Univ. Pertamina - Proposal Kampanye Literasi Media
Univ. Pertamina - Proposal Kampanye Literasi Media
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, media terus mengalami
perkembangan signifikan. Hingga saat ini, media memiliki cakupan pada media konvensional
yang terdiri dari media cetak dan media penyiaran, sedangkan media baru terdiri media berbasis
Internet seperti media sosial, media chat, maupun media massa berbasis web video sharing.
Keduanya tentu memiliki karakteristik, manfaat, dan tantangan yang berbeda bagi para
keberadaan media tersebut tetap dibutuhkan bagi masyarakat, pemerintah, hingga organisasi
Kehadiran media baru di Indonesia ternyata meningkat pesat dari tahun ke tahun,
bahkan Indonesia menempati urutan ketiga dengan pengguna Internet terbanyak di Asia dengan
jumlah pengguna Internet mencapai 212,35 juta jiwa (katadata.co.id, 2021). Popularitas media
baru tidak terlepas dari aksesibilitas dan kemudahan yang ditawarkan untuk melakukan
Pada akhirnya media menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang pemanfaatannya
tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan masyarakat. Hal ini tentu membawa manfaat sekaligus
tantangan bagi pengguna media mengingat media juga memiliki dampak negatif. Pada media
konvensional, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi seperti representasi ideal seseorang
di media, ketimpangan gender, hingga penyimpangan nilai dan perilaku mulai dari kekerasan,
seks, dan pola konsumtif seseorang (Astuti, 2016; Anggreani, 2019; Parwadi, 2015). Jika di
media konvensional, pembuat konten terbatas pada industri media maupun pemerintah, tetapi
di media baru, tantangan menjadi meluas karena setiap orang dapat menjadi pengguna
1
sekaligus pembuat konten di berbagai saluran. Seseorang atau suatu hal dapat menjadi trending,
berita palsu (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) yang tak terelakan, perundungan siber
Salah satu contoh nyata dari tantangan media baru adalah pengetahuan, kemampuan,
hingga kedewasaan pengguna dalam mendayagunakan media. Riset dari Crimson Hexagon
menunjukkan setidaknya ada 70 ribu unggahan kemarahan dan ujaran kebencian dituliskan
oleh warganet Indonesia di berbagai media sosial setiap harinya (Kompas.com, 2021).
tersebut pada akhirnya semakin menguatkan Survei Digital Civility Index (DCI) yang diadakan
Microsoft pada tahun 2020 menyatakan bahwa warganet Indonesia sebagai negara dengan
media para pengguna media. Literasi media dan digital merupakan bentuk pengembangan dari
menginterpretasikan sebuah pesan atau informasi yang didapatnya. Kemampuan literasi media
yaitu sekumpulan perspektif yang digunakan secara aktif untuk memilih, mengolah dan
menafsirkan atau menginterpretasikan makna pesan yang disampaikan oleh media (Potter,
2016). Pada literasi media, kemampuan individu dapat dilihat dari pemikiran kritis para
pengguna media dalam mengartikan pesan dan memanfaatkan informasi sesuai dengan
kebutuhannya.
sudah dilakukan di berbagai level mulai dari pemerintah, komunitas, hingga perguruan tinggi.
Gerakan yang dinamai #SiBerkreasi merupakan inisiatif multi stakeholders yang terdiri dari
2
kementerian, akademisi, komunitas, media, dan juga private sector atas keresahan soal sisi
rentan Internet (Aryanto, 2019). Di lain sisi, Komunitas TIK menyelenggarakan festival literasi
digital di Solo tahun 2019. Festival Literasi Digital (FIRAL) bertujuan untuk melakukan
kampanye program-program literasi digital salah satunya Pandu Digital (Kominfo, 2019).
Lembaga non-profit Yayasan Pengembangan Anak sejak tahun 2004 secara konsisten terus
menyosialisasikan literasi media kepada anak-anak yang mana salah satu strateginya adalah
dengan membangun standar penilaian untuk media melalui KIDIA (Kritis Media untuk Anak)
(Syukri, Sujoko, Safitri, 2019). Pada lembaga formal pendidikan tinggi, sejumlah perguruan
tinggi sudah mulai memasukan literasi media sebagai bagian dari mata kuliah maupun
pembelajaran seperti yang dilakukan oleh Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina.
Sedangkan pada pendidikan formal lainnya mulai dari SD hingga SMA, pembelajaran literasi
media masih terbatas pada mata pelajaran TIK atau diajarkan secara
Padahal dengan melihat urgensi dan penetrasi pengguna Internet, sudah seharusnya
pembelajaran literasi media diterapkan di setiap level pendidikan, terutama pada remaja berusia
15 hingga 19 tahun, mengingat 98% merupakan pengguna Internet aktif dalam mencari
informasi, terhubung dengan teman lama dan baru, serta untuk hiburan (kominfo.go.id).
Meskipun terlihat memiliki manfaat positif, nyatanya 31,4 persen remaja seperti di Jakarta
kecanduan Internet untuk bermain gim serta media sosial (cnnindonesia.com, 2021). Sifat
Internet yang bebas, pada akhirnya menjadikan konten tidak dapat dikendalikan
(BAKTIKominfo, 2019).
Melihat berbagai dampak yang ada, sudah sewajarnya remaja menjadi kelompok yang
bukan hanya melek teknologi tetapi memiliki kemampuan literasi media dan digital. Padahal
penanaman kompetensi literasi media dan digital ini merupakan hal yang cukup fundamental
bagi pembentukan pola pikir remaja dalam membiasakan bagaimana mereka seharusnya
3
bertindak dalam mengartikan pesan dan memanfaatkan setiap informasi yang diterimanya
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sarana pembelajaran
menarik yang ditujukan bagi remaja seperti siswa SMA melalui website maupun media sosial
website dan media sosial seperti Instagram menjadi penting mengingat kedua media tersebut
merupakan sumber pencari informasi bagi remaja dan media populer yang digunakan oleh
Sekolah juga memiliki peranan penting untuk mendukung tercapainya hal tersebut.
Gerakan Literasi Nasional (2017) menyebutkan sejumlah indikator jika literasi media dan
digital ingin diterapkan secara efektif di sekolah melalui pelatihan literasi media digital yang
diikuti oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan, intensitas penerapan dan
pemanfaatan literasi media dan digital dalam kegiatan pembelajaran, dan tingkat pemahaman
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam menggunakan media. Selain
bekerja sama dengan sekolah dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa
mengenai literasi media dan digital, upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan
peningkatan pemahaman siswa SMA adalah dengan kerja sama dari institusi dan juga
komunitas.
4
1.2. Tujuan Pengabdian Masyarakat
a. Untuk Siswa
a) Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada siswa, kepala sekolah, guru, dan
kelas.
karakteristik media.
5
BAB II
METODE PELAKSANAAN
literasi media yang disajikan melalui beragam luaran seperti Website, materi ajar, dan
2.1. Persiapan
a. Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada melalui riset dan observasi;
b. Merancang proposal kegiatan yang dianggap dapat menjadi solusi dari masalah yang
terjadi;
c. Melakukan kontak dengan berbagai sekolah dan mitra untuk menjalin kerja sama
pemahaman dan penerapan literasi media dan digital serta konten yang dikembangkan;
a) Informasi umum mengenai literasi media dan digital seperti pengertian dan
b) Topik relevan yang terkait dengan literasi media dan digital seperti stereotip
c) Materi ajar untuk guru dalam menerapkan materi literasi media dan digital di
kelas seperti tutorial basic literasi media hingga informasi yang terkait dengan
informasi di atas;
6
f. Membuat konten yang terkait dengan informasi di atas di platform instagram termasuk
instagram mitra.
2.2. Pelatihan
Sosialisasi dilakukan secara bertahap dengan tahap pertama mengadakan penyuluhan kepada
guru dan pihak sekolah secara daring maupun luring (jika kondisi memungkinkan) bersama
peserta dan pemateri, serta dilanjutkan dengan diskusi. Sosialisasi dilakukan ke dalam beberapa
materi, yaitu:
d. Pengenalan Website dan Instagram sebagai media alternatif atau sumber informasi
Adapun tahap kedua dilaksanakan kepada siswa SMA secara daring maupun luring (jika
kondisi memungkinkan) bersama peserta dan pemateri, serta dilanjutkan dengan diskusi.
b. Penyebaran kuesioner pre-test untuk mengukur kemampuan literasi media dan digital
siswa;
d. Pemahaman mengenai literasi media dan digital serta studi kasus yang relevan;
7
e. Pengenalan Website dan Instagram sebagai media alternatif atau sumber informasi
8
BAB III
Hasil pengabdian kepada masyarakat terdiri dari kampanye literasi media dan digital, materi
yang dapat diakses oleh siswa maupun sekolah, dan laporan hasil sosialisasi kegiatan.
BAB IV
RENCANA KERJA
c) Pristia Anjani
Kegiatan pengabdian masyarakat akan dilakukan di rentang bulan April atau Mei 2022
Tata Waktu
Agenda
Jan Feb Mar April Mei Juni
Persiapan
Pelaksanaan
9
DAFTAR PUSTAKA
–. (2014). 98 persen Anak dan Remaja Tahu Internet. Diakses pada 26 Desember 2021
melalui
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3836/98+Persen+Anak+dan+Remaja+Ta
hu+Internet/0/berita_satker
Anggraeni, N. D. (2019). Ketimpangan Gender Pada Kasus Incest dalam Pemberitaan Media
dalam Jaringan (Analisis Wacana Bahasa). JURNAL DIMENSI, 8(1), 142-166.
Astuti, Y. D. (2016). Media dan Gender (Studi Deskriptif Representasi Stereotipe Perempuan
dalam Iklan di Televisi Swasta). Profetik: Jurnal Komunikasi, 9(2), 25-32.
BAKTI. (2019). Cari Tahu Perbedaan Jaringan dan Internet Hanya Disini!”. Diakses pada 26
Desember 2021 melalui baktikominfo.id. https://www.baktikominfo.id/en/inf
ormasi/pengetahuan/cari_tahu_perb edaan_jaringan_dan_internet_hany
Falah, R. J. (2018). Pilihan media massa sebagai sumber informasi bagi remaja Kelurahan
Ngagel Rejo Kota Surabaya (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Haqqu, R. (2020). Uji Uses And Gratifications Dalam Intensitas Menonton Program Talk
Show Melalui Televisi. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 10(2), 11-18.
Lestari, T., Mukhroman, I., & Prasetya, T. I. (2015). Pengaruh Terpaan Iklan Televisi
Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa (Survei Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012) (Doctoral dissertation, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa).
Sakti, B. C., & Yulianto, M. (2018). Penggunaan media sosial instagram dalam pembentukan
identitas diri remaja. Interaksi Online, 6(4), 490-501.
Saputra, A. D. (2015). Pengaruh Terpaan iklan Televisi Kampanye Politik Calon Presiden
Jokowi-JK Terhadap Tingkat Keputusan Memilih Masyarakat dalam Pemilu 2014
(Studi Pada Masyarakat Perumahan Puri Kartika Asri Kota Malang) (Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang). Diakses pada 26 Desember 2021
melalui https://eprints.umm.ac.id/26564/
10
Syukri, M., Sujoko, A., & Safitri, R. (2019). Gerakan Pendidikan Literasi Media Kritis di
Indonesia: Studi terhadap Yayasan Pengembangan Media Anak. Jurnal Ilmu
Komunikasi MEDIAKOM. Vol. 2 No.02.
11