Anda di halaman 1dari 19

EKOLOGI MANGROVE

KELOMPOK 4:
Agustina Pujiastuti (206201446055)
Anggun Putri (206201446049)
Atika Amalia Firdaus (206201446048)
Eri Muliawati (206201446056)
Ivan Maryadi Girsang (196201426102)
Jihan Fauziah (206201446047)
Lutfi Reza Pahlevi (206201446057)
LATAR BELAKANG
Hutan Mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang hidup di kawasan pinggiran
pantai. Hutan ini menjadi salah satu sumber daya pesisir yang berperan penting bagi manusia,
hewan, maupun tumbuhan yang hidup disekitarnya. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem
perairan dengan sejumlah jasa lingkungan, fungsi dan kondisi ekologi yang spesifik (Krisnawati,
2018). Ekosistem mangrove juga disebut dengan hutan pantai, hutan payau atau hutan bakau
(Harahab, 2010). Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik
dan khas yang terdapat diwilayah pesisir pantai atau pulau-pulau kecil sebagai sumber daya
alam yang sangat potensial. Akan tetapi, mangrove juga rentan terhadap kerusakan jika kurang
bijaksana dalam memanfaatkannya (Novianty, 2011). Dalam segi farmakologis, pohon bakau
dapat dijadikan sebagai apotek alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa actinomycetes laut
merupakan sumber potensial untuk memproduksi antibiotik yang dapat ditemukan di ekosistem
hutan mangrove. Dengan demikian, peran hutan mangrove bukan hanya sebagai tempat
pemijahan ikan atau benteng bencana tsunami semata. Namun juga menambah sumber
penemuan antibiotik dan obat-obatan bagi manusia. Dengan banyaknya manfaat dari ekologi
hutan mangrove, maka dari itu makalah ini akan membahas tentang peran ekologi hutan
mangrove di habitatnya.
01.
HUTAN MANGROVE
memiliki ciri-ciri tumbuh di air payau,
mencolok berupa akar dan dipengaruhi oleh
tunjang yang besar pasang surut air laut
serta memiliki buah bersifat khas, baik
yang berkecambah karena adanya
pelempuran yang
mengakibatkan
kurangnya abrasi
tanah, serta
Luas hutan bakau di mengalami daur
Hutan bakau menyebar
Indonesia antara 2,5 penggenangan oleh
luas dibagian yang
hingga 4,5 juta hektar pasang surut air laut
cukup panas didunia,
terutama disekeliling dan merupakan mangrove
khatulistiwa. terluas didunia
Jenis tumbuhan mangrove
Beberapa jenis tumbuhan mangrove mulai dari laut ke darat adalah Rhizophora,
Avicennia, Soneratia, Xylocarpus, Lumnitzera, Bruguiera dan tumbuh-tumbuhan
bawah yang hidup diantaranya Acrostichum aureum, Achanthus illicifolius, dan
Archanthus ebracteatus. Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis,
namun labil. Dikatakan kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh
vegetasi mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan. Jenis
tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda (saline young
soil) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan nilai kejenuhan basa dan
kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan bahan organik, total nitrogen, dan
ammonium termasuk kategori sedang pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada
bagian arah daratan.
02.
KARAKTERISTIK
TUMBUHAN MANGROVE
a. Sistem akar
Sistem akar disebut dengan akar aerial, cocok untuk kondisi tanah
anaerobic (tanpa udara). Akar aerial berfungsi sebagai pertukaran
gas dan penyimpanan udara untuk pernapasan selama terendam
air. Terdapat beberapa system perakaran mangrove yaitu :

• Sistem perakaran sederhana yang timbul tenggelam dalam


tanah, Lumnitzera sp
• Sistem akar lutut, misal Bruguera spp
• Akar dorsal yang tumbuh ke atas yang bertumpu pada akar
horizontal, misal Catnptostetnon spp.,
• Sistem perakaran horizontal yang berupa banir, misal
Xylocarpus spp.,
• Akar pasak, misal Avicennia spp.,
• Akar pasak yang memproduksi pnemathoda terminal, misal
Laguncltlnria sp.;
• Akar tunjang, misal Rhizosphora spp
b. Buah-buahan

01 Rhizophoraceae
(Rhizopora, Bruguiera,
02 Avicennia buahnya
berbentuk kacang
Ceripos, Kandelia)
Membentuk buah silindris
(tongkat)

04 Sonneratia dan
Xylocarpus buahnya
berbentuk bola. Untuk
03 Aegiceras buahnya spesies mangrove lainnya
berbentuk silindris buahnya berbentuk kapsul.
c. Daun
Daun tebal dengan lapisan lilin dan stomata tersembunyi
untuk mengurangi penguapan. Daun memiliki kelenjar
khusus yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam,
terrdapat berlimpah di permukaan daun (dalam bentuk
kristal). Daun tua yang gugur banyak mengandung garam.
d. Sistem Reproduksi
Polen kecil sehingga polinasi dibantu oleh angin, burung,
kepiting, dan serangga. Benih nya sangat ringan sehingga
bisa tersebar melalui air.
Germinasi benih nya terjadi pada saat masih berada pada
pohon induk (vivipar). Beberapa species mangrove
memperlihatkan sifat viviparitas (biji sudah berkecambah
selagi buah masih menempel pada ranting). Semua anggota
dari suku Rhizophoraceae, Avicennin sp. (Verbenaceac), dan
Aegiceros corniculatum(Myrsinaceae) juga memperlihatkan
vivipritas ini.
e. Karakteristik Tanah Hutan Mangrove
Tanah di hutan mangrove ini didominasi oleh
lumpur, biasanya dari ordo entisol yang terbentuk
dari endapan lumpur yang dibawa oleh sungai
dan bermuara di laut. Tanah ini mengandung
banyak bahan organik.
f. Kelas Lingkungan Hutan Mangrove
Untuk mengetahui hutan mangrove di Indonesia
dengan segala kespesifikasinya, maka hutan
mangrove terutama posisinya, menurut
Soemodihardjo, Ongkosono, dan Abdullah (2007)
terbagi dalam empat kelas lingkungan yaitu delta,
dataran lumpur, dataran pulau, dan dataran
pantai.
03.
Fauna yang
terdapat dalam
ekosistem hutan
mangrove
Beberapa fauna yang banyak ditemui di
kawasan ekosistem mangrove Indonesia adalah
fauna dari kelas Gastropoda, Crustacea,
Bivalvia, Hirudinea, Polychaeta, dan Amphibi.
Kehidupan berbagai jenis fauna ini sangat
menunjang keberadaan unsur hara. Selain
mengkonsumsi zat hara berupa detritus, di
antara berbagai fauna ini ada yang berperan
sebagai dekomposer awal (Arifin, 2003).
Berikut beberapa fauna yang hidup disekitaran hutan mangrove:

nama indonesia nama ilmiah


kepiting bakau Scylla serrata

siput bakau Cerithide sp

siput batik Conus textile

siput maritum Nerita lineata

siput sihik hitam Nassarius margaritifer

siput kerucut Vexillum curviliratum

Periophthalmodom schlosseri
ikan gelodok
Beberapa fauna yang banyak ditemui di kawasan ekosistem
mangrove Indonesia adalah fauna dari kelas Gastropoda,
Crustacea, Bivalvia, Hirudinea, Polychaeta, dan Amphibi.
Kehidupan berbagai jenis fauna ini sangat menunjang
keberadaan unsur hara. Selain mengkonsumsi zat hara berupa
detritus, di antara berbagai fauna ini ada yang berperan sebagai
dekomposer awal (Arifin, 2003).
04.
Peran Hutan Bakau
Terhadap Habitatnya
Secara Fisik
Hutan mangrove dapat menjaga kestabilan garis pantai dan tebing sungai dari
erosi atau abrasi, juga mempercepat perluasan lahan dengan adanya jerapan
endapan lumpur yang terbawa oleh arus ke kawasan hutan mangrove, mangrove
juga mengendalikan laju instruksi air laut sehingga air sumur disekitarnya menjadi
lebih tawar, hutan mangrove juga melindungi daerah di belakangnya dari
hempasan gelombang, angin kencang dan bahaya tsunami. Sehingga bakau
melindungi habitat tempat ia tinggal dan juga melindungi daerah sekitarnya.
Secara Ekologis
Mangrove. sangat berperan secara ekologis dihabitatnya, diantaranya
sebagai tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning
ground), dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan,
udang, kerang dan biota laut lainnya. Ekosistem mangrove juga sebagai
plasma nutfah (genetic pool) yang menunjang keseluruhan sistem kehidupan
di sekitarnya.
Secara Ekonomis
Fungsi hutan bakau secara ekonomis terletak di kayu dan makhluk hidup yang berada
disekitar nya. Kayu dari tanaman mangrove yang sudah dewasa akan dijual dan di olah
menjadi kertas, namun hal ini hanya boleh dilakukan jika warga sekitar bersedia untuk
melakukan reboisasi terhadap hutan mangrove. Hasil tangkapan laut seperti udang,
kepiting, ikan-ikanan kerap kali menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Tidak
hanya itu, hutan mangrove juga dapat menjadi spot wisata karena keunikan dan
indahnya kehijauan yang di pancarkannya.
Secara Farmakologis
Peran terpenting bakau terhadap habitatnya adalah sebagai Apotek alami bagi manusia.
Kulit, daun, buah, akar hutan mangrove digunakan untuk mengobati berbagai kondisi
seperti penyembuhan luka, diare, diabetes, peradangan, infeksi kulit, dan sakit gigi,
bahkan bisa mengusir nyamuk. Purnobasuki (2004) mengatakan bahwa mangrove kaya
akan Saponin yang memiliki sifat farmatikal layaknya ginseng, saponin pada bakau
bernilai sebagai bahan untuk hormon steroid sintetis.
KESIMPULAN
Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh di air payau dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, khususnya tumbuh di
tempat-tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan
organik, baik diteluk-teluk yang terlindungi dari gempuran ombak
maupun disekitar muara sungai dimana air melambat dan
mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Fungsi hutan
mangrove di habitatnya dapat digolongkan menjadi empat macam
yaitu fungsi fisik, fungsi ekologis, fungsi ekonomis, dan fungsi
farmakologis. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu, dapat disimpulkan bahwa peranan hutan mangrove
terhadaphabitatnya bukan hanya sebagai tempat pemijahan ikan
atau benteng bencana tsunami semata. Namun
juga menambah sumber penemuan obat-obatan dan antibiotik bagi
manusia.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai