Anda di halaman 1dari 15

Makalah

MANAJEMEN K3 RUMAH SAKIT


“Audit K3 Rumah Sakit”

Disusun Oleh
FATAHU HAMNUR PASHA
K111 13 326

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini walaupun secara sederhana,
baik bentuknya maupun isinya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen K3 Rumah Sakit
yang mungkin dapat membantu teman-teman dalam mempelajari hal-hal penting Dalam Audit
K3 Rumah Sakit.
Pada kesempatan ini saya  mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing mata
kuliah Mnajemen K3 Rumah Sakit dan Keluarga serta kerabat yang telah memberi dorongan untuk
menyelesaikan       makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya Makalah ini. Penulis juga mengharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 04 Desember 2015

` Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................I


KATA PENGANTAR....................................................................................................................II
DAFTAR ISI ................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.....................................................................................................1
...........................................................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian Audit K3 Rumah Sakit....................................................................................4
B. Mekanisme Audit K3 Rumah Sakit .................................................................................5
C. Audit Internal Sistem Manajemen K3...............................................................................6
D. Tahapan Audit Eksternal K3 Rumah Sakit........................................................................7
E. Teknik Audit K3 di Rumah Sakit ....................................................................................8
F. Tingkat Penerapan Dan Keberhasilan..........................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. kesimpulan ......................................................................................................................10
B. Saran ................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja menye-
diakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat pendidikan
dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah
sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala
hal tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi yang bahaya yang sangat be-
sar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, risiko ini juga membahayakan pengunjung
rumah sakit tersebut.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rumah sakit di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang
buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut men-
cerminkan kesiapan daya saing rumah sakit Indonesia di dunia internasional masih sangat
rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan
pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah).
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa ter-
jadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus
yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka
bakar, dan penyakit infeksi, dan sebagainya. Sejumlah kasus dilaporkan mendapatkan
kompensasi pada pekerja rumah sakit yaitu sprains, strains: 52%; contussion, crushing,
bruising: 11%; cuts, laceration, puncture: 10,8%; fractures: 5,6%; multiple injuries: 2,1%;
thermal burns: 2%; scratches, abrasions: 1,9%; infections: 1,3%; dermatitis : 1,2%; dan
lain-lain: 12,4% (US Departement of Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistics,
1983).
Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di rumah
sakit belum tergambar dengan jelas namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari
para petugas di rumah sakit, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit.
Selain itu, Gun (1983) memberikan catatan bahwa terdapat beberapa kasus penyakit
kronis yang diderita petugas rumah sakit, yaitu hipertensi, varises, anemia (kebanyakan
wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69% wanita), dermatitis dan urtikaria (57%
wanita), serta nyeri tulang belakang dan pergeseran discus intervertebrae. Ditambahkan
juga bahwa terdapat beberapa kasus penyakit akut yanng diderita petugas rumah sakit le-
bih besar 1,5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, sa-
luran pernapasan, saluran cerna, dan keluhan lain seperti sakit telinga, sakit kepala, gang-
guan saluran kemih, masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit
kulit dan sistem otot dan tulang rangka.
Sebagian sarana pelayanan kesehatan sudah memiliki sistem keselamatan dan
kesehatan kerja beserta programnya, untuk itu perlu dilakukan audit terhadap sistem
tersebut untuk mendapatkan pelayanan yang optimal dan efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Audit K3 Rumah Sakit?
2. Mekanisme Audit K3 Rumah Sakit?
3. Audit Internal Sistem Manajemen K3?
4. Tahapan Audit Eksternal Rumah Sakit?
5. Teknik Audit K3 di Rumah Sakit?
6. Tingkat Penerapan Dan Keberhasilan?

C. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui pengertian Audit K3 Rumah Sakit.
2. Untuk Mengetahui Mekanisme Audit K3 Rumah Sakit.
3. Untuk mengehtahui Audit Internal Sistem Manajemen K3.
4. Untuk Mengetahui Tahapan Audit Eksternal Rumah Sakit.
5. Untuk mengetahui Teknik Audit K3 di Rumah Sakit
6. Untuk Mengetahui Tingkat Penerapan Dan Keberhasilan SMK3 di Rumah Sakit.

D. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi mahasiswa,
ialah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang Manajemen K3 Rumah Sakit khususnya
Audit K3 Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit K3 Rumah Sakit


1. Definisi
Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan suatu
kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan, dan
dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Berdasarkan pengertian
Audit dan Rumah Sakit di atas dapat disimpulkan bahwa Audit K3 Rumah Sakit adalah proses
pemeriksaan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit beserta programnya yang
dilakukan oleh petugas K3RS dibantu oleh pihak terkait dan bersifat sistematik.
2. Tujuan dari Audit K3 yaitu :
a) Memastikan apakah Sistem Manajemen K3 yang dijalankan telah memenuhi prosedur
b) Mengetahui apakah Sistem Manajemen K3 telah berjalan di seluruh jajaran sesuai
dengan lingkupnya.
c) Memastikan apakah Sistem Manajemen K3 telah efektif.
3. Sistem Manajemen K3 Di Rumah Sakit
Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit merupakan upaya untuk memberikan
jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, pro-
mosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Manajemen K3 di rumah sakit adalah suatu
proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk memberdayakan K3 di rumah sakit.
4. Tinjauan umum tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) tidak terlepas dari pemba-
hasan manajemen secara keseluruhan. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan
secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan pengendalian kegiatan-kegi-
atan yang dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam suatu bentuk kerja. Sedangkan
sistem manajemen merupakan rangkaian proses kegiatan manajemen yang teratur dan integ-
rasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja
akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan kemajuan sains dan teknologi dalam bidang
industri. Keadaan ini merubah pandangan masyarakat industri terhadap pentingnya penerapan
K3 secara sungguh-sungguh dalam kegiatannya.
5. Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
a.   Pembangunan dan pemeliharaan komitmen,
b.   Strategi pendokumentasian,
c.   Peninjauan ulang desain dan kontrak,
d.   Pengendalian dokumen,
e.   Pembelian,
f.    Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3,
g.   Standar pemantauan,
h.   Pelaporan dan perbaikan kekurangan,
i.    Pengelolaan material dan pemindahannya,
j.    Pengumpulan dan penggunaan data,
k.   Pemeriksaan sistem manajemen,
l.    Pengembangan keterampilam dan kemampuan.

B. Mekanisme Audit K3 Rumah Sakit


Pelaksanaan audit didasarkan pada hasil penilaian resiko dari aktivitas operasional
Rumah sakit dan hasil audit (audit-audit) sebelumnnya. Hasil penilaian resiko juga menjadi
dasar dalam menentukan frekuensi pelaksanaan audit internal pada sebagian aktivitas opera-
sional perusahaan atau, area ataupun suatu fungsi atau bagian mana saja yang memerlukan
perhatian manajemen Perusahaan terkait resiko K3 dan Kebijakan K3 Perusahaan.
Pelaksanaan audit internal mencakup seluruh area dan aktivitas dalam ruang lingkup pen-
erapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Frekuensi dan cak-
upan audit internal juga berkaitan dengan kegagalan penerapan beberapa elemen dalam Sis-
tem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ketersedian data kinerja penerapan sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hasil tinjauan manajemen dan perubahan-per-
ubahan dalam manajemen Perusahaan. Pelaksanaan audit internal secara umum ialah minimal
satu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal sebelumnya.
Audit Sistem Manajemen K3 dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga
tahun. Untuk pelaksanaan audit Badan Audit harus:
1. Membuat rencana tahunan audit
2. Menyampaikan rencana tahunan audit kepada Menteri atau Pejabat yang ditunjuk
pengurus tempat kerja yang akan diaudit dan Kantor Wilayah Departemen Tenaga
Kerja setempat.
3. Mengadakan koordinasi dengan Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat
4. Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3.

C. Audit Internal Sistem Manajemen K3


Pelaksanaan audit internal didasarkan pada kegiatan-kegiatan berikut, antara lain :
1. Pembukaan audit.
a) Menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit.
b) Pemilihan auditor dan timnya untuk tujuan objektivitas dan kenetralan audit.
c) Menentukan metode audit.
d) Konfirmasi jadwal audit dengan peserta audit ataupun pihak lain yang menjadi bagian dari
audit.
2. Pemilihan petugas auditor.
a) Auditor harus independen, objektif dan netral.
b) Auditor tidak diperkenankan melaksanakan audit terhadap pekerjaan/tugas pribadinya.
c) Auditor harus mengerti benar tugasnya dan berkompeten melaksanakan audit.
d) Auditor harus mengerti mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perusahaan.
e) Auditor harus mengerti mengenai peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja di tempat kerja.
f) Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai kriteria audit beserta aktivitas-aktivitas di
dalamnya untuk dapat menilai kinerja K3 dan menentukan kekurangan-kekurangan di
dalamnya.
3. Meninjau dokumen dan persiapan audit.
A. Dokumen yang ditinjau meliputi :
1) Struktur organisasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja.
2) Kebijakan K3.
3) Tujuan dan Program-Program K3.
4) Prosedur audit internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusa-
haan.
5) Prosedur dan Instruksi Kerja K3.
6) Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko.
7) Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
penerapan K3 di tempat kerja.
8) Laporan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan.
B. Persiapan audit internal meliputi hal-hal sebagai berikut antara lain:
1) Tujuan audit.
2) Kriteria audit.
3) Metodologi audit.
4) Cakupan maupun lokasi audit.
5) Jadwal audit.
6) Peran dan tanggung jawab peserta/anggota audit internal.
4. Pelaksanaan audit.
a) Tata cara berkomunikasi dalam audit internal.
b) Pengumpulan dan verifikasi informasi.
c) Menyusun temuan audit dan kesimpulannya.
d) Mengomunikasikan kepada peserta audit mengenai :
1. Rencana pelaksanaan audit.
2. Perkembangan pelaksanaan audit.
3. Permasalahan-permasalahan dalam audit.
4. Kesimpulan pelaksanaan audit.
5. Persiapan dan komunikasi laporan audit.
a. Tujuan dan cakupan audit.
b. Informasi mengenai perencanaan audit (anggota audit internal, jadwal audit internal serta
area-area/lokasi-lokasi audit internal).
c. Identifikasi referensi dokumen dan kriteria audit lainnya yang digunakan pada pelaksanaan
audit internal.
d. Detail temuan ketidaksesuaian.
e. Keterangan-keterangan lain yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Kesela-
matan Kerja Perusahaan :
1. Konfirmasi penyusunan perencanaan penerapan K3 di tempat kerja.
2. Penerapan dan pemeliharaan.
3. Pencapaian Kebijakan dan Tujuan K3 Perusahaan.
f. Komunikasi kepada semua pihak mengenai hasil audit internal termasuk kepada pihak ke
tiga yang berhubungan dengan Perusahaan untuk dapat mengetahui tindakan perbaikan
yang diperlukan.
6. Penutupan audit dan tindak lanjut audit.
a) Menyusun pemantauan tindak lanjut audit internal.
b) Penyusunan jadwal penyelesaian tindak lanjut audit internal.

D. Tahapan Audit Eksternal K3 Rumah Sakit


Dalam pelaksanaan audit eksternal Rumah sakit tidak jauh berbeda dengan tahapan yang
dilakukan pada perusahaan-perusahaan paada umumnya dimana auditornya dilakukan oleh
lembaga pihak di luar perusahaan atau rumah sakit yang independen.
Audit Eksternal SMK3 sesuai Permenaker No.05/MEN/1996 merupakan alat untuk
mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja.
Pemeriksaan Audit dilakukan secara sistematik oleh Badan Audit Independen, dengan periode
sekurang-kurangnya 3 tahun sekali.
a. Persyaratan Auditor Eksternal Senior adalah:
1.  Pengalaman sebagai Auditor Eksternal SMK3 minimal 1 tahun
2. Telah melakukan audit kesesuaian dari Audit Eksternal sebanyak 10 kali
3. Pernah menjadi ketua tim Auditor Eksternal minimal 3 kali
4. Pernah melakukan verifikasi laporan Audit Eksternal minimal 3 kali.
b. Tahapan Audit secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan: Auditor mempersiapkan materi audit, bisa dalam bentuk Audit
Checklist.
2. Pertemuan Awal (Opening Meeting): Auditor dan Pengurus Perusahaan melakukan
pertemuan pembukaan sebelum pelaksanaan audit dimulai. Secara singkat, Auditor
memaparkan rencana audit yang akan dilakukan.
3. Pemeriksaan: Auditor melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan SMK3 dengan cara
pemeriksaan dokumen, wawancara untuk klarifikasi, pengamatan aktivitas perusahaan,
pengamatan kondisi dan lingkungan kerja.
4. Penilaian kriteria: penilaian kriteria berdasarkan temuan, dengan tingkat penilaian :
sesuai, tidak sesuai minor, tidak sesuai major dan observasi.
5. Pertemuan Penutup (Closing Meeting) : Auditor dan pengurus perusahaan bertemu
guna menutup rangkaian pemeriksaan eksternal yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Auditor menyampaikan hasil temuan beserta kriterianya, tindakan-tindakan
perbaikan/peningkatan (bila perlu) serta pemberitahuan bahwa perusahaan dinyatakan
berhasil atau tidak berhasil menyandang sertifikat SMK3.
c. Badan Audit K3
Persyaratan Badan Audit diantaranya adalah:
a. Status perusahaan BUMN atau swasta nasional
b. Memiliki kantor cabang di tingkat propinsi
c. Memiliki bukti wajib lapor ketenaga-kerjaan
d. Memiliki minimal 10 Auditor senior dan 20 Auditor yunior.
e. Pengalaman dalam Audit System.

E. Teknik Audit K3 di Rumah Sakit


Dalam menekan tingginya angka kecelakaan kerja di rumah sakit, maka penerapan
sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus dijalankan secara baik
dan melalui mekanisme kontrol yang baik. Internal Audit merupakan salah satu
implementasi mekanisme kontrol. Untuk melakukan Audit terhadap sistem manajemen K3
Rumah Sakit dibutuhkan Pengetahuan dan SDM yang baik, sehingga hasil dari Audit yang
dilakukan dapat menjadi bahan perbaikan bagi Rumah Sakit sehingga pada akhirnya pihak
Rumah Sakit merasakan manfaat dari penerapan sistem manajemen K3.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan kompetensi dan menambah
kemampuan SDM Rumah Sakit seperti Pimpinan Rumah Sakit, Petugas K3RS
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit), Dokter, Perawat yang terkait dengan K3,
Manager, Supervisor atau HRD, serta berbagai pihak di Perusahaan yang membutuhkan
provider kesehatan yang qualified dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan
mereka.

F. TINGKAT PENERAPAN DAN KEBERHASILAN


Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) Rumah Sakit
merupakan kegiatan rutin yang harus dilaksanakan oleh manajemen Rumah Sakit sebagai
wujud dan komitmen penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja.Hasil dari audit
akan memberikan gambaran mengenai keberhasilan tingkat implementasi SMK3 dan
rekomendasi mengenai kekurangan yang perlu diperbaiki atau keberhasilan yang perlu
dipertahankan atau lebih di tingkatkan.
Audit internal hanya menekankan pada program 5R (Resik, rapi, ringkas, rawat, rajin),
program H3 (hazard area, house keeping dan human behaviour) serta penggunaan PPE
equipment di Rumah Sakit. Penelitian diawali dengan penentuan kriteria-kriteria audit
SMK3. Kriteria audit mengacu pada kriteria audit Permenaker No. 05/MEN/1996. Setelah
itu dilakukan pembuatan daftar periksa audit dan daftar penilaian resiko untuk Rumah Sakit.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi, penila-
ian risiko direkomendasikan kepada manajemen puncak. Tinjauan ulang dan peningkatan
oleh pihak manajemen secara berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan keefekti-
fan dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3. Informasi dikumpulkan dari hasil monitor-
ing tempat kerja dan lingkungan kerja rumah sakit terutama yang berkaitan dengan sumber
bahaya potensial baik yang berasal dari kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya serta
data dari bagian K3 berupa laporan pelaksanaan K3 dan analisisnya.
Data dan informasi dibahas dalam organisasi/unit pelaksana K3 rumah sakit untuk men-
emukan penyebab masalah dan merumuskan tindakan korektif maupun tindakan preventif.
Hasil rumusan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada direktur rumah sakit.
Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari organisasi/unit pelaksana K3 RS serta alternatif-
alternatif pilihan serta perkiraan hasil/konsekuensi setiap pilihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian. Rumah sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan
peralatan kesehatannya.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik,
dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut
jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.
Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah Sakit adalah
terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS.
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja menurut Peraturan
Menteri Kesehatan 2007 terdiri atas meliputi langkah-langkah sebagai berikut Tahap
persiapan (komitmen dan kebijakan), Tahap perencanaan, Tahap penerapan atau
pelaksanaan, Tahap Pengukuran dan evaluasi, Tahap peninjauan ulang dan peningkatan.
Audit merupakan:
1. Alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerpan SMK3 di
tempat kerja.
2. Pemeriksaan secara sistimatik
3. Dilakukan secara independen
4. Dilakukan oleh Badan Audit independen minimal 1 kali/3 tahun.
Kelebihan audit:
1. Tenaga kerja yang berkualitas mempunyai daya saing tinggi
2. Kualitas tenaga kerja mempunyai korelasi erat dengan kecelakaan kerja
3. Program SMK3 berpengaruh langsung terhadap produk perusahaan
4. Kecelakaan kerja kontra produktif terhadap efisiensi dan berpengaruh terhadap daya
saing
B. Saran
1. Diharapkan kepada pembaca agar mengamalkan ilmunya melalui proses pembela-
jaran/perkuliahan dibantu dengan adanya makalah ini.
2. Kepada para pembaca dan staf pengajar agar kiranya memberi masukan, komentar
yang membangun terhadap makalah ini, agar bisa menjadi bahan pembelajaran untuk
penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://phitagoras.co.id
http://tutorial-gratis2.blogspot.co.id
http://www.scribd.com
http://lisyalala.blogspot.co.id
Health & Safety Inspection, A TUC Guide
http://www.tuc.org.uk/extras/insbooklet30auglowres.pdf
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id
https://ariagusti.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai