Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

LEMBAGA JASA KEUANGAN

Kelompok 9 kelas X-2 :

Dini Ari Anjani (04)

Farah Amelia Agatha (10)

Qorinatul Imaniyah (30)


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah tentang Jenis-jenis Lembaga Keuangan ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Jenis-jenis Lembaga Keuangan
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Surabaya, 22 Januari 2022


Kelompok 9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.......................................................................

1.2 Rumusan masalah.................................................................

1.3 Tujuan.....................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Keuangan dan Jenis-jenisnya...............................

2.2 Alasan dasar adanya Jenis-jenis Lembaga Keuangan.........

2.3 Subjek masing-masing Lembaga Keuangan.........................

2.4 Cara Kerja masing-masing Lembaga Keuangan...................

2.5 Fenomena yang terjadi di lapangan.......................................

2.6 Perbedaan Lembaga keuangan Bank & Non-Bank................


2.7 Lembaga Keuangan Internasional..........................................

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan.............................................................................

3.2 Daftar Pustaka........................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian


suatu negara. Lembaga ini merupakan semua perusahaan ataupun institusi
keuangan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan sejumlah uang yang
disimpankan pada mereka (Sukirno, 2001:199).

Badan-badan ini mendorong masyarakat untuk membuat simpanan atau


tabungan dan kemudian tabungan yang dikumpulkan tersebut dipinjamkan
kembali kepada individu-individu dan perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan. Sebagian lagi digunakan untuk membeli saham-saham berbagai
perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Lembaga Keuangan dan jenis-jenisnya?

2. Alasan apa yang mendasari adanya Lembaga Keuangan?

3. Untuk siapakah Lembaga Keuangan ini diciptakan atau dibuat?

4. Bagaimanakah cara kerja masing-masing Lembaga Keuangan?

5. Apa saja fenomena yang terjadi di lapangan dan teori apa yang cocok
untukmenjelaskan fenomena tersebut?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Lembaga Keuangan dan jenis-jenisnya

2. Untuk mengetahui apa alasan adanya Lembaga Keuangan tersebut

3. Untuk mengetahui bagi siapakah Lembaga Keuangan itu diciptakan

4. Untuk mengetahui cara kerja masing-masing Lembaga Keuangan

5. Untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan di masing-


masing Lembaga Keuangan dan untuk dapat mengetahui teori mana yang cocok
untuk menjelaskan fenomena tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Keuangan dan Jenis-jenisnya

Lembaga Keuangan adalah suatu badan usaha yang mengumpulkan suatu aset
dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan suatu
proyek pembangunan serta untuk kegiatan ekonomi dengan mendapatkan hasil
dalam bentuk bunga sebesar presentase tertentu dari besarnya dana yang
disalurkan
Jenis-jenis Lembaga Keuangan

1. Bank

Sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.
[Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2)].

2. Koperasi

Sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang


demi kepentingan bersama seluruh anggotanya.

3. Dana Pensiun

Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang memasok atau
memenuhi janji manfaat pensiun.

4. Asuransi

Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada


seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian
kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.

5. Anjak Piutang
Suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya dengan
memberikan suatu diskon.

6. Leasing

Kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi
maupun tanpa hak opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.

7. Pegadaian

Sebuah BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada tiga lini bisnis
perusahaan yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa.

8. Modal Ventura

Suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam


suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu.

9. Pembiayaan Konsumen

Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan


konsumen dengan pembayaran secara angsuran.

Manfaat Lembaga Keuangan


Setiap lembaga yang bergerak di bidang keuangan memiliki peranan penting dan
manfaat bagi masyarakat dan perekonomian. Beberapa manfaat yang dapat
ditemukan antara lain adalah:

1. Manfaat likuiditas

Manfaat pertama ini berhubungan dengan likuiditas, yaitu kemampuan


mendapatkan uang tunai saat diperlukan. Sehingga tidak akan ada
kekhawatiran akan kurangnya ketersediaan uang tunai yang beredar di
masyarakat.

2. Pengalihan aset

Salah satu peran pentingnya adalah sebagai wadah untuk melakukan kegiatan


pengalihan aset. Di sini, lembaga tersebut akan mengalihkan aset dengan cara
meminjamkan dana kepada pihak lain untuk dikelola dalam masa waktu
tertentu. Dana yang dialihkan ini berasal dari simpanan masyarakat yang
menabung di lembaga tersebut.

3. Realokasi pendapatan

Manfaat selanjutnya adalah sebagai wadah untuk melakukan realokasi


pendapatan. Dengan demikian pendapatan yang masuk dan tersimpan di
lembaga tersebut dapat digunakan di masa depan dengan mudah.

4. Kemudahan transaksi

Terakhir, juga memiliki manfaat besar dan peranan yang penting dalam
penyediaan jasa yang mempermudah transaksi keuangan. Dengan adanya
lembaga ini, masyarakat bisa menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan keuangan.

Fungsi Lembaga Keuangan


Setelah memahami definisi dan manfaat lembaga keuangan, maka dapat ditarik
kesimpulan beberapa fungsi dan tujuan lembaga tersebut. Meski demikian,
fungsinya juga cukup berbeda tergantung dari jenis lembaganya. Berikut ini
beberapa fungsinya baik yang merupakan Bank maupun non-Bank.

1. Bank berfungsi

Sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dengan cara


mengeluarkan dokumen berharga. Dengan cara ini, dana masyarakat akan lebih
aman dan tersimpan dengan baik.

2. Selanjutnya Bank Menyalurkan

bank akan menyalurkan kembali dana yang sudah terhimpun tersebut dan
menggunakannya untuk pembiayaan, baik di bidang ekonomi maupun
pembangunan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dana yang
terhimpun tidak akan diam di tempat melainkan dikelola dan berpotensi
menjadi berkembang.

3. Selain itu Bank Memberikan Bantuan Modal Usaha

Bank juga berfungsi untuk memberikan bantuan modal usaha kepada


masyarakat atau perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Bantuan modal
ini biasanya diberikan dalam bentuk kredit.

4. Ada pula pegadaian

Merupakan lembaga keuangan non-Bank. Pegadaian didirikan dengan tujuan


agar dapat memberikan pinjaman kepada nasabah namun dengan jaminan
berupa barang atau surat berharga. 

5. Selanjutnya, ada pula koperasi


Memiliki fungsi dan tujuan yang mirip dengan bank. Koperasi memberikan jasa
simpan-pinjam kepada anggotanya dengan bunga yang relatif rendah sehingga
membebaskan masyarakat dari rentenir dan dapat mengelola uang secara lebih
produktif.

2.2 Alasan yang mendasari adanya Jenis-jenis Lembaga Keuangan


1. Bank

1) Sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah.
Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah
peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.

2) Dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak


yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi
dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik,
ekonomi suatu negara akan menngkat.

2. Koperasi

Sebab koperasi adalah badan usaha yang tidak berorientasi pada profit semata.
Berbeda dengan lembaga-lembaga pada umumnya yang mengejar profit sebesar-
besarnya, dalam model ekonomi koperasi, kesejahteraan anggota dan masyarakat
merupakan pencapaian yang paling utama, sedangkan profit bagi koperasi
merupakan bonus. Jadi, tidak ada alasan bagi koperasi untuk memperbesar-besar
profit bila kesejahteraan anggota dirasa belum cukup.

3. Dana Pensiun
1) Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat, berada di kisaran 70-
an tahun. Artinya saat pensiun tiba, masih ada 15-an tahun masa kehidupan.

2) Biaya kebutuhan hidup di masa pensiun biasanya puluhan kali lipat dibanding
dimasa bekerja akibat inflasi. Solusinya, program pensiun harus diikuti saat masih
muda agar imbal hasilnya bisa mencukupi saat usia pensiun tiba.

3) Banyak orang Indonesia yang bergantung hidup di masa pensiun pada anak
atau keluarganya. Kalo keadaan ekonomi anaknya kaya gak masalah. Tapi kalo
pas-pasan pasti jadi masalah dan keluarga menjadi terbebani.

4) Harga diri jadi rendah. Karena selama bekerja gak mampu menyiapkan aset
atau uang yang cukup untuk masa pensiun.

5) Orang Indonesia mikirnya "gimana nanti" bukan "nanti gimana". Pensiun


dianggap urusan belakangan, cara pikir yang harus diubah.

6) Karena orang Indonesia sebagian besar terlalu konsumtif dan boros, maka dari
itulah setidaknya harus mempunyai dana atau harta untuk masa tua yaitu dengan
mengikuti program Dana Pensiun.

4. Asuransi

1) Untuk melindungi keluarga dan orang tercinta

2) Antisipasi untuk kejadian yang tidak terduga sebelumnya

3) Untuk menyusun rencana masa depan

4) Untuk mengamankan finansial keluarga

5) Asuransi dapat memberikan ketenangan batin terhadap seluruh anggota


keluarga karena sudah terjamin dan terlindungi apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau tidak terduga.
5. Anjak Piutang

1) Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.

2) Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk


pembayaran di muka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan kredit
standing perusahaan.

3) Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan


klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.

4) Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan


perputaran modal kerja.

5) Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko


kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.

6. Leasing

1) Karena adanya kebutuhan dana dari konsumen untuk membeli peralatan-


peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja, dan daripada membeli barang tersebut
lebih baik menyewanya dengan cara leasing.

2) Pajak akan dapat dikurangi dengan leasing.

3) Kontrak sewa akan mengurangi beberapa jenis ketidakpastian.

4) Biaya transaksi akan lebih tinggi untuk membeli aset dan pembiayaan dengan
utang atau ekuitas daripada menyewa aset.
7. Pegadaian

Dengan adanya pegadaian, nasabah pegadaian dapat terjamin ketersediaan dana


yang dibutuhkan dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu
yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan.

8. Modal Ventura

1) Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru.

2) Membantu pembiayaan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana


dalam pengembangan usahanya, terutama pada tahap tahap awal.

3) Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun


padatahap mengalami kemunduran.

9. Pembiayaan Konsumen

1) Karena adanya kebutuhan pembiayaan pengadaan barang oleh konsumen


dimana proses pembiayaan yang sederhana dan cepat.

2) Tidak terlalu banyak persyaratan dibandingkan sumber pembiayaan lainnya,


sehingga konsumen lebih diuntungkan dan prosesnya sederhana dalam
pembiayaan pengadaan barang.

3) Pihak debitur atau konsumen yang membutuhkan dana yang relatif kecil,
sehingga Lembaga Pembiayaan Konsumen lah yang menjadi pilihan para
konsumen karenatidak mengganggu keuangan konsumen

2.3 Subjek (untuk siapa saja) masing-masing Lembaga Keuangan


1. Bank

Subjek :

a. Nasabah yang ingin menabung (membuka tabungan), deposito, ataupun giro.

b. Pihak-pihak kreditur dan masyarakat yang membutuhkan dana dengan melalui


system kredit atau pinjaman.

2. Koperasi

Subjek:

a. Masyarakat yang membutuhkan dana atau pinjaman modal tanpa adanya


syarat-syarat yang berbelit-belit.

b. Para anggota koperasi yang membutuhkan barang dan jasa dengan harga yang
lebih murah.

3. Dana Pensiun
Subjek:

a. Karyawan yang ingin memperoleh kepastian penghasilan pada masa dia akan
pensiun nanti.

b. Karyawan yang ingin merasa aman saat ia telah pensiun dalam hal
keuangannya

4. Asuransi

Subjek:

Masyarakat yang ingin terjamin keamanan dirinya beserta keluarganya dalam hal
keuangan atau finansial.

5. Anjak Piutang

Subjek:

Perusahaan atau konsumen yang ingin mendapatkan pembiayaan dalam bentuk


pembayaran dimuka sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersaing
perusahaan dalam perdagangan dalam atau luar negeri.

6. Leasing

Subjek:

Konsumen yang ingin memulai suatu usaha dan membutuhkan dana untuk
membeli peralatan-peralatan yang dibutuhkan.

7. Pegadaian
Subjek:

Konsumen yang membutuhkan dana dengan cepat, biasanya untuk


pengembangan usaha yang akan dilakukan.

8. Modal Ventura

Subjek:

Konsumen dari Modal Ventura ini kebanyakan adalah seorang investor (pihak
ketiga) yang memiliki modal yang besar untuk melakukan investasi pada
perusahaan yang mempunyai resiko tinggi sehingga tidak memenuhi syarat
standar sebagai perusahaan terbuka.

9. Pembiayaan Konsumen

Subjek:

Konsumen yang ingin membeli suatu barang yang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari dan ingin melakukan pembelian dengan cara mengangsur

2.4 Cara kerja masing-masing Lembaga Keuangan


1. Bank

Cara kerja:

Prinsipnya, Bank bekerja untuk menghimbun dana dari masyarakat/corporat


(disebut dana pihak ketiga) untuk kemudian disalurkan dalam bentuk kredit ke
masyarakat/corporat. Sebagai kompensasi bagi pihak ketiga yang menempatkan
dana di bank, bank memberikan kompensasi berupa bunga kepada pemilik dana.
Demikian pula ketika bank menyalurkan kredit, maka bank menarik bunga atas
dana yang dikreditkan.

Nah, agar bank dapat membiayai operasionalnya, maka bunga yang diberikan
terhadap dana simpanan tidak boleh lebih tinggi dari dana yang disalurkan
sebagai kredit. Selisih bunga kredit diatas bunga simpanan disebut spread.
Biasanya spread ini berkisar antara 4-8% per tahun.

2. Koperasi
Cara kerja:

Koperasi melakukan penghimpunan dana, baik dari tabungan, maupun yang


berasal simpanan berjangka/pinjaman yang diterima oleh koperasi dan pada saat
dibutuhkan dapat diambil oleh anggota koperasi tersebut. Sedangkan dana yang
bersumber dari kekayaan bersih berasal dari simpanan wajib serta simpanan
sukerela para anggotanya, cadangan umum dan SHU pada tahun berjalan.

Namun, dari keseluruhan sumber dana yang di dapatkan oleh koperasi, sumber
dana utama mereka adalah yang berasal dari simpanan, yaitu:

a. Simpanan Pokok

b. Simpanan Wajib

c. Tabungan Koperasi

d. Tabungan Berjangka Koperasi

3. Dana Pensiun

Cara kerja:

Jadi Dana Pensiun ini ada kemiripan dengan program Jaminan Hari Tua – BPJS
Ketenagakerjaan. Pendapatan kita dipotong kemudian dikelola oleh perusahaan
penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk memenuhi
kebutuhan dana hari tua (uang pensiun) kita. Bedanya DPLK ini sifatnya tidak
wajib, Anda bebas menentukan iuran kepesertaan dan lain sebagainya.

4. Asuransi

Cara kerja:
Ketika membeli asuransi, seseorang mendapat polis asuransi yang merupakan
kontrak yang mengikat secara hukum. Polis ini menjelaskan secara rinci semua
hak, tanggung jawab dan kewajiban tertanggung (nasabah) dan perusahaan
asuransi. Saat seseorang menderita kerugian yang tercakup dalam polis, dia bisa
mengajukan klaim. Klaim merupakan laporan lengkap dari apa yang hilang atau
rusak beserta nilainya. Jumlah uang yang akan diganti (uang pertanggungan)
didasarkan pada jumlah yang terdapat dalam polis. Ketika individu atau
perusahaan membeli polis asuransi, semua uang dari premi kemudian
digabungkan menjadi apa yang disebut kolam asuransi (insurance pool).

Perusahaan asuransi menggunakan statistik untuk memprediksi berapa persen


orang atau bisnis yang diasuransikan akan benar-benar menderita kerugian dan
mengajukan klaim.

5. Anjak Piutang

Cara kerja:

Terjadi transaksi penjualan secara kredit antara penjual dengan pembeli. Ketika
penjual sedang membutuhkan uang atau masalah lain yang berhubungan dengan
tagihannya, maka penjual menyerahkan persoalaan tersebut kepada perusahaan
anjak piutang baik dengan cara memberitahukan kepada debitur maupun tidak.

Perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur sesuai dengan


kesepakatan yang telah dibuat dengan kreditur. Perusahaan anjak piutang
membayar sesuai tanggung jawabnya kepada kreditur sesudah semua persoalan
utang-piutang diselesaikan.

6. Leasing

Cara kerja:
Proses yang mudah dan cepat di leasing ini disebabkan oleh adanya staff leasing
yangakan membantu Anda dalam keseluruhan prosesnya. Dari menyiapkan
kelengkapan dokumen hingga fasilitas jemput bola ke rumah akan Anda dapatkan
dari leasing ini. Dari sini kita tak perlu lagi bolak-balik ke dealer untuk mengurus
semua persyaratan karena semuanya akan dikerjakan oleh petugas leasing. Meski
semua proses bisa berlangsung sangat cepat dan mudah, namun mengajukan
kredit di leasing membuat Anda harus membayar suku bunga yang tinggi daripada
bank.

Biaya lain yang juga harus Anda tanggung saat pengambilan kredit di leasing
adalah biaya fidusia, biaya asuransi dan juga biaya provisi. Biaya asuransi ini
memang akan bersifat wajib karena pihak leasing berkepentingan dengan mobil
yang kita miliki untuk menghindari risiko seperti hilang atau rusak karena
kecelakaan. Dengan adanya asuransi maka pihak asuransi akan mengganti nilai
mobil yang hilang atau rusak tersebut ke pihak leasing dulu, baru ke konsumen
bila nilai itu ada sisanya.

7. Pegadaian

Cara kerja:

Cara kerja dengan cara menyerahkan barang yang akan digadaikan. Selanjutnya,
petugas Pegadaian akan menaksir harga barang yang digadaikan dengan
memberikan pinjaman uang dengan jangka waktu maksimal empat bulan. Karena
Pegadaian seperti halnya bank, yang merupakan lembaga keuangan maka
Pegadaian ini juga mengenakan biaya jasa untuk jumlah nominal yang
dipinjamkan dan untuk mendapatkan kembali barang yang digadaikan, Anda
harus menebusnya. Di bank, biaya jasa ini disebut bunga.

8. Modal Ventura
Cara kerja:

Pembiayaan yang dapat diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan


dalam beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

a. Penyertaan Modal Langsung

Penyertaan modal langsung adalah penyertaan modal perusahaan modal


ventura (PMV) pada perusahaan pasangan usaha, dengan cara mengambil
sejumlah tertentu dari saham perusahaan pasangan usaha (PPU) yang
bersangkutan. Pola pembiayaan ini dikenal dengan equity financing atau
pembiayaan langsung. Penyertaan modal dalam bentuk saham dapat dilakukan
dengan cara:

1. Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan. Dalam pembiayaan modal


ventura yang dilakukan dengan cara mendirikan PT bersama.

2. Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah portofolio


saham PPU. Penyertaan ini dilakukan oleh PMV, dalam hal, suatu PPU yang
hendak dibiayai telah berbentuk badan hukum.

3. Semi Equity Financing.

Pembiayaan dalam bentuk semi equity dilakukan dengan membeli obligasi


konversi atau convert-ible bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan
usaha. Cara ini banyak disukai oleh perusahaan modal ventura maupun
perusahaan pasangan usaha, karena sifatnya yang lebih fleksibel.

b. Pembiayaan Bagi Hasil Instrumen

Pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk
badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan
langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini
menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha
yang dibiayai.
Mekanisme modal ventura pada prinsipnya merupakan suatu proses yang
menggambarkan arus investasi yang dimulai dari masuknya pemodal, proses
pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha sampai proses penarikan
kembali penyertaan tersebut (divestasi).

9. Pembiayaan Konsumen

Cara kerja:

Sama seperti bank dan lembaga resmi lainnya, mekanisme mengenai perusahaan
pembiayaan telah diketahui negara dan sudah diatur pula dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
Pada umumnya, lembaga keuangan seperti bank akan memberikan dana cair
kepada para calon debiturnya.

Lain halnya dengan perusahaan pembiayaan. Ketika mengajukan kredit ke


lembaga ini, Anda tidak akan mendapatkan dana cair, melainkan persetujuan
perusahaan untuk membiayai kredit barang Anda.

Jadi, dana tunai dibayarkan perusahaan pembiayaan kepada pihak ketiga, tempat
Anda melakukan transaksi pembelian

2.5 Fenomena yang terjadi di lapangan


1. Bank

Fenomena:

Fenomena paling ramai dibicarakan saat ini yaitu “Uang tabungan nasabah Bank
BRI banyak yang hilang secara mendadak." Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Kediri Slamet Wibowo meminta Bank Rakyat Indonesia atau BRI lebih cepat
menjawab keluhan puluhan nasabah yang merasa kehilangan dananya. Kejahatan
pembobolan seperti ini bukan pertama kali terjadi di perbankan Indonesia.
Biasanya, pelaku melakukan pencurian data di mesin-mesin ATM.“

Bank harus memeriksa dengan teliti mesin ATM mereka agar tak dipasang
Skimmer. Peralatan skimmer yang terpasang di dalam mulut kartu ATM ini
bekerja mengkloning atau mencuri data dari magnetic stripe kartu ATM. Karena
ukurannya yang sangat kecil dan tipis, keberadaannya kerap tak di sadari nasabah
ataupun petugas perawatan mesin ATM.

Hal itu diketahui saat hendak melakukan transaksi di mesin anjungan tunai
mandiri (ATM) dan mendapati uang mereka telah berkurang. Rata-rata uang
mereka berkurang mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Total, ada 30 nasabah yang
sempat menjadi korban praktik skimming tersebut.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, berarti dalam hal ini bank telah gagal dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan pengertian Bank di dalam
[Undang Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (pasal 1 ayat 2)].
Sebaiknya bank harus meningkatkan keamanannya, terutama di ATM-ATM yang
tersebar se-Indonesia agar nasabah tidak kehilangan kepercayaan terhadap bank
yang bersangkutan.

2. Koperasi

Fenomena:

Fenomena akhir-akhir ini yang terjadi di lapangan adalah “Masih banyaknya


masyarakat yang lebih memilih untuk meminjam uang dari rentenir daripada ke
Koperasi." Salah satu tantangan utama bagi pengembangan usaha mikro di
Indonesia adalah akses permodalan. Saat ini, meski koperasi sudah sangat
menjamur, tapi keberadaannya belum dapat menjadi solusi permodalan bagi
masyarakat. Banyak masyarakat yang akhirnya mencari permodalan ke rentenir.

Direktur Pembiayaan dan Kerjasama, Pusat Investasi Pemerintah (PIP)


Kementerian Keuangan Nur Hidayat mengatakan hingga kini belum banyak
koperasi yang menawarkan pinjaman dalam skala kecil bagi pelaku usaha mikro.
Hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori koperasi, terutama dalam hal peran
koperasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

3. Dana Pensiun

Fenomena:
Fenomena terbaru saat ini adalah “Prospek Dana Pensiun masih tetap positif."
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Bambang Sri
Muljadimenilai, dana pensiun pemberi kerja alias DPPK, memiliki sejumlah
keunggulan bagi peserta maupun pendiri. Diantaranya, karena pengelolaan dana
pensiun oleh DPPK dapat diatur sedemikian rupa sehingga cocok untuk mendanai
uang pensiun atau pesangon karyawan sesuai kondisi perusahaan masing-masing.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana investasi yang dikelola oleh industri
dana pensiun mencapai Rp 257,01 triliun sampai bulan Maret 2018. Dari dana
sebesar itu, Rp149,09 triliun diantaranya dikelola oleh DPPK yang menjalankan
program manfaat pasti. Sementara dana investasi yang dikelola DPPK yang
menjalankan iuran pasti dan dana pensiun lembaga keuangan, masing-masing
sebesar Rp 30,84 triliun dan Rp 77,08 triliun.

Dengan demikian, bila dikaitkan dengan teori tentang Dana Pensiun, fenomena ini
menunjukan bahwa lembaga keuangan Dana Pensiun masih dipercaya oleh para
karyawan untuk menjamin penghasilan setelah pensiun.

4. Asuransi

Fenomena:

Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini adalah “Kinerja Asuransi umum meningkat
pada tahun 2018." Industri asuransi umum lebih bergeliat pada awal tahun ini.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan premi yang cukup signifikan. Data Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mencatat, per Februari 2018, industri asuransi umum
membukukan premi bruto sebesar Rp 9,67 triliun. Jumlah ini naik 18,89%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 yakni Rp 8,13 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe


menyebut, kondisi bisnis pada awal tahun 2018 memang terbilang melaju lebih
kencang dibandingkan kondisi awal 2017 yang terbilang lesu. Hal ini bisa dilihat
dari realisasi premi pada Februari tahun 2017, yang turun 9,6% dari realisasi pada
periode yang sama tahun 2016. Menurut Dody, berbagirahnya bisnis asuransi
umum pada awal tahun ini seiring dengan lebih baiknya kondisi pasar otomotif.
Bisnis kendaraan roda empat hingga Februari ini dinilai mengalami pertumbuhan
bagus.

Dari fenomena ini, kita bisa nilai bahwa lembaga keuangan Asuransi sedang
naikdaun atau bisa dibilang sedang ramai peminat. Hal ini menunjukan bahwa
masyarakat mulai banyak yang memperhatikan keselamatan jiwa mereka dan
keluarga tentunya.

5. Anjak Piutang

Fenomena:

Fenomena baru-baru ini adalah “Anjak Piutang menunjukan prospek yang positif
di dunia usaha atau bisnis." Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan,
piutang pembiayaan jenis usaha modal kerja atau anjak piutang periode
November 2017 mencapai Rp.22,69 miliar. Realisasi tersebut tumbuh sebesar
16,42% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang hanya
mencapai Rp.19,49 miliar.

Sementara itu, piutang pembiayaan multiguna mendominasi realisasi sampai


dengan November 2017 mencapai Rp.240,15 miliar, atau tumbuh sebesar 5,82%
jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp226,94 miliar

Dilihat dari fenomena dan data tersebut, dapat dibilang bahwa perusahaan-
perusahaan besar telah banyak yang menggunakan lembaga keuangan Anjak
Piutang untuk bertransaksi menjual piutangnya.

6. Leasing
Fenomena:

Fenomena yang sekarang banyak terjadi adalah

a. Di dalam sebuah perjanjian sewa seharusnya tidak ada uang muka, namun pada
kenyataannya semua leasing di Indonesia memiliki sejumlah uang muka yang
diterapkan dan dibebankan terhadap kreditur.

b. Di dalam sistem sewa seharusnya pihak penyewa tidak dikenai sejumlah biaya
tambahan, seperti: biaya perawatan mobil, biaya pajak, dan jenis biaya yang
lainnya. Sementara di Indonesia sendiri menerapkan ketentuan tersebut dalam
perjanjian.

c. Di dalam system Leasing harusnya barang yang dibeli atau disewa digunakan
untuk usaha, tetapi kenyataanya dilapangan masih banyak yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, misalnya mobil dan motor.

Dari ketiga fenomena ini dapat disimpulkan bahwa Leasing di Indonesia ini tidak
sesuai dengan yang ada di teori yang menjelaskan tentang Leasing.

7. Pegadaian

Fenomena:

Fenomena yang terjadi baru-baru ini adalah “Laba Pegadaian tembus 1,37 triliun
di 6 bulan awal 2018." PT Pegadaian (Persero) mencatatkan perolehan laba yang
menggembirakan di semester I-2018. Dibandingkan tahun 2017, usaha gadai milik
pemerintah ini tumbuh dobel digit. Merujuk laporan keuangan perusahaan,
perolehan laba Pegadaian mencapai Rp 1,37 triliun, naik 18,1% dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 yaitu Rp 1,16 triliun.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo
merasa puas dengan pencapaian tersebut, karena pertumbuhan dobel digit
adalah sesuatu yang luar bisa di dunia industri. Maka dari itu, pihaknya optimistis
bisa memenuhi target laba sampai akhir tahun sekitar Rp 2,7 triliun. “Itu
menunjukkan kinerja Pegadaian yang bagus, kami semakin optimistis target laba
Rp 2,7 triliun bisa tercapai. Karena pencapaian di semester pertama melebihi dari
setengah target perusahaan,” kata Harianto.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa Pegadaian telah


mendapat banyak kepercayaan dari masyarakat untuk mendapatkan dana atau
modal yang mudah cepat.

8. Modal Ventura

Fenomena:

Fenomena yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan adalah “Kinerja Modal Ventura
meningkat di 4 bulan awal 2018." Kinerja industri modal ventura menunjukkan
tren positif di awal tahun ini. Sejumlah indikator keuangan menunjukkan
perbaikan. Seperti nilai penyertaan modal dan rasio non performing fund (NPF)
yang membaik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai akhir Maret 2018,
industri modal ventura mencatatkan pembiayaan dan penyertaan Rp 7,44 triliun.
Nilai ini meningkat 19,8% dari kuartal I 2017 yang sebesar Rp 6,21 triliun.

Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Start-Up Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait
mengatakan, tren positif ini didorong perbaikan bisnis pelaku usaha yang menjadi
mitra modal ventura.

Fenomena tersebut menunjukan bahwa, Modal Ventura telah menjadi salah satu
lembaga keuangan dalam hal investasi perusahaan yang dipercaya oleh para
kapitalis ventura.
9. Pembiayaan Konsumen

Fenomena:

Fenomena yang baru-baru ini terjadi adalah “Pembiayaan Konsumen tumbuh


pesatdi tahun 2018." Roda ekonomi yang masih tumbuh positif seharusnya
membuat bisnis perusahaan pembiayaan (multifinance) terus tumbuh. Data
Otorias Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2017, mencatat pertumbuhan total
pembiayaan hanya naik 7,05% dari Rp 387,51 triliun per Desember 2016 menjadi
Rp 414,84 triliun per Desember 2017.

Rinciannya, pembiayaan investasi naik paling tinggi 13,38% dari Rp 104,99 triliun
menjadi Rp 119,04 triliun dengan kontribusi 28,70% dari total pembiayaan Rp
414,84 triliun. Pembiayaan modal kerja menyusul dengan pertumbuhan 8,82%
dari Rp 20,98 triliun per menjadi Rp 22,83 triliun dengan kontribusi 5,50% disusul
pembiayaan multiguna yang naik 6,05% dari Rp 230,15 triliun menjadi Rp 244,08
triliun dengan kontribusi tertinggi 58,84%. Pembiayaan lainnya pun melesat
509,52% dari Rp 21miliar menjadi Rp 128 miliar dengan kontribusi 0,03%.
Sebaliknya, pembiayaan syariah justru turun 8,32% dari Rp 31,37 triliun jadi Rp
28,76 triliun dengan kontribusi 6,93%.

Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya faktor kunci supaya pembiayaan


konsumen bisa terus tumbuh. Data pertumbuhan pembiayaan itu menunjukkan
bisnis perusahaan pembiayaan terus tumbuh. Pembiayaan konsumen mampu
memberikan kontribusi tertinggi 58,84% yang akan terus naik pada 2018.
Ditambah lagi, jaman sekarang banyak sekali muncul aneka mobil baru yang saya
rasa mampu menambah gairah masyarakat untuk membeli mobil baru melalui
lembaga keuangan Pembiayaan Konsumen.
2.6 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank yang Perlu Diketahui - Di dunia
keuangan, ada dua jenis lembaga yang dikenal, yaitu lembaga keuangan bank dan
non bank. Lalu, apa perbedaan lembaga keuangan bank dan non bank?

1. Bank biasanya menghimpun dana secara langsung dalam bentuk tabungan,


giro, dan deposito, atau secara tidak langsung. Sedangkan lembaga keuangan
nonbank menghimpun dana secara tidak langsung.

2. Bank memiliki kewenangan mencetak uang giral (Bank Indonesia) dan dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sementara lembaga
keuangan nonbank tidak bisa melakukan hal ini.

3. Tujuan utama penyetoran uang ke bank adalah untuk pendapatan bunga,


keamanan, dan kenyamanan. Sedangkan tujuan utama penyetoran ke lembaga
keuangan nonbank adalah untuk mendapat penghasilan tambahan, investasi,
pembelian, dan lain sebagainya.

Meskipun berbeda, posisi kedua lembaga ini sama-sama penting dalam menjaga
stabilitas ekonomi. Perputaran dana yang mereka lakukan diketahui cukup
berkontribusi dalam kemajuan perekonomian suatu negara, dalam hal ini,
Indonesia.
Tabel dibawah ini menjelaskan lebih lanjut tentang perbedaan lembaga keuangan
bank dan non-bank.
2.7 Lembaga Keuangan Internasional

Lembaga keuangan internasional didirikan dengan tujuan untuk membantu


meningkatkan perekonomian dunia terutama negara berkembang. Dengan
adanya lembaga ini negara berkembang bisa semakin meningkatkan taraf
hidupnya.

Ada dua lembaga internasional yang didirikan untuk mengurusi bidang keuangan
dunia yaitu IMF dan WB atau world bank. Di tingkat Asia juga terdapat lembaga
keuangan yaitu ADB atau lebih dikenal sebagai Bank Pembangunan Asia.

1. WORLD BANK

WORLD BANK = Bank Dunia = IBRD = International Bank for Reconstruction and
Development
– Beroperasi 25 Juni 1946
– Anggota awal 44 negara
– Bank Dunia didirikan sebagai LKI untuk memberikan dan menjamin kredit-kredit
yang ditujukan untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pertumbuhan yang
produktif

Dana rekonstruksi berasal dari Modal Bank Dunia sendiri yang terdiri dari
kontribusi pemerintah negara anggota dan mobilisasi modal swasta. Modal
saham Bank Dunia disusun sehingga tiap resiko kegiatannya dibebankan kepada
negara anggota berdasarkan kekuatan ekonomi mereka masing-masing.

Bank Dunia adalah INTERGOVERMENTAL yang mendasarkan pada pasar-pasar


modal didunia untuk sumber keuangannya. Peran utama yang pertama kali
dilakukan adalah proses Rekonstruksi negara-negara akibat PD II. Setelah itu
konsentrasi kegiatannya untuk kegiatan pembangunan di negara-negara yang
membutuhkan.

Seluruh kekuasaan Bank Dunia berada dibawah Dewan Komisaris yang terdiri dari
para komisaris yang mewakili negara anggota. Masing-masing negara anggota
menunjuk 1 orang komisaris. Pertemuan Dewan Komisaris sekali tiap tahun.
Untuk operasional Bank Dunia ditunjuk Dewan Direksi yang berkantor di Markas
besar bank Dunia di Washington D.C.

Fungsi Utama Bank Dunia :

– Memberikan pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi pertumbuhan


ekonomi dinegara-negara sedang berkembang yang menjadi anggotanya
– Pinjaman lunak digunakan untuk industri pembangkit tenaga listrik,
pembangunan jalan, rel KA, pelabuhan, bandara, saluran pipa migas,
telekomunikasi, pertanian, industri, pengadaan air, pendidikan dan juga ekspor
-impor

Kegiatan Bank Dunia :


• Bank Dunia berlaku sebagai agen pelaksana untuk studi kelayakan sebelum
penanaman modal dilaksanakan oleh UNDP.
• UNESCO, FAO, WHO dan ILO bekerja sama dengan WB secara ekstensif dalam
mengindentifikasi dan menyiapkan proyek-proyek dibidang yang relevan.

Kriteria Peminjaman Dana Bank Dunia :

• Pinjaman yang diberikan adalah proyek khusus tertentu dinegara anggota


atau diwilayah yang diawasi negara anggota.

• Proyek layak dibiayai secara teknis maupun ekonomis dan merupakan


prioritas utama bagi pembangunan ekonomi negara ybs.

• Proyek dikelola secara baik mulai dari sebelum pelaksanaan sampai setelah
selesai.

• Bank Dunia yakin bahwa negara peminjam yang prospektif tidak dapat
memperoleh pembiayaan dengan syarat-syarat yang wajar dari sumber lain.

2. International Monetary of Fund

IMF merupakan sister agency dari WB, didirikan bersamaan dengan WB. IMF
memfokuskan pada masalah Moneter, sedangkan World Bank memfokuskan
pada Pembangunan Ekonomi. IMF dan Bank Dunia mengadakan rapat tahunan
bersama dengan lokasi Head Office yang berdekatan untuk memudahkan
operasional dan informasi. 6 dari 20 Direktur Pelaksana WB adalah Direktur
Pelaksana IMF
Tujuan Utama IMF :
– Meningkatkan kerjasama moneter internasional
– Mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan seimbang dalam perdagangan
internasional
– Meningkatkan stabilitas kurs
– Menurunkan restriksi kurs
– Memperbaiki ketidakseimbangan neraca pembayaran

– Membantu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara


anggota melalui pemberian pinjaman untuk proyek pembangunan yang
produktif

3. The Asian Development Bank

ADB = Bank Pembangunan Asia. Berdiri 1966, bertugas meningkatkan


pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan di Asia. ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan
internasional yang melaksanakan penyaluran dana, mensupport investasi dan
memberikan technical assistance pada negara-negara berkembang yang menjadi
anggotanya.

Fungsi dan Tujuan :

• Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta diwilayah


Asia untuk tujuan pembangunan

• Memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk membiayai


pembangunan dengan memprioritaskan wilayah dan sub wilayah
Asia, sangat diutamakan adalah kebutuhan dari negara-negara kecil
atau negara yang sulit berkembang di wilayah Asia.
• Menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi
perdagangan luar negeri terutama diantara negara-negara Asia
sendiri.

• Memberikan technical assistance untuk menyiapkan, membiayai


dan melaksanakan berbagai program dan proyek-proyek
pembangunan, termasuk memformulasikan usulan bagi proyek-
proyek tertentu.

• Bekerjasama dengan UN dan organisasi dibawahnya untuk


kepentingan investasi dan pengembangan dana disuatu wilayah
negara.

• Kegiatan dan jasa lainnya sesuai tujuan ADB.

Aktivitas ADB :

• Memberikan fasilitas pinjaman, dengan tetap mempertimbangkan


tidak berakibat pada tekanan pada Neraca Pembayaran negara ybs.

• Evaluasi Proyek ; meliputi kondisi kelayakan ekonomi, teknis dan


keuangan, teknologi baru, peningkatan kesempatan kerja.

• Jasa konsultasi dan Tenaga Ahli untuk misi tertentu berdasarkan


kontrak proyek jangka pendek atau jangka panjang.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lembaga keuangan sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Ada dua


lembaga keuangan yang penting, yakni bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Usaha pokok bank adalah

● menghimpun dana dari masyarakat


● memberikan kredit kepada masyarakat
● memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan
● memberikan jasa-jasa dalam peredaran uang. Usaha pokok bank ini
melekat secara inheren dalam setiap bank.
3.2 DAFTAR PUSTAKA

https://pt.scribd.com/document/400468622/Makalah-Manajemen-Lembaga-
Keuangan-Jenis-jenis-Lembaga-Keuangan

https://repository.unikom.ac.id/47821/1/LEMBAGA%20KEUANGAN
%20INTERNASIONAL.pdf

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/2017021076/04MAKALAH
%20PPM%20Lembaga%20Keuangan%20Bank%20dan%20Non%20Bank
%20Kelompok%206.docx

https://www.academia.edu/12113593/lembaga_keuangan

Anda mungkin juga menyukai