Komprehensif KB Rimazahrani
Komprehensif KB Rimazahrani
Disusun oleh :
Rimazahrani Khairunnisa
P27824119038
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Pada Ny. V Akseptor Lama
Kb Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Siwalankerto”. Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Surabaya
2. Astuti Setiyani, SST. M. Keb. selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surabaya.
3. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb. selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sutomo Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
4. Rekawati Susilaningrum, A.Per.Pen., M.Kes. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
5. Evi Yunita Nugrahini, M.Keb. selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
6. Bidan Erma Tri Wahyuni, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan komprehensif ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………………………………………….… i
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………...………..…iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Tujuan.........................................................................................................................................5
1.4 Pelaksanaan...............................................................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar
2.1.1. Pengertian.............................................................................................................................6
2.1.2. Fisiologi Hormonal................................................................................................................6
2. 1.3.Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik 3 bulan ......................................................................8
2.1.4. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik3 bulan...........................................................................10
2.1.5.Keuntungan Dan Kerugian Kontrasepsi Suntik 3 bulan.......................................................10
2.1.6. Cara Penggunaan Kontrasepsi suntik 3 bulan………………………………………..….……11
2.1.7. Efek Samping kontrasepsi suntik 3 bulan ……………………………………………..………11
2.2 . Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1.Pengkajian Data....................................................................................................................12
2.2.2.Diagnosa/Masalah Kebidanan..............................................................................................16
2.2.3.Diagnosa Potensial...............................................................................................................16
2.2.4.Tindakan Segera...................................................................................................................16
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional..........................................................................................17
2.2.6.Pelaksanaan Rencana Tindakan..........................................................................................18
2.2.7.Evaluasi.................................................................................................................................18
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1. Data Subyektif……………………………………………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil Sensus Penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk
Indonesia sebesar 270 juta jiwa. Jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah 32 juta jiwa
dibandingkan hasil SP2010 (Badan Pusat Statistik, 2021). Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) memprediksi jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi terbesar
sedunia setelah China dan India jika laju pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara signifikan.
Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dapat
dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan pemakaian alat kontrasepsi secara
sukarela kepada pasangan usia subur (PUS) (Rismawati, dkk 2015). KB dilaksanakan dengan
berbagai macam metode diantaranya kontrasepsi sederhana seperti kondom, pantang berkala
dan koitus interuptus, Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan,
kemudian Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan Implant, Dan metode
kontrasepsi mantap seperti metode operasi wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP).
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya. (Manuaba,
2012).Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016 penggunaan KB suntikan sebesar (48,85%),
pil sebesar (24,589%), kondom sebesar (4,31%), MOP sebesar (0,40%), MOW sebesar
(2,56%). Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan dan
kualitas metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan.
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk mengantisipasi
kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan mengatur jarak waktu kelahiran
mereka.Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas.
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini
disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Namun demikian KB suntik juga
mempunyai banyak banyak efek samping seperti Amenorhea (30%), spotting (bercak darah),
dan menoragia, serta perubahan berat badan.
1.2 Tujuan
4
5
1. Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu yang menggunakan KB metode suntik 3
bulan
2. Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu yang menggunakan KB metode suntik
3 bulan
3. Melakukan analisa berdasarkan data subyektif dan obyektif pada ibu dengan KB
metode suntik 3 bulan
4. Melakukan penataalaksanaan berdasarkan kebutuhan ibu dengan KB metode suntik 3
bulan
1.3. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan Keluarga Berencana ini dilakukan pada Praktik Klinik Kebidanan 2
tanggal 20 September s/d 16 Oktober 2021 di Puskesmas Siwalankerto
Pada bab III yaitu tinjauan kasus terdiri dari pengkajian data subjektif dan objektif,
analisa dan penatalaksanaan sesuai kaidah SOAP.
Kemudian ada bab IV yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, Bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah dan
dijadikan rujukan dalam penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.1. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur
suami, istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Salah satu usaha mengatur jumlah
anak sesuai kehendak akseptor, dan menentukan sendiri kapan akseptor ingin hamil
(Maryunani, Anik, 2015 : 56). Kemudian Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti
mencegah/ menghalangi dan “konsepsi” yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel
telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur degan sperma. Kontrasepsi
dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormonal, alat,
ataupun melalui prosedur operasi (Wulandari,2017).
2. Mekanisme Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimia oleh kelenjar endokrin ke dalam sirkulasi. Hormon
mengalir kedalam darah dan hanya mempengaruhi sel tubuh yang memiliki reseptor, sel
berespon terhadap hormon tertentu disebut sel target. Stimulus yang mengontrol sekresi
hormon yang disekresikan oleh hipotalamus yang mengalir kedalam darah portal ke
hipofisis anterior. Hormon ini adalah hypothalamic releasing hormone atau hypothalamic
6
7
3. Gonadotropin
Gonadotropin meliputi dua hormon hipofisis anterior yaitu Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), jaringan target FSH dan LH adalah ovarium pada
wanita. Ovarium menyekresikan hormon steroid estrogen dan progesteron. Kadar
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang bersirkulasi akan dikontrol oleh estrogen,
faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan estrogen adalah stress, kelaparan, dan rasa
takut.
4. Estrogen
Estrogen merupakan hormon steroid yang mempengaruhi jaringan targetnya dengan
mengubah kecepatan replikasi DNA, transkripsi DNA, atau translasi RNA. Terdapat tiga
jenis estrogen pada manusia yaitu estron, estradiol, dan estriol. Efek estrogen meliputi
distribusi lemak tubuh wanita, stimulasi laktasi, mempengaruhi produksi lipoprotein dari
protein dihati, mengurangi resiko penyakit arteri coroner yang kemungkinan akibat
peningkatan HDL pada wanita, serta menstimulasi ginjal untuk menahan natrium.
5. Progesteron
Progesterone metupakan hormon steroid pada wanita yang disintesis oleh sel tekal
folikel yang sedang berkembang dan kemudian korpus lutem, sebagai respons terhadap
stimulasi LH dan terhadap tingkatan yang lebih rendah, FSH. Efek samping dari
progesteron itu sendiri meliputi progesteron yang dilepaskan dari folikel ovarium setelah
folikel tersebut rupture selama ovulasi, lapisan endometrium uterus menjadi sekretori
sebagai antisipasi fertilisasi ovum dan implatasi embrio, dengan hasil pembuluh darah
pada endometrium becabang dan kelenjar mulai menyekresikan cairan encer kaya akan
glikogen.
Folikel yang rupture menjadi korpus luteum yang terus menyekesikan progresteron.
Progesteron menyebabkan relaksasi otot polos dalam hal ini uterus dan otot polos vascular
arterior, selainbersifat potektif terhadap beberapa kanker. Pada progesterone menurunkan
kadar HDL dan meningkatkan LDL yang bersifat tidak larut dalam air sehingga bila asupan
makanan yang masuk dalam tubuh banyak megandung lemak tersimpan didalam tubuh ada
faktor lain seperti latihan fisisk, stress, dan usia.
8
4. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause.
5. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
6. Mencegah penyakit radang panggul
7. Menurunan krisis anemia bulan sabit
Kerugian Suntik 3 bulan (Biran 2014) :
1. Gangguan pada siklus haid
2. Haid memendek atau memanjang
3. Perdarahan yang banyak atau sedikit
4. Spotting atau tidak haid sama sekali
5. Tidak dapat diberhentikan sewaktu-waktu
6. Permaslaahan pada berat badan
7. Terlambatnya kembali kesuruban setelah penghentian pemakaian
8. Pada pengguna jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan,
serta dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga
g. Alamat
Memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju pelayanan
kesehatan, serta mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Keluhan Utama
Ibu ingin menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan. Pada klien pasca
persalinan yang ingin menunda kehamilannya berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak
ingin menambah anak lagi. Konseling tentang keluarga berencana atau metode kontrasepsi
diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan (Kumalasari 2015)
5. Riwayat Menstruasi
a. Usia Menarche
Rata-rata pada usia 11-13 tahun yang menandakan bahwa alat kandungannya mulai
berfungsi dan merupakan ciri-ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan siklik
dari alat kandungannya.
b. Pola haid
Siklus : Normalnya 21-35 hari, mayoritas wanita mengalami siklus 28-20
Lama : Normalnya 4-7 hari, namun 2-8 hari masih dianggap normal
Keteraturan : Normalnya teratur
Banyak darah : Pada hari pertama hingga kedua haid, wanita mengganti
pembalutnya tiap 4 jam (3-5 x sehari) dengan kondisi pembalut
¾ penuh. Pada hari ke 3-4 ganti pembalut 3-4 x sehari, ¼ penuh.
Sedangkan hari ke 5-6 darah normalnya berupa bercak-bercak
11
merah kecoklatan.
Sifat dan warna : Paling banyak pada hari ke 1-3 dengan warna merah tua disertai
sedikit bekuan darah. Selanjutnya berupa bercak-bercak merah
kecoklatan dan bersih pada hari ke 6 atau 7.
Dismenorea : Disminore primer adalah normal, dialami sejak awal menarche
hingga sekarang, dimana wanita selalu merasakan nyeri perut
bawah (Handayani 2019)
Batas normal suhu tubuh yaitu 35,80C –370C. Suhu tubuh > 370C berindikasi
bahwa kemungkinan ibu mengalami infeksi
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menurut (Suratun 2013) diantaranya :
a) Kepala
1) Rambut
Normalnya bersih, tidak mudah rontok . Rambut yang mudah dicabut menandakan
kurang gizi atau ada kelainan tertentu
2) Mata
Konjungtiva normalnya berwarna merah muda dan sklera putih
3) Hidung
Normalnya tidak ada benjolan.
4) Telinga
Normalnya tidak ada benjolan dan serumen tidak terlalu banyak, warna normalnya
kuning kecoklatan.
5) Mulut
Normalnya bibir lembab, tidak pecah-pecah dan tidak pucat
b) Leher
Normalnya tidak ada benjolan
c) Payudara
Payudara dikatakan normal jika keadaannya simetris, dan bersih, putting menonjol dan tidak
ada benjolan.
d) Abdomen
Tidak ada pembesaran abnormal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, tidak ada luka
bekas operasi.
e) Genetalia
1) Vulva dan vagina : tidak ada varises, tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada infeksi
bartolini, tidak ada infeksi skene, tidak ada kemerahan.
2) Perineum : tidak ada bekas luka.
f) Anus
13
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi
berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena
dan usus besar. Selain itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara
spesifik juga secara umum pada vena hemoroid
g) Ekstremitas
Pemeriksaan ektremitas dilakukan untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya
varises, reflex patella positif atau negative.
Merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi.
2.2.7. Evaluasi
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1. Data Subyektif
a. Biodata
Keluhan
Haid tidak teratur
c. Riwayat penyakit ibu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun menahun seperti DM,
Hipertensi, Hepatitis, HIV, Jantung, Alergi, dll.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun menahun seperti
DM, Hipertensi, Hepatitis, HIV, Jantung, Alergi, dll.
e. Data Lain yang mendukung
1) STATUS PERNIKAHAN
Menikah ke-1
Umur menikah : 26 tahun
Lama menikah : ± 2 tahun
15
16
Jumlah anak :1
Umur anak terkecil : 9 bulan
2) RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 12 tahun
Lama haid : 6-7 hari
Siklus haid : 28 hari
Dysmenorea : ada
3) RIWAYAT OBSTETRI
4) RIWAYAT KB
Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan sejak 5 April 2021
2. Data Obyektif
a. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 17 x/menit
Berat Badan : 65 kg
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan wajah : Rambut bersih, tidak ada kelainan, wajah tidak pucat, tidak
oedem
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, parotis dan vena
jugularis
Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda – tanda kehamilan
Punggung : Tidak ada kelainan seperti kifosis, lordosis dan skoliosis
17
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan bahwa hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal dan ibu siap menerima KB
suntik 3 bulan
Evaluasi : ibu memahami hasil pemeriksaan
b. Mencuci tangan sebelum tindakan dan memakai sarung tangan
Evaluasi : tangan petugas bersih dan telah memakai sarung tangan
c. Mempersiapkan alat yang akan digunakan, dan mempersiapkan posisi ibu untuk disuntik
Evaluasi : alat sudah siap dan ibu telah memposisikan diri
f. Merapikan alat, membuang spuit ke safety box dan membuang sampah medis ke tempatnya
Evaluasi : alat telah dirapikan
g. Menginformasikan tanggal kunjungan ulang pada ibu (20-12-2021)
Evaluasi : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal yang ditentukan
h. Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan pada buku register KB dan rekam medis
Evaluasi : pendokumentasian telah dilakukan
18
BAB 4
SIMPULAN
Dari asuhan kebidanan Keluarga Berencana yang dilakukan, didapatkan kesimpulan :
Asuhan kebidanan pada Ny. V akseptor lama KB suntik 3 bulan dilakukan dengan teknik pendekatan
manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini
dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.
1. Diagnosa Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ditegakkan berdasarkan adanya utama,
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan dalam
2. Diagnosa masalah pada akseptor lama KB suntik 3 bulan didapat dengan identifikasi terhadap
interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan
3. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi akibat KB suntik 3 bulan adaalah peningkatan berat
badan, amenorhea dan spotting
4. Diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi masalah pada akseptor KB
suntik 3 bulan
5. Rencana tindakan yang telah disusun bertujuan agar akseptor KB suntik 3 bulan mendapatkan
penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah terjadinya
komplikasi.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan adanya kerjasama
antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.
7. Tindakan evaluasi telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana
asuhan kebidanan serta komplikasi - komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3 : Jakarta : PT. Bina
Arum Ddan Sujiyatini. 2010. Panduan Lengkap Pelayanan KB TerkiniI. Jogjakarta: Nuha Medika
Rohima Handayani, sri. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta: Pustaka Rihama
Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan