Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

KERJA PRAKTIK

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT (PUPR)


Jl. Pulau Sabesi No.68, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung
(02 Agustus – 02 September 2021)

ANALISA DAN OPTIMALISASI SISTEM PENERANGAN


JALAN UMUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh :

Adek Tri Setiawan


NPM.18520046

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penerangan Lampu jalan merupakan suatu komponen penting pada


suatu ruas jalan. Penerangan lampu jalan harus memberikan rasa aman dan
nyaman khususnya pada saat malam hari kepada pengguna jalan.
Penerangan lampu jalan di haruskan dapat memperjelas pandangan saat
malam hari tanpa memberikan efek silau yang berlebihan pada pengguna
jalan, kualitas penerangan lampu jalan harus sesuai dengan perencanaan
sistem penerangan jalan yang telah di tetapkan pada jenis lampu, tinggi
dan jarak spasi pemasangan penerangan lampu jalan.
Kota Bandar Lampung merupakan pemerintahan daerah dan pusat
perkembangan daerah yang telah mengalami perkembangan pesat dengan
jumlah penduduk dan pembangunan, tidak terlepas dari pelaksanaan dari
program yang dirancangkan langsung oleh pemerintah pusat terhadap
daerah.
Optimalisasi fungsi penerangan lampu jalan (PJU) merupakan
pelayanan dan juga kebutuhan mendesak. Apalagi, Kota Bandar Lampung
telah lama mendeklarasikan dirinya sebagai kota Metropolitan, sesuai
dengan visi pemerintah Kota Bandar Lampung. Tapi fenomenanya banyak
sejumlah penerangan jalan umum (PJU) di Kota Bandar lampung tidak
berfungsi sebagaimana mestinya bahkan tidak menyala pada malam hari.
(Jurnal mozaik,vol.x Edisi 2, Desember 2018).
Sistem Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah suatu komponen jalan
yang sangat penting untuk keselamatan pengguna jalan. Penerangan jalan
umum merupakan sistem instalasi penerangan yang bersifat publik dan
bisa dipasang di media jalan,jembatan, maupun tempat-tempat tertentu
seperti taman dan tempat umum lainnya. Sistem instalasi penerangan jalan
umum yang baik harus menggunakan standar dan peraturan yang ada agar
sistem instalasi penerangan jalan umum dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsinya dan memiliki umur pakai yang panjang. Dalam sistem instalasi

1
penerangan jalan umum yang telah beroperasi tapi jarang dilakukan
perawatan, akan muncul permasalahan pada penerangan jalan umum,
antara lain lampu penerangan yang rusak, pengaman yang tidak berfungsi
lagi, penghantar yang rusak. Cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dalam pelaksanaan pembangunan penerangan jalan umum (PJU)
diperlukan perencanaan yang baik, sehingga pemasangan lampu tersebut
mempunyai efisiensi yang baik, kuat penerangan yang cukup dan biaya
operasional yang murah.
Sebagai salah satu contoh pada pengambilan studi kasus di jalan
Radin Intan – Sukarame Kota Bandar Lampung yang merupakan jenis
jalan arteri yang memiliki dua arah dan menjadi jalur lintas Sumatera.
Sehingga Jenis kendaraan pribadi, angkutan umum dengan perjalanan
jarak jauh, dan kecepatan rata-rata tinggi. Pada Jalan tersebut terdapat PJU
yang selalu menyala selama 12 jam/hari secara penuh yaitu dari pukul
18.00-06.00 WIB. Padahal sesuai dengan uraian diatas perlunya kita
mengoptimalisasi penggunaan daya pada PJU yang ada agar dapat
menghemat energi dan biaya serta menambah umur penggunaan PJU
tersebut.
Mencermati dari apa yang telah dijabarkan di atas maka dilakukan
analisa dengan judul “Analisa Dan Optimalisasi Sistem Penerangan
Jalan Umum (PJU) Di Kota Bandar Lampung .

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat


digunakan yaitu:
1. Bagaimana analisa yang dilakukan untuk mengoptimalisasi
penerangan lampu jalan (PJU) di Kota Bandar Lampung.
2. Bagaimana cara mengetahui permasalahan - permasalahan yang sering
terjadi pada Penerangan lampu Jalan (PJU).
3. Bagaimana cara menghitung kuat Cahaya lampu pada Penerangan
Jalan Umum (PJU) di Kota Bandar Lampung.

2
1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan Tugas Laporan Kerja Praktik ini adalah :


1. Mengetahui Bagaimana analisa yang dilakukan untuk
mengoptimalisasi penerangan lampu jalan (PJU) di Kota Bandar
Lampung.
2. Mengetahui Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan -
permasalahan yang sering terjadi pada Penerangan lampu Jalan (PJU)
3. Mengetahui Bagaimana cara menghitung kuat Cahaya lampu pada
Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kota Bandar Lampung.

1.4. Metodologi

Metodologi yang dipergunakan untuk memperoleh data-data


tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dengan mempelajari literatur, artikel, dan sumber – sumber lain yang
berhubungan dengan penerangan Jalan Umum (PJU)
2. Dengan melakukan observasi atau pengamatan pada Penerangan
lampu Jalan (PJU) yang sudah terpasang.
3. Melakukan wawancara dengan pihak yang terkait dengan Penerangan
Jalan Umum (PJU) di Kota Bandar Lampung.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan sistem ini adalah:


1. Analisa yang dilakukan yaitu di sepanjang ruas jalan Radin Intan –
jalan Sukarame di Kota Bandar Lampung.
2. Penelitian ini tidak membahas spesifikasi dan prinsip kerja alat yang
digunakan.
3. Pembahasan mengenai perbaikan sistem penerangan jalan umum kota
bandar lampung.
4. Tidak mengganti tiang dan jaringan kabel lampu yang sudah ada.

3
1.6 Manfaat

Diharapkan dari penulisan Tugas Laporan Kerja Praktik ini dapat


memberikan beberapa manfaat yang tertuang di dalam poin-poin dibawah
ini:
1. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan tempat
praktik.
2. Diharapkan dapat dijadikan wawasan dan pustaka bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa Teknik Mesin UM Metro.
3. Memberikan gambaran mengenai analisa dan optimalisasi penerangan
lampu jalan umum (PJU) Kota Bandar Lampung.
4. Membantu pemda Kota Bandar Lampung dalam pelayanan masyarakat
khususnya penerangan jalan umum (PJU).

4
BAB II
PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM

2.1. Sejarah Dinas Pekerjaan Umum

Kantor dinas PU untuk wilayah Bandar Lampung, provinsi lampung


Dinas PU bertugas sebagai penyelenggaraan urusan pemerintah bidang
pekerjaan umum, pembangunan infrastruktur dan perumahan untuk daerah
Bandar Lampung,Lampung.
Terkait dengan wewenang tersebut, maka melalui kantor ini beberapa
surat perizinan diproses. Beberapa surat tersebut seperti izin pemanfaatan
ruang (IPR) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Melalui kedinasan ini
pula urusan pembebasan lahan, proyek infrastruktur pemerintah dilakukan
sdi kantor dinas PU.
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di bidang bina marga, cipta karya, sumber
daya air sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Dan memerlukan
suatu manajemen yang baik di dalam perencanaan, pengarahan, dan
pengendalian yang tepat. Dan harus di dukung pula dengan pencatatan data-
data yang baik pula, karena laporan suatu data dapat menentukan langkah-
langkah yang diambil nantinya bagi kelangsungan aktivitas pemerintahan.
Sistem Informasi pengolahan data dikatan sangat bermanfaat apabila
didalamnya telah menjaga kekayaan dan catatan pemerintahan,mengecek
ketelitian dan kehandalan data serta mendorong efisiensi dan kepatuhan
terhadap kebijakan manajemen.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung adalah sebuah instansi
pemerintah yang dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi penyelenggara
pengadaan proyek-proyek pekerjaan umum. Proyek-proyek tersebut dibagi
dalam 3 (tiga) bidang pekerjaan yang meliputi bidang: bina marga, sumber
daya air, dan cipta karya. Penginputan data-data di dalam proyek tersebut
sudah menggunakan sistem komputer dengan software Ms.Office seperti
Ms.Word dan Ms. Excel.

5
Selain itu,penanggulangan dan pencegahan, penanganan kawasan,
pengelolaan peremajaan/perbaikan kawasan kumuh, kebijakan strategis
pemberdayaan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan bangunan
gedung dan lingkungan, rumah negara, status bangunan dan gedung yang
dilindungi dan dilestarikan, penetapan kriteria pemantauan dan perubahan
fungsi ruang kawasan/lahan dan perbatasan kawasan strategi, penyusunan
rencana strategi detail tata ruang, kebijakan strategis dan program
pembangunan baru, perbaikan, pemanfaatan, pemugaran, perluasan dan
pemeliharaan dalam pembinaan perumahan formal dan swadaya, sistem
pembangunan kawasan, keterpaduan prasarana dan keserasian kawasan
perumahan serta pembinaan hukum peraturan perundang-undangan dan
pertanahan untuk perumahan, teknologi dan industri, pengembangan
pelaksanaan pembangunan perumahan peran serta masyarakat dan sosial
budaya, kebijakan strategis pembangunan pedesaan dan perkotaan,
pengembangan air minum dan sistem penyediaan air minum serta prasarana
sarana air limbah, jasa konstruksi bangunan gedung sesuai norma, standar,
prosedur dan kriteria serta norma, standar, pembinaan dan pemberdayaan
manual yang ditetapkan pemerintah dan provinsi dan searah dengan
kebijakan umum daerah.

2.2. Visi dan Misi Dinas PU

2.2.1. Visi Dinas Pekerjaan Umum


Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi
pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat
eksis,antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan
citra yang ingin diwujudkan oleh instansi Pemerintah. Dengan mengacu
pada batasan tersebut, visi Dinas Pekerjaan Umum kota bandar lampung
adalah : ”Terwujudnya Peningkatan infrastruktur wilayah bandar
lampung”.

6
Terwujudnya Dinas Pekerjaan Umum kota bandar lampung akan
memenuhi dan mewujudkan kebutuhan di masa sekarang dan mendatang.
Sarana dan Peningkatan infrastruktur Wilayah, untuk Kesejahteraan
Masyarakat Kota bandar lampung: mengandung arti bahwa Dinas
Pekerjaan Umum memberikan sesuatu pelayanan jaringan jalan, jembatan,
sumber daya air, bangunan gedung, drainase, dan konservasi sungai/pantai
dalam kondisi mantap dan berkualitas dengan berpedoman tata ruang
(spesifikasi bentuk-bentuk pelayanan dengan segala aspeknya secara terus-
menerus memberikan kepuasan), stabil, bermanfaat dan dapat dinikmati
oleh masyarakat, serta dilaksanakan secara terus menerus guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga terwujudnya masyarakat
yang sejahtera.
Visi ini adalah merupakan pandangan ke depan dalam pengelolaan
jalan, jembatan, sumber daya air, bangunan gedung dan drainase, jasa
konstruksi, tata ruang dan tata kota yang berkualitas, dan berkelanjutan
adalah merupakan salah satu rencana strategis untuk menunjang VISI Kota
bandar lampung.

2.2.2 Misi Dinas Pekerjaan Umum kota bandar lampung


Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang ditetapkan, agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Agar tujuan
organisasi dapat terwujud dan berhasil dengan baik, diharapkan seluruh
aparatur dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi
pemerintah kotanya dan mengetahui fungsi- fungsi pokok serta program-
programnya serta hasil yang akan diperoleh diwaktu yang akan datang.
Pernyataan Misi merupakan pedoman tentang sasaran yang ingin di
capai dan dilaksanakan oleh organisasi serta memberikan petunjuk untuk
mencapai tujuan sehingga efektif sebagai pengarah kebijakan yang harus
diterima dan didukung pencapaiannya oleh stakeholders, maka Misi dari
Dinas Pekerjaan Umum Kota bandar lampung tahun 2013 – 2018 sebagai
berikut: Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan terkondisinya jalan dan

7
jembatan dalam kondisi baik, serta pemenuhan sarana dan prasarana
bidang kebinamargaan untuk pengembangan wilayah, kelancaran
transportasi barang/jasa dan manusia; Memenuhi kebutuhan infrastruktur
sumber daya air dalam rangka mendukung sektor pertanian dalam arti luas;
Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dalam rangka pencapaian
MDG’s (Millenium Development GoalsI); Melaksanakan pembangunan
dan memfasilitasi penyiapan kebutuhan sarana dan prasarana perumahan
dan permukiman, serta lingkungan. Melaksanakan pendataan, pembinaan,
pengembangan usaha jasa konstruksi, Meningkatkan peran serta
pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam rangka pemanfaatan,
pengendalian, tata ruang dan kawasan strategis;Melaksanakan
pembangunan dan pemeliharaan sarana fisik fasilitas kota; Meningkatkan
Sumber Daya Manusia Bidang Pekerjaan Umum dengan didukung Data
dan informasi yang akurat.

2.3 Bidang usaha / Kegiatan Utama Perusahaan

 Program pelayanan jasa administrasi perkantoran


1. Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik.
2. Kegiatan penyediaan Komponen Instansi Listrik Penerangan
Bangunan Kantor
3. Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi konsultasi keluar daerah
4. Kegiatan Pelaksanaan pelelangan/ pengadaan Barang dan Jasa
5. Kegiatan pengelolaan Administrasi Keuangan & perkantoran

 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur


1. Kegiatan pengadaan peralatan gedung kantor
2. Kegiatan pemeliharaan Rutin/ Berkala gedung kantor
3. Kegiatan pemeliharaan Rutin / Berkala kendaraan dinas / operasional
4. Kegiataan pemeliharaan Rutin/Berkala peralatan Gedung kantor

8
 Program peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur
1. Kegiatan diklat teknis tugas dan fungsi bagi PNS

 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan,capaian kinerja


dan keuangan
1. Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan bulanan Triwulan dan
Semesteran
2. Kegiatan pelaporan keuangan akhir tahun
3. Kegiatan penyusunan laporan realisasi fisik dan keuangan

 Program pembangunan jalan dan jembatan


1. Kegiatan pembangunan jalan
2. Kegiatan pembangunan jembatan

 Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong


1. Kegiatan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan


1. Kegiatan perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
2. Kegiatan pemeliharaan rutin jalan

 Program peningkatan sarana dan prasarana Kebinamargaan


1. Kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan Alat-Alat Berat
2. Kegiatan pemeliharaan Alat-Alat Bengkel

9
2.4 Lokasi Perusahaan

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung Jl. Pulau Sebesi no 68 Sukarame

2.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

kepala dinas

sekretariat

bidang bina bidang sumber bidang cipta


marga daya air karya

10
Keterangan :
1. Kepala Dinas
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
pekerjaan umum. Yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

2. Sekretariat/ Kepegawaian
Terdiri dari 1 sekretaris dan 3 kasubbag. Dengan jumlah karyawan 7
Tenaga honorer dan 16 pegawai negeri sipil (PNS). Sekretariat dinas di
pimpin oleh sekretaris dinas yang mempunyai tugas membantu kepala
dinas dalam melaksanakan tugas koordinasi di bidang ke sekretariatan
yang menjadi tanggung jawab kedinasan, pengoordinasian tugas-tugas
pada dinas pekerjaan umum dan memberikan pelayanan administrasi
kepada bidang-bidang lain dinas pekerjaan umum.

3. Bidang Bina Marga


Terdiri dari 1 kepala bidang(kabid) dengan jumlah karyawan 6 tenaga
honorer dan 4 pegawai negeri sipil (PNS). Dipimpin oleh kepala bidang,
tugas pokok melaksanaan urusan dinas pekerjaan umum dalam bidang
jalan dan jembatan serta pengembangan nya yang menjadi tanggung jawab
pemerintah kota. Pengordinasian,sinkronisasi dan konsultasi terkait
pembangunan,pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur jalan dan
jembatan.

4. Bidang Sumber Daya Air


Terdiri dari 1 kepala bidang (kabid) dengan jumlah karyawan 11 tenaga
honorer dan 10 pegawai negeri sipil (PNS). Dipimpin oleh kepala
bidang,tugas pokok melaksanakan kegiatan jaringan sumber daya air,
sistem drainase kota,pengendali banjir, sungai, penanganan cepat pra
bencana, tanggap darurat pasca bencana di bidang jaringan sumber daya
air, pembangunan data klasifikasi jaringan sumber air.

11
5. Bidang Cipta Karya
Terdiri dari 1 kepala bidang ( kabid) dengan jumlah karyawan 4 tenaga
honorer dan 11 pegawai negeri sipil (PNS). Dipimpin oleh kepala bidang,
tugas pokok ialah pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
bangunan gedung. Pembinaan penataan bangunan. Pelaksanaan, penelitian,
pengukuran dan pemberian petunjuk tata letak bangunan, pembuatan
ketentuan garis sempadan dan pengukuran KDB (Koefisien Dasar
Bangunan)

12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Penerangan Jalan Umum

Penerangan Jalan Umum merupakan bagian dari urusan pemerintahan


bidang perhubungan yang di sebutkan sebagai penyediaan perlengkapan
jalan di daerah. Suatu bentuk penyediaan infrastruktur, kebijakan ini
berkonsekuensi menggunakan sumber daya energi yang berdampak pada
emisi Gas Rumah Kaca. Berdasarkan kebijakan Pemerintah, angka emisi
GRK Nasional perlu diturunkan sebesar 29% dengan rata-rata tahunan yang
diproyeksikan dari sektor energi sebesar 6,7%. Beberapa studi terdahulu
telah memotret kinerja pengelolaan PJU di daerah yang dijabarkan bahwa
pengelolaan PJU cenderung kuno, menggunakan teknologi yang tidak
efisien, dan didesain kurang baik. Hasil yang dicapai terbilang boros energi
dan sangat memberatkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)
serta secara teknis memiliki permasalahan sebagai berikut: standar
pencahayaan yang minim, ketiadaan lampu di titik titik penting, pengelolaan
masih swadaya warga, peletakan yang masih bersinggungan dengan tiang
listrik.
Kinerja inovasi kebijakan pemerintah daerah dalam megelola PJU
dihadapkan dengan permasalahan klasik antara lain SDM, Manajerial, dan
Financial. Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan guna mengatasi
permasalahan klasik daerah dalam mengelola PJU ( Ferza, 2020 ).

3.2 Optimalisasi Lampu Penerangan Jalan

Optimalisasi Penerangan Jalan Umum merupakan penerangan untuk


jalan dan prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh pemda atau
badan resmi lainnya dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PLN secara
legal. PJU merupakan aset Pemerintah Kota, dan pihak PLN hanya sebagai

13
penyedia pasokan tenaga listrik saja,. Lampu penerangan jalan atau disebut
dengan PJU adalah fasilitas publik berupa lampu jalan yang ada di jalan
umum. Lampu penerangan jalan ini di fasilitasi oleh PLN atau perusahaan
listrik negara. Fungsi dari penerangan jalan umum ini sangatlah banyak.
Fungsi dari penerangan jalan umum mulai dari keselamatan pengguna jalan
yang bisa terhindar dari kecelakaan akibat jalan yang rusak, fungsi
keamanan yang meminimalisir tingkat kejahatan di malam hari, dan
perjalanan yang bisa aman dari berbagai hal buruk saat malam hari.
(Mansur, 2015).

Berikut ini adalah terkait kondisi buruknya pengelolaan penerangan


jalan umum yang banyak terjadi pada umumnya:

1. Aksi Vandalisme

Masyarakat masih banyak yang melakukan aksi vandalisme dengan


merusak beberapa fasilitas umum seperti lampu penerangan jalan
umum. Lampu penerangan jalan umum ini seharusnya dapat dinikmati
oleh semua lapisan masyarakat karena menyangkut keselamatan di
jalan, akan tetapi beberapa fasilitas umum dirusak sehingga tidak dapat
berjalan sesuai fungsinya, seperti beberapa kasus yang kerap terjadi,
adanya lampu dan kabel yang dicuri.

2. Lampu Rusak

Ada kalanya lampu yang memiliki masalah seperti rusak atau mati
tidak segera diperbaiki, masyarakat yang tidak mau melapor dan juga
pihak pengelola yang tidak mengecek secara berkala juga menjadi
penyebab lampu penerangan jalan tidak berfungsi dengan baik.
Masyarakat harus turut aktif dalam menyelesaikan masalah kerusakan
lampu dan sejenisnya ke pihak yang bersangkutan.

14
3. Pencurian Listrik

Ada juga anggota masyarakat yang secara sembunyi melakukan


tindakan nakal ini. Mereka yang memiliki keahlian merangkai aliran
listrik ke rumah dan mereka tidak mau membayar. Biasanya petugas
yang memeriksa ada kalanya lalai dan ini bisa merugikan negara.
Masyarakat seperti ini haruslah ditindak secara tegas agar menjadi
contoh bagi masyarakat lain yang ingin melakukan tindakan serupa bisa
berpikir ulang.

Penerangan jalan umum adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan


yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau di kanan jalan dan atau di
tengah jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di
sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan-jalan layang,
jembatan dan jalan di bawah tanah yang dipasang untuk kepentingan umum.

Dampak positif penerangan jalan umum tercemin dari fungsinya sebagai


berikut :

a) Untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara.

b) Untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari.

c) Memberi penerangan sebaik-baiknya di malam hari.

d) Untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas.

e) Untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.

f) Untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat malam hari.

Dampak negatif muncul ketika fasilitas penerangan jalan umum tidak


difungsikan dan dipelihara dengan baik. Pengadaan penerangan jalan umum
yang tidak sesuai standarisasi akan memicu beberapa masalah seperti
pencurian listrik, rusaknya jaringan penerangan yang berpotensi
menimbulkan bahaya hingga listrik padam karena kelebihan beban akibat

15
pemasangan penerangan jalan yang kurang benar. PJU merupakan hal yang
sangat penting bagi pengendara baik mobil maupun motor yang melintasi
jalan raya pada malam hari, dengan adanya lampu PJU diharapkan dapat
membuat pengguna jalan lebih berhati-hati dan merasa aman dalam
perjalanannya.
Instalasi PJU ini harus menggunakan kaidah pemasangan listrik yang
benar dan hanya dapat dilakukan oleh petugas kelistrikan. Pemberian
pencahayaan adalah fungsi PJU sebagai fasilitas umum pada lingkungan dan
terutama di jalan- jalan umum. Revitalisasi PJU bermanfaat untuk
meningkatkan keamanan lingkungan dan jalan, peningkatan untuk orientasi
kota yang lebih baik. (UIN, 2017).

3.3 Fungsi Penerangan Jalan

Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional ( BSN SNI 7391:2008 )


penerangan jalan di kawasan perkotaan memiliki fungsi antara lain :

1. Menghasilkan kekontrasan antar objek dan permukaaan jalan.

2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.

3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan,khususnya


pada malam hari.

4. Mendukung keamanan lingkungan.

5. Memberikan keindahan lingkungan jalan.

3.4 Dasar Perencanaan Penerangan Jalan

Berdasarkan Badan Standar Nasional (BSN) 7391:2008 perencanaan


penerangan jalan terkait dengan hal-hal berikut ini:
a) Volume lalu lintas, baik kendaraan maupun lingkunganyang

bersinggungan seperti pejalan kaki pengayuh sepeda, dll.

b) Tipikal potongan melintang jalan, situas jalan dan persimpangan jalan.

16
c) Geometri jalan, seperti alinyement horizontal, alinyement vertikal, dll.

d) Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan

cahaya lampu penerangan.

e) Pemilihan jenis dan kualiatas sumber lampu, data fotometrik lampu

dan lokasi sumber listrik.

f) Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dll.

g) Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan

daerah sekitarnya.

h) Data kecelakaan dan kerawanan dilokasi.

Beberapa tempat yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan

penerangan jalan antara lain sebagai berikut:

a) Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.

b) Tempat tempat dimana kondisi lengkung horizontal tajam

c) Tempat yang luas seperti persimpangan, interchange, tempat parkir,


dll.

d) Jalan jalan berpohon.

e) Jalan jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk

pemasangan lampu di bagian median.

f) Jembatan panjang, jalan layang dan jalan bawah tanah.

g) Tempat tempat lain dimana lingkungan jalan banyak berinterferensi

dengan jalannya.

Penentuan kualitas lampu penerang jalan umum perlu mempertimbangkan 6


aspek :
a) Kuat rata-rata penerangan, besarnya kuat penerangan didasarkan pada
standar yang sudah di tentukan oleh BSN SNI tentang penerangan

17
jalan umum. Pada tiap jenis jalan memiliki kuat rata-rata penerangan
yang berbeda
Jenis jalan trotoar : 1 - 4 lux
Jenis jalan local : 2 – 5 lux
Jenis jalan kolektor : 3 – 7 lux
Jenis jalan arteri : 15 – 20 lux
Persimpangan : 20 – 25 lux

b) Distribusi cahaya, kerataan cahaya pada jalan merupakan hal yang


penting, untuk itu harus ditentukan faktor cahaya yang merupakan
perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan dengan
tepi jalan.

c) Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan keletihan mata,


perasaan tidak nyaman dan kemungkinan kecelakaan. Untuk
mengurangi silau tersebut, maka digunakan gelas pada armature yang
berfungsi sebagai filter cahaya.

d) Arah pancaran cahaya dan pembentukan bayangan.

e) Warna dan perubahan warna. Warna cahaya lampu pelepasan gas


tekanan tinggi berpengaruh terhadap warna tertentu.

f) Lingkungan,berkabut maupun berdebu mempunyai faktor absorsi


terhadap cahaya yang di pantulkan oleh lampu.

Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur berdasarkan metode


iluminasi atau luminasi. Meskipun demikian lebih mudah menggunakan
metode iluminasi, karena dapat diukur langsung dipermukaan jalan dengan
menggunakan alat pengukur kuat cahaya. Kualitas pencahayaan normal
menurut jenis atau klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti Tabel 2.1
sebagai berikut.

18
Tabel 2.1 Kuat Pencahayaan dan Klasifikasi Jalan
Kuat Pencahayaan
Luminasi Batasan Silau
(Iluminasi)

Jenis /
L Kemerataan
Klasifikasi Jalan E rata- Kemerataan
Rata G TJ (%)
rata (Lux) (gl) VD VI
- rata

Trotoar 1–4 0,10 0,10 0,40 0,50 4 20

Jalan Lokal

-Primer 2–5 0,10 0,50 0,40 0,50 4 20

-Sekunder

Jalan Kolektor
3–7 0.14 1,00 0.40 0,50 4–5 20
-Primer

Kuat Pencahayaan
Jenis / Luminasi Batasan Silau
(Iluminasi)
Klasifikasi Jalan
E rata- Kemerataan L Kemerataan G TJ
(%)
rata (Lux) (gl)
-Sekunder

Jalan Arteri

0,50 –
-Primer 11 – 20 0,14 – 0,20 1,50 0,40 5–6 10 – 20
0,70

-Sekunder

19
Jalan Arteri

dengan akses 0,50 –


15 – 20 0,14 – 0,20 1,50 0,40 5–6 10 – 20
jalan bebas 0,70

hambatan

(Sumber: BSN SNI 7391:2008)

20
3.5 Jenis Jalan dan Klasifikasinya

Berdasarkan UU No.38 Tahun 2004, jalan adalah prasarana


transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bagian
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Pada
Jalan Radin Intan – Jalan Sukarame memiliki panjang jalan 7400 meter
dan Lebar jalan 6 meter termasuk klasifikasi jalan kolektor.

Jalan dan besarnya pencahayaan yang digunakan sebagai penerangan


lampu jalan dapat diklasifikasikan dengan beberapa kelas :

a) Jalan arteri primer


Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional, lalu
lintas sangat padat sehingga perlu penerangan jalan yang optimal.

b) Jalan arteri sekunder


Merupakan jalur jalan penampung kegiatan lokal dan regional
sebagai pendukung jalan arteri primer, dimana kondisi lalu lintas
pada jalur ini padat sehingga memerlukan lampu yang sama dengan
arteri primer.

c) Kolektor primer
Merupakan jalur pengumpul dari jalan-jalan lingkungan sekitarnya
yang akan bermuara pada jalan arteri primer maupun arteri
sekunder. Jenis lampu yang akan digunakan lebih rendah dari pada
jalan arteri.

d) Jalan lingkungan

Merupakan jalur jalan lingkungan perumahan, pedesaan atau


perkampungan.

21
Tabel 2.2 Menunjukkan Jenis Jalan dan Klasifikasinya
Deskripsi Jalan Tol Arteri Kolektor Lokal

Kecepatan >60 km/jam 60 km/jam >30 km/jam >20 km/jam

Lebar Jalan >8 M >8 M >6 M <5

Median Jalan - Boleh Ada Tidak

Daya Lampu >60 W >50 W >40 W >30 W

Lengan DA/SA DA/SA DA/SA SA

Jarak Tiang Kurang lebih 25-50 meter di kiri atau kanan berselang-seling

(Sumber : Hexamitra,2015)

3.6 Tiang Penerangan Jalan

Tiang merupakan komponen yang digunakan untuk menopang lampu.


Beberapa jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi
dan tiang octagonal. Pada jalan Radin Intan – jalan Sukarame
mengunakan jenis tiang lengan ganda dengan standar ketinggian 9-11
meter. Berdasarkan bentuk lengannya, tiang lampu jalan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

a. Tiang lampu dengan lengan tunggal

Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan
jalan. Tipikal bentuk tiang lampu dengan lengan tunggal dapat
dilihat pada gambar 2.1

22
Gambar 2.1 Tiang Lampu Lengan Tunggal

b. Tiang lampu dengan lengan ganda

Tiang lampu ini khusus diletakkan dibagian tengah atau median


jalan, dengan syarat jika kondisi jalan yang akan diterangi masih
mampu dilayani oleh satu tiang. Tiang lampu lengan ganda dapat
dilihat pada Gambar 2.2

23
Gambar 2.2 Tiang Lampu Lengan Ganda
c. Tiang lampu tegak tanpa lengan

Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu


menara, yang pada umunya ditempatkan dipersimpangan-
persimpangan jalan atupun tempat tempat yang luas seperti tempat
parkir. Tiang lampu tegak tanpa lengan dapat dilihat pada Gambar
2.3

Gambar 2.3 Tiang Lampu Tanpa Lengan

3.7 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan

24
Di daerah-daerah atau kondisi kondisi dimana median sangat lebar (>
10 meter) atau pada jalan dimana jumlah lajur sangat banyak (> 4 lajur
setiap arah) perlu dipertimbangkan dengan pemilihan penempatan lampu
penerangan jalan kombinasi dari cara-cara tersebut di atas dan pada
kondisi seperti ini, pemilihan penempatan lampu penerangan jalan
direncanakan sendiri-sendiri untuk setiap arah lalu lintas. Penataan letak
lampu penerangan jalan di atur seperti Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan

Lokasi penempatan Rasio maksimum

Jalur lalu lintas :


6:1
1 di daerah permukiman
2 di daerah komersil/pusat kota 3:1

Jalur pejalan kaki :


- di daerah permukiman 10 : 1
- di daerah komersil/pusat kota 4:1

Terowongan 4:1

Tempat-tempat peristirahatan (rest area) 6:1

(Sumber : BSN SNI 7391:2008)

3.8 Jenis Lampu Penerangan Jalan

1. Lampu Tabung Fluorescent Tekanan Rendah

Jenis lampu bisa digunakan untuk jalan umum dengan jarak yang
sedang dan dekat ( jalan kolektor dan jalan lokal ), efisiensi cukup
tinggi tapi berumur pendek.

25
2. Lampu Gas Tekanan Tinggi ( MBF/IU )

Mirip dengan jenis lampu yang pertama, PJU gas merkuri digunakan
untuk penerangan jalan yang sifat jaraknya dekat hingga sedang
( jalan kolektor, jalan lokal, dan persimpangan ), efisiensi rendah,
umur panjang dan ukuran lampu kecil.

3. Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah ( SOX )

Karakteristik penggunaanya serupa dengan dua PJU sebelumnya.


Namun, lampu berjenis ini dapat dipakai untuk menerangi
penyebrangan, terowongan, dan tempat peristirahatan. Efisiensi sangat
tinggi, umur cukup panjang, ukuran lampu besar sehingga sulit untuk
mengontrol cahayanya dan cahaya lampu sangat buruk karena
berwarna kuning.

4. Lampu Gas Sodium Tekanan Tinggi ( SON )

Jenis PJU gas sodium tekanan tinggi, di pakai untuk menerangi jalan
raya berukuran besar, seperti jalan tol dan jalan arteri. Umur lampunya
sangat panjang dan berukuran kecil, sehingga mudah dikontrol sistem
pencahayaannya. Pengaruh warna terhadap objek buruk.

5. Lampu LED

Efisiensi lampu ini sangat tinggi, umur yang panjang dan pengaruh
warna yang dihasilkan terhadap objek baik, maka dari itu lampu jenis
ini sangat dianjurkan untuk dipakai. Lampu jenis ini biasa digunakan
di jalan tol, arteri, kolektor dan persimpangan. (Fazrul, 2020).

3.9 Sistem Pengendali

26
Pada Perencanaan Penerangan Jalan Umum (PJU) ada 2 peralatan
yang sering digunakan yaitu dengan menggunakan sensor cahaya (LDR)
dan timer. Sistem yang biasa akan direncanakan untuk sistem otomatis
dapat dibagi menjadi 3 :

1. Perlampu, pemasangan sistem otomatis untuk masing-masing lampu


dengan pemasangan satu sensor cahaya (LDR) atau satu timer pada
masing-masing lampu.

2. Pergrup, penggunaan sistem otomatis untuk masing-masing panel


yang melayani beban lampu. Sehingga pemasangan LDR dan timer
pada tiap panel, sehingga sistem otomatisnya dapat diasumsikan
yaitu dengan satu buah LDR atau satu buah timer akan melayani
semua beban lampu.

3. Gabungan, merupakan penggunaan sistem otomatis yang terdiri dari


LDR dan timer yang dipasangan secara kombinasi atau gabungan
pemasangan perlampuatau pergrup, sehingga memiliki
keseimbangan yang baik dan lebih efisien.

3.10 Light Dependent Resistor (LDR)

LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan


resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri
dari dua macam yaitu laju Recovery dan Respon Spektral :

1. Laju Recovery

Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan
cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita
amati bahwa nilai resistansiya pada keadaan ruangan gelap tersebut.
LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan hanya
setelah mengalami selang waktu tertentu, Laju Recovery merupakan

27
suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansinya dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus
harganya lebih besar dari 200k/detik selama 20 menit pertama mulai
dari level cahaya 100 lux. Kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada
arus sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang
yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai
resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

2. Respon Spektral

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang


gelombang cahaya yang jatuh padanya ( yaitu warna ). Bahan yang
biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,
aluminium, perak, baja, dan emas. Kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena
mempunyai daya hantar listrik yang baik.

Gambar 2.4 LDR

3.11 Timer Switch

Timer switch merupakan alat saklar otomatis dengan prinsip kerja


berdasarkan waktu tertentu, timer adalah alat penunda waktu dimana batas
dari penundaannya dapat ditentukan dengan cara mengatur timer tersebut
sesuai dengan yang diinginkan. Timer switch adalah saklar yang ON dan
OFF- nya
tergantung
dengan waktu yang
telah ditentukan

28
dalam 24 jam sehari. Saklar waktu ini akan terus bekerja selam masih ada
arus yang mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak
mempengaruhi komponen apapun. Sebagai contoh prinsip kerja dari timer
terhadap beban lampu, jika timer switch diatur jam 18.00 sampai 06.00 (12
jam) maka lampu akan menyala sesuai dengan pengaturan timer dan tidak
tergantung pada kondisi cuaca.

Gambar 2.5 Timer Swicth


3.12 Optimalisasi Penerangan Jalan Umum

Optimal atau optimalisasi berarti terbaik, tertinggi, paling


menguntungkan, menjadikan lebih baik, menjadikan paling tinggi,
pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan sehingga
optimalisasi adalah suatu tindakan, proses atau metodologi untuk membuat
sesuatu menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional atau lebih
efektif, untuk menjaga peralatan agar dapat berfungsi secara optimal.

Kondisi lampu penerangan jalan umum sebagian besar daerah belum


sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh BSN SNI tentang
penerangan jalan umum. Lampu-lampu yang dipakai masih banyak
menggunakan lampu yang tidak sesuai dengan kebutuhan kelas jalan.
Instalasi penerangan jalan yang baik juga harus menggunakan standar dari
BSN SNI 7391:2008 dan peraturan yang ada agar instalasi penerangan
jalan umum dapat bekerja optimal sesuai dengan fungsinya.

Analisa hal teknis terhadap lampu penerangan jalan umum dilakukan


untuk mendapatkan sistem pengaman yang baik, aman, handal, tahan
lama. Lampu adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya,

29
untuk membuatnya bekerja (hidup) dan akan menghabiskan energi selama
lampu tersebut bekerja (hidup). Persamaan yang digunakan untuk
menghitung besaran energi lampu dengan paremeter dari BSN SNI adalah
sebagai berikut :

1) Menghitung Energi yang dibutuhkan

Eload = Pload x t ( BSN SNI 7391:2008 )

Dimana :

Eload = Energi yang dibutuhkan atau beban (Wh / Watt hour)

Pload = Daya beban atau lampu (Watt)

t = Lama pemakaian beban atau lampu dalam satu hari


(hour)

2) Menghitung Titik Lampu


T = L/S ( BSN SNI 7391:2008)

Dimana:

T = Jumlah titik lampu

L = Panjang jalan

S = Jarak antar tiang

3) Menghitung Daya yang dibutuhkan

P = daya lampu x jumlah lampu ( BSN SNI 7391:2008 )

4) Menentukan Sudut Stang Ornament

Sudut stang ornament dihitung agar lampu mengarah ke tengah


jalan, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

30
t=

√.....................................................

................................(2.4)

didapatkan hasil t, kemudian menghitung :

cos =...........................................................................................(2.5)

5) Menghitung Intensitas Cahaya

I = ...........................................................................................(2.6)

Keterangan :

I = Intensitas cahaya dalam candela (cd)

= Fluks cahaya dalam lumen (lm)

= Sudut ruang (steradian)

Dimana besarnya fluks cahaya dalam lumen dapat dicari enggunakan


Persamaan 2.7 sebagai berikut :

31
= K x P........................................................................................
(2.7)

Keterangan :

K = Efikasi cahaya rata-rata lampu dalam lumen/Watt

P = Daya listrik dalam Watt

Maka didapatkan Persamaan 2.8 :

I =...............................................................................................(2.8)

6) Menghitung Iluminasi pada titik ujung jalan

Sebelum menghitung iluminasi pada titik ujung jalan, harus mencari


jarak lampu ke ujung jalan menggunakan Persamaan 2.9 sebagai
berikut :
r =

√.....................................................

.............................(2.9)

Keterangan :
h = Tinggi tiang (meter)

L = Jarak titik lampu ke ujung jalan (meter)

Sehingga nilai iluminasi pada titik ujung Jalan dapat diperoleh


menggunakan Persamaan 2.10 :
E = x................................................................................. (2.10)

32
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lapangan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian


jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukan tanah atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.

33

Anda mungkin juga menyukai