Nim : E1C019017
Kelas : IIA
Matkul : TKBPA
1. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran atau siswa dalam satu periode jenjang pendidikan.
2. ada beberapa hal yang berbeda dalam pelaksanaan belajar mengajar di sekolah sebelum dan
selama pandemi.
- sekolah tatap muka di saat sebelum pandemi ini sifatnya wajib. Sedangkan, pada masa
pandemi tidak wajib.
Murid bisa melakukan belajar secara daring di rumah menggunakan platform komunikasi
konferensi seperti zoom dan media belajar lainnya.
- sebelum pandemi seluruh jenjang diwajibkan sekolah, sementara pada saat pandemi jenjang
yang perbolehkan untuk kembali ke sekolah mulai dari jenjang SMP.
- kelas saat sebelum pandemi juga bisa sepenuhnya dimanfaatkan. Sementara, pada masa
pandemi ini, sekolah yang boleh dibuka juga hanya diperbolehkan menampung 30-50 persen
kapasitas kelas tergantung dari luasan ruangan.
- jadwal masuk sekolah saat sebelum pandemi adalah 5-6 hari kerja, beberapa sekolah ada yang
hanya Senin sampai Jumat, ada pula yang sampai Sabtu.
- jadwal masuk dan pulang juga berbeda, sebelum pandemi jadwal masuk sekolah adalah pukul
06.30 dan pulang pada sekitar pukul 14.00.
Sedangkan, pada masa pandemi, siswa yang berangkat ke sekolah akan dijadwalkan masuk
mulai pukul 07.30 dan selesai pukul 11.00.
- sekolah yang diperbolehkan buka dan melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka
pun diwajibkan menerapkan protokol kesehatan, seperti menyediakan fasilitas cuci tangan,
mewajibkan penggunaan masker, dan memastikan seluruh orang yang masuk ke dalam sekolah
menjaga jarak.
- pandemi beberapa fasilitas dan kegiatan sekolah seperti kantin juga masih dilarang buka. Hal
ini untuk menghindarkan para siswa berkerumun.
3. Merdeka Belajar merupakan program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Yang dimaksud oleh menteri, Merdeka Belajar dalam kebijakan strategisnya
adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Zonasi. Sedangkan berdasarkan Peraturan Rektor UNY No. 5 Tahun
2020 tentang Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Program Sarjana dan Sarjana
Terapan UNY yang dimaksud dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah program
pembelajaran yang memfasilitasi mahasiswa untuk memperkuat kompetensi dengan memberi
kesempatan menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama
dan/atau menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang
berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda di Perguruan Tinggi yang berbda,
dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Pengembangan kurikulum merdeka belajar ini tidak hanya mengedukasi dosen, tapi mahasiswa
juga perlu tau, agar mereka bisa mempersiapkan,” tegas Bambang. Menurutnya, prinsip
merdeka belajar ini sangat bagus karena bertujuan memberikan pengalaman belajar di luar
prodi dan capaian pembelajaran.
Guru sebagai pelaksana kurikulum disini dijelaskan, bahwa seorang guru pada saat dilapangan
dialah yang menentukan implementasi kurikulum. Implemantasi kurikulum disini hampir
semuanya bergantung pada kreativitas dan ketekunan seorang guru, karena dialah mengetahui
situasi dan kondisi pada saat dilapangan.
Telah jelas bahwa dalam kurikulum dapat dibedakan antara official atau written curriculum
dengan actual curriculum. Official atau written curriculummerupakan kurikulum resmi yang
tertulis, yang merupakan acuan bagi pelaksanaan pengajaran dalam kelas. Actual curriculum
merupakan kurikulum nyata yang diaksanakan oleh guru-guru. Kurikulum nyata merupakan
implementasi dari official curriculum di dalam kelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa
betapapun bagusnya suatu kurikulum (official), haslnya sangat bergantung pada apa yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas (actual). Dengan demikian, guru memegang peranan penting
baik penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum.
c. Bagaimana memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik maju dan yang
lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
d. Bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi lainnya sehingga tidak terjadi
duplikasi;
h. Bagaimanakah materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau masa depan alias
memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik.
Disini dijelaskan guru sebagai penentu kuntitas dan kualitas pembelajaran dimana mereka
(guru) harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompotensi rumpun pembelajaran yaitu
merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah dan mampu memotivasi siswa untuk proaktif
dalam mendapatkan pengetahuan.