Anda di halaman 1dari 29

Pasar Sindhu Sanur Sebagai Contoh Pasar Sehat di Bali

Denpasar-Yayasan Unilever Indonesia memilih Pasar Sindhu Sanur Denpasar

Selatan  sebagai contoh pasar tradisional  sehat di Provinsi Bali. Sebagai contoh

pasar yang sehat, Pasar Sindhu direkam dalam buku yang berjudul Pasar Sehat

Berdaya Wajah Baru Pasar Tradisonal dan buku ini diserahkan secara langsung

oleh Sancoyo Antarikso  selaku Governance & Corporate Affairs Director and

Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk kepada Penjabat Walikota

Denpasar AA Gede Geriya di Gedung Pertemuan Yayasan Pembangunan

Sindhu Sanur Selasa (17/11). 

Menurut Sancoyo, Buku Pasar Sehat Berdaya Wajah Baru Pasar Tradisonal di

buat karena pasar tradisional memiliki peranan vital bagi masyarakat. Selain itu

sebagai pusat perekonomian bagi lebih dari 12,6 juta pedagang. Tidak hanya itu

pasar tradisonal juga merupakan pusat interaksi sosial komunitas serta menjadi

indikator nasional dalam pergerakan tingkat harga. ‘Oleh karena itu Yayasan

Unilever Indonesia selama 15 tahun menjadi perpanjangan tangan Unilever

Indonesia menginisiasikan program Pasar Sehat Berdaya berfokus pada

pengembangunan pasar tradisional sejak tahun 2010.

General Maneger Yayasan Unilever Indonesia Sita Kaniawati  menambahkan,

program pasar sehat berdaya yang dilaksanakan Yayasan Unilever Indonesia

ditujukan untuk mewujudkan pasar tradisional yang sehat, bersih dan higienis

melalui kemandirian komunitas pasar. Tujuan ini akan dicapai dengan membina

perilaku pedagang, pengelola dan pengunjung pasar untuk menerapkan pola

hidup bersih dan sehat. ‘’Ini sangat penting untuk menjaga daya saing pasar

tradisional dimana Unilever Indonesia juga menganggap penting pasar


tradisional karena kontribusinya sebesar kurang lebih 19 % terhadap bisnis

perusahaan,’’ ungkap.

Sementara itu Walikota Denpasar AA Gede Geriya mengatakan, inisiatif program

Pasar Sehat Berdaya dari Unilever ini merupakan salah satu bentuk perwujudan

pihak swasta dalam mendukung program pemerintah. Selain itu pasar juga

memiliki posisi yang sangat penting dalam distribusi pangan yang aman. Hal ini

sejalan dengan UU Kepmenkes RI No 519 /Menkes/SK/VI/2008. ‘’Upaya untuk

memperkuat daya tarik pasar tradisional dapat dilakukan melalui penguatan

praktis PHBS, peningkatan fungsi sarana sanitasi, lingkungan yang lebih sehat,

aman, nyaman, serta praktis bisnis yang lebih solid dengan nilai-nilai budaya

yang terpelihara,’’ ungkapnya.

AA Gede Geriya juga mengatakan, untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat Pemerintah Kota Denpasar akan secara berkelanjutan untuk

melakukan revitalisasi pasar tradisonal menjadi pasar yang sehat, ramah dan

segar. Dalam revitalisasi akan di fasilitasi oleh pemerintah, dan akan

mengandeng pihak swasta.

Kepala Pasar Sindhu I Made Sudana mengaku Pasar Sindhu menjadi tempat

favorit untuk berbelanja karena situasinya yang bersih dan harga yang ditetapkan

tidak membedakan warga lokal, turis lokal maupun asing. ‘’Sehingga pasar kami

diberi gelar pasar ramah dan segar,’’ ungkapnya.

Dalam tingkat kebersihan program pasar sehat berdaya di Pasar Sindhu dapat

terlihat dari meningkatnya kesadaran pedagang pasar mengenai perilaku bersih

dan sehat dalam aktivitas jual beli. Tidak hanya itu Pasar Sindhu sudah banyak
tersedia  fasilitas cuci tangan yang dipasang di dalam pasar. Tersedianya

fasilitas pemeriksaan kesehatan, serta peningkatan antusiasme para turis

domestik maupun mancanegara untuk berbelanja di pasar ini.  (Ayu)

Standar Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Pasar


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar

A.   Lokasi
 Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat (RUTR)
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai, aliran
lahar, rawan longsor, banjir dsb
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan termasuk sempadan jalan
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas
lokasi pertambangan
 Mempunyai batas wilayah yg jelas, antara pasar dan lingkungannya

B.   Bangunan
Secara Umum : Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan syarat pada Penataan Ruang dagang,
antara lain :
 pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas
 pembagian zoning diberi indentitas yg jelas
 tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus
 setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yg lebarnya minimal 1,5 meter
 setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik dan mudah dilihat
 jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar
utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5
m
 khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan bahan
berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan tidak berdampingan dengan zona
makanan dan bahan pangan

Ruang Kantor Pengelola

Ruang kantor memiliki venilasi minimal 20 % dari luas lantai Tingkat pencahayaan ruangan
minimal 200 lux Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit2 dari lantai sesuai
ketentuan yang berlaku Tersedia toilet terpisah bagi laki2 dan perempuan Tersedia tempat
cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir

Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan


a.   Tempat penjualan bahan pangan basah
 mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dengan
kemiringan yg cukup shg tidak menimbulkan genangan air dan tersedia lubang
pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat pembatas dan mudah dibersihkan dg
tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bhn tahan karat dan bukan dari kayu
 penyajian karkas daging harus digantung
 alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak mengandung bahan
beracun, kedap air dan mudah dibersihkan
 pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak berkarat
 tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan daging
menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10º C)
 tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan
 tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
 saluran pembuangan limbah tertutup, dg kemiringan sesuai ketentuan yg berlaku
sehingga memudahkan aliran limbah serta tidak melewati area penjualan
 tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
 tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti :
lalat, kecoa, tikus, nyamuk
b.   Tempat penjualan bahan pangan kering
1. mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yg rata dan mudah
dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai
2. meja tempat penjualan terbuat dari bahan yg tahan karat dan bukan dari kayu
3. tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
4. tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
5. tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan tempat
perindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
c.    Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
1. tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yg rata dan mudah
dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat  bahan yg tahan
karat dan bukan dari kayu
2. tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
3. tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yg kuat, aman, tidak mudah berkarat dan
mudah dibersihkan
4. saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup dengan
kemiringan yg cukup
5. tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat
6. tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti :
lalat, kecoa, tikus, nyamuk
7. pisau yg digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang tidak boleh
digunakan untuk makanan kering/mentah

Area Parkir
 Adanya pemisah yg jelas pada batas wilayah pasar
 Adanya parkir yg terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti : mobil, motor,
sepeda, andong/delman dan becak
 Tersedia area parkir khususu untuk pengangkut hewan hidup dan hewan mati
 Tersedia area bongkar muat khusus yg terpisah dari tempat parkir pengunjung
 Tidak ada genangan air
 Tersedia tempat sampah yg terpisah antara sampah kering dan basah dalam jumlah
yg cukup, minimal setiap radius 10 m
 Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yg berbeda antara jalur masuk
dan keluar
 Adanya tanaman penghijauan
 Adanya area resapan air di pelataran parkir
Konstruksi
a.   Atap
1. atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya binatang
penular penyakit
2. kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya
genangan air pada atap dan langit2
3. ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
4. atap yg mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal
petir
 b.   Dinding
1. permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang
2. permukaan dinding yg selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yg kuat
dan kedap air
3. pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dindinglainnya harus
berbentuk lengkung (conus)
c.    Lantai
1. lantai terbuat dari bahan yg kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak dan
mudah dibersihkan
2. lantai yg selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya
harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan pembuangan air sesuai
ketentuan yg berlaku sehingga tidak terjadi genangan air
Tangga
 a.   Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 b.   Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
 c.    Terbuat dari bahan yg kyat dan tidak licin
 d.   Memiliki pencahayaan minimal 100 lux
Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai dan saling berhadapan
(cross ventilation)

Pencahayaan
 Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan
pengelolaan bahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan makanan.
 Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas
minimal 100 lux
Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang berbau tajam
agar menggunakan pintu yg dapat membuka dan menutup sendiri (self closed) atau tirai
plastik untuk menghalangi binatang penular penyakit (vektor) seperti lalat atau serangga
lain masuk

C.   Sanitasi
Air Bersih
 Tersedia air bersih dengan jumlah yg cukup setiap hari secara berkesinambungan,
minimal 40 liter per pedagang
 Kualitas air bersih yg tersedia memenuhi persyaratan
 Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan air dan
dilengkapi dengan kran yg tidak bocor
 Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m
 Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali
Kamar Mandi dan Toilet
1. Harus tersedia toilet laki2 dan perempuan yg terpisah dilengkapi dengan
tanda/simbol yg jelas dengan proporsi sbb : Setiap penambahan 40-100 orang harus
ditambah satu kamar mandi dan satu toilet
2. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah yg cukup  dan
bebas jentik
3. Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak air
4. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yg cukup yg dilengkapi dengan sabun
dan air yg mengalir
5. Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau lubang peresapan yg
tidak mencemari air tanah dg jarak 10 m dari sumber air bersih
6. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dg kemiringan sesuai
ketentuan yg berlaku sehingga tidak terjadi genangan
7. Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan makanan dan
bahan pangan
8. Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan 100 lux
9. Tersedia tempat sampah yg cukup
Pengelolaan Sampah
 Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering
 Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah
dibersihkan
 Tersedia alat angkut sampah yg kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan
 Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air
atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut
sampah
 TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit
 Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m dari
bangunan pasar
 Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
Drainase
 a.    Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yg terbuat dari logam
sehingga mudah dibersihkan
 b.    Limbah cair yg berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi pengolahan air
limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke saluran pembuangan umum
 c.    Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas air
limbah
 d.    Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dg ketentuan yg berlaku sehingga
mencegah genangan air
 e.    Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase
 f.     Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6 bulan sekali
 Tempat cuci tangan
 a.    Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yg mudah dijangkau
 b.    Fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yg mengalir dan
limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yg tertutup

Binatang penular penyakit (vektor)


 a.    Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat, kecoa
dan tikus
 b.    Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol
 c.    Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran sesuai
dengan area pasar
 d.    Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal 30 per gril net
 e.    Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty tidak melebihi 5 %
Kualitas Makanan dan Bahan Pangan
 Tidak basi
 Tidak mengandung bahan berbahaya seperti pengawet borax, formalin, pewarna
textil yg berbahaya sesuai dengan peraturan yg berlaku
 Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas
 Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes nomor 942 tahu 2003
tentang makanan jajanan
 Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalm suhu rendah (4-10ºC), tidak
kadaluwarsa dan berlabel jelas
 Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu  0 s/d 4ºC; sayur, buah dan
minuman disimpan dalam suhu 10 ºC; telur, susu dan olahannya disimpan dalam
suhu 5-7 ºC
 Penyimanan bahan makanan harus ada jarak dg lantai, dinding dan langit-langit :
jarak dg lantai 15 cm, dg dinding 5 cm, dg langit2 60 cm
 Kebersihan peralatan makanan ditentukan angka total kuman nol maksimal 100
kuman per cm3 permukaan dan kuman esdhericiacoli adalah nol
Desinfeksi Pasar
1. Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan
2. Bahan desinfektan yg digunakan tidak mencemari lingkungan

PASAR SEHAT
  

Pasar  Sehat  adalah  kondisi  pasar  yang  bersih,  nyaman,  aman  dan  sehat  melalui
kerjamarjasama  seluruh  stakeholder  terkait  dalam  menyediakan  pangan  yang  aman  
dan bergizi bagi masyarakat.
Pengembangan Pasar Sehat adalah strategis sebagai upaya memperkuat biosekuriti
pada rantai pangan  yang  akan
meningkatkan  keamanan  pangan  sejak  produksi  hingga  konsumsi,
mendidik  produsen,  pemasok,  pedagang,  dan  konsumen, dan
sebagai  konsekuensinya,
kesadaran  mereka  akan  meningkat  terhadap  risiko  keamanan  pangan,  seperti  konta
minasi  silang, penularan flu burung dan penyakit-penyakit lain yang dihantarkan
pangan, dan perilaku  berisiko tinggi.
Biosekuriti  dimaksudkan  sebagai  suatu  rangkaian  praktek-praktek  manajemen  selur
uh  faktor  resiko  kesehatan  biologis  dan  lingkungan  yang  berhubungan  dengan  keja
dian  penyakit  untuk mengurangi  potensi  penularan/penyebarannya  terhadap
dan  antar  tempat,  hewan  dan  manusia.
Untuk me
mewujudkan  hal  diatas  perlu  disusun  pedoman  penyelengaraan  Pasar  Sehat  bagi
stakeholder  yang  terlibat  dalam  Pasar  Sehat  di  Indonesia,  seperti  lembaga  terkait  y
ang
berwenang  di  jajaran  Pemerintah  Pusat  dan  Daerah,  konsultan,  lembaga  donor  dan
stakeholder kunci pada komunitas pasar antara lain manajer pasar.
Pasar   sehat   merupakan  tempat   dimana  semua   pihak-pihak  terkait   bekerjasama   
untuk
menyediakan   pangan  yang  aman,  bergizi   dan   lingkungan  yang   memenuhi   persya
ratan kesehatan.
Berbagai pihak yang diuntungkan dengan adanya pasar sehat adalah :
N Pihak
Manfaat
o Pemanfaat 
1.      Meningkatnya praktek produksi pangan
yang berkualitas
Produsen   
2.      Meningkatnya kualitas dan nilai jual produk
primer
1 3.      Pangsa pasar yang lebih besar
(petani &
4.      Lebih   ekonomis  karena  berkurangnya  bia
nelayan)
ya  akibat  penarikan  kembali pangan atau
pangan yang terbuang / tidak laku.
1.      Meningkatnya penjualan
2.      Meningkatnya kualitas produk
3.      Lebih   ekonomis   karena  berkurangnya  bi
aya  akibat  penarikan kembali atau produk
yang terbuang / tidak laku
2 Pedagang 4.      Lingkungan kerja yang lebih sehat dan
ergonomis
5.      Pemberdayaan yang lebih luas
6.      Meningkatnya kepuasan kerja, dan
7.      Lestarinya budaya dan tradisi pasar
tradisional
1.      Menurunnya angka penyakit yang
disebabkan pangan
2.      Meningkatnya status gizi masyarakat;
3.      Menurunnya biaya perawatan kesehatan;
Pemerinta
3 dan
h daerah 
4.      Merupakan  akses  efektif  untuk  promosi  d
an  perlindungan kesehatan pada masyarakat
luas.
5.      Meningkatnya pendapatan daerah
4 Manajer 1.      Meningkatnya perdagangan pangan ;
pasar  2.      Meningkatnya  hubungan  kerjasama  antara 
 para  pedagang, kontraktor dan konsumen;
3.      Pemahaman  yang  lebih  baik  tentang  isu  
perlindungan
kesehatan  –  memahami  praktek  yang  sesuai  
di  dalam  dan  di luar lingkungan pasar;
4.      Perhatian  yang  lebih  baik  akan  tanggungj
awab  atas  masalah keamanan pangan dan
kesehatan;
5.      Berlangsungnya sistem yang lebih efektif;
dan
1.      Meningkatnya sumber pangan aman dan
bergizi;
2.      Meningkatnya kesehatan masyarakat;
3.      Berkurangnya biaya perawatan kesehatan
Masyaraka masyarakat;
5
t sekitar  4.      Meningkatnya tingkat pengetahuan
(khususnya tentang keamanan pangan serta
higiene dasar, kesehatan, dan manajemen); dan
5.      Meningkatnya peranan kaum wanita dalam
mengahadapi permasalahan di masyarakat.
1.      Meningkatnya kesadaran masyarakat akan
komitmen kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat;
2.      Meningkatnya status gizi dan kesehatan
masyarakat;
3.      Menurunnya biaya perawatan kesehatan
Masyaraka
6 masyarakat;
t umum   
4.      Menguatnya  ekonomi  masyarakat  melalui  
penjualan  yang meningkat dan jumlah turis
yang lebih banyak; dan
5.      Adanya  kegiatan  sebagai  sumber  pendapa
tan  baru  dan peningkatan standar sosial
ekonomi dan lingkungan
7 Konsumen 1.      Akses untuk memperoleh pangan yang lebih
aman dan bergizi;
2.      Meningkatnya  pemahaman  bagaimana  me
milih  pangan  yang aman dan bergizi;
Meningkatnya  pengetahuan  tentang  praktek  
keamanan  pangan di rumah; Lingkungan
belanja yang aman dan sehat;
3.      Akses terhadap fasilitas higiene dan
sanitasi ;
4.      Mendapatkan  informasi  /  pesan-pesan  pro
mosi  higiene sanitasi 
5.      Status  kesehatan  dan  gizi  yang  lebih  bai
k  bagi  diri sendiri  dan anggota keluarganya

Departemen Kesehatan sebenarnya sudah memiliki


standarisasi mengenai pasar yang bersih dan sehat. Standarisasi itu
bisa digunakan untuk melakukan penilaian awal, fasilitas apa yang
sebaiknya dibenahi terlebih dahulu. Hal yang menyenangkan dari
program ini adalah kita bisa menggandeng pihak-pihak lain,
termasuk pemerintah daerah untuk juga terlibat dalam program ini.
Perbaikan infrastruktur pasar adalah hal utama yang harus
dilakukan untuk mewujudkan cita-cita pasar tradisional yang
bersih, sehat dan sejahtera. Menurut standar yang dibuat oleh
WHO (World Health Organization), lembaga PBB yang bergerak
di bidang kesehatan, infrastruktur di pasar memberi kontribusi bagi
kesehatan dan kebersihan makanan yang dijual di pasar.
Infrastruktur yang dimaksud oleh WHO ini termasuk toilet yang
bersih, fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, pasokan
air bersih diwajibkan ada untuk membersihkan peralatan dan
menyiapkan dagangan, sistem pembuangan air yang dirancang
untuk memenuhi semua kebutuhan pedagang, serta tempat
pemanpungan sampah terpadu.
Standarisasi yang dibuat WHO itu untuk memformulasikan
infrastruktur seperti apa yang bisa dilakukan di pasar disekitar.
Pembenahan infrastruktur ini diharapkan bisa berlanjut dengan
dibuatnya pemisahan area antara kios sayuran, daging, ikan, ayam
dan buah-buahan, seperti yang sudah diberlakukan dibeberapa
pasar tradisional di negara lain. Pasar yang bersih dan sehat bukan
berarti pasar itu harus mewah. Tapi kebersihannya terjaga dan
adanya pemisahan area antara sayuran, buah dan daging. Perlahan-
lahan ide ini dimasukkan pada pedagang pasar dengan menjelaskan
mengapa harus ada pemisahan area dan kenapa pasar itu harus
bersih dan terjaga kesehatannya. Baik kesehatan pedagangnya
maupun kesehatan dagangannya.
Menurut Departemen Perdagangan, pengelolaan pasar yang
baik seyogyanya diikuti oleh suatu ukuran keberhasilan. Karena itu
indikator pengelolaan pasar yang berhasil perlu mengikuti kaidah
dibawah ini:
1.      Manajemen yang transparan
Pengelolaan manajemen pasar yang transparan dan profesional.
Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam
menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.
2.      Keamanan
Satuan pengamanan pasar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan
bisa melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para
penyewa/pedagang. Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi
untuk terlibat dalam menjaga keamanan bersama.
3.      Sampah
Sampah tidak bertebaran di mana–mana. Para pedagang membuang
sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di banyak tempat,
sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membung sampahnya.
Pembuangan sampah sementara selalu tidak menumpuk dan tidak
membusuk karena selalu diangkut oleh armada pengangkutan sampah
ke tempat pembuangan akhir secara berkala.
4.      Ketertiban
Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang
telah mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan
disiplin serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung
atau pembeli.
5.      Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan baik oleh pedagang
maupun pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi
dari pedagang untuk membantu manajemen pasar memelihara sarana
dan prasarana pasar seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar,
kondisi kios dan lain sebagainya
6.      Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi social
Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari
berbagai suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk
berinteraksi dan berekreasi. Tercipta suasana damai dan harmonis
didalam pasar.
7.      Pemeliharaan pelanggan.
Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar
para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk
selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal
penggunaan timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif
sesuai dengan kualitas dan jenis barang yang dijual, serta selalu
tersedia sesuai kebutuhan para pelanggan.
8.      Produktifitas pasar cukup tinggi
Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal.
Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib:
a.       Pukul 05.30 s/d 09.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi
para pedagang kaki lima khusus makanan sarapan/jajanan
pasar;
b.      Pukul 04.00 s/d 17.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi
para pedagang kios & lapak dan penjualan makanan khas;
c.       Pukul 06.00 s/d 24.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi
para pedagang Ruko;
d.      Pukul 16.00 s/d 01.00 aktifitas pasar diperuntukkan bagi
para pedagang Cafe Tenda;
9.      Penyelenggaraan kegiatan (event)
Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru
dangan membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung. Ini
dilakukan bekerja sama dengan pihak produsen.
10.  Promosi dan “Hari Pelanggan”
Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan
bagi pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal,
mulai dari jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada
berbagai program promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan
para pedagangnya menentukan hari–hari tertentu sebagai “Hari
Pelanggan”, dimana dalam satu waktu tertentu para pedagang
melakukan kegiatan yang unik seperti berpakaian seragam daerah atau
menyelenggarakan peragaan pakaian atau makanan daerahtertentu dan
lain sebagainya.
Untuk mencapai indicator keberhasilan diatas, maka pengelola
pasar wajib memperhatikan peningkatan mutu dan pembenahan
pengaturan sarana fisik pasar.
C.     KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR
SEHAT
1.      Kebijakan
Kebijakan yang dapat ditempuh sebagai upaya pengembangan
pasar sehat adalah seabagai berikut :
a.       Mengembangkan   jejaring  kerja  dan  jalinan  kemitraan
antar  sektor  terkait  baik
pihak  pemerintah  (pusat,  propinsi  dan  Kab./Kota),  swasta, 
 asosiasi,  LSM  sebagai
upaya  untuk  membangun  komitmen  dan   berperan  dalam  
penyelenggaraan  pasar sehat
b.      Meningkatkan  peran  pihak-pihak  terkait  dalam   penyele
nggaraan  pasar  sehat  yang didukung  oleh  peraturan
perundangan  sebagai  landasan  kerja  pelaksanaan  kegiatan
pihak terkait
c.       Penyelenggaraan  pasar  sehat  dilaksanakan  dengan  men
empatkan   pengelola  dan
pedagang  sebagai  pelaku  melalui  pembentukan  kelompok  
 atau  memanfaatkan kelompok yang ada yang disepakati
oleh pengelola dan pedagang
d.      Mewujudkan  pasar  sehat  secara  bertahap  dan  berkesina
mbungan  yang  difasilitasi Pemerintah Daerah dan instansi
terkait.
e.       Penyelenggaraan pasar sehat sepenuhnya dibiayai
dandilaksanakan oleh pemerintah daerah dan pihak terkait di
daerah dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan
f.       Mengembangkan  pasar  sebagai  media  pembelajaran  ba
gi pemerintah  daerah,  pengelola, pedagang dan pengunjung
agar berperilakuhidup bersih dan sehat.
2.      Strategi
Adapun  strategi  yang  ditempuh  sebagai  penjabaran  dari
kebijakan sebagaimana yang telah disebutkan di atas adalah sebagai
berikut:
a.       Mengembangkan  pasar  sehat  merupakan  bagian  dari  ta
tanan  Sarana  dan  Prasarana Permukiman dalam
penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat
b.      Mengembangkan  pasar  sehat  melalui  Pemberdayaan  K
omunitas  pasar  dengan
pembentukan  Gugus  Tugas/Kelompok  Kerja/Tim  Inti  atau 
 sejenisnya  yang  berasal dari unit-unit di pasar sebagai
kelompok inti dengan pembagian tanggung jawab dan
tugas  yang  disepakati  bersama  sebagai  penggerak  dalam  
penyelenggaraan  pasar sehat.
c.       Melakukan advokasi kepada pimpinan lembaga eksekutif
Gubernur, Bupati, Walikota serta lembaga legislative,
pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di
provinsi dan Kabupaten/Kota.
d.      Melakukan  sosialisasi  kepada  instansi  pemerintah,  swas
ta  dan  masyarakat  di  pusat
sampai  dengan  kabupaten/kota  yan  terkait  dalam  penyele
nggaraan  dan pengembangan pasar sehat.
e.       Menyelenggarakan  pasar  sehat  melalui  tahapan  percont
ohan,  pengembangan, pemantapan dan penghargaan.
f.       Meningkatkan  profesionalisme  petugas  kesehatan  yang
membidangi  kesehatan
lingkungan  dan  promosi  kesehatan  dan  pengelola  pasar  
melalui  peningkatan kapasitas sumber daya agar mampu
memfasilitasi penyelenggaraan pasar sehat
g.      Meningkatkan  koordinasi  antara  pemerintah,  swasta,  as
osiasi  pedagang,  LSM  untuk mendukung terselenggaranya
pasar sehat
h.      Mengembangkan  teknologi  tepat  guna  antara  lain  peng
elolaan  limbah,  pengelolaan makanan dan bahan pangan,
pengelolan air bersih serta aspek-aspek lain yang dapat
diterapkan di pasar
i.        Mengembangkan  penyuluhan  dan  promosi  kesehatan  y
ang tepat  sasaran  bagi pengelola, pedagang dan pengunjung
pasar
j.        Mengupayakan berbagai sumber dana dalam
penyelengaraan pasar sehat
k.      Mengembangkan  surveilans  kesehatan  lingkungan  term
asuk  bahan  pangan  dalam rangka dalam rangka
mewujudkan pasar sehat
l.        Melengkapi  infrastruktur  serta  sarana  dan  prasarana
yang  diperlukan  dalam penyelenggaraan pasar sehat.

D.    PENYELENGGARAAN PASAR SEHAT


Sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan pangan/bahan pangan masih
memanfaatkan  pasar  tardisional,  maka  penyelenggaraan  pasar  s
ehat  lebih  difokuskan  pada pasar tradisional.
Untuk dapat terselenggara secara berkesinambungan perlu
dibentuk Tim Pembina Pasar Sehat baik di Propinsi maupun di
Kabupaten/Kota. Dalam rangka efisiensi, Tim pembina pasar sehat
provinsi  dan  tim  pembina  pasar  sehat  kabupaten/kota
diintegrasikan  ke  dalam  tim  pembina provinsi atau tim pembina
kabupaten/kota sehat yangsudah ada.
1.      Pengorganisasian
Penyelenggaraan  pasar  sehat  melibatkan  banyak  sektor,  baik  
sektor  pemerintah  maupun swasta yang saling mendukung satu sama
lain sesuai dengan peran dan fungsinya .
a.       Pusat
Tim Pembina Pusat terdiri dari instansi atau lembaga
yang membidangi sarana dan prasarana,
komoditi  pedagangan  dan  industri,  komoditi  pertanian  da
n  peternakan,  kesehatan,
kelembagaan,  pengawasan  makanan  minuman  dan  bahan  
pangan,  pasar,  perlindungan  dan pemberdayaan konsumen
dan asosiasi pedagang.
b.      Provinsi
Tim  pembina  provinsi  tediri  dari  instansi  atau  lemba
ga  yang  membidangi  sarana  dan prasarana, komoditi
pedagangan dan industri, komoditi pertanian dan peternakan,
kesehatan,
kelembagaan,  pengawasan  makanan  minuman  dan  bahan  
pangan,  pasar,  perlindungan  dan pemberdayaan konsumen
dan asosiasi yang terkait dengan pasar antara lain asosiasi
pengelola pasar tardisional, asosiasi pedagang, assosiasi
perunggasan.
c.       Kabupaten/ kota
Tim  pembina  kabupaten/kota terdiri  dari
instansi  atau  lembaga  yang  membidangi  sarana  dan
prasarana,  komoditi  pedagangan  dan  industri,  komoditi  pe
rtanian  dan  peternakan, pengawasan kualitas kesehatan
lingkungan, pengawasan kualitas makanan dan bahan pangan,
promosi  hygiene  sanitasi,  kelembagaan  pasar,  perlindunga
n  dan  pemberdayaan  konsumen,
penyediaan  air  minum,  kebersihan,  pelayanan  pencegahan  
dan  penangguangan  kebakaran,
ketentaman,  kemananan  dan  ketertiban  pasar  dan  asosiasi  
yang  terkait  dengan  pasar  antara
lain  asosiasi  pengelola  pasar  tardisional,  asosiasi
pedagang,  asosiasi  perunggasan  dan sebagainya.
d.      Kelompok kerja/gugus tugas/tim inti pasar
Tim pembina kab/kota membentuk kelompok
kerja/gugustugas/tim inti yang keanggotaannya terdiri dari
pengelola pasar/perusahaan daerah pasar/unit pelaksana
teknis daerah, pedagang,
asosiasi  peagang  pasar  dan  pemasok  yang  akan  berperan  
secara  langsung  dalam  pengelolaan pasar sehat, penerapam
perilaku higienis serta pembinaan dan fasilitasi pedagang.
2.      Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Dalam  mewujudkan  pasar  sehat  memerlukan  kesepakatan
dan  dukungan  penuh  dari
stakeholder  yang  terkait  didalamnya  mulai  dari  pedagang,  pekerja
,  pengelola,  asosiasi,
pemasok,  pihak  swasta,  LSM  dan  pemerintah  setempat  yang  dila
kukan  secara berkesinambungan
Pedoman  penyelengaraan  pasar  sehat  ini  memberikan  pandua
n  mengenai langkah-langkah penyelenggaraan, kriteria pasar sehat,
pengorganisasian, monitoring dan evaluasi.
Untuk  dapat  terselenggaranya  secara  berkesinambungan  perlu  
dibentuk  tim  pembina  pasar
sehat  baik  di  propinsi  maupun  di  kabupaten/kota.  Dalam  rangka  
efisiensi  ti  pembina  pasar
sehat  propinsi  dan  kabupaten/kota  diintegrasikan  kedalam  tim  pe
mbina  propinsi  atau  tim pembina Kabupaten/Kota Sehat yang sudah
ada.
Langkah 1 : Advokasi dan Sosialisasi
a.       Advokasi  dilaksanakan  untuk  memperoleh  dukungan  p
olitis  dari pengambil  kebijakan, misalnya peraturan daerah,
pembiayaan dan dukungan lainnya.
b.      Sasaran  advokasi  adalah  pimpinan  lembaga  eksekutif  g
ubernur,  bupati,  walikota  serta lembaga legislatif, pimpinan
dan anggota DPR di propinsi dan kabupaten/kota
c.       Advokasi  dilaksanakan  sebagai  langkah  awal  mulai  da
ri  pusat,  propinsi  dan kabupaten/kota
d.      Sosialisasi terhadap seluruh pihak terkait dalam
pengembangan pasar sehat yang dilakukan secara terus
menerus untuk memperoleh pemahaman yang sama
e.       Tim  pembina  kabupaten/kota  sehat  memfasilitasi  pemb
entukan  kelompok  kerja  /  gugus
tugas  /  tim  inti  atau  nama  lain  yang  disepakati  yang  sec
ara  operasional  akan melaksanakan dan mengembangkan
pasar sehat
Langkah 2 : Peningkatan Kapasitan Sumber Daya Manusia
a.       Sebagai  upaya  peningkatan  kapasitas  dilakukan  pelatih
an pengembangan  pasar  sehat melalui pelatihan pelatih
(TOT)
b.      TOT  dilaksanakan  secara  berjenjang  mulai  dari  pusat,
propinsi,  kabupaten/kota  hingga pasar
c.       Sebagai fasilitator pelatihan adalah Tim Pembina Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Langkah 3 : Analisis Situasi
a.       Melakukan survei pendahuluan (kondisi fisik, operasional,
kebutuhan komunitas pasar dan
identifikasi  mitra  kerja)  untuk  mendapatkan
gambaran  mengenai  kondisi  pasar  oleh  tim pembina
kab/kota.
b.      Melakukan  analisa  data  dan  hasilnya  disampaikan  kepa
da  tim  pembina  pusat,  propinsi, kabupaten dan kelmpok
kerja / gugus tugas / tim inti.
c.       Hasil  analisa  merupakan  bahan  pengambilan  keputusan
dalam  rencana  tindak  lanjut (percontohan, pelatihan,
pembinaan, pengawasan, pemantauan).
Langkah 4 : Prioritas Rencana Kerja
Tim  pembina  memfasilitasi  kelompok  kerja  pada  lokasi  
pasar  untuk memperoleh  rumusan dan komitmen antara lain :
a.       menetapkan prioritas masalah yang akan ditangani
b.      menetapkan sumber daya yang akan digunakan
c.       menetapkan rencana kerja
Langkah 5 : Implementasi Rencana Kerja
Upaya  yang  dilaksanakan  dalam  pasar  sehat  berdasarkan 
 rencana kerja  yang  dibuat  antara  lain adalah sebagai berikut :
a.       Perbaikan infra struktur
b.      Perbaikan Operasional
c.       Promosi hugiene sanitasi
Langkah 6 : Pembinaan dan Pengawasan
a.       Tim  pembina  kabupaten/kota  membuat  target  yang  ak
an dicapai  dalam  jangka  pendek, menengah dan panjang
dengan penetapan indikator yang terukur
b.      Pokja/gugus tugas/tim inti pasar membuat target yang akan
dicapai dalam jangka pendek, menengah dan panjang dengan
penetapan indikator yang terukur
c.       Pemantauan dan
evaluasi  dilaksanakan  oleh  seluruh  pihak  terkait  sesuai  bi
dang  tugasnya,
misal  pemantauan  kandungan  formalin  dalam  makanan/ba
han  pangan,  pemantauan kondisi lingkungan, perilaku
pedagang, karyawan danpengunjung
d.      Pembinaan  dan  pengawasan  dibidang  teknis  yang  berh
ubungan  dengan  kesehatan
lingkungan  terhadap  penyelenggaraan  pasar  sehat  dilaksan
akan  oleh  Dinas  Kesehatan
Kab/Kota,  dalam  hal  ini  sebagai  pelaksana  penilaian
adalah  tenaga  kesehatan  lingkungan dan
promosi  kesehatan  dengan  menggnakan  Formulir  Inspeksi 
 Pasar  (FORM  I)  yang dilakukan minimal setiap enam (6)
bulan sekali
e.       Tenaga  kesehatan  lingkungan  bertanggung  jawab  terha
dap  pembinaan  dan  pengawasan
kondisi  kesehatan  lingkungan  pasar  dan  tenaga  promosi  k
esehatan  melakukan  pembinaan dan pengawasan terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masayarakat/komunitas pasar.
Tenaga  kesehatan  lingkungan  dan  tenaga  promosi  kesehat
an  memberikan rekomendasi terhadap hasil pembinaan dan
pengawasan tersebut
f.       Pemantauan  dan  evaluasi  untuk  mengathui  kondisi  pas
ar  dan  perilaku  masyarakat  pasar
dilakukan  oleh  pokja/gugus  tugas/tim  inti  pasar/komunitas 
 pasar  dengan  menggunakan Formulir Penilaian Pasar
(FORM II) yang dilakukan setiap tiga (3) bulan sekali
g.      Pengeola  pasar  perlu  diberdayakan  untuk  memonitor  i
mplementasi  seluruh  kegiatan pengembangan dan
mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan. Tindakan
perbaikan perlu dikembangkan untuk setiap pengawasan
bersama pihak yg melakukan pengawasan
h.      Pengawasan dan pembinaan terhadap
penyelenggaraanpasar sehat harus dilakukan secara
berkesinambungan  oleh  pengelola  pasar  guna  mewujudka
n  pasar  yang  bersih,  aman, nyaman dan sehat melalui
kemandirian komunitas pasar

Langkah 7 : Mekanisme Pelaporan


a.       Hasil  pemantauan  dan  evaluasi  yang  dilaksanakan  ole
h  pokja/gugu  tugas/  tim  inti komunitas pasar dilaporkan
kepada tim pembina pasarsehat kab/kota.
b.      Hasil  pemantauan  dan  evaluasi  yang  dilaksanakan  oleh 
 pokja/gugu  tugas/  tim  inti
komunitas  pasar  direkaptulasi  dan  dianalisa  oleh  tim  pem
bina  pasar  sehat  kab/kota
kemudian  hasilnya  dilaporkan  kepada  Bupati/Walikota
setempat  dengan  tembusan  tim pembina propinsi.
c.       Tim  pembina  propinsi  melakukan  rekapitulasi  dan  me
nganalisis  laporan  dari  tim  pembina
pasar  sehat  kab/kota  kemudian  hasilnya  dilaporkan  kepad
a  Gubernur  tembusan  tim pembina pusat.

E.     PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PASAR


1.      Lokasi
a.       Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
setempat (RUTR).
b.      Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti:
bantara sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir dsb.
c.       Tidak  terletak  pada  daerah  rawan  kecelakaan  atau  dae
rah  jalur pendaratan penerbangan termasuk sempa dan jalan.
d.      Tidak  terletak  pada  daerah  bekas  tempat  pembuangan  
akhir sampah  atau  bekas  lokasi pertambangan.
e.       Mempunyai batas wilayah yg jelas, antara pasar dan
lingkungannya.
2.      Bangunan
a.       Umum
Bangunan  dan  rancang  bangun  harus  dibuat  sesuai  denga
n  peraturan  perundang-undangan yang berlaku
b.      Penataan ruang dagang
1)      pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai
dengan sifat dan klasifikasinya seperti : basah, kering,
penjualan unggas hidup, pemotongan unggas
2)      pembagian zoning diberi indentitas yg jelas
3)      tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan
ditempatkan di tempat khusus
4)      setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yg
lebarnya minimal 1,5 meter
5)      setiap  los/kios  memiliki  papan  identitas  yaitu  nomor
,  nama  pemilik  dan  mudah dilihat
6)      jarak  tempat  penampungan  dan  pemotongan  unggas  
dengan  bangunan  pasar  utama minimal 10 m atau
dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5
m
7)      khusus  untuk  jenis  pestisida,  bahan  berbahaya  dan  
beracun  (B3)  dan  bahan
berbahaya  lainnya  ditempatkan  terpisah  dan  tidak  berd
ampingan  dengan  zona makanan dan bahan pangan
c.       Ruang kantor pengelola
1)      Ruang kantor memiliki venilasi minimal 20 % dari luas
lantai
2)      Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux
3)      Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi
langit2 dari lantai sesuai ketentuan yang berlaku
4)      Tersedia toilet terpisah bagi laki2 dan perempuan
5)      Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan
sabundan air yang mengalir
d.      Tempat menjual bahan pangan dan makanan
1)      Tempat penjualan bahan pangan basah
a)      mempunyai  meja  tempat  penjualan  dengan  permu
kaan  yang  rata  dengan
kemiringan  yg  cukup  shg  tidak  menimbulkan  genan
gan  air  dan  tersedia  lubang
pembuangan  air,  setiap  sisi  memiliki  sekat  pembatas
dan  mudah  dibersihkan  dg tinggi minimal 60 cm dari
lantai dan terbuat dari bhn tahan karat dan bukan dari
kayu
b)      penyajian karkas daging harus digantung
c)      alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan
kayu, tidak mengandung bahan beracun, kedap air dan
mudah dibersihkan
d)     pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda
dan tidak berkarat
e)      tersedia  tempat  penyimpanan  bahan  pangan,  seper
ti  : ikan  dan  daging menggunakan rantai dingin (cold
chain) atau bersuhurendah (4-10º C)
f)       tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan
peralatan
g)      tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun
dan air yg mengalir
h)      saluran pembuangan limbah tertutup, dg kemiringan
sesuai ketentuan yg berlaku sehingga memudahkan
aliran limbah serta tidak melewati area penjualan
tersedia  tempat  sampah  kering  dan  basah,  kedap  air
, tertutup  dan  mudah diangkat
i)        tempat  penjualan  bebas  vektor  penular  penyakit  
dan  tempat  perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus,
nyamuk
2)      Tempat penjualan bahan pangan kering
a)      mempunyai  meja  tempat  penjualan  dengan  permu
kaan  yg rata  dan  mudah dibersihkan, dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai
b)      meja tempat penjualan terbuat dari bahan yg tahan
karat dan bukan dari kayu
c)      tersedia  tempat  sampah  kering  dan  basah,  kedap  
air, tertutup  dan  mudah diangkat
d)     tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun
dan air yg mengalir
e)      tempat  penjualan  bebas  binatang  penular  penyakit 
 (vektor)  dan  tempat perindukannya (tempat
berkembang biak) seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk

3)      Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji


a)      tempat  penyajian  makanan  tertutup  dengan  permu
kaan  yg  rata  dan  mudah dibersihkan, dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai dan terbuat bahan yg tahan
karat dan bukan dari kayu
b)      tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun
dan air yg mengalir
c)      tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yg
kuat,  aman, tidak mudah berkarat dan mudah
dibersihkan
d)     saluran  pembuangan  air  limbah  dari  tempat  pencu
cian harus  tertutup  dengan kemiringan yg cukup
e)      tersedia  tempat  sampah  kering  dan  basah,  kedap  
air, tertutup  dan  mudah diangkat
f)       tempat  penjualan  bebas  vektor  penular  penyakit  
dan  tempat  perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus,
nyamuk
g)      pisau  yg  digunakan  untuk  memotong  bahan  mak
anan  basah/matang  tidak  boleh digunakan untuk
makanan kering/mentah
e.       Area parkir
1)      Adanya pemisah yg jelas pada batas wilayah pasar
2)      Adanya  parkir  yg  terpisah  berdasarkan  jenis  alat  an
gkut,  seperti  :  mobil,  motor, sepeda, andong/delman dan
becak
3)      Tersedia area parkir khusus untuk pengangkut hewan
hidup dan hewan mati
4)      Tersedia area bongkar muat khusus yg terpisah dari
tempat parkir pengunjung
5)      Tidak ada genangan air
6)      Tersedia tempat sampah yg terpisah antara sampah
kering dan basah dalam jumlah yg cukup, minimal setiap
radius 10 m
7)      Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas,  yg
berbeda antara jalur masuk dan keluar
8)      Adanya tanaman penghijauan
9)      Adanya area resapan air di pelataran parker
f.       Kontruksi
1)      Atap
a)      atap  harus  kuat,  tidak  bocor  dan  tidak  menjadi  t
empat  berkembangbiaknya binatang penular penyakit
b)      kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga
tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap
dan langit2
c)      ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
d)     atap  yg  mempunyai  ketinggian  10  m  atau  lebih  h
arus  dilengkapi  dengan penangkal petir
2)      Dinding
a)      permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan
berwarna terang
b)      permukaan  dinding  yg  selalu  terkena  percikan  air 
 harus  terbuat  dari  bahan  yg kuat dan kedap air
c)      pertemuan  lantai  dengan  dinding,  serta  pertemuan 
 dua  dinding lainnya  harus berbentuk lengkung (conus)
3)      Lantai
a)      lantai  terbuat  dari  bahan  yg  kedap  air,  permukaa
n  rata,  tidak  licin,  tidak  retak dan mudah dibersihkan
b)      lantai  yg  selalu  terkena  air,  misalnya  kamar  man
di, tempat  cuci  dan  sejenisnya
harus  mempunyai  kemiringan  ke  arah  saluran  dan  p
embuangan  air  sesuai ketentuan yg berlaku sehingga
tidak terjadi genangan air
g.      Tangga
1)      Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
2)      Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
3)      Terbuat dari bahan yg kyat dan tidak licin
4)      Memiliki pencahayaan minimal 100 lux
h.      Ventilasi
Ventilasi  harus  memenuhi  syarat  minimal  20  %  dari  luas 
 lantai  dan  saling  berhadapan (cross ventilation).
i.        Pencahayaan
1)      Intensitas  pencahayaan  setiap  ruangan  harus  cukup  
untuk  melakukan  pekerjaan pengelolaan bahan makanan
secara efektif dan kegiatan pembersihan makanan
2)      Pencahayaan  cukup  terang  dan  dapat  melihat  barang 
 dagangan  dengan  jelas minimal 100 lux
j.        Pintu
Khusus  untuk  pintu  los  penjualan  daging,  ikan  dan  baha
n  makanan  yang  berbau  tajam agar menggunakan pintu yg
dapat membuka dan menutupsendiri (self closed) atau tirai
plastik  untuk  menghalangi  binatang  penular  penyakit
(vektor)  seperti  lalat  atau  serangga lain masuk.
3.      Sanitasi
a.       Air Bersih
1)      Tersedia  air  bersih  dengan  jumlah  yg  cukup  setiap  
hari  secara  berkesinambungan, minimal 40 liter per
pedagang
2)      Kualitas air bersih yg tersedia memenuhi persyaratan
3)      Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan
ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yg tidak bocor
4)      Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah
minimal 10 m
5)      Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali
b.      Kamar mandi dan toilet
1)      Harus  tersedia  toilet  laki2  dan  perempuan  yg  terpis
ah  dilengkapi  dengan tanda/simbol yg jelas dengan
proporsi sbb :
Jumlah Jumlah kamar
No Jumlah toilet
pedagang mandi
1 s/d 25 1 1
2 25 s/d 50 2 2
3 51 s/d 100 3 3
Setiap  penambahan  40-100  orang  harus  di
tambah satu kamar  mandi  dan satu toilet
2)      Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih
dalam jumlah yg cukup dan bebas jentik
3)      Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa,
peturasan dan bak air
4)      Tersedia  tempat  cuci  tangan  dengan  jumlah  yg  cuk
up  yg  dilengkapi  dengan  sabun dan air yg mengalir
5)      Air  limbah  dibuang  ke  septic  tank  (multi  chamber), 
 riol  atau  lubang  peresapan  yang tidak mencemari air
tanah dg jarak 10 m dari sumberair bersih
6)      Lantai  dibuat  kedap  air,  tidak  licin,  mudah  dibersih
kan  dg  kemiringan  sesuai ketentuan yg berlaku sehingga
tidak terjadi genangan
7)      Letak  toilet  terpisah  minimal  10  meter  dengan  temp
at  penjualan  makanan  dan bahan pangan
8)      Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan
pencahayaan 100 lux
9)      Tersedia tempat sampah yg cukup
c.       Pengelolaan Sampah
1)      Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan
kering
2)      Terbuat  dari  bahan  kedap  air,  tidak  mudah  berkarat,
kuat,  tertutup,  dan  mudah dibersihkan
3)      Tersedia alat angkut sampah yg kuat, mudah
dibersihkan dan mudah dipindahkan
4)      Tersedia  tempat  pembuangan  sampah  sementara  (TP
S),  kedap  air,  kuat,  kedap  air
atau  kontainer,  mudah  dibersihkan  dan  mudah  dijangka
u  petugas  pengangkut sampah
5)      TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor)
penular penyakit
6)      Lokasi  TPS  tidak  berada  di  jalur  utama  pasar  dan  
berjarak  minimal  10  m  dari  bangunan pasar
7)      Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
d.      Drainase
1)      Selokan/drainase  sekitar  pasar  tertutup  dengan  kisi
yg  terbuat  dari  logam  sehingga  mudah dibersihkan
2)      Limbah cair yg berasal dari setiap kios disalurkan  ke
instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya
dibuang ke saluran pembuangan umum
3)      Kualitas  limbah  outlet  harus  memenuhi  baku  mutu  
sebagaimana  diatur  dalam  Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas
air limbah
4)      Saluran  drainase  memiliki  kemiringan  sesuai  dg  ket
entuan  yg  berlaku  sehingga  mencegah genangan air
5)      Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase
6)      Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair
secaraberkala setiap 6 bulan sekali
e.       Tempat cuci tangan
1)      Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yg mudah
dijangkau.
2)      Fasilitas  cuci  tangan  dilengakpi  dengan  sabun  dan  a
ir  yang  mengalir  dan  limbahnya  dialirkan ke saluran
pembuangan yang tertutup.
f.       Binatang penular penyakit (vektor)
1)      Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus
bebas dari lalat, kecoa dan tikus
2)      Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol
3)      Angka  kepadatan  kecoa  maksimal  2  ekor  per  plate  
di  titik  pengukuran  sesuai  dengan  area pasar
4)      Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan
drainasemaksimal 30 per gril net
5)      Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty
tidak melebihi 5%

g.      Kualitas makanan dan bahan pakan


1)      Tidak basi
2)      Tidak  mengandung  bahan  berbahaya  seperti  pengaw
et  borax,  formalin,  pewarna  textil  yg berbahaya sesuai
dengan peraturan yg berlaku
3)      Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas
4)      Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes
nomor 942 tahu 2003 tentang makanan jajanan
5)      Makanan  dalam  kemasan  tertutup  disimpan  dalm  su
hu  rendah  (4-10ºC),  tidak  kadaluwarsa dan berlabel jelas
6)      Ikan,  daging  dan  olahannya  disimpan  dalam  suhu   
0  s/d  4ºC;  sayur,  buah  dan  minuman disimpan dalam
suhu 10 ºC; telur, susu dan olahannya disimpan dalam
suhu 5-7 ºC
7)      Penyimanan  bahan  makanan  harus  ada  jarak  dg  lant
ai, dinding  dan  langit-langit  :  jarak  dengan lantai 15
cm, dg dinding 5 cm, dg langit2 60 cm
8)      Kebersihan  peralatan  makanan  ditentukan  angka  tota
l kuman  nol  maksimal  100  kuman  per cm3 permukaan
dan kuman esdhericiacoli adalah nol
h.      Desinfeksi pasar
1)      Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1
hari dalam sebulan
2)      Bahan desinfektan yg digunakan tidak mencemari
lingkungan
4.      Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a.       Pedagang dan pekerja
1)      Bagi  pedagang  karkas  daging/unggas,  ikan  dan  pem
otong  unggas  menggunakan  alat
pelindung  diri  sesuai  dg  pekerjaanannya  (sepatu  boot,  
sarung  tangan,  celemek,  penutup rambut dll)
2)      Berpola hidup bersih dan sehat (cuci tangn dg sabun,
tidak merokok, mandi sebelum pulang
terutama  bagi  pedagang  dan  pemotong  unggas,  tidak  b
uang  sampah  sebarangan,  tidak meludah dan buang
dahak sembarangan dll)
3)      Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang secara
berkala. Minimal 6 bulan sekali
4)      Pedagang  makanan  siap  saji  tidak  sedang  menderita 
 penyakit  menular  langsung,  seperti  : diare, hepatitis,
TBC, kudis, ISPA dll
b.      Pengunjung
1)      Berpola  hidup  bersih  dan  sehat,  seperti  :  tidak  bua
ng  sampah  sebarangan,  tidak  merokok, tidak meludah
dan buang dahak sembarangan dll
2)      Cuci tangan dengan sabun terutama setalah memegang
unggas/hewan hidup, daging, ikan
c.       Pengelola
Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang hygiene
sanitasi dan keamanan pangan.
5.      Keamanan
a.       Pemadam kebakaran
1)      Tersedia peralatan pemadam kebakaran yg cukup dan
berfungsi serta tidak kadaluwarsa
2)      Tersedia hidran air dg jumlah cukup menurut ketentuan
berlaku
3)      Letak  peralatan  pemadam  kebakaran  mudah  dijangk
au  dan  ada  petunjuk  arah penyelamatan diri
4)      Adanya petunjuk prosedur penggunaan alat pemadam
kebakaran
b.      Tersedia pos keamanan dilengkapi dengan personil dan
peralatannya
6.      Fasilitas Lain
a.       Tempat sarana ibadah
1)      Tersedia  tempat  ibadah  dan  tempat  wudlu  dg  lokasi 
 yg  mudah  dijangkau  dengan  sarana  yg bersih dan tidak
lembab
2)      Tersedia air bersih dengan jumlah dan kualitas yg
cukup
3)      Ventilasi dan pencahayaan sesuai dg persyaratan

b.      Tempat Penjualan Unggas


1)      Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utam
2)      Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan
pengangkut unggas tersendiri
3)      Kandang  tempat  penampungan  sementara  unggas  ter
buat dari  bahan  yg  kuat  dan  mudah dibersihkan
4)      Tersedia  fasilitas  pemotongan  unggas  umum  yg  me
menuhi  persyaratan  yg  ditetapkan  oleh Departemen
Pertanian
5)      Tersedia sarana cuci tangan dilengkapi dg sabun danair
besih yg cukup
6)      Tersedia saluran pembuangan limbah cair khusus
7)      Tersedia penampungan sampah yg terpisah dari
sampahpasar
8)      Tersedia  peralatan  desinfektan  khusus  untuk  membe
rsihkan  kendaraan  pengangkut  dan kandang unggas
c.       Pos Pelayanan Kesehatan
Tersedia pos pelayanan kesehatan yg mudah dijangkaudan
peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yg
memadai.

Anda mungkin juga menyukai