Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/273635472

Clinical Study of Piper Retrofractum Vahl. (Javanese Long Pepper) Extracts as


an Androgenic Phytopharmaca in Male Hypogonadism

Article  in  Madjalah Kedokteran Indonesia · June 2010

CITATIONS READS

0 2,732

4 authors, including:

Silvia Lestari Yurnadi Hanafi Midoen


University of Indonesia University of Indonesia
33 PUBLICATIONS   108 CITATIONS    44 PUBLICATIONS   31 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Effect of Administration Seahorse Extract (Hippocampus kuda L.) Against Increased Fertility in Male Rat with Hypogonad View project

Sperm Na+ K+-ATPase and Ca2+-ATPase Activities: A Potential Predictive Parameter of Sperm Motility Disorder in Infertile Men View project

All content following this page was uploaded by Yurnadi Hanafi Midoen on 17 March 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Artikel Penelitian

Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa


(Piper Retrofractum Vahl) sebagai
Fitofarmaka Androgenik pada
Laki-laki Hipogonad

Nukman Moeloek,* Silvia W. Lestari,* Yurnadi,* Bambang Wahjoedi**

*Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,


**Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Abstrak: Telah diketahui bahwa androgen eksogen dapat meningkatkan kadar testosteron
darah dan menekan produksi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH) pada laki-laki hipogonad. Salah satu androgen alami yang telah banyak digunakan
adalah cabe jawa. Namun, belum diketahui apakah ekstrak cabe jawa dapat meningkatkan
fertilitas pada laki-laki hipogonad. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai
pengaruh androgen (testosteron) ekstrak cabe jawa terhadap laki-laki hipogonad. Hipotesis
penelitian ini adalah ekstrak cabe jawa dapat meningkatkan kadar testosteron darah dan
menekan produksi FSH dan LH pada laki-laki hipogonad. Penelitian ini menggunakan desain
single blind study dengan subjek laki-laki hipogonad. Didapatkan hasil bahwa cabe jawa
dapat meningkatkan kadar testosteron darah pada 7 dari 9 laki-laki hipogonad (78%), ekstrak
cabe jawa dosis 100 mg/hari tidak dapat menurunkan kadar FSH dan LH pada laki-laki
hipogonad, terhadap PSA dan berat badan laki-laki hipogonad, bersifat androgenik lemah
dan dapat meningkatkan frekuensi koitus laki-laki hipogonad. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak cabe jawa pada dosis 100 mg/hari dapat bersifat/bertindak sebagai
fitofarmaka androgenik yakni dapat meningkatkan kadar testosteron darah dan libido pada
laki-laki hipogonad dan bersifat aman.
Kata kunci: cabe jawa, androgen, hipogonad, FSH dan LH, PSA

Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010 255


Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik

Clinical Study of Piper Retrofractum Vahl. (Javanese Long Pepper)


Extracts as an Androgenic Phytopharmaca in Male Hypogonadism

Nukman Moeloek,* Silvia W Lestari,* Yurnadi, Bambang Wahjoedi**

*Department of Medical Biology of Faculty of Medicine University of Indonesia, Jakarta


** National Institute of Health Research and Development,
Department Ministry of Health Republic of Indonesia, Jakarta

Abstract: It has been known already that exogenous androgen could increase blood testosterone
level and decrease FSH and LH production in hypogonadism. One of natural androgen is Piper
Retrofractum Vahl (javanese long pepper). However, it has not been known yet that its extract
could increase fertility in hypogonadism. It needs a further study to know androgen (testosterone)
effect of javanese long pepper extract in hypogonadism. The hypothesis of this study is javanese
long pepper. extract could increase blood testosterone level and decrease FSH and LH production
in hypogonadism. This study is using single blind design and male hypogondism as subject. The
results are javanese long pepper extract could increase blood testosterone level in 7 from 9 male
hypogonadism; in 100 mg/day dosage could not decrease FSH and LH level; did not effect to PSA
and body weight; in 100 mg/day dosage could effect as weak androgenic and increase the fre-
quency of coitus in male hypogonadism. The conclusions of this study are javanese long pepper is
one source of natural androgen; in 100 mg/day dosage could act as androgenic phytopharmaca,
which could increase testosterone blood level and libido safely.
Key words: javanese long pepper, androgen, hypogonadism, FSH and LH, PSA

Pendahuluan digunakan sejak dahulu di Arab, Perancis, Cina, Jepang, dan


Infertilitas pada pria merupakan masalah yang perlu Indonesia.5 Beberapa cara telah dilakukan untuk mengatasi
perhatian dan penanganan serius secara bersama-sama gangguan kesuburan termasuk dengan pengobatan secara
dengan infertilitas perempuan dalam penatalaksanaan diag- tradisional dengan menggunakan bahan alami.
nosis dan terapi pasangan suami isteri (pasutri) yang ingin Berbagai sumber androgen di alam antara lain terdapat
memiliki anak.1,2 Persentase infertilitas pada laki-laki cukup dalam tanaman obat dan salah satu tanaman obat yang diduga
besar (± 40-60%) dan salah satunya adalah gangguan mempunyai kandungan androgen adalah buah cabe jawa
kesuburan. Selain itu penanganan infertilitas pria merupakan (Piper retrofractum Vahl.). Obat fitofarmaka cabe jawa telah
masalah yang cukup kompleks dan rumit.3 banyak digunakan oleh masyarakat secara luas sebagai obat
Gangguan kesuburan pada laki-laki dapat dibagi atas 3 tradisional. Secara empirik buah cabe jawa telah digunakan
golongan yakni: 1. Pre-testikuler; 2. Testikuler; 3. Post-testi- sebagai obat lemah syahwat (aprodisiaka), lambung lemah,
kuler. Gangguan pre-testikuler berkaitan dengan gangguan dan peluruh keringat dan rematik.6-8
hormonal yang mempengaruhi proses spermatogenesis Sejumlah fitoandrogen masih perlu diuji efeknya agar
seperti menurunnya produksi Follicle Stimulating Hormone dijadikan sebagai pengganti testosteron sintetis. Istilah an-
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga menimbulkan drogen digunakan secara kolektif untuk senyawa yang kerja
keadaan yang disebut hipogonadisme. Gangguan testikuler biologiknya sama dengan testosteron. Fungsi utama andro-
dapat terjadi di dalam tubulus seminiferus, misalnya testis gen adalah merangsang perkembangan, aktivitas organ
rusak akibat trauma atau infeksi. Adapun gangguan post- reproduksi, dan sifat seks sekunder, sedangkan kerja
testikuler adalah berbagai gangguan yang terjadi setelah kombinasinya disebut kerja androgenik. Androgen utama
spermatozoa keluar dari tubulus seminiferus, misalnya pada seorang pria adalah testosteron yang telah dihasilkan
gangguan viabilitas dan motilitas spermatozoa karena infeksi oleh sel Leydig di dalam testis.9
atau sebab lain.4 Selain efek androgenik, maka pengaruh hormon andro-
Berbagai obat yang mengandung bahan hormon, vita- gen dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kekuatan
min, dan afrodisiak atau campuran berbagai ramuan telah fisik seseorang atau efek anabolik. Namun demikian, pada

256 Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010


AkromegaliUji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka

laki-laki akan terjadi juga sindrom yang analog dengan meno- botol semen, improve Neubauer, kapas, orkidometer,
pause pada perempuan yang dikenal sebagai andropause. sentrifus, counter, mikroskop, dan alat tulis.
Keadaan ini akan menjadi lebih baik dengan pemberian an-
drogen.9 Androgen juga diperkirakan bertanggung jawab Rancangan Percobaan
terhadap keagresifan dan tingkah laku seksual laki-laki. Telah Batasan Operasional
diketahui pula bahwa androgen eksogen dapat mening- Hipogonad merupakan suatu kondisi terjadinya
katkan kadar testosteron darah dan menekan produksi penurunan fungsi gonad (testis/ovarium). Pada laki-laki,
hormon gonadotropin FSH dan LH pada laki-laki hipogonad.a 9 tanda ataupun gejalanya berupa penurunan produksi hormon
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman yang testosteron dan produksi sperma. Kriteria inklusi dari
diketahui memiliki efek stimulan terhadap sel saraf sehingga peneltiaan ini adalah pasien laki-laki berumur 18-50 tahun,
mampu meningkatkan stamina tubuh. Efek hormonal dari volume testis <15 mL, oligozoospermia, pasien dengan atau
tanaman ini dikenal sebagai afrodisiaka. Berdasarkan tanpa keluhan penurunan libido/potensi seks, nilai tes-
penelitian secara ilmiah, cabe jawa digunakan sebagai tosteron darah/serum di bawah kisaran normal, bersedia dan
afrodisiaka karena mempunyai efek androgenik, untuk dapat berpartisipasi pada penelitian ini setelah mendapat
anabolik, dan sebagai antivirus. Dari suatu tinjauan pustaka informasi lengkap, dan dapat minum obat. Selanjutnya untuk
dikatakan bahwa secara umum kandungan kimia atau kriteria eksklusi adalah pasien mempunyai riwayat alergi
senyawa kimia yang berperan sebagai afrodisiaka adalah b terhadap obat yang diteliti, pasien diperkirakan tidak akan
turunan steroid, saponin, alkaloid, tannin dan senyawa lain dapat mengikuti secara penuh uji klinik, laki-laki yang
yang dapat melancarkan peredaran darah. Bagian yang mendapat terapi androgen oral (harus menunggu 6 minggu
dimanfaatkan sebagai afrodisiaka adalah buahnya dan diduga untuk dapat diikutsertakan), menderita penyakit kronis hati,
senyawa aktif yang berkhasiat afrodisiaka di dalam buahnya ginjal dan prostat, riwayat ketagihan alkohol atau narkoba,
adalah senyawa piperine.10 menggunakan obat lain yang mempengaruhi metabolisme dan
Berbagai hasil penelitian sebelumnya menunjukan kerja androgen.
bahwa ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
mempunyai efek androgenik dan meningkatkan kadar dilakukan dengan rancangan penelitian single blind clini-
hormon testosteron tikus percobaan serta sudah diketahui cal trial. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh pria
karakterisasinya baik sebagai simplisia maupun ekstrak hipogonad. Subjek penelitian adalah pasien dengan infertil
etanol 95% serta cukup aman. Ekstrak cabe jawa ini oligozoospermia dan keluhan penurunan libido atau potensi
tampaknya mempunyai prospek positif untuk dapat seks, volume testis <15 mL, serta kadar hormon testosteron
dikembangkan menjadi fitofarmaka androgenik melalui di bawah kisaran normal.
berbagai aspek penelitian secara klinik. Fitofarmaka
merupakan sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan Perlakuan Subjek Percobaan
dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau Dosis dan Cara Perlakuan
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang
Penetapan dosis uji didasarkan hasil penelitian pada
berlaku (SK Menkes No. 760/Menkes/Per/IX/1992). Oleh
tikus yang telah diekstrapolasikan ke dosis manusia
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh
berdasarkan perbandingan luas permukaan (ekstrapolasi
androgenik ekstrak cabe jawa pada pria infertil dengan
menurut cara Paget & Barners) dan penggunaan empirik,
menggunakan pria hipogonad sebagai subjek penelitian.
yaitu 100 mg/orang yang dimasukkan ke dalam 1 (satu) butir
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
kapsul.
androgenik ekstrak cabe jawa terhadap kadar hormon
Uji klinik dilakukan sebanyak 3 fase: 1. Fase skrining,
testosteron, FSH, LH, konsentrasi spermatozoa, frekuensi
2.Fase terapi, 3. Fase pemulihan
koitus, dan berat badan pria hipogonad. Hasil penelitian ini
diharapkan cabe jawa dapat dijadikan bahan androgen alami 1. Fase skrining (3 bulan):
sebagai androgen alternatif yang terdapat dalam sumber daya Fase ini dilakukan skrining awal pasien infertil dengan
alam (SDA) Indonesia dan sekaligus dapat menghemat devisa oligozoospermia dan keluhan penurunan libido atau potensi
akibat mengimpor androgen sintetis dari luar negeri. seks, serta volume testis <15 mL. Setelah pasien menanda-
tangani informed consent, baru dilakukan pemeriksaan.
Metode
Bahan dan Alat Penelitian 2. Fase terapi (1 bulan):
Pria hipogonad sehat dengan berat badan 60-70 kilo- Pada fase ini, para calon peserta yang setuju untuk
A
gram, ekstrak kering cabe jawa dan plasebo yang dimasukan mengikuti
Buji klinik harus menandatangani informed consent
C
ke dalam kapsul gelatin, EDTA, kit FSH dan LH, kit yang telah disediakan. Sebanyak 10 pasien secara acak
testosteron, kit kimia darah, kit PSA, timbangan, vacutainer, mendapat kapsul ekstrak cabe jawa, dan 10 pasien lagi
alkohol 70%, spuit therumo syringe 5 mililiter, rak tabung, mendapat kapsul plasebo. Penelitian ini merupakan fase I uji

Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010 257


Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik

klinik dan pada fase I uji kliknik biasanya dianjurkan tidak parameter yang diamati pada pemeriksaan hormonal adalah
lebih dari 10 orang yang diuji pada terapi dengan bahan kadar testosteron, FSH, dan LH. Untuk parameter kimia darah
obat yang baru.11 Oleh karena itu, jumlah pasien yang adalah berupa darah rutin, fungsi hepar, ginjal, profil lipid.
mendapatkan ekstrak cabe jawa adalah maksimal sepuluh Pengambilan sampel semen dilakukan secara koitus
orang. interuptus oleh pasien dan kemudian dihitung konsentrasi
spermatozoa yang didapatkan. Sebagai data tambahan
3. Fase pemulihan (1 bulan): dilakukan penimbangan berat badan relawan setiap kali
Pada fase pemulihan dilakukan pemeriksaan yang sama pemeriksaan.
dengan fase terapi, namun tanpa pemberian ekstrak ataupun Pemeriksaan untuk analisis semen dilakukan di
plasebo cabe jawa. Departemen Biologi Kedokteran FKUI, selanjutnya untuk
pemeriksaan kadar hormon testosteron, FSH, dan LH
Pengambilan Data
dilakukan di Makmal Terpadu FKUI dengan teknik radio
Pada ketiga fase dilakukan pengambilan darah untuk immuno assay (RIA), sedangkan untuk pemeriksaan kimia
pemeriksaan laboratorium. Pengambilan darah dilakukan darah dilakukan di Departemen Patologi Klinik RSCM/FKUI.
dengan menggunakan spuit terumo syringe 5 mililiter pada
pembuluh darah vena. Darah yang didapatkan kemudian Analisis Statistik
disentrifus untuk memisahkan serum dan darah. Serum darah Sampel setiap parameter dievaluasi dengan menggu-
digunakan untuk pemeriksaan hormonal, sedangkan da- nakan analisis statistik untuk melihat tingkat signifikansi dari
rahnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah. Adapun data yang didapatkan.12,13

Data Awal Pria Hipogonad Sebelum Perlakuan


(Kilogram, juta/mL, gram/mL)

80.0 71.4 73.0


70.0 Perlakuan
60.0
50.0
Plasebo
40.0
(Kontrol)
30.0
20.0 13.3 14.4
10.0 2.43 2.74
0.0
Berat badan Konsentrasi Volume testis
spermatozoa
Berat Badan, Konsentrasi Spermatozoa, Volume Testis

Gambar 1. Karakteristik Data Awal Laki-laki Hipogonad yang Mendapat Ekstrak Cabe
Jawa dan Plasebo (Kontrol).
Keterangan: Berat badan: perlakuan; rerata=71,4, SE=4,66. Plasebo; rerata =73,0,SE=2,54. Kon-
sentrasi spermatozoa: Perlakuan; rerata=2,43, SE=1,22. Plasebo; rerata=2,74,SE=
0,79, volume testis: perlakuan; rerata=13,31, SE=0,78. Plasebo; rerata= 14,44, SE=
0,84.

Pengaruh Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa Terhadap Kadar


Hormon Testosteron Pria Hipogonad

5.0 Hari ke-0


3.51 3.75 4.00
4.0 3.50 3.43 Hari ke-1
3.0 3.17 3.01 2.95
Hari ke-7
ng/dL

3.0 2.29
Hari ke-30
2.0
Hari ke 60
1.0
0.0

Perlakuan Kontrol (Plasebo)


Hari Perlakuan

Gambar 2. Rerata Kadar Hormon Testosteron Laki-laki Hipogonad sebelum, selama,


dan sesudah Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=3,01, SE=0,49; Hari ke-1. Rerata=3,51, SE=0,41; Hari
ke-7. Rerata=3,17, SE=0,56; Hari ke-30. Rerata=3,01, SE=0,40; Hari ke-60. Rerata=
2,29, SE=0,30. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=2,95, SE=0,26; Hari ke-1. Rerata=3,50,
SE=0,56; Hari ke-7. Rerata=3,75, SE=0,22; Hari ke-30. Rerata=4,00, SE=0,45; Hari
ke-60. Rerata=3,43, SE=0,24.

258 Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010


AkromegaliUji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka

Hasil relawan (Gambar 2).


Penelitian ini merupakan penelitian pertama kali dalam
Kadar Hormon FSH sebelum, selama, dan sesudah Terapi
uji klinik ekstrak cabe jawa pada manusia.
Data awal berat badan, konsentrasi spermatozoa, dan Dari data kadar hormon FSH menunjukkan bahwa hasil
volume testis analisis statistik ternyata tidak terdapat perbedaan yang
Dari hasil penimbangan berat badan, konsentrasi sper- signifikan pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05)
matozoa, dan pengukuran volume testis ditemukan bahwa terhadap kadar FSH relawan (Gambar 3).
data tidak menunjukkan perbedaan karakteristik berat badan,
konsentrasi spermatozoa, dan volume testis pada pria Kadar Hormon LH sebelum, selama, dan sesudah Terapi
kelompok ekstrak cabe jawa dan kelompok plasebo/kontrol Dari data kadar hormon LH menunjukkan bahwa hasil
(Gambar 1). analisis statistik ternyata juga tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05)
Kadar Hormon Testosteron sebelum, selama, dan sesudah terhadap kadar LH relawan(Gambar 4).
Terapi
Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak Kadar PSA sebelum, selama, dan sesudah Terapi
terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh pemberian Dari data kadar PSA menunjukkan bahwa hasil analisis
ekstrak cabe jawa (p>0,05) terhadap kadar testosteron darah statistik ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Pengaruh Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa Terhadap Kadar


Hormon FSH Pria Hipogonad

18.0
16.0 14.4 Hari ke-0
13.7 13.5 13.2
14.0 12.2 Hari ke-1
12.0 10.0 10.5 10.6 10.5
ng/dL

10.0 8.8 Hari ke-7


8.0 Hari ke-30
6.0
4.0 Hari ke 60
2.0
0.0
FSH

Perlakuan Kontrol (Plasebo)


Hari Perlakuan

Gambar 3. Rerata Kadar Hormon FSH Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan se-
sudah Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=13,68, SE=1,92; Hari ke-1. Rerata=12,24, SE=1,62;
Hari ke-7. Rerata=13,50, SE=1,81; Hari ke-30. Rerata=13,17, SE=1,72; Hari ke-60.
Rerata=10,02, SE=1,20. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=10,45, SE=0,83; Hari ke-1. Re-
rata=14,38, SE=3,09; Hari ke-7. Rerata=10,60, SE=0,90; Hari ke-30. Rerata=10,52,
SE=1,77; Hari ke-60. Rerata=8,77, SE=0,63.

Pengaruh Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa Terhadap Kadar


Hormon LH Pria Hipogonad

9
8 7.16 6.88 7.24 Hari ke-0
7 Hari ke-1
6 5.19 4.77
ng/dL

5 4.36 Hari ke-7


3.76 3.81 3.68 3.48
4 Hari ke-30
3
2 Hari ke 60
1
0

Perlakuan Kontrol (Plasebo)


Hari Perlakuan

Gambar 4. Rerata Kadar Hormon LH Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan s e -


sudah Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=3,76, SE=0,48; Hari ke-1. Rerata=5,19, SE=0,76; Hari
ke-7. Rerata=3,81 SE=0,39; Hari ke-30. Rerata=4,77, SE=0,59; Hari ke-60. Rerata=
7,16, SE=0,92. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=3,68, SE=0,48; Hari ke-1. Rerata=4,36,
SE=0,74; Hari ke-7. Rerata=3,48, SE=0,78; Hari ke-30. Rerata=6,88, SE=1,17; Hari
ke-60. Rerata=7,24, SE=0,98.

Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010 259


Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik

pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05) terhadap pengaruh pemberian ekstrak cabe jawa (p>0,05) terhadap
kadar PSA relawan (Gambar 5). berat badan (Gambar 8) relawan.

Konsentrasi Spermatozoa sebelum, selama, dan sesudah Diskusi


Terapi Pada Gambar 3, 4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa dari
Hasil analisis statistik dari data konsentrasi spermato- hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang
zoa memperlihatkan terdapat perbedaan yang signifikan signifikan pengaruh pemberian cabe jawa (p>0,05) terhadap
ekstrak cabe jawa (p<0,05) terhadap konsentrasi spermato- kadar hormon testosteron darah, FSH, LH, dan PSA pria
zoa para relawan (Gambar 6). relawan. Namun jika diperhatikan secara proporsional pada
hari ke-1 dan 7 pemberian ekstrak cabe jawa dapat mening-
Frekuensi Koitus sebelum, selama, dan sesudah Terapi katkan kadar testosteron darah pada 7 dari 9 pria relawan
Hasil analisis statistik dari data frekuensi koitus mem- (78%), dari rerata 1,19 ng/mL pada hari ke-0 menjadi 2,56 ng/
perlihatkan terdapat perbedaan yang signifikan pemberian mL pada hari ke-1. Pada kelompok kontrol hanya 2 dari 6
ekstrak cabe jawa (p<0,05) terhadap coitus para relawan (33%) kadar testosteron darahnya meningkat pada hari ke-1
(Gambar 7). yang mendapat Plasebo.
Selanjutnya setelah pemberian cabe jawa pada hari ke
Berat Badan sebelum, selama, dan sesudah Terapi 30 serta setelah penghentian pemberiannya (fase pemulihan)
Dari data berat badan relawan menunjukkan bahwa hasil pada hari ke 60, rata-rata kandungan testosteron menurun
analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan kembali ke nilai awal (base line). Hal ini menunjukkan bahwa

Pengaruh Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa Terhadap Kadar


PSA Pria Hipogonad

3.00 Hari ke-0


2.50 2.13 Hari ke-1
2.00 Hari ke-7
ng/dL

1.50 1.23 Hari ke-30


0.79 0.84 0.75 0.83 Hari ke 60
1.00
0.48 0.53 0.50 0.50
0.50
0.00
-0.50 PSA

Perlakuan Kontrol (Plasebo)


Hari Perlakuan

Gambar 5. Rerata Kadar PSA Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=0,79, SE=0,23; Hari ke-1. Rerata=0,48, SE=0,10; Hari
ke-7. Rerata=2,13, SE=0,53; Hari ke-30. Rerata=0,84, SE=0,19; Hari ke-60. Rerata=
0,75, SE=0,24. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=0,53, SE=0,10; Hari ke-1. Rerata=0,83,
SE=0,29; Hari ke-7. Rerata=1,23, SE=0,71; Hari ke-30. Rerata=0,50, SE=0,20; Hari
ke-60. Rerata=0,10, SE=0,00.

Pengaruh Ekstrak Cabe Jawa dan Plasebo Terhadap


Konsentrasi Spermatozoa Pria Hipogonad

9.0
8.0 Perlakuan
6.8 6.8
7.0 Kontrol
6.0 5.0 (Plasebo)
juta/mL

5.0
4.0
2.4 2.7 2.5
3.0
2.0
1.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan

Gambar 6. Rerata Konsentrasi Spermatozoa Laki-laki Hipogonad sebelum, selama,


dan sesudah Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=2,43, SE=1,22; Hari ke-30. Rerata=6,79, SE=4,24; Hari
ke-60. Rerata=6,81, SE=2,64. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=2,74, SE=0,79; Hari ke-30.
Rerata=2,54, SE=1,13; Hari ke-60. Rerata=5,00, SE=0,43.

260 Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010


Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik

Pengaruh Ekstrak Cabe Jawa dan Plasebo Terhadap Frekuensi


Koitus Pria Hipogonad

7.0
Perlakuan
6.0
4.8 Kontrol
Kali/minggu

5.0 4.2
(Plasebo)
4.0
3.0 2.5 2.4 2.5
2.0
2.0
1.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan

Gambar 7. Rerata Frekuensi Koitus Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=4,22, SE=1,22; Hari ke-30. Rerata=4,78, SE=1,13; Hari
ke-60. Rerata=2,38, SE=0,41. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=2,00, SE=0,26; Hari ke-30.
Rerata=2,50, SE=0,18; Hari ke-60. Rerata=2,50, SE=0,32.

Pengaruh Ekstrak Cabe Jawa dan Plasebo Terhadap Berat


Badan Pria Hipogonad
90.0
80.0 71.4 73.0 72.0 Perlakuan
69.8 69.5
70.0 64.0
60.0
Kilogram

Kontrol
50.0
(Plasebo)
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke 60
Hari Perlakuan

Gambar 8. Rerata Berat Badan Laki-laki Hipogonad sebelum, selama, dan sesudah
Mendapat Ekstrak dan Plasebo Cabe Jawa.
Keterangan: Perlakuan; Hari ke-0. Rerata=71,44, SE=4,66; Hari ke-30. Rerata=72,00, SE=4,56;
Hari ke-60. Rerata=69,50, SE=4,64. Plasebo; Hari ke-0. Rerata=73,00, SE=2,54; Hari
ke-30. Rerata=69,75, SE=3,77; Hari ke-60. Rerata=64,00, SE=2,76.

ekstrak cabe jawa berpengaruh secara spontan dan tidak bahan baku obat aprodisiak potensial15 dan zat-zat tersebut
dapat bertahan lama di dalam tubuh relawan atau mempunyai di atas diduga mengandung testosteron alami.
daya tinggal dalam darah (duration of action) yang tidak Berdasarkan Gambar 7 dan 8 menunjukkan bahwa ada
lama. Kemungkinan lain adalah dosis cabe jawa yang perbedaan yang signifikan jumlah konsentrasi spermatozoa
diberikan masih belum optimal untuk dapat mempertahankan dan frekuensi koitus relawan setelah pemberian cabe jawa.
peningkatan kandungan testosteron lebih lama pada relawan. Jumlah sperma meningkat setelah 30 hari pemberian cabe
Hal ini terlihat karena belum adanya penekanan jumlah FSH jawa (6,79±4,243 juta/mL) dan tetap tinggi setelah pem-
dan LH pada relawan yang diberi cabe jawa. Menurut Rochira beriannya dihentikan (hari ke 60) (6.81 ±2.635 juta/mL).
et al.,14 peningkatan testosteron dapat menurunkan kadar Namun, peningkatan jumlah sperma tersebut belum mencapai
FSH dan LH karena terjadinya umpan balik negatif (negative batas normal sperma manusia yakni >20 juta/mL. Peningkatan
feed back) testosteron terhadap poros hipotalamus-hipofisis- sperma pada penelitian ini terjadi karena kandungan
testis. testosteron meningkat jumlahnya, sedangkan FSH dan LH
Dengan diketahuinya ekstrak cabe jawa tidak menu- masih tetap seperti semula (tidak berbeda secara bermakna).
runkan kadar FSH dan LH, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Kondisi ini menstimulasi spermatogenesis (proses pem-
cabe jawa mempunyai daya androgenik lemah. Hal ini mungkin bentukan sperma) berjalan secara baik sehingga mening-
disebabkan oleh rendahnya kadar testosteron dalam ekstrak katkan produksi sperma para relawan. Menurut Reddy16
cabe jawa (androgen lemah) atau karena dosis yang diberikan bahwa spermatogenesis merupakan proses pembentukan
pada penelitian ini terlalu kecil akibat faktor kehati-hatian. Di spermatozoa yang dimulai dari spermatogonia, spermatosit,
dalam ekstrak cabe jawa terdapat kandungan minyak atsiri, spermatid dan spermatozoa. Pada perkembangan sel germi-
piperin, piperidin, dan turunannya yang merupakan sumber nal ini dibutuhkan beberapa hormon penunjang di antaranya

Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010 261


Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik

hormon testosteron dan hormon gonadotropin seperti FSH Daftar Pustaka


dan LH.16 1. Huynh T, Mollard R, Trounson A. Selected Genetic Factors Asso-
Selanjutnya pada frekuensi koitus, dalam hal ini ciated With Male Infertility. Hum Reprod Update. 2002;8:183-
memperlihatkan perbedaan yang bermakna pemberian ekstrak 98.
2. World Health Organization. Towards More Objectivity In Diag-
cabe jawa (p<0,05) terhadap coitus para relawan. Namun, nosis And Management of Male Infertility. Int J Androl.
kondisi ini mulai menjadi normal atau turun kembali setelah 1987;7:1-53.
penghentian pemberian ekstrak cabe jawa. Hal menunjukkan 3. Moeloek N. Beberapa Perkembangan Mutakhir Di Bidang
bahwa cabe jawa dapat meningkatkan libido atau sexual in- Andrologi. Maj Kedok Indon 1990;445-53.
4. Brinkworth MH & Handelsman DJ. Environment Influences on
tercourse para relawan. Peningkatan tersebut merupakan nilai Male Reproductive Health. Dalam Nieschlag E & Behre HM.
tambah dari cabe jawa jika diberikan pada laki-laki yang Andrology. Second Edition. Springer-Verlag Berlin Heidelberg:
mempunyai keluhan tentang coitus. New York; 2000.p.255-57.
Dari Gambar 8 dapat dilihat dan menunjukkan bahwa 5. Katchadourian HA & Lunde DT. Fundamental of Human Sexual-
ity (2nd Edition). New York. Holt Rinehart and Winston. 1976
tidak ada perbedaan yang signifikan berat badan para relawan 6. Depkes RI. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid 1, Jakarta;
setelah pemberian cabe jawa. Hal ini mungkin disebabkan Depkes RI, 1985.
oleh kandungan ekstrak cabe jawa tidak dapat memicu 7. Mardisiswojo, RH. Cabe Puyang warisan nenek moyang. PT Karya
terjadinya sintesis protein dalam tubuh yang akan ber- Wreda, Jakarta, 1975.
8. Wahjoedi B, Pudjiastuti, Adjirni, Nuratmi B, Astuti Y. Efek
pengaruh terhadap berat badan para relawan. androgenik ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
pada anak ayam. JBA Indon. 2004;3:201-204.
Kesimpulan 9. Hanley, DF. Drugs use and abuse. Strauss RH ed. Sports medicine
and Physiology. Philadelphia: WB Saunders; 1979.p.396-404
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak cabe jawa
10. Nuraini A. Mengenal etnobotani beberapa tanaman yang berkhasiat
(Piper retrofractum Vahl) pada dosis 100 mg/hari dapat sebagai aprodisiaka. InfoPOM, Badan Pengawas Obat dan
bersifat/bertindak sebagai fitofarmaka androgenik, yakni Makanan Republik Indonesia 2003;IV(10):1-4.
dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah dan 11. Simmons PRN. Clinical Trials. Research Initiative Treatment
Action. Vol 8. No. 1. Summer. 2002 (www.Centerforaids.Org/
libido pada pria hipogonad serta bersifat aman.
rita/;Accessed 3 May 2005)
12. Meddish R. Statistic Handbook For Non-Statistician. London.
Saran Mc Graw-Hill Book Company (UK) Limited, 1975.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada dosis yang lebih 13. Stell RGD & Torrie JH. Prinsip Dan Prosedur Statistika. Edisi 3.
Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
besar dengan jumlah pria hipogonad yang lebih banyak.
14. Rochira V, Matteo F, Elena V, Carani C. Estrogens and Male
Reproduction Chapter 17. Endotext.com (Your Endocrine
Ucapan Terimakasih Source). 2003.
Para peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih 15. Cabe jawa. www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=
108,Akses 3 Maret 2006,13:45.
kepada Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan 16. Reddy PRK. Hormonal contraception for human males: pros-
(Balitbangkes) Republik Indonesia sebagai penyandang dana pects. Asian J Androl. 2000;2:46-50.
penelitian yang bekerjasama dengan Task Force Andrology
Departemen Biologi Kedokteran FKUI sehingga penelitian HO
ini dapat berjalan dan berlangsung dengan lancar.

262 Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 6, Juni 2010

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai