Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.  Ekosistem merupakan
penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari
semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan


lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama
dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi
cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer
dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. Kehadiran,
kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan
sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat
ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda
memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap
makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda
dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

1
B. Perumusan masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, maka penulia dapat merumuskan masalah-masalah


sebagai berikut :

1. Apa komponen pembentuk ekosistem ?


2. Apa pengertian ekosistem terrestrial ?
3. Apa pengertian ekosistem akuatik ?

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis dapat mengkaji tujuan sebagai
berikut :

 Untuk mengerti dan memahami komponen pembentuk ekosistem


 Untuk mengerti dan memahami ekosistem terrestrial
 Untuk mengerti dan memahami ekosistem akuatik

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TEORI PUSTAKA
1. Pengertian habitat menurut para ahli biologi

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian habitat seperti sebagai
berikut :

1. Teori Marricson
2. Teori Doben Mire
3. Teori Hutto
4. Teori Johnson
5. Teori Wiens
6. Teori Litvaitis et al
7. Teori Limon, Barrett dan Marricson
8. Teori Leoporld dan Dasman et al
9. Teori Van Horner
10. Teori Johnson
11. Teori Hutchinson

2. Pengertian habitat

a. Habitat

Habitat adalah tempat tinggal organisme dimana organisma-organisma yang hidup


pada tempat yang sama dapat melakukan interaksi antara satu sama lain.

b. Habitat terrestrial (daratan).

Habitat terrestrial adalah tempat yang dapat mengalokasikan organisma-


organisma pada permukaan daratan atau tanah.

3
c. Habitat akuatik (perairan)

Habitat akuatik adalah tempat yang dapat mengalokasikan organisma-organisma


pada permukaan perairan.

3. Penggelompokkan habitat

Habitat merupakan tempat tinggal makhluk hidup. Habitat organisme dapat di bagi
kedalam dua kelompok yaitu sebagai berikut :

 Habitat terrestrial dan


 Habitat akuatik

B. PEMBAHASAN TEORI
a. Pengertian habitat menurut para ahli

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian habitat seperti sebagai
berikut :

1. Menurut Marricson (2002)

Marrison mendefenisikan habitat sebagai sumber daya dan kondisi yang ada di suatu
kawasan yang berdampak yang di tempati oleh suatu spesies. habitat terdiri lebih dari sekedar
vegetasi atau struktur vegetasi yang merupakan jumlah kebutuhan sumber daya khusus suatu
spesies. Di mana pun suatu organisme di beri sumber daya yang berdampak pada kemampuan
untuk bertahan hidup, itulah yang di sebut habitat.

2. Menurut Doben Mire (1968)

Doben Mire mengemukakan pendapatnya bahwa tipe habitat merupakan sebuah


istilah yang hanya berkenaan dengan tipe asosiasi vegetasi dalam suatu kawasan atau potensi
vegetasi yang mencapai suatu tingkat klimaks. Habitat lebih dari sekedar sebuah kawasan
vegetasi, istilah tipe habitat tidak bisa digunakan ketika mendiskusikan hubungan antara satwa
liar dengan habitatnya.

4
3. Menurut Hutto (1985)
Hutto menyatakan bahwa penggunaan habitat merupakan sebuah proses yang secara
hirarki melibatkan suatu rangkaian perilalu alami dan belajar suatu satwa dalam membuat
keputusan habitat seperti apa yang akan di gunakan dalam skala lingkungan yang berbeda.

4. Menurut Johnson (1980)


Johnson berpendapat bahwa seleksi kesukaan habitat merupakan konsekuensi proses
yang menghasilkan adanya penggunaan yang tidak proposional terhadap beberapa sumber daya,
yang mana beberapa sumber daya di gunakan melebihi yang lain.

5. Menurut Wiens (1984)


Habitat menunjukkan pada eksesibilitas komponen fisik dan biologi yang dibutuhkan
oleh satwa, berlawanan dengan kelimpahan sumber daya yang hanya menunjukkan kuantitas
habitat masing-masing organisme yang ada dalam habitat tersebut. Teori ini dikemukakan oleh
Wiens 1984. Secara teori kita dapat menghitung jumlah dan jenis sumber daya yang tersedia
untuk satwa,. secara praktek merupakan hal yang hampir tidak mungkin untuk menghitung
ketersediaan dari sudut pandang satwa.

6. Menurut Litvaitis et al (1993)


Litvaitis et al berpendapat bahwa kita dapat menghitung kelimpahan spesies untuk
suatu predator tertentu tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa semua yang ada dalam habitat
dapat di mangsa karena adanya batasan seperti ketersediaan cover yang banyak yang membatasi
aksesibilitas predator untuk memangsa. Hal yang sama juga terjadi pada vegetasi yang berada di
luar jangkauan suatu satwa sehingga susah untuk dikonsumsi waalaupun vegetasi itu merupakan
kesukaan satwa tersebut.

7. Menurut Limon, Barrett (1986) dan Marricson (1991)


Limon dan Barrett serta Marricson berpendapat bahwa istilah kualitas habitat
menunjukkan kemampuan lingkungan untuk memberikan kondisi khusus tepat untuk individu
dan populasi secara terus menerus. Pada peneliti umumnya menyamakan kualitas habitat yang
tinggi dengan menonjolkan vegetasi yang memiliki kontribusi terhadap kehadiran suatu spesies.

5
8. Menurut Leoporld 1933 dan Dasman et al 1973
Pada tahun 1933-1973 Leoporld dan Dasman menyatakan bahwa suatu habitat
dikatakan memiliki kualitas yang tinggi apabila kepadatan satwa seimbang dengan sumber daya
yang tersedia, di lapangan pada umumnya habitat yang memiliki kualitas ditunjukkan dengan
besarnya kepadatan satwa.

9. Menurut Van Horner (1983)


Pada tahun 1983 Van Horner mangatakan bahwa kepadatan merupakan indikator
yang keliru untuk kualitas habitat. Oleh sebab itu daya dukung dapat disamakan dengan level
kualitas tertentu, kualitasnya dapat berdasarkan tidak pada jumlah organisme tetapi pada
demografi populasi sejarah individual. Kualitas habitat merupakan kata kunci bagi para ahli
restorasi.

10. Menurut Johnson (1980)


Pada tahun 1980 Johnson mengatakan bahwa makro habitat dan mikro habitat harus
di tentukan untuk masing-masing study yang berkenaan dengan spesies spesifik secara umum,
makro habitat menuju pada cirri khas yang luas seperti zona asosiasi vegetasi yang biasanya di
samakan dengan level pertama seleksi habitat, mikro habitat biasanya menunjukkan kondisi
habitat yang sesuai yang merupakan factor penting pada level 2-4, dalam hirarki johnsonoleh
sebb itu merupakan hal yang tepat untuk menggunakan istilah microhabitat dan makrohabitat
dalam sebuah pandangan relative dan pada skala penerapan yang ditetapkan secara esksplisit.

11. Menurut Hutchinson (1957)


Hutchinson telah membedakan antara niche pokok dengan niche yang
sesungguhnya,niche pokok didefiisiskan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang
ditempati oleh organisme-organisme tertentu secara bersamaan. dimensi-dimensi pada niche
pokok menentukan kondisi-kondisi yang menyebabkan organisme-organisme dapat berinteraksi
tetapi tidak menentukan bentuk,kekuatan tau arah interaksi.

6
b. Komponen pembentuk

Komponen-komponen pembentuk ekosistem antra lain :

1. Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen
abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme, yaitu:

1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi
untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan
dengan kandungan garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis.
Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di
sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanannya di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

7
2. Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem
selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk
hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

 Autotrof

Komponen autotrof atau produsen terdiri dari organisme yang dapat membuat
makanannya sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari
(fotoautotrof) dan bahan kimia (kemoautotrof Komponen autotrof berperan sebagai
produsen. Yang tergolong autotrof adalah tumbuhan berklorofil

 Heterotrof / Konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan


organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof
disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih
kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

 Pengurai / decomposer

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.
Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa
bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan


2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan

8
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima
elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk
suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai
komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air.

3. Ketergantungan

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen biotik dan abiotik.

a. Antar komponen biotic

Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:

1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat
trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat
makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan
hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan
konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan
karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya,
sebagian energi akan hilang.
2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan
satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-
jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan
satu jenis makhluk hidup lainnya.

9
3. Antar komponen biotik dan abiotik

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus
materi, seperti:

1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur

Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu
tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi
nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.

4. Tipe-tipe Ekosistem
o Ekosistem alamiah

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.

Akuatik (air)

 Ekosistem air tawar.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.

 Ekosistem air laut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan
ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan

10
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian
atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian
atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

 Ekosistem estuari.

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. [5] Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi [1].
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,
dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan.

 Ekosistem pantai.

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir


adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

 Ekosistem sungai.

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin
dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing,
gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.

 Ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem
ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan,
hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,

11
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu
karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

 Ekosistem laut dalam.

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut
yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.

 Ekosistem lamun.

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan


berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat
perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai
tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk
berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut),
lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan
sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati,
lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Terestrial (darat)

1. Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.

2. Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.

3. Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk
menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola
ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia.

12
 Hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-
cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah
tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari
sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan
burung hantu.

 Sabana.

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun,
tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia
terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di
sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

 Padang rumput.

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-
ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak
teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular.

 Gurun.

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara
siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.

13
Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan
beberapa hewan nokturnal lain.

 Hutan gugur.

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

 Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

 Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin.

 Karst (batu gamping /gua).

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang

14
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst
mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem
lain.

o Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi


kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh
ekosistem buatan adalah:

 bendungan
 hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
 agroekosistem berupa sawah tadah hujan
 sawah irigasi
 perkebunan sawit
 ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
 ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.
Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif
seperti polusi dan panas.

Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi
sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi

Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang
beragam.  Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.

15
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai
berikut.

a.  Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos  = menyediakan makan). Jadi Autotrof adalah organisme
yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi
sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b.  Komponen heterotrof
(Heteros  = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup.

d.  Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan

16
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut.

1.  Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang
hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu
sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2.  Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan
terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain:
bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

3.  Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah
hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-
cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah
tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu
sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu
liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi
hutan, harimau, dan burung hantu.

17
4.  Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas,
dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa,
beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5.  Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.

6.  Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh
tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem akuatik

1. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :

18
 Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti
sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar
(akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama
dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

 Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar,
misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk
memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme
dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup
pada substrat sisa-sisa organisme.

2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organism dibedakan sebagai berikut :
a. Plankton

Terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-
layang (bergerak pasif) mengi-     kuti gerak aliran air.
b. Nekton

Hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston

Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada


permukaan     air, misalnya serangga air.

19
d. Perifiton

Merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda


lain, misalnya keong.

e. Bentos

Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil


(melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis..

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

 Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan lusnya mulai dari beberapa
meter persegihingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a).  Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air
yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam
termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan
angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

20
b. Daerah limnetik
  Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sin-
ar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. 
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan m
usim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh
ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi  seluler setelah mendekomposisi detritus
yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa orga-
nisme mati. Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu
sebagai berikut :

a. Danau  Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan,
karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni
oleh sedikit organisme,dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b.  Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan  oksigen terdapat di daerah profundal.  Danau oligotrofik
dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan
endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa
pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming,

21
sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen
di danau tersebut.  Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air
tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.  
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.
Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga
dapat mendukung rantai makanan.  Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai,
anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai
ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.  Organisme sungai dapat bertahan
tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral
dan dapat melekat pada batu.  Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni
habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah

22
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut :

a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya  matahari sampai bagian dasar
dalamnya ± 300 meter.

c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m

d.  Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari  pantai (1.500-10.000 m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke


tengah, laut dibedakan sebagai berikut :
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di
bagian ini biasanya terdapat lele laut dan  ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir
sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak
minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

23
2.  Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.  Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.  Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.  Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang
maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai
berikut.

1. Formasi pescaprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan
ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin),
Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.  Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka
kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi
tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen,
akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.  Jika tanah
pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera,
Acgicras, dan Cylocarpus.

24
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.  Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian
dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.  Komunitas tumbuhan yang
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi
untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari
karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.  
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.

Hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya membe-


ntuk suatu sistem disebut Ekosistem.

1. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem  
Bayangkan jika di bumi ini tanpa tumbuhan,tentu manusia dan hewan pemakan tumbuha
nakan kelaparan,bahkan mati.Bayangkan pula,jika di bumi ini hanya ada hewan jantan saja,tentu
jumlah hewan di bumi ini akan semakin berkurang.Hal ini di karenakan mereka tidak dapat
memperbanyak diri.Jadi,semua makhluk hidup saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.

25
2.  Satuan-sauan makhluk hidup penyusun ekosistem.
  Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi
individu,populasi,komunitas da biosfer.
      Bagian-bagian satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu :

a. Individu
  Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang
berartidapat di bagi.Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara
fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.Individu juga
disebut satuan makhluk hidup tunggal.

b. Populasi.
Populasi berasal ari bahasa latin,yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat
tinggal pada suatu tempat.Dalam ekosistem,populasi berarti kelompok makhluk hidup yang
memiliki spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.

c.  Komunitas
  Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang
sama,misalnya halaman sekolah.

d. Biosfer

Biosfer adalaha semua ekossistem yang berada di permukaan bumi. Komponen-kompo-s


nen ekosistem. Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di
dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar
semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotic) dan komponen
tak hidup (abiotik).

1. Komponen biotik

26
Manusia,hewan dsn tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat dalamsuatu
ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3golongan yaitu ;produsen,konsumen dan
dekomposer.

 Produsen

Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme


autotrof. Sebagai produsen,tumbuhan hijau mnghasilkan makanan[karbohidrat] melalui proses
potosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya.
Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu
konsumen.

 Konsumen.

Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga
disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau
dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.

Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut;

a. Pemakan tumbuhan herbivora],nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi.

b. Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan serigala,

c. Pemeken tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya ayam,itik, dan orabg hutan.

c.Pengurai (decomposer).

Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita akan
melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya.
Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organik[dari bangkai] menjadi
zat-zat organik penyusunnya.

2. Komponen abiotik.

27
Bagian dari komponen abiotik adalah ;

 Tanah

Sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan
kemapuan menahan air.

 Air

Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu
air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.

 Udara

Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang
melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling
pentung bagi kehidupan makhluk hidup.

 Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun
demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu, organisme harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.

 Suhu atau temperatur.

Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.

3. Antarkomponen Ekosistem
 
Tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri. Di antara makhluk hiduptersebut te
rjadi hubungan saling membutuhkan, atau dengan kata lain terjadi ketergantungan. Ketergantung

28
an tidak hanya terjadi antar makhluk hidup komponen biotic, tetapi juga terjadi antara komponen
abiotik dan biotik.

4.  Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai.


a. Rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
  Ulat sebagai konsumen makanan daun padi produsen. Ulat menjadi sumber makanan
bagi burung. Setelah burung tersebut mati,pengurai akan menguraikan hewan yang mati tersebut
menjadi mineral dan humus di dalam tanah. Selanjutnya,mineral dan
humus tersebut di gunakan sebagai pupuk oleh tumbuhan hijau. Dari contoh tersebut
dapat di simpulkan bahwa diantara produsen,konsumen dan pengurai, terjadi
ketergantungan.
  Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke
Makhluk hidup lain melalui proses makan di makan dengan urutan tertentu.
Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan.
1. Piramida makanan.
Jika dalam suatu ekosistem di gambarkan jumlah populasi produsen sampai
konsumen tertinggi, akan membentuk gambaran seperti piramida.Gambaran seperti
ini disebut piramida makanan.
Supaya piramida makanan tersusun dengan baik,populasi dalam suatu ekosistem
harus seimbang.Oleh karena itu,populasi produsen harus lebih banyak dari pada
populasi konsumen tingkat 1. Konsumen tingkat 1 harus lebih banyak dari pada
konsumen tngkat 11.Dengan demikian,semakin tinggi tingkatan suatu konsumen,
jumlahnya semakin sedikit.
2. Aliran energi
Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan di makan yang di lakukan
organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Jadi,proses makan dan di makan
dalam suatu rantai makanan dan jaring-jaring makanan dapat di katakan sebagai
proses aliran energi.

5. Keseimbangan Ekosistem.
Ekostem di katakan seimbang apabila komposisi di antara komponen-komponen

29
tersebut dalam keadaan seimbang.Ekosistem yang seimbang,keberadaannya dapat
bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat
mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami
serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia.

1. Perubahan Ekosistem secara Alami


Perubahan ekosistem secara alami dapat terjadi karena adanya gangguan alam.
Misalnya gunung meletus,kebakaran hutan, dan perubahan musim. Bencana alam
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

2. Perubahan Ekosisstem karena Tindakan Manusia.


Perubahan ekosistem dapat terjadi karena tindakan manusia. Manusia
merupakan salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem. Manusia mempunyai
peranan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan ekosistem.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Dari keseluruhan makalah ini, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Habitat adalah tempat tinggal organisme dimana organisma-organisma yang
hidup pada tempat yang sama dapat melakukan interaksi antara satu sama lain.
2. Habitat terrestrial adalah tempat yang dapat mengalokasikan organisma-
organisma pada permukaan daratan atau tanah.
3. Habitat akuatik adalah tempat yang dapat mengalokasikan organisma-organisma
pada permukaan perairan.

B. saran

Penulis sadar bahwa di dalam makalh ini jauh dari kesempurnaan baik kata-kata maupun
bahasa penuntunnya. Jadi penulis mengsarankan kepada pihak pendengar atau pembaca bahwa

30
penulis siap menerima usulan atau kritikan yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
makalh berikutnya pada hari esok.

31

Anda mungkin juga menyukai