Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM TIFOID

DISUSUN OLEH

ERITA ADRIANTI

191111003

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI SARJANA TERAPAN

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN PADA ANAK DENGAN DEMAM THYPOID

1. PENGERTIAN

Demam Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan
kesadaran. Kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah suatu penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang dapat menular
melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

2. ETIOLOGI
1) Demam

Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu
tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu
ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.  

2) Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden).
Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada
abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai
nyeri dan peradangan.

3) Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi supor,
koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan  pengobatan).
Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat
ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit,
yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula trakikardi
dan epistaksis.

4) Relaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap
berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan
normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena
terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat
maupun oleh zat anti.
3. PATOFISIOLOGI

Kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
salmonella (biasanya >10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam
hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa
(igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel m) dan
selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di
ileum distal dan kelejar getah bening mesenterika. Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar
getah bening mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah
(bakterimia) melalui ductus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial
tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi  portar dari usus. Hati
membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, zat  plasma, dan sel mononuclear.
Terdapat juga nekrosis fokal dan  pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman
salmonlla thypi  berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan
bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia,
sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental koagulasi).

Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri
yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat berlangsung
hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi usus. Endotoksin basil
menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti
gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya. Disusul
kemudian, terjadi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak  peyeri pada minggu ketiga.
Selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan
meninggalkan sikatriks (jaringan parut). Sedangkan penularan salmonella thypi dapat
ditularkan melalui  berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melalui Feses.
4. PATHWAY
5. TANDA DAN GEJALA

1) Demam yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga mencapai 39°C–40°C dan akan
lebih tinggi pada malam hari.
2) Nyeri otot.
3) Sakit kepala.
4) Merasa tidak enak badan.
5) Pembesaran ginjal dan hati.
6) Kelelahan dan lemas.
7) Berkeringat.
8) Batuk kering.

6. KOMPLIKASI

1) Komplikasi intestinal
 Perporasi usus
 Ilius paralitik
2) Komplikasi extra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatansepsis), miokarditis,
trombosis, tromboplebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia
hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
d. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan  perinepritis.
f. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,  polineuritis
perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG

a) Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.
Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b) Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatana SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.

c) Pemeriksaan Uji Widal

Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella
typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menyatukan adanya Salmonela tyhpi maka penderita
membuat antibodi (aglutini).

d) Kultur

Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama - Kultur urin : bisa positif pada akhir
minggu kedua - Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga.

e) Anti Salmonella typhi I gM


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut Salmonella typhi,
karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan ke-4 terjadinya demam.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang
tua, pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun,
nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan
kesadaranRiwayat kesehatan
c. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang ada hubungannya
dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji tentang obatobatan yang biasa
dikonsumsi oleh klien, dan juga kaji mengenai riwayat alergi pada klien, apakah
alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri pada epigastrium,
mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau  pusing, letih atau lesu.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
atau penyakit gastrointestinal lainnya.
f. Riwayat psikologis
Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang diderita, biasanya suasana hati klien kurang baik (gelisah)
dan keluarga biasanya cemas.
g. Riwayat sosial ekonomi
Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, tipe keluarga bagaimana dari segi ekonomi
dan tinggal bersama siapa klien. Bagaimana interaksi klien  baik di kehidupan sosial
maupun masyarakat atau selama di rumah sakit.
h. Kebiasaan sehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien sebelum sakit dan saat
sakit. Hai ini berguna dalam perbandingan antara pengobatan dan perawatan pasien,
biasanya mencakup :
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Pola istirahat/ tidur
4) Pola kebersihan

B. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola nutrisi dan metabolisme


Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan
sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
b. Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi
urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan.
Klien dengan demam thypoid terjadi  peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat
banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan
tubuh.
c. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
d. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
e. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.
f. Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak
mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada klien.
g. Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan
klien harus bed rest total.
h. Pola penanggulangan stress
Biasanya orang tua akan nampak cemas

C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
b. Tanda vital
Bagaimana suhu, nadi, persafasan dan tekanan darah klien.
c. Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada kelainan
atau lesi pada kepala
d. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
e. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/ tidak,
keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan.
f. Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan yang
keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam  penciuman.
g. Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/ tidak,
apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan,
apakah ada kesulitan dalam berbicara.
h. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi vena
jugularis
i. Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada wheezing,
apakah ada gangguan dalam pernafasan.
j. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri tekan
pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan  pemeriksaan bising usus,
apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
k. Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin ,warna rambut kelamin.
Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak. Pada wanita lihat
keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia mayora.
l. Integumen Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak,
apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
m. Ekstremitas atas Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta
kelainan  bentuk.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hipertermia b/d proses penyakit (mis.infeksi,kanker)
2) Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
3) Gangguan pola tidur b/d kurang kontrol tidur

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Diagnosa 1 : Hipertermia D.0130
Luaran keperawatan : Termoregulasi L.14134
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil :
1) Menggigil menurun
2) Kejang menurun
3) Pucat menurun
4) Suhu tubuh membaik
5) Suhu kulit membaik

INTERVENSI KEPERAWATAN

Manajemen hipertermia (I.15506)

Observasi

1) Identifikasi penyebab hipertermia (mis.dehidrasi, terpapar lingkungan panas,


penggunaan inkubator)
2) R/ Untuk mengetahui penyabab hipertermia
3) Monitor suhu tubuh
4) R/ Agar mengetahui suhu tubuh pada pasien

Terapeutik

1) Sediakan lingkungan yang dingin


2) R/ Memberikan rasa nyaman kepada pasien
3) Longgarkan atau lepaskan pakaian
4) R/ Agar pasien merasa nyaman

Edukasi

1) Anjurkan tirah baring


2) R/ Agar pasien merasa nyaman

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu


2) R/ Untuk mempercepat proses penyembuhan

B. Diagnosa 2:Gangguan rasa nyaman D.0074


Luaran keperawatan : Status kenyamanan L.08064
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka status
kenyamanan meningkat dengan kriteria hasil :
1) Keluhan tidak nyaman menurun
2) Gelisah menurun
3) Mual menurun
4) Lelah menurun

INTERVENSI KEPERAWATAN

Terapi relaksasi

Observasi

1) Identifikasi penurunan tingkat energi ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala


lain yang mengganggu kemampuan kognitif.
2) R/ Untuk meningkatkan kemampuan kognitif

Terapeutik

1) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan.
2) R/ Agar pasien merasa nyaman

Edukasi

1) Jelaskan tujuan manfaat batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis.musik,
meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif)
2) R/ Agar pasien mengetahui manfaat dan batasan dari relaksasi yang tersedia
C. Diagnosa 3 : Gangguan pola tidur D.0055
Luaran keperawataan : Pola tidur L.05045
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka pola tidur
membaik dengan kriteria hasil :
1) Keluhan sulit tidur meningkat
2) Keluhan tidak puas tidur meningkat
3) Keluhan pola tidur berubah
4) Keluhan istirahat tidak cukup meningkat

INTERVENSI KEPERAWATAN
Dukungan tidur (I.05174)
Observasi
1) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2) R/ Untuk meningkatkan pola aktivitas dan tidur

Terapeutik
1) Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan kebisingan,suhu, matras dan tempat
tidur)
2) R/ Agar pasien merasa nyaman

Edukasi
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2) R/Agar pasien mengetahui pentingnya istirahat yang cukup untuk kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI PPNI. 2017 . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SDKI PPNI. 2019 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia.


Jakarta : DPP PPNI

Abhaham, Ilham. 2018 . Laporan pendahuluan demam tipoid .


https;//www.academia.edu/5497287/Lp-demam –tipoid3 (Diakses pada
tanggal 3 april 2017)
MENGETAHUI

MAHASISWA

ERITA ADRIANTI
191111003

PEMBIMBING KLINIK/RUMAH SAKIT PEMBIMBING AKADEMIK

NAMA: NAMA :

NIP: NIP:

Anda mungkin juga menyukai