DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
FEMI ANDINI
(2014401058)
HENISA WAHYUNI
(2014401060)
MARVA AFRIZA FIDIYANTI (2014401068)
NENA MELINDA (2014401071)
REPKA FIRMANDA SR (2014401081)
RISKA INAYAH (2014401084)
VUNGKY YESSY JESICA(2014401098)
A. LATAR BELAKANG
Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar
orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Kehadiran anak bagi orang tua merupakan
suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin,
meningkatkan mobilitas, dan keamanan bagi anak. Dalam anticipatory guidance terdapat
bimbingan untuk orangtua yaitu toilet training, pencegahan sibling rivalry dan pencegahan
cidera pada anak.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau
lebih (Lusa, 2011). Menurut Suherni (2009) Sibling Rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Toilet training pada anak
merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang
air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap
anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian pada anak. Fase ini biasanya pada anak
usia 18-24 bulan. Dalam melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik,
psikologis maupun intelektualnya. Daripersiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air
besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005 dalam Lestari, 2013).
Usia toddler (1-3 tahun) biasanya digunakan patokan oleh para ibu untuk memulai toliet
training karena pada usia tersebut hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil, rasa
ingin tahu yang besar, menaruh minat kepada apa yang dilakukan oleh orang sekitar dan anak
telah memasuki fase anal (pusat kesenangan anak pada perilaku menahan dan juga
pengeluaran kotoran). Umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua
yaitu 31% orang tua mulai mengajarkarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27% mulai di usia
23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32 bulan ke atas. Orang tua
menunggu anak siap untuk diajari toilet training sehingga dalam pengajaran tidak
membutuhkan waktu yang lama (Warner, 2009 dalam Lestari, 2013).
E. POKOK MATERI
1. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Karakteristik khas anak usia toddler.
3. Cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar sesuai
kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
6. Cara menggosok gigi dengan benar.
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 2 menit Pembukaan, menjelaskan Siap mendengarkan.
maksud dan tujuan
penyuluhan.
2. 5 menit. Menjelaskan materi dan Memperhatikan.
mendemonstrasikan.
3. 6 menit. Diskusi dan tanya jawab. Mengajukan pertanyaan
dan menjawab.
4. 2 menit. Penutup dan Mendengarkan dan
menyimpulkan materi. memperhatikan.
G. METODE
Ceramah
H. MEDIA
Leaflet
I. EVALUASI
1. Apa pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Sebutkan karakteristik khas anak usia toddler.
3. Bagaimana cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Bagaiman cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar
sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Apa pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
6. Bagaimana cara menggosok gigi dengan benar.
MATERI
ANTICIPATORY GUIDANCE ANAK USIA TODDLER
12-24 bulan
A. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan anak, sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan usia anak.
Toilet training adalah latihan atau tahapan perkembangan anak untuk bisa mengontrol
buang air kecil/BAK dan buang air besar/BAB pada tempat dan waktu yang sesuai.
D. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan benar sesuai
kebudayaan dan nilai keluarga.
Sediakan pispot dan tempatkan di kamar anak atau di kamar mandi
Ajarkan anak duduk di pispot dengan pakaian lengkap dan jelaskan fungsi toilet dan
kapan toilet dapat digunakan
Dilatih untuk melepas celana
Menjelaskan kegunaan pispot dan cara mengunakan pispot
Mendorong anak untuk berkemih sebelum tidur dan segera setelah ia bangun tidur
Hindari pemaksaan yang berlebihan dan respon kemar
sendiri
Beri penghargaan pada anak yang dapat melakukan toileting dengan sempurna
Cara mengetahui anak sudah mencapai toilet training dengan sempurna dapat dilihat
ketika anak :
Dapat bertahan kering selana 2 jam
Dapat duduk, berjalan dan berjongkok
Dapat mengungkapkan secara verbal keinginan untuk BAK/BAB
E. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar adalah untuk
mencegah terbiasanya anuresis (mengompol) pada usia pra sekolah ataupun sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Shelov, Steven P. 2009. Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : Arcan