Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
PERSYARATAN UMUM
I. LINGKUP PEKERJAAN
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan di Rehabilitasi Jaringan Irigasi.
II. REFERENSI
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan -persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi
Indonesia (NI), Standart Industri Indoesia (SII) dan peraturan-peraturan Nasional
maupun peraturan – peraturan Nasional maupun peraturan – peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang brsangkutan antara lain :
a. SNI 2847: 2013 PERSYARATAN BETON STRUKTURALUNTUK BANGUNAN
GEDUNG
b. SNI 1729: 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK
BANGUNAN GEDUNG
c. SNI-3 (1970) ERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA
d. SNI 7973:2013 SPESIFIKASI DESAIN UNTUK KONSTRUKSI KAYU
e. NI-8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA
f. STANDART INDUSTRI INDONESIA (SII)
g. ASTM,JIS dan lainnya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur
dalam persyaratan teknis umum/ khususnya maupun salah satu dari ketentuan
yang disebutkan dalam ayat 02.1. diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
Penyedia Jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan –persyaratan berikut
ini guna disepakati oleh Direksi untuk dipakai sebagi patokan persyaratn teknis :
a. Standart/ normal/ kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Asosiasi
Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau badan badan lain yang
berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang bersifat Internasional
ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh
persetujuan dari Direksi/ Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional/ Internasional.
3. Baru/ Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/ untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan
bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/
dilarang digunakan .
4. Tanda Pengenal
Dalam hal dimana pabrik/ Produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
bahan pabrik yang dihasilkannya, baik berupa cap/ merk dagang pengenal pabrik/
produsen ataupun sebagai pengenal kwalitas/ kelas/ kapasitas, maka semua bahan
dari pabrik/ produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
mengandung tanda pengenal tersebut.
1
5. Merk Dagang dan Kesetarafan.
a. Penyebutan sesuatu merk dagang pada suatu bahan/ produk didalam
persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratn
kesetarafan kualitas penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut,
yang mana dinyatakan dengan kata-kata “atau setaraf”.
6. Penggantian
a. Penyedia Jasa/ supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu
bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang
setaraf dengan yang dipersyaratkan.l”
7. Persetujuan bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat
agar sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli /dipesan/diprodusir, terlebih
dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi/ Pengawas atau kesesuaian dari
bahan/ produk tersebut pada Persyaratan teknis, yang mana akan diberikan
dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/ brosur dari bahan/ Produk
yang bersangkutanm untuk diserahkan kepada Direksi/ Pengawas lapangan.
2
a. Jumlah contoh ;
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat sesuatu sertifikat pengujian
yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi/ Pengawas sehingga oleh
karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi/ Pengawas
harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan bahan
produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart
prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada
Badan/ lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi/ Pengawas.
2. Untuk bahan / produk atau mana dapat ditunjukkan sertifikat
pengujian yang dapat disetuji/diterima oleh Direksi/ Pengawas,
kepada direksi /Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh
yang masing-masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian
yang bersangkutan.
a. Contoh yang disetujui ;
1. Bila dikehendaki, Penyedia Jasa/ Spplier dapat meminta sejumlah
set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan
surat keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi
sendiri. Dalam hal demikian jumlah contoh yang harus diserahkan
kepada Direksi/ Pengawas harus ditambah seperlunya sesuai
dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi/ Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan
contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi
pekerjaan, Penyedia Jasa berhak meminta kembali contoh tersebut
untuk dipasangkan pada pekerjaan.
d. Waktu Persetujuan contoh ;
1. Adalah tanggung jawab dari Penyedia Jasa / supplier untuk
mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian
persetujuan atau contoh tersebut tidak menyebabkan keterlambatan
pada jadwal pengadaaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau
contoh akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu tidak
lebih dari 10 (sepuluh ) hari kerja.
3. Dalam hal ini dimana persetujuan tersebut akan melibatkan
keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan
model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan
dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
4. Untuk bahan yang masih harus dibuktikan kesetarafannya sesuatu
merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan
diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 21 (dua puluh satu )
hari kerja sejak dilengkapkannya pembuktian kesetarafan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh
bahan-bahan pertimbangan
6. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan
ataupun produk lain yang karena sifat / jumlah / harga pengadannya
tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan /
produk jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan
brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
a. Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh Pabrik /
Produsen.
b. Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai kegunaan,
surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales
service) dan lain-lain.
c. Katalog untuk warna pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-
lain.
d. Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen
lain sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan
atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh
3
tanpa pemberitahuan tertulis apaun dari Direksi/ Pengawas, maka
dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah
disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
8. Penyimpanan bahan
Persetujuan atau sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagi perijinan untuk
memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi
tidak layak lagi untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi/ Pengawas berhak untuk
memerintahkan agar :
a. Bahan/ produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali layak untuk
dipakai.
b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan/ produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk
diganti yang memenuhi persyaratan.
c. Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak
selama penggunaan ini
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
4. diletakkan ditempat yang mudah terlihat
d. Peyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus datur sedemikian rupa,
sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan pula terlebih dulu
dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan .
III. PELAKSANAAN
1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya Surat Perjanjian oleh
kedua belah pihak, Penyedia Jasa harus menyerahkan Rencana Kerja
Kepada Direksi / Pengawas.
b. Sebuah Network Plan mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan
logis serta kaitan/ hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.
c. Kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa untuk./selama masa pengadaan/ pembelian
serta waktu pengiriman/ pengangkutan dari :
Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/
pembantu
Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
d. Kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa untuk/ selama waktu fabrikasi pemasangan
dan pembangunan
e. Pembuatan-pembuatan gambar-gambar kerja
f. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja
g. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut
h. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut
i. Direksi/ Pengawas akan memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa dan
memeberikan tanggapan atau saran itu dalam waktu 2 (dua ) minggu
j. Penyedia Jasa harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja
kalau Direksi / Pengawas meminta diadakannya perbaikan/ penyempurnaan
atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya
waktu pelaksanaan.
k. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya suatu persetujuan dari Direksi/ Pengawas atau rencana
kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/ Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa pada waktunya,
maka kegagalan Penyedia Jasa untuk memulai pekerjaan sehubungan
4
dengan belum adanya rencana kerja yang disetujui Direksi, sepenuhnya
merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa yang bersangkutan.
l. Membuat rambu-rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan pekerjaan
4. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanann paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan yang disetujui
sebagi pegangan Penyedia Jasa untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan
tersebut.
6. Kualitas pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis
pekerjaan bersangkutan.
5
d. Dalam hal dimana Penyedia Jasa tidak menyetujui hasil pengujian dari badan
penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Penyedia Jasa berhak mengadakan
pengujian tambahan pada lembaga/ badan lain yang memenuhi persyaratan
badan penguji seperti tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri oleh Penyedia Jasa.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilh untuk :
Memilih badan/ Lembaga penguji ketiga atau kesepakatan bersama
Melakukan pengujian ulang pada badan/ Lembaga penguji pertama atau
kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
Pelaksanaan Pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas
dan Penyedia Jasa/ Supplier maupun wakil-wakilnya.
Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat
penguji.
f. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah
pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
g. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun yang tidak
langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa/ Supplier.
h. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak tepatan kesimpulan dari
hasil pengujian yang pertama dan membenarkan dari kesimpulan yang
kedua, maka :
2 (dua) dan 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Penyedia
Jasa/ Supplier akan diberlakukan sebagai pekerjaan tambah.
Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/
pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan
pada pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena
akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan
penundaan yang terjadi.
6
b. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.
c. Penyedia Jasa wajib membuat atau memiliki Kebijakan K3 yang
ditandatangani oleh manajemen puncak dari perusahaan tersebut. Kebijakan
K3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan sifat dan kategori risiko K3;
2. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
3. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang undangan
dan persyaratan lain yang terkait;
4. Sebagai kerangka untuk menyusun dan mengkaji sasaran K3;
5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
6. Dikomunikasikan kepada semua personil;
7. Dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan;
8. Dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih
relevan dan sesuai.
Yang di butuhkan dalam alokasi biaya umum K3 antara Lain :
7
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi/Pengawas dan Pemberi Tugas,
Penyedia Jasa harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi Tugas. Penyedia Jasa tidak dibenarkan membuat /
menyimpan salinan atau copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus
tersebut.
3. Mutual Check
(1) Pelaksanaan Mutual Check
Pelaksanaan Mutual Check dilaksanakan bersama-sama oleh pihak Direksi
dan Penyedia atas biaya Penyedia.
(2) Mutual Check ke-I ( MC.0 %)
Mutual Check I diadakan dengan dasar gambar kontrak.
Uraian Pekerjaan Mutual Check I
a) Pengukuran kembali semua rencana kegiatan-kegiatan pekerjaan
dengan mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 mm.
b) Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzetten) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti standar penggambaran
yang berlaku.
c) Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti standar
penggambaran yang berlaku.
d) Membuat perhitungan Hidrolis, apabila ada perubahan bentuk.
e) Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/pengurangan.
f) Semua produk-produk hasil Uitzetten (data pengukuran kembali, gambar-
gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya)
disampaikan kepada Direksiuntuk selanjutnya diteliti/diperiksa
kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan Direksi maka Penyedia
dapat melaksanakan pekerjaan tersebut
g) Dari hasil pengukuran kembali/Uitzetten akan didapat perbandingan
volume dengan gambar Kontrak.
h) Gambar-gambar hasil Uitzetten adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan
Konstruksi Lapangan.
i) Semua gambar-gambar hasil Mutual Check diperbanyak 3 kali.
(3) Mutual Check ke-II (MC.100 %)
a) Mutual Check ke-II dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan/gambar terpasang (As Built Drawing).
b) Dari hasil Mutual Check ke-II dengan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan.
c) Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat cetakan.
(4) Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
a) Jangka waktu pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi.
b) Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya,
paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah
harus disampaikan kepada Direksi(PPK) melalui Direksi.
8
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
V. KEAMANAN / PENJAGAAN
1. Untuk keamanan Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan
saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-
taman yang telah ada.
2. Penyedia Jasa berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada
apabila bangunan yang telah ada terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka
Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana
mestinya.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup dilapangan,
terutama pada waktu lembur, jika Penyedia Jasa menggunakan aliran listrik
dari bangunan / komplek, diwajibkan bagi Penyedia Jasa untuk memasang
meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4. Penyedia Jasa ahrus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar
tidak mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang telah
ada.
5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan untuk pembangunan
pekerjaan sementata sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
ketenteraman penduduk yaitu jalan-jalan yang harus digunakan jalan
perorangan atau umum, milik Pemberi tugas ataupun milik pihak lain,
Penyedia Jasa harus membebaskan Pemberi tugas dari segala tuntutan ganti
rugi sehubungan dengan hal tersebut.
6. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas kerusakan –kerusakan pada
jalan raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari
lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk
mengangkat bahan-bahan/ material guna keperluan proyek.
7. Apabila Penyedia Jasa memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin
berat atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian –bagian pekerjaan, melalui
jalan raya atau jembatan yang mengkin akan mengakibatkan kerusakan dan
seandainya Penyedia Jasa akan membuat perkuatan-perkuatan diatasnya,
maka hal tersebut harus terlebih dahulu diberitahukan kepada pemberi tugas
dan instansi yang berwenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
9
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kantor dan Gudang Penyedia Jasa
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Jasa dapat membuat Kantor Penyedia
Jasa, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan(Boukeet),
yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas
berkenaan dengan semua konstruksi atau penempatannya. Semua Boukeet
perlengkapan Penyedia Jasa dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah
termia kedua) harus di bongkar.
2. Saran Kerja
a. Penyedia Jasa wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan diluar lapangan sebelum pemindahan peralatan yang
dimiliki serta jadwal kerja
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material dilapangan harus aman dari
segala kerusakan hilang dan hal-hal yang mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.
10
penggunaan sementara atas persetujuan pengawas Daya listrik juga disediakan
untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontarktor
c. Pemasangan Bowplank
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran
persiapan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian, dan benchmark yang diberikan Konsultan Pengawas secara
tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta
kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan., tenaga
kerja yang diperlukan
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibat, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Direksi Pelaksanaan
3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh konsultan Pengawas atau
wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab Penyedia Jasa menjadi
berkurang . Penyedia Jasa wajib melindungi semua Benchmark, dan lain-
lain atau seluruh referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.
4. Bahan dan pelaksanaan
Tiang Bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2,00 m, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu
meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar .
11
c. Papan nama terbuat dari kayu / seng / bahan lainnya, dengan ukuran papan
nama panjang 1,0 m, lebar 0,8 m, serta kayu tiang penyangga dari balok
ukuran 4/6.
d. Papan nama disangga oleh dua tiang penyangga dengan tinggi papan dari
permukaan tanah 1,75 m.
e. Papan nama harus mencantumkan nama pekerjaan, lokasi, nilai kontrak, waktu
pelaksanaan dan pelaksana pekerjaan. Gambar logo Kabupaten Ngawi harus
pula dicantumkan pada papan nama.
f. Papan nama ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca
masyarakat umum serta tidak dapat dengan mudah dipindahkan.
g. Detail papan nama akan diatur oleh kemudian oleh Direksi.
d. Rambu-rambu Sementara
‐ Penyedia Jasa diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan
menempatkan rambu- rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi
penting termasuk rintangan-rintangan disekitar lokasi Proyek.
‐ Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain
yang berwenang Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu
dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara
kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi
penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, Penyedia
12
Jasa diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi, yang selama pelaksanaan dipergunakan
untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi Proyek .
13
II. PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua kegiatan yang berkaitan
dengan pematangan tanah, pengolahan tanah yang ada kaitannya dengan struktur
bangunan antara lain pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan, ataupun
pembuangan tanah.
3. Pekerjaan Tanah
a. Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan
bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi. Umumnya hanya pohon-pohon yang
menganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang,
dan ditumpuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi jalan
atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan
dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi.
Penyedia harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan
dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul
akibat pembersihan lapangan.
Penyedia diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna
dan peralatan dikumpulkan.
Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan
oleh Penyedia harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia.
14
b. Pembersihan Medan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan
dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi. Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu,
semak belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran,
talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat
rapih kembali seperti sebelumnya.
Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar lokasi
yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari semua
sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi. Kemudian Penyedia Jasa harus
membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan
kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus
dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia
Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila keadaan
mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus
dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan
resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna
mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap
saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk
mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk
digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
15
dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua
bahan-bahan harus diletakkan dari penggalian ketempat-tempat terakhir
yang telah direncanakan kecuali jika bahan tersebut menurut perintah
Direksi harus ditempatkan ditempat penampungan sementara dan
untuk kemudian harus ditempatkan ditempat yang telah direncanakan.
Sepanjang masih dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Direksi
semua bahan-bahan yang telah direncanakan untuk dipergunakan
dalam pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara
menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama
penggalian.
(b) Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada
pada lereng-lereng dan garis-garis batas yang telah ditentukan
pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan
tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan
(compacted back fill) dan semua timbunan atau timbunan kembali
disekitar bangunan dan di atas permukaan tanah asli harus dikerjakan
sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada
ketentuan lain pada syarat-syarat khusus.
(c) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak
mencukupi untuk pembuatan tanggul, penimbunan kembali dan
pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam
gambar atau petunjuk Direksi maka tambahan tanah yang baik dapat
diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah
disetujui oleh Direksi
(d) Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar, dan
bahan-bahan lain yang menggangu dan bahan galian yang tidak
diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan
lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat
penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan
saluran-saluran drainase, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang
rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperlukan untuk
ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan
oleh Direksi.
(e) Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-
tanggul saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (gaps)
dengan selang-selang yang pantas untuk drainasi seperti ditunjukkan
pada gambar atau petunjuk Direksi. Semua tempat penimbunan dan
daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan untuk keperluan
pembuangan dan dirapikan menurut petunjuk-petunjuk dari Direksi.
d. Longsoran di Talud
Penyedia harus menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan
pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan
disamping galian dan tanggul. Dalam halterjadinya longsoran Penyedia harus
memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan
melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat
disetujui Direksi, dengan biaya dari Penyedia.
e. Kelebihan Penggalian
Jika galian dibentuk diluar ukuran yang disebutkan, Penyedia harus
membangun kembali sesuai spesifikasi, atau ditentukan lain menurut petunjuk
Direksi.
f. Luasnya penggalian
Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai
pendapat Direksi. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan
mengambil kelebaran sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai
yang ditentukan oleh Direksi.
16
g. Pekerjaan Tanggul
(a) Tanggul dapat dibentuk dengan bahan gailan tanah yang tersedia serta
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi. Bila diperlukan timbunan
tanah untuk timbunan dari hasil galian maka harus didapat dari borrow
area.
(b) Bahan timbunan dihampar horisontal dan ketebalan merata secara
berlapis-lapis, dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari
0,25 m.
(c) Pemada tan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin
pemadat, mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil
pemadatan mencapai tidak kurang 90% dari pemadatan kering
maksimum yang ditentukan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan.
(d) Timbunan diatas tanah asli dibelakang bangunan-bangunan baru harus
dipadatkan seperti yang diuraikan di atas. Apabila tidak ditentukan lain
di dalam gambar atau atas perintah Direksi, maka semua tanggul harus
mempunyai kemiringan sesuai dengan gambar.
(e) Bahan-bahan dari penggalian, kecuali bila ditentukan oleh Direksi
bahwa tidak sesuai, akan digunakan dalam pembuatan tanggul. Bahan
yang keabsahannya melebihi batas, kadar air optimum tidak boleh
langsung digunakan. Penyedia harus merencanakan Operasi-operasi
pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan kemungkinan
perlunya penundaan penimbunan, pencampuran dengan bahan-bahan
kering atau prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk
memungknkan penempatan material di tanggul yang diperinci dengan
kelebihan yang sesuai.
h. Penyiapan Tanah
(1) penggalian yang hasilnya akan dipakai untuk bahan timbunan harus
bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-
akaran.
(2) Sebelum mulai pekerjaan timbunan tanah yang telah digali harus
dikupas/digali hingga kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah
yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari
tanah galian harus selalu dijaga baik dengan cara pengeringan alam
atau pembasahan dengan alat semprot
(3) Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan
pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digali kembali dan
kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan
dilanjutkan.
4. PEKERJAAN TIMBUNAN
Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul harus dibersihkan dan
dikupas atau digali hingga mencapai kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan
timbunan untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur
terbuka sedalam 20.00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1.00 meter.
Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman
0.15 m, dan kadar air tanah yang digaruk harus dijaga, baik secara pengeringan
alami atau pembasahan dengan alat semprot. Kalau pelaksanaan pemadatan
terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya
diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan dilanjutkan.
17
a. Pemadatan pada Timbunan
(1) Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (urugan-urugan) yang
direncanakan pada gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan
setebal 25 cm. Operasi-operasi Penyedia dalam penggalian material
yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-
urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
material tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan.
Bagian dari timbunan yang pada gambar direncanakan untuk
dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok
untuk memberikan kekedapan (impermebilitas) dan stabilitas.
(2) Sebelum dan selama operasi pemadatan berjalan, material harus
mempunyai kadar air optimum yang praktis diperlukan untuk maksud-
naksud pemadatan, seperti yang ditentukan oleh Direksi dan
kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Selama dapat
dilaksanakan seperti yang ditentukan oleh Direksi material harus dibuat
mengandung kelembaban yang cocok di tempat penggalian. Jika
kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan
tidak boleh dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan
kelembaban ditambah dengan memerciki air dan mengolahnya
ditempat pemadatan. Jika kelembaban melebihi dari batas maksimum
yang diijinkan untuk pemadatan, pekerjaan pemadatan tidak boleh
dilanjutkan (kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi), sampai
material tersebut harus dikeringkan dengan mengolahnya dan
mencampurnya dengan bahan-bahan yang kering atau cara lain yang
disetujui.
(3) Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak
lebh dari 25 cm sebelum dipadatkan dan penghamparan material
tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan
homogen, bebas dari kantong-kantong, dan cacat-cacat lainnya.
(4) Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga material yang dipadatkan akan cukup
bercampur/berpadu dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-
tingkatan pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya dan
stabilitasnya.
(5) Untuk bagian-bagian timbunan yang berbatasan dengan bangunan,
termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan tidak mungkin dilakukan
dengan alat penggilas untuk mendapatkan pemadatan yang cukup,
maka timbunan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (mechanical
tamper) dengan berat dan design cukup untuk mencapai kepadatan
yang setingkat dengan timbunan yang dipadatkan didekatnya. Dalam
tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan
tersebut yang akan ditimbun harus seperti spesifikasi di atas dan
pemeliharaan khusus dijalankan untuk menjamin agar ikatan yang
cukup dari timbunan yang akan dipadatkan didekatnya. Penyedia harus
bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang
disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan timbunan yang
berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki
dengan biaya Penyedia.
(6) Pemadatan dengan tenaga manusia.
(a) Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horisontal dengan tebal tidak lebih dari 25 cm dengan alat
penumbuk dengan tangan beratnya tidak kurang dari 15 kg serta
jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan
harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang
diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat
dari besi atau beton, penggunaan kayu atau batang kelapa tidak
diijinkan.
(b) Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak dibawah umur 16 tahun
tidak diijinkan.
18
SPESIFIKASI KHUSUS
I. PEKERJAAN PASANGAN
19
h. Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan
batu. Tidak terlambat dan tidak boleh dibuat terlalu banyak, adukan harus
sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
i. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm
dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang terisi penuh.
i. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang
belum mengeras.
j. Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan
batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
6. Perlindungan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk
beton.
Pekerjaan pasangan jangan dikerjakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang dan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri diatas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.
20
8. Sambungan dengan Pasangan Batu yang Ada (Lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama
harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat
dan disiram (dibasahi) dengan air bersih sampai jenuh.
Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari
noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup basah.
9. Pekerjaan Plesteran
a) Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak
harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga
bagian pasir yang disaring (1PC : 3 Pasir) atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar kontrak.
b) Tebal plesteran dibuat 2,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 cm dibawah
permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air
agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.
c) Pekerjaan plesteran dikerjakan satu lapis sampai jumlah ketebalan 1,0 cm dan
dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus
diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan/pipa saluran, dan selebar 0,10 m di bawah tepi atas dinding dan
sorongan/pipa saluran.
Batu tersebut haruslah dari batu dengan gradasi yang baik yang sesuai
dengan batasan-batasan berikut ini:
Ukuran Minimum Ukuran Maksimum
(mm) (mm)
Bronjong Kotak 100 300
Alas 170 mm 75 120
Alas 230 mm 75 150
Alas 300 mm 75 200
Alas 450 mm 100 250
Alas 600 mm 100 250
21
Ketebalan kawat dan ukuran jaring adalah sebagai berikut:
Diameter Kawat Minimum Ukuran aring
(mm) (mm)
Bronjong kotak 2.7 80 x 100
Alas 2.0 60 x 80
22
I. PEKERJAAN BETON
III. UMUM
a) Uraian
1. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air,
dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut
bentuk yang diminta, diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat keras
dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristis tertentu.
2. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi
jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan,
yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga
antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
3. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
4. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air
entraining ) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan
kontrak khusus.
c) Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti dalam SNI 2847 : 2013
d) Toleransi dIMENSI
Keseluruhan sampai dengan 6 meter + 5mm
Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm
Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding nol
Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm
Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm
Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding + 10 mm
Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebih 0 dan 10
mm. Selimut dari 5 cm sampai 10 cm 10 mm
e) Penyerahan-penyerahan
Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan
untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan
kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Penyedia Jasa harus menyerahkan
gambar–gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.
f) Penyimpanan Bahan-bahan
1. Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi
mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan
penyimpanan semen beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang
sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan kontruksi.
23
2. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga
sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan penyimpanan untuk
bahan-bahan uyang harus dipakai dilapangan, harus memnuhi persyaratan yang
disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi
penyimpanan bahan-bahan (SNI 2847: 2013, pasal 3,9 )
g) Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus dilakukan
pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, Penyedia Jasa harus
mengambil tindakan pencegahan yangdiperlukan untuk melindungi campuran beton
terhadap hujan. Dan Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan
pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.
Penyedia Jasa tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak
karena hujan.
IV. BAHAN
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu
jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASTHO M85.
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat
(sedang)
Tipe III : digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan (resistensi) terhadap sulfat
yang tinggi
2. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada
pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.
b. Air
Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus bersih
dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam,asam, alkali, gula
atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat meminta Penyedia Jasa untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T 26)
c. Agregat
Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam harus
dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada
Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada table 7.1.3.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan)
24
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan
organic menggunakan pengujian chlorimetric AASTHO T21 setiap agregat yang
gagal test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi
d. Gradasi agregat
1. Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel
1 berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi
ini tidak perlu ditolak apabila Penyedia Jasa dapat menunjukkan (berdasarkan
campuran percobaan dan pengujian ) bahwa dapat dihasilkan beton yang
memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran yang diuraikan.
Tabel 1. Persyaratan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat
Standar
Imperial Agregat
t Pilihan Agregat Kasar
( inches ) Halus
( mm )
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
13 ½ - 25-60 - 90-100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10
Batas Pengujian
Uraian
Agregat Agregat
Kasar Halus
d. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menetukan besarnya pengembangan
1. Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai
2. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran
berikut yang diberikan pada Tabel 4.
26
Tabel 4 Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-Pekerjaan
Kecil ( Berdasarkan Volume )
Gelegar,pelat
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100
lantai,kolom bertulang
e. Campuran percobaan
Penyedia Jasa harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang
disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan
diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam
Tabel campuran beton 5.
27
g. Beton untuk pekerjaan –pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai
dengan Tabel 6 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slum minimum
yang diberikan pada Tabel 6
Tabel 6 Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk Pekerjaan Kecil
Kekuatan Tekan Minimum Kg/cm2 Slum Yang
Campuran Silinder Diijinkan ( mm )
Nominal Kubus 15 Cm ( Tanpa Getar)
15 Cm X 30 Cm
h. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di
bawah standart dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi
Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan
dengan kelas rendah.
Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
ditentukan Penyedia Jasa tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Penyedia
Jasa telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa
produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi
Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan pada tabel 5
dan 6 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus di
perbaiki karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan
dalam statistik persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-
pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
i. Penyesuaian Campuran
Penyesuaian Kemudahan dikerjakan
1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –perbandingan yang
ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-
perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan
asalkan kandungan semen yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti
atau perbandingan air semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan
untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik seperti dinyatakan dibawah.
j. Penyesuaian kekuatan
1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik
2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa
perintah tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan
digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut
secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru
berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa.
28
k. Bahan Campuran Tambahan (additive)
1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi
Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta
Volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi
Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuat.
2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam
campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di
lapangan.
1. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pencampuran Beton di lapangan
1. Mencampur dengan pencampur ( mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan
dengan mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan ukuran-ukuran
menjamin suatu campuran yang merata/ homoge
2. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan
satu sarana pengukuran untuk mengndalikan jumlah air dalam setiap takaran.
3. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 0,112 m3
campuran beton
4. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan agregat
yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang
pendek sebelum ditambah air.
5. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus
dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
c. Penyiapan Lapangan
1. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
penanganan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik.
Bahan –bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan
dalam keadaan bersih siap untuk digunakan .
2. Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering sebelum
beton dicor.
3. Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah
penggeseran.
29
d. Acuan / Cetakan
Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk
jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan
sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas
atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai
jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
2. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut
dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan
3. Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga
dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut penampang.
4. Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut-baut, klerap atau sarana lain yang
digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan
pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga di
bongkar tanpa merusak permukaan beton jadi ( selesai )
5. untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat
digunakan yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & Beton akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya
dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
6. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
7. Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah bagi
jembatan-jembatan mengacu kepada “ Petunjuk Perencanaan Jembatan “
g. Sambungan kontruksi
Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus ditentukan
sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh
Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan persyaratan umum berikut ini harus
diterapkan :
1. Sambungan Kontruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan pada
bagian – bagian structural kecuali ditentukan lain sebelumnya
2. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan
utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
3. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang –batang tulangan harus
ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk kontruksi
yang monolit.
4. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya. Disediakan untuk
sambungan kontruksi dalam dinding plat lantai dan antara kaki-kaki dan
dinding-dinding
5. Sambungan kontruksi harus dibuat menembus dinding sayap
6. Dalam hal penundaan pekerasan yang tidak terencana dikarenakan hujan
atau kemacetan pemasokan beton, Kontarktor harus menyediakan tambahan
tenaga dan bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan
kontruksi tambahan menurut Perintah direksi Teknik.
h. Pemadatan Beton
1. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar didalam yang disetujui,
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton
2. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri dari
pemadatan tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat
pemadat bersama-bersama dengan permukaan yang menerus sisi luar
cetakan.
3. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi
sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang
memasukkan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
31
melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa terhadap keselamatan
pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Waktu Untuk Membongkar Acuan
k. Perawatan Beton
1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan
lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser
beton tesebut.
32
Tabel 8 Pengujian Laboratorium Untuk Beton
Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
b. Pengendalian Lapangan
Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakn untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan
pemulihannya harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa memenuhi perintah dan
berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik
Tabel 9 Persyaratan Pengendalian Lapangan
33
Test Pengendalian Prosedur
dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk
menentukan kandungan air dalam agregat
sebelum pencampuran
d. Test slum untuk kekentalan
dan kemudian dikerjakan, Test penurunan (slump) untuk setiap takaran
campuran Beton basah besar hasil, beton, dan seperd serta jika diminta
AASTHO – T119 oleh Direksi Teknik
PC 0101 - 7
e. Test kekuatan beton Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh
AASTHO – T22 bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap,
60 m3 beton campuran yang di cor. Sebagai
tambahan paling sedikit satu test untuk setiap
bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu
beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji
inti harus, dipotong dan di uji seprti di
perintahkan oleh Direksi Teknik
f. Test agregat halus halus
gumpalan lempung dan Test untuk dilakukan seperd dan jilm
pertikel-partikel percobaan diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk
AASTHO- T 112 memriksa mutu, agregat halus : atau pasir yang
digunakan di lapangan.
34
VIII. BAJA TULANGAN UNTUK BETON
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton
sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik
b. Toleransi
Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan
persyaratan SNI 2847: 2013
c. Kelonggaran penempatan
1. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan minimum 3,0 cm dipilih
mana yang lebih besar.
2. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan
lapis atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas /
jarak vertical minimum 2,5 cm
2. Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat)
atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan kotoran atau cairan yang
membuat karat, penutup minimum harus ditambahkan menjadi 7,5 cm
Penyerahan-penyerahan
1. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik
2. Penyedia Jasa juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram
tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas diigunakan dalam
pekerjaan.
h. Bahan-bahan
Batang baja penulangan
1. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan SNI 2847: 2013. Kecuali dinyatakn lain mutu baja yang digunakan
untuk beton bertulang harus mutu U24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2
2. Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan
secara khusus dalam Daftar Penawaran
3. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus
disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu
baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
4. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur, minyak,
gemuk, atau karat.
36
a. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti
dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja. Kecuali apabila
ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi
Teknik.
b. Apabila sambungan betindih (lapped slice ) disetujui panjang tindihan harus
40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi dengan kait.
c. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar
atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik
m. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton
n. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang,
sepanjang yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang
bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk
memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus diberikan pada
sambungan – sambungan antara slab (lantai)
o. Cara pengukuran pekerjaan
Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung
dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang
dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang
batang. jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung
dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan
satuan berat yang disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman
baja. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan
kepada berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.
1. Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk
penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh
dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.
2. Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau
pada suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang
terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di
dalam bab ini .
37
3. Bahan – bahan dan campuran
Bahan – bahan
1. Semen
Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen persyaratan
AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa dinyatakan lain dalam daftar
penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi teknik.
2. Agregat halus untuk adonan
Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum
digunakan), bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi
batas – batas gradasi pada tabel 11. berikut
Tabel 11. Persyaratan Gradasi Agregat Halus.
Persentase Lolos Atas Berat
Catatan
Ukuran saringan Ukuran Maksimum Nominal
9,5 mm 1,75 mm
Gradasi yang
lebih kasar
akan
9,50 100 –
digunakan
4,75 95 – 100 100
untuk adonan
2,36 – 95 – 100
pengisi
1,18 45 – 80 –
rongga yang
0,30 10 – 30 –
besar dan
0,15 2 – 10 Maksimum 25
untuk
0,075 – Maksimum 10
sambungan
lebih tebal
dari 13 mm
3. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada tabel 12. Direksi
akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk
jenis khusus dan lokasi pekerjaan.
4. Kapur Hidrasi
a. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan
mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N. 1-7 ( syarat –syarat
untuk kapur bahan bangunan ).
b. Bila diminta demikian oleh direksi teknik, sebuah tes kekuatan kapur
hidrasi dengan pasir (1 : 3) akan memberikan kekuatan hancur 15
kg/cm2 sesudah 7 hari.
5. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan
bebas dari benda – benda kotoran – kotoran lain yang membahayakan
campuran.
6. Campuran
Adonan harus sebanding ( proporsional ) dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan
cacat–cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa–
pipa beton, sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang relevan dari
38
spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam
perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus
atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk
memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu rasio
maksimum air semen sekitar 0.65 dan adonan tersebut akan melebihi
kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk penanaman (pemasangan) dan
menyambung pasangan batu akan terdiri dari satu bagian semen
terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi dapat
ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume
semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk
membedakan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan
tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm 2
pada 28 hari.
p. Pengendalian mutu
a. Test Laboratorium
Tes laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa sesuai dengan petunjuk direksi teknik untuk menentukan
gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.
b. Pengendalian Lapangan
Direksi teknik dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan suatu tes
pelaksanaan di lapangan yang dipandang untuk menjamin dipatuhinya
spesifikasi ini.
X. Selimut Beton
Selimut beton yang diukur antara tulangan dan muka beton harus diperlihatkan
dalam gambar-gambar; batas toleransinya adalah +3 mm yang dizinkan. Bilamana
tidak diperlukannya penutup seperti yang diperlihatkan dalam gambar-gambar,
penutup beton minimum berikut harus disediakan:
a. Ukuran 40 mm untuk tul. 6 mm dan tulangan diameter yang lebih kecil;
b. Ukuran 50 mm untuk tul. 19 mm dan tulangan diameter yang lebih besar.
Tak terkecuali penutup beton yang minimum untuk tampak luar beton yang
ditempatkan terhadap tanah atau batu harus mengikuti aturan hal-hal berikut :
1. 50 mm untuk ketebalan bagian dari konstruksi beton dengan ukuran 250 mm
atau kurang;
2. 75 mm untuk ketebalan bagian konstruksi beton dengan ukuran 250 mm atau
lebih.
39
Blok-blok penutup untuk menjamin bahwa penulangan diletakkan dengan benadr
maka haruslah sekecil mungkin dan sesuai dengan tujuannya, dari suatu bentuk
yang dapat diterima oleh Direksi dan direncanakan sehingga tidak terguling saat
beton tersebut ditempatkan.
Blok-blok penutup tersebut harus dirawat dengan cara dimasukkan ke dalam air
untuk jangka waktu tidak kurang dari 10 hari. Atau dengan alternatif yang lainnya,
kontraktor dapat mengizinkan menggunakan alat pengatur jarak penutup plastik
(plastic cover spacers) atas perencanaan dan pembuatannya yang telah disetujui
pemakaiannya.
40
II. PEKERJAAN BETON PRACETAK
I. BETON PRACETAK
2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002
Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-
2847-2002 seperti :
1. Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus
mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses
pabrikasi termasuk melepaskan dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan,
hingga pelaksanaan di lapangan.
2. Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton
pracetak tersebut, misal :
Desain beton pracetak harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada
struktur jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
3. Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan
pabrikasi atau konstruksi.
Perencanaan sambungan
a. menggunakan grouting
b. sambungan mekanis las
c. sambungan baja tulangan
d. pelapisan beton bertulang
e. atau kombinasi dari cara-cara tersebut.
2. Identifikasi Produk
Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal
pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna
memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.
3. Persyaratan Pembebanan
Produk LPC precast dengan Beton minimal K350 untuk saluran tepi harus mampu
menahan beban gandar minimal 5 ton.
5. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban –
beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji
produk/uji laboratorium.
41
c) Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan sesuai
gambar untuk mendapatkan kondisi drainase yang efektif, walau tidak
diperlihatkan /ditunjukkan dalam gambar. Permukaan dari timbunan tanah
harus mempunyai kemiringan yang dapat berfungsi sebagai drainase.
d) Pemadatan
Pelaksanaan kepadatan semua Timbunan/urugan. Bila lapisan teratas (dari
lapisan sebelumnya) dan timbunan yang dipadatkan menjadi kering untuk
memperoleh ikatan yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban
dengan menggunakan pancaran air untuk memperoleh kadar air yang baik
bagi lapisan selanjutnya.
42