Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANTICIPATORY GUIDANCE PADA USIA TODDLER


Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Anak yang di Ampu Oleh Ibu
Dr. Anita., M.Kep.,Sp.Mat

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

FEMI ANDINI
(2014401058)
HENISA WAHYUNI
(2014401060)
MARVA AFRIZA FIDIYANTI (2014401068)
NENA MELINDA (2014401071)
REPKA FIRMANDA SR (2014401081)
RISKA INAYAH (2014401084)
VUNGKY YESSY JESICA(2014401098)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Anticipatory Guidance (Petunjuk Antisipasi)


Sub Pokok Bahasan : Anticipatory Guidance pada Usia Toddler
Sasaran : Keluarga Ny. S yang mempunyai anak usia toddler
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Januari 2021
Tempat : Rumah Tn. R, Pangebatan RT 02/RW 08
Waktu : 15 Menit
Penyuluh : Riska

A. LATAR BELAKANG

Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar
orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Kehadiran anak bagi orang tua merupakan
suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin,
meningkatkan mobilitas, dan keamanan bagi anak. Dalam anticipatory guidance terdapat
bimbingan untuk orangtua yaitu toilet training, pencegahan sibling rivalry dan pencegahan
cidera pada anak.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau
lebih (Lusa, 2011). Menurut Suherni (2009) Sibling Rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Toilet training pada anak
merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang
air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap
anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian pada anak. Fase ini biasanya pada anak
usia 18-24 bulan. Dalam melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik,
psikologis maupun intelektualnya. Daripersiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air
besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005 dalam Lestari, 2013).
Usia toddler (1-3 tahun) biasanya digunakan patokan oleh para ibu untuk memulai toliet
training karena pada usia tersebut hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil, rasa
ingin tahu yang besar, menaruh minat kepada apa yang dilakukan oleh orang sekitar dan anak
telah memasuki fase anal (pusat kesenangan anak pada perilaku menahan dan juga
pengeluaran kotoran). Umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua
yaitu 31% orang tua mulai mengajarkarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27% mulai di usia
23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32 bulan ke atas. Orang tua
menunggu anak siap untuk diajari toilet training sehingga dalam pengajaran tidak
membutuhkan waktu yang lama (Warner, 2009 dalam Lestari, 2013).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti serangkaian penyuluhan diharapkan Ibu yang mempunyai anak toddler
dapat memahami tentang anticiparory guidance (petunjuk antisipasi) pada usia toddler.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Mengetahui karakteristik khas anak usia toddler.
3. Melatih anaknya untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Mengetahui untuk mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan
benar sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Menjelaskan tentang pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat
yang benar.
6. Mengajarkan pada anak tentang cara menggosok gigi dengan benar.

D. CIRI PESERTA DIDIK


Peserta didik adalah para Ibu yang memiliki anak usia toddler dengan latar belakang
pendidikan mayoritas SMP, SMA.

E. POKOK MATERI
1. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Karakteristik khas anak usia toddler.
3. Cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar sesuai
kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
6. Cara menggosok gigi dengan benar.

F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 2 menit Pembukaan, menjelaskan Siap mendengarkan.
maksud dan tujuan
penyuluhan.
2. 5 menit. Menjelaskan materi dan Memperhatikan.
mendemonstrasikan.
3. 6 menit. Diskusi dan tanya jawab. Mengajukan pertanyaan
dan menjawab.
4. 2 menit. Penutup dan Mendengarkan dan
menyimpulkan materi. memperhatikan.

G. METODE
 Ceramah

H. MEDIA
 Leaflet

I. EVALUASI
1. Apa pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Sebutkan karakteristik khas anak usia toddler.
3. Bagaimana cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Bagaiman cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar
sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Apa pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
6. Bagaimana cara menggosok gigi dengan benar.
MATERI
ANTICIPATORY GUIDANCE ANAK USIA TODDLER
12-24 bulan
A. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
 Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan anak, sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan usia anak.
 Toilet training adalah latihan atau tahapan perkembangan anak untuk bisa mengontrol
buang air kecil/BAK dan buang air besar/BAB pada tempat dan waktu yang sesuai.

B. Karakteristik khas anak usia toddler.


Kemampuan anak usia toddler dapat dikelompokkan menjadi :
1. Usia antara 12 bulan – 18 bulan anak mempunyai kemampuan
 Berjalan sendiri tanpa jatuh
 Dapat mengambil benda kecil sebesar biji jagung dengan ibu jari dan telunjuk
 Dapat mengungkapkan secara sederhana
 Mulai senang naik tangga dengan bantuan
 Dapat minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
 Belajar menyusun balok-balok
 Dapat menggunakan sendok
 Dapat membuka lembaran buku
2. Usia 18 bulan – 24 bulan kemampuannya antara lain
 Dapat menendang bola
 Dapat mencorat-coret dengan alat tulis
 Dapat menggunting
 Menunjuk bagian tubuh dengan benar
 Dapat mengunakan sendok dengan baik
 Meniru pekerjaan rumah

3. Usia antara 2 -3 tahunan anak mampu


 Berjalan naik turun tangga
 Dapat membuka pintu
 Mampu melepar pakaian sendiri, memakai baju dengan bantuan
 Makan dan minum sendiri
 Menyebut nama sendiri

C. Cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.


 Ajari anak untuk mengenali adanya dorongan miksi (buang air kecil) dan defekasi (buang
air besar)
 Ajari anak untuk dapar berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang
mengindikasikan dorongan untuk miksi dan defekasi

D. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar sesuai
kebudayaan dan nilai keluarga.
 Sediakan pispot dan tempatkan di kamar anak atau di kamar mandi
 Ajarkan anak duduk di pispot dengan pakaian lengkap dan jelaskan fungsi toilet dan
kapan toilet dapat digunakan
 Dilatih untuk melepas celana
 Menjelaskan kegunaan pispot dan cara mengunakan pispot
 Mendorong anak untuk berkemih sebelum tidur dan segera setelah ia bangun tidur
 Hindari pemaksaan yang berlebihan dan respon kemar
sendiri
 Beri penghargaan pada anak yang dapat melakukan toileting dengan sempurna
Cara mengetahui anak sudah mencapai toilet training dengan sempurna dapat dilihat
ketika anak :
 Dapat bertahan kering selana 2 jam
 Dapat duduk, berjalan dan berjongkok
 Dapat mengungkapkan secara verbal keinginan untuk BAK/BAB

E. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar adalah untuk
mencegah terbiasanya anuresis (mengompol) pada usia pra sekolah ataupun sekolah.

F. Cara menggosok gigi dengan benar.


 Berkumur terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih atau air matang, berkumur
hingga semua sudut mulut terbasahi.
 Buang air kumur tersebut pada tempat yang telah disediakan
 Oleskan pasta gigi pada sikat gigi secukupnya
 Gosokkan sikat gigi pada semua permukaan gigi, mulai dari depan, samping kanan kiri,
dan bagian belakang sampai bersih
 Berkumur kembali sampai busa tidak ada (bersih)
 Bersihkan mulut dengan handuk sekaligus untuk mengeringkan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 2008. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Friedman, M.M. 2010. Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Jakarta : EGC


Potter, P.A, and Perry, A.G. 2013. Fundamental of Nursing. Mosby Year Book.

Soetjiningsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Shelov, Steven P. 2009. Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : Arcan

Anda mungkin juga menyukai