Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan pendidikan

Dosen Pengampu:

Rohati, S.Pd., M.Pd.

Marlina, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Muziyati Hanim (A1C218003)

Apricelly Greysa Lase (A1C218048)

Ruth Clara Manik (A1C218072)

M. Faisal Khatib (A1C218090)

Esther Tampubolon (A1C218091)

Rosalia Febrianti Manalu (RSA1C217019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS JAMBI

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas ..........................................................................2


2.2 Tujuan Pengelolaan Kelas.................................................................................2
2.3 Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas.................................................3
2.4 Pengaturan Kelas .....................................................................5
2.5 Penerapan Suatu Sistem Pengelolaab Kelas......................................................5
2.6 Konsep Pengelolaan Kelas .....................................................................7
2.7 Kegiatan Pengelolaan Kelas .....................................................................8
2.8 Masalah-masalah dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas........................8
2.9 Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas................................................9
2.10 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengelolaan Kelas.....................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari matakuliah Pengelolaan


Pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman para mahasiswa mengenai Pengelolaan Kelas yang
nantinya akan menjadi pedoman para mahasiswa dalam kegiatan mengajar.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, semua itu karena kami masih dalam tahap pembelajaran.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang.

Jambi, 21 Agustus 2019

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan
oleh penulis profesional dan oleh para pengajar adalah juga pengelolaan kelas.
Mengapa demikian? Jawabnya sederhama. Pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk meciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengajaran efisien dan menggunakan mereka dapat belajar.
Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran
yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas,
lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Dengan masalah yang telah bukan rahasia umum itu maka penulis menarik
kesimpulan untuk lebih membuka lagi mengenai judul yang akan kami bahas
yaitu “Pengelolaan Kelas”  yang mana di dalamnya terdapat beberapa masalah-
masalah pengelolaan kelas, untuk lebih jelasnya akan penulis paparkan di dalam
Pembahasan yaitu pada Bab II.
1.2  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya yaitu
mengenai pengelolaan kelas dengan interaksi komunikatif siswa. Adapun rincian
yang ingin di capai dalam pembahasan makalah penulis adalah:
1.      Agar dapat memahami pengertian Pengelolaan kelas
2.      Agar dapat mengetahui Tujuan dari Pengelolaan Kelas
3.      Agar dapat mengetahui Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas
4.      Agar mengetahui Penagturan pengelolaan Kelas
5.      Agar mengetahui Penerapan Sistem dalam pengelolaan kelas
6.      Agar dapat memahami Konsep Pengelolaan kelas
7.      Agar dapat mengetahui Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan itu sendiri asal katanya adalah ”kelola”, ditambah awalan “pe” dan
akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen
adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “management”, yang berarti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam
pengertian umum menurut Suharsimi Arikunto (1990;2) adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987:311) adalah suatu
kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat
pengajaran dari guru.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas
merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting
untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan dirinya kedalam dunia
pendidikan.
Sedangkan menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991; 310), pengelolaan
kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari
Nawawi (1989;115), dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau
pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam
mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.

2.2    Tujuan Pengelolaan Kelas

2
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi
bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional,
dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa. (Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula  ditinjau dari
segi interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala
kondisi apapun yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar
terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan
guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas guru atau wali kelas.

2.3    Peran Guru Dalam Strategi Pengeloloaan Kelas


Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman,
2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru
sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai valuator.
a)      Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila
ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka
siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang

3
guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku
yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai
demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh
bagi peserta didik.
b)      Guru Sebagai Pengelola Kelas
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran
karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif
maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
1) Mengetahui
2) Mengerti
3) Mengaplikasikan
4) Analisis
5) Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
6)  Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa
sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi
untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang
paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek
baik efektif, kognitif danpsikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus
dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka.
c)      Guru Sebagai Mediator Dan Fasilitator
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan
karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa
tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa
fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran
mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan
menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan
dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan
dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

4
d)      Guru Sebagai Evaluator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga
media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai
sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa
mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu
pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar
mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran
adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan
diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media
pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart
maket, LCD, OHP/OHT, dll.

2.4 Pengaturan Kelas


Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi
interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
dan bersungguh-sungguh. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan
guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif,
misalnya:
1) Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap
pelajaran.
2) Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta
suasana yang menggairahkan dalam belajar.
3) Pengelompokkan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat
dan kebutuhan siswa itu sendiri.

2.5 Penerapan Suatu Sistem dalam Mengelola Kelas


Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang
direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan
darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan frustasi. Dasar dari
pendekatan yaitu bahwa prilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan
cara memberikan ganjaran atau tidak.

5
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang
biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa
membuatnya takut, dank arena itu dapat menghentikannya dari perbuatan
yang disruptif, tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menapakkan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja
guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa membuat kenakalan kecil, guru
dapat, memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat
berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru
memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan
dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada
si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus luwes
dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa
siswa untuk diperhatikan.
5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras
apabila ia dihadapkan pada prilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan.
Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan dikelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran. Ia lalu menilai kembali tindakan
dan pengajarannya. Untuk menjelaskan perbuatan-perbuatan para
siswanya dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai dari
pada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan
siswa melaksankan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi
apabila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal
sebenarnya tidak.

6
8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus-menerus bebuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan dihadapinya dan
mengurangi keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat
junlahnya, tindakan yang harus segera diambil yaitu mengubah apa yang
sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi maka ubahlah dengan
memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka
membaca buku-buku pilihan mereka.
10. Teknik mengimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan,”harap
tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa
memerhatikannya. Tetapi apabila imbauan sering digunakan mereka
cenderung untuk tidak menggubrisnya.

2.6    Konsep Pengelolaan Kelas


Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran. Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi
tujuan manajemen kelas:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkin siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emoasional, intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah
penempatan individu, kelompok, sekolah, dan factor lingkungan yang
memengaruhinya.

7
2.7 Kegiatan Pengelolaan Kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas
sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan
kelas adalah:
a) Mengecek kehadiran siswa.
b) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan menilai hasil pekerjaan-
pekerjaan tersebut.
c) Pendistribusian bahan dan alat.
d) Mengumpulkan informasi dari siswa.
e) Mencatat data.
f) Pemeliharaan arsip.
g) Menyampaikan materi pelajaran.
h) Memberikan tugas atau pekerjaan rumah
2.8 Masalah-masalah dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Kelas

Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12)


Dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah
kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan
pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia
dapatnengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi,
sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat
pula.
Dari empat cara atau tindakan yang dilakukan individu tersebut mengakibatkan
terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering Nampak pada anak usia sekolah
(Maman Rahman:1998) yaitu:
1. Pola aktif konstruktif yaitu pola tingkah laku yang ekstrem, ambisius
menjadi superstar dikelasnya dan mempunyai usaha untuk membantu
guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
2. Pola aktif destruktif yaitu pola tingkah laku yang diwujudkan dalam
bentuk membuat banyolan, suka marah, kasar, dan pemberontak.

8
3. Pola pasif konstruktif yaitu pola yang menunjukkan kepada satu bentuk
tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selaludibantu dan
mengharapkan perhatian.
4. Pola pasif destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjukkan
kemalasan dank eras kepala.
Dari dua macam masalah tersebut (masalah individu dan masalah kelompok),
setiap macam masalah memerlukan penanganan berbeda selanjutnya, sasaran
penanganan masalah individu adalah individu yang bersangkutan. Sebaliknya
didalam kelompok maka tindakan korektif harus ditujukan kepada kelompok.
2.9 Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung
efektif.
1. Usaha yang bersifat pencegahan
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya
tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal
berlangsungnya pembelajaran.
a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
b. Peningkatan kesadaran peserta didik
c. Sikap polos dan tulus dari guru.
d. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan.
e. Menciptakan kontrak sosial
2. Usaha yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah
c. Menilai alternatif-alternatif pemecahan
d. Mendapatkan balikan
2.10 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengelolaan Kelas
Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa faktor yang
memengaruhinya antara lain:
1. Kondisi Fisik

9
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi sarat minimal mendukung meningkatkan intensitas
proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud
meliputi:
a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
b. Pengaturan tempat duduk.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
d. Pengaturan penyimpangan barang-barang.
2. Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap proses belajar pengajar, kegairahan
siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-
emosional tersebut meliputi:
a. Tipe kepemimpinan
b. Sikap guru
c. Suara guru
d. Pembinaan hubungan baik (rapor)
3. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas
maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan
kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan
telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka
sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya
pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik.

10
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan
guna mencapai tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan
kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran.
2.      Tujuan Pengelolaan Kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual
dalam kelas.
3.      Peran guru dalam strategi pengelolaan kelas adalah :  Guru sebagai Demostrator,
guru sebagai Evaluator, Guru sebagai Pengelola Kelas, Guru sebagai Fasilitator.
4.      Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas adalah Hangat dan Antusias, Tantangan,
Bervariasi, Keluesan, Penekanan pada hal-hal yang positif, Penanaman disiplin
diri.
5.      Pendekatan – pendekatan dalam pengelolaan kelas terdiri dari :  Pendekatan
kekuasan, Pendekatan Ancaman, Pendekatan kebebasan,  Pendekatan Resep,
Pendekatan Pengajaran, Pendekatan Perubahan Tingkah laku, Pendekatan sosio
Emosional, Pendekatan Kerja kelompok, Pendekatan Elektis atau pluralistik.
6.      Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan adalah : Ukuran dan
bentuk kelas, Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik, Jumlah anak didik
dalam kelas, Jumlah anak didik dalam setiap kelompok, Jumlah kelompok dalam
kelas.
7.      Masalah Dalam Pengelolaan Kelas adalah: Kurang kesatuan, Tidak ada standar
perilaku dalam bekerja kelompok, Reaksi negatif terhadap anggota kelompok,
Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, Mudah mereaksi negatif atau
terganggu misalnya didatangi monitor, Moral rendah, permusuhan, Tidak mampu
menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.

3.2   Saran
Kami menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, maka pembaca
dapat menggali kembali sumber-sumber lainnya, untuk menyempurnakannya. Jadi
kami harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk kami lebih bisa
baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Cv. Rajawali, Jakarta, 1991.

12
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta,
2002.
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :
Rineka Cipta,2002.
Tutut Sholehah, Strategi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta : Citra Grafika
Desian, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai