Anda di halaman 1dari 6

UAS BAHASA INDONESIA DAN PENULISAN ILMIAH

Menganalisa Faktor Penyebab Terjadinya Banjir di Puskesmas Sakra Barat


Lombok Timur

Disusun oleh :
HAPIZATURROHMAH
(F1A021014)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bencana alam adalah kejadian yang mengancam serta mengganggu kehidupan
masyarakat yang disebabkan oleh alam diantaranya berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir sehingga menimbulkan korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana banjir adalah bencana yang menepati urutan teratas dalam skala
nasional. Bencana banjir terjadi dengan waktu yang relatif sama dan cenderung
meningkat pada setiap tahun dan banyak terjadi di kota-kota besarbaahkan di
daerah-daerah pemukiman padat penduduk non perkotaan, sehingga selalu
menimbulkan kerugian baik secara materil maupun non-materil.
Faktor-faktor penyebab terjadinya banjir di daerha padat penduduk biasanya
karena adanya curah hujan tinggi, kebiasaan masyarakat yang membuang
sampah sembarangan, kondisi topografis, ataupun di karenakan posisi bangunan
yang berada di daerah resapan. Salah satunya, seperti banjir yang terjadi di
daerah Sakra Barat, tepatnya di Puskesmas Sakra Barat, pada hari senin, 13
Desember 2021.
Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan, daerah pedesaan yang memiliki
wilayah resapan air yang luas pun dapat mengalaminya. Tentunya banjir di
perkotaan dan pedesaan disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dan
menimbulkan dampak kerugian yang berbeda pula.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bandung, peristiwa
banjir seakan sudah menjadi agenda tahunan yang datang ketika musim hujan
tiba. Sedangkan banjir di daerah pedesaan umumnya disebabkan oleh gundulnya
hutan sehingga debit air sungai meluap atau bisa disebut banjir bandang.
Baik di lingkungan padat penduduk dan pedesaan, banjir pada masing-masing
wilayah dipengaruhi oleh penyebab atau faktor tertentu, yaitu faktor alam dan
faktor manusia.
Bencana hidrometeorologi ini dipengaruhi oleh berbagai hal berikut:
1. Topografi Wilayah
Kondisi topografi adalah bentuk permukaan suatu wilayah. Wilayah dengan
topografi rendah atau dataran rendah lebih berisiko mengalami banjir
dibandingkan daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip air, yakni
akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Banjir umumnya terjadi di daerah hilir kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Karena dipastikan daerah hilir memiliki ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan daerah hulu.
2. Intensitas Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan meningkatkan
risiko banjir. Tingginya curah hujan juga dapat dipengaruhi oleh fenomena El
Nino. Volume air di daratan akan meningkat karena tanah memiliki tingkat
kejenuhan air dalam kadar tertentu. Air hujan yang jatuh ke daratan akan
memenuhi saluran-saluran air, seperti sungai. Jika volume air terlalu banyak,
maka sungai akan meluap dan menimbulkan bencana banjir.
3. Daerah Resapan Air
Area resapan air seperti hutan kota dan ruang terbuka hijau sangatlah
diperlukan khususnya di perkotaan. Area-area tersebut dapat menjadi daerah
resapan air dan mencegah terjadinya banjir.
Namun sayangnya, pembangunan besar-besaran dilakukan tanpa
mempertimbangkan area resapan air. Apabila permukaan tanah tertutupi oleh
beton atau aspal, maka air tidak dapat meresap dan akan menggenang.
4. Aliran Sungai
Kelancaran aliran air pada selokan dan sungai juga menjadi faktor terjadinya
banjir atau tidak. Sungai serta parit yang dipenuhi oleh sampah yang
menumpuk akan menghambat aliran air, sehingga air akan meluap ke daratan.
5. Kondisi Hutan
Hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan, termasuk
dalam mengendalikan banjir. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan berperan
untuk menahan dan menyerap air.
Jika kondisi hutan rusak dan gundul, baik karena alih fungsi lahan dan
penebangan liar, maka akan berakibat kepada volume air pada aliran sungai
bagian hilir.
6. Sistem Tata Kelola
Pengelolaan daerah aliran sungai dan tata kota yang keliru dapat
menyebabkan bencana banjir. Pemerintah harus mengatur dan menindak
tegas segala sesuatu yang memberikan efek negatif bagi lingkungan dan
meningkatkan risiko banjir, misalnya pembangunan pemukiman di bantaran
sungai, pengawasan proyek waduk, dan sebagainya.
Salah satunya, seperti banjir yang terjadi di daerah Sakra Barat, tepatnya di
Puskesmas Sakra Barat, pada hari sejin, 13 Desember 2021.
Banjir di Puskesmas Sakra Barat merupakan suatu fenomena yang jarang
terjadi. Namun, sekali bencana ini melanda menghadirkan banyak
kekhawatiran bagi pihat terkait. Bukan saja bagi pihak puskesmas tetapi juga
para pasien dan keluarganya yang terdampak.
Banjir yang terjadi di Puskesmas Sakra Barat ini merupakan permasalahn yang
sangat mengganggu. Terlebih lagi, posisi puskesmas yang sifatnya vital harus
membenahi genangan air yang melanda.Banjir ini di sebabkan oleh curah hujan di
Lombok Timur yang sangat tinggi pada hari Senin, 13 Desember 2021. Selain itu,
banjir di Puskesmas Sakra Barat ini juga diduga disebabkan oleh posisi
puskesmas yang lebih rendh dari saluran drainase. Banjir ini terjadi akibat luapan
air dari saluran irigasi yang berada di dekat lokasi kejadian masuk ke halaman
dan ruang inap pasien (H. Pathurrahman:Selong)
Mengingaat faktor banjir yang terjadi di Puskesmas Sakra Barat, adalah posisi
puskesmas yang lebih renda dari saluran drainase. Maka, pembangunan fasilitas
kesehatan ini kiranya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Yang dimana,
lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. kontur tanah;
d. fasilitas parkir;
e. fasilitas keamanan;
f. ketersediaan utilitas publik;
g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. kondisi lainnya.
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud si atas, pendirian Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara. (PMK,
2014:75)
Mengingat posisi Puskesmas sebagai suatu sarana pelayanan masyarakat sangat
vital, maka banjir merupakan suatu masalah yang sangat mengganggu aktivitas
masyarakat. Meluapnya genangan air tidak hanya mengganggu aktivitas
operasional puskesmas, tetapi juga aktivitas masyarakat di sekitar puskesmas.
Menilik dari hal itu, sudha seharusnya dari sejak awal pembangunan tidak hanya
posisi atau lokais pembangunan puskesmas yang di perhatiakn, tetapi juga
pembuatan saluran drainasenya atau kedalaman saluran irigasi yang seharusnya
diterapkan sesuai dengan peraturan pembangunan gedung negara atau fasilitas
masyarakat.
Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan saat membuat saluran
drainase. Pertama, sebelum konstruksi, pasang bouwplank agar tepi saluran
drainase lurus, rapi, dan ukurannya sesuai dengan gambar rencana. Kedua,
dasar saluran sebaiknya tidak diplester, atau diplester sebagian dengan diberi
lubang resapan setiap 5 meter agar ada resapan air ke tanah. Ketiga, tutup
manhole (bak kontrol) harus rata dengan permukaan jalan, agar aman bagi
pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Keempat, tutup manhole harus mudah
dibuka/diangkat setiap saat, sehingga saluran dapat dibersihkan, agar tidak terjadi
pengendapan di saluran drainase yang tertutup. (KPUPR,2018)
Melihat posisi saluran air yang dekat dengan jalan raya membuatnya merembes
ke para pengguna jalan serta ke rumah di sekitarnya. Banyak batru krikil yang
terbawa oleh arus air yang meluap menambah dampak kurang baik bagi
masyarakat. Dan menimbulkan peluang terjadinya kecelaakaan lalu lintas.
Posis puskesmass yang berada dekat dengan pemukiman padat penduduk
membuat penyerapan air menjaddi lebih lambat. Karena, banjir di daerah padat
penududk seperti ini seringkali di sebabkan oleh peluapan air drainase karena
adanya penyebab oleh sampah ataupun curah hujan yang intensitasnya tinggi
(BNPB:2021)

2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan masalah ini, ada beberapa rumusan yang menjadi target
pembahasan di dalamnya :
1. Bagaimana kondisi bangunaan Puskesmas Sakra Barat dan wilayah
sekitarnya.
2. Menganilisi intensitas curah hujan yang terjaid sebelum.genangan air meluap.
3. Bagaimana kondisi kebersihan lingkungan sekitar Puskesmas untuk
mengetahui bagaimana dampak kerberssihan lingkungan dengan terjaddinya
pleuapan air di puskesmas Sakra Barat.

3. Tujuan Penelitian
Tujuan di lakukannya penulisan masalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi Ujian Akhir Smester Bahasa Indonesia dan Kepenukisan
Ilmiah
2. Untuk memahami kpndisi bangunan Puskesmas Sakra Barat dan wilayaah di
sekitarnya.
3. Melakukan analisis terhadap intensitas curha hujan yang terjadi di sakra Barat
yang menyebabbkan genangan air masuk ke dalam puskesmas
4. Untuk mengamati kondisi kebersihan lingkunan di sekitar Puskesmas dan
hubungannya dengan kenaikan genangan air.n yang intensitasnya tinggi
(BNPB:2021)
DAFTAR PUSTAKA

Fazayro, Dimitri Jim.2020.Analisa Penyebab Banjir dan Cara


Mengatasinya di Kawasan Jaan Kemang Manis Kecamatan Ilir Barat II
Palembang:Universitas Muhammadiyah Palembang.

Peraturan Kementrian Kesehatan No. 75.2014.Pusat Kesehatan


Masyarakat.Jakarta:Kemenkes.

Kementrian Kesehatan.2015.Daftar Puskesmas Per Kabupaten.Lombok


Timur.

Anda mungkin juga menyukai