Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FIQH IBADAH DAN MUAMALAH

ISLAM

Tentang

HAJI, UMRAH DAN HUKUMNYA

UIN IMAM BONJOL

PADANG

Disusun

OLEH KELOMPOK 6 :

YESMITA GUSNADI : 1912010087

HOLIYEN ROYES : 1912011

WILLY ANGGYA MELISA : 1912010118

DOSEN PEMBIMBING :

Dr.Fatur Rahmi

MAKALAH PENGANTAR STUDI HUKUM

ISLAM

Tentang

Haji, Umrah,Dan Hukum

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM(C)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI(UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar Studi Hukum
Islam yang berjudul “Haji,mrah dan hukumnya” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqh ibadah muamalah. Makalah ini membahas tentang
Sumber Utama Hukum Islam.

Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Disusun Oleh :

Kelompok 6
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap muslim yang
mampu.1 Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima. Karena haji merupakan
kewajiban, maka apabila orang yang mampu tidak melaksanakannya maka berdosa dan
apabila melaksanakannya mendapat pahala.

Sedangkan makna haji bagi umat Islam merupakan respon terhadap panggilan Allah
SWT. 2 Haji dan umrah hanya diwajibkan sekali seumur hidup, 3 ini berarti jika
seseorang telah melaksanakannya yang pertama, maka selesailah kewajibannya.4 untuk
yang kedua, ketiga dan seterusnya hanyalah sunnah.5 Hukum ibadah umrah ini masih
terjadi perbedaan pendapat. sebagian ulama (Fuqaha) mengatakan wajib dan sebagian
yang lain mengatakan sunnah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM HAJI

Haji menurut lughat ialah, menuju ke suatutempat secara berulang-ulang. Menurut syara’ ialah
menuju ke Baitullah menurut syari’at dengan disertai beberapa pekerjaan tertentu.

Mengunjungi baitullah yang terletak di makkah untuk menunaikan ibadah haji adalah wajib
sebagaimana shalat, puasa, dan zakat.Allah swt berfirman:

“ Untuk Allah, atas segenap manusia mengunjungi Baitullah yakni yang mempunyai kemampuan
pergi kepadanya “ (QS Ali Imran [3];7)

Allah memerintahkan Ibrahim dan Ismail untuk mendirikan Baitullah di makkah. Setelah selesai
dibangun, allah memerintahkan ibrahim memberitahukan kepada manusia, bahwa rumah tersebut
didirikan untuk ibadah dan wajib bagi mereka untuk mengunjungi nya. Ibrahim dan Ismail
memohon kepada Allah untuk memperlihatkan manasik-manasik haji.

Ka’bah adalah permulaan rumah yang didirikan untuk menyemba Allah di dunia. Allah telah
menerangkan tata cara haji dalam Al-Quran, baik manasik haji, masya’ir, dan hukum-hukum
waktu menunaikannya, maupun yang boleh dilakukan di dalam haji dan yang haram dilakukan di
dalamnya.

Rasulullah menerangkan miqat-miqat haji, bilangan thawaf bilangan sai’i, apa yang didahulkan
dan apa yang diakhirkan serta bagaimana mengerjakannya, waktu wuquf di arafah dan
muzdalifah, menjamak shalat di tempat-tempat tersebut, cara melempar jumrah dan
menyembelih hadiyah, yang wajib dilakukan dan yang tidak wajib, baik ucapan mapun pekerjaan
didalam aji yang beliau lakukan bersama-sama para muslimin.

B. RUKUN DAN SYARAT WAJIB HAJI

Rukun haji ada empat :


a. Niat (ihram).
b. Thawaf ziarah/fadhah.
c. Wukuf di Arafah.
d. Sa’yu antara Shafa dan Marwah
Rukun Haji ke-1:

Ihram Ihram, yaitu beniat dari miqat ketika hendak memulai kegiatan ibadah haji, seperti
mengucapkan Lafaz: ‫ك اللَهُ َم َحجًا‬
َ ‫ لَبَ ْي‬Yang artinya: "Ya Allah, kupenuhi panggilan-Mu untuk
berhaji"

Rukun Haji ke-2:

Wukuf di 'Arafah Yang dimaksud Wukuf di Arafah ialah berdiam di padang Arofah dengan
memperbanyak zikir dan istighfar kepada Allah SWT. Waktu wukuf di arafah bermula dari
tergelincirnya matahari di Hari Arafah, yaitu pada tanggal 9 Zulhijah, sampai terbit fajar pada
Hari Raya Kurban. Apabila seseorang berwukuf di Arafah di luar waktu tersebut, sama saja ia
belum berwukuf. Itulah pendapat jumhur (mayoritas) ulama.

Rukun Haji ke-3:

Thawaf Ifadhah Tawaf ziarah atau tawaf ifadah merupakan bagian dari rukun haji yang
dilakukan setelah wukuf di arafah. Kefarduan tawaf ini telah dikukuhkan dengan Al-Quran,
Sunnah, dan ijmak. Dalam Al Quran surat Al Hajj: 29, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
“…Dan hendaklah mereka melakukan Thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah Ka'bah).”
Dengan teks Al-Quran tersebut para ulama sepakat bahwa itu adalah perintah untuk melakukan
tawaf ziarah (tawaf ifadah). Tawaf ifadah berjalan mengelilingi Ka'bah nan agung sebanyak 7
kali putaran dengan syarat; suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup aurat,
Kakbah berada di sebelah kiri kita saat mengelilinginya, dan kita harus memulai tawaf dari hajar
aswad (batu hitam) yang terletak di salah satu pojok Ka'bah.

Rukun Haji ke-4:

Sa’i Dalam hadits riwayat Ahmad (XII/76, no. 277), Rasulullah SAW bersabda “Kerjakanlah
sa’i, sesungguhnya Allah telah mewajibkan sa’i atas kalian”. Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa
ke bukit Marwah sebanyak tujuh putaran dan berakhir di bukit Marwah. Dalam haji, Sa'i
dilakukan setelah tawaf qudum. Rukun Haji ke-5: Tahalul Tahalul, adalah mencukur atau
memotong rambut paling sedikit tiga helai rambut di sekitar bukit Marwa (tempat terakhir
melaksanakan sa'i).

Rukun Haji ke-6:

Tertib Tertib, artinya rukun-rukun haji diatas harus dilakukan secara berurutan, yaitu dengan
mendahulukan ihram atas rukun lainnya, kemudian wukuf, lalu tawaf dan seterusnya.
Niat ihram dilakukan dalam bulan haji, tidak boleh diluar bulan-bulan tersebut. Maka bulan-
bulan haji tersebut ialah syawal, dzulqa’dah dan 10 dzulhijah.

Abu hanifah sendiri anya menetapkan dua rukun saja, yaitu wuquf di arafah dan empat kali
thawaf, dari thawaf ziyarah tiga thawaf lainnya untuk mencukupkan tujuh kali thawaf,
hukumnya wajib ihram masuk ke dalam syarat sah. Sa’yu adalah wajib, bukan rukun.

Syarat Wajib Haji

Adapun syarat-syarat wajib haji yaitu;

Islam

Orang yang mengerjakan haji wajib beragama Islam. Jika ada orang non Islam ingin berhaji,
tentu saja ia harus bersyahadat terlebih dahulu, lalu melakukan kewajibannya sebagai islam
seperti sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya

Berakal Maksudnya waras atau tidak gila. Konsekuensinya, orang yang tidak berakal tidak
terkena beban kewajiban agama. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits; "Pena Diangkat
(kewajiban digugurkan) dari tiga (golongan); Orang yang tidur sampai bangun, anak kecil hingga
bermimpi (baligh), dan orang gila hingga berakal (sembuh)." (HR. Abu Daud, no. 4403)

Baligh Baligh adalah telah sampainya usia seseorang pada tahap kedewasaan sehingga sudah
bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Artinya anak kecil yang belum baligh
tidak diwajibkan untuk berhaji sampai ia menginjak usia baligh. Hal ini sudah dijelaskan dalam
hadits diatas [HR. Abu Daud, no. 4403]

Merdeka Orang yang bebas atau bukan budak yang terikat tanggung jawab pada tuannya.

Mampu Syarat haji ini secara khusus disebutkan dalam firman Allah ta'ala, yang artinya;
"Menunaikan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali 'Imran: 97) Mampu yang dimaksud dalam syarat
haji ini, ialah: - Mampu membayar biaya perjalanan haji

- Mampu mencukupi nafkah untuk keluarga yang di tinggalkan


- Mampu melunasi hutang-hutangnya (jika ada)
- Mampu secara fisik dan Ilmu Manasik Rukun Haji Rukun haji merupakan sebagian amalan
(perbuatan) yang tidak boleh ditinggalkan oleh seseorang pada saat ia sedang melaksanakan
ibadah haji. Dan apabilah rukun haji tersebut ada yang tidak dekerjakan maka hajinya tidak sah.

Kegiatan Wajib Haji

Yaitu melakukan beberapa aktivitas yang diperintahkan pada saat berhaji. Jika aktivitas-aktivitas
tersebut ada yang tidak dikerjakan karena lupa maka diharuskan menggantinya dengan
membayar dam. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah berikut ini:

“Barang siapa meninggalkan suatu ibadah wajib dalam haji atau lupa, maka dia wajib
menyembelih kurban”. (Hadits Riwayat Malik

C. SYARAT SERTA CARA PELAKSANAAN HAJI DAN UMRAH MENURUT


PETUNJUK RASULULLAH SAW.

Rasulullah melakukan umrah sebanyak empat kali. Semuana di bulan dzulqa’dah, selain mrah
yang dikerjakan bersama-sama hajinnya. Beliau berhaji hanya sekali saja sesudah hijrah, pada
tahun 10 H, karena fardhu haji waktu itu belum sebelm tahun kesembilan.

Setelah rasulullah bulat kemauannya melakukan haji, beliau pn memberitahukan kepada sahabat.
Sebelum berangkat beliau berkhutbah untuk menerangkan ihram. Sesudah shalat dzuur di masjid
madinah bersama para sahabat yang akan menyertainya. Beliau pun memiminyaki rambutnya
menyisir dan memakai selendang dan kain sarung. Setelah itu, tanggal 24 dzulqa’dah sebelum
shalat ashar beliau berangkat. Di suatu tempat yang jauhnya 6 mil dari madinah, beliau berhenti
lal shalat ashar dua rakaat. Beliau bermalam di tempat itu dan mendatangi seluruh istrinnya.

Sebelum ihram, beliau mandi dan memakai wangi-wangian, memakai pakaian dan shalat dzuhur
dua rakaat. Di tempat tersebut, beliau melakukan ihram untuk haji dan umrah. Sebelumnya,
beliau telah memberi tanda pada binatang-binatang yang akan dibawa bersama ke makkah untuk
disembeli sebagai kurban kepada Allah ketika ihram.

Rasulullah Berihram.

Kemudian beliau menaiki Qashwa' (unta beliau,-Pent) hingga setelah berada diatasnya di-tengah
padang pasir terbuka, (beliau berihram dengan mengucapkan "‫"لَبَّ ْي َك اللَّ ُه َّم ِب َح َّج ٍة‬ "Aku menjawab
panggilan-Mu ya Allah untuk me-laksanakan haji".

Selanjutnya Jabir berkata: "Maka aku me-lihat sepanjang mata memandang dari depan beliau
para jama'ah haji yang menggunakan kendaraan dan yang berjalan kami, demikian pula disisi kiri
beliau, disisi kanan beliau dan dibelakang beliau seperti itu (penuh dengan jama'ah haji,-Pent),
sementara Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berada di tengah-tengah kami, dan diturunkan
al-Quran (wahyu,-Pent) kepada beliau, dan beliau mengetahui penafsirannya. Apa saja yang
beliau lakukan kamipun melakukannya. Selanjutnya beliau mengangkat suaranya dengan
membaca "talbiyah" yang berisikan tauhid kepada Allah:

َ َ‫ش َر ْي َك لَكَ لَبَّ ْي َك ِإنَّ ا ْل َح ْم َد َو النِّ ْع َمةَ لَ َك َوا ْل ُم ْلكَ ال‬


َ‫ش ِريَكَ لَك‬ َ َ‫لَبَّ ْي َك اللَّ ُه َّم لَبَّيْكَ لَبَّ ْي َك ال‬

"Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab
panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, sesung-guhnya segala pujian
dan kenikmatan ada-lah milik-Mu, demikian pula kekuasaan ini (milik-Mu), tiada sekutu bagi-
Mu."

Manusia pun mengangkat suara mereka sambil bertalbiyah dengan talbiyah yang mereka
ucapkan, maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak membantah mereka sedikitpun dari
talbiyah mereka itu, sedangkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terus menetapi
talbiyahnya.

(Selanjutnya) Jabir berkata: "Kami tidak berniat kecuali haji, kami tidak mengetahui umrah."

B. Memasuki Kota Makkah dan Thawaf

"Hingga tatkala kami telah sampai di Baitullah bersamanya beliau memegang/mengusap Hajar
Aswad , lalu thawaf dengan ber-lari-lari kecil pada tiga putaran (pertama) dan berjalan seperti
biasa pada empat putaran (berikutnya,-Pent). Lalu beliau menuju ke maqam Ibrahim
Alaihissalam dan membaca:
“ Wattakhidzuu mimmaqaami Ibraahiim”

"…Dan jadikanlah sebagian maqam Ibra-him sebagai tempat shalat..."

Beliau jadikan maqam Ibrahim terletak di antara beliau dan Ka'bah, lalu beliau shalat dua rakaat
dengan membaca: Qulhuwallaahu ahad dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun
(Setelah shalat) beliau menuju ke sumur zam-zam, lalu minum air zam-zam, dan
menuangkannya diatas kepala beliau, kemudian beliau kembali ke Hajar Aswad, lalu
mengusapnya.

C. Berdiri di Atas Bukit Shafa dan Marwah

Kemudian beliau keluar dari "pintu Shafa" menuju ke bukit Shafa. Setelah mendekati bukit
Shafa, beliau membaca:
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah, maka barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya me-ngerjakan sa'i
antara keduanya. Dan barang-siapa yang mengerjakan suatu kebajiikan dengan kerelaan hati,
maka sesungguhnya Allah Mahamensyukuri kebaikan lagi Maha-mengetahui."

‫َأ ْب َدُأ ِب َما بَ َدَأ هللاُ بِ ِه‬

"Aku memulai dengan apa yang dimulai oleh Allah."

Lalu beliau memulai dengan menaiki bukit Shafa hingga beliau melihat Ka'bah, kemudian
menghadap ke arah kiblat (Ka'bah,-Pent). Maka beliaupun mentauhidkan Allah dan
mengagungkan-Nya, serta mengucapkan:

َ َ‫ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َو ْح َدهُ َأ ْن َجزَ َو ْع َدهُ َون‬،‫ش ٍر ْي َك لَهُ لَهُ ا ْل ُم ْل ُك َولَهُ ا ْل َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل ش َْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
‫ص َر َع ْب َدهُ َو َهزَ َم‬ َ َ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َو ْح َدهُ ال‬
َ َ‫ْاَأل ْحز‬
ُ‫اب َو ْح َده‬

"Tiada Ilah yang haq kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala
kekuasaan dan milik-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada Ilah
yang haq, kecuali Dia-Yang Mahaesa, Dia telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya dan
mengalahkan golongan yang bersekutu (pasukan gabungan) dengan sendirian."

Lalu beliau berdo'a di antara bacaan itu, beliau mengucapkan bacaan ini sebanyak tiga kali.

Kemudian beliau turun (dari bukit Shafa,-Pent) menuju ke bukit Marwah, hingga apabila ke-dua
kakinya telah menginjak ditengah lembah itu, beliau berlari , hingga apabila kedua kaki-nya
mulai mendaki, beliau berjalan (seperti biasa), hingga tiba di Marwah, lalu menaikinya hingga
melihat Baitullah , dan beliau lakukan di Marwah seperti apa yang beliau lakukan di Shafa."

D. Perintah Nabi Shalallaahu alaihi wasalam Kepada Para Sahabat Untuk Menjadikan
Haji Mereka Sebagai Umrah.

Hingga pada akhir putaran sa'inya ketika berada di bukit Marwah, beliau bersabda:
‫ي فَ ْليَ ِح َّل‬ َ ‫ى َو َج َع ْلتُ َها ُع ْم َرةً فَ َمنْ َكانَ ِم ْن ُك ْم لَ ْي‬
ٌ ‫س َم َعهُ َه ْد‬ َ ‫ق ا ْل َه ْد‬ ُ ‫ستَ ْدبَ ْرتُ لَ ْم َأ‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ستَ ْقبَ ْلتُ ِمنَ َأ ْم ِر‬
ْ ‫ى َما ا‬ ْ ‫اس لَ ْو َأنِّى ا‬
ُ َّ‫َيا َأ ُّي َها الن‬
ً‫َو ْليَ ْج َع ْل َها ُع ْم َرة‬

"Hai sekalian manusia, seandainya aku mengetahui (ketika permulaan melaksanakan haji ini)
apa-apa yang kuketahui sekarang ini, niscaya akau tidak akan membawa/menggiring binatang
hadyu, dan akan kujadikan (pekerjaan hajiku ini) sebagai umrah , maka barangsiapa di antara
kalian yang tidak menyertakan binatang hadyu bersamanya (yang tidak membawa binatang
hadyu,-Pent) hendaklah ia berta-hallul dan menjadikan (amalannya berupa thawaf dan sa'i yang
telah dilakukannya,-Pent) sebagai umrah."

Dalam riwayat lain beliau bersabda:

‫ص ُر ْوا َوَأقِ ْي ُم ْوا َحالَالً َحتَّى ِإ َذا َكانَ يَ ْو ُم الت َّْر ِويَ ِة فََأ ِهلُّ ْوا بَالِ ِح ِّج‬
ِّ َ‫صفَا َوا ْل َم ْر َو ِة َوق‬ ِ ‫َأ ِحلُّ ْوا ِمنْ ِإ ْح َرا ِم ُك ْم فَطُ ْوفُ ْوا بِا ْلبَ ْي‬
َّ ‫ت َوبَيْنَ ال‬
ً‫اج َعلُ ْوا الَّتِ ْي قَ ِد ْمتُ ْم بِ َها ُمتَ َعة‬ ْ ‫َو‬

"Bertahallullah dari ihram kalian, maka thawaflah di Baitullah dan di antara Shafa dan Marwah,
serta pendekkanlah (rambut-rambut kepala kalian), dan tinggallah (di Makkah,-Pent) sebagai
orang yang halal (yang tidak dalam keadaan berihram,-Pent) hingga datangnya hari Tarwiyah ,
maka berihram-lah untuk haji dan jadikanlah apa yang telah kalian datang dengannya sebagai
haji Tamattu'."

(Selanjutnya, Jabir Radhiallaahu anhu berkata:-Pent)

Maka bangkitlah Suraqah bin Malik bin Ju'syum (yang pada saat itu dia berada di kaki bukit
Marwah), ia berkata:

:‫اح َدةً فِ ْي ُأ ْخ َرى َوقَا َل‬ِ ‫صابِ َعهُ َو‬ َ ‫ َأ‬ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ َ‫ َألِ َعا ِمنَا َه َذا َأ ْم َألبَ ٍد؟ ف‬-‫ ُم ْت َعتَنَا؟‬:‫ َأ َرَأيْتَ ُع ْم َرتَنَا؟ – َوفِ ْي لَ ْف ٍظ‬،ِ‫س ْو َل هللا‬
ُ ‫شبَّ َك َر‬ ُ ‫يَا َر‬
‫ (ِإلَى َي ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة) "الَ" َب ْل َألبَ ٍد َأبَ ٍد‬-‫ت ا ْل ُع ْم َرةُ فِ ْي ا ْل َح َّج – َم َّرتَ ْي ِن‬
ِ َ‫د ََخل‬

"Ya Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang umrah kami ini? -Dalam redaksi yang lain:
Tamattu' kami ini?- Apakah hanya untuk tahun kita ini saja ataukah untuk selamanya? Maka
Rasulullah Shallallohu'alaihi wasallam; mencengkeramkan (menyatukan) jari-jari tangan
(kanannya,-Pent) pada jari-jari tangan (kiri-nya-Pent), dan berkata: 'Umrah telah masuk dalam
haji' (sampai hari Kiamat), bahkan sampai selama-lamanya."

E. Khutbah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam Menekankan Para Jama'ah Haji


Qiran Yang Tidak Menggiring Binatang Hadyu dan Para Jama'ah Haji Ifrad Untuk
Menjadikan Haji Mereka Sebagai Umrah.

Maka bangkitlah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menyampaikan khutbah kepada para
jama'ah haji, beliau memuji dan menyanjung Allah Subhannahu wa Ta'ala , lalu berkata:
َ‫ ا ْف َعلُ ْوا َما آ ُم ُر ُك ْم ِب ِه فَِإنِّى لَ ْو الَ َه ْديِ ْى لَ َحلَ ْلتُ َك َما ت َِحلُّ ْون‬،‫ص َدقُ ُك ْم َو َأبَ ُّر ُك ْم‬ ْ ‫اس!؟ قَ ْد َعلِ ْمتُ ْم َأنِّ ْي َأ ْتقَا ُك ْم هَّلِل ِ َو َأ‬
ُ َّ‫َأبِاهللِ تَ ْعلَ ُم ْونِ ْي َأ ُّي َها الن‬
َ ‫ق ا ْل َهد‬
‫ْى‬ ُ ‫ستَ ْدبَ ْرتُ لَ ْم َأ‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ستَ ْقبَ ْلتُ ِمنْ َأ ْم ِرى َما ا‬ ْ ‫ َولَ ِو ا‬، ُ‫ى َم ِحلَّه‬ ُ ‫َولَ ِكنْ الَ يَ ِح ُّل ِمنِّى َح َرا ٌم َحتَّى يَ ْبلُ َغ ا ْل َه ْد‬

"Demi Allah, wahai sekalian manusia Apa-kah kalian mengetahui aku!? Sungguh kalian telah
mengetahui bahwasanya aku adalah orang yang paling takwa kepada Allah di antara kamu,
paling jujur dan paling berbakti, laksanakanlah apa yang kuperintahkan kepada kalian, karena
pada hakikatnya kalau bukan karena binatang hadyu, niscaya aku akan bertahallul sebagaimana
kalian bertahallul, akan tetapi aku tidak bertahallul dari ihramku ini, sehingga binatang ini tiba di
tempat penyembelihannya (hingga disembelih,-Pent). Seandainya dahulu aku mengetahui
(berupa kesulitan) dalam urusan ini apa-apa yang kuketahui sekarang ini, niscaya aku tidak akan
menggiring binatang hadyu."

Maka bertahallul-lah semua jama'ah haji yang menyertai Rasulullah dan mereka memendekkan
rambut, kecuali Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dan mereka yang telah membawa binatang
hadyu, dan tidak ada di antara mereka yang meng-giring binatang hadyu, kecuali Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam dan Thalhah (bin 'Ubaidillah Radhiallaahu anhu ,-Pent).

F. Menuju Mina Pada Hari Tarwiyah.

Pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijjah,-Pent), para jama'ah haji berangkat menuju Mina.
(Ketika akan berangkat dari tempat tinggal mereka,-Pent) mereka berihram untuk haji (dengan
mengucapkan: "‫"لَبَّ ْي َك اللَّ ُه َّم بِ َح َّج ٍة‬,-pent).

Jabir aberkata: "Kemudian Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam masuk menemui 'Aisyah
Radhiallaahu anha (sebelum berangkat ke Mina,-Pent). Beliau dapati 'Aisyah sedang menangis,
maka beliau berkata: "Apa-kah gerangan yang menyebabkan engkau menangis?" 'Aisyah
berkata: "Keadaanku, aku sedang haidh sedangkan jama'ah haji telah bertahallul dan aku belum
bertahallul, dan belum melaksanakan thawaf (umrah) di Baitul-lah, sementara orang-orang
berangkat ke haji sekarang ini." Maka beliaupun bersabda:

َ‫ت َوال‬ ِ ‫اج َغ ْي َر َأنْ الَ تَطُ ْوفِ ْي ِبا ْلبَ ْي‬
ُّ ‫صنَ ُع ا ْل َح‬ ْ ‫سلِى ثُ َّم َأ ِهلِّى بِا ْل َح ِّج ثُ َّم ُح ِّجى َو‬
ْ َ‫اصنَ ِعى َما ي‬ ِ ‫ِإنَّ َه َذا َأ ْم ٌر َكتَبَهُ هَّللا ُ َعلَى بَنَا‬
ِ َ‫ت آ َد َم فَا َ ْغت‬
ْ‫ُصلِّى – فَفَ َعلَت‬ ِ ‫ت‬

"Sesungguhnya (haidh,-Pent) itu adalah suatu perkara yang telah ditentukan Allah atas para
wanita, maka mandilah kemudian ucapkanlah talbiyah untuk hajI, lalu hajilah dan lakukanlah
semua (amalan) yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak
boleh melakukan thawaf di Baitullah dan tidak boleh shalat , maka ('Aisyah) pun
melaksanakannya."

Kemudian Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengendarai (untanya untuk berangkat ke


Mina,-Pent). Beliau disana melaksanakan shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib, 'Isya' dan Shubuh ,
kemudian beliau tetap menunggu disana sejenak hingga matahari terbit , lalu menyuruh untuk
mendirikan sebuah Qubbah dari bulu unta yang dipersiapkan untuk beliau (berteduh ketika
wuquf) di Namirah.

H. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam Berangkat Menuju 'Arafah.

Lalu berangkatlah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dan orang-orang Quraisy dengan tidak
ragu. Namun beliau berhenti pada Masy'aril Haram yang terletak di Muzdalifah, disitulah tempat
turun beliau, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Quraisy di zaman Jahiliyyah. Kemudi-an
beliau melanjutkan perjalanannya hingga mendatangi (sebuah tempat dekat) padang 'Arafah, dan
beliau jumpai bahwasanya Qubbah (kemah) beliau telah dibangun di Namirah, lalu beliaupun
turun ditempat tersebut, hingga ketika matahari telah tergelincir, beliau memerintahkan agar unta
beliau " al-Qashwa' " segera dipasang pelananya, lalu beliau melanjutkan perjalanannya dan
memasuki tengah lembah.

I. Khutbah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di Arafah.

(Beliau bersabda:)

‫ش ْه ِر ُك ْم َه َذا ِف ْي بَلَ ِد ُك ْم َه َذا َأالَ ُك ُّل ش َْي ٍء ِمنْ َأ ْم ِر ا ْل َجا ِهلِيَّ ِة ت َْحتَ قَ َد َم َّى‬
َ ‫ِإنَّ ِد َما َء ُك ْم َو َأ ْم َوالَ ُك ْم َح َرا ٌم َعلَ ْي ُك ْم َك ُح ْر َم ِة يَ ْو ِم ُك ْم َه َذا ِف ْي‬
‫ض ْو ٌع‬ ُ ‫َم ْو‬

"Sesungguhnya darah-darah dan harta-harta kalian haram atas kamu sekalian seperti haramnya
harimu ini, di bulanmu ini, di negerimu ini. Ketahuilah segala sesuatu dari perkara Jahiliyyah
diletakkan dibawah kedua telapak kakiku ini.

‫س ْع ٍد فَقَتَلَ ْتهُ ُه َذ ْي ٌل‬


َ ‫ض ًعا فِ ْي بَنِى‬ ْ ‫ث – َكانَ ُم‬
ِ ‫ست َْر‬ ِ ‫ض ُع ِمنْ ِد َما ِءنَا َد ُم ا ْب ِن َربِ ْي َعةَ ا ْب ِن ا ْل َحا ِر‬ َ ‫ض ْو َعةٌ َوِإنَّ َأ َّو َل د ٍَم َأ‬
ُ ‫َو ِد َما ُء ا ْل َجا ِهلِيَّ ِة َم ْو‬
ُ‫ض ْو ٌع ُكلُّه‬ ُ ‫ب فَِإنَّهُ َم ْو‬ ِ ِ‫س ا ْب ِن َع ْب ِد ا ْل ُمطَّل‬ٍ ‫ض ُع ِربَا َعبَّا‬َ ‫ض ْو ٌع َو َأ َّو ُل ِربًا َأ‬ ُ ‫– َو ِربَا ا ْل َجا ِهلِيَّ ِة َم ْو‬

"Darah-darah dizaman Jahiliyyah diletakkan (dibatalkan dari tuntutan,-Pent) dan (tuntutan) darah
pertama yang dibatalkan di antara tuntutan darah-darah kami adalah darah Ibnu Rabi'ah bin al-
Harits, dia adalah seorang anak yang disusukan dikalangan Bani Sa'ad, lalu ia dibunuh oleh
seorang dari suku Hudzail. Riba Jahiliyyah pun dibatalkan dan riba pertama yang aku letakkan
(batalkan adalah riba milik 'Abbas bin 'Abdul Muththalib, semua riba itu dibatalkan."

‫ست َْحلَ ْلتُ ْم فُ ُر ْو َج ُهنَّ بِ َكلِـ َم ِة هَّللا ِ َولَ ُك ْم َعلَ ْي ِهنَّ َأنْ الَ يُ ْو ِطْئنَ فُ ُرشَـ ُك ْم َأ َحدًا‬ْ ‫سا ِء َوِإنَّ ُك ْم َأ َخ ْذ تُ ُم ْوهُنَّ بَِأ َما ِن هللاِ َوا‬
َ ِّ‫فَاتَّقُ ْوا هَّللا َ فِ ْي الن‬
ْ ‫ح َولَ ُهنَّ َعلَـ ْي ُك ْم ِر ْزقُ ُهنَّ َو ِك‬
ِ ‫س َوتُ ُهنَّ بِا ْل َم ْع ُر ْو‬
‫ف‬ ٍ ‫ض ْربًا َغ ْي َر ُمبَ ِّر‬ َ َّ‫ـوهُن‬ ْ َ‫تَ ْك َره ُْونَهُ فَِإنْ فَ َع ْلنَ ف‬
ْ ُ‫اض ِرب‬
"Bertakwalah kamu kepada Allah dalam (memperlakukan) para isteri, karena sesungguhnya
kalian mengambil mereka dengan amanah Allah, dan menghalalkan kemaluan-kemaluan mereka
dengan kalimat Allah. Kewajiban mereka atasmu yaitu mereka tidak boleh mempersilahkan
seorang pun yang tidak kamu senangi untuk masuk ke rumahmu. Dan apabila mereka melanggar
hal tersebut, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras dan tidak menyakitkan.
Dan kewajibanmu atas mereka yaitu memberi rizki (makan) dan pakaian dengan cara yang baik."

َ‫ نَ ْشهَ ُد َأنَّكَ قَ ْد بَلَّ ْغت‬:‫َاب هَّللا ِ َو َأ ْنتُ ْم تُ ْسَألُوْ نَ َعنِّى فَ َما َأ ْنتُ ْم قَاِئلُوْ نَ ؟ قَالُوْ ا‬ َ َ‫ضلُّوْ ا بَ ْع ُد ِإ ِن ا ْعت‬
َ ‫ص ْمتُ ْم بِ ِه ِكت‬ ُ ‫َوِإنِّى ق ْد تَ َر ْك‬
ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم َما – لَ ْن ت‬
)‫ت‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫ اللَّهُ َّم ا ْشهَ ْد اللَّهُ َّم ا ْشهَ ْد (ثَال‬:‫اس‬ِ َّ‫ فَقَا َل بَِأصْ بُ ِع ِه ال َّسبَـابَ ِة يَرْ فَ ُعهَا ِإلَى ال َّس َما ِء َويُ ْن ِكتُهَا ِإلَى الن‬. َ‫صحْ ت‬ َ َ‫َوَأ َّديْتَ َون‬

"Dan bahwasanya telah kutinggalkan padamu sesuatu yang menyebabkan kamu tidak akan
tersesat selama-lamanya jika kamu berpegang teguh padanya, yaitu "Kitabullah". Dan kamu akan
ditanya tentangku, maka apakah jawaban kalian? (Para Sahabat) berkata: 'Kami bersaksi
bahwasanya engkau telah menyampaikan (risalah Rabbmu), menunaikan (amanah) dan
menasihati (ummat), lalu beliaupun bersabda sambil mengangkat jari telunjuk-nya ke langit dan
menggerakkannya kepada para Sahabat (jama'ah haji): 'Ya Allah saksikanlah! Ya Allah
saksikanlah (beliau mengucapkannya tiga kali.'")

J. Menjamak Shalat di 'Arafah.

Kemudian Bilal mengumandangkan adzan satu kali, lalu membaca iqamah, maka Nabi pun
melaksanakan shalat Zhuhur, kemudian Bilal membaca iqamah sekali lagi, lalu Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan shalat ashar. Beliau tidak mengerjakan shalat (sunnah)
di antara kedua shalat tersebut. Kemudian beliau menaiki untanya hingga tiba di tempat wuquf,
beliau menjadikan perut untanya, al-Qashwa', rapat ke batu-batu gunung dan menjadikan tempat
berkumpulnya para pejalan kaki ber-ada didepannya, beliau mengahadap ke arah kiblat dan tetap
wuquf hingga matahari ter-benam dan hilangnya mega kuning, serta bola matahari tenggelam.
(Ketika wuquf beliau membonceng Usamah (bin Zaid,-Pent) dibelakangnya).

K. Bertolak Dari 'Arafah.

(Lalu) Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertolak (dari 'Arafah) dengan penuh ketenangan,
beliau menyempitkan kekang (kendali) unta al-Qashwa' hingga kepala unta itu menyentuh
tempat meletakkan kaki yang ada di kendaraan itu. Dan beliau memberikan isyarat dengan
tangan kanannya (kepada para jama'ah haji) seraya bersabda:

َ‫س ِك ْينَة‬
َّ ‫س ِك ْينَةَ! ال‬ ُ َّ‫َأ ُّي َهاالن‬
َّ ‫اس ال‬

"Wahai sekalian manusia tenanglah, tenanglah!"


Setiap kali beliau tiba dibukit pasir, beliau longgarkan kendali untanya sedikit hingga untanya
mendaki.

L. Menginap di Muzdalifah.

Sesampainya di Muzdalifah, beliau me-laksanakan shalat Maghrib dan 'Isya' dengan satu adzan
dua iqamah, beliau tidak shalat sunnah di antara kedua shalat itu. Kemudian beliau berbaring
(tidur) hingga terbit fajar Shubuh, lalu beliau mengerjakan shalat Shubuh setelah kelihatan jelas
masuknya waktu Shubuh dengan satu kali adzan dan satu kali iqamah.

Wuquf di Masy'aril Haram (Muzdalifah)

Kemudian Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam naik al-Qashwa' hingga tiba di "Masy'aril
Haram", beliau langsung menghadap kiblat lalu berdo'a kepada Allah, bertakbir dan bertahlil
(mengucapkan kalimat tauhid, Laa Ilaaha Illallaah) serta mentauhidkan-Nya. Beliau terus
melaksa-nakan wuquf ini hingga pagi hari telah sangat terang dan beliau berkata:

ٌ‫َوقَ ْفتُ َه ُهنَا َوا ْل ُم ْز َدلِفَةُ ُكلُّ َها َم ْوقِف‬

"Aku wukuf disini dan seluruh lokasi Muzdalifah adalah tempat wukuf."

M. Bertolak dari Muzdalifah untuk Melempar Jumratul 'Aqabah.

Sebelum matahari terbit, beliau bertolak (dari Muzdalifah ke Mina,-Pent), beliau membonceng
Fadhl bin 'Abbas, ia adalah seorang yang berambut indah, berkulit putih dan ber-paras tampan.
Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berangkat, maka ada beberapa wanita berlari
melewati beliau, Fadhl pun melihat kepada mereka (para wanita itu), maka Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam menempelkan tangannya diatas wajah Fadhl, lalu Fadhl memutar
wajahnya ke arah yang lain (agar dapat) melihat (mereka), maka beliaupun memutar tangannya
ke arah yang lain itu sambil memalingkan wajah Fadhl agar melihat ke arah lain, hingga beliau
tiba di lembah "Muhassir" dan sedikit mempercepat gerak (jalan) untanya.

N. Melempar Jumratul 'Aqabah (Jumratul Kubra) [Tanggal 10 Dzulhijjah].

Kemudian beliau menempuh jalan tengah yang tembus keluar menuju Jumratul Kubra hingga
tiba di Jamrah yang terletak di dekat pohon kemudian beliau melontarnya dengan tujuh batu
kecil sambil bertakbir (membaca:‫هَّللا ُ َأ ْكبَ ْر‬ ,-Pent) pada setiap lontaran yang batunya sebesar batu
yang digunakan untuk ketapel, beliau melontarnya dari tengah-tengah lembah sambil berkata:

ِ ‫لِتَْأ ُخ ُذ ْوا َعنِّي َمنَا‬


‫ بَ ْع َد َح َّجتِي َه ِذ ِه‬ ‫س َك ُك ْم فَِإنِّى الَ َأ ْد ِري لَ َعلِّى الَ َأ ُح ُّج‬
"Ambillah dariku manasik haji kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui, bisa jadi aku
tidak akan melaksanakan ibadah haji lagi setelah hajiku ini."

O. Menyembelih Binatang Hadyu dan Mencukur Gundul Rambut Kepala.

Lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam berangkat menuju lokasi penyembelihan dan
menyembelih 63 (enam puluh tiga) ekor unta dengan tangan beliau, kemudian diserahkan kepada
'Ali (bin Abi Thalib,-Pent). Lalu binatang kurban yang se-lebihnya disembelih oleh 'Ali dan
digabung-kan dengan binatang hadyunya. Lalu beliau memerintahkan untuk mengambil
sepotong daging dari setiap satu ekor unta hadyunya, kemudian dimasukkan kedalam periuk
untuk dimasak. Lalu beliau makan dari daging kurban itu dan meminum air kuahnya.

Dalam riwayat lain: "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menyembelih (hewan hadyu), lalu
mencukur (rambut kepalanya sampai bersih,-Pent), lalu beliau duduk di Mina pada hari Nahar
(10 Dzulhijjah,-Pent). Maka tidaklah beliau ditanya tentang suatu (pekerjaan yang dilakukan
pada hari itu) yang didahulukan sebelum yang lainnya, melainkan beliau menjawab: "Tidak
mengapa, tidak mengapa."

P. Menuju Makkah untuk Thawaf Ifadhah.

Kemudian Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengendarai untanya, lalu bertolak ke


Baitullah, kemudian melaksanakan thawaf ifadhah, dan beliau shalat Zhuhur di Makkah.
Kemudian beliau mendatangi Bani 'Abdul Muththalib yang sedang memberi minum air zam-zam
(kepada para jama'ah haji), lalu berkata:

ُ‫ش ِر َب ِم ْنه‬ ُ َّ‫ب فَلَ ْو الَ َأنْ يَـ ْغلِبَ ُك ُم الن‬


َ َ‫اس لَنَ َزعْتُ َم َع ُك ْم فَنَا َولُ ْوهُ َد ْل ًوا ف‬ ِ ِ‫اِ ْن ِزع ُْوا بَنِى َع ْب ِدا ْل ُمطَّل‬

"Timbalah (air zam-zam itu) wahai Bani 'Abdul Muththalib, kalau sekiranya (aku tidak merasa
khawatir) kamu akan dikalah-kan oleh para jama'ah haji atas pemberian minum ini, tentu aku
akan menimba dengan kalian, kemudian mereka meyerahkan setimba air zam-zam kepada
beliau, maka beliaupun meminumnya."

(Terjemahan hadits ini dinukil dan dipadukan dari beberapa sumber, yaitu Shahih Muslim bab
"Hajjatun Nabiyyi Shalallaahu alaihi wasalam 8/402-421 hadits No. 2941, Hajjatun Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam : 45-92 karya Syaikh al-Albani, dan Shifat Hajjatin Nabi Shalallaahu
alaihi wasalam karya asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zinu hal: 3-16.)

DASAR HUKUM HAJI


Firman Allah QS. Al-Imran: 97

َ‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِ ْيالً َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن هللاَ َغنِ ٌّي ع َِن ال َعالَ ِم ْين‬ ِ َّ‫َوهَّلِل ِ عَل َى الن‬
ِ ‫اس ِحجُّ البَ ْي‬

Artinya : “ Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. “

Firman Allah QS. Al-Baqoroh, Ayat 196

ِ ‫َوَأتِ ُّموْ ا ال َح َّج َوال ُع ْم َرةَ هَّلِل‬

 Artinya: “ Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah. ”

Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28

ٍ ‫ضا ِم ٍر يَْأتِ ْينَ ِم ْن ُكلِّ فَجٍّ َع ِم ْي‬


)27(‫ق‬ َ ‫َلى ُك ِّل‬ َ ْ‫اس بِال َح ِّج يَْأتُو‬
َ ‫ك ِر َجاالً َوع‬ ِ َّ‫َوَأ ِّذ ْن فِي الن‬

 )28( ‫َلى َما َر َزقَهُ ْم ِّم ْن بَ ِه ْي َم ِة اَأل ْن َع ِام‬


َ ‫تع‬ٍ ‫ فِ ْي َأي ٍَّام َّم ْعلُوْ َما‬ ِ‫ُوا ا ْس َم هللا‬
ْ ‫ُوا َمنَافِ َع لَهُ ْم َويَ ْذ ُكر‬
ْ ‫لِيَ ْشهَد‬

Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah
berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.

Sabda Rasulullah SAW :

ِ ‫وا ال َح َّج فَِأ َّن َأ َح َد ُك ْم الَ يَ ْد ِري َما يَع‬


 ُ‫ْرضُ لَه‬ ْ ُ‫تَ َع َّجل‬

Artinya “Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang tidak
akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR. Ahmad).

  

‫صوْ ِم‬َ ‫ َو‬،‫ت‬ِ ‫ َو َح ِّج البَ ْي‬،‫ت‬ َّ ‫ َوِإقَ ِام ال‬،ِ‫ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬،‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬
ِ ‫ وَِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا‬،‫صالَ ِة‬ ٍ ‫اال ْسالَ ُم عَل َى َخ ْم‬
ِ ‫بُنِ َي‬
‫ان‬
ِ ‫ض‬ َ ‫َر َم‬
“Islam itu didirikan di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan  puasa di
bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)

‫احلَةً فَلَ ْم يَ ُح َّج فَالَ َعلَ ْي ِه َأ ْن يَ ُموْ تَ يَهُوْ ِديًا َأوْ نَصْ َرانِيًا‬
َ ‫َم ْن َملَكَ زَادًا َو َر‬

“Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak berhaji, hendaklah ia mati
dalam keadaan menjadi orang Yahudi, atau Nasrani”. (HR. At-tirmidzi dari Ali).

BAB III
PENUTUP

1.    KESIMPULAN

Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal
badahdengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-
syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.Umrah ialah menziarahi
ka’bah, melakukan tawaf disekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau
menggunting rambut.Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah
haji.Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.Dasar Hukum Perintah Haji
atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah
harus memenuhi syarat, rukun dan wajibhaji atau umroh.

Anda mungkin juga menyukai