Offering :L
No. presensi : 02
NIM : 200413623261
ARTIKEL KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan secara umum merupakan suatu kemampuan atau skill yang seseorang
miliki untuk bisa memengaruhi orang lain atau suatu kelompok yang dipimpin untuk
mencapai tujuan atau target dari orang yang bersangkutan ataupun kelompok tersebut.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepemimpinan berasal dari kata
“pemimpin” yang berdefinisi atau berartikan orang yang memimpin. Seorang pemimpin
wajib memiliki kemampuan atau skill tersebut guna untuk memengaruhi atau memandu
seseorang atau kelompok-kelompok tertentu. Adapun pengertian kepemimpinan dari
para ahli, antara lain:
1) Teori karakter
Teori karakter adalah sebuah teori yang berfokus pada karakter-karakter
tetentu yang mampu menyukseskan atau mewujudkan kepemimpinan
dengan baik. Misalnya, seperti karakter fisik, intelijensi (kecerdasan),
ketegasan, dsb.
2) Teori perilaku
Di dalam teori perilaku ini, terdapat beberapa perilaku yang mencerminkan
sifat atau karakter dari seorang pemimpin. Perilaku tersebut dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
1) Job centered
Job centered adalah sifat kepemimpinan yang lebih fokus pada
pekerjaan yang akan/harus dilakukan.
2) Employee centered
Employee centered adalah sifat kepemimpinan yang lebih fokus pada
kondisi dari para karyawan atau bawahan dari sebuah proyek.
3) Teori kepemimpinan situasional
Teori yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ini berfokus pada
tingkat kematangan dari para bawahan atau karyawannya. Teori ini
berpendapat bahwa kesuksesan suatu tujuan bergantung pada matang atau
tidaknya para karyawan, oleh sebab itu seorang pemimpin diharapkan
mampu menganalisis apakah karyawannya sudah matang atau belum.
4) Teori orang hebat (Great Man Theory)
Teori orang hebat atau Great Man Theory ini menyatakan bahwa seorang
pemimpin yang hebat adalah mereka orang-orang yang memang terlahir
sebagai pemimpin hebat, bukan mereka yang dituntut atau dibentuk sebagai
pemimpin yang hebat. Pernyataan tersebut menggunakan teori orang hebat
atau Great Man Theory, yang di mana usaha orang-orang pada zaman
dahulu dalam mencari sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa
mereka kepada kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang
yang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan orang-orang hebat yang
dibentuk atau dituntut untuk menjadi pemimpin yang hebat.
5) Teori sifat (Trait Theory)
Para ahli mengemukakann bahwa setiap pemimpin memiliki mental, fisik,
dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dari mereka yang bukan
pemimpin. Tidak seperti Great Man Theory, yang berpendapat seorang
pemimpin itu adalah seseorang yang sudah dilahirkan sebagai orang hebat
dalam memimpin. Teori sifat ini juga tidak begitu yakin bahwa seorang
pemimpin itu dapat dibentuk atau dituntut atau dilatih. Seorang ahli yang
bernama Jenkins mengidentifikasi sifat-sifat kepemimpinan dari teori sifat
ini. Beberapa sifat yang secara genetic (garis keturunan) kepada orang
tersebut seperti kecerdasan, tinggi badan, ketampanan (daya tarik),
kepribadian, dan juga charisma. Max Weber mengatakan bahwa charisma itu
adalah suatu kekuatan revolusioner terbesar yang mampu mengajak atau
memengaruhi orang lain untuk melakukan pengabdian dan mengikuti arahan
dari pemimpin berkarismatik tersebut.
6) Teori gaya dan perilaku (Style and Behaviour Theory)
Dalam teori gaya dan perilaku (Style and Behaviour Theory), kesuksesan dan
keberhasilan yang dicapai oleh pemimpin semuanya dapat tercermin melalui
perilaku, sikap, dan karakteristik yang dimiliki seorang pemimpin tersebut.
Dengan kata lain keberhasilan yang dicapai bergantung pada perilaku, sikap,
karakteristik pemimpin tersebut.
7) Teori transaksional (Transactional Theory)
Dalam teori transaksional ini, baik seorang pemimpin maupun pengikut
(bawahan atau karyawan) terlibat dalam praktik yang memungkinkan adanya
pertukaran antara pengikut dan pemimpin. Dengan kata lain, teori ini
digambarkan sebagai suatu bentuk asosiasi yang melibatkan antara
pemimpin dan pengikut (bawahan atau karyawan) terjadi karena adanya
perjanjian antara pemimpin dengan para pengikutnya. Teori transaksional ini
hadir pada akhir tahun 1970-andan awal 1980-an.
8) Teori transformasional (Transformational Theory)
Teori kepemimpinan transformasional adalah teori yang sesuai dengan
kehidupan modern seperti saat ini. Dalam teori transformasional ini
mencakup dua elemen penting. Elemen tersebut ialah relasional dan
sekelompok orang-orang yang berurusan dengan perubahan riil. Teori
transformasional terjadi ketika satu orang atau kelompok berhubungan
dengan orang banyak dengan upaya mengangkat posisi atau pencapaian para
pemimpin dan pengikut (bawahan atau karyawan). Dengan arti lain, antara
pemimpin dan pengikut saling mengangkat prestasi mereka sampai pada
tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang sangat tinggi.
1) Fungsi instruktif
Fungsi ini memposisikan pemimpin sebagai orang yang mengambil
keputusan dan memberikan mandat atau perintah kepada bawahannya. Para
bawahan (karyawan) bertugas untuk melaksanakan perintah atau mandat
yang diberikan oleh pemimpin.
2) Fungsi konsultatif
Fungsi konsultatif bersifat dua arah. Maksudnya adalah bawahan dapat
berkonsultasi kepada pemimpin untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan bersama. pemimpin diharapkan cukup bijak dan mempunyai
pengetahuan yang luas mengenai hal yang sedang dikerjakan atau
dikonsultasikan supaya dapat mengarahkan bawahannya dengan baik.
3) Fungsi partisipasi
Pemimpin mampu membangkitkan partisipasi para bawahannya (karyawan)
sehingga mereka juga turut ikut serta dan berinisiatif dalam suatu proyek.
Sehingga para bawahan tidak hanya sekedar menjalankan perintah yang
diberikan pemimpin saja.
4) Fungsi delegasi
Pemimpin mampu untuk mendelegasikan tugas atau wewenang kepada
bawahannya yang memang sesuai dengan tugasnya tersebut. Pemimpin juga
harus bisa untuk mengetahui tugas-tugas yang cocok didelegasikan ke
bawahannya.
5) Fungsi pengendalian
Pemimpin mampu untuk mengendalikan semua kegiatan bawahannya agar
efektif dalam mengejar dan mencapai tujuan bersama. Dalam merealisasikan
fungsi ini, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan teliti dalam mengamati
bawaahannya.
Tujuan kepemimpinan, adalah sebagai berikut:
1) Mencapai tujuan
Kepemimpinan adalah hal yang sangat diperlukan di dalam perusahaan atau
organisasi agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai
dengan efektif. Tanpa adanya pemimpin, tujuan akan lebih sulit untuk
dicapai karena tidak ada sosok yang dapat dijadikan sebagai pegangan, dan
juga tidak ada sosok yang mengatur.
2) Memotivasi orang lain
Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi atau untuk
mendorong orang lain supaya bisa melakukan hal dengan baik (totalitas) dan
memaksimalkan kemampuannya. Bila tidak ada sosok pemimpin, orang-
orang tersebut tidak akan mengalami apa itu motivasi, karena mereka tidak
akan terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki tanggung jawab dalam
kewajibannya untuk melakukan hal tertentu.
1) Punya pendirian
Pendirian yang kuat tidak akan membuat jadi lebih mudah goyah, dan
dengan pendirian yang kuat juga terkesan konsisten dalam mengerjakan
sesuatu. Jika pendirian mudah goyah, maka akan lebih mudah untuk
dipengaruhi orang lain dan tidak dapat mendelegasikan tugas kepada
bawahan dengan baik.
2) Proaktif
Menjadi seorang pemimpin tidak boleh pasif, karena jika seorang pemimpin
bersifat pasif, tujuan bersama tidak akan tercapai, bahkan bisa sampai
membuat bawahan menjadi tidak hormat (respect) pada pemimpinnya.
Seorang pemimpin yang baik memiliki rasa inisiatif yang kuat akan berbagai
macam hal sehingga bawahan pun dapat mengandalkannya di berbagai
situasi.
3) Jujur
Seorang pemimpin haruslah memiliki kejujuran mutlak. Sosok yang jujur
ialah sosok yang dapat diandalkan dalam berbagai keadaan dan tidak akan
menggagalkan tujuan bersama hanya karena untuk kepentingan pribadinya
saja.
4) Komunikatif
Pemimpin yang baik harus memiliki sifat komunikatif. Komunikatif artinya
pemimpin mampu menyampaikan berbagai hal dengan jelas dan tidak
ambigu (bermakna ganda) untuk menghindari terjadinya miskomunikasi.
Salah satu metode komunikatif yang efektif bagi pemimpin adalah
komunikasi persuasif. Yang dimana arti dari komunikasi atau kalimat
persuasif ini berisikan mengenai ajakan dan membangkitkan motivasi.
Pemimpin yang baik juga seharusnya terhindar dari kesalahan dalam
menyampaikan pesan atau informasi.
5) Terbuka terhadap pendapat
Seorang pemimpin yang baik harus bersifat terbuka terhadap setiap pendapat
yang ada dan tidak boleh menutup diri. Apabila seorang pemimpin tidak
dapat menerima pendapat dan wawasan, mereka tidak akan dapat menjadi
orang yang lebih baik dan juga menghambat dalam pencapaian tujuan.
Pemimpin yang tidak menerima masukan atau pendapat dari orang lain tak
akan mampu untuk menganalisa kelebihan dan potensi bawahannya.
6) Tidak mudah iri
Pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan bawahannya (karyawannya),
tetapi juga tetap mampu memberikan apresiasi kepada bawahannya yang
berhasil meraih prestasi-prestasi tertentu.
7) Visioner
Sebagai pemimpin yang baik setidaknya memiliki kemampuan analisis yang
kuat dan merencanakan berbagai hal serta membuat prediksi tentang apa
yang akan terjadi di masa depan berdasarkan data atau informasi-informasi
yang ada.
8) Sabar
Banyak sekali cobaan atau hambatan-hambatan yang dihadapi oleh seorang
pemimpin, oleh karena itu kesabaran adalah kunci yang terkuat. Tanpa
adanya kesabaran, tidak akan mungkin seorang pemimpin menyelesaikan
masalah atau hambatan yang ada dengan kepala dingin. Pemimpin yang
tidak sabar juga akan lebih mudah untuk menyerah sebelum mencapai tujuan
yang ditetapkan.
1) Kepemimpinan otokratis
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan otokratis adalah pemimpin yang
dominan (pusat) dalam berbagai tindakan dan keputusan yang diambil.
Kekuasaan pemimpin bersifat mutlak, kemungkinan kecil bagi para bawahannya
untuk menyampaikan masukan atau pendapatnya. Gaya kepemimpinan otokratis
ini biasanya berada di dalam organisasi militer di mana kekuasaan pemimpin
sangat mutlak serta adanya pemisahan tegas antara atasan dan bawahan.
2) Kepemimpinan birokrasi
Gaya kepemimpinan birokrasi ini biasanya diterapkan di dalam kantor
pemerintahan atau perusahaan besar yang sudah memiliki budaya kuat yang
mengakar sudah sejak lama. Gaya kepemimpinan birokrasi ini mengatur
berbagai macam hal secara sistematis. Terdapat aturan-aturan yang sudah
ditetapkan dalam menghadapi urusan-urusan tertentu, sehingga dalam konteks
ini, para bawahan tidak bisa melawan aturan tersebut dan wajib mengikuti
regulasi yang berlaku.
3) Kepemimpinan partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif ini memberikan kesempatan bagi bawahan
untuk ikut serta dalam pembuatan sebuah keputusan. Pendapat bawahan perlu
didengarkan karena pendapat tersebut memberikan pandangan baru dan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan ini sangat cocok
diterapkan di dalam perusahaan rintisan atau organisasi nirlaba, karena tidak ada
batasan antara atasan dan bawahan, tidak seperti gaya kepemimpinan otokratis
(otoriter).
4) Kepemimpinan delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif ini, para bawahan diberikan kebebesan oleh
pemimpin. Oleh karena itu, bawahan memiliki kesempatan untuk melakukan hal
yang sesuai dengan keyakinannya dan mampu untuk mengambil keputusan
sendiri. Namun, biasanya kepemimpinan delegatif ini diterapkan ketika bawahan
sudah matang dalam mengambil keputusan dengan tujuan agar terhindar dari
masalah akibat salah mengambil keputusan.
5) Kepemimpinan yang bertindak sebagai visioner
Seorang pemimpin dalam organisasi atau kelompok perlu mejadi seseorang
yang visioner, di mana dirinya mampu untuk merancang tujuan, visi, misi yang
jelas, serta dapat meyakinkan seluruh bawahannya bahwa mereka sedang berada
di jalan menuju keberhasilan.
6) Kepemimpinan yang bertindak sebagai arsitek
Para pemimpin dalam organisasi bukan hanya dituntut untuk merancang masa
depan organisasi atau kelompok, namun juga diharapkan dapat merancang
organisasi menjadi sebuah sistem yang transparan dan canggih. Para pemimpin
juga diharapkan secara berkala memeriksa rancangan inti dari dasar organisasi
atau kelompok tersebut.
7) Kepemimpinan yang bertindak sebagai katalisator
Dalam gaya kepemimpinan katalisator, pemimpin perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
Membina atau menjalin hubungan yang baik ke seluruh lapisan
organisasi.
Menghubungkan orang-orang kepada apa yang mereka kerjakan dengan
visi dan misi organisasi.
Membangun lingkungan kerja yang inklusif.
Membantu meningkatkan motivasi karyawan.
8) Kepemimpinan yang bertindak sebagai pelatih (coach)
Ketika seorang pemimpin berhasil membimbing bawahannya untuk mencapai
tujuan dari organisasi yang diharapkan, maka secara otomatis organisasi tersebut
akan lebih mudah untuk mencapai keberhasilan. Para karyawan juga akan
berpikir lebih strategis dan mencoba untuk mengasah kemampuan (skill) yang
mereka punya untuk bekerja lebih baik lagi.
Adapun gaya kepemimpinan yang lainnya yang diungkapkan oleh ahli (Blanchard),
yaitu:
1) Directing
Gaya kepemimpinan ini sangat tepat bila berhadapan dengan tugas yang rumit
dan bawahan yang belum memiliki banyak pengalaman dan motivasi untuk
mengerjakan tugas tersebut. Pemimpin menjelaskan kepada bawahannya apa
saja yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam proses pengambilan
keputusan, pemimpin memberikan aturan dan proses yang terperinci kepada
bawahannya.
2) Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan ketentuan proses dan aturan kepada
bawahannya, tetapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil,
dan juga menerima segala masukan dari bawahan. Pemimpin perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan
meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan
mereka.
3) Supporting
Gaya kepemimpinan ini adalah gaya di mana pemimpin memfasilitasi dan
membantu bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini pemimpin tidak
memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan
keputusan dibagi bersama dengan bawahan.
4) Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan
tanggung jawabnya kepada bawahan.
STUDiLMU. Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui
(https://www.studilmu.com/blogs/details/apa-saja-teori-kepemimpinan-yang-penting-
untuk-kita-ketahui). Diunggah pada 2021, dan diakses pada tanggal 8 Maret 2021.