net/publication/273635472
CITATIONS READS
0 2,732
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Effect of Administration Seahorse Extract (Hippocampus kuda L.) Against Increased Fertility in Male Rat with Hypogonad View project
Sperm Na+ K+-ATPase and Ca2+-ATPase Activities: A Potential Predictive Parameter of Sperm Motility Disorder in Infertile Men View project
All content following this page was uploaded by Yurnadi Hanafi Midoen on 17 March 2015.
Abstrak: Telah diketahui bahwa androgen eksogen dapat meningkatkan kadar testosteron
darah dan menekan produksi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH) pada laki-laki hipogonad. Salah satu androgen alami yang telah banyak digunakan
adalah cabe jawa. Namun, belum diketahui apakah ekstrak cabe jawa dapat meningkatkan
fertilitas pada laki-laki hipogonad. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai
pengaruh androgen (testosteron) ekstrak cabe jawa terhadap laki-laki hipogonad. Hipotesis
penelitian ini adalah ekstrak cabe jawa dapat meningkatkan kadar testosteron darah dan
menekan produksi FSH dan LH pada laki-laki hipogonad. Penelitian ini menggunakan desain
single blind study dengan subjek laki-laki hipogonad. Didapatkan hasil bahwa cabe jawa
dapat meningkatkan kadar testosteron darah pada 7 dari 9 laki-laki hipogonad (78%), ekstrak
cabe jawa dosis 100 mg/hari tidak dapat menurunkan kadar FSH dan LH pada laki-laki
hipogonad, terhadap PSA dan berat badan laki-laki hipogonad, bersifat androgenik lemah
dan dapat meningkatkan frekuensi koitus laki-laki hipogonad. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak cabe jawa pada dosis 100 mg/hari dapat bersifat/bertindak sebagai
fitofarmaka androgenik yakni dapat meningkatkan kadar testosteron darah dan libido pada
laki-laki hipogonad dan bersifat aman.
Kata kunci: cabe jawa, androgen, hipogonad, FSH dan LH, PSA
Abstract: It has been known already that exogenous androgen could increase blood testosterone
level and decrease FSH and LH production in hypogonadism. One of natural androgen is Piper
Retrofractum Vahl (javanese long pepper). However, it has not been known yet that its extract
could increase fertility in hypogonadism. It needs a further study to know androgen (testosterone)
effect of javanese long pepper extract in hypogonadism. The hypothesis of this study is javanese
long pepper. extract could increase blood testosterone level and decrease FSH and LH production
in hypogonadism. This study is using single blind design and male hypogondism as subject. The
results are javanese long pepper extract could increase blood testosterone level in 7 from 9 male
hypogonadism; in 100 mg/day dosage could not decrease FSH and LH level; did not effect to PSA
and body weight; in 100 mg/day dosage could effect as weak androgenic and increase the fre-
quency of coitus in male hypogonadism. The conclusions of this study are javanese long pepper is
one source of natural androgen; in 100 mg/day dosage could act as androgenic phytopharmaca,
which could increase testosterone blood level and libido safely.
Key words: javanese long pepper, androgen, hypogonadism, FSH and LH, PSA
laki-laki akan terjadi juga sindrom yang analog dengan meno- botol semen, improve Neubauer, kapas, orkidometer,
pause pada perempuan yang dikenal sebagai andropause. sentrifus, counter, mikroskop, dan alat tulis.
Keadaan ini akan menjadi lebih baik dengan pemberian an-
drogen.9 Androgen juga diperkirakan bertanggung jawab Rancangan Percobaan
terhadap keagresifan dan tingkah laku seksual laki-laki. Telah Batasan Operasional
diketahui pula bahwa androgen eksogen dapat mening- Hipogonad merupakan suatu kondisi terjadinya
katkan kadar testosteron darah dan menekan produksi penurunan fungsi gonad (testis/ovarium). Pada laki-laki,
hormon gonadotropin FSH dan LH pada laki-laki hipogonad.a 9 tanda ataupun gejalanya berupa penurunan produksi hormon
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman yang testosteron dan produksi sperma. Kriteria inklusi dari
diketahui memiliki efek stimulan terhadap sel saraf sehingga peneltiaan ini adalah pasien laki-laki berumur 18-50 tahun,
mampu meningkatkan stamina tubuh. Efek hormonal dari volume testis <15 mL, oligozoospermia, pasien dengan atau
tanaman ini dikenal sebagai afrodisiaka. Berdasarkan tanpa keluhan penurunan libido/potensi seks, nilai tes-
penelitian secara ilmiah, cabe jawa digunakan sebagai tosteron darah/serum di bawah kisaran normal, bersedia dan
afrodisiaka karena mempunyai efek androgenik, untuk dapat berpartisipasi pada penelitian ini setelah mendapat
anabolik, dan sebagai antivirus. Dari suatu tinjauan pustaka informasi lengkap, dan dapat minum obat. Selanjutnya untuk
dikatakan bahwa secara umum kandungan kimia atau kriteria eksklusi adalah pasien mempunyai riwayat alergi
senyawa kimia yang berperan sebagai afrodisiaka adalah b terhadap obat yang diteliti, pasien diperkirakan tidak akan
turunan steroid, saponin, alkaloid, tannin dan senyawa lain dapat mengikuti secara penuh uji klinik, laki-laki yang
yang dapat melancarkan peredaran darah. Bagian yang mendapat terapi androgen oral (harus menunggu 6 minggu
dimanfaatkan sebagai afrodisiaka adalah buahnya dan diduga untuk dapat diikutsertakan), menderita penyakit kronis hati,
senyawa aktif yang berkhasiat afrodisiaka di dalam buahnya ginjal dan prostat, riwayat ketagihan alkohol atau narkoba,
adalah senyawa piperine.10 menggunakan obat lain yang mempengaruhi metabolisme dan
Berbagai hasil penelitian sebelumnya menunjukan kerja androgen.
bahwa ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
mempunyai efek androgenik dan meningkatkan kadar dilakukan dengan rancangan penelitian single blind clini-
hormon testosteron tikus percobaan serta sudah diketahui cal trial. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh pria
karakterisasinya baik sebagai simplisia maupun ekstrak hipogonad. Subjek penelitian adalah pasien dengan infertil
etanol 95% serta cukup aman. Ekstrak cabe jawa ini oligozoospermia dan keluhan penurunan libido atau potensi
tampaknya mempunyai prospek positif untuk dapat seks, volume testis <15 mL, serta kadar hormon testosteron
dikembangkan menjadi fitofarmaka androgenik melalui di bawah kisaran normal.
berbagai aspek penelitian secara klinik. Fitofarmaka
merupakan sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan Perlakuan Subjek Percobaan
dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau Dosis dan Cara Perlakuan
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang
Penetapan dosis uji didasarkan hasil penelitian pada
berlaku (SK Menkes No. 760/Menkes/Per/IX/1992). Oleh
tikus yang telah diekstrapolasikan ke dosis manusia
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh
berdasarkan perbandingan luas permukaan (ekstrapolasi
androgenik ekstrak cabe jawa pada pria infertil dengan
menurut cara Paget & Barners) dan penggunaan empirik,
menggunakan pria hipogonad sebagai subjek penelitian.
yaitu 100 mg/orang yang dimasukkan ke dalam 1 (satu) butir
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
kapsul.
androgenik ekstrak cabe jawa terhadap kadar hormon
Uji klinik dilakukan sebanyak 3 fase: 1. Fase skrining,
testosteron, FSH, LH, konsentrasi spermatozoa, frekuensi
2.Fase terapi, 3. Fase pemulihan
koitus, dan berat badan pria hipogonad. Hasil penelitian ini
diharapkan cabe jawa dapat dijadikan bahan androgen alami 1. Fase skrining (3 bulan):
sebagai androgen alternatif yang terdapat dalam sumber daya Fase ini dilakukan skrining awal pasien infertil dengan
alam (SDA) Indonesia dan sekaligus dapat menghemat devisa oligozoospermia dan keluhan penurunan libido atau potensi
akibat mengimpor androgen sintetis dari luar negeri. seks, serta volume testis <15 mL. Setelah pasien menanda-
tangani informed consent, baru dilakukan pemeriksaan.
Metode
Bahan dan Alat Penelitian 2. Fase terapi (1 bulan):
Pria hipogonad sehat dengan berat badan 60-70 kilo- Pada fase ini, para calon peserta yang setuju untuk
A
gram, ekstrak kering cabe jawa dan plasebo yang dimasukan mengikuti
Buji klinik harus menandatangani informed consent
C
ke dalam kapsul gelatin, EDTA, kit FSH dan LH, kit yang telah disediakan. Sebanyak 10 pasien secara acak
testosteron, kit kimia darah, kit PSA, timbangan, vacutainer, mendapat kapsul ekstrak cabe jawa, dan 10 pasien lagi
alkohol 70%, spuit therumo syringe 5 mililiter, rak tabung, mendapat kapsul plasebo. Penelitian ini merupakan fase I uji
klinik dan pada fase I uji kliknik biasanya dianjurkan tidak parameter yang diamati pada pemeriksaan hormonal adalah
lebih dari 10 orang yang diuji pada terapi dengan bahan kadar testosteron, FSH, dan LH. Untuk parameter kimia darah
obat yang baru.11 Oleh karena itu, jumlah pasien yang adalah berupa darah rutin, fungsi hepar, ginjal, profil lipid.
mendapatkan ekstrak cabe jawa adalah maksimal sepuluh Pengambilan sampel semen dilakukan secara koitus
orang. interuptus oleh pasien dan kemudian dihitung konsentrasi
spermatozoa yang didapatkan. Sebagai data tambahan
3. Fase pemulihan (1 bulan): dilakukan penimbangan berat badan relawan setiap kali
Pada fase pemulihan dilakukan pemeriksaan yang sama pemeriksaan.
dengan fase terapi, namun tanpa pemberian ekstrak ataupun Pemeriksaan untuk analisis semen dilakukan di
plasebo cabe jawa. Departemen Biologi Kedokteran FKUI, selanjutnya untuk
pemeriksaan kadar hormon testosteron, FSH, dan LH
Pengambilan Data
dilakukan di Makmal Terpadu FKUI dengan teknik radio
Pada ketiga fase dilakukan pengambilan darah untuk immuno assay (RIA), sedangkan untuk pemeriksaan kimia
pemeriksaan laboratorium. Pengambilan darah dilakukan darah dilakukan di Departemen Patologi Klinik RSCM/FKUI.
dengan menggunakan spuit terumo syringe 5 mililiter pada
pembuluh darah vena. Darah yang didapatkan kemudian Analisis Statistik
disentrifus untuk memisahkan serum dan darah. Serum darah Sampel setiap parameter dievaluasi dengan menggu-
digunakan untuk pemeriksaan hormonal, sedangkan da- nakan analisis statistik untuk melihat tingkat signifikansi dari
rahnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah. Adapun data yang didapatkan.12,13
Gambar 1. Karakteristik Data Awal Laki-laki Hipogonad yang Mendapat Ekstrak Cabe
Jawa dan Plasebo (Kontrol).
Keterangan: Berat badan: perlakuan; rerata=71,4, SE=4,66. Plasebo; rerata =73,0,SE=2,54. Kon-
sentrasi spermatozoa: Perlakuan; rerata=2,43, SE=1,22. Plasebo; rerata=2,74,SE=
0,79, volume testis: perlakuan; rerata=13,31, SE=0,78. Plasebo; rerata= 14,44, SE=
0,84.
3.0 2.29
Hari ke-30
2.0
Hari ke 60
1.0
0.0
18.0
16.0 14.4 Hari ke-0
13.7 13.5 13.2
14.0 12.2 Hari ke-1
12.0 10.0 10.5 10.6 10.5
ng/dL
Gambar 3. Rerata Kadar Hormon FSH Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan se-
sudah Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=13,68, SE=1,92; Hari ke-1. Rerata=12,24, SE=1,62;
Hari ke-7. Rerata=13,50, SE=1,81; Hari ke-30. Rerata=13,17, SE=1,72; Hari ke-60.
Rerata=10,02, SE=1,20. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=10,45, SE=0,83; Hari ke-1. Re-
rata=14,38, SE=3,09; Hari ke-7. Rerata=10,60, SE=0,90; Hari ke-30. Rerata=10,52,
SE=1,77; Hari ke-60. Rerata=8,77, SE=0,63.
9
8 7.16 6.88 7.24 Hari ke-0
7 Hari ke-1
6 5.19 4.77
ng/dL
pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05) terhadap pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05) terhadap
kadar PSA relawan (Gambar 5). berat badan (Gambar 8) relawan.
Gambar 5. Rerata Kadar PSA Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=0,79, SE=0,23; Hari ke-1. Rerata=0,48, SE=0,10; Hari
ke-7. Rerata=2,13, SE=0,53; Hari ke-30. Rerata=0,84, SE=0,19; Hari ke-60. Rerata=
0,75, SE=0,24. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=0,53, SE=0,10; Hari ke-1. Rerata=0,83,
SE=0,29; Hari ke-7. Rerata=1,23, SE=0,71; Hari ke-30. Rerata=0,50, SE=0,20; Hari
ke-60. Rerata=0,10, SE=0,00.
9.0
8.0 Perlakuan
6.8 6.8
7.0 Kontrol
6.0 5.0 (Plasebo)
juta/mL
5.0
4.0
2.4 2.7 2.5
3.0
2.0
1.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan
7.0
Perlakuan
6.0
4.8 Kontrol
Kali/minggu
5.0 4.2
(Plasebo)
4.0
3.0 2.5 2.4 2.5
2.0
2.0
1.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan
Gambar 7. Rerata Frekuensi Koitus Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=4,22, SE=1,22; Hari ke-30. Rerata=4,78, SE=1,13; Hari
ke-60. Rerata=2,38, SE=0,41. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=2,00, SE=0,26; Hari ke-30.
Rerata=2,50, SE=0,18; Hari ke-60. Rerata=2,50, SE=0,32.
Kontrol
50.0
(Plasebo)
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan
Gambar 8. Rerata Berat Badan Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=71,44, SE=4,66; Hari ke-30. Rerata=72,00, SE=4,56;
Hari ke-60. Rerata=69,50, SE=4,64. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=73,00, SE=2,54; Hari
ke-30. Rerata=69,75, SE=3,77; Hari ke-60. Rerata=64,00, SE=2,76.
ekstrak cabe jawa berpengaruh secara spontan dan tidak bahan baku obat aprodisiak potensial15 dan zat-zat tersebut
dapat bertahan lama di dalam tubuh relawan atau mempunyai di atas diduga mengandung testosteron alami.
daya tinggal dalam darah (duration of action) yang tidak Berdasarkan Gambar 7 dan 8 menunjukkan bahwa ada
lama. Kemungkinan lain adalah dosis cabe jawa yang perbedaan yang signifikan jumlah konsentrasi spermatozoa
diberikan masih belum optimal untuk dapat mempertahankan dan frekuensi koitus relawan setelah pemberian cabe jawa.
peningkatan kandungan testosteron lebih lama pada relawan. Jumlah sperma meningkat setelah 30 hari pemberian cabe
Hal ini terlihat karena belum adanya penekanan jumlah FSH jawa (6,79±4,243 juta/mL) dan tetap tinggi setelah pem-
dan LH pada relawan yang diberi cabe jawa. Menurut Rochira beriannya dihentikan (hari ke 60) (6.81 ±2.635 juta/mL).
et al.,14 peningkatan testosteron dapat menurunkan kadar Namun, peningkatan jumlah sperma tersebut belum mencapai
FSH dan LH karena terjadinya umpan balik negatif (negative batas normal sperma manusia yakni >20 juta/mL. Peningkatan
feed back) testosteron terhadap poros hipotalamus-hipofisis- sperma pada penelitian ini terjadi karena kandungan
testis. testosteron meningkat jumlahnya, sedangkan FSH dan LH
Dengan diketahuinya ekstrak cabe jawa tidak menu- masih tetap seperti semula (tidak berbeda secara bermakna).
runkan kadar FSH dan LH, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Kondisi ini menstimulasi spermatogenesis (proses pem-
cabe jawa mempunyai daya androgenik lemah. Hal ini mungkin bentukan sperma) berjalan secara baik sehingga mening-
disebabkan oleh rendahnya kadar testosteron dalam ekstrak katkan produksi sperma para relawan. Menurut Reddy16
cabe jawa (androgen lemah) atau karena dosis yang diberikan bahwa spermatogenesis merupakan proses pembentukan
pada penelitian ini terlalu kecil akibat faktor kehati-hatian. Di spermatozoa yang dimulai dari spermatogonia, spermatosit,
dalam ekstrak cabe jawa terdapat kandungan minyak atsiri, spermatid dan spermatozoa. Pada perkembangan sel germi-
piperin, piperidin, dan turunannya yang merupakan sumber nal ini dibutuhkan beberapa hormon penunjang di antaranya