Anda di halaman 1dari 23

KASUS STRATEGI TUJUAN SASARAN ANGGAR- KINERJA

AN
1.Malaria 1) Jumlah Kepala Jumlah
Sebagai upaya
Pengendalia meningkatnya kabupaten/k Seksi kabupaten/k
eliminasi
n penyakit status ota Pencegahan ota
penyakit malaria,
malaria kesehatan mencapai pada Subdit mencapai
kementrian
yang masyarakat eliminasi Malaria eliminasi
kesehatan
merupakan dan; malaria Kementeria malaria
menyusun
komitmen 2) sebesar 300 n sebesar 300
strategi yang
global telah meningkatnya kab/kota Kesehatan, kabupaten/k
terdiri dari:
menunjukka daya tanggap dokter ota Indikator
n 1. AkselerasiSt (responsivene Desriana ini
pencapaian rategi ss) dan Elisabeth dimaksudka
program akselerasi perlindungan Ginting n untuk
yang cukup dilakukan masyarakat menyebutka mengetahui
baik. secara terhadap n alokasi Jumlah
Annual menyeluruh risiko sosial anggaran Kumulatif
Parasite di wilayah dan finansial Rp15 miliar kabupaten/k
Incidence endemis di bidang telah ota sudah
(API) yang tinggi kesehatan diberikan mencapai
menjadi malaria,  3. untuk kriteria
indikator yaitu Papua, Menurunnya mendukung eliminasi
keberhasilan Papua Barat, angka dinas malaria,
upaya Maluku, kematian kesehatan yang
penanggulan Maluku 4. setempat datanya
gan malaria Utara, dan Meningkatny mencegah diperoleh
cenderung NTT. a upaya penyebaran dengan
menurun Kegiatan peningkatan malaria menghitung
dari tahun yang promosi jelang Jumlah
ke tahun. dilakukan kesehatan dan pelayanan kumulatif
Secara adalah pemberdayaa PON. kabupaten/k
nasional kampanye n masyarakat, ota yang
kasus kelambu anti serta sudah
malaria nyamuk pembiayaan memenuhi
selama masal, kegiatan kriteria
tahun 1990- penyemprota promotif dan untuk
2015 n dinding preventif. mendapat
cenderung rumah di 5. sertifkat
menurun. seluruh desa Meningkatny eliminasi
API pada dengan API a upaya malaria.
tahun 1990 > 40%, dan peningkatan Kriteria
sebesar 4,69 penemuan perilaku kabupaten/k
per 1000 dini- hidup bersih ota yang
penduduk pengobatan. dan sehat. menerima
turun 2. Intensifikasi Sertifikat
menjadi Strategi Eliminasi
1,85% pada intensifikasi Malaria: a.
awal tahun merupakan API < 1 per
2009. Pada upaya 1.000
tahun 2011 pengendalia penduduk b.
angka n di luar Tidak terjadi
tersebut Kawasan penularan
turun lagi Indonesia setempat
menjadi timur seperti (indigenous
1,75%, di daerah ) minimal 3
menurun tambang, tahun
lagi menjadi pertanian, berturut -
1,69% pada kehutanan, turut. c.
tahun 2012, transmigrasi, Melaksanak
dan terus dan an kegiatan
menurun pengungsian pemeliharaa
menjadi . Kegiatan n meliputi :
1,38% pada yang surveilans
tahun 2013, dilakukan epidemiolog
mendekati adalah i dan
target 1% pemberian penanggulan
pada tahun kelambu anti gan wabah,
2014. Pada nyamuk di pencegahan
tahun 2015 daerah dan
target API beresiko penanggulan
malaria tinggi, gan faktor
mencapai penemuan risiko,
target < 1 dini peningkatan
yaitu 0,85 pengobatan sumber daya
per 1.00 tepat, manusia,
penduduk. penyemprota peningkatan
Walaupun n dinding komunikasi,
secara rumah pada informasi
nasional lokasi KLB dan edukasi
kasus Malaria, dan (KIE) dan
malaria penemuan penemuan
telah kasus aktif. dan
mengalami 3. EliminasiStr tatalaksana
penurunan ategi penderita
namun eliminasi
masih dilakukan
terjadi pada daerah
disparitas endemis
kejadian rendah.
malaria di Kegiatan
daerah yang
terutama di dilakukan
5 Provinsi adalah
wilayah penemuan
Timur dini
Indonesia pengobatan
yaitu di tepat,
Papua, penguatan
Papua Barat, surveilans
Nusa migrasi,
Tenggra surveilans
Timur, daerah yang
Maluku dan rawan
Maluku perindukan
Utara. vektor
Berbeda (reseptif).
dengan Penemuan
Indikator kasus aktif
RPJMN (Mass Blood
2010-2014 Survey), dan
yang berupa penguatan
pencapaian rumah sakit
API di rujukan.
bawah 1 per 4. Perluasan
1000 cakupan akses
penduduk, masyarakat
maka pada (termasuk
RPJMN skrining cepat
2015-2019 bila ada dugaan
indikator potensi
berupa meningkatnya
jumlah kejadian penyakit
kumulatif menular seperti
kabupaten/ Mass Blood
kota Survey untuk
mencapai malaria) dalam
eliminasi memperoleh
malaria. pelayanan
Pada tahun kesehatan terkait
2014 penyakit menular
terdapat 212 terutama di
kabupaten/k daerah-daerah
ota yang yang berada di
telah perbatasan,
mencapai kepulauan dan
status terpencil untuk
eliminasi , menjamin upaya
sehingga memutus mata
masih rantai penularan.
terdapat 88
kabupaten/
Kota yang
harus
mencapai
status
eliminasi
sebagaiman
a ditetapkan
dalam target
RPJMN
yaitu 300
Kabupaten/
Kota
mencapai
eliminasi
Malaria
pada tahun
2019. Untuk
mencapai
target
tersebut,
pada tahun
2014-2015
dilakukan
upaya
pencegahan
berupa
pembagian
kelambu
secara masal
(total
coverage).
Sehingga
diharapkan
kasus
malaria
menurun
pada 5 tahun
mendatang
dan target
kab/kota
eliminasi
malaria
dapat
tercapai.
2. Kusta . Untuk 1) Jumlah Indikator : Jumlah
Hingga meningkatkan meningkatnya provinsi Presentasi provinsi
akhir tahun mutu status dengan cakupan dengan
2013 penyelenggaraan kesehatan eliminasi penemuan eliminasi
Indonesia penanggulangan masyarakat kusta kasus baru kusta
masih penyakit dan; sebesar 34 kusta tanpa sebesar 34
memiliki 14 menular, 2) provinsi cacat . Cara provinsi
provinsi dan dibutuhkan meningkatnya Perhitungan Indikator ini
147 strategi daya tanggap nya : Jumlah dimaksudka
kab/kota innovative (responsivene kasus baru n untuk
yang belum dengan ss) dan kusta tanpa mengetahui
mencapai memberikan perlindungan cacat di bagi Jumlah
eliminasi otoritas pada masyarakat jumlah propinsi
kusta. petugas terhadap kasus baru yang
Berdasarkan kesehatan risiko sosial yang mempunyai
situasi masyarakat dan finansial ditemukan angka
tersebut, (Public Health di bidang selama satu prevalensi
pemerintah Officers), kesehatan tahun dikali kurang dari
telah terutama hak 3. 100% 1/10.000
menyusun akses Menurunnya Targ Ang penduduk.
peta jalan pengamatan angka et gara Data
n(M
program faktor risiko dan kematian capaian
iliar
pengendalia penyakit dan 4. Rupi
targetnya di
n kusta penentuan Meningkatny ah) peroleh
menuju langkah a upaya 201 0,0 dengan
eliminasi penanggulangann peningkatan 5 menghitung
0
tingkat ya. c. Mendorong promosi 201 941 Jumlah
provinsi dan keterlibatan kesehatan dan 6 kasus
,02
kab/kota. masyarakat pemberdayaa 201 492 terdaftar
Indonesia dalam membantu n masyarakat, 7 akhir tahun/
,47
diharapkan upaya serta 201 5.8 jumlah
dapat pengendalian pembiayaan 8 penduduk
79,
mencapai penyakit melalui kegiatan 00 kali 10.000
target community base promotif dan 201 7.0
eliminasi surveillance preventif. 9
06,
kusta di berbasis 5. 00
seluruh masyarakat untuk Meningkatny Jml 14.
provinsi melakukan a upaya 318
pada tahun pengamatan peningkatan
2019 dan terhadap hal-hal perilaku
eliminasi yang dapat hidup bersih
kusta di menyebabkan dan sehat.
seluruh masalah
kab/kota kesehatan dan
pada tahun melaporkannnya
2020. Salah kepada petugas
satu strategi kesehatan agar
yang dapat dilakukan
dilakukan respon dini
dalam sehingga
rangka permasalahan
pencapaian kesehatan tidak
target terjadi. d.
tersebut Meningkatkan
antara lain kompetensi
dengan tenaga kesehatan
penemuan dalam
kasus dini pengendalian
kusta tanpa penyakit menular
cacat yang seperti tenaga
diikuti epidemiologi,
dengan sanitasi dan
pengobatan laboratorium. e.
hingga Peningkatan
selesai. peran daerah
Upaya yang khususnya
juga dapat kabupaten/kota
mendorong yang menjadi
percepatan daerah pintu
eliminasi masuk negara
adalah 17 dalam
Rencana mendukung
Aksi implementasi
Program pelaksanaan
P2P 2015- International
2019 (revisi) Health
dengan Regulation (IHR)
melakukan untuk upaya
intensifikasi cegah tangkal
komunikasi, terhadap masuk
informasi dan keluarnya
dan edukasi penyakit yang
serta juga berpotensi
intensifikasi menimbulkan
penemuan kedaruratan
kasus. kesehatan
Kegiatan masyarakat. f.
tersebut Menjamin
diharapkan ketersediaan obat
dapat dan vaksin serta
meningkatk alat diagnostik
an angka cepat untuk
penemuan pengendalian
sukarela, penyakit menular
meningkatk secara cepat b.
an Untuk
kesadaran pencegahan dan
dan pengendalian
partisipasi penyakit menular
masyarakat maka strategi
terkecil nasional
yaitu pencegahan dan
keluarga dan pengendalian
pada PTM di
akhirnya Indonesia, terdiri
berdampak dari 4 pilar, yaitu:
pada a. Meningkatkan
menurunnya Advokasi dan
penularan di Kemitraan dalam
tengah upaya
masyarakat meningkatnya
dan komitmen politik
berkurangny dan berfungsinya
a stigma dan mekanisme
diskriminasi koordinasi lintas
terhadap kementerian yang
penderita secara efektif
dan dapat menjamin
keluarganya tersedianya
sumber daya
yang cukup bagi
pelaksanaan
program secara
berkesinambunga
n. b.
Meningkatkan
Promosi
Kesehatan dan
Penurunan Faktor
Risiko dengan
menumbuhkan
budaya Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
pada komunitas
melalui
penerapan
perilaku
“CERDIK” yang
merupakan
akronim dari
“Cek kesehatan
secara berkala,
Enyahkan asap
rokok, Rajin
aktifitas fisik,
Diet sehat dengan
kalori seimbang,
Istirahat yang
cukup dan Kelola
stres”, dan
meningkatkan
Upaya-upaya
kesehatan
berbasis
masyarakat
seperti Pos
Pembinaan
Terpadu
(Posbindu) PTM
untuk
mengendalikan
faktor-faktor
risiko PTM. 44
Rencana Aksi
Program P2P
2015-2019
(revisi) c.
Menguatkan
Sistem Pelayanan
Kesehatan secara
efektif dalam
pengendalian
penyakit kronik
melalui deteksi
dini, diagnosa
dini serta
pengobatan dini,
termasuk
penguatan tata-
laksana faktor
risiko
memperkuat
penanganan
kegawat-
daruratan dan
kasus-kasus yang
perlu dirujuk
dengan
sinkroisasi sesuai
pola pelayanan
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN).
d. Menguatkan
Surveilans,
Monitoring dan
Evaluasi serta
Riset bidang
PTMdalam
peningkatan
ketersediaan data
faktor risiko dan
determinan lain
PTM, angka
morbiditas dan
mortalitas, serta
penguatan sistem
monitoring untuk
mengevaulasi
kemajuan
program dan
kegiatan PPTM.
3. Filariasis . Untuk 1) Jumlah Cara . Jumlah
(Penyakit meningkatkan meningkatnya kabupaten/k Perhitungan kabupaten/k
Kaki Gajah) mutu status ota dengan (Jumlah ota dengan
adalah penyelenggaraan kesehatan eliminasi Kab/Kota eliminasi
penyakit penanggulangan masyarakat filariasis yang filariasis
menular penyakit dan; sebesar 35 melaksanak sebesar 35
yang menular, 2) Kabupaten/ an Kabupaten/
disebabkan dibutuhkan meningkatnya Kota pengendalia Kota 50
oleh cacing strategi daya tanggap n vector Rencana
filaria yang innovative (responsivene dibagi Aksi
ditularkan dengan ss) dan dengan Program
oleh memberikan perlindungan jumlah P2P 2015-
berbagai otoritas pada masyarakat Kab/Kota 2019 (revisi)
jenis petugas terhadap endemis Indikator ini
nyamuk. kesehatan risiko sosial penyakit dimaksudka
Penyakit ini masyarakat dan finansial tular vector n untuk
bersifat (Public Health di bidang dan mengetahui
menahun Officers), kesehatan penyakit jumlah
(kronis) dan terutama hak 3. monotik Kabupaten/
bila tidak akses Menurunnya lainnya) x Kota
mendapatka pengamatan angka 100% Endemis
n faktor risiko dan kematian Targ Ang Filariasis
pengobatan penyakit dan 4. et gara yang sudah
n
dapat penentuan Meningkatny menyelesaik
( Mi
menimbulka langkah a upaya liar
an POPM
n cacat penanggulangann peningkatan Rupi selama 5
menetap ya. c. Mendorong promosi ah) tahun dan
berupa keterlibatan kesehatan dan 201 - lulus
4
pembesaran masyarakat pemberdayaa evaluasi
(30
kaki,l engan dalam membantu n masyarakat, TAS I dan
%)
dan alat upaya serta 201 153 menuju
kelamin pengendalian pembiayaan 5 tahap
baik penyakit melalui kegiatan (40 surveilan
%)
perempuan community base promotif dan untuk
201 308
maupun surveillance preventif. sertifikasi.
6
laki-laki. berbasis 5. (50 Cara
Hingga masyarakat untuk Meningkatny %) Perhitungan
tahun 2013 melakukan a upaya 201 204 : Jumlah
7(60
terdapat pengamatan peningkatan Kabupaten/
%)
12.714 terhadap hal-hal perilaku Kota yang
201 700
kasus yang dapat hidup bersih sudah
kronis. menyebabkan dan sehat. 8(70 berhenti
WHO sudah masalah %) POPM dan
201 750
menetapkan kesehatan dan lulus
9(80
Kesepakatan melaporkannnya evaluasi
%)
Global kepada petugas Juml 2.11 TAS I
untuk kesehatan agar ah 4

mengelimin dapat dilakukan


asi filariasis respon dini
pada tahun sehingga
2020 (The permasalahan
Global Goal kesehatan tidak
of terjadi. d.
Elimination Meningkatkan
of kompetensi
Lymphatic tenaga kesehatan
Filariasis as dalam
a Public pengendalian
Health penyakit menular
problem by seperti tenaga
The Year epidemiologi,
2020). sanitasi dan
Indonesia laboratorium. e.
melaksanak Peningkatan
an eliminasi peran daerah
penyakit khususnya
kaki gajah kabupaten/kota
secara yang menjadi
bertahap daerah pintu
yang telah masuk negara
dimulai dalam
sejak tahun mendukung
2002 di 5 implementasi
kabupaten. pelaksanaan
Program International
eliminasi Health
dilaksanaka Regulation (IHR)
n melalui untuk upaya
pengobatan cegah tangkal
massal terhadap masuk
Pemberian dan keluarnya
Obat Massal penyakit yang
Pencegahan berpotensi
(POMP) menimbulkan
flariasis kedaruratan
dengan DEC kesehatan
dan masyarakat. f.
albendazol Menjamin
setahun ketersediaan obat
sekali dan vaksin serta
selama 5 alat diagnostik
tahun di cepat untuk
lokasi yang pengendalian
endemis penyakit menular
serta secara cepat b.
perawatan Untuk
kasus klinis pencegahan dan
baik yang pengendalian
akut penyakit menular
maupun maka strategi
kronis untuk nasional
mencegah pencegahan dan
kecacatan pengendalian
dan PTM di
mengurangi Indonesia, terdiri
penderitaan dari 4 pilar, yaitu:
nya. Sampai a. Meningkatkan
tahun 2012 Advokasi dan
kabupaten/k Kemitraan dalam
ota yang upaya
melaksanak meningkatnya
an POMP komitmen politik
filariasis dan berfungsinya
sudah mekanisme
mencapai 86 koordinasi lintas
kabupaten/k kementerian yang
ota dari 245 secara efektif
kabupaten/k dapat menjamin
ota yang tersedianya
endemis sumber daya
filariasis dan yang cukup bagi
bertambah pelaksanaan
menjadi 92 program secara
Kabupaten/ berkesinambunga
Kota pada n. b.
tahun 2013. Meningkatkan
Program Promosi
POPM Kesehatan dan
Filariasis Penurunan Faktor
merupakan Risiko dengan
tahapan menumbuhkan
menuju budaya Perilaku
eliminasi Hidup Bersih dan
sebagaiman Sehat (PHBS)
a telah pada komunitas
ditetapkan melalui
dalam penerapan
sasaran perilaku
RPJMN “CERDIK” yang
2015-2019 merupakan
dimana pada akronim dari
akhir tahun “Cek kesehatan
2019 secara berkala,
Kabupaten/ Enyahkan asap
Kota yang rokok, Rajin
mencapai aktifitas fisik,
eliminasi Diet sehat dengan
Filariasis kalori seimbang,
ditargetkan Istirahat yang
sebanyak 35 cukup dan Kelola
Kabupaten/ stres”, dan
Kota. meningkatkan
Upaya-upaya
kesehatan
berbasis
masyarakat
seperti Pos
Pembinaan
Terpadu
(Posbindu) PTM
untuk
mengendalikan
faktor-faktor
risiko PTM. 44
Rencana Aksi
Program P2P
2015-2019
(revisi) c.
Menguatkan
Sistem Pelayanan
Kesehatan secara
efektif dalam
pengendalian
penyakit kronik
melalui deteksi
dini, diagnosa
dini serta
pengobatan dini,
termasuk
penguatan tata-
laksana faktor
risiko
memperkuat
penanganan
kegawat-
daruratan dan
kasus-kasus yang
perlu dirujuk
dengan
sinkroisasi sesuai
pola pelayanan
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN).
d. Menguatkan
Surveilans,
Monitoring dan
Evaluasi serta
Riset bidang
PTMdalam
peningkatan
ketersediaan data
faktor risiko dan
determinan lain
PTM, angka
morbiditas dan
mortalitas, serta
penguatan sistem
monitoring untuk
mengevaulasi
kemajuan
program dan
kegiatan PPTM.
4. Demam 1 . Melakukan 1. Melakukan Anak Antibiotik agen
Tifoid diagnosis dan diagnosis sekolah, dan yang perjalanan
Tifoid diagnosis demam tifoid usia memiliki dapat
merupakan banding demam beserta produktif efektifitas berperan
salah satu tifoid beserta diagnosis biaya dalam
penyakit komplikasinya banding dan dengan nilai menyediaka
endemis 2 . Tata laksana komplikasiny ACER n informasi
yang ada di pasien demam a 2. terendah tentang
Indonesia, tifoid beserta Memberikan pada status tifoid dan
mayoritas komplikasinya tata laksana pasien JKN memfasilitas
mengenai 3: Memberikan pasien ialah i pemberian
anak usia penyuluhan demam tifoid Amoxycilin vaksinasi
sekolah dan upaya beserta sebesar Rp. tifoid.
kelompok pencegahan dan komplikasiny 762/hari dan Untuk
usia pemberian a 3. pada status mencegah
produktif, vaksinasi Memberikan pasien kasus baru
penyakit ini penyuluhan Umum ialah tifoid, dapat
menyebabka upaya Chloramfeni dilakukan
n angka pencegahan col sebesar dengan
absensi yang dan Rp. memperkuat
tinggi, rata – pemberian 360/hari. aspek legal
rata perlu vaksinasi 2. (law
waktu 7 – Memerlukan enforcement
14 hari biaya ) tentang
untuk perawatan ketentuan
perawatan sebesar bebas karier
apabila Rp.1,5 tifoid pada
seseorang Triliun penjamah
terkena berupa makanan
Tifoid. biaya dan
Apabila perawatn pemberian
pengobatan pasien, vaksinasi.
yang maupun Bila
dilakukan biaya memungkin
tidak tuntas krugian lain kan
maka dapat akibat tidak vaksinasi
menyebabka masuk kerja tifoid
n terjadinya atau pada anak
karier yang sekolah, dan dijadikan
kemudian biaya lain sebagai
menjadi terkait yang salah satu
sumber dikeluarkan persyaratan
penularan oleh untuk bisa
bagi orang keluarga diterima di
lain. akibat sekolah
Dampak anggota dasar seperti
penyakit ini keluarga yang
adalah, dirawat telah
tingginya karena diterapkan
angka tifoid. di beberapa
absensi, negara di
penurunan dunia
produktifitas
, timbulnya
komplikasi
baik di
saluran
pencernaan
maupun
diluar
saluran
pencernaan,
kerugian
ekonomi
untuk biaya
pengobatan
dan
perawatan,
kematian.
Menurut
data WHO
tahun 2008,
angka
kejadian
Tifoid <15
tahun adalah
180,3/100.0
0
penduduk ,
sedangka
kejadian
tifoid pada
seluruh
umur adalah
81,7/100,00
0
penduduk .
Berdasarkan
angka
tersebut
maka pada
tahun 2015
dapat
diperkirakan
terdapat
289,687
orang akan
terkena
tifoid.

TUGAS INDIVIDU

( Mata Kuliah Anggaran dan Indikator Kinerja )

Dosen Pengampuh : Besse Nurul Kafilawaty, SKM., M.Kes (MARS)


Nama Mhs : Megananda.R

NIM : 18 3145 261 062

Kelas : B’18

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2020/2021

Anda mungkin juga menyukai