Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap individu menginginkan tubuh yang sehat. Menurut WHO, definisi sehat adalah
keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada
bebas dari penyakit atau kelemahan saja.1 Untuk menjadi sehat dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan menurut Hendrik L. Blum dalam
Notoatmodjo (2007) derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor, antara lain yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan  kesehatan dan  keturunan. Hal ini
mendorong pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti program
promosi kesehatan yang salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk
mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat tujuh (7) indikator PHBS, tiga (3) indikator gaya
hidup sehat (GHS).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia KEMENKES Tahun 2014 diketahui bahwa
rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh
Indonesia mencapai 56,58%. Di Jawa Barat sendiri sebesar 51,40%.6 pada Tahun 2015-2019
Kementerian Kesehatan mencantumkan target 80% rumah tangga sudah mempraktekkan
PHBS.7 Berdasarkan Profil Data Kesehatan Dinas Kesehatan Karawang Tahun 2014 diketahui
bahwa rumah tangga yang mempraktekkan hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kabupaten
Karawang baru mencapai 46.9%.
Dari Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Mojo menunjukkan cakupan rumah tangga
yang mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di
wilayah kerja UPTD Puskkesmas Mojo pada tahun 2016 sebesar 7063 dari target 5363
Berdasarkan hasil lapora Riset Kesehata Dasar tahun 2013 didapat bahwa proporsi
nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3%, dengan proporsi tertinggi pada DKI
Jakarta 56,8% dan terendah pada Papua 16,4%. Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih
memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi nasional. Proporsi nasional rumah
tangga PHBS pada tahun 2007 adalah sebesar 38,7%. Provinsi jawa timur termasuk 12 besar

1
provinsi yang pencapaian PHBS di atas angka nasional. Berdasarkan data Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010, persentase rumah tangga yang memenuhi
kriteria PHBS kategori baik di Jawa Timur mencapai 45,3% dan untuk Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) sekitar 27,35% (Riskesdas, 2013).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Fungsi
Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan. Fokus utama Puskesmas adalah
preventif dan promotif kesehatan, namun tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif.
Dengan demikian Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk membuat masyarakatnya untuk
sadar, mau dan mampu untuk hidup lebih sehat untuk Indonesia sehat.
Sebagai seorang calon SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) dituntut untuk mampu
menyelesaikan masalah kesehatan dan membuat derajat kesehatan semakin meningkat. Bekal
pengetahuan dan pengalaman, baik di dalam ataupun luar kampus sangatlah diperlukan untuk
mempersiapkan menjadi seorang calon SKM yang kompeten. Sebagai mahasiswa dituntut
untuk dapat mengembangkan hard skill dan soft skill. Hard skill identik dengan IPK
sedangkan soft skill kaitannya dengan pengembangan potensi dalam diri. Mahasiswa dilatih
untuk kritis terhadap masalah kesehatan yang terjadi agar nantinya dapat memberikan
perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, diperlukan
adanya kegiatan penunjang melalui pengalaman langsung yang dapat memberikan
kesempatan belajar dan menambah pengetahuan, kesesuaian sikap, serta ketrampilan 1tertentu
yang telah dipelajari mahasiswa.
Salah satu kegiatan yang menunjang hal ini adalah kegiatan magang. Kegiatan magang
yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan magang wajib untuk memenuhi mata kuliah
magang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat pada semester genap tahun akademik 2016-
2017. Semua yang didapat dari kegiatan magang ini berguna untuk mempersiapkan mahasiwa
menjadi seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat yang kompeten dibidangnya.
1.2 Tujuan Kegiatan Magang
1.2.1 Tujuan umum
Memperoleh pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap, dan penghayatan
pengetahuan di dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan bidang ilmu kesehatan masyarakat, dengan spesifikasi menganalisis
capaian program PHBS pada Tatanan Rumah tangga di Puskesmas Mojo.
1.2.2 Tujuan khusus

2
Adapun tujuan khusus kegiatan magang ini yaitu:
a. Mengidentifikasi gambaran program PHBS pada tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Mojo Surabaya
b. Mengetahui tingkat pencapaian program PHBS pada Tantanan Rumah Tangga
(RT) di Puskesmas Mojo
c. Mengidentifikasi kendala yang terjadi pada program PHBS pada tatanan
Rumah Tangga (RT)
d. Merumuskan alternatif solusi dari permasalahan yang ditemukan berdasarkan
teori yang ada dalam promosi kesehatan.
1.3 Manfaat Magang
Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan magang ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa:
a. Menambah pengalaman, keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan
pengetahuan di dunia kerja khususnya di bidang Promosi Kesehatan.
b. Mengembangkan wawasan berpikir, bernalar, menganalisa dan mengantisipasi
suatu permasalahan, dengan mengacu pada materi teoritis dari disiplin ilmu yang
ditempuh dan mengaitkannya dengan kondisi sesungguhnya.
c. Mahasiswa dapat lebih sigap dan siap menghadapi berbagai permasalahan di
lapangan, serta mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide kreatif dan
inovatif dalam menyelesaikan masalah.
d. Menguji kemampuan pribadi yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari serta tata
cara bersosialisasi dengan dunia kerja yang sarat dengan persaingan-persaingan.
2. Manfaat bagi Universitas Airlangga Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku :
a. Menghasilakn calon tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan
tugas.
b. Menberikan masukan untuk mengevaluasi kesesuaian kurikulum yang sudah
diterapkan dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidangnya
c. Sebagai bahan evaluasi yang dapat dipergunakan untuk pelaksanaan magang
berikutnya
d. Menjadi sarana pengenalan instansi pendidikan Universitas Airlangga Surabaya
khususnya peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku kepada instansi yang
membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang dihasilkan oleh Universitas
Airlangga Surabaya.
3. Manfaat bagi Instansi Magang :

3
a. Dapat memperoleh masukan mengenai kondisi dan permasalahan yang dihadapi
instansi.
b. Mengetahui metode-metode baru yang diperoleh dari materi di perkuliahan yang
dapat diaplikasikan pada instansi tersebut berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi.
c. Menjadi sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara instansi yang
bersangkutan dengan Universitas Airlangga Surabaya di masa yang akan datang,
khususnya yang berkaitan dengan rekruitmen tenaga kerja.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PHBS
2.1.1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. dengan demikian PHBS
mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci
tangan dengan sabun, pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat,
menggukan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi
syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Dibidang
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktekkan perilaku meminta
pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap
bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain.
Dibidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan giji seimbang, minum
tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam
beryodium dan lain-
lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut serta
dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas
pelayan kesehatan lain dan lain-lain. (Depkes, 2011)
2.2 Manfaat PHBS
Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat meningkatkan
produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga
maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota
rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan

5
citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah
tangga sehat bagi daerah lain.
2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai
Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS adalah rumah tangga yang
melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh Anak
2.4 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
1. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI)
adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, dan dalam masa nifas per
100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatann waktu ibu melahirkan dan masa

6
nifas. Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih,
adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini.
Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih menjdi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Walaupun sebagian
besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan
medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.
2. Pemberian ASI Ekslusif
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh ban
berkembang denagan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening bewarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit..
World Health Organization menyatakan bahwa ASI eklusif selama 6 bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Menyusui eksekutif adalah memberikan hanya ASI segera setelah
lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolustrum.
3. Menggunakan Air Bersih
a. Kebutuhan Air Bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan
sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak
berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti bau amis,
anyir, busuk atau belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan
penykit sehingga setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
4. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan
minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor akan maka tubuh sangat berisiko
terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi menghilang/mengurangi
mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air
bersih dan sabun. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bias menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,

7
karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Waktu yang tepat untuk
mencuci tangan adalah:
1. Setiap kali tangan kita kotor
2. Setelah buang air besar
3. Setelah menceboki bayi atau anak
4. Sebelum makan dan menyuapi anak
5. Sebelum memegang makanan
6. Sebelum menyusui bayi
7. Sebelum menyuapi anak
8. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian
9. Sehabis bermain/member makan/memegang hewan peliharaan
a. Manfaat Mencuci Tangan
Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Yang
bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, tyipus, kecacingan, penyakit
kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung, dengan tangan, maka tangan mmenjadi
bersih dan bebas dari kuman.
b. Cara Mencuci Tangan yang Benar
Cara yang tepat untuk mencuci tangan adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakann sabun. Tidak perlu
harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang
berbentuk cairan.
2. Gosok tangan setidaknya selama 10-20 menit
3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan
kuku.
4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain
6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air.
5. Menggunakan Jamban Sehat
a. Pengertian Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis-jenis
jambanyang di gunakan:
1) Jamban cemplung

8
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
kotoran kedalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2) Jamban tangki setik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapan.
b. Syarat Jamban Sehat
Jamban harus dipelihara supaya tetap sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan
tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih. Jamban harus memenuhi syarat kesehatan. Syarat jamban yang sehat
adalah: Tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah
oleh serangga dan tikus, Tidak mencemari tanah sekitarnya, dan Mudah dibersihkan dan
aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi yang cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air dan sabun dan alat pembersih
6. Memberantas Jentik Nyamuk di Rumah
a. Pengertian Rumah Bebas Jentik
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk
membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat dilakukan secara berkala.
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/wc , vas bunga, tatanan kulkas, dan lain-lain dan
di luar rumah. Yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu. Yang berkewajiban
Melakukan pemeriksaan jentik secara berkala adalah2;
1. Anggota rumah tangga
2. Kader
3. Juru pemantau jentik
Agar rumah menjadi bebas jentik maka perlu dilakukan pemberantasan sarangga nyamuk
dengan cara 3 M plus (mennguras, menutup, mengubur) plus menghindari gigitan nyamuk.
PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk, penular
berbagai penyakit. Gerakan 3 M plus adalah 3 cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

9
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatana kulkas,
tatanan pot kembang dan tempat air minum burung
2. Menutup rapat-rapat tempat penampunga air seperti lubang bak kontrol
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban
bekas, kaleng bekas, plastik kresek dan lain-lain.
Plus Menghindari Gigitan Nyamuk yaitu:
1. Menggunakan kelambu ketika tidur
2. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk; bakar, semprot, oles
3. Menghindari kebiasan menggantung pakaian di dalam kamar
4. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
5. Memperbaiki saluran talang air yang rusak
6. Menaburkan bubuk pembunuh jentik di tempat yang sulit dikuras
7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air
8. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender
b. Manfaat Rumah Bebas Jentik
Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali
sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar. Lingkungan rumah menjadi
bersih dan sehat.
Pemeriksaan Jentik Berkala dilakukan dengan Cara:
1. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada diwilayah kerja untuk memeriksa tempat
yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
2. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik
3. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Melihat jentik,
kemudian langsung dilanjutkan denga PSN kepada anggota rumah tangga
4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah dan pada formulir
pelaporan ke puskesmas
7. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
a. Manfaat Makanan
Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan
orange) seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau daun singkong. Semua
buah bagus untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah, kuning), seperti mangga, papaya,
jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.
Pilihan buah dan suyur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri

10
sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Pengolahan
sayur dan buah yang tepat tidak merusak atau mengurangi gizinya. Konsumsi buah dan suyur
yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah
atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang
terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa
vitamin seperti vitamin C.
Setiap anggota rumah tangga sebaiknya mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan
mineral. Manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah
1. vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata
2. vitamin D untuk kesehatan tulang
3. vitamin E untuk kesuburan dan awet muda
4. vitamin K untuk pembekuan darah
5. vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
6. vitamin B mencegah penyakit beri-beri
7. vitamin B12 meningkatkan nafsu makan
8. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari
a . Pengertian Aktifitas Fisik
Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik yang
dapat dilakukan biasa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, mencuci
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan, atau berupa
olahraga, yaitu: push up, lari ringan, berenang, bermain bola, senam, bermain tenis, yoga,
fitness.
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga
dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Jika lebih banyak waktu yang
digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak jika
kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan kedepan akan
terasa hasilnya.
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tidak
mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahan hidup, meningkatkan kemampuan
gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, bergeraklah gerak untuk lebih

11
hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Olahraga adalah serangakaian gerak raga
yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak.
Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-
terusan; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan
membina kesehatan, tidak dapat ditinggalakan, seperti halnya makan, olahragapun hanya
dapat dinikmati dan bemanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan
olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya
menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan
tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya. Olahraga merupakan
alat merangsang pertumbuhan dan perkembangan bagan fungsional jasmani, rohani dan
sosial.
Olahraga kesehatan adalah olahraga yang memelihara atau untuk meninngkatkan derajat
kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat
serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam
perikehidupannya sehari-hari yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan atau
mengatasi keadaan gawat darurat. Olahraga kesehatan meningkatkan derajat sehat dinamis,
pasti juga sehat statis, tetapi tidak dengan sebaliknnya. Gemar borolahraga : mencegah
penyakit, hidup sehat dan nikmat. Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak
berolahraga : melantarkan diri sendiri.
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan “Duniawi”, sering menyebabkan orang
menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang
a. Manfaat Olahraga
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada :
a. Pada anak
b. Pada orang dewasa
3. Meningkatkan kelenturan pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera
4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk menncegah kegemukan dan mempertahankan
berat badan ideal
5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti:
a. Tekanan darah tinggi
b. Penyakit jantung koroner
c. Infeksi
d. Kencing manis

12
6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan
tubuh
7. Meningkatkan aktivitas system kekebalan tubuh
a. Meningkatkanpembuluh darah kolateral
b. Meningkatkan HDL kolesterol
c. Mengurangi aterosklerosis
Factor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Makanan
5. Rokok
9. Tidak Merokok di dalam Rumah
a. Perokok Aktif dan Pasif
Setiap annggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam
satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya,
diantarnya adalah nikotin, tar. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan
aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil
apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau
hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap
walau tidak diisap masuk kedalam paru-paru. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang
bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain. Rumah merupakan tempat berlindung
termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup
asap rokok.
Perilaku hidup bersih dan sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajad keeshatan
masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok. PHBS
harus menjadi kewajiban dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikan. Setiap kali
menghirup asap rokok, baik sengaja maupun tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000
macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam
rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak
dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik cara
langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,
tetapi juga bagi orang yang disekitarnya. Saat ini jumlah perokok, terutama jumlah perokok

13
remaja terus bertambah. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan
derajad kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan dunia telah memberikan
peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta per tahun,
70% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.
a. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktiikan oleh banyak
orang. Efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian yang telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok mengakibatkan resiko
timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung, paru-paru, kanker rongga mulut,
kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi, gangguan kehamilan serta cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, itu asap rokok
yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok.
Merokok secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:
1. Menyebabkan kerontokan rambut
2. Gangguan pada mata seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibandingbukan perokok
4. Menyebabkan paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan bau mulut
6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung
7. Tulang lebih mudah patah
8. Menyebabkan kanker kulit
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

14
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG

2.1 Lokasi Magang


Pelaksanaan magang berlokasi di:
Tempat : Puskesmas Mojo Surabaya
Alamat : Jalan Mojo Klanggru Wetan II No. 11, Surabaya
No. Telp : 031-5932332
2.2 Metode Pelaksanaan Magang
Magang merupakan suatu kegiatan studi lapangan, yang mencakup aktivitas (sesuai
dengan materi yang dipelajari) antara lain:
1. Ceramah dan tanya jawab, berupa pengarahan serta penjelasan dari pembimbing
magang dari Puskesmas Mojo Surabaya untuk memperoleh gambaran secara jelas
mengenai program PHBS pada tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Mojo Surabaya.
2. Observasi, yaitu melaksanakan pengamatan tentang pelaksanaan program
posyandu lansia.
3. Partisipasi, yaitu ikut serta dalam pelaksanaan program posyandu lansia serta
melakukan analisis pada kegiatan yang diikuti.
4. Studi literatur, untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan permasalahan yang
ada dan mencoba untuk menyesuaikan teori dengan kenyataan yang terjadi di
Puskesmas Mojo Surabaya.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
2.5 Output Kegiatan

15
2.3 Waktu Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan Magang ini direncanakan berlangsung mulai tanggal 13 Februari sampai 18 Maret 2017. Waktu pelaksanaan ini dapat
disesuaikan dengan kegiatan yang ada di Puskesmas Mojo Surabaya. Berikut ini rencana kegiatan yang saya usulkan:
Tabel 2.1 Pelaksanaan Magang di Puskesmas Mojo Surabaya.
Feb Mar
No Kegiatan
III IV I II III IV
1 Pengenalan instansi tempat magang dan penyesuaian diri dengan lingkungan
kerja
2 Pengumpulan data terkait Puskesmas Mojo Surabaya
a. Profil puskesmas
b. Program kesehatan yang ada
c. Alur pelayanan
d. Menganalisis program inovatif upaya kesehatan usia lanjut
e. Laporan program tahunan (PHBS RT)
f. Penyakit yang banyak diderita akibat kurangnya PHBS pada tatanan Rumah
Tangga
Dan lain sebagainya
3 Konsultasi dengan pembimbing magang dari Puskesmas Mojo Surabaya
4 Supervisi dosen pembimbing fakultas
5 Berpartisipasi dalam pelaksanaan program PHBS Rumah Tangga baik di dalam
maupun di luar gedung
a. Ikut dalam setiap kegiatan program PHBS Rumah Tangga
b. Memperhatikan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program PHBS pada
tatanan Rumah Tangga
c. Membuat laporan hasil observasi program PHBS pada tatanan Rumah Tangga
6 Membuat laporan magang sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa magang
7 Mempresentasikan hasil laporan magang kepada pihak-pihak terkait
8 Memberikan rekomendasi terkait hasil solusi penyelesaian masalah yang
ditemukan kepada Puskesmas Mojo Surabaya

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Profil Puskesmas Mojo
4.1.1.1 Wilayah Kerja Puskesmas
Letak geografi Puskesmas Mojo berada antara di wilayah Surabaya Timur Luas
Wilayah Kerja
Luas : ± 4,36 Km2

Batas Wilayah Kerja

- Sebelah Utara : Kecamatan Tambaksari


- Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Pucangsewu
- Sebelah Barat : Kecamatan Genteng
- Sebelah Timur : Kecamatan Sukolilo
Terdiri dari 3 kelurahan dan 41 RW yaitu :

a. Kelurahan Mojo
Luas wilayah 1,76 KM ² dengan 12 RW dan 115 RT
b. Kelurahan Airlangga
Luas 1,62 KM² dengan 8 RW dan 87 RT
c. Kelurahan Gubeng
Luas 1,10 KM ² dengan 11 RW 60 RT

Secara Umum wilayah kerja Puskesmas Mojo berupa dataran rendah.

A. KEPENDUDUKAN
Data kependudukan mempunyai arti penting dan mempunyai arti yang strategis dalam
pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya, sebab hampir semua
kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat dan penduduk.

Data kependudukan dan data kependidikan merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan di suatu wilayah. Melalui tingkat pengetahuan,
tingkat pendidikan merupakan tolak ukur terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan
masyarakat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

4.1.1.2 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MOJO


Puskesmas Mojo mempunyai fungsi sebagai

17
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer

Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 26.241 KK

Jumlah Peserta BPJS : 30002 peserta

Jumlah Ibu Hamil : 1258 orang

Jumlah Bayi (< 1 tahun) : 1384 bayi

Jumlah Anak balita ( 1-4 tahun) : 4582 anak

Jumlah Wanita Usia Subur : 24626 orang

Jumlah Pasangan Usia Subur : 13267 pasang

Jumlah Ibu Bersalin : 1046 orang

Jumlah Ibu Nifas : 1200 orang

Jumlah Ibu Meneteki : orang

4.1.1.3 Kondisi Internal Puskesmas

Puskesmas Mojo terletak di Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng tepatnya di Jl.


Mojo Kalangrru Wetan II/11 Surabaya. Puskesmas Mojo memiliki:

a. Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu : Pustu Gubeng Klingsingan Jl. Gubeng Klingsin-
gan Gg. IV/ 24
b. Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
No. Poskeskel Bidan Desa
1 Kelurahan Mojo Ruth Purbo R., Amd Keb
2 Kelurahan Airlangga Erdina Nova F., Amd. Keb
3 Kelurahan Gubeng Nila Krisnawati., Amd. Keb

c. Puskesmas Keliling (Pusling)


Kegiatan Pusling : 1 di RW. VIII Kel. Mojo buka setiap hari Selasa.
Puskesmas Mojo melaksanakan 6 Program Pokok Upaya Kesehatan antara lain:

18
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Penyehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana
5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
Sedangkan Program Inovatif yang dilakukan termasuk :
1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2. Upaya Kesehatan Mata
3. Upaya kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Pencegahan & penanggulangan penyakit gigi
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
6. Bina Kesehatan Tradisional
7. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
8. Pengembangan UKBM
4.1.3 VISI DAN MISI PUSKESMAS MOJO
1. VISI PUSKESMAS MOJO
Mewujudkan puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang berkualitas
menuju masyarakat sehat dan mandiri.
2. MISI PUSKESMAS MOJO
1. . Meningkatkan kualitas dan mempermudah akses pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat
3. Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
3. MOTTO ‘ KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI’
5. PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Program kerja Puskesmas Mojo tahun 2015 terdiri dari program dan kegiatan yang
merupakan tugas dari Dinas Kesehatan yang sesuai dengan rencana pembangunan
jangka menengah (RPJMD) bidang kesehatan, yaitu :
1. Program Perilaku hidup sehat dan pemberdayaan Masyarakat
Pokok program ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan masyarakat
dalam bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif, perilaku
dan peran aktiv individu, keluarga dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya
stempat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri
dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan prduktif. Sasaran

19
program pokok ini adalah terciptanya kberdayaan individu dan masyarakat dalam
bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku sehat dan peran aktif
dalam memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan
sesuai dengan budaya setempat.
Fokus program adalah kesehatan Ibu dan Anak, keluarga sadar gizi,
keselamatan dan keselamatan kerja, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan gaya
hidup termasuk olah raga dan kebugaran.
2. Program Peningkatan perilaku bersih dan Sehat
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan jumlah ibu, keluarga, murid,
sekolah, pekerjaan, tempat kerja, penggunaan tempat-tempat umum, institusi
kesehatan, masyarakat pengguna dan petugas institusi kesehatan, anggota
masyarakat dan institusi masyarakat mempraktekan perilaku hidup bersih dan
sehat. Sasaran yang dicapai adalah meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
sesuai pokok sasaran dan sosial budaya di tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum (tempat ibadah, rekreasi, pasar,
terminal dll) tatanan institusi keehatan dan masyarakat umum.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
F. Sasaran Pembangunan Kesehatan
Prioritas pembangunan kesehatan di Kota Suarabaya pada tahun 2010-2015 sesuai dengan
visi misi yang telah ditetapkan, difokuskan pada delapan prioritas yaitu:
a. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
b. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana (KB)
c. Perbaikan status gizi masyarakat
d. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular serta penyehatan lingkun-
gan
e. Peningkatan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
f. Peningkatan pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD)
g. Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) kese-
hatan, peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan
penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT (Rumah Tangga BerPHBS)
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan

20
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
dimasyarakat. Tujuan yang akan dicapai dalam PHBS adalah meningkatnya perilaku
sehat individu, masyarakat dan berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat
melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrsi lintas program, lintas sektor, swasta
dan masyarakat.
D. KESEHATAN LINGKUNGAN
Salah satu upaya untuk memperkecil resiko terjadinya masalah kesehatan sebagai akibat
dari lingkungan yang kurng sehat, telah dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas
lingkungan. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan Kota Surabaya disjikan
indikator-indikator yang merupakan hasil dari upaya kesehatan lingkungan
1. Rumah Sehat
Rumah sakit adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan
sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan
yang optimal. Rumah sakit adalah bangunn rumah tinggl yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air
bersih, kepadatan hunian rumah dan sebagainya.
2. Penyediaan Air bersih
Seiring peningkatan jumlah penduduk, maka kebutuhan air bersih semakin
bertambah. Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih
meningkat.
3. Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak
Akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak yang dimaksud adalah jamban sehat.
Beberapa jenis sarana jamn yang ada di Kota Surabaya antara lain jamban komunal,
jamban leher angsa, jamban plengsengan, dan jamban cemplung.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendeatan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui permberdayaan masyarkat dengan metode
pemicuan.
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah Upaya menumbuhkan
kemandirian masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Progrm Penyehatan Lingkungan diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) masyarakat yang secara
mandiri mampu melakukan perbaikan sanitasi mulai dari identifikasi masalah
kesehatan lingkungannya, menentukan prioritas masalah,merancang model

21
penyelesainnya, menggli sumber daya, implementasi kegiatan, pemeliharaan dan
pelestarian hasil kegiatan hingga pemantauan dan pengawasan.
4. Tempat Umum dan pengelolaan Makanan (TTUPM)
Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen
terhadap berbagai penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah
masyarakat dari keracunan makanan.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Analisis Pelaksanaan Program PHBS pada tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Mojo
1. Community analisis
Sebagian besar masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mojo
sudah memenuhi syarat Rumah Tanga ber-PHBS meskipun rata-rata tingkat
pendidikannya merupakan tamatan SD tetapi tingkat pengetahuan tentang syarat
Rumah tangga ber-PHBS sudah baik. Hanya saja masih ada beberapa keluarga
yang belum memenuhi syarat Rumah Tangga ber-PHBS, karena rata-rata masih
merokok di dalam rumah, kurangnya konsumsi buah dan sayur serta kurangnya
aktivitas fisik. Interfensi yang sudah dilakkan masih penyuluhan saja.
PHBS Rumah Tangga merupakan salah salah satu indikator dalam Progrm
Kelurahan Siaga sehingga kader Kelsi juga merupakan Kader PHBS.
Pengumpulan data dari anggota kader PHBS sering terlambat karena kesibukan
kader di rumah tangganya juga pekerjaan sebagai kader yang merangkap sebagai
kader balita, lansia, dan sebagainya. Sehingga kendala yang selalu dihadapi yaitu
keterlambatan pengumpulan data oleh anggota kader kepada ketua kader. Dimana
hal ini juga mempengaruhi pengelolahan data di Puskesmas. Hal lain yang
menjadi kendala yaitu usia kader yang sudah tua sehingga kejalasan pengisian
formulir terdapat beberapa yang masih kurangkurang. Akibatnya hasil pengolahan
data juga terlambat karena tenaga kesehatan di Puskesmas Mojo yang mengelolah
data PHBS hanya satu orang saja.
Kader PKK juga mendapatkan dana BOK sebesar Rp. 28.800 rupiah, untuk
setiap kader. Tetapi BOK yang diterima dari pihak Puskesmas hanya terhitung
untuk empat kader yang sudah terdaftar di Puskesmas sebagai Kader PHBS
sehingga dana yang diterima oleh empat kader tersebut dibagikan kepada anggota
kader lain. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat kader PHBS
tidak hanya menjadi kader untuk program PHBS teapi ada yang merangkap untuk

22
menjadi kader balita, kader lansia dan sebagainya. Jumlah dana BOK yang
diberikan kepada kader tersebut sudah sesuai rumus yang perhitungan oleh dinas
Kesehatan Kota Surabaya. Walaupun Dana BOK belum dapat diterima oleh
kader, pendataan Rumah Tangga ber-PHBS harus tetap jalan.
Berikut merupakan cakupan Rumah Tangga ber-PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Mojo yang sudah memenuhi syarat Rumah Tangga ber-PHBS :
Cakupan Rumah Cakupan Rumah
NO Puskesmas Tahun Tangga yang Dikaji tangga Sehat

1 Mojo 2014 26.68 % 98.86%


2015 12.55% 63.79%
2016 7602 5363

2. Target Asasment
Upaya untuk memberdayakan anggota Rumah Tangga, agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
3. Program Plan development
Berdasarkan Depkes RI, 2009 pedoman panduan pembinaan dan penilaian PHBS
di Tumah Tangga melalui tim penggerak PKK yaitu:
3) Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
Melakukan sosialisasi di kelurahan kepada kader PKK RW dan kader PKK RT
4) Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga diawali dengan kegiatan pengumpulan data
oleh kader kelurahan pada saat pertemuan bulanan dikelompok masing-masing
dengan cara:
a. Menyiapkan tenanga pengumpul data, disarankan menggunakan
ketua kelompok dasawisma atau kader PKK Desa/Kelurahan yang
telah dilatih PHBS di Rumah Tangga
b. Mendata jumlah rumah tangga yang ada di kelurahan
c. Menyiapkan formulir/kartu PHBS di Rumah tangga sesuai jumlah
rumah tangga yang ada
23
d. Member penjelasan singkat bagi para ketua kelompok Dasawismas
atau kader PKK kelurahan yang telah dilatih PHBS di Rumah
Tangga tentang cara pengumpulan data di rumah tangga.
e. Ketua kelompok Dasawisma atau kader PKK kelurahan yang telah
dilatih PHBS di Rumah Tanggaa, mengumpulkan data Rumah
tangga ber-PHBS berdasarkan 10 indikator PHBS di masing-masing
rumah yang ada di kelurahan dengan menggunakan formulir PHBS
Rumah Tangga.
5) Pengelolahan Data dan Pemetaan PHBS
Hasil pengumpulan data dari kelompok PKK, selanjutnya diolah secara manual
oleh TP-PKK Kelurahan.
a. Setiap Rumah Tangga akan dikelompokan menjadi rumah tangga
ber-PHBS atau Rumah Tangga Tidak ber-PHBS.
b. Kelompok Rumah Tangga ber-PHBS, apabila rumah tangga telah
memenuhi 10 indikator PHBS. Namun bila didalam rumah tangga
tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita,
maka pengertian Rumah Tangga yang memenuhi hanya 7 indikator.
c. Untuk memenuhi presentase Rumah tangga ber-PHBS di kelurahan
digunakan
Jumlah Rumah tanggarumus :
yang dikelompokan ber-PHBS dibagi
dengan seluru jumlah Rumah Tangga yang ada di kelurahan
dan dikali 100%

Atatu

Jumlah Rumah Tangga yang dikelompokkan ber-PHBS dikali


100% dan dibagi seluruh rumah tangga yang ada di
kelurahan

d. Hasil presentase yang diperoleh merupakan hasil pemetaan Rumah


Tangga ber-PHBS di kelurahan.
4. Implementation
Implementasi program Rumah Tangga ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas
Mojo Kecamatan Gubeng yang meliputi tiga kelurahan yaitu, kelurahan Mojo,
kelurahan Gubeng dan kelurahan Airlangga. Pelaksanaan program PHBS tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Mojo sudah sesuai dengan ketetapan Depkes RI,
2011 yaitu :
1) Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga

24
Sudah terlaksananya sosialisasi di kelurahan kepada kader PKK RW dan
kader PKK RT yang kemudian ketua kader PKK akan mensosialisasikan
terkait teknik dan cara pengisian formulis PHBS sebelum anggota kader
PHBS terjun ke masyarakat.
2) Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga diawali dengan kegiatan
pengumpulan data oleh kader kelurahan pada saat pertemuan bulanan
dikelompok masing-masing dengan cara:
a. Mendata jumlah KK di masing-masing RT dan RW
b. ketua kader akan menunjuk beberapa anggotanya untuk melakukan
pengumpulan data di masyarakat.dengan memberikan
formulir/kartu PHBS di Rumah tangga sesuai jumlah rumah tangga
yang ada
c. Data yang sudah terkumpulkan akan disetor kembali kepada ketua
kader sesuai tanggal yang sudah disepakati bersama
d. Pengumpulan formulir PHBS yang sudah terisi di setor ke
Puskesmas setiap 1 bulan sekali.
3) Pengelolahan Data dan Pemetaan PHBS
Untuk pengelolaan data dan pemetaan PHBS seharusnya dilakukan oleh
kader PKK tetapi di Puskesmas Mojo pengelolaan data PHBS dilakukan
oleh satu orang tenaga kesehatan di Puskesmas Mojo karena rata-rata
seluruh kader PHBS sudah lanjut usia sehingga kesusahan untuk
melakukan pengelolahan data.
5. Evaluasi
Dalam pelaksanaan program terdapat kriteria evaluasi yang diungkapkan oleh Dunn.
Evaluasi dari pelaksanaan program PHBS pada tatanan Rumah Tangga sebagai
berikut:
a. Efektifitas
Efektifitas, Program Rumah Tangga ber-PHBS di puskesmas mojo sudah
berjalan sesuai tujuan hanya walaupun masih ada beberapa keluarga yang
merokok di dalam rumah, kurang mengkonsumsi buah dan sayur serta
kurangnya aktivitas fisik. Sehingga intervensi yang dilakukan tidak
hanya pendataan saja.
b. Efisiensi

25
Mengoptimalkan sumberdaya yang ada, dengan mencapai efektifitas
tertinggi dengan biaya yang sedikit. Sebagian besar kader PHBS dalam
menjalankan tugasnya tidak melihat jumlah upah yang akan diterima
melainkan bekerja secara sukarela. Pengelolaan data oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas Mojo masih kurang efisien karena kurangnya
SDM yang ada mengingat cakupan wilayah kerja Puskemas mojo yang
sangat luas yaitu sebanyak 7.8961 penduduk. Sehingga perlu untuk
diperhatikan SDM yang bertugas mengelolah data agar ditingkatkan lagi.
c. Kecukupan
Kecukupan adalah sejauh mana alternative dapat memecahkan masalah.
Hal ini terlihat pada masih ada beberapa keluarga yang belum ber-PHBS
sehingga tidak cukup apabila intervensi yang dilakukan hanya
penyuluhan.

d. Perataan
Perataan berarti suatu kebijakan dapat didistribusikan secara adil dan
merata. Anggaran yang diberikan sangat terbatas, tetapi kader PKK
bekerja secara sukarela sehingga meskipun BOK yang diterima terlambat
atau bahkan tidak ada, pendataan harus tetap berjalan.
e. Responsivitas
Responsivitas menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan
pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hal ini sudah
berjalan dengan baik. Hanya saja interensi yang dilakukan harus
ditambahkan, tidak hanya penyuluhan saja.
f. Ketepatan
Ketepatan dalam pengumpulan data oleh kader anggota kepada ketua
kader masih sangat sulit karena kesibukan kader dan pekersaan sebagai
kader yang merangkap-rangkap sehingga pengumpulan data sering ter-
lambat. Ketepatan dalam pengisian form data PHBS juga masih ada yang
kurang jelas sehingga saat mengelolah data juga membutuhkan waktu
yang lama. Padahal pengumpulan data PHBS harus dikumpulkan setiap
bulannya.

26
\

BAB V
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan program PHBS pada tatanan Rumah Tanggga di Puskesmas Mojo sudah
berjalan denan baik dilihat dari hampir seluruh rumah tangga sudah memenuhi
indikator Rumah tangga ber-PHBS hanya saja ada beberapa kendala seperti masih
banyaknya anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, kurangnya aktivitas Fisik
serta kurangnya konsumsi buah dan sayur.
1.2 Saran
1. Intervensi yang dilakukan selain Penyuluhan misalnya jalan sehat atau lomba
Rumah Tangga ber-PHBS
2. Melakukan pelatihan kepada kader PKK untuk lebih jelas dalam mengisi formulir
PHBS
3. Koordinir dari ketua kader PHBS untuk melakukan pengumpulan data agar tidak
memakan waktu, dapat melakukan pengumpulan data setiap 2 minggu sekali
sehingga tidak memberatkan tenaga kesehatan yang mengelolah data di Puskesmas
4. Membina hubungan yang baik dan melakukan koordinasi lintas program.

27
5. Melakukan advokasi kepada kepala desa, tokoh masyarakat, dan kelompok
potensial untuk memberi dukungan dalam bentuk komitmen (seperti ikut serta atau
menjadi contoh melakukan PHBS), dana (seperti dana sehat atau swadaya
masyarakat atau bekerja sama dengan pengusaha setempat) dan tenaga untuk
membantu membantu pengkajian dan meningkatkan pembinaan PHBS pada
tatanan rumah tangga.
6. Melakukan edukasi, motivasi dam pembentukan komitmen dari masyarakat sendiri
untuk mulai mempraktekkan PHBS pada tatanan rumah tangga.

Lampiran 1
Struktur Organisasi Puskemas Mojo

KEPALA

PUSKESMAS
dr. NURUL ATFIANAH

KASUB BAG.

TATA USAHA
ENY NUROTUL K, ST.

UNIT UPAYA KESEHATAN UNIT UPAYA KESEHATAN


PERORANGAN MASYARAKAT

PENDAFTARAN REKAM LABORATORIUM P2M PROMKES


MEDIS

GURUH EKO, Amd PK MAYA W, Amd AK DARSONO, S.Kep RESTI S, S.KM

POLI APOTEK SANITASI

UMUM
dr. RATRI H. AGRY J.B., S.Farm Apt ANIK S.,28
Amd. Kl

DOKTER PUSTU
POLI GUBENG BIDANKASIR
POSKESKEL BIDAN POSKESKEL BIDAN POSKESKEL
PERBAIKANMOJO
GIZI
Dr.ANI
Drg.
NURP,TERISNA
Amd.
DIANAKeb
KLINGSINGAN DEWI
E. ERDINA
ERNAWATI
N.F.A, Amd. Keb
AIRLANGGA NIKAGUBENG
K., Amd. Keb RUTH PURBO
PURWITR.,D,Amd.
AmdKeb
Gizi

Anda mungkin juga menyukai