Anda di halaman 1dari 10

JMK, Vol 10 No.

2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL


DAN MENENGAH (UMKM)
Elisabeth Penti Kurniawati1, Paskah Ika Nugroho2 dan Chandra Arifin3

ABSTRACT

Accounting is an information system that produces a report for the stakeholders about the
economic activities and condition of the company. Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs)
as nation's economy cantilever, a lot of these company have not been applied accounting in their
business. The objective of this research is to identify and analyze the application and the obstacle of
accounting at the Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). The research took 51 MSMEs in
Salatiga using convenience sampling method. The data used are primary data obtained through
interviews and questionnaires. Techniques analysis of this research is a qualitative descriptive
analysis techniques. Results showed that most SMEs in Salatiga already keep records of sales,
purchasing, inventory, payroll expenses and other costs. While reporting statements made include
sales, purchasing, inventory and payroll. Obstacles that hinder SMEs in the application of
accounting include educational background, have not been trained accounting and haven’t need
with accounting application.

Keywords: Accounting, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs)

ABSTRAK

Akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) sebagai penopang perekonomian bangsa sampai saat ini masih banyak yang
belum menerapkan akuntansi dalam menjalankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis penerapan akuntansi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) serta kendala-kendala yang dihadapi di dalamnya. Penelitian ini mengambil 51 UMKM
di Kota Salatiga dengan metode convenience sampling. Data yang dipergunakan adalah data primer
yang diperoleh melalui hasil wawancara dan kuesioner. Teknik analisis dari penelitian ini adalah
tehnik analisis diskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM di
Salatiga sudah melakukan pencatatan atas penjualan, pembelian, persediaan, biaya gaji dan biaya
lainnya. Sedangkan pelaporan yang dibuat meliputi laporan penjualan, pembelian, persediaan dan
penggajian. Kendala yang menghambat UMKM dalam penerapan akuntansi antara lain adalah latar
belakang pendidikan, belum pernah mengikuti pelatihan akuntansi dan belum ada kebutuhan
terhadap penerapan akuntansi.

Kata Kunci : Akuntansi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


1 Elisabeth Penti Kurniawati, Falkutas Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana,
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711.
2 Paskah Ika Nugroho, Falkutas Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana,

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711.


3 Chandra Arifin, Falkutas Ekonomika dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana,

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711.

Informatics and Business Institute Darmajaya 1


JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

1. PENDAHULUAN memenuhi persyaratan dalam pengajuan


kredit berupa laporan keuangan,
Pemerintah memberi perhatian yang sangat mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi
besar terhadap perkembangan Usaha Mikro keuangan dan menghitung pajak. (Warsono,
Kecil Dan Menengah (UMKM). Bertahannya 2010). Masalah keuangan terkait dengan
UMKM terhadap krisis moneter yang terjadi UMKM sedikit berbeda dengan usaha
pada tahun 1998 menjadi alasan utama berskala besar. Pada usaha berskala besar
mengapa pemerintah harus menaruh perhatian umumnya menggunakan metode akrual dalam
yang besar. Sejak krisis yang terjadi pada pencatatan akuntansinya, sedangkan pada
tahun 1998, hampir 80% usaha besar UMKM umumnya menggunakan metode
mengalami kebangkrutan dan banyak berbasis kas yang mengakui pendapatan dan
melakukan PHK. UMKM sangat berperan beban ketika kas diterima atau dikeluarkan.
dalam mengurangi tingkat pengangguran. Salah satu UMKM yang membutuhkan
Oleh karena itu, keberhasilan UMKM mampu akuntansi adalah usaha pertokoan. Akuntansi
meningkatkan perekonomian Indonesia yang diperlukan pada usaha pertokoan
karena kegiatan operasional UMKM dapat meliputi pencatatan dan pelaporan keuangan.
mandiri dan tidak menanggung beban besar Melalui pencatatan dan pelaporan keuangan
akibat krisis tersebut. Dan yang membuat dapat mengetahui posisi usahanya, jumlah
UMKM lebih tangguh lagi karena tingkat piutang, hutang, persediaan, penjualan, dan
resiko yang dimiliki lebih kecil dalam laba tiap periode. Pencatatan dan pelaporan
menyalurkan dan memanfaatkan dana keuangan sangat berguna untuk proses
perbankan. pengambilan keputusan suatu bisnis untuk
melanjutkan usaha mereka.Walaupun
Salah satu tantangan utama yang dihadapi akuntansi menyediakan informasi keuangan
oleh wirausahawan UMKM adalah terkait yang penting bagi kesuksesan UMKM tetapi
dengan pengelolaan dana. Pengelolaan dana sampai saat ini masih banyak UMKM yang
yang baik merupakan faktor kunci yang dapat belum menerapkan akuntansi dalam
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan usahanya.
UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang
mempengaruhi UMKM tetapi persoalan- Sebagian besar pengusaha tidak mengetahui
persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat laba yang didapatkan, mereka menjawab
kegagalan mengelola dana. Metode praktis bukan dengan nominal angka rupiah
dan manjur dalam pengelolaan dana pada melainkan dengan benda-benda berwujud
UMKM adalah dengan menerapkan akuntansi seperti motor, rumah, atau mobil. Jawaban
dengan baik. Dengan demikian, akuntansi tersebut tidak menggambarkan laba yang
menjadikan UMKM dapat memperoleh sebenarnya didapatkan oleh perusahaan
berbagai informasi keuangan yang penting karena itu merupakan salah satu penggunaan
dalam menjalankan usahanya. Informasi dana yang mungkin didanai dari laba atau
keuangan yang dapat diperoleh UMKM justru dari utang ataupun pengambilan modal
antara lain informasi kinerja perusahaan, pemilik. Karena hal itulah penulis ingin
informasi penghitungan pajak, informasi meneliti tentang penerapan akuntansi pada
posisi dana perusahaan, informasi perubahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
modal pemilik, informasi pemasukan dan khususnya usaha pertokoan di Jalan Jendral
pengeluaran kas. Sudirman Salatiga.

Inisiatif utama dalam pengelolaan dana adalah Berdasarkan latar belakang yang telah
mempraktikan akuntansi dengan baik. Dengan diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini
akuntansi yang memadai maka UMKM dapat adalah masih banyak usaha kecil yang
Informatics and Business Institute Darmajaya 1
JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

kurang menyadari peranan akuntansi bagi Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dan
suatu usaha. Apabila akuntansi ini diterapkan Philip E. Fees (2006) Akuntansi merupakan
dengan baik dan memadai maka dapat sistem informasi yang menghasilkan laporan
membantu peningkatan usaha mereka dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dapat menghasilkan suatu laporan yang dapat mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
dipercaya dan handal sehingga dapat perusahaan. Laporan keuangan menurut
digunakan untuk berbagai macam keperluan Ikatan Akuntan Indonesia (2000) dalam
oleh pengelola usaha. Persoalan penelitian Standar Akuntansi Keuangan terdiri dari 5
yang dibahas adalah: (lima) yaitu: neraca, laporan laba-rugi,
1. Bagaimana penerapan akuntansi laporan perubahan modal, laporan arus kas
dilakukan oleh UMKM di pertokoan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan-
Jendral Sudirman Salatiga? laporan tersebut mempunyai fungsi masing-
2. Apa saja kendala yang menghambat masing yang berguna untuk memberikan
UMKM tersebut dalam penerapan informasi mengenai posisi bisnis suatu usaha.
akuntansi?
Laporan Laba Rugi adalah suatu ikhtisar
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapatan dan beban selama periode
kontribusi secara tidak langsung terhadap tertentu, misal sebulan atau setahun.
UMKM dengan cara memberikan informasi Laporan ini melaporkan tentang pendapatan
mengenai kendala penerapan akuntansi yang dan beban selama periode waktu tertentu
dihadapi oleh UMKM di Pertokoan berdasarkan konsep penandingan atau
khususnya di Jalan Jenderal Sudirman matching concept yaitu dengan
Salatiga kepada Pemerintah Kota dan kepada membandingkan beban dengan pendapatan
dinas terkait sehingga laporan ini dapat yang dihasilkan selama periode terjadinya
digunakan sebagaimana mestinya untuk beban tersebut. Laporan ini juga melaporkan
meningkatkan kualitas pencatatan akuntansi kelebihan pendapatan terhadap beban-beban
untuk UMKM. Bagi perkembangan ilmu yang disebut dengan keuntungan bersih atau
akuntansi diharapkan penelitian ini bisa juga sebaliknya, jika beban lebih besar dari
dijadikan acuan dalam perkembangan ilmu pada pendapatan disebut rugi bersih.
akuntansi selanjutnya yang lebih inovatif (Warren, 2006).
sehingga akuntansi dapat diterapkan dengan
lebih efektif dan efisien oleh UMKM. Laporan Perubahan modal suatu ikhtisar
mengenai perubahan pada modal pemilik
Akuntansi yang telah terjadi selama periode waktu
tertentu seperti pada bulanan maupun
Menurut Kieso (2002), akuntansi tahunan. Laporan ini dibuat setelah laporan
didefinisikan secara tepat dengan laba rugi karena laporan laba rugi ikut
menjelaskan tiga karakteristik penting dari muncul pada laporan ini. (Warren, 2006).
akuntansi: (1) pengidentifikasian,
pengukuran, dan pengkomunikasian Neraca merupakan sebuah laporan yang
informasi keuangan tentang (2) entitas berisi daftar mengenai aset, kewajiban, dan
ekonomi kepada (3) pemakai yang modal pemilik pada tanggal tertentu. Pada
berkepentingan. Secara umum, akuntansi umumnya tanggal pada neraca menggunakan
dapat didefinisikan sebagai sistem informasi hari pada akhir bulan atau akhir tahun.
yang menghasilkan laporan kepada pihak- (Warren, 2006).
pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Laporan Arus Kas adalah laporan yang
(Warren, 2006). menggambarkan arus kas masuk dan arus
10 Informatics and Business Institute Darmajaya
JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

kas keluar atau setara kas. Laporan Arus Memiliki hasil penjualan tahunan
Kas dapat memberikan informasi yang kurang dari Rp300.000.000,00
memungkinkan para pemakai untuk (tiga ratus juta rupiah)
mengevaluasi perubahan dalam Aset bersih 2. Usaha Kecil : Usaha ekonomi
perusahaan, struktur keuangan (termasuk produktif yang berdiri sendiri, yang
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan dilakukan oleh orang perorangan atau
untuk mempengaruhi jumlah serta waktu badan usaha yang bukan merupakan
arus kas dalam rangka adaptasi dengan anak perusahaan atau bukan cabang
perubahan keadaan dan peluang. Informasi perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
Arus Kas juga berguna untuk menilai atau menjadi bagian baik langsung
kemampuan perusahaan dalam maupun tidak langsung dari usaha
menghasilkan kas dan setara kas dan menengah atau usaha besar yang
memungkinkan para pemakai memenuhi kriteria sebagai berikut :
mengembangkan model untuk menilai dan  Rp50.000.000,00 < Aset ≤
membandingkan nilai sekarang dari arus kas Rp500.000.000,00
masa depan (future cash flows) dari berbagai Memiliki kekayaan bersih lebih
perusahaan (Endif, 2009). Dalam metode dari Rp50.000.000,00 (lima puluh
berbasis kas, pendapatan dilaporkan pada juta rupiah) sampai dengan paling
periode dimana kas didapatkan atau banyak Rp500.000.000,00 (lima
diterima. ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat
Akuntansi bermanfaat untuk menghasilkan usaha); atau
laporan yang berfungsi sebagai sumber  Rp300.000.000,00 < Omzet ≤
informasi utama yang menjadi dasar dalam 2.500.000.000,00
pengambilan keputusan bagi pemangku Memiliki hasil penjualan tahunan
kepentingan atau stake holder (Warren, lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
2006). ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak
Usaha Mikro Dan Kecil Menengah Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan 3. Usaha Menengah: Usaha ekonomi
perseorangan, persekutuan, seperti misalnya produktif yang berdiri sendiri, yang
firma dan CV, maupun perseroan terbatas. dilakukan oleh perseorangan atau
UMKM dapat dikategorikan menjadi tiga badan usaha yang bukan merupakan
terutama berdasar jumlah aset dan omzet anak perusahaan atau cabang
sebagaimana tercantum di Undang – perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang atau menjadi bagian baik langsung
UMKM sebagai berikut: maupun tidak langsung dengan usaha
1. Usaha Mikro : Usaha produktif milik kecil atau usaha besar yang memenuhi
perseorangan dan atau badan usaha kriteria sebagai berikut:
perseorangan yang memenuhi kriteria  Rp500.000.000,00 < Aset ≤
sebagai berikut : Rp10.000.000.000,00
 Aset ≤ Rp50.000.000,00 Memiliki kekayaan bersih lebih
Memiliki kekayaan bersih kurang dari Rp500.000.000,00 (lima
dari atau sama dengan ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta paling banyak
rupiah) Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
 Omzet ≤ Rp300.000.000,00 milyar rupiah) tidak termasuk
10 Informatics and Business Institute Darmajaya
JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

tanah dan bangunan tempat sudah diperoleh melalui wawancara semi


usaha; atau terstruktur dan kuesioner.
 Rp2.500.000.000,00 < Omzet ≤  Mengidentifikasikan pencatatan dan
Rp50.000.000.000,00 pelaporan akuntansi dari setiap klasifikasi.
Memiliki hasil penjualan tahunan  Menganalisis kendala-kendala yang
lebih dari Rp2.500.000.000,00 dihadapi UMKM dalam penerapan
(dua milyar lima ratus juta rupiah) akuntansi.
sampai dengan paling banyak  Mengolah data dan membuat kesimpulan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh secara menyeluruh berdasarkan data yang
milyar rupiah). diperoleh.

2. METODE PENELITIAN
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer Obyek dalam penelitian ini adalah pertokoan
dalam penelitian ini berupa hasil wawancara yang ada di Jalan Jendral Sudirman Salatiga
dan kuesioner terhadap pemilik atau yang memenuhi kriteria sebagai UMKM
pengelola toko. Metode yang digunakan (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sesuai
dalam pengambilan sampel menggunakan undang-undang No.20 tahun 2008 tentang
convenience sampling. Dengan n (jumlah UMKM. Dari berbagai toko yang terdapat di
sampel) paling sedikit 30 (Supranto, 2009). Jalan Jendral Sudirman Salatiga, diambil
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian beberapa sampel yang akan dijadikan sumber
ini menggunakan wawancara dan kuesioner. penelitian ini untuk mewakili populasi
Proses wawancara dilakukan penulis dengan UMKM yang ada di Salatiga. Dari 60 toko
menggunakan depth interview. yang disurvey, 6 toko menolak melakukan
wawancara dan kuesioner, 3 toko datanya
Teknik analisis yang digunakan adalah tidak valid sehingga 51 toko yang memenuhi
analisis kualitatif dengan tipe deskriptif. kriteria akan diteliti secara lebih lanjut.
Penelitian dengan analisis kualitatif Sebagian besar usaha pertokoan di Jalan
merupakan penelitian yang mempunyai ciri Jenderal Sudirman Salatiga didominasi oleh
datanya dinyatakan dalam keadaan usaha kecil (64.71%). Usaha kecil tersebut
sewajarnya atau sebagaimana adanya, dengan sebagian besar dikelola sendiri (84,3%)
tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol dengan latar belakang pendidikan pengelola
atau bilangan (Nanawi dan Martini, sebagian besar merupakan lulusan tingkat
2004:174). Tipe penelitian deskriptif bertugas Sekolah Menengah Atas (37%). Penerapan
untuk melakukan representasi obyektif akuntansi yang dilakukan meliputi pencatatan
mengenai gejala-gejala yang terdapat di dan pelaporan akuntansi.
dalam masalah penelitian. Representasi itu
dilakukan dengan mendeskripsikan gejala- Untuk mengetahui apakah UMKM di Salatiga
gejala sebagai data atau fakta sebagaimana menerapkan akuntansi atau tidak maka perlu
adanya (Bungin, 2003). diketahui mengenai apa saja pencatatan yang
dilakukan oleh para pengelola usaha.
Langkah-langkah analisis yang dilakukan Berdasarkan pertanyaan yang diajukan
adalah: kepada responden mengenai pencatatan yang
mereka lakukan, hasil yang diperoleh
 Mengklasifikasikan data berdasarkan
pencatatan akuntansi, pelaporan akuntansi ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar
di bawah ini:
dan kendala bisnisnya yang menghambat
UMKM dalam penerapan akuntansi yang

10 Informatics and Business Institute Darmajaya


JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

Tabel 1. Transaksi yang Dicatat oleh Pengelola UMKM


Responden Jumlah
Transaksi yang
No. Mencatat Tidak Mencatat Responden
Dicatat
Jumlah % Jumlah % Total %
1 Penjualan 34 66,67 17 33,33 51 100
2 Pembelian 32 62,75 19 37,25 51 100
3 Persediaan 28 54,90 23 45,10 51 100
4 Kas Masuk 40 78,43 11 21,57 51 100
5 Kas Keluar 40 78,43 11 21,57 51 100
6 Biaya 31 60,78 20 39,22 51 100
7 Gaji 24 47,06 27 52,94 51 100

Sumber : Data primer yang diolah.

45
40
35 Penjualan
Jumlah Responden

30 Pembelian

25 Persediaan
Kas Masuk
20
Kas Keluar
15
Biaya
10
Gaji
5
0
Transaksi yang dicatat

Gambar 1. Transaksi yang Dicatat oleh Pengelola UMKM

Dari tabel 1 menunjukan bahwa sebagian dikelola sendiri (lihat lampiran 6). Ada 10
besar pertokoan di Jalan Jendral Sudirman responden (19,6%) yang tidak hanya mencatat
melakukan pencatatan terhadap kas masuk kas masuk dan kas keluar, maupun hanya
dan kas keluar (78,43%). Sebagian besar yang mencatat penjualan, pembelian, biaya dan
hanya mencatat kas masuk dan kas keluar saja gaji. Menurut pendapat pengelola, mereka
memiliki latar belakang pendidikan Sekolah hanya mencatat kas masuk dan kas keluar saja
Dasar sampai dengan Sekolah Menengah sudah cukup memadai untuk menjalankan
Pertama (40%) dan Sekolah Menengah Atas usahanya. Apabila kas masuk lebih besar
sampai dengan Sarjana (60%) (lihat lampiran daripada kas keluar berarti laba.
5). Sebagian besar (80,49%) yang hanya
mencatat kas masuk dan kas keluar usahanya
Informatics and Business Institute Darmajaya 1
JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

Ada 11 responden (21,57%) melakukan responden (53,33%) yang mencatat gaji, yang
pencatatan transaksi penjualan, pembelian, memiliki karyawan tetapi tidak mencatat gaji
persediaan dan biaya. Hanya 8 responden beranggapan bahwa gaji sudah dimasukan
(19,51%) yang mencatat penjualan, didalam kas keluar. Ada 9 responden
pembelian, biaya, gaji dan usahanya dikelola (17,65%) yang sistem pencatatannya
sendiri. Dengan anggapan bahwa mencatat terkomputerisasi. Pengelola yang sistem
transakti penjualan, pembelian, persedian, dan pencatatannya terkomputerisasi memiliki latar
biaya dapat mengetahui lebih jelas laba atau belakang pendidikan diatas Sekolah
rugi usahanya. Sebagian besar yang Menengah Pertama. Para pengelola memiliki
melakukan pencatatan penjualan, pembelian, anggapan bahwa dengan menggunakan sistem
persediaan dan biaya memiliki latar belakang terkomputerisasi akan dapat mengurangi
pendidikan diatas Sekolah Menengah Pertama resiko kesalahan perhitugan persediaan.
(70%). Pada pencatatan gaji, dari 51 Laporan yang dibuat oleh responden
responden terdapat 8 responden yang tidak berhubungan dengan pencatatan yang mereka
memiliki karyawan (15,7%). Dari 43 lakukan. Berikut gambaran laporan yang
responden yang memiliki karyawan, hanya 24 dibuat oleh UKM di kota Salatiga:

Tabel 2. Laporan yang Dibuat oleh Pengelola UMKM

Laporan yang Jumlah


Membuat Tidak membuat Periodisasi
No Dibuat Responden
Responden Jumlah % Jumlah % Total % Hari Minggu Bulan
Laporan
1 34 66,67 17 33,33 51 100 26 2 6
Penjualan
Laporan
2 27 52,94 24 47,06 51 100 16 5 6
Pembelian
Laporan
3 23 45,10 28 54,90 51 100 10 3 10
Persediaan
4 Laporan Gaji 20 39,22 31 60,78 51 100 3 0 17
Sumber : Data primer yang diolah

Gambar 2. Laporan yang Dibuat oleh Pengelola UMKM

10 Informatics and Business Institute Darmajaya


JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

Berdasarkan informasi dari tabel 2 dan yang dilakukan oleh pengelola toko di jalan
gambar 2 menunjukan bahwa sebagian besar Jendral Sudirman adalah untuk pengelolaan
responden membuat laporan penjualan usaha (66.67%). Masih cukup banyak yang
(66,67%) dan laporan pembelian (52,94%). tidak membuat pelaporan usaha (15.69%).
Hal itu dikarenakan adanya anggapan bahwa Yang tidak membuat pelaporan usaha,
kegiatan utama dalam usaha pertokoan adalah sebagian besar hanya melakukan pencatatan
pada penjualan dan pembelian. Sebagian kas masuk dan kas keluar saja. Menurut
besar yang membuat laporan penjualan dan pendapat dari 7 responden (13,52%),
pembelian memiliki latar belakang pelaporan akuntansi tidak diperlukan untuk
pendidikan Sekolah menengah Atas. Semua usaha yang sistem penjualannya tidak ada
responden yang membuat laporan persediaan kepastian harga jualnya, kalau ada selisih dari
pasti membuat laporan penjualan dan laporan kas masuk dan kas keluar berarti ada laba
pembelian. Menurut anggapan pengelola usaha. Ada 6 responden (11,76%) yang
usaha pertokoan laporan persediaan dapat melakukan pelaporan penjualan pajak, 4
dibuat apabila ada laporan penjualan dan diantaranya (66,67%) masuk karegori usaha
pembelian. Dengan menghitung jumlah menengah.
persediaan awal ditambah dengan pembelian
dikurang dengan jumlah barang terjual Dari seluruh pengelola usaha, mereka sudah
diketahui sisa barang yang dapat dijual. mempunnyai catatan dan laporan, tetapi
belum ada yang sampai membuat laporan laba
Sebagian besar responden (60,78%) tidak rugi, perubahan modal dan neraca. Selama ini
membuat laporan gaji. Para pengelola yang para pengelola mengetahui adanya laba atau
memiliki karyawan dan membuat laporan gaji rugi diperoleh dari selisih antara harga
ada 21 responden (46,67%). Dari 24 penjualan dan harga pembelian. Jika selisih
responden yang melakukan pencatatan gaji, dari harga penjualan dan harga pembelian
21 responden (87,5%) tersebut juga positif menunjukan laba, jika selisih dari
melakukan pelaporan gaji. Ada 6 responden harga penjualan dan harga pembelian negatif
(11,76%) yang tidak mempunyai karyawan, menunjukan rugi, kalau ada laba berarti
jadi secara langsung juga tidak melakukan modal bertambah dan seandainya kalau rugi
pencatatan gaji dan tidak membuat laporan maka modal berkurang, para pengelola tidak
penggajian. Para pengelola usaha pertokoan mempunyai neraca, tetapi mengetahui
beranggapan bahwa dengan adanya laporan kekayaan hanya pada kas dan laporan
penggajian akan memudahkan dalam persediaan.
pengambilan keputusan apakah akan
menambah atau mengurangi jumlah
Dari penelitian ini kendala yang menghambat
karyawan.
UMKM tersebut dalam penerapan akuntansi
adalah dari segi kemampuan yang meliputi
Sebagian besar pengelola usaha membuat
Latar belakang pendidikan dan keahlian yang
laporan penjualan, pembelian dan persediaan
dimiliki oleh pemilik atau pengelola kurang
setiap hari. Ditunjukan pada usaha bisnis
memadahi, sehingga kurangnya pemahaman
handphone, dari 10 responden 7 (70%)
akan pentingnya akuntansi dalam pengelolan
diantaranya mencatat laporan penjualan setiap
usaha. Hal itu ditunjukan dari sebagian besar
harinya, 4 responden (40%) membuat laporan
pengelola usaha (37,25%) pada tingkat
pembelian dan laporan persediaan setiap
Sekolah Menengah Atas dan pada tingkat
harinya. Untuk laporan gaji, dari 20
Sekolah Menengah Pertama (25,49%).
responden yang membuat pelaporan gaji, 17
Sebagian besar pengelola usaha pertokoan
(85%) diantaranya melakukan pelaporan gaji
(94.12%) tidak pernah ikut pelatihan
setiap bulan. Sebagian besar tujuan pelaporan
Informatics and Business Institute Darmajaya 1
JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

akuntansi. Dan sebagian kecil (5,88%) yang data yang jelas tentang aset operasional yang
pernah mengikuti pelatihan akuntansi adalah digunakan, umumnya para pemilik hanya
berasal dari SMK, terutama bidang menggunakan patokan aset dengan rata - rata
Akuntansi. Sebagian besar (90,20%) pemilik aset operasional yang digunakan oleh usaha
atau pengelola toko tidak membutuhkan sejenis yang dilakukan oleh toko lain.
pelatihan akuntansi. Hanya sebagian kecil Perhitungan aset hanya diperkirakan oleh
pemilik saja (9.80%) yang merasa butuh akan pemilik atau karyawan pengelola toko saja.
akuntansi dikarenakan adanya keinginan Para pemilik toko yang tidak mengijinkan
untuk memajukan usahanya. Dari segi penulis melakukan survey juga membatasi
pengelola sebagian besar dikelola oleh kelengkapan data yang dibutuhkan dan
pemilik sendiri (84,3%) dan pengalaman lama adanya subyektivitas dari penulis.
yang menunjukan meskipun tidak
menggunakan akuntansi usaha dapat berjalan. Dalam penelitian ke depan sebaiknya
Pemilik menganggap bahwa penerapan bersama-sama dengan pemerintah kota dalam
akuntansi hanya diperlukan untuk usaha yang hal ini khususnya dinas koperasi mengadakan
tidak dikelola sendiri. Menurut 26 responden penelitian ini secara mendalam terhadap
(50,98%) yang usahanya sudah berdiri lebih UMKM. Dari informasi yang terkumpul
dari 10 tahun menunjukan meskipun tidak digunakan untuk memberikan pelatihan
menggunakan akuntansi, tetapi usaha dapat akuntansi kepada para UMKM. Hasilnya
berjalan. diharapkan akan sama - sama menguntungkan
antara UMKM dan pemerintah.
4. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian ini ditarik kesimpulan
Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data
bahwa pencatatan yang dilakukan meliputi
Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja
pencatatan penjualan (66,67%), pembelian
Grafindo Persada
(64,70%), persediaan (52,94%), kas masuk
(78,43%), kas keluar (78,43%), biaya Endif, 2009, “Penerapan Akuntansi untuk
(60,78%) dan gaji (47,06%). Pelaporan UKM”,
akuntansi dilakukan hanya sebatas untuk http://www.penerapanakuntansiuntuku
kepentingan pengelolaan usaha. Sebagian km.com. diakses Tanggal 29 Mei
besar laporan yang dibuat oleh pengelola 2010.
usaha adalah Laporan penjualan (66,67%), Ihalauw, John J.O.I. 2000. Bangunan Teori.
laporan pembelian (52,94%), laporan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
persediaan (45,10%) dan laporan gaji Satya Wacana, Salatiga.
(41,18%). Kendala yang menghambat
UMKM tersebut dalam penerapan akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia, 2000, Standar
antara lain: Dilihat dari segi kemampuan yang Akuntansi Keuangan, Jakarta,
meliputi latar belakang pendidikan yang Salemba Empat
kurang memadahi, belum pernah mengikuti Nanawi dan Martini. 2004. Penelitian
pelatihan akuntansi dan kebutuhan akuntansi Terapan. Yogyakarta: Universitas
masih kurang memadahi dan dari segi Gajah Mada.
pengelola belum ada kebutuhan terhadap
penerapan akuntansi. Raja, Oscar, Ferdy Jalu, dan Vincent D’ral,
2010. Kiat Sukses Mendirikan dan
Hal lain yang membatasi penelitian ini adalah Mengelola UMKM. Jakarta: Lpress
tentang keakuratan data. Karena tidak ada

10 Informatics and Business Institute Darmajaya


JMK, Vol 10 No. 2, September 2012 Elisabeth PK, Paskah Ika Nugroho dan Chandra Arifin

Supramono, S. 2001. Metode Penelitian.


Jakarta : Erlangga
Supranto, Johanes. 2009. Statistik Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Warren, Carl S., James Reeve dan Philip E.
Fees, 2006, Pengantar Akuntansi,
Edisi Dua Puluh Satu, Jakarta:
Salemba Empat

Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan


M.Arsyadi Ridha, 2010. Akuntansi
UMKM Ternyata Mudah Dipahami
dan Dipraktikkan. Asgard Chapter
Yogyakarta.

10 Informatics and Business Institute Darmajaya

Anda mungkin juga menyukai