1
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
2
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
3
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
ABSTRAK
1
berpengaruh negatif tidak signifikan dalam penentuan perubahan return
obligasi syariah. Kata
kunci : Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return Saham
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua perusahaan pasti ingin
memiliki perkembangan yang signifikan dalam menjalankan bisnis, bergerak
menuju skala perusahaan yang lebih besar, dan untuk mencapai hal tersebut tak
cukup hanya dengan kerja sama tim dan visi misi yang bagus, semua perku
modal. Dari sini ada beberapa alternatif pilihan yang dapat diambil oleh
perusahaan sebagai upaya untuk mendapatkan modal yang kiranya mencukpi
untuk memenuhi beragam kebutuhan dalam permodalan perusahaan, yaitu melalui
pasar modal. Perusaaan dapat mencari tambahan dana modal dengan menggait
investor di pasar modal.
2
sendiri melakukan transaksi atas surat tersebut tidak diakui. Namun
demikian, sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan
prinsip syariah tetap menghimpun dan menyalurkan dana tetapi tidak dengan
dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi ketika ia
menjadi obligasi syariah. Mulanya dikenal sebagai instrument fixed income
karena memberikan kupon dengan bunga tetap (fixed).
Tingkat keamanan suatu obligasi atau skala resiko yang diterbitkan dapat
menjadi acuan peringkat obligasi. Peringkat obligais dapat menjadi acuan
kelayakan kredit perusahaan untuk bisa membayar kewajiban terkait dengan surat
utang tertentu. Investor tentu akan memperhatikan hal tersebut, karena peringkat
obligasi dapat dapat meminimalisir resiko obligasi tersebut. Proses pemeringkatan
tersebut berguna untuk menilai kinenrja perusahaan dari berbagai faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan
perusahaan. Berdasarkan informasi peringkat obligasi, investor dapat mengetahui
return yang akan diperoleh sesuai dengan risiko yang dimiliki obligasi tersebut.
Peringkat yang diberikan agen peringkat yaitu Invesment Grade
( AAA,AA,A,BBB) dinyatakan peringkat tersebut memiliki kemampuan untuk
melunasi utangnya, sedangkan NonInvestment grade (BB,B,CCC,D) dinyatakan
memiliki keraguan untuk membayar utangnya. Peringkat obligasi kapan saja bisa
berubah tergantung dengan kondisi finansial perusahaan.
3
Menurut Hery (2016, h. 138), Rasio Keuangan merupakan suatu
perhitungan rasio dengan dengan menggunakna laporan keuangan yang berfungsi
sebagi alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis
rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan karena
merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan. Pada penelitian ini yang digunakan adalah Likuiditas, Profitabilitas,
dan Solvabilitas. Likuiditas merupakan menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik di luar atau
dalam perusahaan. Profitabilitas merupakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan dalam suatu periode tertentu, profitabilitas
ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau investasi. Solvabilitas
merupakan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang, solvabilitas ini untuk membiayai kegiatan usahanya jika
dibandingkan dengan mengunakan modal sendiri.
Menurut Arif (2012) dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio
Keuangan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi” menyatakan Rasio Likuditas
mempunyai pengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Profitabilitas terhadap
Peringkat Obligasi menurut Malia (2015) dengan judul “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Peringkat Sukuk” menyatakan terdapat pengaruh positif dari
rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk. Solvabiltas terhadap peringkat Rasio
menurut Sufiyanti (2015) dengan judul “Dampak Rasio Keuangan Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
menyatakan Rasio Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi.
4
mencoba melakukan penelitian dengan menjadikan 3 variabel rasio keuangan
dalam hal ini Likuditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas sebagai variabel
independent dan Peringkat Obligasi Syariah sebagai variabel dependent dengan
studi kasus pada BEI khususnya perusahaan yang menerbitkan Obligasi Syariah
yaitu Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
B. Perumusan Masalah
5
tidak. Dengan demikian, setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
Profitabilitas karena semakin tinggi tingkat Profitabilitas suatu perusahaan maka
kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin (Hery, 2017: 7).
b. Teori Solvabilitas
Nilai riil dari asset dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai
bukunya. Namun, dalam kondisi likuidasi, penjualan asset perusahaan biasanya
dilakukan dengan cepat melalui proses lelang sehingga nilai jual asset tersebut
lebih rendah dari pada nilai bukunya setelah direvaluasi ketika perusahaan
dilikuidasi. Nilai asset ketika dilikuidasi tersebut diistilahkan sebagai likuidation
value yang nilainya selalu lebih rendah dibanding nilai buku dan nilai pasarnya
dalam kondisi perusahaan running well. Dalam kondisi perkembangan dunia
usaha dewasa ini, mungkin saja proses revaluasi asset juga terjadi pada saat
perusahaan akan melakukan merger atau perusahaan akan dilikuidasi oleh
perusahaan lain.
6
c. Teori Likuiditas
d. Teori Investasi
7
Investasi keuangan melibatkan kontrak tertulis, seperti common stock (saham
biasa) dan bond (obligasi). Menurut Sutrisno (2012:5): “Keputusan investasi
adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke
dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di
masa yang akan datang.” Sutrisno (2012:121) juga menyatakan bahwa “Tugas
manajer keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur aliran
dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Di samping tugas rutin
tersebut, manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat
keputusan investasi.
8
Menurut Syafi’i Antonio, istilah yang tepat untuk obligasi syariah adalah
syahadatu istitsmar (invesment certificate) atau mudharabah bond. Dengan
menamai sertifikat investasi maka kita akan mengesampingkan asosiasi bunga
tetap yang melekat pada obligasi biasa. Istilah syahadatu istitsmar telah
diterapkan di beberapa negara Arab seperti, Bahrain, Kuwait, Sudan dan Mesir,
sementara Malaysia menamainya dengan mudharabah bond. Khusus untuk negeri
kita sementara ini menggunakan nama “obligasi syariah” dengan catatan beberapa
karakteristik yang tidak sesuai dengan syariah dari obligasi dapat ditanggalkan
(Fadllan,2014: 2).
Dari kedua sumber return di atas, maka kita bisa menghitung return total
suatu investasi dengan menjumlah yield dan capital gain yang diperoleh dari
suatu investasi. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol dan
pasitif, sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus. Nol dan positif,
secara matematis return total suatu investasi bisa dituliskan sebagai berikut: return
total = yield + capital gain (loss) (Sri Andini,2020:116).
9
B. Pengembangan Hepotesis
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio
(CR). CR bisa didapatkan dengan cara membandingkan nilai aset lancar dengan
utang lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam pelunasan kewajiban jangka pendeknya. Semakian baik
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya maka semakin kecil
resiko likuidasi yang akan dialami perusahaan.Artinya, semakin kecil resiko yang
harus ditanggung oleh pemegang obligasi perusahaan. Seorang investor harus
mengetahui nilai CR perusahaan walaupun CR hanya bersifat sementara (jangka
pendek), investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan
menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika CR mengalami kenaikan
maka nilai return Obligasi Sariah juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan
oleh Ulupui (2005) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif
signifikan terhadap return Obligasi Syariah. Pernyataan ini didukung oleh
Kusumo (2011), Restiyanti (2006), Tuasikal (2001), dan Widyarani (2006) yang
juga menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return
obligasi syariah. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return obligasi syariah Pada
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
10
ROA menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari
modal yang digunakannya. Semakin tinggi nilai ROA maka akan meningkatkan
pendapatan bersih (profitabilitas) sehingga nilai penjualan perusahaan juga
meningkat. Penjualan yang meningkat akan membuat laba perusahaan juga ikut
meningkat dan menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Investor
yang rasional pasti akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas tinggi sehingga akan mendorong peningkatan harga obligasi dan
kemudian akan mendorong meningkatnya return obligasi syariah. Penelitian yang
dilakukan oleh Alhuda (2017) menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA)
berpengaruh positif singifikan terhadap return obligasi syariah. Pernyataan ini
didukung oleh Widodo (2007), Putri (2012), Kohansal et al. (2013), dan Stefano
(2015) yang juga menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif
terhadap return obligasi syariah.
11
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
utang perusahaan. DER merupakan rasio utang yang digambarkan dengan
perbandingan antara seluruh utang baik itu jangka pendek maupun jangka panjang
dengan modal perusahaan. Nilai DER yang rendah memiliki resiko kerugian lebih
kecil ketika keadaan ekonomi sedang merosot namun ketika keadaan ekonomi
membaik maka kesempatan memperoleh laba relatif rendah dan juga sebaliknya.
Penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) membuktikan bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return obligasi
syariah. Pernyataan ini juga didukung oleh Nuryana (2013), Alhuda (2017),
Kusumo (2011), dan Putri (2012) yang juga menyatakan bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return obligasi syariah. Sehingga dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
ROA/X2
Return obligasi syariah
DER/X3
12
Sampel yang akan diambil dalam peneletian ini adalah perusahaan PT
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya hanya
bergerak di bisnis makanan (TPS Food).sampel dalam peneletian ini
menggunakan metode kuantitatif, dengan kreteria :
Dan kami rasa Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF)
sesuai dengan kreteria yang akan kami teliti kedepannya nanti.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri tiga, yaitu variabel dependen (Y) yang
diwakilkan oleh Return obligasi, variabel independen (X1, X2, X3, X4)yang
diwakilkan oleh Return On Assets (ROA); Return On Equity (ROE); Debt to
Equity Ratio (DER), dan variabel kontrol (X5) yang diwakilkan oleh Ukuran
Perusahaan (SIZE).
Ros = 𝑷𝒕−(𝑷𝒕−𝟏)
(𝑷𝒕−𝟏)
13
Keterangan : Ros = Return Obligasi Syariah
14
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang
dimana analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh variable independen
(bebas) terhadap variable dependen (bebas). Adapun alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan
(SIZE) dengan Return Saham. Model dalam analisis regresi linier berganda ini
adalah:
Y = a + β1 X1 + β2X2 + Β3X3+ e
Keterangan :
a = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = CR
X2 =ROA
X3 = DER
e = Variabel Residual
15
dasarnya menunjukan sejauh mana pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan uji
yang akan dilakukan dengan uji statistik t maka hipotesis yang akan diajukan
yaitu:
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah data dari penelitian
ini sebanyak 4 data observasi. Hasil uji diatas menunjukkan nilai minimum,
16
maksimum, ratarata (mean), dan standar deviasi untuk setiap variabel independen
sebagai berikut:
17
daripada nilai standar deviasinya dan menandakan bahwa variabel ROA bersifat
homogen.
18
Uji statistik t menunjukan sejauh mana pengaruh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Caranya dengan melakukan uji t dengan melihat nilai signifikansi dari masing-
masing variabel independen. Bila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka
variabel independen tersebut secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
19
hal ini mengakibatkan menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya,
sehingga besar kecilnya nilai CR tidak mempengaruhi return obligasi syariah.
20
Pengaruh yang tidak signifikan dari DER terhadap return obligasi syariah
dapat berarti bahwa ada penilaian yang berbeda dari investor terhadap arti
pentingnya hutang bagi perusahaan. Beberapa investor dapat berpikir bahwa DER
yang besar akan menjadi beban bagi perusahaan karena adanya kewajiban dari
perusahaan untuk membayar hutang dan adanya resiko kebangkrutan yang akan
ditanggung oleh investor. Di sisi lain beberapa investor juga berpendapat bahwa
hutang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Hutang
diperlukan oleh perusahaan untuk menambah modal perusahaan karena dengan
memiliki hutang yang besar dapat digunakan untuk meningkatkan modal
perusahaan.
21
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dari pembahasan sebelumnya
mengenai pengaruh mengenai Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), dan
Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return obligasi syariah, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
22
DAFTAR PUSTAKA
dengan alat Ukur EVA, MVA dan ROA terhadap Return Saham pada
perusahaan di BEJ, Jurnal Penelitian Akuntansi – Bisnis dan Manajemn,
Vol 9, No. 1,April 2002.
23
Putri, Anggun Amelia Bahar (2012), Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER
24