Anda di halaman 1dari 11

PANGKALAN UTAMA TNI AL XIII

RUMKITAL ILYAS TARAKAN

PROGRAM KERJA KOMITE PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA


(PPRA) RUMKITAL ILYAS TARAKAN

RUMKITAL ILYAS TARAKAN

JL.RE. Martadinata No.29 Tarakan

TELP/FAX (0551) 24320 email: rsalilyas@yahoo.com

1
PANGKALAN UTAMA TNI AL XIII

RUMKITAL ILYAS TARAKAN

SURAT KEPUTUSAN

NOMOR : SK / 004 / IV / 2020

Tentang

PENETAPAN PROGRAM KERJA KOMITE PROGRAM PENGENDALIAN


RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA) RUMKITAL ILYAS TARAKAN TAHUN
2020

KARUMKITAL ILYAS TARAKAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di


Rumkital Ilyas Tarakan, diperlukan suatu proses pelayanan yang
profesional, cepat dan tepat serta sesuai dengan ketentuan dan
standar yang berlaku.
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan
Keputusan Karumkit Tentang Program Kerja PPRA Tahun 2020 di
Rumkital Ilyas Tarakan.
Mengingat : 1. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit;
2. Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.34 Tahun 2017 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.8 Tahun 2015 Tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 983/
MENKES/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum Daerah.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/
MENKES/SK/II/2008ii tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.

2
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata KerjaKementerian Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
20406/MENKES/PER/12/2011 tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotika.

MEMUTUSKAN

Menetapkan
:

Kesatu : PENETAPAN PROGRAM KERJA KOMITE PROGRAM


PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA PPRA TAHUN
2020 DI RUMKITAL ILYAS TARAKAN
Kedua : Program Kerja PPRA Tahun 2020 di Rumkital Ilyas Tarakan
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Program Kerja PPRA Tahun 2020 di Rumkital Ilyas Tarakan ini apabila
diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan
yang ada di Rumkital Ilyas Tarakan.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Tarakan

Pada tanggal : 01 April 2020

Karumkital Ilyas Tarakan

dr.Mukti Fahimi,Sp.PD., FINASIM

Letkol Laut (K) NRP.14082/P

3
iii
I. PENDAHULUAN
Masalah kuman kebal antibiotik atau resistensi antibiotik sudah menjadi
masalah global termasuk di Indonesia. Penggunaan antibiotik yang tidak
rasional menjadikan kuman menjadi kebal terhadap beberapa kelas antibiotik,
sehingga menyulitkan dalam hal penanganan pasien dengan infeksi akibat
kuman resisten. Penyebab terbanyak penggunaan antibiotik tidak rasional
adalah pada kasus infeksi yang seharusnya tidak perlu menggunakan antibiotik
seperti infeksi karena virus, jamur atau parasit dan juga penggunaan yang tidak
sesuai dosis, lama pemberian dan jenis antibiotik. Pemerintah melalui
kementerian kesehatan telah membuat suatu program nasional yang
diharapkan dapat mengatur penggunaan antimikroba khususnya antibiotik
melalui program nasional pengendalian resistensi antimikroba.
Harapan program nasional ini adalah penggunaan antibiotik yang
rasional, sehingga terjadi penurunan angka kejadian kuman resisten dan
penurunan angka kesakitan akibat kuman resisten. Pentingnya masalah
resistensi antimikroba inipun pemerintah memasukan program nasional
pengendalian resistensi antimikroba ini dalam salah satu point yang dinilai
dalam akreditasi suatu rumah sakit. Peran klinisi sebagai pihak yang
memberikan pelayanan kepada pasien khususnya pemberian antimikroba
dalam mendukung suksesnya program ini menjadi penting, demikian pula
peran farmasi klinis, mikrobiologi, paramedis, panitia farmasi terapi dan tim PPI
menjadi penting dalam program ini.
Dukungan manajemen berupa pembuatan kebijakan – kebijakan dalam
hal pengaturan penggunaan antimikroba, serta pemenuhan sarana prasarana
dan sejumlah anggaran dibutuhkan untuk mendukung agar program kerja yang
telah dibuat komite PPRA dapat terlaksana.

II. LATAR BELAKANG


Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi
antimikroba, antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan
mendunia, dengan berbagai dampak yang dapat merugikan dan menurunkan
mutu pelayanan kesehatan. Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah

1
resistensi terhadap antibakteri, jamur, virus, dan parasit. Resistensi antimikroba
muncul karena penggunaan antimikroba yang tidak bijak, sehingga
menimbulkan tekanan seleksi terhadap mikroba. Mikroba yang sudah resisten
dapat menyebar dari pasien ke pasien lain, atau ke petugas kesehatan. Hal ini
dapat menyebabkan tingginya angka kejadian resistensi di rumah sakit.
Sesuai ketentuan Permenkes No. 8 Tahun 2015 Pasal 6(1), Setiap rumah
sakit harus melaksanakan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba
secara optimal. Yang dimaksudkan pengendalian resistensi antimikroba adalah
aktivitas yang ditujukan untuk mencegah dan atau menurunkan adanya
kejadian mikroba resisten. Program Resistensi Antimikroba di rumah sakit
dijalankan secara baku, terukur dan terpadu.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan penggunaan antibiotik bijak di rumah sakit serta
mengendalikan dan menurunkan angka kejadian kuman resisten
antibiotik.
B. Tujuan Khusus
1. Melakukan penggunaan antibiotik secara bijak.
2. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
3. Melakukan surveilans pola kuman dan kepekaannya termasuk
kejadian kuman resisten.
4. Meningkatkan mutu penanganan kasus infeksi secara multi disiplin.
5. Menurunkan angka kejadian infeksi yang disebabkan bakteri
resisten.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Membentuk tim/ komite PPRA di rumah sakit
1. Menentukan ketua, wakil ketua, sekretaris dan perwakilan tiap-tiap
SMF.

2
2. Menentukan anggota 4 pilar yang lain (Panitia farmasi terapi,
Laboratorium Klinik, Farmasi Klinik dan PPI).
3. Menentukan perwakilan komite keperawatan dan komite medik.
4. Membuat dan mengajukan pengesahan SK Tim Komite PPRA ke
Karumkit.
b. Membuat kebijakan terkait penggunaan antibiotik di rumah sakit.
1. Menyusun kebijakan umum penggunaan antibiotik (prinsip pemilihan
antibiotik).
2. Menyusun panduan penggunaan antibiotik profilaktik dan terapi.
3. Menyusun kebijakan pembatasan penggunaan antibiotik (antibiotic
stop order).
4. Memenuhi sarana dan prasarana terkait pelayanan laboratorium
mikrobiologi klinik (terkait hasil identifikasi dan uji kepekaan
antibiotik).
c. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik baik kuantitatif maupun
kualitatif.
1. Membuat kebijakan terkait evaluasi penggunaan antibiotik di
ruangan.
2. Melaporkan hasil evaluasi penggunaan antibiotik di ruangan.
d. Melakukan surveilans terkait pola kuman kepekaannya termasuk kuman
resisten.
1. Melaporkan peta/pola kuman dan uji kepekaan antibiotik setiap 6
bulan/1 tahun.
2. Melakukan analisa hasil peta/ pola kuman dan uji kepekaan
antibiotik setiap 6 bulan/1 tahun.
e. Melakukan pembahasan kasus infeksi secara multidisiplin.
1. Melakukan koordinasi dengan klinisi/DPJP terkait kasus infeksi.
2. Melaporkan kasus infeksi terkait kuman multiresisten.
f. Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung jawab tim
pelaksana pilot project.
g. Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan kultur

3
h. Sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan,
dengan membentuk tim, melakukan rapat , melakukan audit, dll.
a. Melakukan rapat atau pertemuan untuk membentuk Komite PPRA.
b. Melakukan rapat membahas dan koordinasi dengan anggota komite
PPRA terkait program yang akan dijalankan.
c. Melakukan sosialisasi keberadaan komite PPRA dan program yang akan
dijalankan kepada komite medik, komite keperawatan serta Instalasi
Farmasi.
d. Meminta dukungan Karumkit (dana, pelatihan SDM, ruangan atau
sekretariat komite PPRA) terkait program yang akan dijalankan komite
PPRA.
e. Melakukan pelatihan pada anggota tim PPRA yang telah ditetapkan.
f. Ketersediaan laboratorium uji kepekaan dan pemilihan uji kepekaan.
g. Selama penerapan pilot project jika ditemukan kasus infeksi
sulit/kompleks maka dilaksanakan forum kajian kasus terintegrasi.
h. Melakukan pengumpulan data dasar kasus yang di ikuti selama
penerapan dan dicatat dalam form lembar pengumpul data.
i. Melakukan monitoring untuk kepatuhan pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba.
j. Menyajikan data hasil pilot project dan dipresentasikan di rapat jajaran
direksi.
k. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi program pengendalian
resistensi antimikroba kepada Karumkit.
l. Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada
Karumkit.

VI. SASARAN PPRA


a. Jajaran manajemen rumah sakit, berupa kebijakan-kebijakan dalam
mendukung kegiatan terkait PPRA.

4
b. Seluruh anggota komite PPRA Rumah sakit.
c. Seluruh klinisi atau Dokter, Paramedis, Farmasi klinis, Laboratorium.
d. Masyarakat awam khususnya pasien dan pengunjung Rumah sakit.

5
VII. JADWAL KEGIATAN

September

November

Desember
Februari

Agustus

Oktober
Januari

Maret

April

Juni
No KET

Juli
Mei
KEGIATAN

1. Pembentukan Tim PPRA

2. Pembahasan program kerja Tim PPRA

3. Rapat Tim PPRA

4. Pelatihan PPRA

5. Sosialisasi PPRA

6. Pelaksanaan Pilot Project

7. Mengumpulkan data dasar

8. Melakukan monitoring penggunaan antibiotik

9. Menyajikan data hasil pilot project

10. Melakukan monitoring dan evaluasi PPRA


Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan
11.
PPRA
Pengajuan Pengadaan Sarana dan Prasarana
12.
Laboratorium Mikrobiologi

6
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setiap pelaksanaan kegiatan PPRA (Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba) didokumentasikan dalam notulen rapat dan
dilaporkan kepada Karumkit. Apabila ada yang perlu di usulkan maka
PPRA akan mengajukan surat rekomendasi kepada Karumkit.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Hasil kegiatan komite PPRA dicatat dalam buku laporan
kegiatan, beserta daftar hadir peserta.
b. Pencatatan dan pelaporan PPRA serta capaiannya dilaporkan
setiap 3 bulan kepada Karumkital Ilyas Tarakan kemudian
setiap 1 tahun akan dilaporkan kepada KPRA pusat dan dinas
kesehatan.

7
X. PENUTUP
Untuk dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, terarah dan
terorganisir, maka perlu adanya dibuat sebuah program untuk
kemudian dapat memberikan batasan kegiatan agar tidak terlalu
meluas ataupun menyempit. Dengan adanya program kerja maka
kegiatan Tim PPRA akan lebih fokus dalam pengendalian resistensi
antibiotik dan elemen-elemen di dalamnya. Oleh karena itu
diharapkan dengan disusunnya program kerja ini, Komite PPRA
mampu bekerja dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai
komite PPRA dapat tercapai dan aktifitas penggunaan antibiotik
dapat dilakukan secara bijak sehingga masalah peningkatan
terjadinya resistensi antibiotik dapat teratasi demi keselamatan
pasien.

Demikian program kerja Komite PPRA ini disusun dengan


tujuan agar tujuan yang ingin dicapai sesuai rencana yang telah
dibuat.

Ditetapkandi : Tarakan
Pada tanggal : 01 April 2020
Ketua Komite PPRA

dr. Jeanne Fransisca


Letda Laut (K/W) NRP 22329/P

Anda mungkin juga menyukai