Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan

tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan

tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin

ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari

tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh

bagian tubuh. Dalam lompat jauh terdapat bermacam-macam gaya yang

umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya

menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air).

Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh

keadaan sikap dan badan waktu melayang di udara. Jadi, mengenai awalan,

tumpuan, melayang dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya

sama. Menurut Aip Syarifudin (1992:73), teknik dasar dalam lompat jauh

yaitu : (1) Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan untuk

mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan lompatan. Kecepatan

yang diperoleh dari hasil awalan ini disebut dengan kecepatan horisontal,

yang sangat berguna untuk membantu kekuatan tolakan ke atas, ke depan

(pada lompat jauh atau lompat jangkit). (2) Tumpuan/tolakan adalah

perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke gerakan

vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan baik

dengan menggunakan kaki kiri maupun kanan, tergantung kaki mana yang

lebih dominan. (3) Melayang di udara. Sikap badan diudara harus diusahakan

1
melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan seimbang dan yang

paling penting pada saat melayang ini adalah melawan rotasi putaran yang

timbul akibat dari tolakan. Selain itu juga untuk mendapatkan posisi mendarat

yang paling ekonomis dan efisien. (4) Sikap Mendarat. Melakukan

pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh. Keberhasilan dalam lompat

jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan berpengaruh

terhadap jarak, keselamatan dan keindahan.

Kondisi fisik yang baik tidak dapat dicapai hanya melalui permainan

olahraga itu sendiri, tetapi harus dilakukan pula dengan melalui proses

latihan. Progaram latihan kondisi fisik harus terencana secara baik, sistematis

dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani serta kemampuan

fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlit

untuk berprestasi yang lebih baik. Apabila kondisi fisik seseorang baik maka

akan bermanfaat untuk : (1) peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi

dan kerja jantung, (2) peningkatan dalam kekuatan, keseimbangan dinamis,

stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik, (3) ekonomi gerak

yang lebih baik dalam latihan, (4) ekonomi gerak yang lebih cepat dalam

organ-organ tubuh setelah latihan dan (5) responden cepat dari organisme

tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan.

Hampir disetiap cabang olahraga, unsur kondisi fisik seperti

kecepatan, kekuatan, keseimbangan dinamis, daya tahan, keseimbangan dan

koordinasi sangat diperlukan. Besar kecilnya kebutuhan akan unsur kondisi

fisik berbeda-beda tergantung pada karakteristik dari cabang olahraganya.

2
Demikian halnya pada lompat jauh, tiga unsur kondisi fisik yang sangat

diperlukan adalah kecepatan, power otot tungkai dan keseimbangan dinamis.

Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain atlit

harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, keseimbangan

dinamis, dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai

teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat

melakukannya dengan cepat, tepat dan lancar.

Power otot merupakan komponen gerak yang sangat penting dalam

menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosiv seperti gerakan lompat,

karena power otot tungkai merupakan salah satu komponen fisik yang sangat

dominan peranannya dalam setiap gerakan-gerakan eksplosiv tubuh. Power

merupakan komponan kondisi fisik yang hampir ada pada setiap cabang

olahraga.

Pentingnya Power otot tungkai pada saat melakukan gerakan

melompat pada nomor lompat jauh, dikarenakan pada saat tolakan, melompat

untuk mencapai suatu ketinggian yang lebih dominan berperan adalah

gerakan yang bersifat eksplosif. Power otot tungkai dapat menimbulkan

kekuatan yang lebih besar dalam melompat secara vertikal jika ada pantulan

yang mendahului untuk menempatkan otot-otot di bawah regangan yang

membebani. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, gerakan-gerakan

lompat pada saat melakukan lompatan untuk mencapai suatu ketinggian

merupakan gerakan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan otot tungkai

atau Power otot tungkai.

3
Kecepatan adalah hasil gerak yang diakibatkan oleh kontraksi otot.

Maka dari itu kemampuan dan pengembangan kecepatan ditentukan oleh tipe

otot yang dimiliki seseorang. Individu yang otot putihnya lebih dominan,

kecenderungan memiliki gerakan yang cepat walaupun cepat mengalami

kelelahan. Seseorang yang mempunyai tipe otot putih lebih dominan, bila

diikuti dengan latihan yang terencana, sistematis serta berkesinambungan,

semangat memungkinkan orang tersebut memiliki tingkat kecepatan gerak

yang baik. Metode yang dapat dikembangkan untuk melatih kecepatan

diantaranya menggunakan metode interval training dan sirkuit training.

Kaitannya kecepatan dengan lompat jauh yaitu berawal kecepatan

yang diperoleh dari hasil awalan yang disebut dengan kecepatan horizontal

kemudian beralih menjadi kecepatan vertikal setelah menumpu untuk

mengangkat seluruh anggota badan ke atas depan. Peranan kecepatan adalah

untuk membantu memberi kekuatan pada saat melakukan tolakan ke atas

depan. Dengan demikian apabila seorang pelompat jauh dalam melakukan

tolakan ke atas depan. Dengan kecepatan lari yang maksimal maka pelompat

tersebut dapat mengangkat tubuhnya dengan maksimal pula. Semakin tinggi

membawa tubuhnya ke atas maka semakin jauh jarak lompatan yang dicapai.

Agar dapat menghasilkan daya tolakan yang besar, maka langkah lari awalan

dilakukan dengan cepat, mantap dan menghentak-hentak.

Hasil yang diperoleh dari beberapa cabang olahraga masih belum

sesuai dengan harapan. Hal ini harus dijadikan motivasi untuk meningkatkan

usaha pembinaan, pengembangan kegiatan olahraga dibeberapa cabang.

4
Atletik merupakan cabang olahraga yang selalu dilombakan baik ditingkat

regional, nasional maupun internasional, karena atletik merupakan cabang

olahraga yang terbagi dalam beberapa nomor yang dipertandingkan. Nomor-

nomor tersebut terdiri dari nomor jalan, lari, lompat, dan lempar.

Ditahun 2007, SD Negeri 1 Sumingkir mengirimkan 4 atlet lompat

jauh ditingkat gugus inti. Hasil yang diperoleh dari ke 4 atlet tersebut tidak

ada yang lolos ketingkat kecamatan. Ditahun 2008 hasil yang diperoleh dari

cabang atletik lompat jauh juga masih sama, tidak ada yang lolos ketingkat

kecamatan dari atlet yang dikirimkan. Sedangkan ditahun 2009 hanya ada 1

atlet yang mampu lolos ketingkat kecamatan namun, tidak lolos ketingkat

kabupaten.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang maksimalnya hasil yang

didapat dari nomor olahraga lompat jauh pada siswa putra kelas IV dan V SD

Negeri I Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga adalah

Kurangnya pemahaman terhadap teknik dasar gerakan lompat jauh, tidak

memahami pentingnya unsur-unsur dalam gerakan lompat jauh seperti

awalan, tumpuan/tolakan saat melayang dan pendaratan, faktor kondisi fisik

anak masih dibawah batas kesegaran jasmani. Awalan dalam lompat jauh

merupakan unsur pokok yang penting. Awalan dilakukan dengan cara berlari

cepat (sprint ) . Tujuan melakukan awalan pada lompat jauh adalah untuk

mendapatkan kecepatan setinggi mungkin sebelum mencapai papan tolakan.

Tolakan dilakukan untuk mengubah arah kecepatan horizontal menjadi

kecepatan vertikal. Sikap melayang di udara adalah gerakan mempertahankan

5
sikap badan seperti orang jongkok di udara. Gerakan pendaratan dilakuka

dengan kedua kaki menumpu di atas pasir pada bak lompat diikuti gerakan

kedua tangan ke depan. Faktor lain yang mempengaruhi kurang maksimalnya

hasil yang dicapai pada nomor lompat jauh yaitu faktor sarana dan prasarana

yang kurang memadai, karena sarana dan prasarana yang baik akan dapat

memotivasi siswa untuk lebih baik dalam mengikuti pembelajaran atletik

pada nomor lompat jauh sehingga hasil yang diperoleh dapat ditingkatkan.

Minat siswa yang kurang terhadap pembelajaran atletik nomor lompat jauh,

karena kebanyakan dari siswa lebih memilih cabang olahraga lain sehingga

dalam setiap perlombaan nomor lompat jauh hasil yang diperoleh kurang

maksimal. Hal tersebut yang mendorong guru penjasorkes untuk lebih

menekankan pada unsur-unsur dalam lompat jauh agar lebih optimal dalam

pencapaian hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba meneliti mengenai

hubungannya antara kemampuan power otot tungkai dan lari cepat 30 meter

pada pelompat jauh gaya jongkok. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

penulis mengambil judul “Hubungan antara Power otot tungkai dan

kecepatan lari dengan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa

putra kelas IV dan V SD Negeri 1 Sumingkir, Kecamatan Kutasari,

Kabupaten Purbalingga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

6
1. Belum diketahuinya hubungan antara Power otot tungkai dengan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas IV dan V SD N 1

Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.

2. Belum diketahuinya hubungan antara kecepatan lari dengan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas IV dan V SD N 1

Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dan

kecepatan lari dengan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa

Putra kelas IV dan V SD N 1 Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten

Purbalingga.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang muncul dalam penelitian ini,

maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

Pembatasan masalah dalam peneltian ini adalah sebagai berikut yaitu:

hubungan antara Power otot tungkai dan kecepatan lari dengan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri 1

Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka muncul masalah yang dapat

dirumuskan sebagai berikut. Apakah ada hubungan yang signifikan antara

power otot tungkai dan kecepatan lari dengan hasil belajar lompat jauh gaya

7
jongkok pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri 1 Sumingkir, Kecamatan

Kutasari, Kabupaten Purbalingga?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara power otot

tungkai dan kecepatan lari dengan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri 1 Sumingkir, Kecamatan

Kutasari, Kabupaten Purbalingga.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian di atas, ada dua manfaat yang dapat diperoleh, yaitu

secara teoritis dan praktis seperti dibawah ini.

1. Teoritis

Bagi mahasiswa, manfaat yang dapat diambil dari hasil

pelaksanaan diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam

pelatihan cabang olahraga atletik. Selain itu, hasil penelitian yang

diperoleh, diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi proses

belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

khususnya pada nomor lompat jauh gaya jongkok.

2. Praktis

Bagi siswa dan guru, penjelasannya seperti dibawah ini:

a. Siswa : memberikan pelajaran yang efektif guna mendapatkan hasil

lompat jauh gaya jongkok yang baik.

8
b. Guru: dapat menjadi sumber pembelajaran yang efektif untuk diberikan

kepada siswa untuk mencapai hasil lompat jauh gaya jongkok yang

seoptimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai