KOMPREHENSIF ANC PATOLOGIS RIMAZAHRANI Fix
KOMPREHENSIF ANC PATOLOGIS RIMAZAHRANI Fix
Disusun oleh :
Rimazahrani Khairunnisa
P27824119038
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan “Laporan Komprehensif Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II Pada Ny.V
G1P0000 Usia Kehamilan 4 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum” . Dalam penyusunan laporan ini
penulis mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Surabaya
2. Astuti Setiyani, SST. M. Keb. selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb. selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sutomo Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
4. Dr. Dewi Ayuning Asih selaku Kepala Puskesmas Siwalankerto
5. Bidan Erma Tri Wahyuni, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
6. Rekawati Susilaningrum, A.Per.Pen., M.Kes. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
7. Evi Yunita Nugrahini, M.Keb. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan komprehensif ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………..…….. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................6
1.2 Tujuan.........................................................................................................................................7
1.3 Pelaksanaan...............................................................................................................................7
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperemesis Gravidarum atau mual muntah yang berlebihan disebabkan oleh
Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG), dalam tingkatan yang berat dapat
mengancam jiwa maupun janin. Hormon HCG meningkat pada trimester pertama kemudian
menurun levelnya pada trimester kedua (Prawirohardjo 2014). komplikasi dari Hiperemesis
Gravidarum diantaranya adalah keterlambatan pertumbuhan kandungan dan Kematian janin.
Angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di Indonesia sekitar 1-3%. Sekitar 50 – 60%
kehamilan disertai mual dan muntah, dari 360 wanita hamil, 20% diantaranya mengalami
mual dan muntah di pagi hari dan sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari. Kondisi ini
biasanya bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Sekitar 18% kasus
mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran (Wagiyo 2016)
Sebagian besar emesis gravidarum (mual muntah) saat hamil dapat diatasi dengan
berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Akan tetapi, sebagian kecil
wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kekurangan cairan dan terganggunya
keseimbangan elektrolit. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah kapiler pada lambung dan esofagus, sehingga muntah bercampur darah. Hal tersebut
dapat menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil, dan mengagetkan keluarganya. Sekalipun
kejadian mual muntah dalam bentuk hiperemesis gravidarum tidak banyak dijumpai, namun
penanganannya memerlukan perhatian yang seriushiperemesis gravidarum yang ringan
(tingkat I) yang dialami secara terus menerus dapat menyebabkan kondisi ibu hamil menjadi
lemah, nafsu makan menurun, sehingga asupan makanan sehat menjadi berkurang, hal ini
dapat mempengaruhi kondisi tumbuh kembang janin dan memperburuk keadaan ibu serta
memicu timbulnya hiperemesis berat (Rahyani 2020).
Jika hiperemesis gravidarum berlanjut dari tingkat I ke tingkat II ataupun III, maka hal
tersebut akan berdampak lebih buruk lagi bagi ibu dan juga janin. Ibu akan mengalami
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah selain
itu mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa yang
menyebabkan rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal sehingga
mengakibatkan dampak buruk bagi janin. jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan
6
7
maka tidak akan berdampak terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan Ibu mengalami
hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), prematur hingga terjadi abortus (Rahyani 2020).
1.2 Tujuan
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil trimester I dengan
Hiperemesis Gravidarum
2. Menginterpretasi data serta menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu hamil trimester I dengan Hiperemesis Gravidarum
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil trimester I dengan Hiperemesis
Gravidarum
4. Merencanakan tindakan yang dibutuhkan ibu hamil trimester I dengan Hiperemesis
Gravidarum
5. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu hamil trimester I
dengan Hiperemesis Gravidarum
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
7. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan ini dilakukan pada tanggal 22 September 2021 di
Ruang KIA Puskesmas Siwalankerto
......Pada bab II tinjauan pustaka yang akan menguraikan mengenai landasan teori dari
pengertian kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum, dan etiologi, patologi dan klasifikasi
tingkatan Hiperemsis Gravidarum.
Pada bab III yaitu tinjauan kasus terdiri dari pengkajian data subjektif dan objektif,
analisa dan penatalaksanaan sesuai kaidah SOAP.
Kemudian ada bab IV yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, Bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah dan
dijadikan rujukan dalam penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
9
10
2. Pembelahan
Zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16
sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah
3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk
rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang
ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya
menghilang sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut. (Miftahul Khairoh 2019)
3. Nidasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding
uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi
menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan (Miftahul Khairoh 2019)
kehamilan. Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang tertanam di atas atau di dekat
servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang
serviks secara keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa biasanya terjadi pada wanita yang
telah hamil lebih dari satu kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim misalnyafibroid.
5. Hiperemesis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di mana mual dan muntah yang
berlebihan selama masa hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi.
a. Faktor predisposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Pada wanita
primigravida, sebagian kecil belum mampu beradaptasi dengan hormon. Primigravida
memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan multigravida. Ibu primigravida belum
dapat beradaptasi dengan peningkatan HCG dan hormon estrogen , bahwa hormon
estrogen dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas olfactorius (penciuman) terhadap
aroma atau bau yang tidak enak yang dapat merangsang mual dan muntah.kehamilan yang
pertama juga merupakan pengalaman baru bagi ibu hamil dimana ibu belum siap secara
mental menghadapi kehamilan dan persalinan.
b. Faktor Usia, Hiperemesis Gravidarum di bawah 20 tahun lebih disebabkan oleh karena
belum cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu. Hal ini
mempengaruhi emosi ibu sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu
makan.
c. Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik
akibat hamil dan retensi ibu yang menurun. Masuknya vili khorealis ke dalam sirkulasi
internal dan perubahanmetabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah
satu respons dari jaringan ibu terhadap janin.
12
Gejala utama dari Hiperemesis Gravidarum adalah mual yang berat dan terus
menerus. Penderita biasanya mengalami penurunan berat badan karena tidak bisa makan
apapun. Perasaan pusing, lemas, bahkan bisa sampai pingsan. kulit kering, bibir kering,
keringat dingin dan sebagainya (Rahyani 2020). Gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis
dapat dibagi menjadi 3 meliputi :
1. Tingkat 1 (Ringan) dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita
lemah, tidak mau makan, berat badan turundan nyeri epigastrium nadi sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah menurun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat 2 (Sedang) dengan gejala mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan
umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata
cekung, tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Dapat juga
terjadi asetonuria dan dari nafas berbau aseton.
3. Tingkat 3 (Berat) dengan gejala keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,
somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik,
dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada sususnan
saraf pusat (ensepalopati wernicke) dengan adanya nigtasmus, diplopia, perubahan
mental.
14
3. Riwayat Menstruasi
a. Usia Menarche
Rata-rata pada usia 11-13 tahun yang menandakan bahwa alat kandungannya mulai
berfungsi dan merupakan ciri-ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan siklik
dari alat kandungannya sebagai persiapan kehamilan.
b. Pola haid
Siklus : Normalnya 21-35 hari, mayoritas wanita mengalami siklus 28-20
Lama : Normalnya 4-7 hari, namun 2-8 hari masih dianggap normal
Keteraturan : Normalnya teratur
Banyak darah : Pada hari pertama hingga kedua haid, wanita mengganti
pembalutnya tiap 4 jam (3-5 x sehari) dengan kondisi pembalut
¾ penuh. Pada hari ke 3-4 ganti pembalut 3-4 x sehari, ¼
penuh. Sedangkan hari ke 5-6 darah normalnya berupa bercak-
bercak merah kecoklatan.
Sifat dan warna : Paling banyak pada hari ke 1-3 dengan warna merah tua disertai
sedikit bekuan darah. Selanjutnya berupa bercak-bercak merah
kecoklatan dan bersih pada hari ke 6 atau 7.
Dismenorea : Disminore primer adalah normal, dialami sejak awal menarche
hingga sekarang, dimana wanita selalu merasakan nyeri perut
bawah (Handayani 2019)
Frekuensi ANC pada trimester I setidaknya sudah 1 kali. Test kehamilan/PP Test positif
yang merupakan salah satu tanda kemungkinan hamil. Masalah yang dialami berkaitan
dengan ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester I umumnya brupa muntah- muntah,
mudah lelah, merasa tidak sehat, dan sebagainya. hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah berat yang puncaknya antara Minggu ke-8 dan Minggu ke-12 dan hilang pada
Minggu ke-16 (Kumalasari 2015).
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Dikaji untuk mengetahui apakah mual dan muntah tersebut merupakan Hiperemesis
Gravidarum atau penyakit lain.
9. Riwayat Pernikahan
Umur saat pertama kali menikah kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan
kehamilan beresiko. Berapa lama menikah digunakan sebagai acuan menilai infertilitas
17
(Handayani, 2019)
Dikaji untuk mendapatkan gambaran bahwa wanita menolak hamil, takut kehilangan
pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum (Wagiyo 2016).
2) Minum
Kebutuhan air minum ibu hamil minimal 10 gelas/hari (Buku Kesehatan, Ibu dan
Anak, 2016).
b. Eliminasi
Pada kehamilan trimester III ibu sering BAK karena penekanan kandung kemih akibat
penurunan kepala janin ke pintu atas panggul. BAB juga dapat mengalami konstipasi
atau sembelit akibat perubahan hormonal yang mempengaruhi aktivitas usus halus dan
usus besar (Prawihardjo, 2014).
c. Aktivitas
Ibu hamil yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan memperhatikan
kondisi ibu dan keamanan janin yang dikandungnya. Ikuti senam ibu hamil sesuai
dengan anjuran petugas kesehatan (Kemenkes, 2018).
d. Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup atau tidak. Tidur
malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/berbaring 1-2 jam. Posisi
tidur sebaiknya miring ke kiri (Kemenkes, 2018).
18
e. Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan hubungan seksual atau
tidak, karena pada dasarnya hubungan seksual boleh dilakukan selama hamil asal
umur kehamilan cukup besar. Tanyakan ke petugas kesehatan cara yang aman.
(Kemenkes, 2018)
c. Tanda- tanda vital : Pada kasus Hiperemesis Gravidarum nadi cepat, suhu
meningkat tekanan darah rendah.
d. Antropometri
1) Berat badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 15 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Handayani,2019)).
Perhitungan IMT ibu hamil dapat menjadi indikator pertumbuhan janin apabila IMT
ibu hamil <18,0 maka keadaan ibu hamil tersebut kurus dengan berat.
badan kurang (KEK). Rumusan menghitung IMT :
BB
𝑇𝐵2
Keterangan:
BB : Berat badan ibu dalam kilogram
TB : tinggi badan ibu dalam meter kuadrat
2) Tinggi badan
19
Bila tinggi badan ˂145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal (Kemenkes, 2018)
Bila lingkar lengan atas ≤ 23,5 cm menunjukan ibu menderita kekurangan energi
kronis (KEK) dan beresiko melahirkan BBLR (Kemenkes, 2018).
2. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Hatini 2018) pemeriksaan fisik ibu hamil perlu dilakukan untuk mengetahui adanya
tanda dan gejala yang mengarah pada suatu resiko yang dapat terjadi pada ibu maupun janin,
yaitu :
a. Inspeksi
1) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema, apabila ibu mengalami
bengkak pada muka termasuk tanda dan gejala dari Preeklamsia.
2) Mata
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum mata cekung dan sklera kuning.
3) Gigi dan mulut
Adakah caries gigi atau keropos yang menandakan ibu kurang kalsium. Pada Hiperemesis
Gravidarum bibir kering,lidah kering dan kotor terdapat bau aseton.
4) Leher
Bendungan vena kemungkinan gangguan aliran darah akibat penyakit jantung atau
aneurisma vena, kelenjar tiroid membesar saat hamil diakibatkan hyperplasia, peningkatan
vaskularisasi, kelainan kelenjar tiroid dapat memberikan pengaruh terhadap tumbuh
kembang janun, dan kelenjar limfe kemungkinan terjadi infeksi.
5) Payudara
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan payudara akan membesar dan akan tampak
vena- vena halus dibawah kulit. Sirkulasi vaskuler meningkat, putting membesar dan terjadi
hiperpigmentasi areola.
20
6) Abdomen
7) Ekstermitas
Pada ibu hamil sering terjadi edema dependen, yang disebabkan karena kongesti sirkulasi
pada ekstermitas bawah, peningkatan kada permaebilitas kapiler, tekanan dari pembesaran
uterus pada vena pelvic ketika duduk atau pada vena cava inferior ketika berbaring. Jika
edema muncul pada muka, tangan dan kaki disertai protein urine serta hipertensi perlu
diwaspadai adanya Preeklamsia.
b. Palpasi
1) Leher
Untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak. Pada ibu hamil dalam keadaan
normal, kelenjar tyroid tidak teraba (Kemenkes,2018)
2) Payudara
Untuk mendeteksi adanya benjolan abnormal
3) Abdomen
Palpasi abdomen pada trimester 1 dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran
abdomen atau perut, adanya jaringan parut, luka bekas operasi dan pergerakan janin.
4) Ekstremitas bawah
Adanya oedem atau tidak bila oedem disertai dengan protein urine positif merupakan
tanda preeklamsia.
c. Perkusi
Patella : apabila normal tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus Hiperemesis Gravidarum dibutuhkan data penunjang seperti pemeriksaan urin untuk
mengetahui apakah ada kandungan keton, serta dilakukan pemeiksaan darah yang terdiri dari Hb
dan Leukosit untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia (Rahyani 2020)
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang
Pada kasus hiperemesis gravidarum, jika telah mendapatkan data subjektif dari ibu
berupa Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ibu (agar dapat ditentukan usia kehamilan), ibu
merasa mual dan muntah yang hebat, ibu memuntahkan segala apa yang Ia makan, nyeri
epigastrum dan pada data Objektif didapatkan KU ibu yang lemah, kesadaran masih
composmentis, tekanan darah menurun, nadi meningkat, turgor kulit berkurang, mata cekung,
ibu tampak pucat maka ibu didiagnosa mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I. timbul
aceton dalam air kencing, maka keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan
2.2.7. Evaluasi
Pada tahap ini, kita perlu mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang telah
kita berikan kepada pasien, untuk itu kita perlu melakukan evaluasi dengan cara mengacu
pada beberapa pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk
mengatasi masalah, dan hasil asuhan. Hasil yang diharapkan dari kasus hiperemesis
23
gravidarum tingkat I adalah teratasinya mual dan muntah pada ibu, mengembalikan
keadaan umum, tanda vital, dan kondisi ibu menjadi lebih baik (Wagiyo 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
1) Identitas
2) Alasan datang
3) Keluhan
4) Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Lama : 28 hari
24
25
Siklus : Teratur
HPHT : 23-08-2021
HPL : 30-05-2022
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun, penyakit menular, penyakit menahun seperti
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun, penyakit menular,
penyakit menahun seperti Diabetes Mellitus, Asma, Hipertensi, Jantung dan Anemia maupun
8) Riwayat Perkawinan
Kawin ke :1
(1) Nutrisi
a. Makan
Makan 3 kali sehari dengan nasi 1 piring, lauk, menu variasi, makan buah dan sayur.
b. Minum
Minum air putih 7-8 gelas/hari (1 gelas sedang ukuran ± 250 cc). Tidak pernah minum
jamu.
(2) Eliminasi
b. BAK : 6-7 kali sehari secara spontan dengan warna kuning jernih.
(3) Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu, mencuci piring dan baju,
Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam setiap kali sehabis mandi.
Ibu dan keluarga senang dengan kehamilan pertamanya, keluarga juga mendukung ibu untuk
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
27
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Antropometri :
LILA : 26 cm
TB : 150 cm
BB Sekarang : 46,5 kg
BB Sebelum hamil : 45 kg
IMT : 20,67
2) Pemeriksaan Fisik
varises.
3) Pemeriksaan Penunjang
3. Analisa
4. Penatalaksanaan
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk
beristirahat yang cukup
c. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak. Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk
minum air putih yang banyak
d. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang berbau
menyengat. Ibu bersedia mengikuti anjuran
e. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering . Ibu bersedia mengikuti anjuran
f. Memberi terapi Fe (2x1), vitamin C (1x1) dan B12 (2x1) serta menjelaskan fungsi dan cara
konsumsi. Ibu memahami dan bersedia mengonsumsi
g. Menginformasikan tanggal kunjungan ulang (27 Oktober 2021) atau jika sewaktu-qaktu ada
keluhan. Ibu memahami tanggal kunjungan ulang
BAB 4
SIMPULAN
Dari asuhan kebidanan kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum yang dilakukan, didapatkan
kesimpulan :
Asuhan kebidanan pada Ny. V G1P0000 Usia Kehamilan 4 Minggu dilakukan dengan teknik
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada
langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan
dengan kondisi klien.
29
30
gravidarum yang dialami oleh pasien. Untuk pasien dengan hiperemesis gravidarum tingkat I,
bidan berencana untuk memberikan health education dalam hal pemenuhan nutrisi ibu yakni
anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan hindari makan makanan berlemak dan rencana
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin untuk untuk mengatasi mual muntah.
6. Pada pasien hiperemesis gravidarum bidan melaksanakan semua rencana asuhannya pada
langkah V yakni memberikan Health Education tentang pemenuhan nutrisi ibu yakni menganjurkan
ibu untuk makan sedikit tapi sering dan menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak,
dan berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan vitamin untuk mengatasi mual dan muntah
7. Hasil yang diharapkan dari kasus hiperemesis gravidarum tingkat I adalah teratasinya mual
dan muntah pada ibu, mengembalikan keadaan umum, tanda vital, dan kondisi ibu menjadi lebih
baik
DAFTAR PUSTAKA
2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Hatini, Erina Eka. 2018. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Malang: Wineka Media.
Kumalasari. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.
Jakarta: Salemba Medika.
Miftahul Khairoh, Arkha Rosyariah, Kholifatul Ummah. 2019. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN.
Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rahyani, Ni Komang Yuni. 2020. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI BAGI BIDAN.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Wagiyo. 2016. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL, INTRANATAL, DAN BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
31