Agung Zulyadain1
1
Pemerhati Infrastruktur Kabupaten Indragiri Hilir
Abstract
Development in the field of construction, one of which is the improvement of roads and bridges,
which are infrastructure to support various developments, even infrastructure in the development of the
region as a whole. Indragiri Hilir Regency is one of several regions that have natural potential that can be
used as an increase in the regional economy with the widest stretch of coconut that has ever existed,
thus, if supported by a smooth transportation flow, it will facilitate the production and distribution process
Keywords: Construction, Bridge, Indragiri Hilir.
Abstrak
Pembangunan dibidang konstruksi, salah satunya adalah peningkatan jalan dan jembatan, yang merupakan
prasarana untuk menunjang berbagai pembangunan, bahkan merupakan prasarana dalam pembangunan
wilayah secara keseluruhan. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah saru dari beberapa daerah yang
memiliki potensi alam yang dapat dijadikan sebagai peningkatan perekonomian daerah dengan hamparan
kelapa terluas yang pernah ada, dengan demikian, jika ditunjang dengan arus transportasi yang lancar, maka
akan memudahkan proses produksi dan distribusi.
Kata Kunci: Konstruksi, Jembatan, Indragiri Hilir.
1. PENDAHULUAN nasional.
Guna mendukung transportasi yang handal
Bangsa Indonesia secara nyata telah
dan pola distribusi nasional secara umum, maka
melaksanakan pembangunan nasional, sehingga
pada sektor transportasi perlu meningkatkan akses-
mengangkat martabat bangsa Indonesia dari garis
akses masuk dan keluar dari daerah yang
kemiskinan dan keterbelakangan, kepada tingkat
berpotensi, untuk mengatasi problematika tersebut,
hidup yang lebih baik secara material dan spiritual.
pemerintah melalui instansi terkait perlu melakukan
Keberhasilan tersebut telah meningkatkan
pembagnunan jembatan sebagai sarana
pertumbuhan disegala bidang kehidupan, hal ini
penghubung darat yang terpisah oleh sungaia.
dicerminkan dengan semakin meningkatnya
Pembangunan dan penggantian jembatan pada
mobilitas orang dan distribusi barang keseluruh
daerah ini dilakukan untuk mendukung lancarnya
wilayah Indonesia, serta semakin beragamnya jenis
arus lalu lintas, mengingat di daerah Kabupaten
barang yang diproduksi dan dikomsumsi. Untuk
Indragiri Hilir memiliki kondisi geografis yang
mendukung kelancaran arus manusia dan barang
sebagian besar daratannya terbelah oleh sungai
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,
kecil dan besar sehingga jembatan merupakan
baik untuk angkutan manusia maupun angkutan
sarana vital yang wajib ada.
barang dan hewan.
Pembangunan dibidang konstruksi, salah
Pembangunan transportasi berperan sebagai
satunya adalah peningkatan jalan dan jembatan,
urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik
yang merupakan prasarana untuk menunjang
dan pertahanan keamanan, diarahkan pada
berbagai pembangunan, bahkan merupakan
terwujudnya pada sistem transportasi yang handal,
prasarana dalam pembangunan wilayah secara
berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara
keseluruhan. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan
terpadu, tertib, aman, nyaman, lancar dan efisien
salah saru dari beberapa daerah yang memiliki
dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan
potensi alam yang dapat dijadikan sebagai
dinamika pembangunan, mendukung pola distribusi
61
ISSN: 2620-3332 Selodang Mayang
Dalam pelaksanaan proyek, pemimpin proyek - Ikatan kerja hanya dalam peraturan
pada tingkat pertama perlu membentuk organisasi pelaksanaan pekerjaan.
proyek sebagai alat berkomunikasi dan - Tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
menentukan unit-unit kerja di luar organisasinya kepada Konsultan Pengaawas berupa
yang diperlukan dan ada kaitannya dalam realisasi pelaksanaan pekerjaan
memperlancar pelaksanaan tugasnya. dilapangan.
Selanjutnya perlu diorganisasikan yang berarti e. Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
bahwa kegiatan tersebut disiapkan, disusun dan dan Kontraktor Pelaksana
dialokasikan pada para anggota organisasi, Masing–masing unsur berdiri sendiri sesuai
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara dengan bidang kerja dan tanggung jawab.
efektif dan efisien. Proses ini meliputi perincian Bila mana diperlukan Pengawas dapat
pekerjaan, pembagian pekerjaan dan koordinasi mengadakan konsultasi dengan Perencana.
pekerjaan dimana hal ini terjadi dalam suatu Pengawas secara berkala mengadakan
struktur tertentu. koordinasi dengan Kontraktor Pelaksana
Umumnya terdapat 4 unsur organisasi yang guna kelancaran pekerjaan. Pihak
terlibat dalam pembangunan jembatan, antara lain: Kontraktor Pelaksana tidak mempunyai
a. Penyandang dana /Pemilik (pemberi proyek) hubungan khusus dengan Perencana. Oleh
b. Perencana sebab itu mereka tidak memiliki ikatan
c. Pengawas kontrak kerja.
d. Kontraktor (pemborong).
Ke-empat unsur tersebut dapat melakukan 3.1.1. Pemilik / Pemberi proyek
tugas dan kerja sama sesuai dengan wewenang Pemilik proyek (employer) adalah pihak yang
dan tanggung-jawab yang telah ditetapkan, dapat mempunyai proyek. Secara umum pemilik proyek
digambarkan sebagai berikut, ini memberi pekerjaan pada kotraktor yang dalam
pengawasannya diserahkan kepada konsultan
pengawas, serta kewajiban membayar biaya
proyek sesuai dengan kontrak. Pemilik proyek
dapat berupa perorangan atau instansi
(pemerintah atau swasta).
3.1.2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang / badan
yang diberi kekuatan oleh pemilik proyek untuk
membantu pimpinan proyek dalam merencanakan
pembangunan jembatan, mulai dari survey awal,
perencanaan desai konstruksi, RAB, Spesifikasi
Teknis hingga menentukan metode kontruksi yang
tepat untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pada prinsipnya hubungan kerja antara 3.1.3. Konsultan Pengawas
keempat unsure diatas adalah sebagai berikut : Konsultan Pengawas adalah orang / badan
a. Pemilik dengan konsultan pengawas yang diberi kekuatan oleh pemilik proyek untuk
- Diikat oleh suatu perjanjian kerja atau membantu pimpinan proyek dalam mengelola
kontrak kerja. pelaksanaan pembangunan, mulai dari awal hingga
- Owner memberikan imbalan kepada akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan dan melakukan pengawasan Dalam hal ini pengawas mewakili atau sebagai
kerja terhadap Konsultan oleh Pimpinan koordinator atas nama pemberi tugas dalam
Proyek. mengelola pelaksanaan pembangunan dan
b. Pemilik dengan konsultan Perencana bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan kepada
- Diikat oleh suatu perjanjian kerja atau pemberi tugas.
kontrak kerja. Secara garis besar, konsultan pengawas terdiri
- Owner memberikan imbalan kepada dari Site Engineer yang dibantu oleh Supporting
Konsultan Perencana dan melakukan Staff, structure engineer, draftman, Quality
pengkajian ulang terhadap perencanaan engineer yang masing masing bidang terdiri satu
yang diberikan. atau beberapa orang dengan fungsi spesifik yang
c. Pemilik dengan Kontraktor Pelaksana berbeda.
- Diikat oleh suatu perjanjian kerja atau 3.1.4. Kontraktor
kontrak kerja. Kontraktor adalah badan hukum yang
- Kontraktor melakukan penyerahan hasil bertindak sebagai pihak yang menerima dan
kerjanya kepada Pemilik Proyek melalui melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Pemimpin Proyek. persyaratan proyek yang telah disepakati, dalam
d. Konsultan Pengawas dengan Kontraktor hal ini sesuai dengan perancangan yang telah
Pelaksana ditentukan oleh perencana, seperti pada gambar-
63
ISSN: 2620-3332 Selodang Mayang
gambar rencana dan spesifikasi (syarat-syarat) Tugas tenaga teknik antara lain :
yang telah ditentukan di dalam kontrak, kemudian - membuat gambar kerja,
menyerahkannya kepada pemilik. - melaksanakan pengukuran,
Tugas kontraktor selaku pihak pelaksana - mengontrol hasil pekerjaan,
secara umum adalah sebagai berikut : - mengatur penempatan peralatan dan
a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan material bangunan,
peraturan dan syarat-syarat serta gambar- - menetapkan jumlah tenaga kerja pada
gambar rencana yang terlah ditetapkan . setiap bagian pekerjaan.
b. Memenuhi dan melaksanakan petunjuk b. Tenaga Administrasi
serta instruksi yang diberikan oleh Pemilik Tenaga administrasi bertugas mengurusi
Proyek atau Konsultan Pengawas. pelaksanaan pekerjaan dalam bidang
c. Melaporkan pekerjaan secara terinci dan administrasi, antara lain :
jelas, baik berupa laporan mingguan - menyelenggarakan surat-menyurat,
maupun laporan bulanan. - melakukan pembukuan,
d. Menyerahkan hasil pekerjaan apabila telah - membuat rekapitulasi gaji para karyawan
sesuai dengan ketentuan kontraknya. dan upah kerja.
e. Membangun dan menyediakan fasilitas- c. Tenaga Pelaksana
fasilitas penunjang, seperti direksi keet Yang termasuk tenaga pelaksana
termasuk juga barak kerja serta diantaranya adalah pekerja, tukang, pekerja
kelengkapan lainnya. tukang dan mandor. Tugas tenaga
f. Bertanggung jawab atas kebersihan dan pelaksana antara lain :
keamanan di lapangan. - bertugas melaksanakan pekerjaan
g. Menyediakan gambar-gambar pelaksanaan, pembangunan seperti merakit tulangan
diagram rencana kerja, data-data brosur, - menghitung kebutuhan bahan,
serta contoh-contoh pekerjaan dan material membengkokkan baja tulangan, dan lain-
yang diajukan terhadap konsultan lain
pengawas sebelum dilaksanakan.
h. Mengkoordinir semua bagian dan pihak 4.3. Status Tenaga Kerja
dalam yang terlibat langsung dalam Status tenaga kerja pada proyek ini antara
pelaksanaan pekerjaan. lain adalah tenaga kerja tetap, tenaga kerja
kontrak dan tenaga kerja harian.
4. TENAGA KERJA a. Tenaga Kerja Tetap
Tenaga Kerja tetap adalah tenaga kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang terlibat
yang diangkat oleh perusahaan sebagai
dalam perusahaan konstruksi yang ikut bekerja
pegawai tetap perusahaan dan ditempatkan
dalam suatu proyek. Tenaga kerja yang trampil
pada proyek yang bersangkutan.
dan mempunyai pengetahuan yang cukup luas
b. Tenaga Kerja Kontrak
dalam bidangnya, sangat diperlukan dalam
Tenaga kerja kontrak adalah pegawai
keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
perusahaan yang bekerja selama
Terdapat 3 golongan tenaga kerja yaitu:
pelaksanaan proyek berlangsung. Jika
4.1. Tenaga Ahli
proyek telah selesai, maka dengan
Tenaga ahli merupakan tenaga yang
sendirinya pegawai tersebut selesai masa
berpendidikan minimal sarjana pada bidangnya dan
kerjanya dengan perusahaan yang
cukup berpengalaman dalam bidang struktur,
bersangkutan, kecuali kontraktor masih
manajemen dan arsitektur. Tugas tenaga ahli
memerlukan tenaganya, maka masa
pelaksana adalah sebagai berikut:
kontraknya dapat diperpanjang.
a. Mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan konstruksi di
c. Tenaga Kerja Harian
lapangan.
Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja
b. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan
yang diperlukan unutk mengerjakan suatu
rencana biaya pelaksanaan pekerjaan.
bagian pekerjaan tertentu dengan upah
c. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
yang didasarkan atas jumlah hari dan jam
d. Melaporkan prestasi kerja pada pimpinan.
kerja yang diperoleh pada pekerjaan
lembur. Tenaga kerja harian sewaktu-waktu
4.2. Tenaga Menengah
dapat ditambah atau dikurangi sesuai
Tenaga menengah yang bekerja pada proyek
volume pekerjaan yang sedang
ini adalah tenaga lulusan Sarjana Muda atau yang
dilaksanakan.
sederajat dan berpengalaman dalam bidangnya.
a. Tenaga Teknik
4.4. Waktu dan Upah Kerja
Tenaga teknik merupakan tenaga pelaksana
Pelaksanaan pekerjaan akan berjalan dengan
yang mengelola dan mengatur kegiatan
baik dan dinilai berhasil, apabila segala sesuatunya
pekerjaan di lokasi proyek.
sesuai dengan rencana. Apabila semua pihak yang peralatan juga dilaksanakan agar pada saat
terlibat dalam kegiatan tersebut mempunyai digunakan tidak terjadi kerusakan.
disiplin (waktu dan administrasi), sehingga efisiensi
waktu dan efektifitas kerja dapat tercapai. 5.1. Bahan-bahan
a. Waktu Kerja Bahan bangunan merupakan komponen yang
Waktu kerja yang berlaku pada proyek sangat penting pada pembangunan suatu
penggantian jembatan Pentung adalah konstruksi karena berpengaruh pada kualitas
sebagai berikut : pekerjaan. Bahan bangunan yang lazim dipakai
- Jam kerja biasa pada proyek jembatan antara lain : semen, kerikil,
Jumlah jam kerja selama 1 hari adalah pasir, air, baja tulangan, kawat pengikat, kayu dan
8 jam dan kelebihan jam tersebut lain-lain. Penggunaan bahan bangunan berkualitas
dianggap sebagai jam kerja lembur. rendah akan mengakibatkan penurunan kekuatan
Perincian jam kerja biasa adalah dan daya tahan struktur bangunan. Oleh sebab itu
sebagai berikut : bahan yang digunakan harus memenuhi
a) pukul 07.00 - 12.00 Jam persyaratan yang telah ditentukan dan
bekerja, penggunaannya harus dengan izin tetulis dari
b) pukul 12.00 - 13.00 Jam pengawas proyek.
istirahat, Bahan-bahan yang dimaksud dalam
c) pukul 13.00 - 16.00 Jam pekerjaan harus memenuhi persyaratan :
bekerja. a. Semua produk harus baru dan baik.
- Jam kerja lembur b. Sesuai dengan spesifikasi dan standar
Jam kerja lembur dilakukan di luar jam yang digunakan.
kerja biasa. Jam kerja lembur c. Sesuai dengan ukuran, jenis, kualitas dan
dilakukan bila ada alasan teknis, pembuatan yang ditetapkan pada
sehingga pekerjaan tersebut harus spesifikasi atau gambar yang disetujui
segera diselesaikan. Untuk mencapai oleh pengawas teknik.
target pekerjaan tersebut dilakukan d. Mengutamakan produk dalam negeri.
jam kerja lembur.
Peraturan pemakaian bahan harus ketat,
b. Upah Kerja
pengawas dapat melakukan penolakan di lapangan
Pembayaran upah kerja para tenaga kerja
apabila bahan tidak sesuai dengan persyaratan
adalah sebagai berikut :
yang ditentukan. Pengawas berhak memeriksa
- Tenaga kerja tetap, pembayaran
bahan-bahan tersebut di laboratorium, jika ada
dilaksanakan setiap akhir bulan.
hal-hal yang meragukan. Oleh karena itu, sebelum
- Tenaga kerja honorer, pembayaran
suatu produk dibeli atau dipesan, terlebih dahulu
upah dilaksanakan setiap 1 minggu
dimintakan persetujuan pengawas dengan
sekali.
menyertakan contoh bahan tersebut.
- Tenaga kerja harian, pembayaran
Pengkondisian lingkungan yang baik dan
upah dilaksanakan setiap 1 minggu
pengamanan bahan juga perlu diperhatikan dalam
sekali.
penyimpanan bahan sehingga bahan tersebut
Sedangkan jam kerja lembur,
layak untuk digunakan.
pembayarannya diperhitungkan dari
5.1.1. Semen (Portland Cement)
jumlah jam lembur.
Seman Portland dihasilkan dengan cara
menghaluskan klingker yang terdiri dari
5. BAHAN DAN PERALATAN
silikat-silikat kalsium bersifat hidrolis dengan
Bahan dan peralatan perlu mendapatkan gips sebagai bahan tambah (Kardiyono
perhatian yang sangat serius pada Proyek Tjokrodimulyo, 1992). Bahan ini merupakan
Pembangunan/Penggantian Jembatan, karena unsur terpenting pada pembuatan beton
bahan dan peralatan merupakan faktor yang karena mutunya akan menentukan kualitas
sangat mendukung kelancaran pelaksanaan beton. Semen merupakan bahan ikat hidrolik,
pekerjaan. Apabila terjadi keterlambatan dalam bila dicampur dengan air akan mengeras,
penyediaan bahan atau gangguan dalam oleh karena itu semen Portland harus aman
pengirimannya maka akan menyebabkan terhadap air, pada saat penyimpanan atau
pelaksanaan pekerjaan mengalami penundaan. Hal saat pengangkutan.
ini akan menyebabkan pemborosan waktu dan
Untuk menjamin hasil pekerjaan dan kualitas
biaya.
bangunan, maka diperlukan persyaratan yang
Selain itu bahan-bahan yang digunakan dalam
harus dipenuhi antara lain :
pekerjaan juga harus diatur penggunaannya
a. Penempatan semen harus diatur supaya
dengan baik dan disimpan pada suatu tempat
mudah diambil.
sehingga tidak terjadi kerusakan dan kehilangan.
b. Tumpukan semen maksimal 15 sak.
Peralatan yang digunakan pada proyek ini diuji
dahulu agar berfungsi secara baik. Perawatan
65
ISSN: 2620-3332 Selodang Mayang
tua, keras, lurus, tidak lapuk dan tidak retak- pekerjaan sesuai dengan waktu rencana (Time
retak atau pecah. Schedule) dan dapat dipertanggungjawabkan.
5.1.8. Sika 6.1. Pekerjaan Persiapan
Suatu bahan campuran yang mirip dengan Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan awal
semen dengan butiran yang lebih kasar dan sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan proyek
mempunyai kuat desak yang lebih tinggi yang lain. Kegiatan ini berpengaruh pada
dibanding semen sehingga tidak mudah kelancaran pekerjaan yang lain. Secara garis besar
pecah. pekerjaan persiapan meliputi :
a. Menyediakan Direksi Keet dan Brak Bahan
5.1.9. Elastomeric
Persiapan untuk direksi keet dan brak
Tumpuan Elastometer terbuat dari karet dan
bahan yakni dengan menyewa rumah
berfungsi sebagai tumpuan peletakkan
penduduk yang memiliki tempat yang luas
jembatan dan peredam gaya gempa dalam
dan strategis yakni berada tidak jauh dari
arah horizontal dan gaya lateral akibat beban
lokasi proyek.
bergerak disepanjang jembatan. Tumpuan
b. Pembersihan dan pemberesan lokasi
Elastomer ini dapat berfungsi sebagai sendi
Pekerjaan yang dilakukan yaitu
ataupun sebagai roll pada perencanaan
menyingkirkan atau membereskan benda-
struktur jembatan.
benda atau rintangan lain yang ada di
5.1.10. Diafragma sekitar lokasi proyek yang sekiranya akan
Profil diafragma berfungsi sebagai batang mengganggu kelancaran pekerjaan di
penyambung antara beton pracetak bagian lokasi seperti batu-batu dan sampah
luar dengan beton pracetak dalam. Juga buangan dari masyarakat.
sebagai pengunci dan pengaku agar jarak c. Pengukuran dan Pematokan.
antar gelagar tidak berubah, karena getaran - Pekerjaan pematokan dan pengukuran
lalu lintas yang ada diatasnya. dilakukan sebelum pekerjaan utama
dilaksanakan, untuk mendapatkan
5.1.11. Kawat Pengikat (Bendraat) evaluasi serta data-data lain yang
Kawat pengikat yang dipakai terbuat dari baja nantinya digunakan sebagai pedoman
lunak dengan diameter 1 mm yang telah untuk pelaksanaan pekerjaan.
dipijarkan terlebih dahulu. Kawat ini dipakai - Hasil pengukuran ini kemudian
dalam perangkaian anyaman tulangan agar digambar dalam bentuk Shop Drawing
tidak bergeser satu sama lain. (gambar rencana pekerjaan).
5.1.12. Baja Profil Pekerjaan pengukuran ini dikerjakan
Baja Profil digunakan untuk jembatan yang bersama-sama dengan Direksi
menggunakan struktur atas dengan rangka Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
baja, atau keseluruhan struktur jembatan jika d. Pengeringan.
total jembatan menggunakan rangka baja. - Pekerjaan ini hanya akan dilaksanakan
Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan apabila sungai mengalami peningkatan
kebutuhan berdasarkan analisa yang telah debit air terutama pada musim
dibuat sebelumnya. penghujan.
- Pekerjaan pengeringan ini
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN dilaksanakan dengan menyedot air
yang menggenangi lobang masing-
Pelaksanaan pekerjaan merupakan proses masing pondasi dan kaki pilar.
menerapkan hasil perencanaan yang telah e. Papan Nama Proyek
ditetapkan secara riil, agar tujuan proyek yang Papan nama proyek akan dibuat 1 buah
telah ditetapkan bisa terlaksana secara optimal. yang diletakkan dilokais yang mudah
Pelaksanaan pekerjaan didahului dengan dibaca.
persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pihak f. Mobilisasi bahan dan peralatan
Kontraktor. Pekerjaan ini meliputi, pendatangan atau
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, pengangkutan bahan atau meterial ke
pihak Kontraktor mempersiapkan rencana kerja proyek, pengangkutan dan pengalokasian
dan metode kerja. Rencana kerja dan metode kerja peralatan. Keterlambatan salah satu dari
tersebut disusun berdasarkan kelompok-kelompok pekerjaan di atas akan merugikan efisiensi
pekerjaan pada proyek tersebut dengan tujuan waktu pekerjaan secara keseluruhan oleh
agar mempermudah dilakukan pengawasan karena itu perencanaan yang baik sangat
terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dibutuhkan. Pertimbangan penggunaan
dilakukan. Proses pengawasan dilakukan secara alat berat harus diperkirakan secara
cermat untuk menghindari terjadinya kesalahan- matang mengingat medan yang cukup
kesalahan yang mungkin terjadi pada saat sulit sehingga penjadualan penggunaan
pelaksanaan sehingga proses pelaksanaan
67
ISSN: 2620-3332 Selodang Mayang
alat berat juga harus menjadi perhatian setelah dipotong kemudian diatur sesuai
penting. dengan panjang dan diameter tulangan.
Untuk membengkokkan baja tulangan
6.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi. digunakan alat pembengkok, dimana alat
Pondasi berfungsi untuk mendukung struktur tersebut disesuaikan dengan diameter baja
diatasnya, oleh karena itu pondasi harus kuat tulangan. Pembengkokan harus pada
mendukung beban diatasnya. Pada proyek temperatur biasa tanpa pemanasan.
Pembangunan dan penggantian jembatan di Sebelum dilakukan pembengkokan,
kabuapten Indragiri Hilir, pondasi yang digunakan tulangan disiapkan sesuai dengan ukuran
adalah terdiri dari erbagai macam tergantung dari masing-masing dan diberi tanda panjang
perencanaan dan kondisi alam yang ada yaitu pembengkokannya.
dapat berupa Pondasi Kayu Cerocok, Pondasi Tiang
Pancang, Pondasi Bor dan caison. 6.3.2. Bekesting Abutmen dan Pilar
Pekerjaan pondasi dilaksanakan dengan Bekesting abutmen dan pilar dibuat dengan
urutan pekerjaan sesuai dengan jenis pondasi yang multiplek yang mempunyai ketebalan 0.5
digunakan berdasarkan metode standar yang ada. cm sebagai dinding dan berjarak 10 cm dari
tulangan yang berfungsi sebagai selimut
6.3. Pelaksanaan Pekerjaan Abutment dan beton. Bekesting yang akan dipakai telah
Pilar dipersiapkan sebelumnya. Kayu dengan
Abutmen dan pilar merupakan konstruksi diameter 6/8 digunakan sebagai penopang
yang dibuat diatas pondasi yang berfungsi untuk dinding agar bekesting tidak mengalami
menerima beban dari struktur diatasnya perubahan bentuk pada saat pengecoran
(jembatan) untuk diteruskan ke pondasi. Mutu dan pemadatan manual.
beton yang disyaratkan untuk pembuatan abutmen Bekesting (acuan beton) adalah konstruksi
dan pilar adalah beton mutu K-250, hal ini sebagai cetakan yang dibuat dari kayu, baja atau
pertimbangan untuk menjaga agar ketahanan yang digunakan untuk membuat beton
struktur tetap aman ketika menahan beban. muda, bila telah mengeras dapat mencapai
Pekerjaan ini diawali denga pembuatan lantai dimensi dan kedudukan seperti yang
kerja untuk pemasangan kaki abutment dan pilar. direncanakan. Dimensi acuan beton
Pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan haruslah dikontrol dengan teliti, sehingga
menganyam tulangan sesuai dengan perhitungan bentuk dapat dicapai dan sesuai dengan
pada kaki abutment dan pilar. Setelah anyaman rencana.
selesai, dilanjutkan dengan pengecoran dengan Dalam waktu dekat sebelum pengecoran
beton K-250. beton, acuan beton dibersihkan dari
6.3.1. Penulangan Abutmen dan Pilar. kotoran-kotoran atau bahan-bahan lepas
Penulangan dan pilar dibuat sesuai dengan seperti, serbuk gergaji, debu dan lain-lain.
perencanaan, pada gambar kerja dan pada Setelah bersih kemudia oleskan dengan
saat pemasangan antar tulangan diikat minyak solar agar pada memudahkan
dengan kawat bendrat berdiameter 1 mm, pekerjaan pada saat pembongkaran
agar tulangan tidak bergeser atau tidak bekesting.
mengalami perubahan posisi pada saat Dalam pekerjaan acuan beton perlu
pengecoran dan pemadatan manual. diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Diameter tulangan yang digunakan untuk a. Bentuk konstruksi harus sesuai, rapi,
abutmen adalah diameter 18 – 32 (tulangan dan kuat, tidak boleh melendut atau
ulir) dan diameter 10 – 15 (tulangan polos) mengalami perubahan bentuk pada
atau tergantung dari perencanaan. saat pengecoran dilakukan.
Baja tulangan yang didatangkan kelapangan b. Harus cukup rapat untuk mencegah
biasanya dalam keadaan bengkok dengan terjadinya kebocoran.
diameter 14 dan 16. untuk kemudahan c. Mudah dibongkar tanpa merusak
dalam pengangkutan. Oleh karena itu konstruksi beton.
sebelum baja tulangan tersebut dipotong Untuk pembuatan acuan beton bahan yang
maka baja tersebut harus diluruskan dan dipakai adalah kayu ukuran 5/7 , papan
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan multiplek, paku dan kawat bendrat. Dalam
karat, sebeb kotoran dan karat dapat pembuatan acuan beton (bekesting) harus
mengurangi lekatan dengan beton. Baja betul-betul diperhatikan ukuran dan
tulangan dipotong dengan alat pemotong kekuatannya.
baja tulangan sesuai dengan panjang yang Pembongkaran bekesting dilakukan setelah
direncanakan dan jumlah tulangan sesuai beton berumur diatas 3 hari dengan
dengan daftar tulangan. Pada tempat yang menggunakan peralatan seperti gergaji,
akan dipotong ditandai dengan kapur, dan martil, dan tang.
6.3.3. Pengecoran Abutmen dan Pilar
Pekerjaan pengecoran abutmen dan pilar b. Hasil pelaksanaan proyek sesuai gambar
dilakukan dengan mengalirkan adukan rencana dan spesifikasi yang ditentukan.
beton dari truk concrete mixer/ molen c. Bertanggung jawab dan menjaga kualitas hasil
secara terus menerus dan beton dialirkan pekerjaan.
melalui talang yang terbuat dari drum aspal d. Menekan biaya pelaksanaan seefisien mungkin.
bekas yang dibelah menjadi dua setelah Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian
alas dan tutupnya dibuka atau dengan proyek, meliputi :
bahan lainnya yang kedap air, kemudian a. Pengawasan dan pengendalian penggunaan
dilakukan pemadatan dengan pemadatan serta mutu bahan
manual untuk mencegah terbentuknya b. Pengawasan dan pengendalian tenaga kerja
rongga-rongga udara dan sarang-sarang b. Pengawasan dan pengendalian waktu
kerikil yang mengakibatkan penurunan c. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek
kualitas beton. Pengecoran dilakukan tiap
ketinggian 2 m sehingga pengecoran 7.1. Sistem Koordinasi dan Sistem
abutmen dilakukan beberapa kali sesuai Informasi Proyek
dengan tinggi abutmen. Hal ini dilakukan
untuk menjaga kualitas pekerjaan dan agar Sistem Koordinasi dan Sistem Informasi Proyek
pondasi tidak menerima beban yang besar dilaksanakan untuk memperoleh keselarasan
secara mendadak. Tinggi jatuhan adukan antara hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
dari talang ke abutmen ± 0.5 m. oleh kontraktor dengan kebijaksanaan pemilik yang
Pada beton yang belum berumur 28 hari, sebelumnya telah didelegasikan kepada konsultan
selalu diberikan perawatan dengan jalan perencana dan pengawas.
menyiraminya pada siang hari dengan Sistem informasi sendiri diadakan dengan
interval waktu 30 menit – 45 menit dengan tujuan mendukung koordinasi proyek secara
air secukupnya keseluruhan. Sistem informasi dan sistem
koordinasi proyek ini meliputi laporan harian,
6.4. Pekerjaan Turap Jalan / Dinding laporan mingguan, laporan bulanan dan rapat
Penahan Tanah koordinasi.
Sebagian besar jembatan di Kabupaten Rapat koordinasi diadakan minimal setiap bulan
Indragiri Hilir memerlukan turap pada bagian dan diikuti oleh pemilik, konsultan dan kontraktor.
pangkal jembatan. Hal ini diperlukan untuk Hal–hal yang diadakan dalam rapat ini adalah :
mengantisipasi terjadinya longsor pada daerah a. Mengevaluasi hasil pekerjaan yang telah
oprit jembatan. Bahan lturap yang digunakan dilaksanakan kontraktor.
bervariasi tergantung dari perencaan, yaitu dapat b. Mengevaluasi perubahan – perubahan rencana
terbuat dari kayu, beton bertulang maupun dan desain.
susunan batu kali. c. Mendata masalah yang terjadi dan mencari
solusinya.
7. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN d. Mengkoordinasi kegiatan yang dilaksanakan
PROYEK berikutnya.
Agar hasil pelaksanaan suatu proyek sesuai Hasil keputusan rapat koordinasi yang telah
dengan spesifikasi yang disyaratkan, suatu proyek disepakati bersama, merupakan hasil evaluasi
membutuhkan adanya pengawasan dan pekerjaan dan pemecahan solusi, sehingga harus
pengendalian proyek. Pengendalian proyek ditaati dan dilaksanakan.
bertujuan untuk mencapai target pembangunan
yang maksimal, baik dari segi kuantitas maupun 8. KESIMPULAN
kualitas, serta melakukan tindakan-tindakan
korektif terhadap penyimpangan yang dijumpai di Ada beberapa hal pokok yang dapat disarikan
lapangan. dari pelaksanaan proyek penggantian/
Upaya maksimal penyelenggara proyek dalam Pembangunan jembatan yang merupakan hasil
melaksanakan fungsinya, dapat dilihat dari kualitas akhir dari penulis sebagai berikut :
hasil pekerjaan, biaya dan waktu yang diperlukan. a. Progress Perencanaan proyek pada Proyek
Disiplin bagi setiap penyelenggara, merupakan haruslah mengacu pada peraturan dan standar
faktor penting yang harus diwujudkan agar yang berlaku dan disesuaikan dengan kondisi
pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan lokasi.
Daftar Isian Proyek (DIP) dan Petunjuk Operasional b. Kemampuan atau kapabilitas dari kontraktor
(PO), serta dapat tercapai tepat waktu, tepat mutu, dalam menangani pekerjaan pada Proyek
dan tepat guna. Penggantian/pambangunan Jembatan haruslah
Tujuan pengendalian proyek antara lain: yang memiliki pengalaman dalam hal
a. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal membangun kontruksi jembatan.
yang telah ditetapkan.
69
ISSN: 2620-3332 Selodang Mayang
c. Pengawasan yang ketat sesuai standard dan [5] Departemen Pemukiman dan Prasarana
didukung dengan alat-alat yang memadai, Wilayah, 2004, Penentuan Klasifikasi Jalan di
maka mutu dari hasil pekerjaan akan lebih baik. Kawasan Perkotaan,Jakarta.
d. Kerjasama yang baik antara owner, perencana, [6] Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992,
pelaksana dan pengawas akan menghasilkan Standar perencanaan Geometrik Untuk Jalan
pekerjaan yang baik dan tentunya tidak Perkotaan, Jakarta.
mengenyampingkan peren masyarakat sebagai [7] Direktorat Jenderal Bina Marga, Bipran, 1970,
pengawas pasca pekerjaan konstruksi. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan
Raya, Jakarta.
[8] Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat
Pembinaan Jalan Kota, 1990 ,Panduan
DAFTAR PUSTAKA
Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah
[1] A.Alfa, 2002, Laporan Praktik Kerja Proyek Perkotaan. Jakarta.
Peningkatan Jalan Dan Penggantian Jembatan [9] Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006,
Propinsi D.I. Yogyakrta Penggantian Jalan.
Jembatan Pentung, Jurusan Teknik Sipil FTSP [10] Undang – undang Republik Indonesia, No 38
UII, Yogyakarta. Tahun 2004, Tentang Jalan Sebagai Bagian
[2] ______, 1997 ,Rekayasa Jalan Raya, Penerbit Sistem Transportasi Nasional.
Gunadarma, Jakarta.
[3] Christady, H, 2001, Teknik Fondasi II,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
[4] Frick Heinz, Ir, 1979, Ilmu dan Alat Ukur
Tanah Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
[5] Jotin C. Khisty, B. Kent Lall, 2002, Dasar-
Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga Jilid
I, Erlangga ; Jakarta
[6] Jotin C. Khisty, B. Kent Lall, 2003, Dasar-
Dasar Rekayasa Transportasi Edisi Ketiga Jilid
II, Erlangga ; Jakarta
[7] Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992, Bahan
Bangunan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UGM, Yogyakarta.
[8] Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992, Teknologi
Beton, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
UGM, Jogyakarta.
[9] Notosuegondo Hendrianto,2004,Pengukuran
Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan
Jembatan
[10] Oglesby, C.H., & Hieks, R. G.1998, Teknik
Jalan Raya, Penerbit Erlangga,Jakarta.
[11] Sunggono. Kh, Ir, 1995, Buku Teknik Sipil,
Penerbit Nova, Bandung.
[12] Rochmanhadi, 1982, Alat-alat Berat dan
Penggunaannya, Badan Penerbit PU, Jakarta
[13] Tjokrodimuljo, K., 1995, Teknologi Beton,
Nafiri, Yogyakarta