Momentum Dan Impuls KD 3 5
Momentum Dan Impuls KD 3 5
Kelas /Semester : XI
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar :
1.1. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.5. Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
4.5. Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan momentum
Analisis KD :
1. Tahap Berfikir
a. Menganalisis
2. Tahap Keterampilan
a. Menyajikan data hasil percobaan
3. Tahap Kemampuan
a. Menganalisis penerapan
Fakta :
i. Momentum
Bendera pink
Misalkan kita ambil sampel pada kecepatan sesaat kedua benda yang relatif sama
Kecepatan benda berbendera Pink = 93.12 cm/s 93.00 x 10-2 m/s
Kecepatan benda berbendera ungu = 93.32 cm/s 93.00 x 10-2 m/s
p=mv
Maka
momentum benda pink
p = (80.08 x 10-3 kg)(93.00 x 10-2 m/s)
p = 7447 x 10-5 kg m/s
momentum benda ungu
p = (31.86 x 10-3 kg)(93.00 x 10-2 m/s)
p = 2962 x 10-5 kg m/s
momentum benda pink lebih besar dari benda ungu
ii. Impuls
Sebuh kelereng pada awalnya berada pada keadaan diam, kemudian kelereng tersebut di
berikan dorongan oleh telunjuk.Pada saat telunjuk memberikan dorongan terhadap kelereng,
besarnya selang waktu saat telunjuk menyentuh kelereng sangat kecil.Sehingga kelereng dapat
bergerak dan memiliki kecepatan.Besar kecepatan yang di alami oleh kelereng dapat di hitung
dengan menggunakan aplikasi dari tracker.Pada saat kelereng di berikan dorongan pada saat itu
juga kelereng tersebut di buat video sehingga mempermudah mencari besarnya kecepatan yang di
alami oleh kelereng.Kelereng masih dapat bergerak meskipun besar gaya yang di berikan oleh
telunjuk sangat kecil. Gaya yang diberikan telunjuk terhadap kelereng dengan selang waktu yang
sangat kecil ini dinamkan dengan impuls.Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan
tracker maka besar kecepatan kelereng hingga bergerak dapat diperoleh, setelah mendapatkan
kecepatan maka besarnya impuls dapat diketahui.Berikut pengolahan data berdasarkan aplikasi dari
tracker.
Grafik hasil pengolahan tracker:
Sehingga diperoleh:
I =F . ∆ t
∆v
I =m . .∆t
∆t
I =m . ∆ v
I =m . v 2−m . v 1
Dari grafik diperoleh v saat telunjuk menyentuh kelereng:
Dari grafik diperoleh v saat telunjuk menyentuh kelereng:
v1 = 38,91 cm/s = 38,91 x 10-2 m/s
v2 = 39,71 cm/s = 39,71 x 10-2 m/s
m =19,10 gr = 19,10 x 10-3 kg
maka besar Impuls yaitu:
I =m . v 2−m . v 1
−5
I =15,32 ×10 kg m/ s
iii. Tumbukan
Kami melakukan sebuah percobaan mengenai tumbukan, alat yang kami gunakan adalah
satu set alat percobaan tumbukan dilengkapi dengan camera, laptop dengan aplikasi tracker, dan
neraca digital. Ketika benda satu dan dua dengan massa yang berbeda di letakan pada sliding board
kemudian pada sliding board ada rongga-rongga udara yang membuat benda satu dan benda dua
dapat bergearak sehingga ketika blower dinyalakan benda satu dan benda ke dua dapat bergerak.
Pada saat itu gaya gesek antara benda satu dan benda dua dengan sliding board besarnya kecil
sehingga pada keadaan tersebut gaya gesek di abaikan.
a. Lenting sempurna
Pada saat melakukan percobaan tumbukan lenting sempurna, massa yang digunakan
sebesar:
m1=88,08 x 10−3 kg
−3
m 2=70,05 x 10 kg
Setelah menentukan besarnya massa benda maka menghitung besarnya kecepatan dengan
menggunakan alat percobaan tumbukan yaitu satu set sliding board. Dan melakukan video terhadap
benda yang akan melakukan tumbukan. Setelah melakukan video, hasil dari video yang telah
dilakukan akan di peroleh besarnya kecepatan dengan menggunakan aplikasi dari tracker. Berikut
gambar beserta grafik yang terbaca dengan aplikasi tracker:
Grafik untuk benda ke-1 v(t)
Berdasarkan grafik dari hasil pengolahan tracker maka dapat diperoleh besarnya kecepatan
sebelum dan sesudah tumbukan adalah sebagai berikut:
Massa benda (kg) Kecepatan (v) sebelum tumbukan Kecepatan (v) sesudah tumbukan
m1 m2 v1 v2 v1 v2
70,05 x 10 kg 507,4 x 10−2 m m m m
−3 −3
88,08 x 10 kg −635,0 x 10−2 −725,3 x 10−2 919,4 x 10−2
s s s s
Maka
Psebelum tumbukan=Psesudah tumbukan
−5 m
Pf =520,0 x 10 kg
s
Untuk besar koefisien restitusinya sebesar:
' '
−(v 1 −v 2 )
=1
v 1−v 2
(−725,3 x 10−3−919,4 x 10−3 ) −1,64
e= = =0,14
507,4 x 10−2−(−635,0 x 10−2 ) 11,42
Besarnya koefisien restitusi untuk tumbukan lenting sempurna adalah e = 1, namun pada
saat melakukan percobaan untuk tumbukan lenting sempurna cukup sulit mendapatkan besarnya
koefisien restitusi yang besarnya adalah 1, karena pada kenyataanya besar nilai tumbukan lenting
sempurna jarang ditemukan di alam, karena beberapa faktor misalnya: gesekan udara, dan lain
sebagainya.
b. Lenting sebagian
Untuk menghitung besarnya tumbukan lenting sebagian, sama seperti dengan percobaan
tumbukan lenting sempurna.
Berikut data yang diperoleh dari data dan grafik fungsi v(t) hasil percobaan dengan
menggunakan aplikasi tracker:
Grafik untuk benda ke-1
Sehingga di peroleh:
Psebelum tumbukan=Psesudah tumbukan
' '
m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 +m2 v 2
Pi=m1 v 1 +m2 v 2
−3 −2 −3 −2
Pi=88,08 x 10 .56,10 x 10 +70,05 x 10 .−37,45 x 10
m
Pi=2318 x 10−5 kg
s
Pf =m 1 v 1' +m2 v 2'
Pf =88,08 x 10−3 . (−10,66 x 10−2 ) +70,05 x 10−3 .39,93 x 10−2
m
Pf =1898 x 10−5 kg
s
c. Tidak letting sama sekali
Untuk percobaan tumbukan tidak lenting sama sekali, maka diperoleh data dan grafik fungsi
v(t) berdasarkan dari pengolahan tracker.
Sehingga di peroleh:
Psebelum tumbukan=Psesudah tumbukan
' '
m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 +m2 v 2
Pi=m1 v 1 +m2 v 2
−3 −2 −3 −2
Pi=70,05 x 10 .81,16 x 10 +88,08 x 10 .−24,32 x 10
−5 m
Pi=3543 x 10 kg
s
' '
Pf =m 1 v 1 +m2 v 2
Pf =70,05 x 10−3 . (−41,97 x 10−2 ) +88,08 x 10−3 .18,44 x 10−2
m
Pf =4563 x 10−5 kg
s
Indikator:
3.5.1 Menjelaskan pengertian momentum
3.5.2 Menjelaskan pengertian impuls
3.5.3 Menjelaskan hubungan momentum dan impuls
3.5.4 Menjelaskan hukum kekekalan momentum
3.5.5 Membedakan macam-macam jenis tumbukan
3.5.6 Menjelaskan pengertian koefisien restitusi
3.5.7 Mengemukakan aplikasi hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari
3.5.8 Menjelaskan hubungan momentum dan impuls dengan masalah tumbukan
4.5.1 Melakukan percobaan sederhana mengenai momentum, impuls dan tumbukan
4.5.2 Mengemukakan aplikasi hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
Konsep Esensial :
Momentum
Impuls
Tumbukan
Hukum kekekalan momentum
Konsep Prasyarat :
Vektor
Kecepatan
Percepatan
Gaya
Usaha dan Energi
Bagan Materi
Benda bergerak
mengakibatkan mengakibatkan
Momentum Linear
Impuls
Berlaku pada
Tumbukan
Terdiri atas
C. Tumbukan
Peristiwa tumbukan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tumbukan dapat terjadi
apabila kedua benda yang bergerak mengenai benda lain yang sedang diam atau bergerak.
Misalnya, anak kecil yang bermain kelereng, kelereng tersebut dilontarkan dari jarak
tertentu untuk membuat kelereng lainnya terpental jauh.
Berdasarkan sifat kelentingan benda, tumbukan dibedakan menjadi 3 jenis :
i. Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna terjadi ketika jumlah energi kinetik sebelum tumbukan
sama dengan jumlah energi kinetik sebelum tumbukan. Sehingga Hukum Kekekalan
Momentum dan Hukum Kekekalan Hukum Energi Kinetik berlaku pada tumbukan
lenting sempurna. Namun, peristiwa seperti ini tidak memungkinkan terjadi.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum, dituliskan :
' '
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 +m2 v 2
' '
m1 v 1−m1 v 1 =m2 v 2 −m2 v 2
' '
m1 (v 1−v 1 )=m2 ( v 2 −v 2 ) … 1
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, didapatkan :
1 1 1 1
m1 v 12 + m 2 v 22= m1( v 1' )2 + m2( v 2' )2 kedua ruas dikalikan 2
2 2 2 2
2 2 ' 2 ' 2
m 1 v 1 + m2 v 2 =m 1 (v1 ) + m2 ( v 2 )
m1 v 12−m1 (v 1' )2=m2 ( v 2' )2−m 2 v 22
[ ' 2
m1 v 1 −( v 1 ) =m2 [ ( v 2 ) −v2 ]
2
] ' 2 2
'
= '
m1(v 1−v 1 ) m2 ( v 2 −v 2 )
' '
v1 + v 1 =v 2 + v 2
v1 −v 2=v 2' −v 1'
' '
v1 −v 2=−(v1 −v 2 )
' '
−(v 1 −v 2 )
=1
v 1−v 2
' '
−( v 1 −v 2 )
Bilangan =1 disebut koefisien restitusi (e)
v 1−v 2
Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi (e) adalah negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat
setelah tumbukan dengan kecepatan relatif sesaat sebelum tumbukan, untuk
tumbukan satu dimensi. Dituliskan secara matematis adalah sebagai berikut.
−∆ v ' −( v 2−v 1 )
'
e= =
∆v v 2−v 1
Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu antara nol dan satu ( 0 ≤ e ≤ 1 )
Kita asumsikan bahwa momentum awal roket adalah ketika sesaat setelah roket
diluncurkan dan momentum akhir roket setelah roket di gerakkan maka :
⃗pawal=∆ m ⃗v g
∆ m( v g + v)
m
a=
∆t
∆ m ( v g +v )
a=
∆t m
b. Sarung Tinju
c. Palu
Palu dibuat dengan bahan yang keras agar selang waktu kontak menjadi lebih singkat,
sehingga gaya yang dihasilkan lebih besar. Jika gaya impuls besar maka paku yang dipukul
dengan palu akan tertancap lebih dalam.
d. Matras
Matras dimanfaatkan untuk memperbesar waktu kontak. Waktu kontak yang relatif lebih
lama menyebabkan gaya menjadi lebih kecil sehingga tubuh kita tidak terasa sakit pada
saat jatuh atau dibanting di atas matras.
Ketika seseorang berkendaraan dan kemudian melaju dengan kecepatan yang cepat, ada
kemungkinan bahwa dapat
terjadinya kecelakaan. Jika mobil
melaju dengan sangat cepat, tentu
kemungkinan cidera pengendara
semakin besar. Untuk itu dibuatlah
sebuah alat pada mobil yang disebut Air Safety Bag. Air Safety Bag (kantong udara)
digunakan untuk memperkecil gaya akibattumbukan yang terjadi pada saat tabrakan.
Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta dirancang untuk keluar dan
mengembangsecara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu
meminimalkanefek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip kerjanya
adalahmemperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan
momentumpengemudi. Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap
bergeraksesuai dengan kecepatan gerak mobil (Hukum Pertama Newton). Gerakanini
akan membuatnya menabrak kaca depan mobil yang mengeluarkan gayasangat besar
untuk menghentikan momentum pengemudi dalam waktusangat singkat. Apabila
pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yangdigunakan untuk menghentikan
momentum pengemudi akan lebih lamasehingga gaya yang ditimbulkan pada
pengemudi akan mengecil. Dengan demikian, keselamatan si pengemudi akan lebih
terjamin.
Daftar Pustaka
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuaan
Departemen Pendidikan Nasional
Kurniawan, Doni. 2013. Penerapan Prinsip Impuls dan Momentum. Tersedia [online]:
http://situsnyaorangpintar.blogspot.com/2013/05/6-penerapan-prinsip-impuls-
momentum_27.html. Diakses pada: 8 Februari 2015.
Saripudin, Aip. dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuaan
Departemen Pendidikan Nasional
Zaida, Akmal. 2011. Momentum dan Impuls. Tersedia [online]:
http://www.slideshare.net/fullscreen/akmal_zaida/peta-konsep-fisek-momentum-n-impuls/1.
Diakses pada: 8 Februari 2015.