Anda di halaman 1dari 8

Keberadaan Hormon Giberelin pada Bawang Merah

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Kimia Pangan
Dosen Pengampu : Noor Harini, Prof, Dr. Ir. Hj., MS.

Oleh:

MEUTIA MAHARANI (202010220311110)

KELAS 3C
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
ABSTRAK
Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang
memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.
Bawang merah memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan seperti sodium,
kalium, folat, vitamin A, C, dan E, kalsium, magnesium, fosfor, dan masih banyak lagi. Salah
satu kandungan bawang merah yang tergolong unik merupakan giberelin, yaitu hormon
pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keberadaan dan kegunaan hormon
giberelin dalam tanaman bawang merah.

Kata kunci: Bawang merah, giberelin, pertumbuhan.

ABSTRACT

Shallots are currently considered a variety of the species Allium cepa, the species contains a large
number of onion varieties known by the collective name onion. Shallots have many health
benefits such as sodium, potassium, folate, vitamins A, C, and E, calcium, magnesium,
phosphorus, and many more. One of the unique content of shallots is gibberellins, which are
growth hormones. This study aims to study the presence and use of the gibberellin hormone in
shallot plants.

Keywords: Shallots, gibberellins, growth.


BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki kurang lebih sepuluh ribu pulau
(Noverianto dkk, 2017). Dengan daratan yang luasnya mencapai 190,9 juta hektar, tentu
menjadikan Indonesia sebagai tanah pertanian yang potensial. Komoditas pertanian di
Indonesia pun bermacam-macam salah satunya adalah tanaman bawang merah.

bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-
200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah
menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga
ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang
merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik.
Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga
buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan
ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.

Saat ini banyak sekali pupuk organik yang berasal dari ekstrak tanaman yang digunakan
sebagai pupuk organik .Salah satunya ekstrak umbi bawang merah (Allium cepa L.). Sebab
didalam ekstrak umbi bawang merah memiliki kandungan hormon seperti giberelin dan
auksin sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman. Kandungan hormon giberelin juga
akan menstimulasi pertumbuhan pada daun dan pada panjang batang (Marfirani dkk, 2014).

Selain mengandung hormon auksin dan giberelin, ekstrak umbi bawang merah juga
mengandung senyawa organik seperti karbohidrat, protein, lipid, vitamin A, vitamin C dan
unsur mineral yang fungsinya seperti unsur hara makro dan mikro diantaranya adalah
kalsium (Ca), Kalium (K), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Zat besi (Fe), Seng (Zn), dan
Mangan (Mg) . Dimana senyawa organik dan unsur unsur mineral tersebut sangat diperlukan
untuk meningkatkan produksi tanaman (Manuhara, 2014).
1.2 Tujuan Penelitian
a. Mempelajari keberadaan hormon giberelin dalam bawang merah
b. Mempelajari kegunaan hormon giberelin dalam bawang merah

1.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian riset (Research) dengan pendekatan deskriptif


kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data, observasi dan
dokumentasi. Kemudian data yang terkumpul diolah melalui proses editing, dan sistematisasi
data sehingga menjadi bentuk data pendukung karya ilmiah yang baik. Sedangkan analisis
data dengan menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir deduktif dan
induktif
BAB 2: PEMBAHASAN

2.1 Giberelin

Giberelin adalah semua anggota kelompok hormon tumbuhan yang memiliki fungsi yang


serupa atau terkait dengan bioassay GA1. GA hadir pada hampir sepanjang hidup tumbuhan dan
diketahui mengatur perkecambahan, pemanjangan batang, pemicuan pembungaan,
perkembangan kepala sari (anther), perkembangan biji dan pertumbuhan perikarp. Selain itu,
fitohormon ini juga berperan dalam tanggapan terhadap rangsang melalui regulasi fisiologis yang
terkait dengan mekanisme biosintesisnya.

Giberelin pertama kali dikenali pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi
Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi yang disebut "bakanae". Hormon ini pertama kali
diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain cendawan Gibberella fujikuroi. Isolat
ini lalu dinamai gibberellin.

2.2 Uji identifikasi Giberelin

Identifikasi antosianin dapat dilakukan dengan cara melakukan studi pada hasil analisis
kualitatif yang sudah dipublikasi dengan membandingkan pertumbuhan tanaman yang diberi
ekstrak giberelin dengan yang tidak. Hasil analisis ragam pada taraf nyata 5% (p < 0,05)
menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang merah berpengaruh nyata terhadap jumlah daun
tanaman baby kailan. Uji BNJ pada taraf nyata 5% menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun
pada konsentrasi perlakuan 10% memiliki perbedaan yang nyata atau berbeda signifikan dengan
konsentrasi perlakuan 0%, 20%, 30% dan 40% sedangkan tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan konsentrasi perlakuan 20%. Konsentrasi perlakuan 20% juga tidak terdapat
perbedaan yang signifikan dengan konsentrasi perlakuan 30%.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pada konsentrasi perlakuan 10%
yang memiliki respon paling baik terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman baby kailan (tabel
1). Hal tersebut di duga disebabkan karena adanya kandungan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada
ekstrak umbi bawang merah yang membantu pembentukan daun salah satunya adalah auksin,
giberelin serta mineral-mineral yang memiliki fungsi sama seperti unsur hara makro dan mikro.

2.3 Manfaat Giberelin

Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif
(GA bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif)
mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan
biji, batang perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih. Hingga tahun
2008 terdapat lebih daripada seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah
kecil darinya, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai hormon bioaktif
BAB 3: KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak umbi bawang
merah 0%, 10%, 20%, 30% dan 40% memiliki pengaruh yang nyata pada pertumbuhan
tanaman baby kailan (jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun dan berat kering), serta tidak
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total.
Ekstrak umbi bawang merah yang memiliki respon paling baik pada variabel jumlah daun,
tinggi tanaman, luas daun dan berat kering yaitu pada konsentrasi 10%.

Maka dari itu, disimpulkan bahwa , bawang merah mengandung hormon giberelin. Dengan
ini, ekstrak bawang merah dapat digunakan sebagai ZPT atau Zat Perangsang Tumbuh.
Daftar Pustaka

Anggreani, K. 2017. Studi Stimulasi Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah Padi


Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 30 Dengan Ekstrak Air Bawang Merah (Allium cepa
L.). [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Manuhara Y.S.W. 2014. Kapita Selekta Kultur Jaringan Tumbuhan. Surabaya: Airlangga
University Press.

Marfirani, M., S.Y. Rahayu., E. Ratnasari. 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai


Konsentrasi Flitrat Umbi Bawang Merah Dan Rootone-F terhadap Pertumbuhan Stek Melati
“Rato Ebu”. Jurnal Lentera Bio. Vol 3 (1) : 73-76.

Anda mungkin juga menyukai