Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH TINGKAT KECERDASAN SPRITUAL REMAJA DITINJAU DARI

KEHARMONISAN KELUARGA
D

OLEH :

Nama: Ronauli M. Nababan

NIM: 20010216

M. Kuliah: Sosiologi

Dosen Pengampu: Diak. Derselli P. Silitonga, M.Si

Sekolah Tinggi Diakones HKBP

Balige

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada tahap
inilah remaja berada pada masa yang paling banyak menemukan masalah, di usia
remaja yang tergolong labil, sehingga dibutuhkan penyesuaian diri dalam menentukan
kondisi dan aspek-aspek perkembangannya. Penyesuaian diri remaja adalah proses
yang mencakup mental, tingkah laku dan karakter individu seorang remaja untuk
dapat berhasil mengatasi kebutuhan dalam dirinya, ketegangan, konflik, dan frustasi
yang dialami, sehingga terjadilah keselarasan dan keharmonisan dari diri remaja
dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Pada saat-saat seperti
inilah biasanya para remaja akan bertingkah sembarangan tanpa memikirkan akibat
yang akan terjadi dari perbuatannya tersebut. Hal tersebutlah yang dapat membuat
remaja masuk kedalam perilaku kenakalan remaja.

Menurut Zohar dan Marshal, kecerdasan spiritual merupakan potensi yang harus
dimiliki oleh remaja. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Banyak orangtua
tenpa disadari telah melakukan proses dalam mendorong dan mengarahkan remaja
untuk mencapai kesuksesan dalam materi dan menyisihkan nilai spiritualitas terhadap
remaja. Akibatnya remaja hanya akan memikirkan bagaimana dia mencapai
keinginan dengan cara apapun, serta hanya mementingkan keegoisan sendiri. dengan
adanya kecerdasan spiritual akan membawa dampak baik bagi diri seseorang karena
akan menimbulkan sikap positif dalam diri seperti tanggung jawab, kemandirian,
kejujuran, dan kebebasan dalam pengelolahan keuangan.

Dalam perkembangan spiritual, remaja mencapai identitas dirinya yang terdapat


pada suatu identitas seorang remaja yang di timbulkan dari proses pola asuh dari
kedua orangtua. Pola asuh yang salah terhadap diri remaja akan membuat suatu
identitas diri remaja yang tertekan, artinya jika orangtua mendidik anak dengan
sistem yang tidak sesuai atau harapan yang tidak di inginkan remaja, maka kelak akan
terjadi identitas diri remaja yang negatif, misalnya bila anak memberontak kepada
orangtuanya, ini semua adalah akibat pola asuh orang tua yang salah dalam mendidik
anak.

1
Keluarga adalah struktur terkecil dari masyarakat yang berfungsi sebagai pusat
pemeliharaan, dan perlindungan serta pengembangan keturunan dan sosialisasi asas bagi anak.
Keluarga selaku struktur terkecil berperan sebagai awal pertumbuhan karakter seorang individu,
melalui pengajaran yang ada di dalam keluarga maka dipertumbuhannya nanti si anak akan
mampu menerima kondisi yang akan dihadapinya diluar rumah. Di dalam keluargalah ada
proses, perbuatan, dan cara untuk membimbing, melatih, membantu, menjaga dan memimpin
anak agar nantinya bisa mandiri. Pemeberian pendidikan atau perhatian dari orangtualah yang
menjadi faktor utama dalam perkembangan spiritual seorang anak, dimana sikap dan moal yang
diturunkan orangtua kepada anak melalui ucapan dan contoh perilaku yang baik.

1
Sitanggang, Radesman,2016. Insan Berbudaya, Balige: Sekolah Tinggi Diakones. Hal 4

Anda mungkin juga menyukai