Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KOMPREHENSIF

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II PADA Ny. N GIIP1001


USIA KEHAMILAN 41 MINGGU DENGAN INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
DI PUSKESMAS SIWALANKERTO KOTA SURABAYA
TANGGAL : 20 SEPTEMBER 2021 S/D 16 OKTOBER 2021

Disusun oleh :
Rimazahrani Khairunnisa
P27824119038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan “Laporan Komprehensif Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan I Pada Ny. N
GIIP1001 Usia Kehamilan 41 Minggu Dengan Inpartu kala 1 fase Aktif” . Dalam penyusunan laporan
ini penulis mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Surabaya
2. Astuti Setiyani, SST. M. Keb. selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb. selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sutomo Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
4. Dr. Dewi Ayuning Asih selaku Kepala Puskesmas Siwalankerto
5. Bidan Erma Tri Wahyuni, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
6. Rekawati Susilaningrum, A.Per.Pen., M.Kes. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
7. Evi Yunita Nugrahini, M.Keb. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan komprehensif ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 27 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………..…….. iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................5
1.2 Tujuan.........................................................................................................................................6
1.3 Pelaksanaan...............................................................................................................................6
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................................................. 6

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Dasar
2.1.1. Pengertian Persalinan...........................................................................................................7
2.1.2. Etiologi Persalinan................................................................................................................7
2.2 . Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1.Konsep Asuhan Kebidanan Persalinan Kala 1.......................................................................8
2.2.2. Konsep Asuhan Kebidanan Persalinan Kala 2....................................................................15
2.2.3. Konsep Asuhan Kebidanan Persalinan Kala 3....................................................................20
2.2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Persalinan Kala 4.....................................................................22
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. Data Subyektif……………………………………………………………………………………………………… 26

3.2. Data Obyektif ………………………………………………………………………………………………………..30

3.3. Analisa Data ……………………………………………………………………………………………………….…31

3.4. Penatalaksanaan …………………………………………………………………………………………………….31

BAB IV SIMPULAN………………………………………………………………………………………...……......…….41

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologi yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan
dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18
jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah 2017)

Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di
negara berkembang. Menurut laporan World Health Organizatison (WHO) tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa negara
memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Sahata 179.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup.
Asia Selatan 69.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di negara-negara
Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000
kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2014).

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana


angka kematian ibu bersalin yang cukup tinggi. Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang
mungkin saja timbul selama persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baik dalam bidang kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal. Persalinan sampai saat ini masih
merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan
pemantauan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah,
bahkan dapat berlanjut pada komplikasi.

Asuhan persalinan normal ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya yang terintegritas dan
lengkap tetapi dengan intervensi, sehingga setiap intervensi yang akan di aplikasikan dalam
asuhan persalinan normal mmepunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat
intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan. Asuhan persalinan
memegang kendali penting pada ibu karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses

5
6

persalinannya, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani hal tersebut serta untuk mendeteksi
komplikasi yang mungkin terjadi dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.

1.1 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan normal

1.2.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa mampu:

1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu dengan persalinan normal
2. Menginterpretasi data serta menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu dengan persalinan normal
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu dengan persalinan normal
4. Merencanakan tindakan yang dibutuhkan ibu dengan persalinan normal
5. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu dengan persalinan
normal
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
7. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan

1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan normal ini dilakukan pada tanggal 20 September-
16 Oktober 2021 di Puskesmas Siwalankerto Wilayah Surabaya

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan asuhan


kebidanan ini terdiri dari bab I pendahuluan yang akan menguraikan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, pelaksanaan, serta sistematika penulisan.
Pada bab II tujuan pustaka yang akan menguraikan mengenai landasan teori dari
pengertian persalinan dan etiologi persalinan.

Pada bab III yaitu tinjauan kasus terdiri dari pengkajian data subjektif dan objektif,
analisa dan penatalaksanaan sesuai kaidah SOAP.
Kemudian ada bab IV yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, Bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah dan
dijadikan rujukan dalam penulisan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Persalinan

2.1.1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, sehingga janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
tanpa kompikasi baik ibu maupun janin (Sulfianti 2020).

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian


pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Kurniarum 2016).

2.1.2. Etiologi Persalinan


terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti. sehingga menimbulkan beberapa
teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya persalinan. Perlu diketahui hahwa ada dua
hormon yang dominan pada saal hamil, yaitu:

1. Estrogen
a. Meningkatkan sensitivitas otot rahirn
b. Memudahkan pcnerimaan rangsangan dan luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanik.
2. Progesteron
a. Menurunkan sensitivitas otot rahim
b. Menyulitkan penerimaan rangsangan dan luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanik.
c. Menyebabkan otot rahim dan olot polos relaksasi.

Teori tentang penyebab persalinan (Sulfianti 2020):

1. Teori peregangan
a. Otot rahim rnempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehinggan persalinan dapat dimulai.
c. Contohnya. pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,
sehingga menimbulkan proses persalinan.

7
8

2. Teori penurunan progesteron


a. Proses penuaan plasenta mulai umur kehamilan 28 minggu. Dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
b. Produksi progesteron mengalarni penurunan, sehingga otot Rahim menjadi lehih
sensitif terhadap oksitosin.
c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
3. Teori oksitosin internal
a. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
b. Perubahan keseimbangan esterogen dan pogesteron dapat mengubah sensitivitas
otot rahim. sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
c. Menurunnya konsentrasi akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat
rneningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
4. Teori prostaglandin
a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua.
b. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapal menimbulkan kontraksi otot rahirn
sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
c. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu persalinan.

2.2. Konsep Asuhan Kebidanan


2.2.1. Kala I
2.2.1.1. Pengkajian

1. Data Subyektif

1) Identitas Klien dan Suami


Menurut Handayani (2019) pengkajian identitas klien meliputi :
a. Nama
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan
sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab serta untuk mencegah kekeliruan bila ada
nama yang sama
b. Umur
Umur primigravida yang aman adalah pada rentang 20-35 tahun, karena pada umur
tersebut minim terjadi resiko selama kehamilan.
9

c. Agama
Dikaji sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan spiritual pada pasien
dan keluarga
d. Suku/Bangsa
Berhubungan dengan sosial dan budaya yang dianut oleh pasien dan keluarga yang
berkaitan dengan kehamilan sampai persalinan
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga mempermudah dalam
memberikan pendidikan kesehatan. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku
ibu
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan,
serta dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga
g. Alamat
Memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju pelayanan
kesehatan, serta mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan

2) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan ibu bersalin kala I adalah nyeri ringan pada perut bagian bawah,

pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan

kekuatannya makin besar, pengeluaran lendir darah (Kemenkes RI, 2016).

3) Pola Kebiasaan Sehari- hari

Menurut Kemenkes RI (2016), pemenuhan kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang dapat dikaji

antara lain :

a. Nutrisi

Selama kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum, untuk mendukung kemajuan

persalinan. Nutrisi yang terpenuhi akan mempengaruhi power ibu selama proses

persalinan. Ibu dianjurkan makan dan minum diantara kontraksi. Wanita bersalin

membutuhkan 50-100 Kkal setiap jam jika tidak terpenuhi, akan mengalami kelelahan

pada otot dan kelaparan.


10

b. Eliminasi

Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung kemih

ibu terasa penuh selama proses persalinan. Kandung kemih yang penuh akan

menghambat penurunan bagian terbawah janin.

c. Istirahat

Memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba rileks tanpa adanya tekanan

emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela his). Dikaji untuk

mengetahui pola istirahat ibu karena pola istirahat pada saat menjelang persalinan

cenderung terganggu karena kontraksi yang dialami ibu.

d. Personal Hygiene

Upaya kebersihan diri secara baik dan benar dapat melindungi penolong persalinan,

ibu dan bayi baru lahir terhadap resiko infeksi

2. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda- tanda vital

Menurut Kemenkes RI (2016), pengkajian tanda- tanda vital pada ibu bersalin yaitu :

a) Tekanan Darah : tekanan darah meningkat selama kontraksi yaitu peningkatan

tekanan sistolik 10-20 mmHg dan diastolic 5-10 mmHg dan saat diantara

waktu kontraksi tekanan darah akan kembali ketingkat sebelum persalinan.

b) Nadi : yang normal menunjukkan wanita dalam kondisi yang baik, 60-100 x/menit.

Nadi diukur tiap 1-2 jam pada awal persalinan.

c) Pernafasan : Pernafasan yang normal adalah 16-24 x/menit. Selama persalinan

pernafasan ibu akan mengalami peningkatan, hal ini mencerminkan adanya

kenaikan metabolisme.
11

d) Suhu : peningkatan suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih dari

0,5°C sampai 1°C.

2) Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Menurut Prawirohardjo (2014), yang dapat dikaji pada pemeriksaan fisik secara

inspeksi yaitu :

a) Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi yang akan

menentukan pelaksanaan persalinan.

b) Genetalia : untuk mengetahui keadaan perineum, varises, apakah ada

pengeluaran blood show yang menjadi tanda inpartu.

c) Anus : untuk mengetahui tidak ada hemoroid karena apabila terdapat hemoroid

akan menyebabkan perdarahan pada proses kelahiran jika ibu mengejan.

b. Palpasi

a) Payudara : mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan

mengecek pengeluaran ASI

b) Abdomen :

 Leopold I : normalnya TFU sesuai dengan usia kehamilan dan pada fundus

teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).

 Leopold II : normalnya teraba satu bagian yang keras, panjang dam memapan

disebelah kanan/kiri perut ibu dan teraba satu bagian-bagian kecil

janin disebelah kanan/kiri perut ibu.

 Leopold III : normalnya pada bagian terbaah terasa keras, bulat, melenting dan

tidak dapat digoyangkan lagi

 Leopold IV : normalnya kepala sudah masuk PAP. Pada ibu primigravida bagian

terbawah janin sudah masuk PAP sejak usia kehamilan 36 minggu


12

sedangkan pada ibu multigravida bagian terendah janin masuk PAP

saat persalinan. Menentukan penurunan bagian terbaah janin

dengan hitungan perlimaan bagian kepala janin yang bisa dipalpasi

diatas simfisis pubis.

 HIS : pada fase aktif minimal terjadi 2 kontraksi dalam 10 menit dan lama

kontraksi sekitar 40 detik atau lebih, dan diantara dua kontraksi

terjadi relaksasi dinding uterus (JNPK-KR, 2017).

c) Ekstremitas bawah : normalnya tidak oedem, tidak ada varises

c. Perkusi

Patella : reflek patella positif

d. Aukultasi

Abdomen : dilakukan dengan jarum detik dan dopler untuk menentukan DJJ melalui dinding

abdomen. Selanjutnya bidan menentukan punctum maximum. DJJ normalnya 120-160

x/menit (Kemenkes RI, 2016).

3) Pemeriksaan Khusus

(1) Pemeriksaan dalam atau Vaginal Taucher (VT).

Menurut JNPK-KR (2017), yang dapat dikaji pada pemeriksaan dalam (VT) antara lain :

a. Vulva/vagina : melihat vagina terdapat lendir darah atau tidak, terdapat

kondiloma atau tidak.

b. Pembukaan serviks : pembukaan serviks pada fase laten terjadi sangat lembat

yaitu 0-3 cm yang membutuhkan aktu 8 jam, sedangkan

pada fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi,

pembukaan 3-4 cm; fase dilatasi maksimal,

pembukaannya 4-9 cm; dan fase deselerasi, pembukaan

9-10 cm.
13

c. Penipisan : menipis dan melunaknya ishmus (segmen bawah rahim)

sebesar 25%-100% bahkan tidak teraba saat

pemeriksaan sudah lengkap.

d. Ketuban : untuk mengetahui apakah sudah pecah atau belum dan

apakah ada ketegangan ketuban. Macam air ketuban

berarna jernih, ketuban bercampur meconium, bercampur

darah, maupun kering/tidak ada cairan ketuban.

Normalnya air ketuban berwarna jernih.

e. Presentasi : untuk mengetahui letak janin, presentasi normal pada

persalinan adalah dimana posisi yang pertama kali masuk

ke panggul adalah kepala.

f. Denominator : normalnya titik tunjuk menyentuh ubun- ubun kecil kiri

depan atau ubun-ubun kecil kanan depan.

g. Bagian kecil yang menyertai : untuk mengetahui apakah ada bagian kecil yang ikut

menyertai. Normalnya tidak ada bagian kecil yang

menyertai.

2.2.1.2. Interpretasi Data Dasar

Diagnose : G… PAPAH UK … inpartu kala I fase aktif/laten janin tunggal, hidup, presentasi

kepala, intauteri (Kemenkes RI, 2017).

2.2.1.3. Masalah : Cemas menghadapi persalinan

2.2.1.4. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Ada kemungkinan terjadinya persalinan dengan kala I lama (Jannah 2017).

2.2.1.5. Perencanaan

1) Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan


14

Rasional : Dengan diberi penjelasan, ibu dan keluarga dapat mengetahui keadaannya.

2) Lakukan pemantauan pada kala I

Rasional : sebagai parameter kemajuan persalinan dan deteksi dini komplikasi dan

penyulit.

3) Pantau kandung kemih


Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih secara rutin (setidaknya tiap 2 jam, tiap
ibu merasa ingin berkemih)
Rasional : kandung kemih yang penuh berpotensi untuk memperlambat turunnya janin
dan mengganggu kemajuan persalinan, infeksi saluran kemih pasca persalinan.
4) Dukungan emosional/jika ibu merasa cemas dapat dilakukan :

Anjurkan suami dan anggota keluarga lain untuk mendampingi ibu selama persalinan

dengan cara :

 Bekerja bersama anggota keluarga dalamMengucapkan kata- kata yang


membesarkan hati ibu

 Membantu ibu bernafas secara benar saat kontraksi

 Memijat muka ibu dengan kain yang dibasahi air hangat/dingin

Rasional : kehadiran suami dan keluarga akan memberikan raa aman dan nyaman

 Anjurkan teknik relaksasi

Rasional : pengaturan nafas dapat mengurangi rasa nyeri akibat kontraksi uterus

5) Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air)

Rasional : memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat

memperlambat kontraksi/membuat kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.

6) Atur posisi ibu, yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

 Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan sesuai

keinginannya

 Anjurkan suami atau pendamping membantu ibu dalam mengatur posisi

 Anjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti berjalan, berdiri atau jongkok Rasional :

untuk membantu proses turunnya bagian terendah janin


15

 Beritahu ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit

Rasional : jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya akan menekan

vena kava inferior. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke

plasenta, sehingga dapat mengakibatkan hipoksia dan ini berhubungan dengan

gangguan proses kemajuan persalinan.

7) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kala I, yaitu :

 Perdarahan pervaginam selain lendir bercampur darah

 Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconiumKetuban pecah > 24 jam

 Tanda- tanda gejala infeksi

 Gerakan janin berkurang

Rasional : ibu dapat segera melapor kepada tenaga kesehatan jika terdapat tanda

bahaya tersebut.

8) Siapkan ruangan, perlengkapan, bahan- bahan serta obat yang diperlukan untuk proses

persalinan dan kelahiran bayi

Rasional : untuk memperlancar dan mempermudah berlangsungnya proses

persalinan

9) Perrsiapkan rujukan jika terjadi penyulit

Rasional : mencegah keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang

sesuai jika terjadi penyulit. (Jannah 2017)

2.2.1.6. Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah

kelima dilaksanakan secara efisien dan aman yang mengacu pada masalah klien.

2.2.1.7. Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien
2.2.2. Kala II
2.2.2.1. Pengkajian
1. Data Subjektif
16

Data subyektif yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II adalah :
(1) Ibu merasa ingin meneran
(2) Ibu merasa tekanan pada rectum dan atau vagina semakin meningkat

2. Data Objektif

(1) Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body language) yang menggambarkan

suasana fisik dan psikologi pasien menghadapi kala II persalinan.

(2) Vulva dan anus membuka, perineum menonjol.

(3) Hasil pemantauan kontraksi

- Durasi lebih dari 40 detik

- Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit

- Intensitas kuat

(4) Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. VT Ø 10 cm, effacement 100%, ketuban (+)/(-), denominator ubun-

ubun kiri/kanan depan, kepala Hodge III/IV (Nursiah 2014)

2.2.2.2. Interpretasi Data Dasar

Diagnosa : G … PAPAH inpartu kala II

2.2.2.3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Syok, dehidrasi, infeksi, preeklamsia/eklamsia, inersia uteri, gawat janin, penurunan kepala

terhenti, distosia bahu, ketuban bercampur meconium, kehamilan ganda tidak terdeteksi, tali

pusat menumbung/lilitan tali pusat (Nursiah 2014)

2.2.2.4. Identifikasi Tindakan Kebutuhan Segera

Berikut adalah rencana asuhan tindakan/rujukan segera selama persalinan (JNPK-KR 2016) :
17

Indikasi untuk Tindakan dan Rujukan Segera selama


Persalinan Kala II

Temuan dari penilaian dan


Penilaian Rencana asuhan atau
pemeriksaan
perawatan
Nadi Tanda atau gejala syok : 1. Baringkan miring ke kiri
Tekanan Darah  Nadi cepat (100 x/menit 2. Naikan kedua kaki untuk
Pernafasan atau lebih) meningkatkan aliran darah
Kondisi keseluruhan Urin  Tekanan darah rendah ke jantung
(sistolik kurang dari 90 3. Pasang infus menggunakan
mmHg) jarum diameter besar (ukuran
 Pucat pasi 16 atau 18) dan berikan RL
 Berkeringat atau dingin, atau NS. Infuskan 1 L dalam
kulit lembab 15 ampai 20 menit; jika
 Nafas cepat (lebih dari mungkin infuskan 2 L dalam
30/menit) satu jam pertama, kemudian
 Cemas bingung atau tidak 125 cc/jam.
sadar 4. Segera rujuk ke RS PONEK.
 Produksi urine sedikit 5. Dampingi ibu ke tempat
(kurang dari 30 cc/jam) rujukan
Nadi Tanda atau gejala dehidrasi: 1. Anjurkan untuk minum
Urine  Nadi cepat (100 x/menit 2. Nilai ulang setiap 30 menit
atau lebih) (menurut pedoman di
 Urin pekat partograf). Jika kondisinya
 Produksi urin sedikit ( tidak membaik dalam waktu
kurang dari 30 cc/jam) satu jam, pasang infuse
menggunakan jarum ukuran
16/18 dan berikan RL/NS
125cc/jam
3. Segera rujuk ke RS PONEK
4. Damping ibu ke tempat
rujukan
Nadi Tanda atau gejala infeksi : 1. Baringkan miring kekiri
Suhu  Nadi cepat (110 x/menit 2. Pasang infus menggunakan
Cairan vagina atau lebih) jarum diameter besar
Kondisi secara umum  Suhu lebih dari 38°C (ukuran 16 atau 18) dan
 Menggigil berikan RL atau NS 125
 Air ketuban atau cairan cc/jam
vagina yang berbau 3. Berikan ampisilin 2 gr atau
amoksillin 2 gr per oral
4. Segera rujuk ke RS PONEK
5. Damping ibu ke tempat
rujukan
Tekanan darah Urin Tanda atau gejala preeklamsia 1. Nilai ulang tekanan
Keluhan subyektif ringan : darah setiap 15 menit
Kesadaran Kejang  Tekanan darah diastolic (saat diantara kontraksi
90-110 mmHg atau meneran)
 Proteinuria hingga +2 Tanda atau 2. Miring ke kiri dan
gejala preeklamsia berat atau cukup istirahat.
eklamsia : Nifedipin slow Relase
 Tekanan darah diastolic 2 x 30 mg
110 mmHg atau lebih 3. Bila gejala bertambah
 Tekanan darah diastolic berat maka tatalaksana
90 mmHg atau lebih sebagai preeklamsia berat
dengan kejang
 Nyeri kepala 1. Baringkan miring ke kiri
 Gangguan penglihatan 2. Pasang infus menggunakan
 Kejang (eklamsia) jarum diameter besar
(ukuran 16 atau 18) dan
18

berikan RL atau NS 125


cc/jam
3. Berikan dosis awal 4 g
MgSO4 40% IV dengan
kecepatan 0,5-1 G/menit
4. Berikan dosis
pemeliharaan MgSO4
40& 1 G per jam. Segera
rujuk ke RS PONEK
5. Damping ibu ke tempat
rujukan
Kontraksi Tanda-tanda inersia uteri Anjurkan ibu untuk mengubah
 Kurang dari 3 kontraksi posisi dan berjalan-jalan
dalam 10 menit, lama 1. Anjurkan untuk minum
kontraksi kurang dari 40 2. Jika selaput ketuban masih
detik utuh dan pembukaan
>6cm lakukan amniotomi
3. Stimulasi putting susu
4. Kosongkan kandung kemih
5. Jika bayi tidak lahir setelah
2 jam meneran
(primigravida) atau 1 jam
(multigravida), segera rujuk
ke fasilitas kesehatan
rujukan.
6. Dampingi ibu ke tempat
rujukan
DJJ Tanda gawat janin : 1. Baringkan miring ke kiri,
 DJJ kurang dari 120 atau anjurkan ibu utnuk menarik
lebih dari 160 x/menit, nafas panjang perlahan-
mulai waspada tanda awal lahan dan berhenti meneran
gawat janin 2. Nilai ulang DJJ vetelah 5
 DJJ kurang dari 100 atau menit :
lebih dari 180 x/menit a. Jika DJJ normal, minta
ibu kembali meneran
dan pantau DJJ setelah
setiap kontraksi.
Pastikan ibu tidak
berbaring terlentang
dan tidak menahan
nafasnya saat meneran
b. Jika DJJ abnormal,
rujuk ibu ke fasilitas
yang memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
gawatdarurat
obstetric dan bayi
baru lahir
c. Damping ibu ke tempat
rujukan
Penurunan Kepala Bayi Kepala bayi tidak turun 1. Minta ibu meneran
jongkok/berdiri
2. Jika penurunan kepala di
patograf melewati garis
waspada, pembukaan dan
kontraksi memadai maka
rujuk pasien ke fasilitas
rujukan
3. Damping ibu ke tempat
rujukan
Lahirnya Bahu Tanda- tanda distosia bahu : Lakukan tindakan dan upaya
19

 Kepala bayi tidak lanjut (tergantung hasil tindakan


melakukan putar paksi yang dilakukan)
luar 1. Perasat Mc Robert
 Kepala bayi keluar 2. Prone Mc Robert
kemudian tertarik kembali (menungging)
kedalam vagina (kepala 3. Anterior dysimpact
kura-kura) 4. Perasat Corkscrew dari Wood
 Bahu bayi tidak dapat 5. Perasat Schwart-Dixon
lahir
Cairan Ketuban Tanda- tanda cairan ketuban 1. Nilai DJJ :
bercampur meconium : a. Jika DJJ normal, minta ibu
kembali meneran dan
pantau DJJ setelah setiap
kontraksi. Pastikan ibu tidak
berbaring terlentang dan
tidak menahan nafasnya saat
meneran
b. Jika DJJ tidak normal,
tangani sebagai gawat janin
2. Setelah bayi lahir, lakukan
penilaian segera dan bila
bayi tidak bernafas maka
hisap lendir di mulut
kemudian hidung bayi
dengan penghisap lendir
atau bola karet penghisap.
Lakukan tindakan lanjutan
sesuai dengan hasil
penilaian

2.2.2.5. Perencanaan

1) Ajarkan cara meneran yang baik dan benar

Rasional : Membantu ibu memperlancar proses persalinan

2) Libatkan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti posisi, teman

bicara, memberikan makanan dan minuman

Rasional : Peran keluarga dapat menjadi salah satu factor ketenangan hati dan

dukungan psikologi bagi ibu.

3) Pimpin persalinan pada saat his dan menolong kelahiran bayi

Rasional : Membantu kelahiran bayi secara aman

4) Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

5) Lakukan asuhan persalinan normal sesuai APN No. 1 sampai dengan 27

2.2.2.6. Pelaksanaan

Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana asuhan kebidanan dan mengacu pada masalah
20

klien, dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan (Rukiyah dan Yulianti, 2014)

2.2.2.7. Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan pada ibu

bersalin. Pada akhir kala II. Bidan melakukan evaluasi antara lain :

1) Keadaan umum bayi : jenis kelamin, spontanitas menangis segera setelah lahir, dan

warna kulit.

2) Keadaan umum pasien : kontraksi, perdarahan dan kesadaran

3) Kepastian adanya janin kedua

Hasil evaluasi ini merupakan data dasar untuk kala III.

2.2.3. Kala III


2.2.3.1. Pengkajian
1) Data Subyektif
Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir, merasa mulas dan ingin
meneran, plasenta belum lahir.
2) Data Objektif
Jam bayi lahir spontan; perdarahan pervagina; TFU dan kontraksi uterus intensitasnya
(kaut, sedang, lemah atau tidak ada) selama 15 menit pertama (JNPK-KR 2016)

2.2.3.2. Interpretasi Data Dasar

Diagnose : PAPAH dalam persalinan kala III normal

2.2.3.3. Masalah : pasien tidak memberikan respon ketika diajak berkerjasama untuk meneran,

gangguan kontraksi pada kala III.

2.2.3.4. Identifikasi Masalah Diagnosa Potensial

Retensio plasenta, tali pusat putus, bagian plasenta yang tertahan, robekan jalan lahir,

retensi sisa plasenta.

2.2.3.5. Perencanaan

1) Fasilitasi bounding antara ibu dengan bayinya dengan memberikan bayi melakukan

IMD

Rasional:Hubungan ibu dan bayi dalam jam pertama persalinan


21

meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

2) Lakukan manajemen aktif kala III, yaitu : Pemberian oksitoin 10 IU, penegangan tali
pusat terkendali (PTT), masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir.
Rasional : Penanganan yang benar pada kala III dapat mencegah terjadinya perdarahan

postpartum.

3) Lahirkan plasenta dengan baik dengan teknik dorso kranial

Rasional : Melahirkan plasenta sesuai dengan anatomi jalan lahir.

4) Bila plasenta telah lahir periksa selaput dan kotiledon

Rasional : Selaput dan kotiledon yang tertinggal di dalam uterus bias

menyebabkan perdarahan

5) Periksa adanya laserasi jalan lahir dengan membersihkan sisa darah di vagina

menggunakan kasa steril.

6) Lakukan pemantauan kala III

Pemantauan Hasil
Kontraksi Kontraksi baik akan teraba keras dan globuler. Tinggi
fundus uteri sebelum plasenta lahir sekitar setinggi pusat,
setelah plasenta lahir
tinggi fundus akan turun sekitar 2 jari bawah pusat
Robekan jalan lahir Yang dapat direparasi oleh bidan adalah robekan
dan perineum derajat 1 dan 2 pada perineum. Yaitu dari mukosa
vagina sampai ke otot vagina
Tanda vital Tekanan darah mungkin mengalami penurunan
dibandingkan ketika kala I dan II, nadi normal, suhu tidak
lebih dari 37,5 o C,
respirasi normal
Higiene Setelah dinyatakan ibu dalam kondisi baik, maka ibu
dibersihkana seperlunya hingga ibu nyaman
Sumber : Marmi, 2012

2.2.3.6. Pelaksanaan

Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana asuhan kebidanan dan mengacu pada masalah

klien. Implementasi dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan (Rukiyah dan

Yulianti, 2014).
22

2.2.3.7. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen

dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif

atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Jannah 2017)

2.2.4. Kala IV

2.2.4.1. Pengkajian

Pada pengkajian kala IV menganai data yang berhubungan dengan kemungkinan penyebab

perdarahan, karena pada kala IV inilah kematian ibu paling banyak terjadi. Penyebab kematian

ibu pasca melahirkam terbanyak adalah perdarahan dan ini terjadi pada kala IV.

1) Data Subyektif

(1) Pasien mengatakan perutnya mulas

(2) Pasien mengatakan merasa lelah tetapi bahagia

2) Data Objektif

(1) Plasenta telah lahhir spontan lengkap pada tanggal … jam …

(2) TFU 2 jari di bawah pusat

(3) Kontraksi uterus baik

2.2.4.2. Diagnosa/masalah Kebidanan


1. Diagnose : PAPAH dalam persalinan kala IV

2. Masalah yang dapat muncul pada kala IV :

(1) Pasien kecewa karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan keinginannya

(2) Pasien tidak kooperatif dengan proses IMD

(3) Pasien cemas dengan keadaannya

2.2.4.3. Identifikasi Diagnosa Potensial

Bidan menentukan diagnose potensial berdasarkan data yang diperoleh melalui pengkajian
23

pada kala III serta perjalanan persalinan ibu dari awal. Ada beberapa riwayat dan data fisik ibu

yang mendukung untuk penegak diagnose potensial. Diagnosa potensial yang mungkin muncul

pada kala IV :

1) Hipotoni sampai dengan atonia uteri

2) Perdarahan kala IV karena robekan serviks

3) Syok Hipovolemik

2.2.4.4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

Berdasarkan diagnose potensial yang ditegakkan, bidan melakukan tindakan antisipasi untuk

menyelamatkan jiwa pasien. tindakan antisipasi harus selalu menyesuaikan batas kewenangan

bidan dan Standar Pelayanan Kebidanan.

2.2.4.5 Perencanaan

1. Lakukan peenjahitan bila ada laserasi

Rasional : Menghentikan perdarahan aktif pada robekan jalan lahir dan perineum

2. Ajarkan ibu atau keluarga cara massase uterus

Rasional : Merangsang uterus kembali ke bentuk semula sehingga mencegah adanya

atonia uteri.

3. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah


Rasional : Mengetahui adanya perdarahan post partumPantau keadaan umum ibu

4. Selama 2 jam pertama pasca persalinan :

 Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap

15 menit selama satu jam petama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala IV.

Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi

ibu.

 Massase uterus membuat uetrus berkontraksi baik setiap 15 menit selama satu jam

pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala IV. Jika ada temuan yang tidak
24

normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu.

 Pantau temperature tubuh setiap jam dana dua jam pertama pascapersalinan.

Jika meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan.

 Nilai jumlah darah yang keluar. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama

satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala IV.

 Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang

keluar dan bagaimana melakukan massase jika uterus menjadi lembek.

5. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju

atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu yang nyaman, duduk bersandarkan

bantal atau berbaring miring.

Rasional : Ibu dalam kondisi bersih dan dalam keadaan yang nyaman.

6. Berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan di beri ASI. Rasional : Bayi terpenuhi

kebutuhan gizinyaTempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi. Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

Rasional : Peralatan bersih dan steril agar siap digunakan kembali.

7. Lengkapi dokumentasi patograf

Rasional : Pencatatan asuhan selama persalinan

2.2.4.6. Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh

yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa postpartum (Hidayat, 2011).

2.2.4.7. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan

benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau

merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sofian, 2012). Hasil akhir dari asuhan persalinan

kala IV normal adalah pasien dan bayi dalam keadaan baik, yang ditunjukkan dengan stabilitas

fisik dan psikologi pasien. Kriteria dari keberhasilan ini adalah sebagai berikut :
25

(1) Tanda vital pasien normal

(2) Perkiraan jumlah perdarahan total selama persalinan tidak lebih dari 500 cc

(3) Kontraksi uterus baik

(4) IMD berhasil


BAB 3

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 20 September 2021

Pukul : 14.00 WIB

Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Siwalankerto

Oleh : Rimazahrani Khairunnisa

1. Data Subjektif

1) Identitas

Nama ibu : Ny.N Nama suami : Tn. M

Umur : 27 Tahun Umur : 34 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta (Sales)

Alamat : Siwalankerto Utara 35

2) Keluhan

Ibu mengatakan kenceng – kenceng sejak semalam

3) Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Lama : 28 hari

Siklus : Teratur

Warna : Merah segar

Jumlah : 2 kali ganti

Flour albus : Ada

26
27

Dismenorhea : Tidak ada

HPHT : 6-12-2020

HPL : 13-9-2021

4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Hamil Tahun Usia keadaan Tempat Penolong BB/PB J Komplikasi KB


ke lahir/ Kehamila dan cara K Persalinan
usia n Persalinan
saat
ini
1 2015 / 38 minggu Hidup Puskesmas, Bidan 2650/48 L - -
6 Spt.B
tahun
2 Hamil
ini

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

(1) Trisemester I

Tanggal 26-02-2021
ANC 1x
Tempat RSCPP
Keluhan Muntah, pusing
UK 10-11 Minggu
Hasil Pemeriksan BB: 47 Kg TD: 100/70
Health Education  Nutrisi
 Istirahat
Terapi Folarin

(2) Trisemester II

Tanggal 07-04-2021 17-04-2021


ANC 2x
Tempat Puskesmas Siwalankerto RBG RZ
Keluhan Kram bawah perut Kram bawah perut
UK 15-16 Minggu 16-17 Minggu
Hasil BB:47kg TFU:4cm BB:47kg TFU:4cm
Pemeriksaa TD:110/70 TD:100/60 DJJ :140x/menit
n
Health Nutrisi, istirahat Nutrisi
Education
Terapi Folarin, FE Calc,FE
28

(3) Trimester III

Tanggal 19-6-2021 7-7-2021 19-8-2021 18-9-2021


ANC 4x
Tempat RBG RZ PKM PKM RBG RZ
Siwalankerto Siwalankerto
Keluhan Tidak ada keluhan Periksa Goldar Tidak ada Tidak Ada
keluhan Keluhan
UK 26-27 Minggu 30-31 Minggu 33-34 Minggu 40 Minggu
Hasil BB:53kg BB: 52 Kg BB: 54 Kg
Pemeriksaa DJJ:146x/menit TD: 90/60 TD: 100/70 BB: 55 Kg
n
TD:100/60 DJJ:140x/menit DJJ:142x/menit TD: 110/70
TFU:19 cm
TFU: 21cm TFU: 24cm DJJ:142x/menit
Nadi : 80 Nadi : 80 Nadi : 86 TFU: 32cm
RR : 20
RR : 20 RR : 20 Nadi : 80
RR : 18
Health Kebersihan diri Tanda bahaya Tanda bahaya Tanda-tanda
education Pencegahan kehamilan kehamilan persalinan
covid-
19 Tanda-tanda
Tanda-tanda persalinan
persalinan
Terapi B complex , Kalk B complex , Kalk B compleks, B compleks, kalk
Kalk

6) Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun, penyakit menular, penyakit menahun seperti

Diabetes Mellitus, Asma, Hipertensi, Jantung dan Anemia.

7) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun, penyakit menular,

penyakit menahun seperti Diabetes Mellitus, Asma, Hipertensi, Jantung dan Anemia maupun

yang memiliki riwayat kehamilan kembar.

8) Riwayat Perkawinan

Kawin ke :1

Lama menikah : 7 Tahun

Usia ibu waktu kawin : 20 tahun


29

9) Pola Kebiasaan Sehari-hari

(1) Nutrisi

a. Makan

Makan 3 kali sehari dengan nasi 1 piring, lauk, menu variasi, makan buah dan sayur.

b. Minum

Minum air putih 7-8 gelas/hari (1 gelas sedang ukuran ± 250 cc). Tidak pernah minum

jamu.

(2) Eliminasi

a. BAB : 1 hari sekali

b. BAK : 6-7 kali sehari secara spontan dengan warna kuning jernih.

(3) Aktivitas

Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu, mencuci piring dan baju,

memasak, dan mengepel rumah.

(4) Istirahat dan Tidur

a. Malam : 7-8 jam (21.00-05.00).

b. Siang : 1-2 jam (12.00-14.00).

(5) Personal Hygiene

Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam setiap kali sehabis mandi.

10) Riwayat psikososial

Ibu dan keluarga senang dengan kehamilan keduanya, keluarga juga mendukung ibu untuk rutin

periksa ke petugas kesehatan.


30

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Suhu : 36,50C

Nadi : 86 x/menit

Respirasi : 20 x/menit
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 153 cm
LILA : 23,5 cm

2) Pemeriksaan fisik

Kepala dan wajah : Rambut bersih, tidak ada kelainan, wajah tidak pucat, tidak
oedem, tidak ada cloasma gravidarum, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik

Mulut dan gigi : Bersih tidak ada caries dan gigi berlubang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, parotis dan


vena jugularis

Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan, puting membesar


dan lebih menonjol, areola hiperpigmentasi, ASI belum
keluar (-/-)

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU Mc Donald : 31 cm


1) Palpasi
Leopold I : Teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak melenting
pada perut ibu. TFU pertengahan simfisis-prosesus xipeodus
Leopold II : Teraba satu bagian panjang, keras, memapan pada perut
ibu sebalah kanan, dan teraba bagian kecil janin pada
bagian perut sebelah kiri ibu.
Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras pada perut ibu bagian
31

bawah, dan tidak dapat digoyangkan


Leopold IV : divergen
2) Fetus
 Pergerakan janin dapat dirasakan

 DJJ : Ada

 Frekuensi : 148 x/menit


Punggung : Tidak ada kelainan seperti kifosis, lordosis dan skoliosis

Genetalia : VT Ø 4 cm, effacement 40%, ketuban (+), presentasi kepala,


denominator UUK kiri depan, Hodge I, tidak teraba bagian kecil
janin disekitar bagian terendah.

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas

 Atas : Normal, tidak ada oedem (-/-)


 Bawah : Normal, reflek patella (+/+) dan tidak ada oedem (-/-)

3. Analisa
- GIIP1001 UK 41 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif

- Janin aterm, tunggal, hidup, intrauterin, letak bujur, presentasi kepala, keadaan umum janin

baik

4. Pemeriksaan Penunjang

-Swab PCR (tanggal 19-09-2021) hasil Negatif

- Kartu Skor Poedji Rochyati hasil skor 2 (skor awal ibu hamil)

5. Penatalaksanaan
5.1. Kala I Fase Akif (Pembukaan Serviks 4-10 cm)

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 20 September 2020

Jam Pengkajian : 14.00 WIB

Pengkaji : Rimazahrani Khairunnisa

Tempat Pengkajian : Puskemas Siwalankerto


32

1. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan kenceng-kenceng

2) Pola Aktivitas

Ibu masih bisa berjalan, dan melakukan aktivitas seperti biasa walaupun terkadang

merasa perutnya kenceng-kenceng.

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Pernafasan : 21 x/menit

Nadi : 89 x/menit

Suhu : 36,6 °C

2) Pemeriksaan Abdomen

TFU menurut Mc. Donald = 31 cm.

Leopold I : Pada fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting.

Leopold II : Pada perut ibu sebelah kanan teraba keras, datar, memanjang seperti

papan. Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagian kecil janin.

Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah, teraba bulat, keras dan sudah tidak dapat

digoyangkan

Leopold IV : divergen .Teraba 3/5 bagian masuk PAP.

TBJ : (30-12) x 155 = 2790 gram

DJJ : 149 kali/menit.


33

HIS : 3.10’.30’’ teratur

3) Pemeriksaan Dalam

Tanggal/Jam : 20 September 2021/14.00 WIB

Hasil : VT Ø 4 cm, effacement 40%, ketuban (+), presentasi kepala,

denominator UUK kiri depan, Hodge I, tidak teraba bagian kecil janin

disekitar bagian terendah.

3. Analisa Data

- GIIP1001 UK 41 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif

- Janin aterm, tunggal, hidup, intrauterin, letak bujur, presentasi kepala, keadaan umum janin

baik

4. Penatalaksanaan pada Persalinan Fase Aktif

1) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa

keadaan umum ibu dan janin baik serta ibu sudah memasuki persalinan pembukaan

4cm. Ibu dan keluarga mengerti.

2) Mengajurkan Ibu untuk relaksasi dengan menarik nafas panjang melalui hidung dan

menghembuskan secara perlahan untuk mengurangi nyeri saat kontraksi. Ibu mengerti

dan mau melakukannya.

3) Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum. Ibu bersedia.

4) Menganjurkan Ibu untuk miring kiri jika ingin beristirahat.

5) Menyiapkan partus set beserta APD lengkap beserta face shield.Alat dan APD sudah

siap.

6) Menyiapkan heacting set. Alat sudah siap.

7) Menyiapkan resusitasi set, alat sudah siap.


34

8) Menyiapkan baju ibu dan bayi, baju sudah siap.

9) Melakukan observasi kemajuan persalinan menggunakan partograf.

5.2. Kala II (Pengeluaran Janin)

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 20 September 2021

Jam Pengkajian : 18.00 WIB

Pengkaji : Rimazahrani Khairunnisa

Tempat Pengkajian : Puskemas Siwalankerto

1. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan di bagian jalan lahir terasa seperti mengganjal, dan lendir darah

keluar semakin banyak.

2) Pola Kebutuhan :

(1) Nutrisi : Makan terakhir pukul 12.00 WIB (20 September 2021)

(2) Eliminasi : BAK terakhir pukul 14.00 WIB (20 September 2021)

BAB terakhir pukul 11.00 WIB (20 september 2021)

3) Pola Aktivitas

Ibu dalam posisi berbaring, bersiap untuk melakukan persalinan.

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

His : 4x10’45”

DJJ : 150 x/menit

2) Pemeriksaan Fisik
35

Genetalia : Vulva membuka, perineum menonjol.

Anus : Terdapat tekanan pada spincter anus.

3) Pemeriksaan Dalam

Hasil : VT Ø10 cm, effacement 100%, ketuban jernih, presentasi


kepala,denominator UUK kiri depan, Hodge IV, tidak ada
molase ,tidak teraba bagian kecil janin disekitar bagian
terendah.
3. Analisa Data

- GIIP1001 UK 41 minggu dengan inpartu kala 2

- Janin aterm, tunggal, hidup, intrauterin, letak bujur, presentasi kepala, keadaan umum janin

baik.

4. Penatalaksanaan Kala II

Tanggal : 20 September 2021

Jam : 18.15 WIB

1) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa

keadaan umum ibu dan janin baik serta ibu sudah memasuki persalinan pembukaan

10 cm. Ibu dan keluarga mengerti.

2) Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman. Ibu dalam posisi

litotomi.

3) Memimpin ibu untuk meneran ketika ada his atau kontraksi. Ibu kooperatif.

4) Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan memfasilitasi kebutuhan nutrisi saat tidak ada

kontraksi. Ibu istirahat sambil meminum sisa susu kotak nya.

5) Melakukan observasi DJJ setiap his mereda. DJJ dalam batas normal.

6) Meletakkan handuk diatas perut Ibu. Handuk telah di atas perut Ibu.

7) Memasang alas bokong. Alas telah diletakkan di bawah bokong Ibu.


36

8) Mendekatkan partus set dan membukanya. Alat telah dibuka.

9) Memakai APD lengkap level 1, mulai dari masker, apron, sarung tangan panjang steril,

dan face shield. APD sudah digunakan.

10) Memimpin ibu untuk meneran.

11) Menolong kelahiran bayi ,bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, menangis spontan,

tonus otot baik, warna kulit kemerahan.

12) Mengecek adanya bayi kedua. Tidak ada bayi kedua.

13) Mengeringkan bayi menggunakan handuk di atas perut ibu, memasang umbilical cord

klem 1-3 cm dari perut bayi, mengurut tali pusat ke arah ibu, memasang klem, dan

menggunting tali pusat. Tali pusat telah terpotong.

5.3. Kala III (Pengeluaran Plaseenta)

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 20 September 2021

Jam Pengkajian : 18.30 WIB

Pengkaji : Rimazahrani Khairunnisa

Tempat Pengkajian : Puskesmas Siwalankerto

1. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya terasa mulas.

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen : TFU setinggi pusat.


37

Genetalia : Tampak tali pusat di introitus vagina.

3. Analisa Data

P2002 Inpartu kala III

4. Penatalaksanaan Kala III (Pengeluaran Plasenta)

Tanggal : 20 September 2021

Jam : 18.35 WIB

1) Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin. Ibu bersedia.

2) Menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha bagian luar secara IM. Oksitosin telah

disuntikkan di paha kiri ibu.

3) Melakukan pemindahan klem 3-5 cm di depan introitusvagina. Klem telah dipindah di

depan vagina.

4) Melakukan penegangan tali pusat. Tali pusat memanjang.

5) Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta; yaitu tali pusat memanjang; uterus globuler;

dan keluar semburan darah secara tiba-tiba, belum ada tanda uterus globuler dan belum

ada semburan darah tiba-tiba.

6) Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta. Melahirkan plasenta dengan teknik dorso

kranial. Plasenta lahir spontan.

7) Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik. Kontraksi uterus keras.

8) Melakukan pengecekan plasenta. Plasenta lahir lengkap.

9) Melakukan pengukuran perdarahan. Perdarahan ± 250 cc.

10) Melakukan pemeriksaan robekan jalan lahir, terdapat laserasi derajat 2, yaitu pada

mukosa vagina, fourchette kulit perineum hingga otot perineum.

11) Membuka hecting set dan memakai sarung tangan steril. Alat dan petugas sudah siap
38

5.4. Kala IV (Pengawasan)

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 20 september 2021

Jam Pengkajian : 18.45 WIB

Pengkaji : Rimazahrani Khairunnisa

Tempat Pengkajian : Puskesmas Siwalankerto

1. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan lelah setelah persalinan dan perutnya terasa masih sedikit mulas.

2) Pola Aktivitas

Ibu masih berbaring diatas bed sembari mencoba untuk melakukan mobilisasi.

3) Riwayat Psikososial

Ibu dan keluarga merasa senang atas kelahiran bayi perempuannya.

2. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Pernafasan : 20 x/menit

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 36.7 °C

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 1 jari bawah pusat, kandung

kemih kosong.
39

Genetalia : Terdapat robekan jalan lahir pada mukosa vagina,

fourchette, kulit perineum, otot perineum.

3. Analisa Data

P2002 kala IV

4. Penatalaksanaan Kala IV (Pengawasan)

Tanggal : 20 September 2021

Jam : 18.50 WIB

1) Menginformasikan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa terdapat robekan

pada jalan lahir dan harus dijahit. Ibu mengerti dan bersedia.

2) Melakukan anstesi lokal dengan lidocaine 2% dan 2 cc aquabides serta Melakukan

hecting perineum. Hecting selesai dilakukan dan sudah tidak ada perdarahan aktif.

3) Melakukan dekontaminasi alat dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Alat

terendam larutan klorin 0,5%.

4) Menyeka, membersihkan dan mengganti baju ibu. Ibu telah merasa nyaman.

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi ibu nifas, ibu mengerti.

6) Memberikan konseling pada ibu mengenai mobilisasi dini .

Ibu mengerti dan akan melakukannya.

7) Melakukan observasi kala IV, hasil terlampir di partograf.

8) Memberikan konseling kepada Ibu mengenai perawatan bayi baru lahir sehari hari, dan

menganjurkan Ibu untuk tidak menerima tamu atau keluarga jauh untuk menjenguk

demi menghindari penularan Covid-19 pada bayi.

1.
2.
3.
40

BAB IV

SIMPULAN

Dari asuhan kebidanan persalinan fisiologis yang dilakukan, didapatkan kesimpulan :

Asuhan kebidanan pada Ny. N GIIP10001 Usia Kehamilan 41 Minggu dilakukan dengan teknik
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada
langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan
dengan kondisi klien.
1. Diagnosa Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis ditegakkan berdasarkan adanya utama,
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan dalam
2. Diagnosa masalah pada Persalinan fisiologis adalah GIIP1001 UK 41 minggu, tunggal, intrauterine,
hidup, keadaan jalan lahir, keadaan ibu dan janin
3. Komplikasi yang mungkin akan terjadi seperti yaitu kala 1 memanjang, Syok, dehidrasi, infeksi,
preeklamsia/eklamsia, inersia uteri, gawat janin, penurunan kepala terhenti, distosia bahu, ketuban
bercampur meconium, kehamilan ganda tidak terdeteksi, tali pusat menumbung/lilitan tali pusat
4. Diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi masalah pada persalinan
tersebut.
5. Rencana tindakan yang telah disusun bertujuan ibu bersalin mendapatkan penanganan yang bersih
dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah terjadinya komplikasi.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan adanya kerjasama
antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
7. Tindakan evaluasi telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana
asuhan kebidanan serta komplikasi - komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
41

DAFTAR PUSTAKA

Jannah, Nurul. 2017. Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.

JNPK-KR. 2016. ASUHAN PERSALINAN NORMAL. Jakarta: Asosiasi Unit Pelatihan Klinik Organisasi
Profesi.

Kurniarum, Ari. 2016. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Nursiah. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sulfianti. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai