Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN

SOLVABILITAS TERHADAP RETURN OBLIGASI SYARIAH PADA PT


TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK TAHUN 2019

Ahmad Jurdi1, Muryati2, Sa’diah3

1
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
2
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
3
S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas
Islam Negri Antasari Banjarmasin, Jl. Ahmad Yani Km. 4,5 Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh


dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas yang terdiri dari
Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), dan Debt to Equity Ratio
(DER) pada Return Obligasi Syariah di PT TIGA PILAR SEJAHTERA
FOOD TBK. Data yang digunakan yang berada di BEI pada tahun 2019.
Jumlah semua sampel adalah 4 data keuangan dalam satu tahun. Untuk
membuktikan hipotesis maka diuji dengan menggunakan analisis regresi
berganda, Uji T, dan Uji F.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap return obligasi
syariah. Apabila dilihat secara parsial, Current Ratio (CR), Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER)
masing-masing berpengaruh positif tidak signifikan kecuali ROA yang

1
berpengaruh negatif tidak signifikan dalam penentuan perubahan return
obligasi syariah. Kata
kunci : Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Return On Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return Saham

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua perusahaan pasti ingin
memiliki perkembangan yang signifikan dalam menjalankan bisnis, bergerak
menuju skala perusahaan yang lebih besar, dan untuk mencapai hal tersebut tak
cukup hanya dengan kerja sama tim dan visi misi yang bagus, semua perku
modal. Dari sini ada beberapa alternatif pilihan yang dapat diambil oleh
perusahaan sebagai upaya untuk mendapatkan modal yang kiranya mencukpi
untuk memenuhi beragam kebutuhan dalam permodalan perusahaan, yaitu melalui
pasar modal. Perusaaan dapat mencari tambahan dana modal dengan menggait
investor di pasar modal.

Di era sekarang ini, Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah,


memberikan harapan bagi perkembangan pasar modal yang dilandasi prinsip-
prinsip syariah. Ada keterkaitan yang erat dalam upaya pengembangan lembaga
keuangan syariah dengan pasar modal syariah. Lembaga keuangan syariah
membutuhkan penempatan portofolionya pada pasar modal syariah dengan saham
yang halal dalam obligasi syariah. Perkembangan itupun tidak hanya pada bidang
perbankan saja, tetapi di bidang lainpun mengalami perubahan yang signifikan
sebagai proses simbolisasi kemajuan ekonomi yang berlandaskan syariah.
Diantaranya adalah asuransi dan pasar modal juga menerapkan sistem syariah
tersebut. Di dalam pasar modal ditandai dengan dimunculkannya instrumen
keuangan syariah yang berupa obligasi syariah. Obligasi merupakan salah satu
instrumen pasar modal syariah, disamping saham syariah dan reksadana syariah.
Pada awalnya banyak kalangan yang meragukan keabsahan dari obligasi syariah.
Mengingat obligasi merupakan surat bukti kepemilikan hutang, yang dalam Islam

2
sendiri melakukan transaksi atas surat tersebut tidak diakui. Namun
demikian, sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan
prinsip syariah tetap menghimpun dan menyalurkan dana tetapi tidak dengan
dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi ketika ia
menjadi obligasi syariah. Mulanya dikenal sebagai instrument fixed income
karena memberikan kupon dengan bunga tetap (fixed).

Tingkat keamanan suatu obligasi atau skala resiko yang diterbitkan dapat
menjadi acuan peringkat obligasi. Peringkat obligais dapat menjadi acuan
kelayakan kredit perusahaan untuk bisa membayar kewajiban terkait dengan surat
utang tertentu. Investor tentu akan memperhatikan hal tersebut, karena peringkat
obligasi dapat dapat meminimalisir resiko obligasi tersebut. Proses pemeringkatan
tersebut berguna untuk menilai kinenrja perusahaan dari berbagai faktor yang
secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan
perusahaan. Berdasarkan informasi peringkat obligasi, investor dapat mengetahui
return yang akan diperoleh sesuai dengan risiko yang dimiliki obligasi tersebut.
Peringkat yang diberikan agen peringkat yaitu Invesment Grade
( AAA,AA,A,BBB) dinyatakan peringkat tersebut memiliki kemampuan untuk
melunasi utangnya, sedangkan NonInvestment grade (BB,B,CCC,D) dinyatakan
memiliki keraguan untuk membayar utangnya. Peringkat obligasi kapan saja bisa
berubah tergantung dengan kondisi finansial perusahaan.

Fenomena di Indonesia ada beberapa emiten yang terjadi gagal bayar


kebetulan memiliki peringkat obligasi yang layak (invesment grade), sehingga
membuat investor mengalami krisis kepercayaan kepada perusahaan tersebut. Ada
beberapa kasus yaitu, kasus pada tahun 2009, obligasi gagal bayar (default risk)
terjadi pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) harus menerima kenyataan
dengan adanya penurunan peringkat menjadi idAdari posisi sebelumnya idA.
Peringkat tersebut diberikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang
periodenya sejak 11 April 2016 hingga 1 April 2017. "Penurunan peringkat bukan
hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk obligasi berkelanjutan tahap I-2012 dan
tahap II-2013. Untuk sukuk mudharabah berkelanjutan tahap I-2012 dan tahap II-
2013 juga menjadi peringkat idA-,".

3
Menurut Hery (2016, h. 138), Rasio Keuangan merupakan suatu
perhitungan rasio dengan dengan menggunakna laporan keuangan yang berfungsi
sebagi alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis
rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan karena
merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan
perusahaan. Pada penelitian ini yang digunakan adalah Likuiditas, Profitabilitas,
dan Solvabilitas. Likuiditas merupakan menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, untuk menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo baik di luar atau
dalam perusahaan. Profitabilitas merupakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan dalam suatu periode tertentu, profitabilitas
ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau investasi. Solvabilitas
merupakan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang, solvabilitas ini untuk membiayai kegiatan usahanya jika
dibandingkan dengan mengunakan modal sendiri.

Menurut Arif (2012) dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio
Keuangan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi” menyatakan Rasio Likuditas
mempunyai pengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Profitabilitas terhadap
Peringkat Obligasi menurut Malia (2015) dengan judul “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Peringkat Sukuk” menyatakan terdapat pengaruh positif dari
rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk. Solvabiltas terhadap peringkat Rasio
menurut Sufiyanti (2015) dengan judul “Dampak Rasio Keuangan Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
menyatakan Rasio Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi.

Menurut Dwitami (2013) dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan


Terhadap Rating Obligasi Syariah (2007-2011)” Secara keseluruhan (simultan)
variabel independen yaitu rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan solvabilitas
mempengaruhi variabel dependen yaitu rating obligasi syariah.

Melihat dari penelitian sebelumnya yang menyatakan masing-masing rasio


keuangan memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi syariah maka peneliti

4
mencoba melakukan penelitian dengan menjadikan 3 variabel rasio keuangan
dalam hal ini Likuditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas sebagai variabel
independent dan Peringkat Obligasi Syariah sebagai variabel dependent dengan
studi kasus pada BEI khususnya perusahaan yang menerbitkan Obligasi Syariah
yaitu Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian


dilakukan untuk melihat “Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Dan
Solvabilitas Terhadap Return Obligasi Syariah Pada PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang, perumusan masalah dalam


penelitian ini adalah bagaimana rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas
terhadap return obligasi syariah ?

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


A. Landasan Teori
a. Teori Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk


mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Ukuran
Profitabilitas dapat dibagi menjadi berbagai indikator, seperti laba operasi, laba
bersih, tingkat pengembalian investasi atau asset, dan tingkat pengembalian
ekuitas pemilik. Profitabilitas merupakan salah satu dasar penilaian kondisi
perusahaan oleh karena itu dibutuhkan suau alat analisis untuk bisa menilainya.
Alat analisis yang maksud adalah rasio-rasio keuangan.

Rasio Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil


pengembalian yang diperoleh dari penjual dan investasi. Profitabilitas juga
mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan untuk jangka panjang, karena Profitabilitas menunjukkan apakah
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang atau

5
tidak. Dengan demikian, setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
Profitabilitas karena semakin tinggi tingkat Profitabilitas suatu perusahaan maka
kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin (Hery, 2017: 7).

b. Teori Solvabilitas

Solvabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menutupi atau


melunasi total kewajiban (utang), terutama utang jangka panjangnya dengan
jaminan seluruh asset dan atau modal sendiri pada saat perusahaan dilikuidasi.
Pengertian “likuidasi” disini adalah pembubaran perusahaan yang pada umumnya
disebabkan oleh kepalitan (kebangkrutan) perusahaan. Dimasukkannya aspek
likuidasi dalam pengukuran Solvabilitas perusahaan ini berhubungan dengan
masalah nilai asset perusahaan karena pada saat perusahaan bangkrut, asset
perusahaan tidak lagi dinilai dengan nilai bukunya, melainkan berdasarkan nilai
riil dari penjualan asset tersebut.

Nilai riil dari asset dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai
bukunya. Namun, dalam kondisi likuidasi, penjualan asset perusahaan biasanya
dilakukan dengan cepat melalui proses lelang sehingga nilai jual asset tersebut
lebih rendah dari pada nilai bukunya setelah direvaluasi ketika perusahaan
dilikuidasi. Nilai asset ketika dilikuidasi tersebut diistilahkan sebagai likuidation
value yang nilainya selalu lebih rendah dibanding nilai buku dan nilai pasarnya
dalam kondisi perusahaan running well. Dalam kondisi perkembangan dunia
usaha dewasa ini, mungkin saja proses revaluasi asset juga terjadi pada saat
perusahaan akan melakukan merger atau perusahaan akan dilikuidasi oleh
perusahaan lain.

Mengapa aspek likuidasi perlu dipertimbangkan dalam memahami


Solvabilitas? Karena tanpa adanya aspek likuidasi dalam pengertian Solvabilitas,
Solvabilitas tidak perlu lagi diperhitungkan. Argumentasinya adalah berdasarkan
nilai buku asset pada saat perusahaan beroperasi semua perusahaan pasti solvable
karena total asset tidak mungkin lebih kecil dari pada total utang (Agus, 2020:
185).

6
c. Teori Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi


kewajiban keuangannya dalam jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada waktu ditagih. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai instrumen
pembayaran ataupun current asset yang lebih besar daripada hutang lancarnya
atau utang jangka pendeknya.

Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan


pada waktu ditagih berarti perusahaan tersebut likuid. Tingkat Likuiditas bagi
perusahaan adalah sangat penting sebab tingkat Likuiditas perusahaan ini dapat
mencerminkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera
harus dipenuhi. (Kariyoto, 2017: 189).

d. Teori Investasi

Investasi adalah dengan mengorbankan asset yang sekarang dimiliki


dengan harapan mendapat asset dalam jumlah yang lebih besar pada masa yang
akan datang.” MenurutRakhimsyah dan Gunawan (2011), Dalam mencapai
sesuatu dengan efektif dan efisien dalam keputusan, maka dibutuhkan ketegasan
dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan (Fahmi dan Hadi, 2011:6).
Begitupula di bidang investasi, memerlukan penetapan tujuan yang ingin dicapai,
yaitu Terciptanya continuity (keberlanjutan) dalam investasi tersebut, Terciptanya
profit actual (keuntungan yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan),
Terciptanya kesejahteraanbagi para stockholder (pemegang saham), dan Turut
memberikan sumbangsih bagi pembangunan bangsa. Fahmi dan Hadi (2011:7).

Aktivitas investasi dapat dijadikan dua bentuk, yaitu: Real investment


(Investasi nyata) Investasi nyata secara umum melibatkan aset berwujud, seperti
tanah, mesin-mesin, atau pabrik dan Financial Investment (Investasi keuangan)

7
Investasi keuangan melibatkan kontrak tertulis, seperti common stock (saham
biasa) dan bond (obligasi). Menurut Sutrisno (2012:5): “Keputusan investasi
adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke
dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di
masa yang akan datang.” Sutrisno (2012:121) juga menyatakan bahwa “Tugas
manajer keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur aliran
dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Di samping tugas rutin
tersebut, manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat
keputusan investasi.

e. Teori Obligasi syariah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia


(MUI) No.32/DSN-MUl/IX/2002, Oligasi syariah adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Pendapatan (hasil) investasi yang
dibagikan emiten (mudharib) kepada pemegang obligasi syariah (shahib al-maal)
harus bersih dari unsur non-halal dan sesuai dengan akad yang digunakan.
Adapun akad yang dapat digunakan dalam obligasi syariah berdasarkan fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI), antara lain: mudharabah, musyarakah,
murabahah, salam, istihna dan ijarah.

obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih


merupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Landasan
transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini
lazim dinamakan muqaradhah bond. Muqaradhah merupakan nama lain dari
mudharabah, 5 ahli Irak sering menggunakan istilah mudharabah, sementara
ulama Hijaz menggunakan Istilah muqaradhah atau qiradh yang berarti qath’
(potongan), diartikan demikian karena pemilik modal “memotong” sebagian
hartanya untuk diberikan kepada orang lain sebagai modal usaha dan memberinya
“potongan” dari keuntungan hasil usaha tersebut.

8
Menurut Syafi’i Antonio, istilah yang tepat untuk obligasi syariah adalah
syahadatu istitsmar (invesment certificate) atau mudharabah bond. Dengan
menamai sertifikat investasi maka kita akan mengesampingkan asosiasi bunga
tetap yang melekat pada obligasi biasa. Istilah syahadatu istitsmar telah
diterapkan di beberapa negara Arab seperti, Bahrain, Kuwait, Sudan dan Mesir,
sementara Malaysia menamainya dengan mudharabah bond. Khusus untuk negeri
kita sementara ini menggunakan nama “obligasi syariah” dengan catatan beberapa
karakteristik yang tidak sesuai dengan syariah dari obligasi dapat ditanggalkan
(Fadllan,2014: 2).

f. Return Obligasi Syariah

Return obligas syariah merupakan salah satu faktor yang memotivasi


investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Sumber-sumber return investasi
terdiri dari komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh
secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi
syariah misalnya, maka besarnya yield ditunjukan dari obligasi yang dibayarkan.
Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan, gain (loss) sebagai komponen kedua dari
return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham
maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan
sebagai perubahan harga sekuritas.

Dari kedua sumber return di atas, maka kita bisa menghitung return total
suatu investasi dengan menjumlah yield dan capital gain yang diperoleh dari
suatu investasi. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol dan
pasitif, sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus. Nol dan positif,
secara matematis return total suatu investasi bisa dituliskan sebagai berikut: return
total = yield + capital gain (loss) (Sri Andini,2020:116).

9
B. Pengembangan Hepotesis

a. Pengaruh Likuiditas terhadap Return Obligasi Syariah

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio
(CR). CR bisa didapatkan dengan cara membandingkan nilai aset lancar dengan
utang lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam pelunasan kewajiban jangka pendeknya. Semakian baik
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya maka semakin kecil
resiko likuidasi yang akan dialami perusahaan.Artinya, semakin kecil resiko yang
harus ditanggung oleh pemegang obligasi perusahaan. Seorang investor harus
mengetahui nilai CR perusahaan walaupun CR hanya bersifat sementara (jangka
pendek), investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan
menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika CR mengalami kenaikan
maka nilai return Obligasi Sariah juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan
oleh Ulupui (2005) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif
signifikan terhadap return Obligasi Syariah. Pernyataan ini didukung oleh
Kusumo (2011), Restiyanti (2006), Tuasikal (2001), dan Widyarani (2006) yang
juga menyatakan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return
obligasi syariah. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return obligasi syariah Pada
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

b. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Obligasi Syariah

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On


Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA diperoleh dengan cara
membandingkan laba bersih atau Earning After Tax (EAT) dengan total aset.

10
ROA menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari
modal yang digunakannya. Semakin tinggi nilai ROA maka akan meningkatkan
pendapatan bersih (profitabilitas) sehingga nilai penjualan perusahaan juga
meningkat. Penjualan yang meningkat akan membuat laba perusahaan juga ikut
meningkat dan menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Investor
yang rasional pasti akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas tinggi sehingga akan mendorong peningkatan harga obligasi dan
kemudian akan mendorong meningkatnya return obligasi syariah. Penelitian yang
dilakukan oleh Alhuda (2017) menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA)
berpengaruh positif singifikan terhadap return obligasi syariah. Pernyataan ini
didukung oleh Widodo (2007), Putri (2012), Kohansal et al. (2013), dan Stefano
(2015) yang juga menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif
terhadap return obligasi syariah.

Return On Equity (ROE) mengukur efektifitas manajemen berdasarkan


hasil pengembalian yang dihasilkan dari kegiatan penjualan dan investasi.
Seorang investor melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola
modalnya sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi minat investor
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dengan ROE yang tinggi maka
akan meningkatkan harga obligasi syariah dan kemudian akan meningkatkan
tingkat return obligasi syariah. Berdasarkan hasil uji empiris Deitiana (2011)
menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return
obligasi syariah. Pernyataan ini juga didukung oleh Hunjra et al. (2014), Azhari et
al. (2016), dan Setyorini (2016) yang juga menyatakan bahwa Return On Equity
(ROE) perpengaruh positif terhadap return obligasi syariah. Sehingga dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap return obligasi


syariah Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

H3 : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return obligasi


syariah Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

c. Pengaruh Solvabilitas terhadap Return Obligasi Syariah

11
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua
utang perusahaan. DER merupakan rasio utang yang digambarkan dengan
perbandingan antara seluruh utang baik itu jangka pendek maupun jangka panjang
dengan modal perusahaan. Nilai DER yang rendah memiliki resiko kerugian lebih
kecil ketika keadaan ekonomi sedang merosot namun ketika keadaan ekonomi
membaik maka kesempatan memperoleh laba relatif rendah dan juga sebaliknya.
Penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) membuktikan bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return obligasi
syariah. Pernyataan ini juga didukung oleh Nuryana (2013), Alhuda (2017),
Kusumo (2011), dan Putri (2012) yang juga menyatakan bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return obligasi syariah. Sehingga dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return


obligasi syariah Pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

d. Kerangka Pemikiran Penelitian

Berdasarkan dari penjelasan di atas bahwa Current Ratio (CR), Return On


Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan
Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap return obligasi syariah.
CR/X1

ROA/X2
Return obligasi syariah

DER/X3

III. OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN


A. Sampel

12
Sampel yang akan diambil dalam peneletian ini adalah perusahaan PT
Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) merupakan perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 yang pada awalnya hanya
bergerak di bisnis makanan (TPS Food).sampel dalam peneletian ini
menggunakan metode kuantitatif, dengan kreteria :

1. Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) yang


terdaftar di bursa efek Indonesia yang rutin melaporkan
keuangan dan kami mengambil sampel data di tahun 2019
( laporan keuangan pada periode Maret 2019, Juni 209,
Sebtember 2019 dan Desember 2019).
2. Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF) terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang menyajikan data secara lengkap
sesuai dengan informasi yang ditentukan yaitu Current ratio
(CR), Return on assets (ROA), Debt to equity ratio (DER).

Dan kami rasa Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (TPSF)
sesuai dengan kreteria yang akan kami teliti kedepannya nanti.

B. Variabel Penelitian

Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah


returnobligasi Syariah. Returnini didapat dihitung dengan cara mengurangi harga
obligasi syariah pada tahun saat ini dengan harga obligasi syariah sebelumnya.

Variabel penelitian ini terdiri tiga, yaitu variabel dependen (Y) yang
diwakilkan oleh Return obligasi, variabel independen (X1, X2, X3, X4)yang
diwakilkan oleh Return On Assets (ROA); Return On Equity (ROE); Debt to
Equity Ratio (DER), dan variabel kontrol (X5) yang diwakilkan oleh Ukuran
Perusahaan (SIZE).

 Return Obligasi Syariah

Ros = 𝑷𝒕−(𝑷𝒕−𝟏)
(𝑷𝒕−𝟏)

13
Keterangan : Ros = Return Obligasi Syariah

Pt = harga obligasi di tahun ini

Pt-1 = harga obligasi ditahun sebelumnya

Variabel independen yang difokuskan dalam penelitian ini adalah


Current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER),,Return on
assetss(ROA).

 Current ratio (CR)


Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
𝒄𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 × 100%
𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
 Debt to equity ratio (DER)
Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang.
𝑫𝑬𝑹 = 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 ×100%
𝒎𝒐𝒅𝒂𝒍
 Return on assetss (ROA)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Apabila Return on assets
meningkat, maka semakin besar pula posisi perusahaan dari segi
penggunaan aset.ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 x 100%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕

C. Metode Analisis Data


a. Analisis Regresi Linear Berganda

14
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang
dimana analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh variable independen
(bebas) terhadap variable dependen (bebas). Adapun alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan
(SIZE) dengan Return Saham. Model dalam analisis regresi linier berganda ini
adalah:

Y = a + β1 X1 + β2X2 + Β3X3+ e

Keterangan :

Y = Return Obligasi Syariah

a = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = CR

X2 =ROA

X3 = DER

e = Variabel Residual

Menurut Ghozali (2001), ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir


nilai aktual dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

b. Pengujian Hipotesis dengan Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara


individual terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2001) uji statistik t pada

15
dasarnya menunjukan sejauh mana pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan uji
yang akan dilakukan dengan uji statistik t maka hipotesis yang akan diajukan
yaitu:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen
terhadap variabel dependen.

HA : Ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen


terhadap variabel dependen.

Dasar analisisnya yaitu:

a. HA diterima jika signifikansi < α maka H0 ditolak.

b. HA ditolak jika signifikansi > α maka H0 diterima.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Statistik Deskriptif

MINIMUM MAXIMU MEAN Std.


N
M Deviation
RETURN 4 -0,4930 0,0051 -0,1194 0,249
CR 4 0,1504 0,4113 0,3220 0,1166
ROA 4 2,3844 3,2105 2,9918 0,4074
ROE 4 1,5934 2,6881 1,8768 0,5409
DER 4 1,4918 2,1273 1,6588 0,3124
SIZE 4 -14,4409 -14,379 -14,4008 0,0276
Sumber : Hasil olah data, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah data dari penelitian
ini sebanyak 4 data observasi. Hasil uji diatas menunjukkan nilai minimum,

16
maksimum, ratarata (mean), dan standar deviasi untuk setiap variabel independen
sebagai berikut:

Return memiliki nilai minimum -0,4930 yang artinya bahwa selama


periode penelitian return obligasi syariah mengalami penurunan terbesar yaitu -
0,4930 %. Nilai maksimum 0,0051dimana selama periode penelitian return
obligasi syariah mengalami kenaikan terbesar yaitu 0,0051%. Nilai rata-rata
sebesar -0,1194 artinya selama periode penelitian return obligasi mengalami
kenaikan atau penurunan minimal sebesar -0,1194%. Standar deviasi sebesar
0,249 artinya selama periode penelitian, penyimpangan data dari variable return
obligasi syariah adalah sebesar 0,249% dari rata-ratanya sebesar -0,1194% yang
artinya nilai rata-rata return obligasi syariah masih berada dibawah nilai standar
deviasi dan menandakan variabel return obligasi syariah bersifat heterogen.
Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum 0,1504 yang artinya
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
mengalami penurunan terbesar yaitu 0,1504%. Nilai maksimum sebesar 0,4113
artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
mengalami kenaikan terbesar yaitu 0,4113%. Nilai rata-rata sebesar 0,3220
artinya kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya rata-rata
yaitu sebesar 0,3220%. Nilai standar deviasi sebesar 0,1166 artinya selama
periode penelitian, penyimpangan data dari variabel CR adalah sebesar 0,1166%
dari rata-ratanya sebesar 0,3220% yang artinya nilai rata-rata return obligasi
syariah masih berada di atas nilai standar deviasi dan menandakan variabel CR
bersifat homogen

Return On Assets (ROA) memiliki nilai minimum 2,3844artinya


perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,3844% dari total aktiva yang
dimiliki. Nilai maksimum 3,2105artinya perusahaan menghasilkan keuntungan
terbesarnya sebesar 3,2105% dari total aktiva. Nilai rata-rata 2,9918 yang artinya
selama periode penelitian rata-rata perusahaan memperoleh keuntungan sebesar
2,9918% dari total aktivanya. Nilai standar deviasi sebesar 0,4074artinya selama
periode penelitian, penyimpangan data dari variabel ROA sebesar 0,4074% dari
rata-ratanya sebesar 2,9918% yang artinya nilai rata-rata ROA masih lebih tinggi

17
daripada nilai standar deviasinya dan menandakan bahwa variabel ROA bersifat
homogen.

Return On Equity (ROE) memiliki nilai minimum 1,5934 artinya


perusahaan mengalami penurunan terbesar yaitu 1,5934% dari modal obligasi.
Nilai maksimum 2,6881artinya perusahaan memperoleh keuntungan terbesar yaitu
2,6881% dari modal obligasi. Nilai rata-rata 1,8768artinya rata-rata perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar 1,8768% dari modal obligasi. Nilai standar
deviasi sebesar 0,5409 artinya selama periode penelitian, penyimpangan data dari
variabel ROE sebesar 0,5409% dari rata-ratanya sebesar 1,8768% yang artinya
nilai rata-rata ROE berada di atas nilai standar deviasi dan menandakan variabel
ROE bersifat homogen.

Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 1,4918 artinya


kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya mengalami penurunan sebesar
1,4918%. Nilai maksimum 2,1273 artinya kemampuan perusahaan dalam
membayar utangnya mengalami peningkatan terbesar yaitu 2,1273%. Nilai rata-
rata 1,6588 artinya rata-rata kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya
sebesar 1,6588%. Nilai standar deviasi sebesar 0,3124 artinya selama periode
penelitian, penyimpangan data dari variabel DER sebesar 0,3124% dari nilai rata-
ratanya sebesar 1,6588 % yang artinya nilai rata-rata DER berada di atas nilai
standar deviasinya dan menandakan variabel DER bersifat homogen.

Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum -14,4409artinya


ukuran perusahaan terkecil memiliki kerugian sebesar -14,4409%. Nilai
maksimum -14,379artinya ukuran perusahaan tetap mengalami kerugian akan
tetapi berkurang menjadi terbesar -14,379%. Nilai rata-rata kerugian -14,4008
artinya rata-rata ukuran 29 perusahaan sektor pertambangan sebesar -14,4008%.
Nilai standar deviasi sebesar 0,0276 artinya selama periode penelitian,
penyimpangan data dari variabel SIZE sebesar 0,0276% dari nilai rataratanya
sebesar -14,4008% yang artinya nilai rata-rata jauh lebih rendah dari nilai standar
deviasi dan menandakan variabel SIZE bersifat heterogen.

B. Uji Hipotesis Menggunakan Uji T

18
Uji statistik t menunjukan sejauh mana pengaruh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Caranya dengan melakukan uji t dengan melihat nilai signifikansi dari masing-
masing variabel independen. Bila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka
variabel independen tersebut secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Koefisien T hitung P value


RegresI
Konstanta 0,745 64,556
CR -0,016 -1,228 0,435
ROA -0,138 -0,681 0,619
ROE -0,460 -77,209 0,000
DER 0,849 1,155 0,454
Sumber : hasil oalh data 2019

Pengaruh CR terhadap Return Obligasi Syariah

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel,


diperoleh nilai pvalue hasil uji-t dari variabel CR sebesar 0,435. Dikarenakan nilai
p-value lebih besar dari tingkat signifikan  = 5% atau (0,435> 0,05), maka H0
diterima; yang berarti tidak ada pengaruh positif CR terhadap Return Saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumo
(2011) menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap return dan tidak sejalan
dengan penelitian Kohansal et al. (2013) yang menyatakan bahwa CR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return.
Kenaikan nilai CR menunjukkan bahwa semakin tingginya kemampuan
perusahaan dalam pengembalian hutang jangka pendek. Dalam penelitian ini, nilai
CR tidak berpengaruh terhadap return obligasi syaiah . Hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa CR tidak menjadi tolak ukur bagi investor dalam
melakukan investasi pada sebuah perusahaan yang diinginkan. Tidak
berpengaruhnya CR terhadap return saham karena tingginya nilai CR dapat
diartikan bahwa pengelolaan aktiva lancar kurang berjalan dengan baik, sehingga
banyak aktiva lancar yang menganggur dan tidak dioptimalkan oleh perusahaan,

19
hal ini mengakibatkan menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya,
sehingga besar kecilnya nilai CR tidak mempengaruhi return obligasi syariah.

Pengaruh ROA terhadap Return Obligasi Syariah

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel,


diperoleh nilai p value hasil uji-t dari variabel ROA sebesar 0,619. Dikarenakan
nilai p value lebih besar dari tingkat signifikan  = 5% atau (0,619> 0,05), maka
H0 diterima; yang berarti tidak ada pengaruh positif ROA terhadap Return
obligasi syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kusumo (2011) dan Susilowati dan Turyanto (2011) yang
menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return dan tidak sejalan
dengan penelitian Kohansal et al. (2013) dan Alhuda (2017) menyatakan bahwa
Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return
obligasi syariah sehingga dapat di indikasikan bahwa tinggi rendahnya ROA tidak
dijadikan tolak ukur bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan untuk
memprediksi return saham di pasar modal.

Pengaruh DER terhadap Return Obligasi Syariah

Berdasarkan dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel,


diperoleh nilai pvalue hasil uji-t dari variabel DER sebesar 0,454. Dikarenakan
nilai p-value lebih besar dari tingkat signifikan  = 5% atau (0,454> 0,05), maka
H0 diterima; yang berarti tidak ada pengaruh positif DER terhadap Return
obligasi syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kusumo (2011) menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh
terhadap return dan tidak sejalan dengan penelitian Susilowati dan Turyanto
(2011) dan Alhuda (2017) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return.

20
Pengaruh yang tidak signifikan dari DER terhadap return obligasi syariah
dapat berarti bahwa ada penilaian yang berbeda dari investor terhadap arti
pentingnya hutang bagi perusahaan. Beberapa investor dapat berpikir bahwa DER
yang besar akan menjadi beban bagi perusahaan karena adanya kewajiban dari
perusahaan untuk membayar hutang dan adanya resiko kebangkrutan yang akan
ditanggung oleh investor. Di sisi lain beberapa investor juga berpendapat bahwa
hutang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Hutang
diperlukan oleh perusahaan untuk menambah modal perusahaan karena dengan
memiliki hutang yang besar dapat digunakan untuk meningkatkan modal
perusahaan.

21
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dari pembahasan sebelumnya
mengenai pengaruh mengenai Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), dan
Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return obligasi syariah, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :

Current Ratio (CR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return


obligasi syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,016
dengan signifikansi 0,435. Pada tingkat signifikansi 5% koefisien regresi tersebut
tidak signifikan karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,435> 0,05).

Return On Assets (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap


return obligasi syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -
0,138 dengan signifikansi 0,619. Pada tingkat signifikansi 5% koefisien regresi
tersebut tidak signifikan karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,619> 0,05)

Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap


return obligasi syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,849 dengan signifikansi 0,454. Pada tingkat signifikansi 5% koefisien regresi
tersebut tidak signifikan karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,454> 0,05).

22
DAFTAR PUSTAKA

Hery, 2017. Kajian Riset Akuntansi ( Jakarta. PT Grasindo).

Agus,2020. Manajemen Keuangan dan Bisnis Teori dan Aplikasi, ( Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama)

Deitiana, Tita (2011), Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan

Deviden Terhadap Harga Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Fadilan, Obligasi Syariah, Antara Konsep dan Implementasi. Vol 1 No. 2

Desember 2014 Iqtishadia.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program


SPSS,_Edisi 3, Badan Penerbit Undip, Semarang.

Ghozali dan Irwansyah, 2002, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Perusahaan

dengan alat Ukur EVA, MVA dan ROA terhadap Return Saham pada
perusahaan di BEJ, Jurnal Penelitian Akuntansi – Bisnis dan Manajemn,
Vol 9, No. 1,April 2002.

Handini, Sri.2020. Teori Portofolio dan Pasar Modal Indonesia. ( Surabaya :

Scopindo Media Pustaka)

Kariyoto, 2017. Analisis Laporan Keuangan(Malang : UB Press)

Kusumo, RM Gian Ismoyo (2011), Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Non Bank LQ 45, Fakultas Ekonomika


Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Ulupui, I G. K. A. (2005), Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,

Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada


Perusahaan Makanan Dan Minuman 12 Dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi Di BEJ), Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.

23
Putri, Anggun Amelia Bahar (2012), Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER

Dan PBV Terhadap Return Saham, Jurusan Manajemen Fakultas


Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

24

Anda mungkin juga menyukai