Anda di halaman 1dari 17

GAS

Pengertian gas

Gas adalah salah satu dari empat wujud dasar


materi. Gas murni dapat tersusun dari atom,
molekul elemen yang tersusun dari satu jenis
atom, atau molekul senyawa yang tersusun dari
berbagai macam atom. Campuran gas akan
mengandung beragam gas murni seperti udara.
Sifat – sifat gas

➢Mengisi seluruh ruangan yang ditempati


Sifat benda gas yang paling utama adalah mengisi seluruh ruangan yang
ditempati. Misalnya dalam sebuah kamar akan diisi oleh gas yang tak
terlihat. Ciri-ciri benda gas ini juga dapat diamati saat meniup balon,
dimana udara mengisi seluruh ruangan dalam balon yang ditiup.
➢Terdapat di segala tempat
Benda gas ada di segala tempat dan dimana-mana. Seluruh ruang kosong
yang ada akan ditempati oleh benda gas atau udara. Bahkan wadah yang
kosong pun sebenarnya berisi udara. Artinya udara ada dimana-mana,
termasuk di sekitarmu saat ini.
➢Menekan ke segala arah
Sifat zat gas berikutnya adalah benda gas menekan ke segala arah. Gas
tidak hanya menekan ke satu arah saja, tapi menekan ke segala arah.
Misalnya saat balon ditiup akan mengembang dan membesar ke seluruh
bagian karena udara menekan ke segala arah.
➢Memiliki massa atau berat
Benda gas juga memiliki massa atau berat. Meski tidak terlihat, namun
benda gas juga memiliki massa. Contohnya balon yang sudah berisi udara
akan menjadi sedikit lebih berat dibandingkan balon yang kempes,
menjadi bukti bahwa benda gas juga mempunyai massa.
➢Jarak antar partikel berubah-ubah
Benda gas memiliki partikel penyusun, sama seperti benda padat atau
benda cair. Pada benda gas, jarak antar partikelnya cenderung berubah-
ubah, bisa dikatakan bahwa partikel benda gas tidak tetap. Hal ini
membuat bentuk benda gas juga berubah-ubah
➢Susunan partikel tidak teratur
Pada benda gas, susunan partikel penyusunnya juga tidak teratur.
Ketidakteraturan partikel penyusun zat gas juga melebihi partikel benda
padat atau benda cair. Hal ini pun menjadi salah satu pembeda antara
sifat benda gas dengan sifat benda padat atau juga benda cair.
➢Gaya tarik antar partikel hampir tidak ada
Gaya tarik menarik antar partikel pada benda gas juga cenderung lemah.
Bahkan bisa dikatakan gaya tarik antar partikel benda gas hampir tidak
ada sama sekali. Hal ini berbeda dengan gaya tarik partikel benda padat
yang sangat kuat serta pada benda cair yang cukup kuat.
➢Gerakan partikel sangat bebas
Memiliki gerakan partikel yang sangat bebas. Gerakan partikel pada
benda gas sangat bebas. Bahkan gerakan partikel pada benda gas lebih
bebas melebih bebasnya gerakan partikel pada benda cair.
Pergerakan dan perubahan volume gas

• Gas lambat mengalir


• Gerakannya menyebar ke segala arah
• Mampu menembus pori – pori
• Pemanasan menyebabkan ekspansi gas sehingga
volumenya membesar
• Pendinginan menyusutkan volume
TEORI KINETIK GAS
Teori kinetik merupakan suatu teori yang secara garis besar adalah hasil
kerja dari Count Rumford (1753-1814), James Joule (1818-1889), dan
James Clerk Maxwell (1831-1875), yang menjelaskan sifat-sifat zat
berdasarkan gerak acak terus menerus dari molekul-molekulnya. Dalam
gas misalnya, tekanan gas adalah berkaitan dengan tumbukan yang tak
henti-hentinya dari molekul- molekul gas terhadap dinding-dinding
wadahnya.
Di dalam teori kinetik gas terdapat suatu gas ideal. Gas ideal adalah
suatu gas yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : " Jumlah partikel gas
banyak sekali tetapi tidak ada gaya tarik menarik (interaksi) antar
partikel , Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah sembarang
atau bergerak secara acak " Ukuran partikel gas dapat diabaikan
terhadap ukuran ruangan. Atau bisa dikatakan ukuran partikel gas ideal
jauh lebih kecil daripada jarak atar partikel .
Dalam hal ini yang disebut gas ideal adalah gas yang memenuhi asumsi-
asumsi sebagai berikut :
1.Terdiri atas partikel dalam jumlah yang banyak dan tidak ada gaya
tarik- menarik antar partikel.
2. Setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah acak (sembarang).
3. Ukuran partikel diabaikan terhadap ukuran wadah
4. Setiap tumbukan yang terjadi secara lenting sempurna.
5. Partikel-partikel gas terdistribusi merata pada seluruh ruang dalam
wadah.
6. Gerak partikel gas memenuhi hukum newton tentang gerak.
7. Tidak ada energi yang hilang.
8. Ukuran lebih kecil dari jari – jari.
9. Masih berlaku hukum – hukum newton
Persamaan Umum Gas Ideal
Avogadro mengatakan bahwa “ketika volume, tekanan dan suhu setiap gas sama, maka
setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama”
Persamaan umum gas ideal dapat dituliskan :

PV = nRT
dengan :
P = tekanan gas (N/m2 = Pa)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol gas (mol)
T = suhu gas (K)
R = tetapan umum gas = 8,314 J/mol K
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
Persamaan umum gas ideal tersebut di atas dapat juga dinyatakan dalam bentuk :
n = N / NA MAKA DIPEROLEH :
PV = nRT PV = NkT PV = NkT
PV = NRT / NA dengan R / NA = k k = tetapan Boltzman
= 1,38 . 10-23J/k
2 mol gas H2 pada suhu 27°C volumenya 40 L,
Berapa tekanannya ?

Jawab:
P= Tekanan
V= Volume (liter)
T= Suhu (Kelvin)

P.V = n.R.T R= Tetapan gas


(0,082 L
atm/mol K)
n= jumlah mol zat

n.R.T
P=
V
2 mol x 0,08206 L.atm/mol. K x (273 + 27) K
=
40 L
= 1,23 atm
Hukum-Hukum pada Gas Ideal
1. HUKUM BOYLE
Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, Robert Boyle menemukan
bahwa apabila suhu gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas
bertambah, volume gas semakin berkurang. Demikian juga sebaliknya ketika
tekanan gas berkurang, volume gas semakin bertambah. Istilah kerennya
tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Hubungan ini dikenal
dengan julukan Hukum Boyle.
Hukum Boyle menyatakan bahwa dalam ruang tertutup pada suhu tetap,
tekanan berbanding terbalik dengan volume gas, yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan :
P1.V1 = P2.V2
dengan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
10 L gas H2 tekanannya 1 atm. Jumlah mol gas dan
suhunya dibuat tetap. Volume gas dijadikan 9 L.
Menjadi berapa tekanannya ?
P= Tekanan
V= Volume (liter)
T= Suhu (Kelvin)
Jawab: R= Tetapan gas
(0,082 L

P1V1 = P2V1
atm/mol K)

P1 V1 1 atm x 10 L
P2 = = = 1,11 atm
V2 9L
2. HUKUM CHARLES
Seratus tahun setelah Obet Boyle menemukan hubungan antara volume dan
tekanan, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang bernama Jacques
Charles (1746-1823) menyelidiki hubungan antara suhu dan volume gas.
Berdasarkan hasil percobaannya, Cale menemukan bahwa apabila tekanan gas
dijaga agar selalu konstan, maka ketika suhu mutlak gas bertambah, volume gas
pun ikut bertambah, sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas
juga ikut berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles.
Hasil bagi tekanan (P) dengan temperatur (T) gas pada volume tertentu adalah
tetap. Proses seperti ini disebut dengan isokhorik (volume tetap).

𝑃1 𝑃2
=
*P/T=konstan 𝑇1 𝑇2
*V3>V2>V1
10 L gas O2 suhunya 27°C dipanaskan menjadi 37°C.
Jumlah mol gas dan tekanannya dibuat tetap. Menjadi
berapa volumenya ?
P= Tekanan
V= Volume (liter)

Jawab: T= Suhu (Kelvin)


R= Tetapan gas
(0,082 L
atm/mol K)
V1 V2
=
T1 T2

V1T2 10 L x (273 + 37) K


V2 = = = 10,33 L
T1 (273 + 27) K
3. Hukum Gay-Lussac
Setelah obet Boyle dan Charles mengabadikan namanya dalam ilmu fisika,
Joseph Gay-Lussac pun tak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang
dilakukannya, Jose menemukan bahwa apabila volume gas dijaga agar selalu
konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut
bertambah. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu
mutlak gas pun ikut berkurang. Istilah kerennya, pada volume konstan,
tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas. Hubungan ini dikenal
dengan julukan Hukum Gay-Lussac.
Hasil bagi volume(V) dengan temperatur (T) gas pada tekanan tertentu adalah
tetap. Proses ini disebut juga isobarik (tekanan tetap).

𝑽𝟏 𝑽𝟐
*V/T=konstan
=
𝑻𝟏 𝑻𝟐
4. HUKUM Avogadro

Jika gas-gas diukur pada P dan T yang sama,


maka pada volume yang sama terdapat jumlah
gas (n) yang sama pula”

V1 V2
=
n1 n 2
2 mol gas H2 volumenya 50 L. Pada suhu dan
tekanan yang sama, berapa volume 4 mol gas O2 ?

P= Tekanan

Jawab: V= Volume (liter)


T= Suhu (Kelvin)
R= Tetapan gas
(0,082 L
atm/mol K)
V1 V2 n= jumlah mol zat
=
n1 n 2

V1 n 2 50
40LL x 4
3 mol
V2 = = = 60
100LL
n1 22 mol
mol

Anda mungkin juga menyukai