Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

BIDANG KEGIATAN

PKM ARTIKEL ILMIAH

Disusun oleh:

Nor Atia 17.IK.537

Rizka Nazillah 17.IK.542

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2017
Abstrak

Target capaian cakupan pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan minimal
80% masih sulit tercapai. Hal tersebut menyebabkan pemberian ASI eksklusif dari tahun ke
tahun cenderung menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI ekslusif pada Bayi usia 6-9 bulan
di wilayah kerja puskesmas Kemaraya Kota Kendari Tahun 2015. Penelitian ini
menggunakan Desain Case Control dengan populasi adalah seluruh bayi usia 6-9 bulan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya yang berjumlah 210 bayi. Sampel kasus
adalah bayi usia 6-9 bulan yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 32 orang, dan sampel
kontrol adalah bayi usia 6-9 bulan yang diberi ASI eksklusif sebanyak 32 orang. responden
dari penelitian ini adalah ibu bayi usia 6-9 bulan. Penarikan sampel dilakukan tehnik non
random sampling dengan pendekatan accidental sampling. Data penelitian ini dianalisis
menggunakan SPSS dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian
menunjukkan nilai OR = 4,911 ada pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI
eksklusif dan nilai OR = 5,220 menjelaskan bahwa sikap juga berpengaruh terhadap
pemberian ASI eksklusif pada bayi. Oleh karena itu, baik pengetahuan maupun sikap
benar memberikan pengaruh pada ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi. Kata
Kunci : Pengetahuan, Sikap, ASI Eksklusif

Abstract

Target achievement of exclusive breastfeeding for infants 0-6 months at least 80% are still
difficult to achieve. It is shown from number of exclusive breastfeeding from year to
year tends to decrease. The purpose of this study was to determine the influence of mother's
knowledge and attitudes towards exclusive breastfeeding at baby aged 6-9 months in the
area Public Health Center Kemaraya Kendari 2015. This study used a nested case-
control design with the whole population are infants aged 6-9 months in Public Health
Center Kemaraya as 210 babies. Cases samples are infants aged 6-9 months who are not
exclusively breastfeeding as many as 32 babies, and control sample are infants aged 6-9
months are exclusively breastfeeding as 32 babies. The respondents of this study were
mothers of infants aged 6-9 months. Sampling is done by non-random sampling with
accidental sampling approach. Data was analyzed using SPSS with statistical test univariate
and bivariate. The results show the value OR: 4.911 explain that there is effect of
knowledge to exclusive breastfeeding and value OR: 5.220 explain that attitude also affects
exclusive breastfeeding in infants. Therefore, both of knowledge and attitude are give
effect to the mother in exclusively breastfed.

Keywords: Knowledge, Attitude, Exclusive Breastfeeding


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni dari usia 0-6 bulan. Bayi
diberi ASI tanpa tambahan cairan lain seperti: susu formula, jeruk, madu, air teh, air
putih tanpa pemberian makanan tambahan lain. Menyusui adalah suatu proses
alamiah dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini.
Menyusui secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang
alamiah. Namun, seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan
seringkali mendapat informasi salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang
bagaimana cara menyusui yang benar dan apa harus dilakukan bila timbul kesukaran
dalam menyusui bayinya (Utami Roesli, 2005).
Informasi disampaikan dari berbagai media menyatakan keunggulan ASI
dibandingkan susu botol (susu non formula maupunsusu formula). Keunggulan ASI
nyata adalah adanya bahan-bahan imunitas efektif untuk penyakit-penyakit
gastrointestinal, alergi makanan, diabetes. Tindakan menyusui dapat memberikan
kepuasan batin bagi ibu dan anak, dan merupakan dasar bagi perkembangan
kepribadian anak (R MSuryadi Tjekyan, 2003).
Penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI eksklusif dalam
menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, mengoptimalkan
pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasananak dan membantu
memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu (Sandra Fikawati ; Ahmad Syafiq,2003).
Tahun 2001,World Health Organization (WHO) merevisi rekomendasi
global mengenai pemberian ASI harus dilakukan sesegera mungkin dalam waktu 1
jam setelah bayi lahir, dianjurkan memberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Di
Indonesia, anjuran untuk memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan sudah 2
Universitas Kristen Maranatha merupakan program nasional dengan SK Menkes
tahun 2004. Data diperoleh dari system Surveilens Gizi Nasional tahun 2002,
ternyata hanya 27-40 % bayi berusia kurang dari 2 bulan mendapatkan ASI
eksklusif, 4-8 % bayi berusia 4-5 bulan mendapatkan ASI eksklusif dan hanya 1 %
diberi ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan. Laporan Depkes penurunan
pemberian ASI eksklusif dari 42,4 % pada tahun 1997 menjadi 39,5 % pada tahun
2002.
Di Indonesia dukungan pemerintah terhadap penggunaan ASI termasuk ASI
eksklusif sebenarnya telah memadai, hal itu terbukti dengan dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu / GNPP ASI(Merdekawati
A ; Delisusanti ; Wijaya M, 2006).
B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian ASI eksklusif dilakukan dengan baik dan benar ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui.
2. Mendapatkan informasi mengenai pola ibu menyusui dan faktor-faktor terkait
tingkat pengetahuan, sikap perilaku ibu menyusui pemberian ASI eksklusif.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Desain Case Control. Penelitian dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari pada bulan Juni 2015.
Populasi penelitian ini, seluruh bayi usia 6-9 di wilayah kerja Puskesmas
Kemaraya berjumlah 210 bayi. Sampel kasus bayi usia 6-9 bulan tidak diberi ASI
eksklusif sebanyak 32 orang, Sampel kontrol bayi usia 6-9 bulan diberi ASI
eksklusif sebanyak 32 orang. responden penelitian ini adalah ibu bayi usia 6-9
bulan. Penarikan sampel dilakukan tehnik non random sampling dengan
pendekatan accidental sampling. Data dalam penelitian ini, dianalisis
menggunakan SPSS dengan uji statistik univariat dan bivariat.
BAB II

PEMBAHASAN

Hasil penelitian analisis pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI Eksklusif


diperoleh nilai OR:4,911 artinya responden pengetahuan rendah berisiko 4,911 kali tidak
memberikan ASI Eksklusif dari responden pengetahuan tinggi. Berkaitan dengan
pengetahuan perilaku sesuai teori bahwa terbentuknya perilaku dapat terjadi karena
proses kematangan, proses interaksi dan lingkungan. Terbentuknya perilaku perubahan
perilaku karena proses interaksi individu dengan lingkungan, perilaku pada hakikatnya
adalah suatu aktifitas manusia itu sendiri. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
pengalaman berasal dari berbagai macam sumber, pengetahuan ini membentuk
keyakinan sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan. Pendidikan baik formal
maupun informal dapat meningkatkan pengetuhuan tentang gizi, namun kenyataannya tidak
demikian. Demikian juga, kesadaran pengetahuan gizi tidak selalu meningkat seiring
tingginya tingkat pendidikan. Pemberian makanan positif sangat diperlukan dalam
menanggulangi gizi bayi ketidaktahuan masalah pangan dalam hubungannya dengan gizi
merupakan penyebab yang biasa terjadi .Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
dilakukan oleh Muthmainnah di Puskesmas Pamulang Jakarta. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh pengetahuan ibu pada pemberian ASI Eksklusif.

Rendahnya tingkat pengetahuan responden disebabkan kurangnya paparan


informasi dari petugas kesehatan dan media informasi seperti TV, buku atau surat
kabar. Selain itu, faktor lingkungan kurang mendukung, seperti kurangnya akses
informasi mengenai kesehatan dari tokoh-tokoh masyarakat, mendapatkan informasi
salah tentang pemberian MP-ASI dari keluarga atau teman. Rendahnya tingkat pengetahuan
responden disebabkan oleh faktor pendidikan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi misalnya, hal menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Selain itu, pendidikan merupakan faktor utama berperan dalam menambah
informasi dan pengetahuan seseorang. Dengan demikian, ada kalanya ibu
berpengetahuan kurang tetap tidak memberikan makanan tambahan ASI. Hal ini,
karena pengetahuan yang spesifik, yaitu pengetahuan tentang ASI eksklusif. Bukan
pengetahuan secara umum, sehingga responden pendidikan tinggi mempunyai pengetahun
baik tentang ASI Eksklusif,dapat berpengaruh terhadap perilaku responden untuk
memberikan ASI Eksklusif.Adapun variabel sikap, pengaruhnya ditunjukkan pada hasil
analisis uji statistik risk estimate dimana diperoleh nilai p-value = 0,002nilai OR =
5,220.
Angka tersebut memberikan makna bahwa pengaruh sikap terhadap pemberian
ASI Eksklusif pada bayi usia 6-9 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya kota
Kendari.Sikap adalah suatu bentuk evaluasi reaksi perasaan terhadap suatu objek
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak (unforable). Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu, kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulasi
menghendaki adanya respon. Menurut Asdan, Penelitian menunjukkan bahwa faktor
predisposisi mempunyai pengaruh terhadap pemberian MP-ASI salah satunya adalah
sikap (p = 0,048 <0,05), untuk meningkatkan perilaku positif dari ibu dalam pemberian
MP-ASI, maka sikapnya perlu dimodifikasi melalui kegiatan potensial di masyarakat
setempat. Menurut para pakar pendidikan, sebagai perilaku tertutup, mengubah sikap
jauh lebih sulit dibanding mengubah pengetahuan atau keterampilan. Dalam hal ini pihak
berkepentingan untuk keberhasilan program MP-ASI > 6 bulan, perlu menyusui strategi
yang tepat dalam upaya membangun sikap positif para wanita agar memberi MP-ASI > 6
bulan .
BAB III

KESIMPULAN

Ada pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-9
bulan di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari, dimana nilai OR = 4,911
artinya responden dengan pengetahuan rendah memiliki risiko 4,911 kali tidak
memberikan ASI Eksklusif dari responden dengan pengetahuan tinggi. sikap, juga
berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, dimana uji statistik menunjukkan nilai
OR = 5,220 artinya responden dengan sikap tidak baik memiliki risiko 5,220 kali tidak
memberikan ASI Eksklusif dari responden dengan sikap baik.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, R. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Gosyenpublishing:
Slem an Yogyakarta.

Frendy. 2010. ASI Eksklusif. Melalui pmr.blogspot.in/2010/08-asi-eksklusif.Html. Diakes

Tanggal 19 desember 2017.

Depkes RI, 2014. ASI Eksklusif. http//www.google.co.id. Diakes Tanggal 19 desember


2017.

Safii. 2011. ASI dan Kecukupan Gizi Bayi. Nuha Medika: Yogyakarta.

Soekirman. 2011. ASI Eksklusif dan Faktor Pendukung pemberian ASI. Graha Ilmu:
Yogyakarta

Rosita. 2011. ASI dan Keadaan Gizi Balita. EGC: Jakarta.

Wulandari. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh
Ibu-ibu yang Bekerja sebagai Perawat di RS.Al-Islam Kota Bandung. Jurnal Media
Kesehatan Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Rineka Cipta:


Jakarta

Nurhuda & Firmansyah, 2012. Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan),


Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kab.
Tuban. Jurnal Media Kesehatan.

Azwar, 2010. Sikap Manusia Teori dan Penerapannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai