Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH DAN ALIRAN

PSIKOLOGI

KELAS B
NAMA KELOMPOK:

1. Anastasia Patrilia G. Runtu/ 7103019063


2. Ni Luh Septiany F. Sumakul/ 7103019068
3. Maria Carmelita D. P. / 7103019073
4. Pricilia I. Dara/ 7103019085

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA


SURABAYA
2019/2020
SEJARAH PSIKOLOGI
Fungsi dari mengetahui sejarah dalam perkembangan psikologi, yaitu :

1. Untuk memahami ide pendektan yang ada di psikologi


2. Untuk memahami ide pendekatan yang mempengaruhi perkembangan ilmu psikologi
3. Untuk memahami hubungan antara pendekatan filosofi yang mendasari psikologi

a) Scientific Theory
 Pengamatan empiris yang terorganisasi
 Dilakukan untuk memprediksi pengamatan akan masadepan

b) Scientific History
Personalistic Theory VS Naturalistic Theory
 Personalistic Theory
Sudut pandang bahwa perkembangan dan perubahan sejarah ilmiah bisa dihubungkan
dengan keunikan individu.
 Naturalistic Theory
 Sudut pandang bahwa perkembangan dan perubahan sejarah ilmiah bisa dihubungkan
dengan Zeitgeist,dimana budaya mempengaruhinya.

c) Zeitgeist
Pemikiran ,budaya dan nilai-nilai yang melatar belakangi munculnya satu pendekatan (sshultz
2008)
“Jika kita ingin memahami filosofi yang melandasi lahirnya suatu pendekatan maka kita harus
terlebih dahulu berusaha memahami proses berpikir dan pemahaman awal dari masyarakat
yang tinggal pada masa itu”.
Sejarah dari Zeitgeist
 Economic opportunity (USA)
 The World wars (1930)
 Prejudice & Discrimination

d) Paradigma
 Sebuah sudut pandang, yang dibagikan oleh banyak ilmuwan ketika mereka meneliti
subjek ilmu mereka.
 Determinsme adalah masalah yang sah dan metodologi yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
 Determinisme dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Biological determinism
Perilaku disebabkan dari aspek biokimia, genetik, psikologis dan anatomi tubuh.
2) Enviromental determinism
Perilaku disebabkan oleh stimulus yang muncul dari lingkungan sekitar.
3) Socioculture determinism
4) Perilaku muncul dari kebudayaan atau aturan sosial, regulasi, dan kepercayaan
 Indeterminisme
Psikolog yang menerima sudut pandang ini percaya bahwa ada penyebab spesifik dari
perilaku tapi hal tersebut tidak bisa diketahui secara akurat karena berdasarkan pada
pikiran.
 Non-determinisme
Pikiran manusia atau perilaku manusia secara bebas d pilih oleh setiap individu dan tidak
disebabkan oleh antecendent physical dan mental events.
FILSUF YUNANI, SKEPTISISME, FILSUF GEREJA, FILSUF MUSLIM,
DAN SHCOLASTIC PHYLOSOPHY
A. FILSUF YUNANI
1. HIPPOCRATES & GALEN
Hippocrates dan Galen mengasosiakan empat elemen, yaitu tanah, air, api, dan udara
dengan cairan-cairan dalam tubuh dan macam-macam kepribadian. Hippocrates tumbuh dan
berkembang dalam keluarga yang religius dan berkecimpung dalam dunia medis. Ia
menerima pendidikan dari sekolah formal ternama di tempat tinggalnya dan pelatihan medis
dari beberapa orang teman ayahnya yang berprofesi sebagai tabib. Dari hasil observasi-
observasinya, Hippocrates menyimpulkan bahwa semua gangguan pada mental maupun fisik
disebabkan oleh faktor-faktor alami, dan bahwa tubuh mempunyai kemampuan dalam
menyembuhkan dirinya sendiri.
Hippocrates setuju dengan paham Empedocles, tentang semua hal terbentuk dari 4
elemen, yaitu air, tanah, api, dan udara. Menurut Hippocrates, manusia pun terbentuk dari
empat elemen ini. Ia mengasosiasikan keempat elemen dengan empat cairan yang ada di
dalam tubuh, yaitu air dengan lendir, tanah dengan empedu hitam, api dengan darah, dan
udara dengan empedu kuning.
Setelah Hippocrates, muncul Galen yang mengasosiasikan pendapat Hippocrates dengan
empat jenis kepribadian. Menurut Galen, apabila salah satu cairan dalam tubuh
mendominasi, maka karakteristik yang muncul akan merujuk pada beberapa kepribadian
berikut :

Cairan Tubuh Kepribadian Karakteristik


Lendir (phlegm) Plegmatis (phlegmatic) Sluggish (lesu), unemotional
Darah (blood) Sanguinis (sanguine) Periang (cheerful)
Empedu kuning (yellow bile) Kolerik (choleric) Cepat marah (quick tempered)
Empedu hitam (black bile) Melankolis (melancholic) Emosional, sensitif

2. SOCRATES
Socrates adalah Bapak Induktif, karena ia berpegang pada prinsip apabila ingin
memperoleh sebuah kebenaran maka kita harus mempelajari bagian-bagian yang spesifik
untuk mencari konsep umum. Menurutnya memahami esensi dari suatu konsep merupakan
jalan menuju pengetahuan, dan tujuan dari kehidupan adalah untuk memperoleh
pengetahuan. Pengetahuan yang umum adalah definisi itu sendiri.

3. PLATO
Plato adalah Bapak Rasionalisme. Ia mencetuskan teori tentang dua dunia. Manusia
sesungguhnya berada pada dua dunia, yaitu :
1. Dunia ide (ideal form) : bersifat tetap, berdasarkan kognitif
2. Dunia fisik (matter) : bersifat tidak tetap, berdasarkan pengalaman
Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Plato, yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman atau organ inderawi (pengetahuan
pengalaman).
2. Pengetahuan yang diperoleh melalu akal (pengalaman akal).

4. ARISTOTELES
Aristoteles hidup pada tahun 348-322 sebelum Masehi. Ia merupakan filsuf pertama yang
membahas topik-topik yang kemudian menjadi titik acuan ilmu psikologi. Aristoteles
menulis tentang ingatan, sensasi, motivasi, perilaku sosial, pendidikan, perkembangan,
fisiologi pada orang tua (geriatrik), tidur & mimpi, bahasa & pembelajaran. Beliau
merupakan pelopor dari empirisme. Ia berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak sepenuhnya
dapat diperoleh dari pengalaman inderawi tetapi juga membutuhkan akal untuk
memprosesnya agar informasi yang diperoleh dapat menjadi akurat.
Ada causation, yang terdiri dari :
1. Material causes, materi yang menyusun objek.
2. Formal causes, materi yang ada digabungkan dengan pola tertentu.
3. Efficient causes, usaha yang dilakukan dalam penggabungan objek.
4. Final causes, tujuan dari dibuatnya sebuah hal dari objek tersebut.
Ada pula tipe-tipe ‘soul’ yang dicetuskan oleh Aristoteles, yaitu :
1. Vegetative soul ; hanya terdapat pada tumbuhan, hanya bisa merasakan pertumbuhan,
proses menghasilkan makanan, dan berkembang biak.
2. Sensitive soul ; hanya ada pada hewan, ada perasaan, merespon terhadap kondisi
lingkungan, dapat merasakan sakit & keinginan, serta memiliki memori.
3. Rational soul ; hanya ada pada manusia, merangkul dua fungsi vegetative dan sensitive
soul, mengandalkan pikiran yang rasional dalam penggabungan kedua soul tersebut.
Aristoteles berkata bahwa indera memberikan informasi tentang lingkungan lewat
pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perasa. Setelah diperoleh dari
sensori, informasi tersebut harus dinalar kembali menggunakan akal agar memperoleh
sesuatu yang akurat – (sensation and reason).
Aristoteles juga berkata bahwa common sense (membuat kesimpulan sederhana atas
kumpulan informasi sensoris) sebagai mekanisme yang mengkoordinasi informasi dari
semua panca indera dan katanya terletak di hati. Ada pula konsep alasan yang terdiri dari
passive reason (mencari kesimpulan penyebab dari munculnya kumpulan informasi
seonsoris) dan active reason (mencari hukum umum atau esensi) – (common sense and
reasoning).
Ada pula konsep remembering, yaitu merekoleksi sesuatu secara spontan atau tidak
disengaja yang dulu pernah dialami. Laws of Association oleh Aristoteles, yaitu :
1. Law of Contiguity ; ketika kita memikirkan sesuatu, kita seperti berpikir tentang hal
yang kita alami saat itu.
2. Law of Similarity ; ketika kita melihat sesuatu, kita seolah-olah mengingat hal yang
mirip dengan hal itu.
3. Law of Contrast ; ketika kita melihat sesuatu, kita mengingat hal yang bertolak
belakang dengan hal itu.
4. Law of Frequency ; semakin sering kita mengalami suatu kejadian bersama dengan
orang lain, semakin kuat hubungan intrapersonal yang dirasakan.
Motivasi gunanya untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan dalam berpikir.
Emosi memiliki pengaruh tersendiri bagi manusia dalam berperilaku – (Motivation and
emotion)

B. SKEPTISISME – PYRRHO OF ELIS


Pyrrho of Elis hidup pada tahun 360-270 sebelum Masehi. Ia merupakan pendiri The
School of Scepticism. Ia merupakan seorang skeptis pertama. Skeptisme berarti setiap
kebenaran bisa dibuktikan salah (mengkritisme semua kebenaran).

C. FILSUF GEREJA – ST. AGUSTINE


Santo Agustinus hidup pada tahun 354 – 430 sesudah Masehi. Ia memiliki konsep bahwa
Tuhan berbicara lewat Roh Kudus tentang apa yang baik dan benar, juga setiap individu
memiliki kebebasan serta bertanggung jawab atas setiap tindakan yang diperbuat. Manusia
mempunyai internal sense untuk membantu mengevaluasi perilakunya berdasarkan
awareness of truth, trial eror, personal obligation, dan moral right. Konsep introspeksi
adalah kemampuan diri melakukan evaluasi terhadap setiap tindakan yang dilakukan.

D. FILSUF MUSLIM – AVICENNA/ IBNU SINA


Avicenna hidup pada tahun 980 – 1037 sesudah Masehi, kala itu Eropa sedang berada
dalam masa kegelapan (Dark Ages) dimana Gereja sangat kritis terhadap dugaan-dugaan
tentang yang berbau sihir. Avicenna merupakan filsuf muslim yang beraliran empirisme. Ia
memiliki konsep 7 Sensori Interior (kemampuan menangkap sensor), yaitu :
1. Common sense, menangkap informasi dari dunia luar.
2. Retentive imagination, mengingat informasi yang diperoleh dari common sense.
3. Compositive animal imagination, mempelajari apa yang terjadi di lingkungan dan
cara menghindarinya.
4. Compositive human imagination, kombinasi kreatif dari common sense & retentive
imagination.
5. Estimate powe, kemampuan membuat pernyataan dari pengalaman inderawi.
6. Ability to remember outcome all the information processing in lower hierarchy
(kemampuan mengingat semua informasi dari keluruhan hirarki)
7. Ability to use the information remembered (kemampuan menggunakan informasi
yang diingat untuk diproses menjadi sebuah ingatan)

E. SHCOLASTIC PHYLOSOPHY – ST. THOMAS AQUINAS


Santo Thomas Aquino merupakan seseorang yang mensintesis filosofi dari Aristoteles
dengan keyakinan religius. Beliau berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bisa berjalan
seiringan dengan ajaran agama.
RENAISSANCE AND POSITIVISME (1450 – 1600)
Renaissance atau lahir kembali. Pada masa ini cenderung menggunakan metode penyelidikan
yang lebih terbuka. Di Eropa terjadi perubahan cara pandang yang awalnya God centered
menjadi human centered.

1. FRANCIC BACON (1561-1626)


Francis Bacon lahir di keluarga yang beraliran politik. Ia merupakan seorang penganut
radikal aliran empirisme. Generalisasi mendeskrispikan peristiwa yang terjadi dari
pengalaman dan hanya bisa dilakukan melalui gerakan hasil observasi. Ia berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan harus berdasar pada metode induksi (mempelajari hal-hal khusus
terlebih dahulu untuk menuju ke kebenaran umum). Ada 4 hal yang bisa mengancam
inversitagi ilmiah, yaitu :
1) The idols of cave – personal biases ; prasangka pribadi,otoriter yang dihormati.
2) The idols of the tribe – due human nature/ experience ; kesalahan panca indera.
3) The idols of the marketplace – general biases ; ikut pendapat umum
4) The idols of theater ; dogma, kepercayaan, mitos
Bacon tidak menyangkal pentingnya kekuatan rasio dalam pikiran tapi ia percaya bahwa
kekuatan tersebut harus bisa dimengerti dengan fakta yang ada di alam yang akurat.

2. RENE DESCRATES (1596-1650)


Lahir di Prancis. Ia mencari kebenaran kritis dengan intelektual yang kritis. Mulanya ia
belajar tentang filsafat dan merasa semua itu tidak berguna karena ia merasa semua hal
bisa diragukan. Dia berpendapat bahwa lebih baik mempelajari sesuatu sendiri daripada
dari ahlinya. Ia menyimpulkan karena ia memikirkan sesuatu karena dipenuhi keraguan
maka akhirnya ia menjadi seorang pemikir. Ia mencetuskan kata-kata Corgito Ergo Sum
yang berarti aku berpikir maka aku ada. Descartes percaya dengan adanya innate ideas
(ide bawaan, yang berupa kesatuan, tidak terbatas, sempurna itu Tuhan). Ada pula proses
internal yang tidak bisa diragukan lagi dan harus sesuai dengan ide yang jelas. Manusia
dan hewan sama-sama mempunyai proses internal bisa dijelaskan ,tetapi yang
membedakan adalah consciousness, free choice dan rasional.

3. AUGUSTE COMTE (1789-1857)


Lahir di Montpellier, Prancis. Ia berpendapat bahwa sebuah obervasi itu harus dapat
diterima dan semua orang dapat menerima itu dengan pendapat yang sama (Publicy
observable). Zaman positivism berusaha menyetarakan pengetahuan dengan pengamatan
empiris. Pengetahuan harus dicari untuk menemukan lawful relationship dengan fenomena
fisikal. Ada The Law of Three Stages, yang terdiri atas :
1) Theorogical ; paling prinitif, berbasis pada hal-hal mistis.
2) Metaphysical ; penjelasan berdasarkan pada unseen essence, principles, cause or laws.
3) Scientific ; positivsme sudah bisa diterima
BRITISH EMPIRICSM & RATIONALISM
A. EMPIRISME
Kaum empiris cenderung mendeskripsikan pikiran pasif, yaitu pikiran yang bertindak
atas sensasi dan gagasan dengan cara mekanisme dan otomatis.
1. JOHN LOCKE
John Locke menentang ide bawaan dari Descrates, karena menurut John Locke ide
manusia itu berasal dari pengalaman dan observasi mengenai faktor internal dan eksternal.
John Lock mengeluarkan teori, yaitu Tabula Rasa yang berarti bahwa manusia lahir sebagai
kertas kosong, nanti diisi berdasarkan pengalaman.
 Sensation & Reflection
Proses berpikir akan menghasilkan ide yang berasal dari sensasi (pandangan, pikiran,
kemauan.
 Proses Berpikir
 Simple & complex ideas
Simple yang artinya, ide yang tertangkap oleh sensorik.
Complex ideas yang artinya, memperhatikan secara mendalam atau menganalisis,
mengkombinasi, memperluas, menjelaskan.
 Kualitas Primer & Sekunder
Primer yang berarti kongkret, contohnya bentuk dll.
Sekunder yang berarti abstrak, contohnya warna dll.

2. DAVID HUME (1711-1776)


David hume percaya bahwa pikiran manusia hanya datang dari pengalaman. Menurutnya
semua harus ada ilmu eksperimen yang berati tentang bagaimana pengalaman saling terkait
dan bagaimana pengalaman itu terkait dengan perilaku. Emosi yang mengatur perilaku
manusia dan karena tiap orang berbeda-beda maka perilaku setiap individu berbeda.
 Impressions and Ideas
Impressios : persepsi yang kuat dan jelas
Ideas : persepsi yang relative lemah
Imagination : Ide yang ada didalam pikiran, dan bisa dilakukan dengan banyak cara.
 The Association of Ideas
a) the law of resemblance : similar ideas
b) the law of contiguity : event experienced together are remembered together
c) the law of cause and effect : an event cause that event

3. JAMES MILL (1773-1836)


Menurut James Mill, semua ide dapat dijelaskan dalam hal pengalaman dan prinsip
asosiasi. James Mill percaya bahwa ada 2 faktor yang menyebablkan variasi dalam kekuatan
asosiasi yaitu Vividness (kejelasan) & Frequency.
4. JOHN STUARD MILL (1806-1873)
John tidak setuju dengan pendapat ayahnya. John berpendpat bahwa complex ideas tidak
semata-mata tersusun dari simple ideas.

B. RASIONALISME
Kaum rasionalis cenderung mempertahankan pikiran yang jauh lebih aktif berfikir.
1. BARUCH SPINOZA
Menurut Spinoza, memahami hukum-hukum alam berarti memahami Tuhan. Prinsip
pertama dari Spinoza, yaitu Tuhan adalah alam semesta, sehingga Tuhan ada dimana-mana
dan dalam segala hal.
1) Mind and body ; ibaratkan 2 sisi mata uang koin, terpisah tapi dalam tempat yang
sama.Dimana Tuhan itu sendiri ada di pikiran dan tubuh. Tuhan adalah alam semesta,
dan manusia ada didalam alam semesta.
2) Denial of free will ; kebebasan yang ada pada manusia sebatas pada taraf memikirkan
hubungan sebab-akibat sehingga manusia dapat mengontrol perilakunya.
3) Emotion and passion (motivation) ; emotion terkait dengan pemikiran tertentu,
passion tidak terkait dengan pemikiran tertentu. Emosi dasar manusia adalah
“kesenangan dan kesakitan”.

2. GOTTFRIED WILHELM VON LEIBNIZ


1) Monadology
Semuanya memiliki unsur kehidupan dalam jumlah yang tak terbatas yang disebut
monadologi, semua monad aktif dan sadar, monad berbeda dalam hal kecerdasan,
kecerdasan yang meningkat secara bertahap.
2) Mind and body
Leibniz menolak interaksinisme terkait pikiraan dan tubuh. Ia percaya bahwa seluruh
alam ssemesta yang diciptakan oleh Tuhan itu sempurna, tidak ada dialam semesta yang
benar-benar memengaruhi yang lain.
3) Conscious and Unconscious Perception
Leibniz memperkenalkan konsep Limen, atau ambang batas (antara ketidaksadaran dan
kesadaran). Kita menyadari pengalaman yang berada diatas sekumulan kecil persepsi,
tapi pengalaman yang ada di bawah sekumpula tersebut dinamakan ketidaksadaran.

3. IMMANUEL KANT
 Persepsi waktu :
Konsep waktu ditambahkan ke informasi sesorik oleh pikiran. Kita mengalami
serangkaian peristiwa terpisah.
 Persepsi Ruang :
The physical word appears to be laid (terbentang) out before us and to exist
independently of us. Sensasi bervariasi dalam ukuran, jarak dan intensitas.
EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme merupakan akhir dari perdebatan antara empirisme dan rasionalisme,
Eksistensialisme lebih menekankan pada makna kebebasan dan keberadaan manusia dan fokus
pada keunikan dari masing-masing individu. Aspek yang paling penting dari manusia adalah
ketika manusia menginterpretasi secara subjektif terhadap pengalaman dan perasaan yang
dialami.

1. SØREN KIERKEGAARD
Menurut Kierkegaard agama bersifat terlalu Rasional dan Mekanis, ia berkata jika ingin
dekat dengan Tuhan, maka berdoa secara refleksi sehingga dapat dirasakan secara emosional.
 Truth Is Subjectivity (kebenaran adalah subjektivitas)
Dalam hal ini dapat diperjelas bahwa Tuhan tidak dapat dijelaskan ataupun dibuktikan
secara logis. Dengan beriman dan diimbangi pengalaman yang subjektif maka iman
Kristen harus hidup dan dirasakan secara emosi.
 A Love Affair With God
Hal ini menjelaskan bahwa beriman itu ibarat orang yang sedang jatuh cinta (bahagia
ataupun menyakitkan). Tuhan menyampaikan surat lewat alkitab. Orang yang beriman
akan membaca kitab seperti layaknya ia membaca surat cinta, ia akan merasa kata-kata
tersebut mempengaruhi dirinya secara pribadi dan emosional.
 Stages of Personal Freedom
Stages of Personal Freedom dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Tahap Estetis, pada tahap ini adalah tahap dimana manusia dikuasai oleh nafsu-nafsu
untuk mendapatkan kesenangan.
2) Tahap Etis, pada tahap ini manusia mengalami “pertobatan" dan manusia mulai
menerima kebaikan dan menghayati nilai kemanusiaan.
3) Tahap Religius, pada tahap ini manusia akan hidup dalam Tuhan seperti hidup dalam
subjektivitas transenden tanpa rasionalisasi dan tanpa ikatan yang bersifat duniawi.

2. FRIEDRICH WILHELM NIETZSCHE


Nietzsche merupakan orang Apollonian dan Dionysian. Aspek Apollonian adalah kodrat
manusia yang mewakili sisi rasional kita dan hasrat akan keteraturan. Aspek Dionysian adalah
sifat manusia yang mewakili sisi irasional kita yang tertarik pada pengalaman dinamis.
Berikut adalah beberapa karya dari Nietzsch :
1) The Death of God
Dengan matinya Tuhan terbukalah horizon seluas-luasnya bagi segala energi kreatif
untuk berkembang secara penuh tanpa larangan dan teror neraka maupun perintah-
perintah dengan iming-iming kenikmatan abadi ala surga.
2) Will to power
Keinginan setiap manusia untuk ingin yang lebih menjadi kuat dan pantas.
3) The Superman
Orang-orang yang kehidupannya tidak diatur oleh standar moralitas dan ingin
melebihi standar moralitas dan hidup mandiri.
TOKOH-TOKOH FAAL DAN KONTRIBUSI ILMU FAAL DALAM
PSIKOLOGI
1. BELL & MAGANDIE LAW
 Charles Bell
Ada bagian anatomi dan fungsi saraf yang spesifik atas sensoris and motorik
 Francois Magendie
Ada perbedaan antara saraf sensorik dan motoric
Bell & Magandie Law
2 types of nerves : Sensory nerves carrying impluses from the sense receptors to the brain
and motor nerves carrying from the brain to the muscles and gland of the body.

2. HERMAN HELMHOLTZ
Pikiran sifatnya aktif, tugas utama dari mind adalah membentuk konsep realita logis dan
akurat dari reseptor sensasi. Stimulus yang ditangkap reseptor akan diolah diotak. Indera kita
punya kepekaan sendiri untuk menerima stimulus.
Theory of perception :
Pengalaman masa lalu dari pengamat akan mengubah sensasi menjadi persepsi. Sensasi
adalah elemen mentah dari pengalaman sadar, kemudian persepsi akan memberikan arti
pada sensasi, pada saat ini terjadi inferensi bawah sadar.
Weber’s Law
A just noticeable difference is in constant proportion to the instensity of an initial
stimulus.

3. G. T. FECHNER
Cara memperoleh ambang batas stimulus
- The method of limits (the method of just noticeable differences)
Satu stimulus standar divariasikan instensikan intensitasnya (lebih tinggi maupun lebi
rendah) dengan tjuan memperoleh rentang batas stimulus dapat ditangkap manusia.
- The of the constant stimuli ( the method of right and qrong cases)
2 pasang stimulus, satu standar & satu nya bervariasi.
- The method of adjustment (method of average error )
Merebak bedasnya stimulus kemudia dihitung perbedaannya dengan standar.

4. PHRENOLOGY
 F. Joseph Gall
Kemampuan mental bisa berbeda-beda setiap orang. Otak terdiri dari bnyak bagian
khusus yang masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu aspek mental.
Kemampuan mental seseorang bisa dilihat dari ukjran otak yang berbeda-beda.
 Paul Broca
Pemeriksaan pasien yang mengalami kerusakan otak yang mengalibatkan hambatan
produksi bahasa dan wicara. Broca area = left cortical hemisphene. Wernicke area =
temporal lobe

Anda mungkin juga menyukai