Materi 1
Mall Pelayanan Publik sebagai Implementasi e-Government
Kabupaten Karawang memiliki MPP (Mall Pelayanan Publik). MPP adalah tempat
berlangsungnya kegiatan atau aktivitas penyelenggaraan pelayanan publik atas barang, jasa
dan/atau pelayanan administrasi yang merupakan perluasan fungsi pelayanan terpadu baik pusat
maupun daerah serta pelayanan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah/swasta
dalam rangka menyediakan pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman dan nyaman. MPP
bertujuan memberikan kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan, dan kenyamanan
kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, meningkatkan daya saing global dalam
memberikan kemudahan berusaha di Indonesia. MPP yang ada di kabupaten Karawang ini
merupakan MPP pertama yang non-APBD (berkolaborasi dengan dunia usaha). MPP tersebut pun
merupakan MPP ke-5 di Jawa Barat dan MPP ke-44 yang ada di Indonesia. MPP tersebut
membuka pelayanan selama 7 hari dalam seminggu dan sudah terintegrasi dengan 19 unit
pelayanan publik. Contoh implementasi e-government misalnya SIAP untuk absensi pegawai,
Tangkar untuk
pelaporan hal-hal yang terjadi di masyarakat, Info Loker untuk informasi lowongan kerja, dll.
Persiapan MPP:
1. Rapat-rapat internal
2. Rapat-rapat dengan instansi vertikal
3. Pendampingan KemenPAN-RB
4. Mou/PKS dengan mall, instansi vertikal, bank, BUMD
1. Infrastruktur digital
3. Masyarakat digital
4. Ekonomi digital
Dalam tata kelola pemerintahan digital KOMINFO terus mendukung dan mendorong e-
government.
Pemerintah saat ini, telah banyak merumuskan dan membuat kebijakan terkait
pelaksanaan E-Government yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan public kepada masyarakat. Kebijakan yang ada belum membahas secara detail
terkait bagaimana melaksanakan pelayanan public secara efektif dan efisien melalui
penerapan E- government. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengetahui aspek –
aspek kualitas pelayanan yang perlu dimasukkan dalam rumusan kebijakan E –
Government yang dibuat oleh pemerintah sehingga terwujud kualitas pelayanan public
yang memuaskan bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat indicator
kualitas pelayanan public berbasis E-Government yaitu :
1. Efisiensi
2. Kepercayaan
3. Reliabilitas
Dan sebagai tambahan perlunya jaminan keamanan data dan privasi pengguna
layanan dalam mengakses E-Government. Implikasi bagi pemerintah adalah merumuskan
kebijakan E-Government yang telah memenuhi indicator – indicator kualitas pelayanan
public, penyediaan panduan pengembangan E-Government. Serta pemerintah harus
menyediakan koneksi internet yang cepat sehingga memudahkan dalam implementasi E-
Government.
Materi 3
• 1800 : penemuan mesin uap mendorong munculnya kapal uap, kereta api, dll.
• 1900 : penemuan lisrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang.
Ancaman:
5. Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar pekerjaan
sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin
otomatis (Gerd Leonhard, Futurist);
6. Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan
bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini (U.S.Department of
Labor report).
Peluang:
1. Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta
pekerjaan baru pada tahun 2025.
2. Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari tiga
industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari
tahun 2015-2025 (World Economic Forum).
Tantangan industry 4.0 dan society 5.0 era disrupsi teknologi seperti peran manusia
yang digantikan dengan mesin, robot, AI. Dengan memanfaatkan big data, AI, robotic,
yang diintegraksikan dalam berbagai aspek kehidupan (pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, transportasi, industri, keuangan, dsb. ) dapat mendukung layanan dan
kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan.
Tata kelola pemerintahan termasuk perguruan tinggi yang modern, transparan dan
akuntabel memang harus mengurangi persinggungan orang per orang (person to person),
sehingga mengurangi dampak finansial yang kurang jelas. Dampak finansial yang
dimaksud bisa bersifat resmi maupun tidak resmi. Yang membahayakan jika dampak
finansial yang tidak diatur ini akan berakibat pada ekonomi biaya tinggi. Tata kelola yang
mengarah hal tersebut berbentuk tata kelola dan tata pemerintahan elektronik.
Dasar Hukum
Instruksi Presiden No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government
Latar Belakang
Berawal dari penetapan Desa Prioritas Presiden sebanyak 222 Desa di 111 Kabupaten
yang ditetapkan oleh Kantor Staf Presiden pada tahun 2016.Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika yang
pada saat itu masih bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan
Informatika (BP3TI) telah mengembangkan sebuah sistem informasi yang bertujuan untuk
mewujudkan tata kelola pembangunan nasional berbasiskan desa dan kawasan yang dinamai
Platform Tata Kelola Desa pada tahun 2017 silam.
Pembangunan Desa
Penggunaan Dana
Transparasi Anggaran
Pengelolaan Dana
Pemetaan Potensi
Peningkatan Akuntabilitas
SIDeKa Esksisting
Di gagas oleh BP2DK, SIDEKA sendiri mulai dikembangkan satu bulan setelah
BP2DK berdiri, yaitu pada Desember 2014. Menariknya, SIDEKA dikembangkan secara
gotong royong, persis sesuai dengan budaya yang hidup di perdesaan. Pengembangan ini
melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah
Saat ini terdapat lebih dari 7000 (tujuh ribu) Desa yang telah terdata pada Platform
Tata Kelola Desa dan masih terus bertambah. Seiring dengan bertambahnya jumlah Desa
yang tergabung dalam Platform Tata Kelola Desa, berbagai permasalahan teknis dan non-
teknis berskala ringan maupun berat seringkali muncul dalam pemanfaatan Platform Tata
Kelola Desa ini. Komunikasi dan konsultasi diupayakan terus berjalan dalam rangka
memberikan pelayanan, meningkatkan pemahaman dan menyelesaikan permasalahan.
Materi 5
Peranan Komunitas dalam Penyelenggaraan E-Government
Oleh : Fajar Eri Dianto
o pemerintah era lama ; posisi sebagai pelayan struktur yang tepusat prilaku yang
reaktif fokus pada produktifitas layanan umum.
10. Tingkatkan Kolaborasi dan kerjasama dengan Linstas Instansi / pihak swasta /
komunitas atas kebutuhan Digitalisasi Layanan Masyarakat