bab, yaitu latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, sistematika pembahasan, bab ini dimaksudkan sebagai

kerangka awal untuk mengantarkan pada pembahasan bab selanjutnya.

Bab II berisi tentang kajian teori, penelitian terdahulu, dan

kerangka konsep. Pada bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang

menguraikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung

penelitian ini, serta menggunakan hasil dari beberapa penelitian terdahulu

sebagai bahan pendukung dan relevansi dalam penelitian ini. Dan yang

selanjutnya yaitu kerangka konsep yaitu berisi tentang konsep-konsep

dalam pengelolaan dana pada tabungan umum di BMT UGT Sidogiri

Denpasar.
7

Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan

waktu penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, penentuan informan,

definisi operasional, jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, dan keabsahan data yang diperoleh dari BMT UGT Sidogiri

Denpasar.

Bab IV yang terdiri dari pemaparan data hasil dari penelitian dan

pembahasan mengenai pengelolaan dana pada tabungan umum di BMT

UGT Sidogiri Denpasar. Hasil dari penelitian ini, peneliti akan

memaparkan apa yang ditemukan dalam penelitian dan menyesuaikan

dengan teori yang ada.

Bab V yaitu penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari

pembahasan penelitian ini. Dimana saran yang diberikan kepada beberapa

pihak yang terkait dengan penelitian ini sebagai suatu masukan atau

referensi bagi lembaga.


8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

Dalam penelitian ini menggunakan kajian teori dari beberapa para

ahli masing-masing variable yang diteliti sebagai tuntunan dalam

memecahkan masalah penelitian yaitu sebagai berikut:


9

1. Pengertian Manajemen

2. Menurut George Robert Terry, pengertian

manajemen adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari

beberapa tindakan, yakni perencanaan, pengorganinasian,

menggerakkan, dan pengawasan. Semua itu dilakukan untuk

menentukan dan mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai

dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya.

3. Manajemen merupakan sebuah kegiatan;

pelaksanaannya disebut managing dan orang yang melakukannya

disebut manajer. Individu yang menjadi manajer menangani tugas-

tugas baru yang seluruhnya bersifat ‘’manajerual” yang penting

diantaranya ialah menghentikan kecenderungan untuk

melaksanakan segala sesuatu seorang diri saja.

4. Tugas-tugas operasional dilaksanakan melalui

upaya-upaya kelompok anggotanya. Pokokknya, tugas-tugas

seorang manajer ialah memanfaatkan usaha-usaha kelompok secara

efektif. Walaupun demikian, para manajer jarang menghabiskan

seluruh waktu mereka untuk melaksanakan kegiatan managing;

biasanya mereka melaksanakan kegiatan non-manajemen.2

2
George. R. Terry. Prinsip- Prinsip Manajemen. Hal. 9
10

5. Manajemen pemasaran merupakan suatu pedoman

kegiatan dan perhatian pimpinan perusahaan yang harus dilakukan

sebagai bahan informasi untuk pengembalian keputusan-keputusan

perusahaan dalam bidang manajemen pemasaran.

6. Keputusan akan selalu dilakukan setiap waktu oleh

pimpinan perusahaan khususnya menghadapi masalah-masalah

perusahaan dalam bidang produksi, personalia, keuangan,

akuntansi, dan marketing.3

7. Sebagai pedoman, intisari marketing manajemen

terdiri dari faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern. Dapat

dikatan pula bahwa faktor intern adalah faktor-faktor yang dapat

dikuasai oleh pimpinan perusahaan. Faktor-faktor intern tersebut

merupakan faktor yang perubahan, pembentukannya, dikurangi,

ditambah atau disesuaikan dengan policy perusahaan dapat

dilakukan, tanpa mempenyui kesulitan yang berarti, keadaan dan

situasi dapat diarahkan, dikuasai pimpinan.4

8. Pengelolaan Dana
Pengelolaan disebut juga dengan manajemen. Asal mula

kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno dari kata

Managemen, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah, idarah


3
Dr. H. Asnawi Nur dan Dr. H. Masyhuri, Manajemen Pemasaran, hal. 1
4
Ibid, hal. 2
11

diambil dari perkataan adartasy-syai’ah atau perkataan adarta bihi

juga dapat didasarkan kepada kataad-dauran.5

Manajemen menurut Mary Parker Follet (1997) adalah seni

dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain dalam rangka

pencapaiaan tujuan tertentu. Proses penyelesaian akan sesuatu

memerlukan tahap-tahapan yang berupa perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan

pengendalian.6

Sedangkan manajemen syariah adalah suatu pengelolaan

untuk memperoleh hasil optimal yang bermuara pada pencarian

keridhaan Allah. Oleh sebab itu maka segala sesuatu langkah yang

diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus berdasarkan

aturan-aturan Allah, yang tertuang dalam Al Quran dan Hadist.7

Pengelolaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah

mengerjakan sesuatu agar menjadi lain atau menjadi lebih

sempurna. Sedangkan dana adalah uang tunai yang dimiliki atau

dikuasai oleh bank. Hal penting bagi bank adalah bagaimana

mengelola sumber dana yang tersedia dan mengelola dana

masyarakat mulai dari perencanaan kebutuhan, pelaksanaan

pencarian dana dan pengawasan.

Dengan kata lain, manajemen pengelolaan dana adalah

suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap


5
Mujamil Qomar,Manajemen Islam,(jakarta: Erlangga, 2005), Hal. 163
6
Erni Tisnawati Sule,Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2005.
7
Abdullah, Ma’ruf. Manajemen Berbasis Syariah. Yogyakarta: Aswaja Presindo. 2012. Hlm. 27
12

penghimpunan dana yang ada di masyarakat. Pertumbuhan bank

sangat dipengaruhi dari kemampuannya dalam menghimpun dana

dari masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dan dengan

masa pengendapan yang memadai.8

Suatu organisasi atau pelaku bisnis yang dijalankan oleh

manajer atau pemimpin pucak menggunakan dasar manajemen

proses. Dalam hal ini penulis menggunakan teorinya G.R terry

yang memaparkan bahwa fungsi manajemen itu meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) atau biasa

disingkat menjadi POAC. Adapun penjelasan dari masing-masing

fungsi manajemen tersebut adalah:

8
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., 2014).107
13

a. Fungsi Perencanaan (Planning)


b. Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi

imbuhan pe dan an. Rencana adalah bentuk perencanaan,

sedangkan perencanaan adalah proses penentuan rencana.

Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu Planus yang

berarti flat. Pengertian perencanaan menurut G.R Terry dan

LW. Rue: “proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan

dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan

apa yang akan dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat

tercapai”9

c. Perencanaan efektif harus didasarkan atas fakta-

fakta dan informasi serta tidak atas emosi dan keinginan.

Fakta-fakta yang bersangkutran langsung dengan situasi

yang dalam pembahasan, dikaitkan dengan pengalaman dan

pengetahuan seorang manajer. Seorang perencana harus

mampu membayangkan pola kegiatan yang diusulkan

dengan jelas.

9
George R Terry dan Leslie W, Dasar-Dasar Manajemen.37
14

d. Perencanaan pada dasarnya adalah suatu intelektual

dengan cara seorang manajer harus mampu memandang

kedepan, menduga-duga berbagai kemungkinan, bersedia

dan siap untuk hal yang tidak terduga, memetakan

kegiatan-kegiatan dan mengadakan urutan-urutan yang

teratur untuk mencapai suatu tujuan. Manajer dalam hal

perencanaan harus mampu berfikir sebelum mengambil

tindakan, oleh sebab itu perencanaan merupakan hal yang

sangat penting karena dapat mempengaruhi tujuan yang

akan datang.10

e. Usaha-usaha perencanaan harus dilakukan dengan

terus-menerus, karena perencanaan adalah kegatan yang

tidak pernah berhenti. Semua rencana adalah belum pasti

dan takluk kepada revisi dan amandemen jika fakta-fakta

baru diketahui. Tujuan dari perencanaan adalah:

1) Mencari fakta dan disesuiakan dalam hal perencanaan

2) Menentukan jalannya kegiatan yang akan diikuti

3) Memperkirakan waktu, tenaga, dan bahan yang

diperlukan dengan begitu manajemen bisa terlaksana

dengan lebih baik.

Dengan begitu suatu manajemen akan dapat berjalan

lebih baik apabila diawali dengan perencanaan yang baik

10
Ibid.38
15

dan lebih terstruktur. Adapun hal yang perlu diperhatikan

dalam menyusun perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan terlihat sederhana dan mudah dipahami.

2) Menunjukkan keuntungan-keuntungannya kepada

semua orang yang menerima.

3) Memenuhi keperluan yang dirasakan dan berada dalam

kemampuan tim manajemen.

4) Fokus dan berhubungan kepada tujuan.

5) Jelas memperlihatkan masing-masing tanggung jawab

dan kekuasaan.11

Dilihat dari segi jangka waktunya, perencanaan

dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Perencanaan strategis

f. Perencanaan strategis merupakan rencana jangka

panjang untuk mencapai tujuan strategis. Fokus rencana ini

adalah organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat

dilihat dari sebagai rencana secara umum yang menggambarkan

alokasi sumber daya, prioritas dan langkah yang diperlukan

untuk mencapai tujuan strategis. Keuntungan dari terlaksannya

perencanaan strategis adalah, sebagai berikut:

b) Kesalahan dan bidang-bidang yang terlihat lemah dapat

terkoreksi lebih awal.


11
Ibid.43
16

c) Diberikannya bantuan untuk sampai kepada keputusan

mengenai hal yang tepat pada waktu yang tepat.

d) Membantu menanggulangi hal-hal tidak terduga yang

diperoleh masa datang.

e) Tindakan yang akan datang itu sebagai yang dinginkan,

jadi tindakan tersebut dapat teridentifikasi lebih awal dan

jelas.12

2) Perencanaan taktis

Perencanaan taktis, ditujukan untuk mencapai tujuan

taktis. Rencana taktis mempunyai jangka waktu yang lebih

pendek dibandingkan rencana strategis dan mempunyai fokus

yang lebih sempit dan lebih konkret, yakni lebih memfokuskan

pada manusia dan aksi (tindakan).

3) Perencanaan operasional

Perencanaan opersional mempunyai fokus yang lebih

sempit jangka waktu yang lebih pendek. Perencanaan ini

mempunyai dua jenis rencana yaitu rencana tunggal (sekali

pakai) yang lebih sesuai digunakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik yang kemudian dihapus setelah tujuan tersebut tercapai

dan stand planning (dapat dipakai berkali-kali) yang lebih

sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang muncul berulang-

ulang.

12
Ibid.53
17

Jadi, Rencana yang baik akan merumuskan tujuan dan

sasaran apa yang ingin dicapai. Penentuan tujuan atau sasaran

adalah penting bagi setiap organisasi karena tujuan bersifat

memberikan pengarahan yang lebih jelas, dapat memberikan

motivasi kinerja karena tujuan yang terarah dan dengan adanya

penentuan tujuan, maka akan lebih maksimal dalam pemilihan

sumber daya manusia yang sesuai dengan pekerjaan dan

kemampuannya.
18

g. Fungsi pengorganisasian (organizing)

h. Organizing atau mengorganisir adalah

proses pengelompokan kegiatan-kegiaan untuk mencapai

berbagai tujuan dan penguasaan setiap kelompok kepada

seorang manajer yang mempunyai kekuasaan. Tujuan

pengorganisasian adalah untuk menghimpun dan mengatur

semua sumber-sumber yang diperlukan termasuk manusia,

sehingga pekerjaan yang dikendaki dapat terlaksana dan

berhasil.

i. Inti dari pengertian organizing adalah untuk

membantu orang-orang dalam bekerjasama secara efektif.

Seorang manajer harus mengetahui kegiatan apa saja yang

harus diurus, siapa yang membantu dan siapa yang akan

dibantu, saluran-saluran komunikasi, pengelompokkan

pekerjaan yang diikuti, hubungan antar kelompok kerja

yang berbeda-beda susunan umum, dari kelompok kerja

itu.13

13
Ibid.70
19

j. Mengorganisir adalah suatu proses

pembagian kerja. Kerja dapat dibagi-bagi secara garis

mendatar maupun garis tegak. Pembagian kerja secara

vertikal didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan

dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan

organisasi itu secara tegak. Pembagian kerja vertikal

memudahkan arus komunikasi organisasi. Sedangkan

pembagian kerja secara horizontal didasarkan atas

spesialisasi kerja. Asumsi dasar yang melandasi pembagian

kerja ini adalah bahwa dengan membuat setiap tugas

pekerja menjadi terperinci, semakin banyak pekerjaan yang

dapat dihasilkan dengan usaha yang sama melalui

peningkatan efesiensi dan kualitas. 14

k. Fungsi pengorganisasian tersebut akan

memunculkan sebuah struktur organisasi yang

memperlihatkan arus interaksi dan koordinasi dalam

organisasi. Digambarkan suatu organization chart atau

disebut peta organisasi untuk membantu memvisualisasikan

struktur organisasi. Peta ini memperlihatkan tugas pokok

dan fungsi dari setiap kelompok kerja yang sesuai dengan

kegiatan yang berkaitan.

14
Ibid.75
20

l. Struktur organisasi merupakan kerangka

dimana organisasi itu beroperasi. Meskipun banyak model

struktur organisasi yang berbeda pada intinya ada 3 jenis

dasar struktur organisasi, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Organisasi Garis

m. Organisasi garis adalah struktur organisasi

yang paling sederhana. Bercirikan mata rantai vertikal

antara berbagai tingkat organisasi. Semua anggota

organisasi itu menerima perintah melalui struktur rantai

komando. Keuntungan dari organisasi garis adalah

struktur kekuasaan yang jelas, jadi dalam hal

pembuatan keputusan bisa dilakukan dengan cepat

tanpa ada perlemparan tanggung jawab dan

menyalahkan orang lain.

n. Kekurangan dari organisasi garis ini adalah

organisasi menjadi terlampau tergantung dari satu atau

dua pemegang kunci yang mampu melaksanakan

banyak kewajiban, karena kesederhanaanya maka

organisasi garis paling banyak terdapat dalam

organisasi-organisasi kecil.

2) Organisasi Garis dan Staf Penambahan


21

o. Staf ahli kepada organisasi menciptakan

suatu organisasi garis dan staf, jadi apabila orgaisasi

garis tumbuh bertambah besar seringkali diperlukan

bantuan staf. Fungsi staf sendiri adalah untuk member

nasehat, bersifat mendukung dan dimaksudkan untuk

menyumbang kepada efisiensi dan pemeliharaan

organisasi. Sedangkan fungsi garis secara langsung

terlibat dalam produksi dan pemasaran barang atau jasa

organisasi tersebut. 15
Jadi pada intinya fungsi garis

berkaitan secara langsung dengan tercapainya tujuan-

tujuan utama organisasi. Sedangkan fungsi-fumgsi staf

mempermudah tercapainya tujuan utama secara tidak

langsung.

3) Sengketa Garis dan Staf

p. Organisasi garis dan staf memungkinkan

jauh lebih banyak spesialisasi dan kelonggaran daripada

organisasi garis, namun terkadang ia menimbulkan

sengketa.

q. Fungsi Pengarahan (Actuating)

15
Ibid.103
22

r. Menurut G.R Terry pengarahan adalah

menginterasikan usaha-usaha anggota suatu kelompok

sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan

kepada mereka maka mereka memenuhi tujuan-tujuan

individual dan kelompok. Pengarahan yang baik bukanlah

kediktaktoran, seorang pegawai harus diberi informasi yang

diperlukan mengenai kuantitas, kualitas, dan batas-batas

pemakaian waktu pekerjaannya. 16

s. Hal ini seorang manajer adalah orang yang

harus memilih dan menginteraksikan anggota untuk

pekerjaan yang ditangani. Manajer berada dalam posisi

untuk banyak mempengaruhi prilaku-prilaku dari anggota

kelompok. Manajer harus memperoleh kepercayaan dari

bawahannya maupun dari perorangan, jadi manajer harus

mengerti lebih banyak tentang kebijakan-kebijakan

perusahaan, pengetahuan mengenai perubahan perusahaan,

atau setidaknya memiliki pengalaman yang lebih banyak.

t. Pengarahan yang baik dapat dilakukan oleh

seorang atau satu kelompok dengan cara sebagai berikut:

1) Mengenal orang-orang bawahannya.

2) Sudah biasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka

3) Mengerti akan kapasitas-kapasitas dan perhatian

mereka.
16
Ibid.155
23

4) Mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan.

5) Dan sudah mengamati perilaku mereka.

Dengan latar belakang semua itu seorang manajer

cukup mempunyai klasifikasi untuk memilih teknik

pengarahan dan melanjutkan tujuan yang akan dicapai

dengan cara sebaik-baiknya.

Sebagaimana ditegaskan oleh Badruddin bahwa

pelaksanaan dari pengarahan adalah membuat semua

anggota kelompok mau bekerja secara ikhlas serta

bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan

perencanaan. Sehingga fungsi manajemen dari pelaksanaan

merupakan hubungan antara aspek-aspek individual yang

ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-

bawahan untuk dapat dipahami dan bekerja secara ikhlas

untuk mencapai tujuan sesuai yang telah direncanakan.17

17
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: ALFABETA, 2015).152
24

9. Manajemen Pelaksanaan Pengelolaan Dana Bank Syariah

10. Kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat

ditentukan oleh bagaimanan bank tersebut dapat menarik hati

masyarakat, sehingga peranan bank syariah tersebut sebagai

financial intermediary berjalan dengan baik. Bank sebagai salah

satu lembaga keuangan yang aktivitasnya adalah menghimpun

dana dari masyarakat yang mengalami kelebihan dana (surplus

unit) dan menyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan

dana (defisit unit).

11. Hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya

adalah hubungan kemitraan. Dimana yang satu bertindak sebagai

penyandang dana (shahibul maal) dan yang lain sebagai pengelola

dana (mudharib).

12. Pengelolaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah

mengerjakan sesuatu agar menjadi lain atau menjadi lebih

sempurna. Sedangkan dana adalah uang tunai yang dimiliki atau

dikuasai oleh bank. Hal penting bagi bank adalah bagaimana

mengelola sumber dana yang tersedia dan mengelola dana

masyarakat mulai dari perencanaan kebutuhan, pelaksanaan

pencarian dana dan pengawasan.


25

13. Dengan kata lain, manajemen pengelolaan dana

adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.

Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi dari kemampuannya dalam

menghimpun dana dari masyarakat, baik berskala kecil maupun

besar dan dengan masa pengendapan yang memadai. 18

14. Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang

dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan

mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk

disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan bank tetap

mapu memenuhi kriteria-kriteria likuidutas, rentabilitas dan

solvabilitasnya. Hubungan nasabah dengan pihak bank syariah

adalah sebagai kemitraan antara penyandang dana (sahib al mal)

dengan pengelolaan dana (mudharib).

15. Oleh karena itu tingkat laba di bank syariah bukan

saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang

saham, tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil yang

dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. 19

18
Ibid.108
19
Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabeta, 2006).51
26

16. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk

melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan

pengelola investasi yang baik akan sangat menentukan kualitas

usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuan

menghasilkan laba.

17. Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi

pelayanan sebagai lembaga keuangan bagi para nasabah dan

masyrakat, untuk itu bank syariah harus mengelola dana yang

dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kekayaan bank syariah dalam bentuk:

1) Kekayaan yang menghasilkan (aktiva produk) yaitu

pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank

atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan.

2) Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris

(harta tetap) .

b. Modal bank syariah berasal dari:

1) Modal sendiri yaitu simpanan pendiri atau bisa disebut

modal awal, cadangan, hibah, infaq dan sodaqoh.

2) Simpanan atau hutang dari pihak lain.

c. Pendapatan keuangan bank syariah berupa bagi hasil atas mark up dari

pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan

bank syariah di bank.


27

d. Pembiayaan yang harus ditanggung oleh bank syariah yaitu: biaya

operasonal, biaya gaji, manajemen, kantor dan bagi hasil simpanan

nasabah penabung.

18. Fungsi Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan suatu


uapaya yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran
perencanaan, tujuan utama dari pengawasan adalah memastikan bahwa
hasil kegiatan sesuai dengan apa yang direncanakan. Apabila terdapat
penyimpangan agar dapat diketahui sedini mungkin kita dapat
meminimalisirnya. Fungsi penegendalian ini dapat mengantisipasi apabila
rencana yang sudah rancang mengalami suatu kendala sehingga dengan
adanya fungsi penegendalian kendala tersebut dapat teratasi sedini
mungkin. 20
Menurut GR Terry dan Leslie W pengawasan adalah bentuk

pemeriksaan untuk memastikan suatu hal yang sudah dikerjakan, sehingga

membuat manajer waspada terhadap suatu persoalan potensial sebelum

persoalan tersebut menjadi serus. Keberhasilan atau kegagalan dari sebuah

pencapaian, maka akan dipertimbangkan dari segi tujuan yang sudah

ditentukan. Hal tersebut mencangkup evaluasi pengawasan pelaksanan

kerja dan jika perlu memperbaiki apa yang sudah dikerjakan untuk

menjamin tercapainya hasil-hasil menurut rencana.21

Manfaat dari pengawasan adalah relatif dan tergantung dari

pentingnya kegiatan, masukan yang dibuat serta besarnya organisasi.

Pengawasan harus dihubungkan dengan pola organisasi sehingga

membuatnya lebih mudah untuk menugaskan tanggungjawab untuk


20
Alma Buchari dan Priansa Doni Jubi, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: ALFABETA,
2016).120
21
George R Terry dan Leslie W, Dasar-Dasar Manajemen.198
28

pengawasan kepada orang-orang yang mengelola kegiatan masing-masing,

dan memberikan data-data yang dapat dipakai manajer yang bersangkutan

dalam hal pengawasan.

Pengawasan dapat membantu mengdentifikasi persoalan

pengelolaan sehingga dapat menyisihkan berbagai penyimpangan yang

ditemukan untuk dicari solusinya.

Pengawasan dilakukan terhadap seluruh organisasi dan tidak

terbatas pada kegiatan tertentu saja. Pengawasan ini memberikan suatu

cara untuk:

a) Mengukur performans dari keseluruhan organisasi dan bukan dari suatu

bagian saja.

b) Menjamin bahwa performans keseluruhan adalah konsisten dengan

rencana keseluruhannya.

c) Mengawasi unit-unit yang semi otonom.

Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik ada beberapa

dimensidimensi pengawasan yang perlu dipahami oleh pengawas. Menurut

Robbins and Coulter terdiri dari empat dimensi yaitu :

a. Menetapkan standar (Standards) yakni penetapan patokan (target) atau

hasil yang diinginkan, untuk dapat dilakukan sebagai perbandingan

hasil ketika berlangsungnya kegiatan organisasi.

b. Pengukuran (Measurement) yakni proses yang berulang-ulang

dilakukan dan terus menerus dan benar, baik intensitasnya dalam


29

bentuk pengukuran harian, mingguan, atau bulanan sehingga tampak

yang diukur antara mutu dan jumlah hasil.

c. Membandingkan (Compare) adalah membandingkan hasil yang

dicapai dengan target atau standar yang telah ditetapkan, mungkin

kinerja lebih tinggi atau lebih rendah atau sama dengan standar.

d. Melakukan tindakan (Action) adalah keputusan mengambil tindakan

koreksikoreksi atau perbaikan. Bilamana telah terjadi penyimpangan

(deviasi) antara standar dengan realisasi perlu melakukan tindakan

follow-up berupa mengoreksi penyimpangan yang terjadi.

1. Definisi Tabungan

Tabungan adalah suatu simpanan uang yang berasal dari

pendapatan yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun

kepentingan lainnya. Simpanan uang dapat digunakan dan diambil

kapan saja tanpa terikat oleh perjanjian dan waktu. 

2. Produk-Produk Perbankan Syariah

1) Produk Tabungan di BRI Syariah (Tabungan Faedah)

Akad yang digunakan sesuai dengan Fatwa DSN No.2/DSN-

MUI/IV/2000 tentang: tabungan yaitu titipan yang diberikan satu

pihak kepada pihak lain untuk dijaga dan dikembalikan ketika

diminta kembali hal tersebut menggunakan akad wadiah. Adapun

kelebihan dari Tabungan Faedah adalah:

a) Setoran awal minimal hanya Rp. 50.000,-(minimal setoran


30

berikutnya Rp. 10.000,-)

b) Gratis biaya admnistrasi bulanan Tabungan


c) Gratis biaya admnistrasi bulanan Kartu ATM

d) Ringan biaya tarik tunai diseluruh jaringan BRI, Bersama dan

Prima.

e) Ringan biaya transfer melalui jangan ATM BRI, Bersama dan

Prima.

f) Ringan biaya cek saldo di jaringan ATM BRI, Bersama dan

Prima.

g) Ringan biaya debit di jaringan EDC BRI dan prima.

Kartu ATM BRI Syariah juga berfungsi sebagai kartu debit

untuk membayar belanja Anda tanpa perlu menggunakan

uang tunai di seluruh merchant berlogo Debit Prima.

a) Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank

b) Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari

bonus yang diterima.

2) Tabungan Haji BRI Syariah

Manfaat dari tabungan haji ini adalah Ketenangan,

kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah

karena pengelolaan dana sesuai syariah, ibadah haji memang

suatu kewajiban bagi seluruh umat muslim. Fasilitas dan

keunggulan produk tabungan haji di bank BRI Syariah adalah

sebagai berikut:
31

a) Mata uang IDR (Rupiah)

b) Dapat bertransaksi di seluruh jaringan kantor cabang BRI

Syariah secara online.

c) Garatis asuransi jiwa dan kecelakaan

d) Bonus yang kompetitif

e) Pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang anda

dapatkan.

f) Online dengan SISKOHAT.

Adapun syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut:

a) Melampirkan fotocopi KTP

b) Melampirkan fotocopi NPWP

c) Biaya administrasi bulanan tabungan gratis

d) Biaya rekening pasif :Rp.10.000

e) Biaya re-aktivasi rekening pasif gratis

f) Biaya penggantian buku tabungan karena habis gratis

g) Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak: Rp 5000

h) Biaya dibawah saldo minimun gratis

Adapun fitur dari tabungan haji adalah sebagai berikut:

a) Setoran awal Rp 50.000.

b) Setoran berikutnya Rp 10.000

c) Saldo minimal Rp 50.000

d) Dana tidak bisa ditarik sewaktu-waktu dan idak


32

mendapatkan ATM.

e) Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan

pemerintah.

f) Dapat bertransaksi di seluruh jaringan kantor cabang BRI

Syariah secara Online dengan SISKOHAT (Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu).

g) Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang

Anda dapatkan.

h) tidak diberikan Kartu ATM Tabungan faedah adalah

produk simpanan yang dimiliki oleh BRI Syariah untuk

nasabah perorangan dalam memudahkan bertransaksi.

Tabungan Faedah BRISyariah adalah jenis tabungan BRI

Syariah yang gratis biaya admin per bulan.7

3) Tabungan Impian BRISyariah iB

kelebihan dari tabungan impian adalah :

a) Setoran awal dan setoran bulanan rutin yang ringan.

b) Bagi hasil yang kompetitif

c) Bebas memilih waktu dan tanggal auto debet setoran rutin

setiap bulannya.

Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari

bagi.

a) Dapat dilakukan setoran non-rutin langsung ke rekening


33

tabungan impian BRISyariah iB tanpa terkait waktu

maupun setoran nominalnya.

b) Gratis biaya premi asuransi otomatis (asuransi jiwa)

c) Gratis biaya administrasi bulanan.

d) Gratis biaya setoran rutin bulanan.

e) Gratis biaya gagal auto debet setoran rutin.

f)Gratis biaya administrasi penutupan rekening sebelum

jatuh tempo Rp. 50.00,-

A. Penelitian Terdahulu

Berdasrkan penjelasan sub BAB terdahulu, dalam bagian ini

peneliti inign mencantumkan refrensi yang serupa dengan judul penelitian

yang dimuat sebagai proposal peneliti yakni “Manajemen Pengelolaan

Dana Pada Tabungan Umum Di BMT UGT Sidogiri” yang mana hal ini

akan memiliki dampak positif terhadap proposal peneliti. Adapun

penelitian terdahulu nya ialah sebagai berikut:

Pertama, penelitian terdahulu yang dimuat dalam proposal kali ini

ialah “ Manajemen pengelolaan dana sosial di KSSPS BMT unit usaha


34

bina mandiri di kota Tegal”22 yang ditulis oleh Suharyono. Adapun hasil

dari penelitian ini ialah inovasi manajemen pengelolaan dana yang

berdampak positif pada dana bansos di kabupaten tegal yang mampu

meningkatkan daya saing ekonomi masyarakat karena penyaluran dana

bantuan sosial sebesar 60,72%. Berkaitan dengan penelitian terdahulu

yang pertama sesuai dengan proposal peneliti, penelitian terdahulu yang

pertama menggunakan metode pendekatan jenis penelitan kualitatif.

Kedua, penelitian terdahulu yang peneliti ambil sebagai refrensi

ialah “Manajemen Pengelolaan Dana Di Masjid Barrurahim Dan Masjid

Syehah Di Kabupaten Enkerang Provinsi Sulawesi Utara” dari

mahasiswa IAIN Pare-Pare Sulawesi Utara Yuyun Pratika. Adapun hasil

penelitian daripada penelitian terkait adalah sistem pengelolaan dana

masjid yang terorganisir dalam penyaluran dana sosial kepada kaum

dhuafa di kabupaten Enkerang Sulawesi Utara yang mana hal ini

berdampak kepada ekonomi masyarakat terdampak di kabupaten tertulis.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, kesamaan dengan proposal

penulis ialah tertuju di lembaga maupun pelaksanaan dan perencanaan di

objek yang sama yakni mengenai manajemen pengelolaan dana di lembaga

unit usaha berbasis baitul maal wal talim. Sedangkan, untuk perbedaan

penelitian cukup sederhana. Maksudnya adalah pelaksanaan kedua

penelitian terdahulu tersebut ialah menggunakan uji lapangan secara

dominan, sementara itu penulis disini menggunakan teknik wawancara

22
35

sebagai jenis pendekatan yang dominan dalam penelitian proposal yang

dilakukan.

Pengelolaan pada dasarnya sama dengan manajemen yaitu

penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk

memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu

tujuan. Dalam hal ini KSPPS BMT Bina Umat Mandiri khususnya pada

bagian Baitul Maal berusaha dengan profesional untuk mengelola zakat,

infaq, shadaqoh dan wakaf dan kemudian disalurkan kepada masyarakat

yang membutuhkan khususnya kaum dhuafa.

Pengelolaan dana sosial seperti zakat, infaq, shadaqoh dan wakaf

harus dilakulan secara efektif dan efisien, hal ini juga perlu di manage

dengan menerapkan fungsi manajemen modern. Menurut James Stoner

fungsi manajemen itu meliputi proses perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan

(controlling). Keempat aktivitas itu perlu diterapkan dalam setiap tahapan

aktivitas pengelolaan zakat.23

B. Kerangka Konsep

BMT

Masyarakat Umum
Dana Tabungan Umum

23
Hasan Muhammad, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press
Yogyakarta, 2011), hal. 21
36

Manajemen Pengelolaa
dana
Nasabah BMT - -Perencanaan
- -Pelaksanaan
-Pengawasan

Sumber: Data yang diolah, 2021

Dari kerangka konsep yang dijabarkan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
dimana masyarakat umum menabung/menyimpan dananya di BMT UGT Sidogiri
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh anggota. Yang nantinya akan
dikelola oleh BMT dan menyalurkan dananya kembali kepada anggotanya, maka
untuk menunjang hal tersebut maka anggota koperasi dan penerima amanat harus
memiliki karakter STAF, yaitu Shiddiq (jujur), Tabligh (transparan), Amanah
(dapat dipercaya) dan Fathanah (professional)
37

.BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian pada dasarnya ditujukan untuk mancari kebenaran dan

pemecahan masalah atas apa yang diteliti, guna mencapai tujuan tersebut

dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan agar diperoleh hasil yang

diharapkan. Menurut Sugiyono,”metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanaan tertentu. 24

Sedangkan menurut Widodo,”metode penelitian adalah suatu cara atau

teknik yang digunakan dalam melakukan penelitan.”25

Penulisan skripsi ini, bagian metode penelitian memuat uraian

tentang lokasi dan waktu penelitian; pendekatan dan jenis penelitian;

penentuan informan; variable penelitian, definisi operasional, dan

indikator variabel; jenis, sumber, dan teknik pengumpulan data; keabsahan

data; serta teknik analisis data.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis jadikan obyek kajian dalam

penyusunan proposal skripsi ini adalah BMT UGT Sidogiri Denpasar

Bali, yang beralamat di Jl. Sumatera. Lokasi penelitian secara sengaja

atas pertimbangan-pertimbangan terntentu. Dengan demikian,

24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2014), h.2

25
Widodo, Metodologi Penelitian Populer & Praktis, (Jakarta: Rajawali Press,
2017) h. 66

37
38

pemilihan lokasi ini didasarkan dengan pertimbangan bahwa BMT

UGT Sidogiri Denpasar merupakan salah satu Lembaga yang

memberlakukan standar kualifikasi syariah.

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul yang dikemukakan yakni “ Manajemen

Pengelolaan Dana Pada Tabungan Umum di BMT UGT Sidogiri

Denpasar”., maka pendekatan dan jenis penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif

interpretive. Adapun definisi penelitian kualitatif menurut Sugiyono

adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,


diguna1kan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.26

3. Penentuan Informan

Pada penelitian kualitatif, sampel penelitiannya bukan

dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,

informan, teman dan ketua BMT dalam penelitian guna pendataan

sekaligus penguat pendekatan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang

dilakukan oleh penulis. Informan adalah orang-dalam pada latar

penelitian.

26
Sugiyono, Op.Cit. h.9
39

Fungsinya untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi latar penelitian. Kriteria key informan yang penulis tentukan

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

akan memilih beberapa kriteria diantaranya, ketua BMT UGT Sidogiri

dan beberapa staf yang dipilih sebagai informan serta informan lain

yang direkomendasikan oleh key informan di lapangan.

Tabel 3.1 Data Pengurus BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar


No Nama Jabatan

1. Choirul Umam Kepala Cabang

2. M. Bashori Kepala Dana dan Pembiayaan

3. M. Syamsuri Chodri AO Analisis dan Penagihan

4. Shobiqin Aziz Kasir

5. Nur Hasan AO Simpan Pinjam

4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Indikator Variabel

Untuk menghindari perbedaan pengertian dan untuk

memudahkan pembaca dalam memahami maksud yang terkandung

dala proposal ini, maka penulis akan memberikan penjelasan tentang

beberapa istilah, yaitu “Manajemen Pengelolaan Dana Pada Tabungan

Umum BMT UGT Sidogiri Denpasar”.

5. Jenis Sumber Data


40

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data

bisa berupa benda, perilaku manusia, tempat dan sebagainya. Menurut

sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data

sekunder, yaitu :

a) Data Primer

Sumber data primer yatu sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.27 Jadi sumber yang secara

langsung bisa didapatkan oleh peneliti, yang bisa diperoleh dari

subjek dan informan yang mengetahui secara jelas dan rinci

mengenai masalah yang sedang diteliti. Subjek adalah orang yang

menjadi informan pertama dan utama dalam hal ini yaitu pegawai

BMT UGT Sidogiri Denpasar Bali.

b) Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada peneliti. Data yang dikumpulkan

oleh peneliti ini hanya sebagai penunjang dari data primer, sumber

data ini bisa diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, yang berupa

dokumen sekolah, buku, jurnal, internet dan sebagainya yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

1. Teknik Pengumpulan Data

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(Bandung : Alfabeta, 2010), hal.308.
41

Untuk memperoleh data yang cukup dan sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa

metode yaitu :

a) Wawancara

Wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data dengan

jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan

berdasarkan pada tujuan penelitian.28 Menurut Nasution, metode ini

merupakan metode untuk mencari data yang dilakukan dengan cara

bertemu langsung dengan responden atau sumber data. Cara ini

dilakukan dengan cara komunikasi verbal jadi semacam percakapan

untuk memperoleh informasi.29 Dalam hal ini penulis menggunakan

teknik wawancara terbuka, yaitu wawancara yang berdasarkan

pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.

b) Observasi

Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

transkip, catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya. Dalam teknik pengumpulan data

melalui dokumentasi, penulis akan mengumpulkan data berupa

gambar, catatan, buku, surat kabar, agenda guna mendapatkan data

yang terkait dengan Manajemen Pengelolaan Dana Tabunga Umum

di BMT UGT Sidogiri Denpasar Bali.

c) Dokumentasi
28
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rajawali Pres, 2011),
Cet. Ke-VIII, hal.155
29
Nasution, Metode Research, (Bandung : Jemmars, 1991), hal.153
42

Metode observasi adalah sebagai metode yang dilakukan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala

yang tampak pada obyek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan terhadap obyek ditempat terjadi atau berlangsungnya

peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diselidiki.

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data dan keadaan

langsung yang akan diteliti.

Dalam teknik pengumpulan data melalui observasi, penulis

akan melakukan pengamatan secara langsung terhadap Baitul Maal

wa Tamwil (BMT) Denpasar Bali guna memperoleh data tentang

manajemen pengelolaan dana tabungan umum.

2. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan, peneliti akan menggunakan analisis data

sebagaimana yang digunakan oleh Mes dan Huberman, yaitu: Reduksi

data, Penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Jadi dalam

penelitian yang akan dilakukan melalui tahap analisis data sebagaimana

pada deskripsi berikut :30

a) Reduksi Data

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

dan memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang yang tidak diperlukan. Dalam mereduksi data

peneliti akan dipandu oleh tujuan penelitian yang ingin dicapai.

30
Mathew B, Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta : UI Press.
2014), hal.15
43

b) Penyajian Data

Penyajian data direduksi, maka dilakukan display data. Melalui

penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah memahami apa yang

terjadi.

c) Verifikasi

Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis untuk dibuat

kesimpulan sementara tersebut telah mendapatkan bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat dilakukan penelitian kembali, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

3. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data adalah istilah untuk menguji tingkat

keshahihan data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Untuk

menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul,

maka peneliti perlu melakukan pengecekan keabsahan menggunakan

trianggulasi data dengan cara :

a) Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber

data yang pernah ditemui maupun yang baru. Selain perpanjangan

Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta : Nadi Pustaka, 2011),
hal.126
44

pengamatan, peneliti juga melakukan perpanjangan keikutsertaan

agar data yang diperoleh lebih berkualitas.

b) Peningkatan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut

maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam

secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu,

maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data

yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

Peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat

dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti

untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca

berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

c) Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data

yang didasarkan pada sesuatu diluar data untuk keperluan

mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada.

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu.
45

Dengan triangulasi, peneliti akan menyebutkan sumber, dokumen dan tehnik.

Dalam penyebutan sumber, peneliti mendapatkan data pada satu informan.

Kemudian data tersebut divalidasi dengan data yang diperoleh dari informan lain

hingga menemukan titik kejenuhan terhadap data tersebut dan menjadi data yang

valid. Dokumen, yaitu peneliti mendapatkan data dari dokumen yang dimiliki oleh

informan yeng berupa buku, arsip, dan lain-lain.BAB IV

PEMAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Hasil Penelitian

1. Gambaran umum BMT UGT Sidogiri Denpasar

a. Profil BMT UGT Sidogiri Denpasar

Koperasi Baitul maal wa’ at-Tamwil Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri

atau lebih dikenal dengan Koperasi BMT UGT Sidogiri, mulai beroprasi

pada tanggal 6 Juni 2000 atau 5 Rabiul Awal 1421 H di Surabaya Koperasi

BMT UGT Sidogiri mendapatkan badan hukum Koperasi dari Kanwil

Dinas Koperasi PK dan M Propinsi Jawa Timur dengan surat keputusan

(SK) nomor: 09/BH/KWK.13/VII/2000 pertanggal 22 Juli 2000.

Koperasi BMT UGT Sidogiri membuka beberapa unit usaha untuk

pelayanan anggota di kabupaten/kota yang dinilai potensial. Pada saat ini

koperasi BMT UGT Sidogiri telah memiliki kurang lebih 277 unit layanan

Baitul Maal wa Tamwil/Jasa Keungan Syariah di berbagai kabupaten/kota.

Salah satu wilayah ekspensi unit layanan dari BMT UGT Sidogiri yaitu

dilakukan di propinsi Bali. Sebagai propinsi yang minim akan alumni yang

berada disana, bahkan juga merupakan kawasan mayoritas masyarakat non

45
46

muslim, tidak menjadikan koperasi BMT UGT Sidogiri mengalami

hambatan yang cukup berat pada proses perkembangannya.

Pada awal dibukanya kantor cabang BMT UGT Sidogiri di Bali yaitu

kantor Cabang Denpasar, dengan 3 kantor cabang pembantu yaitu; Seririt,

Negara, dan Melaya. Karena perkembangannya yang cukup pesat, maka

pada tahun 2014 didirikan lagi 3 kantor koperasi BMT UGT Sidogiri di

Bali yaitu; Gianyar, Badung, dan Singaraja. Dengan demikian jumlah

kantor koperasi BMT UGT Sidogiri Pada saat ini berjumlah 7, dengan 2

kantor cabamg, yakni Denpasar dan Negara, dan 5 kantor cabang

pembantu, yakni Seririt, Singaraja, Badung, Melaya, dan Gianyar.

Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar merupakan kantor

cabang yang berdiri pada tahun 2012. Untuk kantor koperasi BMT UGT

Sidogiri Cabang Denpasar, berlokasi di Jl. Sumatera no.23 Dau Purih

Kangen, Denpasar, Bali.

Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar didirikan oleh

beberapa orang alumni pesantren Sidogiri yang berada dalam satu

kegiatan Urusan Guru Tugas Pondok Pesantren Sidogiri (UGT PPS) yang

di dalamnya terdapat orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan

pimpinan madrasah, alumni Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan para

simpatisan yang menyebar di wilayah Propinsi Bali.

Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri akan selalu berusaha

melaukan pengembangan dan perbaikan secara berkesinambungan pada

semua bidang, baik organisasi maupun usaha. Untuk menunjang hal


47

tersebut, maka pengurus, anggota, dan karyawan perlu memiliki karakter

STAF, yaitu; Shiddiq (Jujur), Tabligh (Transparan), Amanah (Dapat

Dipercaya), dan Fathonah (Profesional).

b. Visi dan Misi

a. Visi

1. Terbanunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengat

landasan syariah Islam

2. Terwujudnya budaya ta’wun dalam kebaikan dan ketakwaan

dibidang sosial ekonomi.

b. Misi

1. Menerapkan dan memasyarakatkan syariah Islam dalam

aktivitas ekonomi.

2. Menanamkan pemahaman bahwa system syariah di bidang

ekonomi adalah adil, mudah, dah maslahah.

3. Meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota.

Melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (Shiddiq/Jujur,

Tabligh/Komunikatif, Amanah/Dipercaya, dan Fathonah/Profesional.


48

c. Logo BMT UGT Sidogiri Denpasar

Gambar 1.1. Logo


BMT UGT Sidogiri
Sumber : Dok. BMT
UGT Sidogiri
d. Struktur Organisasi

Adapun stuktur

organisasi Koperasi

BMT UGT Sidogiri Cabang

Denpasar adalah sebagai berikut;

STRUKTUR ORGANISASI BMT UGT SIDOGIRI DENPASAR

Kepala cabang
Chairul umam

M Bashori Roni Wijayanto


Kepala Operasional Kepala Legal dan remedial

Kasir AO.A AO.SP AO.SP AO.SP AO.P


M Rosikin Ali Gusni Nor Hasan Samsul Arifin Zulfa Ridho Samsuri Hodri
Gambar 1.2. Struktur Organisasi BMT UGT Sidogiri Denpasar
Sumber : Dok. BMT UGT Sidogiri.

Berdasarkan fungsi, tugas dan wewenang jabatan tersebut, sebagai

berikut:

1. Kepala Cabang
49

a. Memimpin dan mengontrol pelaksanaan cabang.

b. Membina, memotivasi dan mengontrol kedisiplinan dan performa

kerja bawahannya.

c. Melaksanakan pemeriksaan, persetujuan, dan pencairan

pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mengatur dan menjaga kestabilan sirkulasi keuangan cabang.

e. Bertanggung jawab terhadap pencairan target pendapatan yang

telah ditetapkan oleh manajer.

f. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitas operasional maupun

keuangan cabang secara berkala kepada manajer.

2. Kepala Bagian Simpan Pinjam

a. Mengontrol pelaksanaan simpanan dan pinjaman dana pihak ketiga.

b. Membina, memotivasi, dan mengontrol kedisiplinan dan performa

kerja AOA, AOSP, dan Kasir.

c. Melaksanakan pemeriksaan, persetujuan, pembiayaan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

d. Mendorong kinerja bawahan terhadap pencapaian target

pendapatan yang telah ditetapkan oleh manajer.

e. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitas simpan pinjam.

3. Kepala Bagian Legal dan Remidial (KBL)

a. Membina, memotivasi, dan mengontrol kedisiplinan dan performa

kerja AOP.
50

b. Meelaksanakan pemeriksaan, persetujuan, dan pencairan

pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengatur dan menjaga operasional kantor sesuai dengan SOP.

c. Bertanggung jawab terhadap audit internal kantor cabang dan

capem.

d. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitas operasional maupun

keuangan cabang secara berkala kepada manajer.

4. Kasir

a. Melayani penyetoran dan penarikan tabungan umum.

b. Melayani setoran angsuran pembiayaan.

c. Melayani pencairan tabungan berjangka.

d. Mencatat setiap transaksi pemasukan atau pengeluaran keuangan

cabang.

e. Menyusun dan menyerahkan laporan keuangan kepada kepala

cabang secara berkala.

f. Bertanggung jawab terhadap kesesuaian cacatan keuangan dengan

jumlah uang.

g. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan oleh atasan.

5. AOA (Account Officer Analisis dan Survei Pembiayaan)

a. Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk pembiayaan dan

tabungan.

b. Bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan anggota.


51

c. Melaksakan survey dan Analisa pengajuan pembiayaan.

d. Melaporkan survey dan Analisa pengajuan pembiayaan kepala

cabang.

e. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan oleh atasan.

f. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitasnya kepada kepala

cabang.

6. AOP (Account Officer Penagihan)

a. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan.

b. Bertanggung jawab untuk menguusi kredit macet.

c. Melaksanakan survey dan Analisa pengajuan pembiayaan.

d. Bertanggung jawab terhadap penagihan pembiayaan.

e. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh tugas yang

diberikan oleh atasan.

f. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitasnya kepada kepala

cabang.

7. AOSP (Account Officer Simpan Pinjam)

a. Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk pembiayaan dan

tabungan.

b. Bergrilya di lapangan untuk melayani tabungan dan angsuran serta

peminjaman anggota nasabah.

c. Bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan anggota.


52

d. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap selutuh tugas yang

diberikan oleh atasan.

e. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitasnya kepada kepala

cabang.

2. Hasil Penelitian, Wawancara, dan Observasi

a. Perencanaan Pengelolaan Dana Tabungan Umum

Tabungan umum merupakan produk tabungan simpanan yang di

salurkan kembali kepada anggota. Dan berdasarkan wawancara yang

penulis lakukan, maka dijelaskan oleh bapak Bashori sebagai kepala

operasional BMT UGT Sidogiri Cabang Denpasar adalah sebagai

berikut:

“Setelah kita mendapatkan uang, bagaimana kita


mengupayakan uang itu bisa tersalurkan pada anggota(nasabah)
yang memerlukan sehingga uang itu akan menjadi sumber yang
menghasilkan, dimana hasil itu tentu akan kembali ke anggota.
Yang prospek, yang dimana anggota tersebut dianggap bisa
mengelola uang yang ada di BMT, jadi karena memang kan dari
anggota, oleh anggota, dan untuk anggota”31

Perencanaan yang diterapkan oleh manajemen pengelolaan

dana di BMT UGT Sidogiri khususnya dalam mengembangan

produk tabungan umum yang di jelaskan oleh bapak Bashori,

adalah sebagai berikut :

“Diantaranya adalah pengembangan pasar/membuka pasar


baru, tentu jika ada upaya kesana harus diimbangi dengan
penambahan karyawan. Ketika pasar yang satu sudah overload
maka harus ada penimbangan dengan menambah karyawan,
istilahnya espansi pasar. Paling tidak ya untuk mengejar target itu.
31
M. Bashori, Wawancara, 16 September 2021
53

Yang kedua merawat pasar yang ada , ya pasar belum tentu pasar
pasar tradisional, tapi bisa pasar itu adalah komunitas-komunitas
yang menjadi primadona bagi BMT seperti majelis talim, masjid-
masjid atau anggota-anggota komunitas muslim lainnya, itu
termasuk pasar kita, nah yang sudah ad aitu dirawat jangan
sampai hilang”32

Dan juga BMT juga mempunyai tujuan spesifik dalam

mengelola tabungan umum, tentunya untuk meningkatkat kualitas

pelayanan koperasi khususnya pada produk tabungan umum, yang

dijelaskan oleh bapak Bashori sebagai berikut:

“Tujuannya supaya uang anggota tidak kemana-mana, dia


tersimpan disini. Yang kedua setelah tersimpan disini,
bagaimana agar anggota tidak mencari pinjaman kemana-mana,
jadi tetap pinjam di BMT. Berukitnya adalah bagaimana
memang tujuannya kita dalam mensosialkan ekonomi syariah.
Apa yang dilakukan oleh anggota, transaksinya itu juga sesuai
dengan syariah, jadi tidak lagi melalui lembaga keuangan
konvensional termasuk disitu akad-akadnya. Dan kita upayakan
bagaimana kita mengacu kepada DSM (Dewan Syariah Nasional
MUI)”33

Perencanaan juga dapat meminimalkan resiko kegagalan dalam

organisasi dan ketidakpastian tindakan dengan mengasumsi kondisi

dimasa mendatang dan menganalisis konsekuensi di setiap tindakan

yang akan dilaksanakan. Perencanaan yang disusun dapat membantu

manajer berpandangan masa mendatang dan menekankan setiap

tindakan sesuai tujuan organisasi.

Perencanaan yang diterapkan oleh manajemen pengelolaan dana di

BMT UGT Sidogiri khususnya produk tabungan umum yang sesuai

32
Ibid.
33
Ibid.
54

rencana dan tujuan yang dicapai. Pelaksanaan kegiatan bagi hasil dalam

Produk Tabungan Umum BMT UGT Sidogiri telah menyusun dan

merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan. Pelaksanaan

manajemen pengelolaan yang baik bertujuan untuk pencapaian tujuan dan

juga usaha peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah.

b. Pelaksanaan Pengelolaan Dana Tabungan Umum

Pelaksanaan pengelolaan dana tabungan haji guna memenuhi suatu

tujuan yang ditargetkan dimulai dengan tatanan pembukaan rekening

yang sesuai prosedur, prosedur pembukaan rekening yang sesuai

adalah sebagai berikut:

1. Mengisi formular pembukaan rekening.

2. Foto kopi kartu identitas (KTP/SIM).

3. Melakukan setoran awal minimal Rp. 10.000,-

Mengenai tatanan pembukaan tabungan umum di BMT UGT

Sidogiri serta pengelolaan dana tabungan umum di jelaskan oleh

bapak Bashori selaku kepala operasional, penjelasannya adalah:

“Hanya mengisi formular dan dokumen yang diperlukan hanya


fotokopi KTP. Dan melakukan setoran awal Rp. 10.000,- untuk
setoran selanjutnya minimal Rp. 1000,- dan biaya admin pembukaan
tabungan adalah Rp. 5000,-“34

Sebagai koperasi berbasis syariah BMT juga harus menggunakan

akad sebelum melakukan transaksi yang dijelaskan oleh bapak

Bahsori sebagai berikut:

34
Ibid.
55

“Mudharabah, musytarakah atau langsung saja akad musyarakah.


Dengan nisbah 30% anggota dan 70% BMT”35

c. Pengawasan Pengelolaan Dana Tabungan Umum

Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan dan pengukuran

terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang ditetapkan.

Melalui pengawasan para manajer dapat memastikan tercapai atau

tidaknya harapan mereka. Pengawasan juga dapat membantu manajer

dalam mengambil keputusan yang lebih baik untuk berikutnya.

Berikut hasil wawancara mengenai standar pengawasan yang di

jelaskan oleh bapak Bashori sebagai berikut:

“Monitoring tabungan sampel acak setiap bulan, tapi sekarang


anggota bisa mengecek tabungannya sendiri melalui Mobile UGT, tapi
kalau mau cek dikantor lewat sampling monitoring buku tabungan,
hari ini nabung atau tidak”36

Selanjutnya BMT juga melakukan perbandingan pengelolaan dana

produk tabungan umum dengan kenyataan hasil yang di peroleh BMT

UGT Sidogiri yang di jelaskan oleh bapak Bashori sebagai kepala

operasional, adalah sebagai berikut:

“Di Sistem. Persentasenya ada disistem misal didapat sekian,


disalurkan sekian, dan hasilnya sekian, lalu bandingkan dengan
gajinya sekian berarti sampean tidak produktif jika tidak sesuai
dengan aslinya, masih bergantung dengan teman yang lain, nah itu
bisa diliat di system”37
B. Pembahasan

1. Perencanaan Pengelolaan Dana Tabungan Umum BMT UGT Sidogiri

Denpasar
35
Ibid.
36
Ibid.
37
Ibid.
56

Dilihat dari segi jangka waktunya, perencanaan dibagi menjadi tiga

yaitu:

a. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis (Renstra) merupakan rencana jangka

panjang untuk mencapai tujuan strategis. Fokus rencana ini adalah

organisasi secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat dari

alokasi sumber daya, prioritas dan langkah yang diperlukan untuk

mencapai tujuan strategis.

b. Perencanaan Taktis

Perencanaan taktis, ditujukan untuk mencapai tujuan taktis.

Rencana taktis mempunyai jangka waktu yang lebih pendek

dibandingkan rencana strategis dan mempunyai fokus yang lebih

sempit dan lebih konkret, yakni lebih memfokuskan pada manusia

dan aksi (tindakan).38

c. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional memiliki fokus yang lebih sempit,

jangka waktu yang lebih pendek. Perencanaan ini mempunyai dua

jenis rencana yaitu rencana tunggal (sekali pakai) yang lebih sesuai

digunakan untuk mencapai tujuan yang spesifik yang kemudian

dihapus setelah tujuan tersebut tercapai dan stand planning (dapat

dipakai berkali-kali) yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai

tujuan yang muncul berulang-ulang.

38
George R Terry dan Leslie W, Dasar-Dasar Manajemen.43
57

berpandangan masa mendatang dan menekankan setiap

tindakan sesuai tujuan.

Disisi lain, perencanaan akan berdampak negatif apabila

perencanaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka waktu, tenaga

dan pikiran manajer dan staff akan terbuang sia-sia. Namun,

penekanan yang terlalu berlebihan pada perencanaan juga tidak

menguntungkan karena fungsi manajerial yang lain akan

terabaikan. Manajer harus bisa menyeimbangkan fungsi lainnya

agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif.

Menurut analisis peneliti berdasarkan teori dari GR Terry

dalam praktik dan faktanya, maka pelaksanaan pengelolaan dana

tabungan umum ini menerapkan seluruh teori perencanaan baik

perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan

operasional. Hal tersebut dapat dilihat dari manajer yang selalu

mengajak karyawan untuk merencanakan segalanya baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan kualitas dan kepercayaan nasabah. Perencanaan juga

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sehingga manajer

mampu mengkaji hal yang terjadi saat ini untuk diperbaki di

kemudian hari.

2. Manajemen Pelaksanaan Pengelolaan Dana Tabungan Umum di BMT

UGT Sidogiri Denpasar


58

Pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang terpenting dan

paling dominan dalam proses manajemen. Pelaksanaan dapat

ditetapkan setelah adanya rencana, organisasi dan karyawan. Jika

fungsi ini telah ditetapkan, maka proses manajemen dalam

merealisasikan tujuan dimulai. Menurut G.R Terry sebagaimana

ditegaskan oleh Badruddin bahwa pelaksanaan adalah membuat semua

anggota kelompok mau bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

organisasi.39

Pola penghimpunan dana dan pengaalokasian dalam pelaksanaan

pengelolaan dana dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:40

a. Pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch),

yaitu dengan melihat sumber-sumber dana dan penempatannya.

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber diberlakukan sebagai

dana tunggal, sehingga sumber dana tidak lagi dibedakan

berdasarkan jenis dan sifat sumber dana, selanjutnya dana

dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahhaan.

Pendekatan alokasi aktiva (assets allocation approach),

yaitu penempatan masing-masing jenis dana kedalam aktiva bank.

Dimanadana yang diperoleh dari berbagai sumber tidak dianggap

sebagai dana tunggal sehingga dalamalokasinya diperlukan secara

39
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen. 152
40
Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.55
59

b. individu dengan pertimbangan karakteristik masing-maaing sumber

dana.

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang

dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan

mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk

disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan bank tetap

mapu memenuhi kriteria-kriteria likuidutas, rentabilitas dan

solvabilitasnya. Hubungan nasabah dengan pihak bank syariah

adalah sebagai kemitraan antara penyandang dana (sahib al mal)

dengan pengelolaan dana (mudharib).

Oleh karena itu tingkat laba di bank syariah bukan saja

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang

saham, tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil yang

dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana.

Produk Tabungan umum di BMT UGT Sidogiri telah diatur

sedemikian rupa untuk memenuhi standar perbankan syariah

dengan menerapkan akad mudharabah musytarakah sebagai media

yang menaungi prosesi perjanjian yang disepakati bersama antara

nasabah dengan bank serta bank juga telah mengatur jalannya tiap

proses dimulai pembukaan rekening hingga penutupan rekening,

begitu pula dengan pengelolaan dana.

Manajemen pengelolaan dana yang digunakan di BMT UGT

Sidogiri menggunakan proses pooling yang memang digunakan


60

banyak bank sebagai sistem yang mengatur dana yang dihasilkan

dari produk-produk dana untuk dikelola agar mampu mendapatkan

suntikan pendapatan melalui program-program pembiayaan yang

nantinya akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah

ditetapkan oleh perbankan dan disetujui oleh nasabah.

Disisi lain, BMT UGT Sidogiri memiliki prosedur tetap

yang tercantum dalam SOP (Standard Operational Procedure).

SOP dibuat dengan tujuan untuk dijadikan standar atau pedoman

karyawan dalam menjalankan tugasnya serta untuk memudahkan

karyawan dalam bekerja sesuai bidangnya.

Menurut analisis peneliti sebuah organisasi yang baik

dengan kepemimpinan yang baik, harus diikat pula oleh nilai-nilai

yang diyakini oleh atasan dan bawahannya. Apabila rencana

pekerjaan sudah tersusun, struktur organisasi sudah ditetapkan dan

posisi atau jabatan organisasi sudah diisi, maka proses selanjutnya

adalah seorang atasan harus mengarahkan bawahan agar tujuan

organisasi dapat direalisasikan dengan baik sesuai dengan teori

yang dijelaskan.

3. Pengawasan Pengelolaan Dana Tabungan Umum di BMT UGT

Sidogiri Denpasar.

Fungsi manajemen, perencanaan dan pengawasan memiliki peran

yang sangat penting. Dalam fungsi perencanaan, inti dasarnya adalah

menetapkan mengenai apa yang harus dicapai pada periode tertentu


61

serta tahapan untuk mencapainya. Sedangkan dalam pengawasan

berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai, apabila

tidak dapat dicapai, maka dicari faktor penyebabnya. Dengan

demikian, dapat dilakukan tindakan perbaikan. Pengawasan

merupakan fungsi terakhir dari proses pelaksanaan sistem manajemen.

Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses

sistem manajemen, oleh karena itu harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukaan peneliti terhadap kepala

cabang menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan dengan cara

melihat absensi kehadiran para karyawan serta memonitoring

pekerjaan setiap karyawan.

Sedangkan punishment akan diberikan kepada karyawan yang

melanggar peraturan atau melakukan kesalahan, bentuk punishment

yang diberikan yaitu memberikan teguran, Surat Peringatan (SP)

sampai tiga kali dan apabila karyawan tersebut tetap melakukan

kesalahan atau penyimpangan maka akan diberhentikan.

Sistem pengawasan yang baik tidak dapat lepas dari pemberian

punishment (hukuman) dan reward (imbalan). Jika seorang karyawan

melakukan pekerjaannya seperti dalam hal pengelolaan dana terjadi

berbagai kesalahan, bahkan hingga merugikan lembaga keuangan,

maka karyawan tersebut sebaiknya diberikan punishment, sedangkan


62

untuk menghargai karyawan yang bekerja dengan baik, maka

karyawan tersebut patut diberi reward.

Pengawasan di BMT UGT Sidogiri juga dilakukan melalui

evaluasi, proses evaluasi terbagi menjadi tiga bagian yakni evaluasi

harian, evaluasi bulanan dan evaluasi tahunan. Evaluasi dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh telah

sesuai dengan rencana yang telah disusun atau tidak, dengan demikian

dapat dilakukan tindakan perbaikan.

Evaluasi rutin yang dilakukan oleh bank BMT UGT Sidogiri

tersebut melakukan pengawasan dengan melihat laporan keuangan

periode tertentu sebelumnya. Hal itu dilakukan untuk menjadi acuan

saat merancang perencanaan selanjutnya. Jadi dari hal tersebut seorang

manajer bisa menentukan rencana sesuia keadaan atau kelebihan dan

kelemahan yang memang benar-benar harus dilakukan.

Menurut analisis peneliti dalam hal pengawasan BMT UGT

Sidogiri sudah sesuai dengan teori GR Terry dan Leslie W yaitu untuk

pengelolaan dana tabungan umum di BMT UGT Sidogiri sudah

dilakukan evaluasi rutin sehingga apbila terjadi kekurangan atau

kegagalan dapat segara teratasi sebelumnya. Selain itu pimpinan BMT

UGT Sidogiri dalam mengevaluasi keseluruhan termasuk pengelolaan

dana tabungan haji juga melihat dari laporan-laporan keuangan

speriode tertentu sebelumnya, dari hal tersebut dapat dilihat bagaimana

apakah perlu perbaikan atau terdapat hal yang bisa dilanjutkan dan
63

ditingkatkan dalam penyusunan perencanaan yang akan datang agar

hasil yang akan tercapai lebih maksimal.


64

Dari analisis peneliti dalam hal pengawasan pengelolaan dana tabungan haji juga

tidak hanya terlepas dari laporan keuangan saja, dalam hal melihat kinerja

karyawan yang benar-benar serius atau tidak maka diadakan nya pemberian

reward dan punishment. Pemberian reward dan punishment tersebut dianggap

mampu memberikan motivasi dan semangat karyawan untuk bekerja lebih baik

guna meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah dan pengelolaan dana

bank ataupun hal lain yang berhubungan dengan manajemen pengelolaan dana

bank syariah.BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri dalam hal

pegelolaan dana tabungan umum sudah sesuai dengan teori GR Terry

dan Leslie W karena melakukan perencanaan jangka pendek maupun

jangka panjang yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan untuk

mencapai keberhasilan dalam manajemen. Fungsi perencanaan sudah

berhasil terwujud dan sesuai dengan fungsi perencanaan strategis

jangka panjang, perencanaan taktis merupakan jangka pendek dan

memiliki fokus yang lebih sempit dan juga menerapkan perencanaan

operasional yang lebih sempit dan pendek.

2. Pelaksanaan dalam hal pengelolaan dana tabungan umum pada BMT

UGT Sidogiri menggunakan pendekatan pusat pengumpulan dana

(pool of funds approarch), dimana dana yang diperoleh dari berbagai

sumber diperlakukan sebagai dana tunggal, sehingga sumber dana

64
65

tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dananya,

dalam hal pengalokasian dana. Akan tetapi BMT UGT Sidogiri dalam

hal menyalurkan dana tidak menggunakan skala prioritas tersebut

sehingga strategi yang digunakan kurang sesuai. Strategi BMT UGT

Sidogiri dalam hal alokasi dana berdasarkan produk pembiayaan atau

investasi yang halal dan produktif saja tanpa skala prioritas. Akad yang

digunakan dalam

tabungan umum ini adalah mudharabah muthlaqah sehingga bank

dengan bebas menginvestasikan dana tersebut ke sektor-sektor halal

dan produktif.

3. Pengawasan pengelolaan dana tabungan umum yang dilakukan oleh

BMT UGT Sidogiri sudah cukup baik karena mereka selalu

mengadakan evalusi setiap selesai melaksanakan program kerja baik

harian, mingguan maupun bulanan dengan menunjukkan laporan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Selain itu manajer juga

memberikan reward kepada karyawan yang mampu menyelesaikan

program kerja sesuai dengan target dan memberikan punishmnet

kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan atau SOP yang telah

ditetapkan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, Penulis mencoba

untuk memberi saran kepada BMT UGT Sidogiri, yaitu:


66

1. Di harapkan BMT UGT Sidogiri lebih meningkatkan koordiasi dan

evaluasi dalam hal perancangan dan pencapaian perencanaan

sehingga mampu meningkatkan profesionalitas dalam berbagai

kinerja baik dari segi sumber daya manusianya maupun produknya.

2. BMT UGT Sidogiri memiliki strategi pendekatan pengelolaan dana

yang baik. Meskipun selama ini tidak terjadi kendala dengan

strategi yang dijalankan, akan tetapi alangkah lebih baiknya selalu

memperbarui transaksi yang macet atau bermasalah demi

meningkatkat pelayanan dan kualitas dalam pengelolaan dana.

3. BMT UGT Sidogiri dapat lebih meningkatkan pengawasan kepada

setiap karwan dan staffnya dengan melakukan evaluasi disetiap ada

kendala, hal tersebut tentu saja akan memudahkan perbaikan

sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang

diharaapkan.
67

DAFTAR PUSTAKA
68

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai