Anda di halaman 1dari 7

Artikel Penelitian

PENGARUH AROMATERAPI ROSEMARY (Rosmarinus officinalis) TERHADAP


PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

1
Annis Pertiwi, 2*Antarini Idriansari, 3Arie Kusumaningrum
1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
*
E-mail: idri_idriansari@yahoo.com

Abstrak

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi rosemary terhadap penurunan
tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di IRNA Anak RSUD Kayuagung OKI.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode preeksperimen dengan rancangan one group pretest posttest
design. Sampel pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan
didapatkan sampel sebanyak 22 orang. Analisis data menggunakan uji statistik paired t test. Aromaterapi
rosemary diberikan secara inhalasi dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, siang dan sore,
sebanyak 1 tetes selama 4 menit setiap perlakuan.

Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya karakteristik responden meliputi usia anak dengan rata-
rata 3,27±1,162 (mean±SD) tahun, sebagian besar merupakan anak laki-laki dengan persentase 63,6%.
Terdapat perbedaan skor kecemasan yang bermakna antara sebelum diberikan aromaterapi rosemary yaitu
36,05±3,97 dan setelah diberikan aromaterapi rosemary menjadi 25,45±5,8 dengan p value = 0,00 dan α =
0,05.

Simpulan: Penelitian ini hendaknya dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan anak yang mengalami
kecemasan selama hospitalisasi.

Kata kunci: Aromaterapi rosemary, kecemasan, hospitalisasi, anak usia prasekolah

Abstract

Aim: This study aims to determine the effect of rosemary aromatherapy to decrease the level of anxiety due to
hospitalization in children of preschool age children in hospitals Kayuagung IRNA OKI. This study uses pre-
experimental design with one-group pretest-posttest design.

Method: The sample in this study was obtained using non-probability sampling method - purposive sampling
and obtained a sample of 22 people. Results of data analysis using statistical test paired T-test. Rosemary
aromatherapy administered by inhalation with a frequency of 3 times in one day ie morning, afternoon and
evening, as many as 1 drop for 4 minutes each treatment.

Result: Characteristics of the respondents in this study include the average age of 3.27 ± 1.162 (mean ± SD)
years, mostly a boy with a percentage of 63.6%. There is a significant difference in anxiety scores between
pre-given aromatherapy rosemary is 36.05 ± 3.97 and after being given rosemary aromatherapy be 25.45 ±
5.8 with p-value = 0.00 and α = 0.05 .

Conclusion: This research should be applied in nursing care of children who have anxiety in hospitalization.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 65
Artikel Penelitian

Keywords: Rosemary aromatherapy, anxiety, hospitalization, preschool.

PENDAHULUAN bekerjasama untuk masa penyembuhan


penyakitnya.3
Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai
rentang usia tiga sampai enam tahun. Pada masa Rosemary (Rosemarinus officinalis) merupakan
ini pertumbuhan anak mulai berlangsung stabil.1 spesies dari famili Lamiaceae dan dari genus
Selain itu, anak usia prasekolah ini adalah Rosmarinus. Minyak atsiri dari Rosemarinus
individu yang masih bergantung pada officinalis yang tumbuh di provinsi Sichuan
lingkungan yaitu orang tua. Pada masa usia Cina ini telah dilaporkan mengandung 1,8-
prasekolah terjadi perkembangan aktivitas cineole, α-pinene, dan β-pinene.4 Penelitian
jasmani yang semakin bertambah dan Hongwratanaworakit pada tahun 2009
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir menyatakan bahwa aromaterapi rosemary dapat
serta emosional. Hospitalisasi pada anak menghilangkan depresi, stres, ketegangan
merupakan suatu proses dikarenakan suatu mental dan lesu.
alasan yang berencana dan darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah Hasil studi pendahuluan di IRNA Anak RSUD
sakit untuk menjalani terapi dan perawatan Kayuagung Ogan Komering Ilir berupa
sampai sehat dan pulang kembali lagi ke rumah. observasi yang dilakukan pada setiap anak usia
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan prasekolah yang mengalami hospitalisasi,
krisis utama yang terjadi pada anak. Apabila hampir semua mengalami kecemasan. Gejala
seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak kecemasan ini seperti meringis, mengerang dan
tersebut mudah mengalami krisis karena menolak makan, serta bau obat-obatan juga
kecemasan dan stres. Perasaan ini muncul menjadi faktor yang menyebabkan kecemasan
karena anak sebelumnya berada pada anak selama hospitalisasi.5
lingkungan rumah yang aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan. Penelitian Oleh karenanya berdasarkan uraian diatas,
membuktikan bahwa hospitalisasi menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
suatu permasalahan yang menimbulkan reaksi mengenai pengaruh aromaterapi rosemary
tertentu yang berdampak pada kerjasama antara (Rosemarinus officinalis) terhadap tingkat
anak, orang tua dan perawat di rumah sakit.2 kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
prasekolah di IRNA Anak RSUD Kayuagung
Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah OKI.
akan berdampak sangat serius. Hal ini
dikarenakan oleh lingkungan fisik rumah sakit
seperti bangunan, ruang rawat, peralatan medis, METODE PENELITIAN
bau-bauan yang khas seperti obat dan lain-lain,
serta pakaian petugas kesehatan yang identik Populasi dalam penelitian ini diambil dari
dengan warna putih dan jarum suntik yang akan populasi bulan terakhir yaitu bulan Maret
menyakiti mereka sehingga menyebabkan terdapat 28 anak usia prasekolah yang
kecemasan dan traumatik. Kondisi seperti ini mengalami hospitalisasi di RSUD Kayuagung.
akan berdampak negatif bagi proses Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
penyembuhan anak usia prasekolah tersebut ini menggunakan metode nonprobability
karena anak menjadi rewel dan sulit sampling dengan teknik purposive sampling.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 66
Artikel Penelitian

Purposive sampling merupakan teknik mengalami kecemasan saat hospitalisasi.


pengambilan sampel untuk tujuan tertentu Peneliti membuat perhitungan besar sampel
sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti. minimal berdasarkan rumus sehingga diperoleh
Sampel penelitian ini diperoleh dari populasi sampel sebanyak 22 responden.6
berdasarkan anak usia prasekolah yang

HASIL PENELITIAN

a) Usia anak

Tabel 1
Distribusi Rerata Usia Anak Prasekolah yang mengalami Kecemasan
akibat Hospitalisasi di RSUD Kayuagung

Variabel Mean Median SD Min-maks 95 % CI


Usia 3,27 1,162 1,162 3-6 18,2-36,4

b) Jenis kelamin

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak yang mengalami Kecemasan
akibat Hospitalisasi di RSUD Kayuagung OKI

Variabel Frekuensi %
Laki-laki 14 63,6%
Perempuan 18 36,4%
Total 22 100%

c) Skor kecemasan sebelum diberikan aromaterapi rosemary

Tabel 3
Distribusi Rerata Kecemasan sebelum diberikan Aromaterapi Rosemary
di RSUD Kayuagung

Mean Med SD Min-Mak 95% CI


36.05 37 3.97 28-41 33-39.25

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 67
Artikel Penelitian

d) Skor kecemasan setelah diberikan aromaterapi rosemary

Tabel 4
Distribusi Rerata Kecemasan setelah diberikan Aromaterapi Rosemary
di RSUD Kayuagung

Mean Med SD Min-Mak 95% CI


25.45 26.50 5.8 13-37 21.7-28.5

e) Perbedaan rata-Rata skor kecemasan sebelum dan setelah diberikan aromaterapi


rosemary

Tabel 5
Perbedaan Rata-Rata Skor Kecemasan sebelum dan setelah diberikan
Aromaterapi Rosemary di RSUD Kayuagung (n = 22)

Skor Kecemasan Mean Med SD P value


Sebelum 36.05 37 3.97
0.00
Setelah 25.45 36.50 5.8

Analisis data pada tabel 5 diatas menggunakan uji statistik paired t-test dan diperoleh nilai p-
value=0,00 (p-value˂α, α=0,05). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor
kecemasan yang bermakna antara sebelum dan setelah diberikan aromaterapi rosemary.

PEMBAHASAN Jenis Kelamin

Usia Anak Hasil penelitian yang telah dilakukan


didapatkan data yang menunjukkan bahwa jenis
Responden penelitian ini adalah anak usia kelamin anak yang menjadi responden di RSUD
prasekolah (3-6 tahun). Pada penelitian ini Kayuagung paling banyak adalah laki-laki yaitu
diketahui bahwa rata-rata usia anak prasekolah sebesar 63,6%. Hal ini terkait dengan jumlah
yang mengalami kecemasan adalah 3,27 tahun. responden laki-laki lebih banyak dijumpai
Secara emosional anak usia prasekolah ketika peneliti melakukan penelitian. Wong1
cenderung untuk mengekspresikan emosinya menyatakan anak perempuan lebih adaptif
dengan bebas dan terbuka, sikap marah juga terhadap kecemasan dibandingkan dengan anak
sering diperlihatkan. Luapan emosi berupa laki-laki, sehingga anak laki-laki lebih banyak
tangisan dan jeritan menggambarkan suasana mengalami kecemasan selama mengalami
hatinya yang sedang kesal, sedih ataupun sakit.5 hospitalisasi dibandingkan dengan anak

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 68
Artikel Penelitian

perempuan. Secara teoritis dijelaskan juga


bahwa, anak laki-laki cenderung lebih agresif Penggunaan aromaterapi dengan cara dihirup
dan rewel dibandingkan dengan anak atau inhalasi adalah cara yang paling mudah dan
perempuan, sehingga anak laki-laki lebih sukar cepat. Penelitian Katylaksa menyatakan bahwa
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru aromaterapi bisa dihirup dengan meneteskan 6
dibandingkan dengan anak perempuan.7 tetes minyak rosemary pada kapas, kemudian
diletakkan di depan hidung dengan jarak 2 cm
Kecemasan Anak Usia Prasekolah sebelum selama 4 menit. Adapun menurut La Torre, 1-5
dan sesudah diberikan Aromaterapi tetes minyak lavender yang dihirup dari tisu
Rosemary wajah selama 5-10 menit.9

Data yang didapatkan dari hasil penelitian Penghirupan minyak aromaterapi langsung pada
menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan sapu tangan atau tisu wajah dan diletakkan di
sebelum diberikan aromaterapi rosemary 36,05 samping bantal sebanyak 2-4 tetes dapat
dengan skor terendah 28 dan tertinggi 41 dari 22 memberikan efek mengendurkan urat-urat saraf
responden. Adapun skor kecemasan setelah dan dapat membuat tidur menjadi nyaman.
diberikan aromaterapi rosemary mengalami Selain itu, pemberian minyak aromaterapi pada
penurunan. Hal ini terlihat dari skor kecemasan anak usia dibawah 12 tahun, semua dosis
yang berubah menjadi 25,45 dengan skor minyak aromaterapi untuk orang dewasa harus
terendah 13 dan tertinggi 37. Selain itu dibagi empat.10 Begitu juga dengan penelitian
intervensi berupa aromaterapi rosemary ini, aromaterapi rosemary diberikan dengan
memberikan pengaruh terhadap kecemasan anak frekuensi 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, siang
yang mengalami hospitalisasi. Hal tersebut dan sore, sebanyak 1 tetes selama 4 menit setiap
terbukti dari hasil uji statistik paired t-test yaitu perlakuan. Hal ini sesuai dengan aturan
didapatkan p-value 0,00 (p<α, α=0,05) yang pemakaian minyak aromaterapi pada anak-
berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. anak.11 Hasil penelitian ini menunjukkan
Artinya terdapat perbedaan skor kecemasan penurunan skor kecemasan yang signifikan
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi sehingga terlihat perbaikan derajat tingkat
rosemary. kecemasan dari skor sebelumnya 36,5 menjadi
25,45.
Minyak esensial rosemary merupakan salah satu
jenis minyak yang dapat digunakan sebagai Minyak esensial digunakan dengan teknik
aromaterapi. Aromaterapi rosemary dapat inhalasi dapat meningkatkan kesadaran dan
menyebabkan perbedaan skor kecemasan menurunkan kecemasan. Molekul bau yang
dikarenakan minyak tersebut memberikan efek merupakan kandungan dalam minyak esensial
yang rileks terhadap tubuh.8 Aromaterapi memberikan efek positif terhadap sistem saraf
rosemary telah ditelti bermanfaat bagi kesehatan pusat, yaitu dapat menghambat pengeluaran
antara lain menghilangkan ketegangan mental, ACTH (Adreno Corticotropic Hormone)
menghilangkan depresi, lesu dan kelelahan sera dimana hormon ini mengakibatkan terjadinya
meningkatkan kinerja kognitif.5 Aromaterapi kecemasan seseorang.12
rosemary memiliki senyawa 1,8-cineole dan
linalool. Senyawa ini mampu merangsang saraf Kandungan zat kimia dalam minyak esensial
pusat dan memberikan efek menenangkan.9 dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kinerja
Tanaman ini juga biasanya cocok digunakan otak melalui sistem saraf yang saling
sebagai teh atau bahan makanan, hal inilah yang berhubungan dengan indera penciuman. Respon
membuat aromaterapi rosemary diyakini baik ini akan merangsang peningkatan aktivitas
dan aman digunakan. neurotransmitter yang berkaitan dengan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 69
Artikel Penelitian

pemulihan kondisi psikologis seperti emosi, SIMPULAN DAN SARAN


perasaan, pikiran, dan keinginan.13
Simpulan
Adapun, sewaktu minyak esensial dihirup,
molekul bau yang terkandung dalam minyak 1. Karakteristik responden yang didapat yaitu
esensial rosemary yaitu zat 1,8-cineol dan rata-rata usia responden yang mengalami
linalool diterima oleh olfactory ephitelium. kecemasan 3,27 tahun (SD=1,162) dengan
Setelah itu, molekul bau ditransmisikan sebagai usia anak terendah 3 tahun dan tertinggi 6
suatu pesan ke pusat penghidu yang terletak tahun. Adapun untuk jenis kelamin
tepat pada bagian belakang hidung. Kemudian, responden paling banyak mengalami
di tempat inilah berbagai sel neuron mengubah kecemasan yaitu laki-laki sebesar 63,6%.
bau tersebut dan menghantarkannya ke susunan 2. Rata-rata skor kecemasan hospitalisasi
saraf pusat lalu dihantarkan menuju sistem sebelum diberikan aromaterapi rosemary
limbik otak. Sistem limbik otak merupakan 36,05 (SD=3,97) dengan skor terendah
tempat penyimpanan memori, pengaturan adalah 28 dan tertinggi adalah 41.
suasana hati, emosi marah, senang, kepribadian, 3. Rata-rata skor kecemasan hospitalisasi
tingkah laku serta orientasi seksual. Kemudian, setelah diberikan aromaterapi rosemary
pada sistem limbik inilah molekul bau akan 25,45 (SD=5,8) dengan skor terendah adalah
dihantarkan ke hipothalamus dan merangsang 13 dan tertinggi adalah 37.
hipothalamus untuk menghasilkan Corticotropin 4. Ada perbedaan yang bermakna antara skor
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya, CRF akan kecemasan akibat hospitalisasi sebelum dan
merangsang kelenjar pituitary untuk setelah diberikan aromaterapi rosemary
meningkatkan produksi proopioidmelanocortin dengan nilai p-value = 0,00 (α = 0,05).
(POMC) sehingga produksi enkephalin oleh
medulla adrenal meningkat. Selain itu, kelenjar Saran
pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai
neurotransmitter yang mempengaruhi suasana Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
hati menjadi kondisi rileks.14 sebagai bahan referensi baru dalam mempelajari
cara untuk melakukan penurunan kecemasan
Dampak kecemasan akibat hospitalisasi akan akibat hospitalisasi terutama pada anak usia
menjadi kendala terhadap pelaksanaan asuhan prasekolah dan digunakan sebagai tambahan
keperawatan pada pasien anak terutama usia pengetahuan tentang manfaat aromaterapi
prasekolah (3-6 tahun), sehingga diperlukan rosemary dalam dunia pendidikan kesehatan.
upaya perawat untuk kreatif melakukan
tindakan terapi komplementer yaitu
memberikan aromaterapi rosemary untuk REFERENSI
memberikan reaksi hospitalisasi yang positif.7
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa 1. Wong, D. L. (2008). Wong: buku ajar
aromaterapi rosemary mempunyai pengaruh keperawatan pediatrik (Wongs essentials of
terhadap penurunan tingkat kecemasan akibat pediatric nursing). Jakarta: EGC.
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di 2. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep
RSUD Kayuagung OKI. keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 70
Artikel Penelitian

3. Apriesta, N., & Jamhariyah, S. (2012). farmakologi aromaterapi. Farmaka. 1(1). 6-


Hubungan antara terapi bermain mewarnai 9.
gambar dengan stres hospitalisasi pada 9. Katylaksa, A. C. (2011). Pengaruh minyak
anak usia 3-5 tahun di RSUD dr. Soebadi rosemary terhadap memori jangka pendek.
Kabupaten Jember. ISSN:2086-3098. 3(4). Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.
195 10. Tara, E., & Soetrisno, E. (2010). Buku
4. Wibowo, A. (2012). Minyak atsiri dari daun pintar aromaterapi. Jakarta: Inovasi.
rosemary (Rosemarinus officinalis) sebagai 11. Sallamander. (2014). Minyak esoteric CC
insektisida alami melalui metode (Anak-anak dan penggunaan minyak
hidrodestilasi. Jurnal Sains dan Seni. 1(1), esensial dalam aromaterapi), diakses dari
1. www.essentialoils.co.za pada 6 april 2014.
5. Supartini, Y. (2012). Konsep dasar 12. Butje, A. B., & Shatell, M. (2008). Healing
keperawatan anak. Jakarta: EGC. scents: an overview of clinical
6. Lemeshow, S., & Hosmer, D. W. (2000) aromateraphy for emotional distress.
Applied logistic regression. USA: John Journal of Psychosocial Nursing and
Willeys and sons, inc. Mental Health Service. 46 (10), 46-52.
7. Solikhah, U. (2013). Efektifitas lingkungan 13. Jaelani. (2009). Aromaterapi. Edisi ke 2.
teraupetik terhadap reaksi hospitalisasi pada Jakarta: Pustaka Populer Obor.
anak. Jurnal Keperawatan Anak. 1(1). 1-9. 14. Buckle, J. (2003). In clinical
8. Muchtaridi. (2003). Tinjauan aktivitas aromateraphy: essential oils practice. Edisi
ke 2. London: Churcill Livingstone.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 71

Anda mungkin juga menyukai