Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah tentang Jenis-jenis Lembaga Keuangan ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Jenis-jenis Lembaga Keuangan
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.....................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................
PENDAHULUAN
5. Apa saja fenomena yang terjadi di lapangan dan teori apa yang cocok
untukmenjelaskan fenomena tersebut?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Lembaga Keuangan adalah suatu badan usaha yang mengumpulkan suatu aset
dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan suatu
proyek pembangunan serta untuk kegiatan ekonomi dengan mendapatkan hasil
dalam bentuk bunga sebesar presentase tertentu dari besarnya dana yang
disalurkan
Jenis-jenis Lembaga Keuangan
1. Bank
Sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.
[Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2)].
2. Koperasi
3. Dana Pensiun
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang memasok atau
memenuhi janji manfaat pensiun.
4. Asuransi
5. Anjak Piutang
Suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya dengan
memberikan suatu diskon.
6. Leasing
Kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi
maupun tanpa hak opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
7. Pegadaian
Sebuah BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis
perusahaan yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa.
8. Modal Ventura
9. Pembiayaan Konsumen
1. Manfaat likuiditas
2. Pengalihan aset
3. Realokasi pendapatan
4. Kemudahan transaksi
Terakhir, juga memiliki manfaat besar dan peranan yang penting dalam
penyediaan jasa yang mempermudah transaksi keuangan. Dengan adanya
lembaga ini, masyarakat bisa menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.
1. Bank berfungsi
bank akan menyalurkan kembali dana yang sudah terhimpun tersebut dan
menggunakannya untuk pembiayaan, baik di bidang ekonomi maupun
pembangunan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dana yang
terhimpun tidak akan diam di tempat melainkan dikelola dan berpotensi
menjadi berkembang.
1) Sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah.
Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah
peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.
2. Koperasi
Sebab koperasi adalah badan usaha yang tidak berorientasi pada profit semata.
Berbeda dengan lembaga-lembaga pada umumnya yang mengejar profit sebesar-
besarnya, dalam model ekonomi koperasi, kesejahteraan anggota dan masyarakat
merupakan pencapaian yang paling utama, sedangkan profit bagi koperasi
merupakan bonus. Jadi, tidak ada alasan bagi koperasi untuk memperbesar-besar
profit bila kesejahteraan anggota dirasa belum cukup.
3. Dana Pensiun
1) Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat, berada di kisaran 70-
an tahun. Artinya saat pensiun tiba, masih ada 15-an tahun masa kehidupan.
2) Biaya kebutuhan hidup di masa pensiun biasanya puluhan kali lipat dibanding
dimasa bekerja akibat inflasi. Solusinya, program pensiun harus diikuti saat masih
muda agar imbal hasilnya bisa mencukupi saat usia pensiun tiba.
3) Banyak orang Indonesia yang bergantung hidup di masa pensiun pada anak
atau keluarganya. Kalo keadaan ekonomi anaknya kaya gak masalah. Tapi kalo
pas-pasan pasti jadi masalah dan keluarga menjadi terbebani.
4) Harga diri jadi rendah. Karena selama bekerja gak mampu menyiapkan aset
atau uang yang cukup untuk masa pensiun.
6) Karena orang Indonesia sebagian besar terlalu konsumtif dan boros, maka dari
itulah setidaknya harus mempunyai dana atau harta untuk masa tua yaitu dengan
mengikuti program Dana Pensiun.
4. Asuransi
1) Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.
6. Leasing
4) Biaya transaksi akan lebih tinggi untuk membeli aset dan pembiayaan dengan
utang atau ekuitas daripada menyewa aset.
7. Pegadaian
8. Modal Ventura
9. Pembiayaan Konsumen
3) Pihak debitur atau konsumen yang membutuhkan dana yang relatif kecil,
sehingga Lembaga Pembiayaan Konsumen lah yang menjadi pilihan para
konsumen karenatidak mengganggu keuangan konsumen
Subjek :
2. Koperasi
Subjek:
b. Para anggota koperasi yang membutuhkan barang dan jasa dengan harga yang
lebih murah.
3. Dana Pensiun
Subjek:
a. Karyawan yang ingin memperoleh kepastian penghasilan pada masa dia akan
pensiun nanti.
b. Karyawan yang ingin merasa aman saat ia telah pensiun dalam hal
keuangannya
4. Asuransi
Subjek:
Masyarakat yang ingin terjamin keamanan dirinya beserta keluarganya dalam hal
keuangan atau finansial.
5. Anjak Piutang
Subjek:
6. Leasing
Subjek:
Konsumen yang ingin memulai suatu usaha dan membutuhkan dana untuk
membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
7. Pegadaian
Subjek:
8. Modal Ventura
Subjek:
Konsumen dari Modal Ventura ini kebanyakan adalah seorang investor (pihak
ketiga) yang memiliki modal yang besar untuk melakukan investasi pada
perusahaan yang mempunyai resiko tinggi sehingga tidak memenuhi syarat
standar sebagai perusahaan terbuka.
9. Pembiayaan Konsumen
Subjek:
Konsumen yang ingin membeli suatu barang yang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari dan ingin melakukan pembelian dengan cara mengangsur
Cara kerja:
Nah, agar bank dapat membiayai operasionalnya, maka bunga yang diberikan
terhadap dana simpanan tidak boleh lebih tinggi dari dana yang disalurkan
sebagai kredit. Selisih bunga kredit diatas bunga simpanan disebut spread.
Biasanya spread ini berkisar antara 4-8% per tahun.
2. Koperasi
Cara kerja:
Namun, dari keseluruhan sumber dana yang di dapatkan oleh koperasi, sumber
dana utama mereka adalah yang berasal dari simpanan, yaitu:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Tabungan Koperasi
3. Dana Pensiun
Cara kerja:
Jadi Dana Pensiun ini ada kemiripan dengan program Jaminan Hari Tua – BPJS
Ketenagakerjaan. Pendapatan kita dipotong kemudian dikelola oleh perusahaan
penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk memenuhi
kebutuhan dana hari tua (uang pensiun) kita. Bedanya DPLK ini sifatnya tidak
wajib, Anda bebas menentukan iuran kepesertaan dan lain sebagainya.
4. Asuransi
Cara kerja:
Ketika membeli asuransi, seseorang mendapat polis asuransi yang merupakan
kontrak yang mengikat secara hukum. Polis ini menjelaskan secara rinci semua
hak, tanggung jawab dan kewajiban tertanggung (nasabah) dan perusahaan
asuransi. Saat seseorang menderita kerugian yang tercakup dalam polis, dia bisa
mengajukan klaim. Klaim merupakan laporan lengkap dari apa yang hilang atau
rusak beserta nilainya. Jumlah uang yang akan diganti (uang pertanggungan)
didasarkan pada jumlah yang terdapat dalam polis. Ketika individu atau
perusahaan membeli polis asuransi, semua uang dari premi kemudian
digabungkan menjadi apa yang disebut kolam asuransi (insurance pool).
5. Anjak Piutang
Cara kerja:
Terjadi transaksi penjualan secara kredit antara penjual dengan pembeli. Ketika
penjual sedang membutuhkan uang atau masalah lain yang berhubungan dengan
tagihannya, maka penjual menyerahkan persoalaan tersebut kepada perusahaan
anjak piutang baik dengan cara memberitahukan kepada debitur maupun tidak.
6. Leasing
Cara kerja:
Proses yang mudah dan cepat di leasing ini disebabkan oleh adanya staff leasing
yangakan membantu Anda dalam keseluruhan prosesnya. Dari menyiapkan
kelengkapan dokumen hingga fasilitas jemput bola ke rumah akan Anda dapatkan
dari leasing ini. Dari sini kita tak perlu lagi bolak-balik ke dealer untuk mengurus
semua persyaratan karena semuanya akan dikerjakan oleh petugas leasing. Meski
semua proses bisa berlangsung sangat cepat dan mudah, namun mengajukan
kredit di leasing membuat Anda harus membayar suku bunga yang tinggi daripada
bank.
Biaya lain yang juga harus Anda tanggung saat pengambilan kredit di leasing
adalah biaya fidusia, biaya asuransi dan juga biaya provisi. Biaya asuransi ini
memang akan bersifat wajib karena pihak leasing berkepentingan dengan mobil
yang kita miliki untuk menghindari risiko seperti hilang atau rusak karena
kecelakaan. Dengan adanya asuransi maka pihak asuransi akan mengganti nilai
mobil yang hilang atau rusak tersebut ke pihak leasing dulu, baru ke konsumen
bila nilai itu ada sisanya.
7. Pegadaian
Cara kerja:
Cara kerja dengan cara menyerahkan barang yang akan digadaikan. Selanjutnya,
petugas Pegadaian akan menaksir harga barang yang digadaikan dengan
memberikan pinjaman uang dengan jangka waktu maksimal empat bulan. Karena
Pegadaian seperti halnya bank, yang merupakan lembaga keuangan maka
Pegadaian ini juga mengenakan biaya jasa untuk jumlah nominal yang
dipinjamkan dan untuk mendapatkan kembali barang yang digadaikan, Anda
harus menebusnya. Di bank, biaya jasa ini disebut bunga.
8. Modal Ventura
Cara kerja:
Pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk
badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan
langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini
menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha
yang dibiayai.
Mekanisme modal ventura pada prinsipnya merupakan suatu proses yang
menggambarkan arus investasi yang dimulai dari masuknya pemodal, proses
pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha sampai proses penarikan
kembali penyertaan tersebut (divestasi).
9. Pembiayaan Konsumen
Cara kerja:
Sama seperti bank dan lembaga resmi lainnya, mekanisme mengenai perusahaan
pembiayaan telah diketahui negara dan sudah diatur pula dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
Pada umumnya, lembaga keuangan seperti bank akan memberikan dana cair
kepada para calon debiturnya.
Jadi, dana tunai dibayarkan perusahaan pembiayaan kepada pihak ketiga, tempat
Anda melakukan transaksi pembelian
Fenomena:
Fenomena paling ramai dibicarakan saat ini yaitu “Uang tabungan nasabah Bank
BRI banyak yang hilang secara mendadak." Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kediri Slamet Wibowo meminta Bank Rakyat Indonesia atau BRI lebih cepat
menjawab keluhan puluhan nasabah yang merasa kehilangan dananya. Kejahatan
pembobolan seperti ini bukan pertama kali terjadi di perbankan Indonesia.
Biasanya, pelaku melakukan pencurian data di mesin-mesin ATM.“
Bank harus memeriksa dengan teliti mesin ATM mereka agar tak dipasang
Skimmer. Peralatan skimmer yang terpasang di dalam mulut kartu ATM ini
bekerja mengkloning atau mencuri data dari magnetic stripe kartu ATM. Karena
ukurannya yang sangat kecil dan tipis, keberadaannya kerap tak di sadari nasabah
ataupun petugas perawatan mesin ATM.
Hal itu diketahui saat hendak melakukan transaksi di mesin anjungan tunai
mandiri (ATM) dan mendapati uang mereka telah berkurang. Rata-rata uang
mereka berkurang mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Total, ada 30 nasabah yang
sempat menjadi korban praktik skimming tersebut.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, berarti dalam hal ini bank telah gagal dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan pengertian Bank di dalam
[Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2)].
Sebaiknya bank harus meningkatkan keamanannya, terutama di ATM-ATM yang
tersebar se-Indonesia agar nasabah tidak kehilangan kepercayaan terhadap bank
yang bersangkutan.
2. Koperasi
Fenomena:
3. Dana Pensiun
Fenomena:
Fenomena terbaru saat ini adalah “Prospek Dana Pensiun masih tetap positif."
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Bambang Sri
Muljadimenilai, dana pensiun pemberi kerja alias DPPK, memiliki sejumlah
keunggulan bagi peserta maupun pendiri. Diantaranya, karena pengelolaan dana
pensiun oleh DPPK dapat diatur sedemikian rupa sehingga cocok untuk mendanai
uang pensiun atau pesangon karyawan sesuai kondisi perusahaan masing-masing.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana investasi yang dikelola oleh industri
dana pensiun mencapai Rp 257,01 triliun sampai bulan Maret 2018. Dari dana
sebesar itu, Rp149,09 triliun diantaranya dikelola oleh DPPK yang menjalankan
program manfaat pasti. Sementara dana investasi yang dikelola DPPK yang
menjalankan iuran pasti dan dana pensiun lembaga keuangan, masing-masing
sebesar Rp 30,84 triliun dan Rp 77,08 triliun.
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan teori tentang Dana Pensiun, fenomena ini
menunjukan bahwa lembaga keuangan Dana Pensiun masih dipercaya oleh para
karyawan untuk menjamin penghasilan setelah pensiun.
4. Asuransi
Fenomena:
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini adalah “Kinerja Asuransi umum meningkat
pada tahun 2018." Industri asuransi umum lebih bergeliat pada awal tahun ini.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan premi yang cukup signifikan. Data Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mencatat, per Februari 2018, industri asuransi umum
membukukan premi bruto sebesar Rp 9,67 triliun. Jumlah ini naik 18,89%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 yakni Rp 8,13 triliun.
Dari fenomena ini, kita bisa nilai bahwa lembaga keuangan Asuransi sedang
naikdaun atau bisa dibilang sedang ramai peminat. Hal ini menunjukan bahwa
masyarakat mulai banyak yang memperhatikan keselamatan jiwa mereka dan
keluarga tentunya.
5. Anjak Piutang
Fenomena:
Fenomena baru-baru ini adalah “Anjak Piutang menunjukan prospek yang positif
di dunia usaha atau bisnis." Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan,
piutang pembiayaan jenis usaha modal kerja atau anjak piutang periode
November 2017 mencapai Rp.22,69 miliar. Realisasi tersebut tumbuh sebesar
16,42% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang hanya
mencapai Rp.19,49 miliar.
Dilihat dari fenomena dan data tersebut, dapat dibilang bahwa perusahaan-
perusahaan besar telah banyak yang menggunakan lembaga keuangan Anjak
Piutang untuk bertransaksi menjual piutangnya.
6. Leasing
Fenomena:
a. Di dalam sebuah perjanjian sewa seharusnya tidak ada uang muka, namun pada
kenyataannya semua leasing di Indonesia memiliki sejumlah uang muka yang
diterapkan dan dibebankan terhadap kreditur.
b. Di dalam sistem sewa seharusnya pihak penyewa tidak dikenai sejumlah biaya
tambahan, seperti: biaya perawatan mobil, biaya pajak, dan jenis biaya yang
lainnya. Sementara di Indonesia sendiri menerapkan ketentuan tersebut dalam
perjanjian.
c. Di dalam system Leasing harusnya barang yang dibeli atau disewa digunakan
untuk usaha, tetapi kenyataanya dilapangan masih banyak yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, misalnya mobil dan motor.
Dari ketiga fenomena ini dapat disimpulkan bahwa Leasing di Indonesia ini tidak
sesuai dengan yang ada di teori yang menjelaskan tentang Leasing.
7. Pegadaian
Fenomena:
Fenomena yang terjadi baru-baru ini adalah “Laba Pegadaian tembus 1,37 triliun
di 6 bulan awal 2018." PT Pegadaian (Persero) mencatatkan perolehan laba yang
menggembirakan di semester I-2018. Dibandingkan tahun 2017, usaha gadai milik
pemerintah ini tumbuh dobel digit. Merujuk laporan keuangan perusahaan,
perolehan laba Pegadaian mencapai Rp 1,37 triliun, naik 18,1% dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 yaitu Rp 1,16 triliun.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo
merasa puas dengan pencapaian tersebut, karena pertumbuhan dobel digit
adalah sesuatu yang luar bisa di dunia industri. Maka dari itu, pihaknya optimistis
bisa memenuhi target laba sampai akhir tahun sekitar Rp 2,7 triliun. “Itu
menunjukkan kinerja Pegadaian yang bagus, kami semakin optimistis target laba
Rp 2,7 triliun bisa tercapai. Karena pencapaian di semester pertama melebihi dari
setengah target perusahaan,” kata Harianto.
8. Modal Ventura
Fenomena:
Fenomena yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan adalah “Kinerja Modal Ventura
meningkat di 4 bulan awal 2018." Kinerja industri modal ventura menunjukkan
tren positif di awal tahun ini. Sejumlah indikator keuangan menunjukkan
perbaikan. Seperti nilai penyertaan modal dan rasio non performing fund (NPF)
yang membaik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai akhir Maret 2018,
industri modal ventura mencatatkan pembiayaan dan penyertaan Rp 7,44 triliun.
Nilai ini meningkat 19,8% dari kuartal I 2017 yang sebesar Rp 6,21 triliun.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Start-Up Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait
mengatakan, tren positif ini didorong perbaikan bisnis pelaku usaha yang menjadi
mitra modal ventura.
Fenomena tersebut menunjukan bahwa, Modal Ventura telah menjadi salah satu
lembaga keuangan dalam hal investasi perusahaan yang dipercaya oleh para
kapitalis ventura.
9. Pembiayaan Konsumen
Fenomena:
Rinciannya, pembiayaan investasi naik paling tinggi 13,38% dari Rp 104,99 triliun
menjadi Rp 119,04 triliun dengan kontribusi 28,70% dari total pembiayaan Rp
414,84 triliun. Pembiayaan modal kerja menyusul dengan pertumbuhan 8,82%
dari Rp 20,98 triliun per menjadi Rp 22,83 triliun dengan kontribusi 5,50% disusul
pembiayaan multiguna yang naik 6,05% dari Rp 230,15 triliun menjadi Rp 244,08
triliun dengan kontribusi tertinggi 58,84%. Pembiayaan lainnya pun melesat
509,52% dari Rp 21miliar menjadi Rp 128 miliar dengan kontribusi 0,03%.
Sebaliknya, pembiayaan syariah justru turun 8,32% dari Rp 31,37 triliun jadi Rp
28,76 triliun dengan kontribusi 6,93%.
2. Bank memiliki kewenangan mencetak uang giral (Bank Indonesia) dan dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sementara lembaga
keuangan nonbank tidak bisa melakukan hal ini.
Meskipun berbeda, posisi kedua lembaga ini sama-sama penting dalam menjaga
stabilitas ekonomi. Perputaran dana yang mereka lakukan diketahui cukup
berkontribusi dalam kemajuan perekonomian suatu negara, dalam hal ini,
Indonesia.
Tabel dibawah ini menjelaskan lebih lanjut tentang perbedaan lembaga keuangan
bank dan non-bank.
2.7 Lembaga Keuangan Internasional
Ada dua lembaga internasional yang didirikan untuk mengurusi bidang keuangan
dunia yaitu IMF dan WB atau world bank. Di tingkat Asia juga terdapat lembaga
keuangan yaitu ADB atau lebih dikenal sebagai Bank Pembangunan Asia.
1. WORLD BANK
WORLD BANK = Bank Dunia = IBRD = International Bank for Reconstruction and
Development
– Beroperasi 25 Juni 1946
– Anggota awal 44 negara
– Bank Dunia didirikan sebagai LKI untuk memberikan dan menjamin kredit-kredit
yang ditujukan untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pertumbuhan yang
produktif
Dana rekonstruksi berasal dari Modal Bank Dunia sendiri yang terdiri dari
kontribusi pemerintah negara anggota dan mobilisasi modal swasta. Modal
saham Bank Dunia disusun sehingga tiap resiko kegiatannya dibebankan kepada
negara anggota berdasarkan kekuatan ekonomi mereka masing-masing.
Seluruh kekuasaan Bank Dunia berada dibawah Dewan Komisaris yang terdiri dari
para komisaris yang mewakili negara anggota. Masing-masing negara anggota
menunjuk 1 orang komisaris. Pertemuan Dewan Komisaris sekali tiap tahun.
Untuk operasional Bank Dunia ditunjuk Dewan Direksi yang berkantor di Markas
besar bank Dunia di Washington D.C.
• Proyek dikelola secara baik mulai dari sebelum pelaksanaan sampai setelah
selesai.
• Bank Dunia yakin bahwa negara peminjam yang prospektif tidak dapat
memperoleh pembiayaan dengan syarat-syarat yang wajar dari sumber lain.
IMF merupakan sister agency dari WB, didirikan bersamaan dengan WB. IMF
memfokuskan pada masalah Moneter, sedangkan World Bank memfokuskan
pada Pembangunan Ekonomi. IMF dan Bank Dunia mengadakan rapat tahunan
bersama dengan lokasi Head Office yang berdekatan untuk memudahkan
operasional dan informasi. 6 dari 20 Direktur Pelaksana WB adalah Direktur
Pelaksana IMF
Tujuan Utama IMF :
– Meningkatkan kerjasama moneter internasional
– Mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan seimbang dalam perdagangan
internasional
– Meningkatkan stabilitas kurs
– Menurunkan restriksi kurs
– Memperbaiki ketidakseimbangan neraca pembayaran
Aktivitas ADB :
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
https://pt.scribd.com/document/400468622/Makalah-Manajemen-Lembaga-
Keuangan-Jenis-jenis-Lembaga-Keuangan
https://repository.unikom.ac.id/47821/1/LEMBAGA%20KEUANGAN
%20INTERNASIONAL.pdf
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/2017021076/04MAKALAH
%20PPM%20Lembaga%20Keuangan%20Bank%20dan%20Non%20Bank
%20Kelompok%206.docx
https://www.academia.edu/12113593/lembaga_keuangan