BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalahan yang kompleks
dan kerugian yang ditanggung cukup besar terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu
tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Penyebab kerusakan jalan antara lain
disebabkan karena beban lalu lintas berulang yang berlebihan (overloading), panas/suhu udara, air dan
hujan, serta mutu awal produk jalan yang jelek. Kerugian secara individu tersebut akan menjadi
akumulasi kerugian ekonomi global bagi daerah tersebut. Pengawasan dan pengamanan jalan
(penanganan muatan lebih) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa untuk keselamatan, keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas, jalan wajib dilengkapi antara lain dengan alat pengawasan dan
pengamanan jalan yang umumnya digunakan juga disebut dengan jembatan timbang ( Pos Pemeriksaan
Terpadu ).
Penanganan muatan lebih angkutan barang sampai saat ini masih belum dapat terwujud seperti
yang diharapkan. Terdapat banyak hal yang mengindikasikan bahwa penanganan muatan lebih masih
perlu diperbaiki. Overloading merupakan suatu kondisi dimana kendaraan membawa muatan lebih dari
batas muatan yang telah ditetapkan baik ketetapan dari kendaraan maupun jalan (Silvia Sukrman, 2010).
Tingkat kerusakan jalan akibat pembebanan muatan lebih ( excessive overloading) sebelum umur teknis
jalan tercapat, sehingga hal ini akan membutuhkan biaya tambahan untuk mempertahankan fungsi jalan
tersebut dan mengurangi alokasi dana untuk jalan yang lain pada akhirnya pengelolaan seluruh jaringan
jalan akan terganggu.
1
1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatasan dalam hal waktu, kemampuan, dan kesempatan dalam penelitian. Maka
penelitian ini hanya akan membahas mengenai Evaluasi Muatan Berlebih Ditinjau dari Manfaat dan
Biaya Pemeliharaan Jalan.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Biaya pemeliharaan jalan adalah biaya yang dianggarkan dalam anggaran
Kementrian Pekerjaan Umum.
2. Nilai Ekonomi dihitung dari selisih tarif angkutan barang.
3. Nilai biaya pemeliharaan jalan.
Kendaraan yang akan digunakan dalam laporan akhir ini adalah kendaraan yang mempunyai
pengaruh yang cukup besar pada struktur perkerasan jalan dan kendaraan yang kemungkinan besar biasa
dijumpai di jalan raya dimuati dengan beban yang berlebih seperti pada truk, trailer maupun kendaraan
berat lainnya. Beban berlebih yang digunakan dalam laporan akhir ini adalah beban sumbu standar
kendaraan melebihi dari beban sumbu yang telah ditetapkan. Jenis kontruksi perkerasan adalah kontrusi
perkersan lentur (flexible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Dimana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2. Faktor non lalu lintas, antara lain bahan perkerasan, pelaksaaan pekerjaan dan
lingkungan (cuaca).
Menurut (Hardiyanto, 2007) dalam Shanin (1994), klasifikasi jenis-jenis kerusakan yang
terjadi pada perkerasan lentur adalah :
1. Deformasi : bergelombar, alur, ambles, sungkur, mengembang, benjol, dan turun.
2. Retak : memanjang, melintang, diagonal, reflektif, blok, kulit buaya, dan bentuk bulan
sabit.
3. Kerusakan tekstur kerusakan : butiran lepas, kegemukan, agregat licin, terkeluoas, dam
stripping.
4. Kerusakan lubang, tambalan, dan persilangan jalan rel.
4
5. Kerusakan di pinggir perkerasan : pinggir retak / pecah dan bahu turun.
5
Nilai pengurang terkoreksi atau CDV diperoleh dari kurva hubungan antara nilai
pengurang total (TDV) dan nilai pengurang (DV) dengan memilih kurva yang sesuai.
Jika nilai CDV yang diperoleh lebih kecil dari nilai pengurang tertinggi (Highest Deduct
Value, HDV), maka CDV yang digunakan adalah nilai pengurang individual yang
tertinggi.
e. Nilai PCI
Setelah CDV diperoleh, maka PCI untuk setiap unit sampel dihitung dengan
menggunakan persamaan :
PCIs = 100 – CDV
dengan :
PCIs = PCI untuk setiap unit segmen atau unit penelitian
CDV = CDV dari setiap unit sampel.
Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan pada ruas jalan tertentu adalah :
PCIf =
Dengan :
PCIf = nilai PCI rata-rata dari seluruh area penelitian.
PCIs = nilai PCI untuk setiap unit sampel
N = jumlah unit sampel
6
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Ruas jalan ini merupakan jalur lalu lintas nasional ataunjalan arteri yang
menghubungan Kabupaten Purworejo ke Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Istimewa
Yogyakarta yang ramai dilewati kendaran bermuatan besar. Kelas fungsi jalan pada ruas
ini adalah kelas 1 dengan lalu lintas tinggi yang dilewati ( > 1000 kendaraan) dan muatan
sumbu terberat sebesar 13 ton.
8
4. Volume bak truk pengangkut bermuatan besar bulan November 2019.