Anda di halaman 1dari 1

6 orang tetangga saya pulang umrah. mereka adalah mis, sam, mo, mat, her dan mar.

3 pasang suami
istri itu Rumahnya tepat dibelakang dan samping rumah saya.

Sebagaimana orang pulang umrah pada umumnya, selalu ada oleh-oleh yang dibawa. Buah tangan itu
harus ada, sebab, sudah menjadi kebiasaan bagi warga desa untuk bersilaturahmi setiap kali ada yang
pulang dari tanah suci.

Omong-omong soal buah tangan, setidak-tidaknya ada tiga jenis oleh-oleh yang seringkali disajikan; air
zamzam, Kurma dan minyan, atau keminyan.

Paman saya, mendapatkan minyan banyak sekali, barang itu diperoleh dari keenam tetangga saya itu.
Tentu saja bukan cuma minyan, ada kurma dan juga air zamzam (campuran).

Minyan, meski selalu ada, orang-orang jarang sekali menggunakannya. Paman saya membuang minyan
yang diperolehnya. Katanya, peran minyan sudah tidak terlalu dibutuhkan.

Aku hanya diam. Berpikir-pikir menimang. Benar juga kata paman. Dijaman sekarang, terus terang saja,
minyan mulai ditinggal oleh anak-anak muda. Entah ini sebuah prestasi atau sebaliknya.

Mengingat, para leluhur kita menggunakan minyan, bukan hanya untuk ritual animisme tetapi
penghormatan kepada tradisi.

Anda mungkin juga menyukai