Anda di halaman 1dari 98

Rahasia Mudah Menulis Artikel

Sebuah Motivasi Menulis Untuk Kaum Milenial


Undang-Undang No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri
atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian
ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar;
dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Rahasia Mudah Menulis Artikel
Sebuah Motivasi Menulis Untuk Kaum Milenial

Mohammad Hafid, LC., M.H.

Penerbit Chandra Semesta


Rahasia Mudah Menulis Artikel Sebuah Motivasi Menulis Untuk
Kaum Milenial

Mohammad Hafid, Lc., M.H.

Penyunting: Ulinnuha
Tata Letak: Syamsul Hidayat
Desain Cover: Mastersyah
Ukuran: x + 86: 15.5x23 cm
Cetakan Pertama: Februari 2021

Hak Cipta 2021, Pada Penulis


Isi diluar tanggung jawab penerbit
Copyright © 2021 by Chandra Semesta
All Right Reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT CV. CHANDRA SEMESTA


Komp. MCI Blok F.10 No. 11 RT.002 RW. 17 Kel. Cimuncang
Kecamatan Serang Kota Serang – Banten
WA: +62 813-8055-4478 E-mail: mastersyah@gmail.com
KATA PENGANTAR

Oleh:
ALI MAKKI, M.Pd.I
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah As-Salafiyah (STISA)
Sumber Duko Pamekasan, Jawa Timur

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Robbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah


SWT, shalawat dan salam semoga tetap mengalir deras kepa-
da sang reformis dunia, Nabi Muhammad SAW. Semoga kita
mendapatkan aliran syafaatnya. Amien…

Selanjutnya, menulis merupakan suatu kegiatan mulia


untuk menciptakan catatan atau informasi kepada diri dan
orang lain. Tidak sedikit dari masyarakat sekitar kita yang sam-
pai saat ini masih belum bisa menulis dengan baik dan benar
karena merasa bingung dan kurang pede dalam mengungkap-
kan ilmu pengetahuan tersebut dengan bentuk tulisan.
Perasaan bingung dan kurang pede itulah yang menjadikan kita
kurang produktif dalam menulis.

Buku karya Mohammad Hafid, Lc,. M.H dengan judul


“Rahasia Mudah Menulis Artikel” merupakan solusi alternatif
bagi para penulis pemula dan khalayak umum agar keinginan
menulis mudah tercapai dan menjadi penulis yang handal dan
produktif. Konten kajian buku ini terdapat tips-tips atau langkah-

v
langkah menulis dengan mudah, baik dan benar sesuai dengan
yang diharapkan oleh penulis dan pembaca.

Oleh karena itu, saya mengucapkan selamat dan sukses


kepada penulis atas terbitnya buku ini, semoga selalu diberi
kesehatan dhahir bathin dan kesempatan untuk selalu berkar-
ya, berkhidmah untuk agama, nusa dan bangsa. Amien…

Pamekasan, Februari 2021

Ketua STISA

vi
PRAKATA

Tiada kata yang paling pantas untuk dikedepankan oleh


penulis kecuali ungkapan puja dan puji syukur kehadirat Allah
swt atas kasih dan sayang serta ridha-Nya. Karena berkat itu
semua, penulis bisa tetap aktif bikin beberapa artikel berkaitan
dengan kepenulisan.
Terimakasih penulis sampaikan kepada keluarga besar
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah As Salafiyah Sumber Duko Pakong
Pamekasan yang telah memberikan kesempatan berharga bagi
saya dalam berkiprah di dunia akademis sebagai pendidik.
Tak lupa, penulis juga ucapkan ribuan terima kasih kepada
ayahanda, ibunda (Allah yarhamha), kakanda, adinda, anakku
tercinta, seseorang yang pernah bersama saya meniti hidup
selama 6 tahun, serta seluruh teman-teman dosen yang telah
memberikan dukungan moril dan materil terhadap penulis da-
lam menyelami dunia keilmuan hingga penulis bisa melahirkan
karya ini.
Terakhir, penulis yang terhitung pemula sangat menyadari
tentunya dalam artike-artikel dalam buku ini masih terdapat
ribuan kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharap
saran serta kritikan demi kebaikan untuk kedepannya.

Pamekasan, 02 Februari 2021

Mohammad Hafid

vii
viii
DAFTAR ISI

PRAKATA ..........................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

BAGIAN I TEORI DAN TEKNIK MENULIS ARTIKEL.................... 1


Kita dan Dunia Kepenulisan ............................................................. 1
Spirit Literasi Baca-Tulis Dalam Al-Qur’an ....................................... 3
Sembilan Manfaat Menulis ................................................................ 6
Tips-Tips Menulis ............................................................................... 9
Tiga Langkah Mudah Menulis.......................................................... 14
Proses Kreatif Menulis ..................................................................... 19
Teknik Menulis Paragraf .................................................................. 23
Milenial dan Artikel ........................................................................... 24
Pengertian Artikel ............................................................................. 25
Gaya Penulisan Artikel..................................................................... 25
Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah Populer .................................. 27
Teknik Menulis Artikel Ilmiah Populer.............................................. 30
Menulis Berita ................................................................................. 32
Adab-Adab Menulis .......................................................................... 36

BAGIAN II CONTOH-CONTOH ARTIKEL KEISLAMAN DAN


PERCINTAAN ............................................................... 39
(1) Sejarah Ringkas Masa Pengasuhan Nabi Muhammad
Saat Masih Kecil ..................................................................... 39
(2) Empat Pelajaran Penting dari Kisah Kelahiran dan
Pengasuhan Nabi Muhammad SAW ..................................... 43
(3) Biografi Ringkas Sayyidah Aisyah: dari Kelahiran sampai
Masa Pernikahan .................................................................... 49

ix
(4) Benarkah Rasulullah Dzalim Menikahi Aisyah Saat Masih
Gadis? Berikut Jawaban Syekh al-Buthi ................................ 53
(5) 18 Desember Hari Bahasa Arab Sedunia, Inilah Enam
Keistimewaan Bahasa Arab Menurut Ulama .......................... 57
(6) Memeringati Hari Bahasa Arab Dunia, Ini Urgensi Bahasa
Arab dalam Memahami Hukum Islam..................................... 61
(7) 22 Desember Hari Ibu, Inilah Penghargaan Islam Ter-
hadap Seorang Ibu .................................................................. 65
(8) Renungan di Tahun Baru 2020 ............................................... 71
(9) Apakah Kotoran Cicak Najis Menurut Ulama Fikih? Ini
Penjelasannya ......................................................................... 75
(10) Muridku, Maafkan Saya Mencintaimu..................................... 79

Biografi Penulis .............................................................................. 85

x
Kita dan Dunia Kepenulisan
Suatu hal yang tak kalah penting dalam kehidupan
manusia adalah menulis. Karena jelas, aktifitas menulis dapat
mengabadikan dan mendokumentasikan ide, gagasan,
pemikiran, pengetahuan serta ilmu.
Kekuatan tulisan sangat mengagumkan. Umurnya jauh
melebihi umur manusia. Contoh kongkretnya bisa kita lihat
bahwa ribuan peninggalan ulama-ulama salaf yang sudah
berabad-abad lamanya tetap masih kita nikmati sampai detik
ini. Dari itu, kita harus melirik sekilas, bagaimana para ulama
terdahulu menjadikan profesi menulis sebagai sebuah tradisi
dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Fakta demikian
sangat jauh berbeda dengan ulama-ulama zaman sekarang.

Para ulama terdahulu rata-rata di samping berdakwah


dan bekerja juga menyisihkan waktunya untuk menulis. Tidak
hanya satu dua halaman yang mereka tulis, akan tetapi bisa
mencapai puluhan bahkan ratusan halaman setiap harinya.
Padahal tingkat kesulitan yang dialami mereka saat menulis

1
akibat terbatasnya sarana sungguh tidak bisa kita bayangkan.
Belum ada kertas, bolpoin, apalagi komputer, laptop dan media
lainnya seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Menulis memang tidak semudah berbicara. Ia butuh


latihan dan latihan yang terus menerus. Berbeda dengan
berbicara yang tidak begitu banyak membutuhkan latihan.
Demkian, bisa dibuktikan dengan fakta bahwa nyaris semua
manusia yang lahir ke dunia ini ternyata bisa berbicara. Tapi
tidak untuk sebaliknya. Alasan mendasar perbedaan antar
keduanya terletak pada factor natural yang sudah menjadi
bawaan sejak lahir. Di sana potensi mendengar dan berbicara
lebih awal mendapat sentuhan ketimbang potensi menulis.

Selain itu, karena potensi berbicara tidak membutuhkan


paragraf, dan banyak kaidah-kaidah kebahasaan meliputi,
susunan kosa kata, kesatuan ide dan perpaduan kalimat.
Sehingga alasannya jelas. Kenapa menulis dirasa sangat berat
untuk dilakukan. Tapi faktanya, menulis ternyata tidak berat.
Tidak seberat apa yang mereka bayangkan. Jika ditekuni
dengan serius dan bersabar menulis itu mudah. Tidak butuh
banyak modal apalagi biaya untuk menekuni bidang ini.

Coba buktikan, Anda yang terhitung kaum milenial,


menuangkan unek-unek, ide, pikiran, keluh kesah dan lain
sebagainya cukup hanya mengambil handphone lalu buka media
sosial serta menuangkannya lewat tulisan. Tapi yang namanya
tulisan, tidak hanya sekadar satu dua kalimat. Harus disusun

2
menjadi paragraf yang dilengkapi dengan judul agar terkesan
berbobot dan professional.
Intinya, penulis ingin menyampaikan pesan dan kesan
bahwa menulis itu mudah. Agar bayangan dalam diri banyak
orang khususnya kaum milenial tentang sulitnya menulis dapat
sirna dan berubah.

Spirit Literasi Baca-Tulis dalam Al-Qur’an


Disadari atau tidak bahwa minat dan daya baca umat
Islam khususnya di Indonesia sangat memperihatinkan.
Mereka lebih mementingkan bertutur, menonton dan
mendengar daripada membaca.
Banjirnya perkembangan teknologi yang ditandai dengan
derasnya arus internet dan Hp cerdas, semakin menambah
parah keperihatinan. Bagaimana kebudayaan umat islam
menjadi gemilang dan terpandang jika kondisi ini terus
berkembang?

Maka dari itu penulis tertarik untuk mengetengahkan


spirit al-Qur’an tentang pentingnya literasi baca- tulis sebagai
berikut:

1. Perintah membaca dan menulis


Firman Allah SWT. yang tertuang dalam surah al-Alaq
ayat 1-5 berikut:

3
‫) ا ْق َر ْأ َو َربُّ َك ْاْلَ ْك َر ُم‬2( ‫ق‬
ٍ َ‫ان ِمنْ َعل‬
َ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬
ِْ ‫ق‬َ َ‫) َخل‬1( ‫ق‬ ْ ‫ا ْق َر ْأ بِا‬
َ َ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذي َخل‬
)5( ‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
َ ‫س‬ ِ ْ ‫) َعلَّ َم‬4( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم ِبا ْلقَلَ ِم‬3(
َ ‫اْل ْن‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (5)”.

Ayat di atas menginginkan revolusi besar-besaran


dari suatu masyarakat yang jauh dari tradisi baca tulis
dan dari suatu bangsa yang sangat rendah menjadi
bangsa yang paling mulia. Karena jika tidak ada tulisan
tentu pengetahuan tidak akan terekam, agama akan
sirna dan bangsa belakangan tidak akan pernah
mengenal sejarah peradaban umat sebelumnya.
2. Filosofi iqra’ (perintah membaca)
Perintah membaca sebagai wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Mengindikasikan begitu pentingnya perihal membaca
sehingga Nabi Muhammad SAW diharuskan membaca
yang berarti menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui dan lain sebagainya.
Hal ini, tidak lain kecuali bahwa salah satu tugas
manusia dalam kehidupan ialah membaca hingga
menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan.

4
3. Perintah mencari ilmu pengetahuan dan inspirasi
tradisi manajemen. Perintah mencari ilmu pengetahuan
selain dari surah al-Alaq di atas dapat ditemukan dalam
subtansi yat 31 al-Baqarah, ayat 179 al-A’raf, ayat 9 al-
Nisa’, ayat 2 al-Jumu’ah, ayat 11 al-Mujadalah, ayat 43 al-
Nahl, dan ayat ke 9 al-Zumar.
Subtansi dari kepada semua ayat ini memerintahkan
umat manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan,
karena ilmu pengetahuan merupakan syarat utama
diraihnya perihal mengetahui dirinya, apa yang mesti
dilakukan dan kemana harus melangkah. Ilmu
pengetahuan dan tulis menulis merupakan suatu hal
yang Tak dapat dipisahkan sehingga perintah untuk
mencari ilmu pengetahuan juga menjadi perintah
untuk mengembangkan budaya tulis menulis. Karena
tulisan menjadi sarana bagi ilmu pengetahuan untuk
selalu dikembangkan dari generasi ke generasi
berikutnya.
Sementara ayat yang berbicara terkait tradisi
manajemen dapat disingkap dalam ayat ke 282 QS. Al-
Baqarah dan ayat ke 33 QS. Al-Nur, yang mana hal ini
mengarah kepada fungsionalitas tulisan sebagai bukti
otentik yang efektif dalam perdagangan demi
melindungi hak-hak secara benar.

5
4. Penyebutan seperangkat peralatan kegiatan baca-tulis
Selain terdapat perintah membaca dan menulis serta
perintah mencari ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an
juga menyebut seperangkat peralatan kegiatan baca-
tulis, seperti, kata midad (tinta), qalam (pena), qirthas
(kertas), lauh (batu tulis), raqq (lembaran) dan shuhuf
(helai kertas). Puncaknya, menandakan bahwa al-
Qur’an hanya ingin menekankan terhadap budaya baca
tulis agar betul-betul terbumikan dalam masyarakat
sehingga peradaban menjadi maju dan gemilang
sebagaimana Allah mengubah peradaban jahiliyah
menuju peradaban ilmiyah. (“al-Qur’an Dan Litersi”
karya Ali Romdhoni, MA, 2015).

Sembilan Manfaat Menulis


Menulis memiliki banyak kelebihan daripada berbicara
dan lain sebagainya. Karena di dalamnya memang banyak
menyimpan kemanfaatan yang tentunya tidak ditemukan pada
selainnya. Sekian banyak kemanfaatan yang terdapat dalam
sebuah tulisan bisa difokuskan pada sembilan poin berikut:
1. Menulis ialah dunia tanpa batas
Menulis bisa menjadi pilihan efektik untuk
mengungkapkan ekspresi sebebas-bebasnya
berdasarkan maksud dan tujuannya. Positif atau
negatif, baik atau buruk, jahat atau mulia, bisa kita

6
ungkapkan melalui tulisan, bergantung kita mau
memilih jalan mana.

2. Menulis menjadi profesi seumur hidup


Profesi apapun pasti terikat dengan waktu. Ia akan
mengalami ke-mandek-an pada waktunya. Berbeda
dengan menulis. Ia akan terus menjadi profesi tanpa
batas waktu dan usia. Ia akan terus mengalir selama
hayat masih di kandung badan.

3. Menulis itu menyehatkan dan menjadi terapi


Bagian dari manfaatan menulis ia dapat menyehatkan
dan membahagiakan. Contohnya, saat kita mengalami
kesedihan lalu kita tuangkan dalam bentuk tulisan
maka kebahagiaan akan datang. Begitu juga kesusahan
akan berganti keceriaan saat kita menulis. Puncaknya
menulis itu dapat menyehatkan jasmani dan rohani.
Di samping itu, menulis juga menjadi terapi bagi
seseorang yang sedang mengalami penyakit tertentu.
Tekanan dari efek penyakit yang dialami akan
berkurang dan bahkan menjadi hilang saat ia
menuangkan dalam bentuk tulisan.

4. Menulis menjadi media dakwah yang efektif


Tulisan bisa menjadi media dakwah yang sangat
efektif, khususnya bagi kaum milenial. Mereka lebih
tercerahkan dari dakwah melalui tulisan. Karena

7
mereka akan lebih leluasa memiliki waktu untuk
menyerap pemahaman. Mereka bisa berulangkali
membaca sebanyak mungkin dari dakwah yang
disampaikan melalui tulisan.

5. Berbagai potensi diri bisa dioptimalkan melalui tulisan


Akal bisa terasah, pengetahuan bisa bertambah,
pikiran bisa sistematis serta logis dengan terbiasa
membuat sistematika penulisan. Begitu juga hati dapat
terbuka dan jiwa bisa peduli akibat terbiasa menulis.

6. Tulisan bisa menjadi rekaman sejarah dan jejak


kehidupan
Kejadian-kejadian masa lalu tentunya tidak akan
sampai kepada kita semua tanpa adanya sebuah
tulisan. Kita mengetahuai rekam jejak kehidupan masa
silam juga berkat adanya tulisan. Jadi tulisan dan
sejarah kehidupan masa silam tidak bisa dipisahkan.

7. Kristalisasi hikmah bisa efektif jika dituangkan dalam


bentuk tulisan
Dalam kehidupan pastinya banyak sekali muatan
hikmah yang nampak. Jika ia dibiarkan berlalu begitu
saja, tanpa diabadikan dengan bentuk tulisan tentunya
akan hilang dan tidak sampai kepada banyak orang.
Jadi, tulisan bisa menjadi pengawet keberadaan

8
hikmah yang puncaknya akan tersebar dan tersiar
kepada banyak orang.

8. Tulisan bisa membuka jendela dunia


Karya hasil tulisan kita bisa tersebar keberbagai
pelosok bahkan dunia sekalipun. Kita memang tidak
mungkin menjelajah dunia. Tapi dengan karya tulisan
kita akhirnya bisa menjelajahi dunia yang belum
pernah sama sekali kita hampiri.

9. Menulis itu dapat mengikat makna


Membaca artinya kita berproses menangkap makna.
Makna yang sudah ditangkap akhirnya akan lenyap
ditelan masa jika dibiarkan begitu saja tanpa ada
pengikatnya. Sedang tulisan menjadi satu-satunya
pengikat dari makna yang sudah ditangkap.
Lihat: Cahyadi Takariawan, Langkah Mudah Membuat
Buku, hal. 2-3 (ebook)

Tips-Tips Menulis
Menulis butuh keberanian dalam segala hal. Berani
mematahkan keraguan dan kebingungan untuk menulis. Berani
memulai. Berani menyisihkan waktu untuk menulis. Berani
membiasakan menulis. Berani mempublikasikan tulisan

9
khususnya di media sosial. Berani menerima kritikan baik
manis ataupun pahit.
Intinya, kita tidak akan bisa menulis tanpa perjuangan
dan keberanian. Karena kemampuan menulis kedatangannya
tidak seperti kematian, yang pasti datang dan menjemput kita.
Coba kita lihat, semua penulis terkenal pasti sudah
mengerahkan perjuangan dan keberaniannya sebelum menjadi
terkenal.
Hanya saja, di samping perjuangan dan keberanian itu,
para pakar yang sudah lama bergelut dalam dunia kepenulisan
menawarkan tips-tips tentang kepenulisan. Agar kita selalu
tergerak dan termotivasi untuk senantiasa menulis serta agar
kita bisa menemukan kemudahan dalam usaha dan
perjuangan.

Beberapa tips yang ditawarkan oleh mereka terangkum


dalam beberapa poin berikut:

1. Menghilangkan kesalahan yang seringkali dilakukan


penulis pemula. Penulis pemula biasanya memiliki
persepsi yang lengket dalam dirinya layaknya benalu
bahwa menulis itu sulit, butuh bakat dan tidak semua
orang bisa melakukan. Sehingga kemauan, tekad dan
kepedean menjadi loyo. Akhirnya, mood dikambing
hitamkan dalam setiap hendak menulis.
Solusinya mudah, tinggal kita harus menentukan
tujuan yang jelas dan tidak abu-abu. Misalnya, ingin

10
menasehati diri, ingin menenangkan diri, ingin
menghibur diri, ingin berdakwah dan lain sebagainya.
Sehingga kita tidak akan peduli pada siapa dan apapun.
Menarik atau tidak yang penting bisa sampai pada tujuan.

2. Membiasakan diri dan selalu konsisten dalam kepenulisan


Pembiasaan diri dalam kepenulisan bagi pemula dapat
dilakukan dengan menggunakan metode 30MM (30 Menit
Menulis). Metode ini harus dilakukan setiap hari. Artinya,
kita harus benahi dalam setiap hari menyisihkan waktu
selama 30 menit untuk menulis.
Tulislah apapun yang dapat kamu tulis dalam waktu 30
menit. Tidak usah hiraukan tentang kesalahan dalam
pengetikan, kesalahan bahasa, kesalahan ejaan, kesalahan
susunan kalimat serta tidak usah peduli pada panjang
pendeknya. Pokoknya tugas kita itu menulis selama 30
menit. Baru setelah selesai entah langsung atau sebelum
masuk pada hari berikutnya tugas kita ialah melihat dan
mengedit karya yang sudah dihasilkan selama 30 menit
yang sudah berlangsung.
Selanjutnya, agar kebiasaan dan konsistensi tetap stabil
seitdaknya dijaga dengan penentuan tempat, waktu serta
alat yang digunakan untuk menulis. Tentukan tempatnya
sebaik mungkin, misalnya di kamar atau dihalaman.
Tentukan waktunya, misalnya pagi, sore atau tengah
malam. Dan tentukan juga alat yang digunakan misalnya
komputer atau handpone.

11
Dengan asosiasi waktu, tempat dan alat itulah
kebiasaan serta konsistensi utuk menulis bisa terus
diingatkan. Misalnya kita sudah berada di tempat yang
sudah ditentukan untuk menulis maka kita akan teringat
untuk menulis. Begitu juga pada waktu dan alat.

3. Tampil berani dan percaya diri dalam menulis


Keberanian dan kepedean menulis bisa tetap utuh dalam
diri kita di saat kita tidak membandingkan hasil karya kita
yang masih tergolong pemula dengan karya penulis-
penulis hebat di atas kita. Cukuplah kita belajar saja dari
tulisan-tulisan mereka. Tidak usah membandingkan.
Jika terpaksa ingin tetap membandingkan maka carilah
perbandingan yang selevel. Misalnya, membandingkan
karya kita dengan sesama karya penulis pemula. Maka
kita tidak akan down dan tidak akan patah semangat
untuk tetap menulis.

4. Menyusun ide atau gagasan


Ide atau gagasan bisa ditemukan dengan cara banyak
membaca, baik membaca buku, artikel online atau ofline,
keadaan, situasi dan membaca alam. Di samping itu,
kadang muncul ketika nonton tv, mendengarkan musik
dan melakukan perjalanan.
Setelah ide ditemukan baru tahap selanjutnya masuk
pada pengembangan dan penyusunan. Demikian bisa
dilakukan dengan metode mand mapping, yakni membuat

12
cabang sebanyak mungkin dengan cara menuliskan bagan
di kertas. Lalu hubungkan beberapa cabang di bagan
tersebut pada ide dan gagasan yang sudah ditermukan.

Selain itu, cara mengembangkan gagasan juga bisa


dilakukan dengan melakukan tiga cara. Yakni, eksplorasi,
elaborasi, sistesis.
Eksplorasi berarti menggali sesuatu yang baru. Tulisan
yang tidak dihasilkan dari ekplorasi terlebih dahulu biasanya
menjadi monoton dan tidak begitu menarik bagi pembaca.
Maka sudah menjadi tanggung penulis untuk menampilkan
sesuatu yang baru dalam tulisannya, baik tema, pesan dan lain
sebagainya tanpa harus meninggalkan karakteristiknya.

Sedang elaborasi bermakna ketekunan dan kecermatan


dalam menggarap. Tulisan yang digarap secara tekun dan
cermat ialah bagian dari tanggung jawab penulis, agar karya
yang dihasilkan bisa dipertanggung jawabkan.

Elaborasi ini bisa diwujudkan dengan cara melakukan


aktifitas sebelum, sedan dan sesudah penulisan. Misalnya,
melakukan riset sebelum penulisan, memperhatikan ejaan
bahasa Indonesia dan mem-publish karya di media dan lain
sebagainya.
Terakhir, sintesis artinya memadukan kedua hal untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Misalnya memodifikasi
tulisan-tulisan sebelumnya dari penulis lain dan disampaikan
dengan gaya baru dalam hasil karya kita.

13
Tiga Langkah Mudah Menulis
Fakta mengatakan bahwa sekalipun banyak orang yang
berpendidikan biasa berkecimpung dalam tulis-menulis,
namun ternyata tidak banyak yang bisa menghasilkan karya
tulis. Mereka seakan-akan tidak merasa tidak bisa menulis.
Padahal jika digeluti dengan sebaik-baiknya bisa menjadi
mediasi untuk menghasilkan karya.

Mereka ternyata salah paham bahwa menulis itu


memerlukan bakat. Otaknya terdoktrin dengan pemahaman
yang salah. Sehingga sulit untuk termotivasi untuk menulis.
Padahal menulis tidak sesulit yang dibayangkan. Ia hanya
memerlukan tiga langkah berikut:
Pertama, Adanya modal menjadi penulis.

Menulis itu butuh modal layakanya orang yang


ingin berbisnis. Ia tidak datang dengan sendirinya. Kita
harus memiliki modal untuk menulis agar kita kita bisa
menjadi penulis. Ada enam poin pokok yang bisa
dijadikan modal utama bagi kita untuk menulis. Yakni:
 kemantapan tekad serta kemauan untuk terus
menulis secara konsisten.
 banyak membaca, menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan.
 banyak bersosialisasi menyelami kehidupan yang
lebih baik.
 belajar bahasa dan kosa kata kepenulisan.

14
 memiliki sarana kepenulisan, seperti komputer,
hp dan lain sebagainya.
 adanya tekad yang kuat untuk membuat tulisan
yang bagus dan bermutu.

Kedua, Mulai menulis jangan tunda lagi.


Adanya modal di atas, harus diterapkan langsung
dengan memulai menulis. Tidak boleh ditunda-tunda lagi
dengan mengatakan sebentar lagi. Segera dilksanakan.
Tidak usah mengungkapkan alasan apapun. Apa yang
hendak ditulis? Tentu pertanyaan ini menjadi unek-unek
dari setiap penulis pemula yang membingungkan. Bahkan
tidak jarang pertanyaan ini bisa membuatnya malas
menulis.

Padahal, jika kita mau, dengan memulai


menentukan genre tulisan, entah fiksi atau nonfiksi
tentunya akan banyak menemukan materi yang perlu
dituangkan dalam bentuk tulisan.
Contohnya, jika kita mengambil genre fiksi maka
kita bebas menghayal dalam tulisan dari apa yang kita
alami, keberadaan sekitar kita dan bahkan keberadaan
alam sekalipun. Begitu juga jika kita menentukan genre
nonfiksi, kita bisa menuangkan apapun yang sudah kita
alami. Mulai dari hal-hal yang paling kecil hingga pada
yang besar sekalipun. Intinya fiksi itu menitik beratkan

15
pada hayalan, sedang nonfiksi menuangkan fakta-fakta
yang terjadi dalam keidupan disertai tafsiran kita.
Teknisnya, menulis bisa dimulai dari mana saja.
Letupan emosi, umpatan, jeritan, curhatan, berterima
kasih dan bersyukur bisa dijadikan permulaan tulisan.
Sederhananya catatan harian kehidupan kita atau orang
lain bisa menjadi bahan tulisan kita. Intinya, tulislah apa
yang disenangi tanpa harus menunggu punya mentor.
Lebih jelasnya, untuk penulis pemula harus
memberanikan diri atau memaksakan diri memulai
menulis. Tidak usah memikirkan hasil tulisannya dulu.
Salah ketik, salah kosa kata, salah tanda baca dan
kesalahan lainnya. Hindari editing dan koreksi di tengah-
tengah menulis. Biar cepat ada hasilnya. Barulah setelah
dianggap selesai menulis cari waktu lain untuk
mengoreksi dan mengedit tulisan.

Selanjutnya, bahan yang paling mudah dijadikan


materi tulisan dapat dilihat dalam beberapa poin berikut:
1) Menulis kegiatan yang sudah dilakukan kemarin.
Sediakan waktu sejenak untuk mengingat-ingat
kembali apa yang pernah dilakukan kemarin. Mulai
dari bangun tidur hingga akan tidur kembali. Lalu
tuliskan semuanya tanpa memikirkan sistematika
penulisan dulu, yang penting tulis saja.

16
2) Menulis rencana kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari
bangun tidur hingga tidur kembali juga bisa menjadi
bahan tulisan. Tinggal kita memberanikan diri
menyiapkan waktu di malam harinya untuk
menyusun lewat tulisan.
3) Menarasikan ulang hasil bacaan
Gunakan waktu sejenak untuk membaca. Entah buku,
artikel atau lain sebaginya. Lalu tuangkan hasil
bacaan tersebut melalui tulisan. Tapi dengan syarat
harus menggunakan narasi pribadi bukan narasi yang
digunakan oleh penulisnya.
4) Menuliskan apa yang sudah didengar, dilihat dan
dialami
Ikut forum pengajian, diskusi ataupun kumpulan lain
sebagainya bisa menjadi bahan tulisan. Tulislah
apapun yang didapat dari forum-forum kegiatan
dimaksud. Tidak usah sungkan apalagi berfikir salah
dalam sistematik kepenulisan. Tidak hanya itu, hasil
dari mendengar curhatan orang lain juga bisa
dituangkan dalam bentuk tulisan. Bahkan hasil dari
tontonan film di televisi ataupun lainnya sangat bagus
dituangkan dalam melatih diri untuk terbiasa
menulis.
5) Menuliskan riwayat hidup, kisah dan kesulitan yang
dialami

17
Riwayat hidup kita ataupun orang lain bisa dijadikan
sebagai kisah kehidupan dalam bentuk tulisan. Mulai
dari kelahiran, proses pendidikan, proses menemukan
teman hidup hingga pada kesusahan-kesusahan yang
nampak dalam kehidupan layak dijadikan materi
tulisan kita.
Intinya, tidak alasan bagi kita untuk tidak menuis.
Karena semuanya bisa menjadi bahan yang mudah untuk
melatih menulis. Ayo beranikan diri untuk menulis.
Jangan biarkan hidup kita berhenti pada saat hembusan
nafas terakhir. Abadikan dalam bentuk karya tulis yang
bisa dinikmati oleh anak cucu kita.

Ketiga, promosi dan publikasi karya.

Baru setelah tulisan dianggap selesai perlu


dipublikasikan dan dipromosikan. Entah melalui bentuk
apapun, tapi yang jelas untuk kaum milenial yang paling
praktis saat ini ialah media sosial. Seperti facebook,
whatsaap, blog dan lain sebagainya.
Alasannya sangat sederhana, tulisan yang sudah kita
buat perlu diperlihatkan pada orang lain demi perbaikan
pada tulisan selanjutnya. Di samping itu, kita juga butuh
apresiasi. Dari itu, tulisan yang sudah mendapat apresiasi
dari orang lain membawa penulisnya pada kebahagiaan
tersendiri.

18
Setelah itu, yang perlu dipahami tulisan yang
mendapatkan kritikan dari orang lain tidak perlu
dianggap sebagai sebuah kegagalan. Ia harus diartikan
sebagai pecut dan cambuk motivasi. Agar lebih semangat
lagi serta lebih berhati-hati dalam membuat tulisan. Guna
menghasilkan karya yang lebih baik.
Lihat: cahyadi takariawan, menulis semudah bernafas,
hal. 6-9 (ebook-pdf)

Proses Kreatif Menulis


Modal utama agar bisa kreatif menulis ialah memiliki
sikap peka dan kritis. Peka dan kritis terhadap teks kehidupan,
baik yang terlihat ataupun yang tidak, baik yang tertulis
ataupun tidak, baik yang tersurat ataupun tidak.
Penulis yang kreatif dan baik selalu mengasah kepekaan
dan sikap kritis secara terus menerus tentang apapun yang
dirasa menarik. Semua yang terekam baik ide, gagasan ataupun
peristiwa selalu dipertanyakan, didiskusikan, disangsikan dan
diperdebatkan.

Bergumul secara kritis dan penuh kepekaan dengan teks


kehidupan yang terhampar luas bisa menemukan sebuah ide
yang baik dan menarik. Disamping itu, juga akan menjadi
inspirasi yang menggerakkan diri untuk selalu aktif menulis.

19
Apapun yang kita baca dari teks tertulis seperti buku,
surat kabar, majalah, jurnal dan media online lainnya harus
disikapi dengan penuh kepekaan dan sikap kritis. Begitu juga,
dengan apapun yang kita dengar dan lihat seperti seperti radio,
televisi, kejadian serta peristiwa yang terjadi tidak dibiarkan
begitu saja. Harus disikapi secara kritis dan peka. Akhirnya,
kita akan menemukan sebuah ide.

Contohnya, kita membaca surat kabar atau menyaksikan


sendiri tentang sebuah pertikaian antar golongan. Kemudian
kita akan menulis artikel tentang pertikaian. Maka kita bisa
menyelami lebih lanjut dengan sikap kritis dan kepekaan yang
ditandai dengan banyak sudut pandang, mulai dari psikologis,
sosiologis, antropologis, historis, ekonomis, agamis dan politis.
Kenapa manusia mudah bertikai dan melakukan
kekerasan, adakah dalam satu daerah sebuah tradisi kekerasan,
apakah kekerasan merupakan kebudayaan khas, bagaimana
sejarah pertikaian dan kekerasan dari waktu kewaktu, adakah
hubungannya dengan persoalan ekonomi, agama dan politik?

Dengan sikap itu kita dapat meracik ide kita tentang


sesuatu yang sudah disaksikan menjadi sebuah artikel dan
tulisan yang menarik. Intinya, dalam proses menyusun artikel,
kita perlu mencari ide terlebih dahulu kemudian dilanjut
dengan menentukan topik atau pokok pembicaraan.
Baru setelah itu, sebelum memulai menulis, kita perlu
membuat sketsa poin-poin yang akan kita uraikan dari topik

20
yang sudah ditentukan. Ini tidak bersifat mengikat. Karena ada
sebagian penulis tidak butuh melakukannya. Kemudian
mulailah menulis.

Selanjutnya, terkait judul bisa diselesaikan di akhir, yang


terpenting topik atau pokok pembicaraan sudah ditentukan.
Karena judul harus dibuat semenarik mungkin. Misalnya dari
contoh pertikaian di atas dapat kita poles menjadi judu: “Di
balik Sebuah Pertikaian Antar Golongan”.
Berarti di sini kita perlu membedakan antara judul
dengan topik. Perlu diperhatikan, sekalipun bahasannya sama,
antara topik dengan judul tidak boleh sama persis. Judul harus
dibuat semenarik mungkin, dengan cara banyak membaca
judul-judul terkait untuk dijadikan perbandingan. (Sumber:
Kiat Menulis Artikel di Media- Dari Pemula Sampai Mahir-, M.
Arief Hakim, hal. 17-25, cet. III 2005, Nuansa Cendikia
Bandung.)

Ada tiga langkah sederhana menulis sebuah artikel


populer. Ketiga langkah tersebut dapa dilihat dalam penjelasan
berikut:
 Menentukan topik garapan.

Langkah pertama ini bisa diusahakan dengan


banyak membaca, mendengarkan, melihat, mengalami,
berdialog atau jalan-jalan. Lalu, diperdalam dengan
tindak lanjut berpikir, berkontemplasi, merenung
berdiskusi, bertanya serta berdialog.

21
 Membuat sketsa poin-poin bahasan

Cara ini bisa juga dikatakan dengan cara


membuat coretan-coretan tentang apa yang perlu
dibahas dan dimasukkan dalam pembahasan sebelum
memulai menulis. Lalu mulailah menulis dengan melihat
sketsa atau coretan poin yang sudah dibuat.
 Membuat judul tulisan

Membuat judul tulisan tidak harus ditentukan


paling awal sebelum memulai menulis. Ia bisa dan lebih
tepatnya diselesaikan setelah selesai menulis. Karena
judul harus menarik, padat, singkat dan memikat.
Misalnya, kita ingin menulis tentang golongan pelajar
atau mahasiswa. Kita harus tahu membaca dulu bahwa
mahasiswa sejatinya tergolong minimalnya ke dalam
tiga golongan. Pertama, pelajar atau mahasiswa yang
betul-betul sibuk dengan tugas mahasiswa. Kedua
pelajar atau mahasiswa yang sukanya hura-hura, foya-
foya, hedonis dan konsumtif. Ketiga, pelajar atau
mahasiswa yang punya kepedulian terhadap persoalan
bangsa dan negara.

Dari pemaparan tentang keberadaan mahasiswa di atas


kita harus bisa membuat judul yang lebih menarik dan
memikat. Yakni “ Potret Mahasiswa Terbelah Tiga” daripada
judul “Tiga Golongan Mahasiswa”.

22
(Sumber: Kiat Menulis Artikel di Media- Dari Pemula Sampai
Mahir-, M. Arief Hakim, hal. 88-90, cet. III 2005, Nuansa
Cendikia Bandung.)

Teknik Menulis Paragraf


Paragraf diartikan sebagai sebuah kumpulan dari
beberapa kalimat yang saling terkait dalam kesatuan ide dan
hanya memililik satu gagasan atu pokok pikiran.
Unsur pembentukan sebuah paragraf harus memenuhi
dua unsur pokok utama, yakni kohesi dan koherensi
sebagaimana penjelasan berikut:

1. Kohesi atau kesatuan


Maksud dari poin pertama ini ialah paragraf
harus memiliki gagasan atau pokok pikiran utama.
Lalu diikuti oleh gagasan penjelas yang dinyatakan
dalam bentuk kalimat. Jika dalam satu paragraf
terdapat dua gagasan utama maka harus dipisah
dengan paragraf lain. Begitu juga jika dalam dua
paragraf hanya ada satu gagasan maka harus
disatukan dalam satu paragraf.
2. Koherensi atau kepaduan

Maksudnya ialah bahwa satu kalimat dengan


kalimat lainnnya harus satu padu dalam satu
paragraf. Antara kalimat yang satu dengan kalimat

23
lainnya tidak boleh bertolak belakang. Hal ini bisa
diketahui dengan susunan kalimat yang sistematis,
logis dan mudah dipahami.

Selanjutnya untuk penanda paragraf bisa ditempuh


dengan dua bentuk. Pertama, kalimat pertama paragraf
menjorok ke dalam serta jarak spasi antara paragraf yang satu
dengan lainnya sama. Kedua, kalimat pertama paragraf
dibiarkan sama dan lurus dengan kalimat lainya. Hanya saja
jarak antar paragraf yang satu dengan lainnya dibuat berbeda.
Lihat: cahyadi Takariawan, Teknil Menulis Artikel, hal. 26-29
(pdf)

Milenial dan Artikel


Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia daring
atau online penyebutan kata artikel semakin marak di kalangan
kaum milenial. Hampir seluruh negara mengetahuinya.
Akibatnya banyak yang penasaran untuk mengetahui
lebih lanjut dan puncaknya bisa mendapatkan pengetahuan
mendalam untuk bisa membuat dan bikin artikel.
Contohnya penulis sendiri, belajar dari rasa ketertarikan
dan keingintahuan untuk menulis, ia membiasakan diri
membaca artikel yang biasa ditemukan dilaman facebook-nya.

24
Kemudian berlanjut pada pemaksaan diri untuk selalu
aktif membuat artikel, kemudian dipublikasikan pada catatan
facebook dan di laman statusnya. Akhirnya, alhamdulillah
penulis sampai juga pada titik yang diinginkan.

Pengertian Artikel
Artikel adalah karangan prosa atau tulisan lepas yang
berbentuk karya tulis lengkap. Memuat permasalahan tertentu
yang sifatnya tidak fiktif serta disampaikan secara lugas.
Biasanya berupa opini, pendapat, berita, esai dan lain
sebagainya yang dipublikasikan di media massa.

Secara umum terdapat lima poin utama yang menjadi


karakteristik sebuah artikel. Pertama, berisi gagasan singkat,
padat, jelas dan tuntas. Kedua, bercorak nonfiksi. Ketiga, tidak
ada batasan ukuran dan panjang tulisan. Keempat, bertujuan
meyakinkan, mendidik, menghibur, memberi informasi dan
menasehati. (Cahyadi Takriawan, Teknik Menulis Artikel hal.
1-2 (ebook/pdf)

Gaya Penulisan Artikel


Model penulisan artikel terdapat berbagai jenis dan gaya.
Setidaknya bisa ditarik kesimpulan tiga gaya dan model
penulisan artikel:

25
 Artikel populer murni
Artikel jenis ini bergaya ringan, mengalir, tidak
mementingkan rujukan. Gaya bahasa yang disampaikan
cenderung bebas, akrab dan bahkan tidak sesuai dengan
kaidah kebahasaan. Nyaman dibaca, mudah dimengerti
dan menghibur.
 Artikel ilmiah murni
Artikel jenis ini sangat ketat. Harus memerhatikan
metodologi penulisan, data, rujukan dan istilah resmi
akademis. Gaya bahasa yang digunakan harus baku dan
sesuai dengan kaidah kebahasaan. Artikel model ini
biasanya digunakan dalam studi ilmiah di dunia
akademis.
 Artikel ilmiah populer
Model artikel yang ketiga ini merupakan perpaduan
antara kedua artikel sebelumnya. Bisa dikatakan sebagai
artikel bermata dua. Karena memang tulisan yang
disampaikan harus ilmiah dan bisa
dipertanggungjawabkan. Hanya saja bahasa yang
digunakan tidak berbelit-belit, padat dan berarti.

Selebihnya pembentukan kalimat dan penggunaan kosa


kata tidak terlalu formal dan tidak terlalu mengikuti kaidah
ilmiah murni. Namun tetap konsisten terhadap struktur
kalimat yang lengkap dan objektif. Artinya model artikel ini
disajikan dengan gagasan yang objektif, ilmiah dan memilih

26
gaya yang cair dan populer. Sehingga mudah dipahami
pembaca.
Pokoknya, karakteristik penulisan artikel ilmiah populer
dapat disimpulkan bahwa subtansi gagasannya disampaikan
secara objektif, gagasan didukung oleh fakta, argumen serta
analisa ilmiah, disampaikan dengan gaya populer, tidak fiktif,
memberikan manfaat, bahasa yang digunakan semi ilmiah dan
tidak biasa mengikuti aturan baku dalam penulisan artikel
ilmiah murni.

Penulisan artikel model ini faktanya, banyak digeluti oleh


penulis-penulis yang aktif di media sosial atau daring, penulis
pemula juga bisa menggeluti model ini. Selain itu, peminat dan
penikmatnya mayoritas terdiri dari negara yang penduduknya
biasa hidup dengan media sosial.

Maka dari itu, perlu kiranya memperdalam pembahasan


tentang artikel model ini. karena di samping kebutuhan bangsa
online artikel model ini terkatagorikan ilmiah dan bisa
dipertanggung jawabkan. Lebih dari itu, pembuatan artikel
semacam ini layak dikomersilkan dan dijadikan sebuah buku.

Sistematika Penulisan Artikel Ilmiah Populer


Umumnya dan secara garis besar penulisan artikel ilmiah
populer terdiri dari empat unsur pokok. Pertama, judul. Kedua,
bagian pendahuluan. Ketiga, bagian isi, keempat bagian
penutup.

27
Bagian pendahuluan, isi dan penutup biasanya dalam
artikel ilmiah populer yang banyak ditulis oleh para pelaku
sosial media itu pendek, mulai dari satu hingga dua halaman
langsung disatukan tanpa pembatas anak judul.
Contohnya bisa dilihat dalam artikel-artikel penulis dalam
situs bincangsyariah.com, (mohammadhafid/author/at/
bincangsyariah).

1. Pembuatan Judul
Pembuatan judul disajikan secara populer, bebas,
menarik dan mencerminkan ide yang ingin disampaikan.
Contohnya, bisa dilihat dalam perbandingan dari ketiga
model artikel di atas.

Contoh judul ilmiah murni, “Analisis Pengaruh


Gadget terhadap Perkembangan Otak Anak Balita”.
Contoh judul populer murni, “Gara-Gara Gadget Otak
Anak Meledak”. Sedang contoh judul ilmiah populer
adalah “Dampak Anak Menggunakan Gadget”.
Di atas hanya sekadar contoh. Anda bebas
menentukan judulnya yang penting, perhatikan kriteria
yang sudah disampaikan sebelumnya. Agar berbeda dari
kedua model artikel lainnya. Selanjutnya untuk mebuat
judul yang menarik, biasanya berupa daftar atau angka,
rahasia atau keajaiban, menawarkan mimpi indah,
pertanyaan, sensasional dan unik.

28
2. Bagian Pendahuluan

Pendahuluan dalam artikel ilmiah populer tidak harus


ditandai denagan anak judul “pendahuluan”. Cukup
disampaikan dalam paragraph pertama, kedua, ketiga
hingga seterusnya. Intinya tidak melebihi jumlah
paragraph bagian isi dan disampaikan sebagai bentuk
pembuka serta menjadi pengantar bagi pembaca untuk
menggiring pada gagasan yang akan disajikan. Bagian
pendahuluan ini bisa diawali dengn angka yang menarik,
pernyataan yang menggelitik, gambaran, pertanyaan,
mengutip pertanyaan orang lain dan amanat langsung.
3. Bagian Isi

Bagian isi tentunya menjadi inti pembahasan. Itu


artinya memerlukan banyak paragraf yang didukung
dengan argumen, data dan rujukan yang bisa
dipertanggung jawabkan. Jika perlu dibatasi dengan sub
bagian agar memberikan jeda bagi pembaca untuk lebih
menikmati. Dalam bagian ini gagasan harus disampaikan
secara utuh dan tuntas. Tidak boleh setengah-setengah
apalagi bercerai berai. Jika perlu dikuatkan dengan
beberapa pokok gagasan. Tidak cukup dengan satu
gagasan tunggal.

4. Bagian Penutup
Bagian paling akhir dari sebuah artikel ialah penutup.
Ia bisa berisi kesimpulan, hikmah, catatan atau renungan

29
bagi para pembaca. Itu artinya, bahwa bagian penutup ini
tidak lagi memerlukan banyak paragraf. Cukup satu
hingga dua paragraf dalam bagian ini.

Teknik Menulis Artikel Ilmiah Populer


Penulisan artikel biasanya dilalui dengan beberapa
langakah. Setidaknya ada tiga langkah. Namun, ini tiga
langkah ini tidak menjadi dasar dan barometer bagi semua
penulis. Karena ada sebagian penulis juga memiliki langkah-
langkah tertentu yang berbeda-beda. Adapun ketiga langkah
tadi yakni:

1. Menentukan gagasan
Menentukan gagasan sangat memainkan peranan
penting dalam penulisan artikel. Betapa tidak, karena
artikel tidak mungkin bisa ditulis tanpa penentuan dan
pembatasan gagasan. Selanjutnya, segala sesuatu yang
kita temukan dalam diri dan sekitar kita bisa dijadikan
sumber ide dan gagasan. Permasalahan aktual, harapan,
perbaikan, pengalaman pribadi, kejadian sehari-hari dan
bahkan gagsan orang lain juga bisa dikembangkan.
Tapi biasanya yang paling mudah untuk mengalirkan
gagasan dalam sebuah tulisan ialah pengalaman peribadi.
Ia diulas, diolah dikembangkan hingga menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, kita sedang
mengalami kesedihan. Dari rasa ini akan muncul

30
beberapa pertanyaan untuk dikembangkan. Mengapa rasa
sedih bisa muncul, apakah yang membuat seseorang bisa
sedih, bagaimana cara menghilangkan kesedihan, dan
bagaimana pendapat ulama dan penjelasan ilmiah tentang
kesedihan.

2. Menguji gagasan
Setelah menemukan gagasan barulah kegiatan
selanjutnya mengujinya dengan mengajukan pertanyaan
serta jawabannya dari gagasan yang sudah dipilih dalam
penulisan artikel. Misalnya dengan pertanyaan, apakah
gagasan itu penting dan bermanfaat, apakah ia bisa
dipecah menjadi beberapa judul dan bisa dikembangkan
lebih lanjut, apakah ia terikat dengan waktu, apakah ia
bisa dikaji dari beberapa pendekatan yang menarik dan
lain sebagainya. Baru setelah kita menemukan jawaban-
jawaban dari beberapa contoh pertanyaan di atas dan
jawabannya positif, kita bisa menjadikannya sebagai
gagasan dari sebuah artikel.

3. Menetukan pola penulisan


Terakhir setelah selesai menentukan dan menguji
gagasan kita hanya memilih beberapa pola dan dan
bentuk yang dijadikan acuan dalam penulisan sebuah
artikel populer ilmiah. Ada beberapa contoh bentuk dan
pola penulisan artikel sebagaimana di bawah ini:

31
 Pola pembagian gagasan. Memecah gagasan yang
masih bersifat umun menjadi lebih spesifik.
 Pola pemecahan masalah. Misalnya saat mengalami
masalah tertentu. Lalu dicarikan solusinya dengan
menganalisa dari sudut pandang yang berbeda-beda.
 Pola kronologi. Menuliskan artikel berdasarkan
urutan kronologis.
 Pola pendapat dan argumen. Menulis artikel dengan
menyampaikan pendapat yang disertai argumen.
 Pola perbandingan. Menuliskan artikel dengan
melakukan perbandingan dari beberapa pendapat
atau gagasan.
 Pola penuturan. Menuliskan artikel layaknya
berbicara. Hal ini biasa dilakukan oleh orang yang
sering mengisi ceramah atau seminar.
Sumber: cahyadi Takriawan, Teknik Menulis Artikel hal. 1-25
(ebook/pdf)

Menulis Berita
Berita sederhananya merupakan laporan suatu kejadian
atau peristiwa terbaru (aktual) yang disampaikan online atau
ofline berdasarkan fakta dan menarik perhatian, karena dinilai
penting dan luar biasa.
Berita dapat terbagi sejatinya dapat digolongkan menjadi
dua:

32
a. Berita langsung.
Berita dalam jenis ini memiliki tubuh enam unsur
pokok yan dikenal dengan 5 W + 1 H, (1) What (apa yang
terjadi dalam sebuah kejadian), (2) Who (siapa yang
terlibat didalamnya), (3) where (diamana tempat
kejadiannya), (4) when (kapan kejadian itu terjadi), (5) why
( mengapa kejadian itu bisa terjadi) dan (6) how
(bagaimana kronologi terjadinaya).
Berita yang disajikan selain enam unsur pokok di
atas juga harus memenuhi bagian-bagian yang sangat
menentukan keberadaanya. Bagian-bagian berita
dimaksud meliputi empat komponen pokok; (1) judul
atau kepala berita, (2) baris tanggal, nama tempat
berlangsungnya kejadian dan nama media, (3) teras berita,
yakni paragraf pertama yang berisi bagian paling menarik
dan penting dan (4) tubuh berita yang meliputi penjelasan
dan uraian dari apa yang sudah tertuang di teras berita.
Selanjutnya proses pembuatan berita bisa dilakukan
dengan empat cara; (1) perencaan berita atau perencaan
informasi yang akan disajikan, (2) perburuan berita atau
pengumpulan bahan, (3) penulisan naskah setelah bahan
terkumpul dan (4) penyuntingan naskah atau melihat
ulang apa yang sudah ditulis dalam naskah.
Sebenarnya pembuatan berita yang ada dan sering
kita baca entah dikoran atau dimedia online lainnya bisa
dilihat dengan tiga struktur berita beikut; (1) piramida
terbalik yakni unsur yang paling penting dan layak (inti)

33
disajikan dalam teras berita, (2) piramida bertumpuk,
yakni berita yang disampaikan memiliki informasi yang
sama penting dalam setiap paragrafnya dan (3) struktur
bebas yakni bagian penting dalam berita bisa disampaikan
di awal atau akhir. Contoh:

Pembekalan Colon Guru Tugas Ponpes As- Salafiyah


Resmi dibuka

Assalafiyah Pos-kamis, (18/04/2019) panitia


pembekalan guru tugas resmi telah membuka serangkaian
kegiatan pembekalan guru tugas di auditorium Sekolah
Tinggi Ilmu Syariah Assalafiyah Sumber Duko, Pakong,
Pamekasan.
Acara pembukaan dibuka langsung oleh ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Assalafiyah Sumber Duko,
Pakong Pamekasan dengan bermunajat pada Allah swt
melalui pembacaan Ummul Qur’an.
Acara ini diikuti oleh sebanyak 32 peserta calon guru
tugas lulusan madrasah aliah dan SMK Assalafiah Sumber
Duko, Pakong, Pamekasan. Acara ini akan berlangsung
dua hari dengan memfokuskan pada materi yang meliputi
kajian dakwah, jurnalistik dan nilai-nilai dasar ke
Assalafiyah-an.
Kegiatan ini dihelat menurut penuturan ketua panitia
Bapak Zainuddin, sebagai bekal tambahan pengetahuan
serta wawasan bagi mereka dalam menghadapi dunia
bebas bersama masyrakat. “Tujuan acara ini tiada lain
kecuali tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peserta

34
calon guru tugas sebagai bekal nantinya setelah berada di
tempat tugas.” Tutur Bapak Zainuddin.
Kegiatan ini akan berakhir pada hari sabtu
(20/04/2019) sebagai mana jadwal yang disiapkan oleh
panitia. “Kegiatan pembekalan ini berlangsung dua hari.
Dimulai hari ini dan berakhir sabtu. Sementara hari
Jum’at memang sengaja diliburkan karena pada hari itu
tapat pada liburan pesantren.” Tutur ketua panitia.

b. Berita mendalam
Berita yang tergolong jenis ini memiliki berita yang
berat, baik fakta, penggalian data dan dampaknya kepada
pembaca dan masyrakat. Di samping itu, berita jenis ini
disebut mendalam karena harus melalui proses
perencanaan yang sungguh-sungguh, persiapan yang
matang dan analisa yang mendalam.
Karakter berita mendalam bisa diketahui dengan
penekanan pada pertanyaan “Mengapa peristiwa bisa
terjadi?” atau “Apa yang akan terjadi kemudian?”. Berita
ini juga bersifat analitis serta mengungkapkan banyak
fakta penting sebagai pendukung.
Berita mendalam ini berstruktur belok tegak. Yakni
pada setiap bagian berita mulai dari kepala, tubuh hingga
kaki berita mempunyai nilai inti peristiwa. Akibatnya
membaca sebagian paragraf saja tanpa membaca
keseluruhan tidak dapat menemukan informasi secara
utuh. Karena antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya menjadi satu kesatuan.

35
Sumber: www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-opini.
(diakses hari kamis, 18/04/2019)

Adab-Adab Menulis
Pada hakikatnya menulis bukan hanya sekadar coretan
belaka. Ia harus dilakukan berdasarkan ketajaman emosi. Agar
tulisan yang dihasilakan betul-betul membawa manfaat.
Sedangkan ketajaman emosi bisa didapatkan jika dalam
menulis sudah didasarkan pada adab-adab menulis berikut:
 Meluruskan motivasi menulis
Meluruskan motivasi menulis dapat berdampak baik
bagi penulisnya. Karena ia akan nyaman dengan
karyannya. Artinya, seseorang yang menulis
berdasarkan kebebasan hati bukan untuk diterbitkan,
dibukukan, dikomersilkan dan lain sebagainya akan
memberikan pengaruh kedamaian pada dirinya.
 Tidak berorientasi pada pujian
Menulis yang berdasarkan pujian akan berakibat fatal
pada penulisnya. Karena ia akan terbebani dengan
sesuatu dan bahkan bisa menjadi tekanan. Ini tidak baik.
Maka tulislah sesuai dengan motivasi yang ikhlas. Agar
imbasnya menjadi baik. Disamping itu, orang lain yang
membacanya akan merasa enjoy dan fres saat menikmati
tulisan kita.

36
 Menulis dengan kejujuran
Tidak hanya dalam berucap, ternyata menulis juga perlu
kejujuran. Jujur terhadap diri sendiri, jujur terhadapa
pendapat, jujur terhadap rujukan dan jujur terhadap
kemampuan diri. Sehingga hasilnya akan membawa
pada ketajaman emosi.
 Merasakan apa yang ditulis.
Tidak sedikit dari penulis khsusnya artikel ilmiah
populer dan artikel populer pada saat menulis tidak
begitu menjiwai apa yang ia tulis. Sehingga kadang
perbuatannya tidak sesuai dengan apa yang ia tulis.
 Mengetahui tujuan dan pembaca.
Tujuan dari menulis harus jelas. Misalnya berharap agar
menjadi sumbangsih pengetahuan. Selan itu, tidak kalah
pentingnya juga, kita harus mengetahu siapakah yang
akan membaca tulisan kita. Agar lebih terarah dan tepat
sasaran.
 Memperbanyak membaca
Menulis tentunya membutuhkan sumber dan
pengetahuan tentang khazanah keilmuan. Maka,
perbanyaklah membaca agar tulisan kita semakin kaya
dari khzanah keilmuan dan semakin baik.
 Menikmati menulis
Caranya ialah dengan menggunakan hati nurani. Karena
seseorang yang terhambat dan tidak menikmati menulis
biasanya tidak ada kehadiran hati nurani saat menulis.

37
Lihat: Cahyadi Takariawan, Menulis Semudah Bernafas,
hal. 20-22(pdf)

38
(1)
Sejarah Ringkas Masa Pengasuhan Nabi
Muhammad Saat Masih Kecil

Penulis
Mohammad Hafid
5 Desember 2019

Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia dari rahim


perempuan suci dan mulia dalam keadaan yatim. Ayahnya
meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Tepatnya pada
umur dua bulan dari masa kehamilan ibundanya. (Fiqih Sirah,
Ramadhan Said al-Buty, hal. 47)
Ia diasuh dan disusui langsung oleh ibunya (sayyidah
Aminah). Akan tetapi tidak berlangsung lama. Ia hanya diasuh
dan disusui oleh ibundanya berlangsung selama dua sampai
tiga hari.
Selanjutnya, setelah ia dibawa ke sebuah perkampungan
tepatnya di kediaman Bani Sa’ad agar diasuh dan disusui oleh

39
seorang perempuan yang bernama Tsuwaibah atau Halimah.
Pada saat itu ia sedang mengasuh empat orang anak dari
perkawinannya dengan seorang laki-laki yang bernama Harits
bin Abdi al-Izza.
Kebiasaan para pembesar kala itu memang demikian.
Tujuannya agar marwah dan keistimewaan orang-orang Arab
sebagai orang-orang yang pakar sastra dan kecintaannya
terhadap keistimewaannya bisa tetap terjaga. Sedang kabilah
Hawazan dan Bani Sa’ad pada saat itu sedang naik rating
dalam bidang kesusatraan.
Setelah lima atau enam tahun beliau dikembalikan lagi
pada ibundanya. Namun tidak berselang beberapa lama
ibundanya wafat. Akhirnya Nabi Muhammad SAW diasuh
oleh kakeknya, sayyidina Abdul Muthallib selam kurang lebih
tiga tahun.
Dia sekalipun termasuk pembesar kaumnya dan sibuk
dengan urusan kemasyrakatan serta lain sebagainya tetap tidak
melupakan pengasuhan Nabi Muhammad SAW. Dia sangat
mencintai beliau. Mengistimewakan beliau dari sepuluh anak-
anaknya sendiri. Karena beliau sudah mengetahui tanda-tanda
keagungan yang melekat pada diri Muhammad saw kecil. Buah
kecintaannya terhadap Nabi Muhammad kecil, dia selalu saja
mengajaknya kemanapun pergi. Tidak meninggalkannya
dalam keadaan sendirian agar pengawasan dan perhatiannya
selalu saja hadir buat baginda Nabi Muhammad SAW kecil.
Pada umur kedelapan tahun, Nabi Muhammad SAW
ditinggal wafat oleh kakeknya selama-lamanya. Kala itu
kakeknya sudah berumur delapan puluh dua tahun. Akan
tetapi, sebelum kematiannya dia sudah sudah meminta
anaknya, Abu Thalib (saudara kandung bapak Nabi

40
Muhammad SAW) untuk mengurus, mengasuh dan
memperhatikan Nabi Muhammad SAW dengan janji prasetia.
Pasca wafatnya kakek Nabi Muhammad SAW
pengasuhan diambil alih langsung oleh pamannya, Abu Thalib.
Karena sudah melakukan janji prasetia dengan ayahnya
semenjak masih hidup untuk merawat, memerhatikan dan
mengasuh Nabi Muhammad SAW. Tidak jauh berbeda, bentuk
pengasuhan pamannya tidak jauh berbeda dengan pengasuhan
kakeknya. Karena ia memang juga sudah pada tahu bahwa
Nabi Muhammad SAW betul-betul orang yang istimewa
dengan keajaiban-keajiban yang ia miliki.
Terbukti ia sangat mencintai Nabi Muhammad SAW
melebihi anak-anaknya. Nabi Muhammad SAW dikedepankan
olehnya dalam segala hal daripada anak-anaknya. Ia tidak
pernah tidur sebelum nabi Muhammad SAW tidur. Ia pun juga
selalu mengajak beliau kemanapun ia pergi.
Suatu ketika Abu Thalib ingin pergi ke negeri Syam
untuk berdagang dan dia tidak ingin ditemani nabi
Muhammad kecil pada umur dua belas tahun dengan alasan
sulitnya perjalanan, akan tetapi nabi Muhammad SAW berkat
kecintaanya terhadap pemannya ia tetap mau ikut dan tidak
ingin ditinggal. Akhirnya Abu Thalib tetap mengajaknya
dengan penuh kasih sayang dan tidak memarahinya.
Selanjutnya, sebagaimana kebiasaan anak-anak para
pembesar dan tokoh lainnya kala itu, Nabi Muhammad SAW
pada saat umur sepuluh atau dua belas tahun sudah terbiasa
mengembala kambing. Karena memang pekerjaan itu
merupakan pekerjan yang mulia. Di samping itu juga
merupakan pembelajaran bagaimana menjaga dan melindungi
alam. Bukan diartikan sebagai bentuk pengurangan dan

41
penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dalam hal
mengasuh.
Intinya, penulis ingin menyampaikan pesan bahwa
dengan sejarah ringkas masa kecil beliau ini bahwa bentuk dan
pola pengasuhan Nabi Muhammad saw mulai dari ibunya,
sayyidah Halimah, Kakek hingga pamannya berlangsung
dengan penuh cinta dan kasih sayang.
(lihat: Daairatu Ma’arif Fi Sirat Al-Nabi, karya syaikh Syibli Al-
Nu’mani disempurnakan oleh syaikh Sulaiman al-Nadwi, hal.
148-153)

Wallahu a’lam

42
(2)
Empat Pelajaran Penting dari Kisah Kelahiran dan
Pengasuhan Nabi Muhammad SAW

Penulis
Mohammad Hafid
3 Desember 2019

Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling


mulia di muka bumi pastinya bukan sebuah kebetulan. Ia
dipilih langsung oleh Allah SWT tanpa campur tangan manusia
sama sekali. Guna menjadi bukti bahwa kemuliaan dan
keistimewannya murni dari Allah SWT. Memang Allah SWT
memilih beliau dari kalangan manusia. Bukan dari kalangan
malaikat. Walaupun demikian, Allah SWT. tidak sembarang
memilih keturunan sebagai nasab beliau. Terbukti, nasab beliau
sepanjang sejarah menjadi nasab terbaik.
Nabi besar Muhammad SAW. lahir dari nasab, bangsa
dan kabilah yang terjamin dari sifat-sifat serta kelakuan yang
dimiliki oleh orang-orang jahiliyah pada umumnya. Sehingga
bangsa beliau menjadi bangsa yang terpandang dan
ditokohkan.
Namun sekalipun demikian rencana Allah SWT
sungguh luar biasa. Nabi besar Muhammad Saw. dilahirkan
dengan kondisi yatim. Kemudian selama kurang lebih lima
tahun beliau tidak diasuh langsung oleh ibu dan keluarganya
sebagai keluarga yang terkhormat. Ia diasingkan ke daerah dan
keluarga lain. Pengasuhan Nabi Muhammad SAW. diserahkan

43
kepada seorang perempuan yang bernama Halimah dari
kabilah Bani Sa’ad. Baru setelah menginjak umur lima tahun
beliau dikembalikan kepada ibundanya.
Tidak lama kemudian, Allah SWT mewafatkan
ibundanya pada saat beliau berumur enam tahun. Akhirnya
beliau diasuh langsung oleh kakeknya. Lagi-Lagi Allah
berkehendak lain, ternyata setelah tiga tahun kakeknya juga
wafat tepat beliau diumur yang ke delapan. Lalu beliau diasuh
oleh pamannya Abu Thalib.
Dari perjalanan pengasuhan beliau terdapat dua
peristiwa luar biasa yang menakjubkan. Pertama, pada saat
beliau mulai tinggal di kediaman Bani Sa’ad ternyata daerah
yang gersang, pohon yang kering dan rerumputan yang gundul
mulai menhijau dan subur kembali, hingga pada akhirnya
daerah Bani Sa’ad selamat dari musim paceklik. Kedua, pada
saat itu pulalah peristiwa dibelahnya dada Nabi Muhammad
SAW pertama kalinya oleh malaikat Jibril.
Disebutkan oleh Dr. Sa’id Ramadhan al-Bhuti’ dalam
bukunya Fiqh as-Sirah an-Nabawiyah (h. 47) ada empat pelajaran
yang perlu kita ketahui dari proses kelahiran hingga
pengasuhan Nabi besar Muhammad SAW semenjak kecil.
Keempatnya penting sekali untuk kita dalami agar kita bisa
membuka rahasia dan tabir tersembunyi di balik proses dan
perjalanan hidup kecil beliau.

Pertama, bangsa Arab lebih istimewa dari pada bangsa lainnya


di dunia
Melihat nasab Nabi Muhammad SAW yang dipilih oleh
Allah SWT dari suku Quraisy yang berbangsa Arab menjadi

44
bukti nyata bahwa Allah SWT telah mengistimewakan bangsa
Arab daripada bangsa lainnya di dunia ini. hal ini dikuatkan
oleh sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dan Imam Turmudzi (al-Turmudzi, Kitab al-
Manaqib, 9236) berikut:

“ suatu ketika Rasulullah sedang berada di mimbar dan


bertanya kepada sahabatnya, “siapakah aku?” Sahabat
menjawab, “engkau adalah utusan Allah swt. Salam sejahtera
bagimu.” Lalu beliau melanjutkan, “saya adalah Muhammad
ibn Abdullah ibn Abdil Mutthalib. Sesungguhnya Allah
menciptakan makhluk, lalu menjadikannya dua bagian. Allah
menjadikanku pada kelompok yang terbaik. Lalu Allah
menjadikan mereka bersuku-suku bangsa maka Dia
menjadikanku pada suku yang terbaik. Lalu Allah menjadikan
mereka keluarga-keluarga maka Dia menjadikanku pada
keluarga terbaik serta jiwa yang terbaik pula.” (HR.
Tirmidzi).

Kedua, Lahirnya Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim


piatu bukanlah sebuah kebetulan, akan tetapi ada rahasia besar
yang tersimpan.
Allah sengaja menjadikan kehidupan Nabi Muhammad
SAW dalam keadaan yatim piatu. Tanpa pengasuhan dan
pendidikan yang berarti dari keluarganya. Bahkan pada awal
kehidupannya beliau ditempatkan jauh dari sanak keluarganya
berada di dusun Bani Sa’ad. Akan tetapi hal ini bukanlah
menjadi sebuah kekurangan mental bagi beliau. Allah telah
menolong dan menjaganya.

45
Ada rahasia besar yang ingin disampaikan oleh Allah
kepada kita semua bahwa beliau adalah orang-orang pilihan
yang disayang oleh Allah. Selain itu, Allah juga ingin
memberikan hikmah pada kita bahwa kebesaran dan
kemuliaan Nabi Muhammad SAW bukanlah turunan dari
keluarganya.
Selanjutnya kondisi demikian juga dapat mematahkan
orang-orang yang menganggap bahwa pengetahuan, ajaran
dan misi risalah Nabi Muhammad SAW diperoleh dari ayah
dan kakeknya, sehingga terkesan buatan. Berati dengan
demikian kita bisa yakin bahwa hal itu memang betul-betul
murni dari Allah SWT.
Ketiga, hijaunya dedaunan pada saat berada di Bani Sa’ad
menandakan ketinggian pangkat Nabi Muhammad SAW.
Para sejarawan sepakat bahwa dusun kediaman
Halimah di Bani Sa’ad yang pada awalnya kering kerontang
menjadi hijau dan subur saat kedatangan dan berdiamnya Nabi
Muhammad SAW di daerah itu. Unta tua yang sebelumnya
tidak meneteskan susu tiba-tiba menjadi kuat dan
menghasilkan susu akibat kedatangan baginda Nabi. Itu
menandakan bahwa beliau bukan orang sembarangan. Beliau
memiliki pangkat dan kedudukan yang tinggi serta luar biasa
dimata Allah SWT dan manusia lainnya. Karena kita tahu
peristiwa semacam ini bukanlah peristiwa biasa yang mudah
dinalar. Ini keajaiban yang tidak bisa ditembus oleh akal dan
logika.
Keempat, peristiwa pembelahan dada beliau pertama kali
sebagai pertanda bahwa Muhammad Kecil adalah seserang
yang akan diangkat Nabi oleh Allah SWT.

46
“Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim disebutkan
bahwa pada saat Nabi Muhammad saw bermain dengan anak
kecil lainnya di Bani Sa’ad, beliau didatangi malaikat jibril,
merengkuh Nabi dan membaringkan tubuhnya. Lalu Jibril
membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya, darinya Jibril
mengelurkan segumpal darah sebagai tempat setan. Kemudian
Jibril mencuci hatinya dengan air zam-zam melalui bejana dari
emas lalu mengembalikannya seperti sedia kala. Anak kecil
lainnya yang bermain bersama beliau lari dan mengatakan
pada ibunya bahwa Muhammad dibunuh. Akan tetapi setelah
dilihat ternyata Muhammad masih hidup.” (HR. Muslim)
Peristiwa ini tentunya tidak bisa dinalar dengan akal.
Karena sangat dan sangat luar biasa. Ia tidak mungkin dialami
oleh orang-orang yang tidak dipilih oleh Allah menjadi utusan-
Nya. Maka dari itu keajaiban ini dkenal dengan Irhash. Yakni
kejadian luar biasa yang hanya terjadi pada diri seorang (colon)
nabi atau rasul. Jelaslah, bahwa kejadian ini kita bisa
menerimanya dengan keimanan bukan dengan kecerdasan
semata.

Wallahu A’lam.

47
48
(3)
Biografi Ringkas Sayyidah Aisyah: dari Kelahiran
sampai Masa Pernikahan

Penulis
Mohammad Hafid
11 Desember 2019

Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah lahir tujuh tahun


sebelum hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah. Ini
berdasarkan pernyataannya yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim, bahwa dia dinikahi Rasulullah
SAW tepat pada umur enam tahun. Kemudian dia berkumpul
dan tidur bareng dengan Rasulullah SAW pada saat berumur
sembilan tahun.

Keluarga Sayyidah Aisyah


Ayahnya bernama ‘Abdu al-Ka’bah yang kemudian
dirubah Abdullah oleh Rasulullah SAW setelah masuk Islam.
Julukan ayahnya dikenal Abu Bakar al-Shiddiq oleh umat islam
hingga sekarang. Sahabat terbaik Rasulullah SAW. Sedang
Ibunya bernama Zainab. Akan tetapi lebih dikenal julukannya
yakni Ummu Rauman.
Nasab kedua orang tuanya bersambung pada nasab
Rasulullah SAW. karena ayahnya dari keturunan Murrah.
Yakni Abu Bakar Bin Abi Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab

49
bin Sa’ad bin Taim bin Murrah. Sedangkan ibunya bagian dari
keturunan Kinanah.
Sayyidah A’isyah lahir sudah dalam keadaan masuk
Islam. Karena ayah ibunya sudah masuk Islam sebelum
kelahiran Sayyidah Aisyah. Ayahnya menjadi orang pertama
yang mempercayai kabar agung berupa Isra’ Mi’rajnya
Rasulullah SAW. Ibunya pun juga tergolong orang-orang yang
paling awal masuk Islam.
Dia memiliki lima saudara. Yaitu Abdu al-Rahman
sebagai saudara kandungnya dan Abdullah, Asma’,
Muhammad serta Ummu Kultsum sebagai saudara seibu.
Karena ayahnya tidak memiliki hanya satu istri yang berupa
Zainab atau Ummu Rauman. Melainkan juga punya istri yang
lain selain ibu Sayyidah A’isyah. Sebagaimana layaknya anak
kecil, dia juga sangat senang bermain dan berekspresi layaknya
mereka bersama teman-teman sebayanya. Akan tetapi dia tidak
banyak ambil bagian dalam hal itu layaknya mereka pada
umumnya. Karena dia dilamar untuk menjadi pengantin dan
istri Rasulullah pada usia yang sangat belia.
Dia menceritakan sebagaimana riwayat imam Bukhari
bahwa pada saat bermain dengan teman-temannya tiba-tiba dia
dipanggil oleh ibunya dengan suara yang sangat lantang. Lalu
dia menemui ibunya di depan pintu dengan kondisi tergopoh-
gopoh karena kaget. Kemudian dia diajak masuk kedalam oleh
ibunya dan mendapat doa serta sanjugan kebaikan dari
beberapa perempuan Anshar yang sudah berkumpul terlebih
dahulu di dalamnya.

50
Kisah Pernikahan Sayyidah Aisyah dengan Rasulullah
Awal mula pertunangan dan pernikahan Sayyidah
Aisyah dengan Rasulullah saw bermula dari wahyu yang
diturunkan Allah SWT melalui mimpi. Dimana Rasulullah saw
sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim
bermimpi Sayyidah A’isyah hingga tiga malam di akhir masa
hidupnya Sayyidah Khadijah.
Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril membawa sosok
perempuan dalam mimpinnya. Seluruh tubuhnya tertutup
hingga mukanya sekalipun dengan kain sutera yang senagat
megah. Dikatakan oleh malaikat Jibril ”inilah calon istrimu”.
Setelah dibuka oleh Rasulullah SAW ternyata Sayyidah
A’isyah. Rasulullah saw menjawab “jika ini memang dari Allah
SWT pasti akan terjadi”. (lihat: Shahih al-Bukhari dalam Kitab al-
Ta’bir dan Shahih al-Muslim Kitab Fadhail al-Sahabah)
Setelah wafatnyaٍ Sayyidah Khadijah ada seorang
perempuan bernama Khaulah mendatangi Rasulullah SAW
dan mengatakan, wahai Rasulullah SAW apakah anda tidak mau
menikah?” dijawab oleh Rasul, “dengan siapa?” perempuan itu
bertanya lagi, “mau perawan atau janda?” Rasulpun balik
bertnya, “Siapakah gerangan?” dijawab oleh peremuan itu, “yang
perawan adalah Aisyah, perempuan yang paling cinta terhadapmu
dan yang janda adalah Saudah, perempuan yang sudah beriman dan
menjadi pengikutmu.” Rasul pun menimpalinya, “ Silahkan
datangi dan ingatkan saya”. Perempuan itu langsung bergegas
mendatangi rumah Abu Bakar al-Shiddiq dan bertemu
langsung dengan Ummu Rauman sembari mengatakan “Allah
telah menganugerahi kebaikan dan keberkahan buat
kalian.” Disanggah oleh Ummu Rauman, “apa itu?” dijawab
oleh perempuan itu, “saya diutus oleh Rasulullah SAW untuk
melamar A’isyah putrimu.”

51
Ummu Rauman berkata, “mohon tunggu Abu Bakar.” Lalu
datanglah Abu Bakar dan disampaikan hajat dan
kebutuhannya. Abu Bakar bilang dan bertanya, “apakah dia boleh
dan pantas berdamping dengan Rasulullah saw padahal saya masih
saudaranya?” Perempuan itu langsung balik dan
menyampaikan pada Rasulullah SAW. Rasul pun
menjawab, “Sampaikan pada Abu Bakar, bahwa dia adalah
saudaraku seislam dan anaknya halal bagiku.”
Setelah mendengar itu Abu Bakar segera menikahkan
puterinya A’isyah dimana umurnya pada saat itu sekitar umur
enam atau tujuh tahun. Pernikahan itu berlangsung hanya
sebatas akad. Belum digauli oleh Rasulullah SAW hingga
beliau hijrah ke madinah. Tepat pada tahun kedua bulan
Syawal selesai perang badar, Rasulullah baru menggauli
Sayyidah A’isyah RA.
Disarikan dari: Dr. Said Ramadan al-Buthi, A’isyah
Ummul Mu’minin Ayyamuha wa Siratuha al-Kamilah fi Shafhat,
Karya Dr. Said Ramadhan al-Buthi (Maktabah al-Farabi), hal. 9-27.

52
(4)
Benarkah Rasulullah Dzalim Menikahi Aisyah Saat
Masih Gadis? Berikut Jawaban Syekh al-Buthi

Penulis
Mohammad Hafid
12 Desember 2019

Kelirukah pandangan Sayyidah Aisyah yang masih


berumur enam tahun senang dan bahagia menikah dengan
Rasulullah saw yang sudah berumur lima puluh tahun lebih?
Pertanyaan diatas dijawab oleh Dr. Said Ramadhan al-
Buthi, salah seorang ulama kharismatik dalam bukunya
“A’isyah Ummul Mu’minin” yang menjadi rujukan utama
penulis dalam artikel ini.
1. Semua ahli sejarah tidak pernah memberikan
statemen apalagi data bahwa sayyidah A’isyah
tertekan dan tidak bahagia menikah dengan Rasul
pada saat itu. Bahkan mereka mengatakan bahwa
Sayyidah A’isyah sangat senang dan cinta terhadap
Nabi Muhammad SAW. Terbukti dengan adanya
banyak kisah-kisah romantis antar keduanya. Belum
lagi sayyidah A’isyah pernah mengatakan bahwa
tidak ada perempuan yang lebih bernasib baik
daripada saya karena sudah dinikahi orang yang
sangat agung dan sangat mulia.
2. orang yang mempertanyakan kebahagiaan sayyidah
Aisyah pada masa awal pernikahannya dengan

53
Rasulullah pastinya, tidak mengenal nabi Muhammad
saw sebagai utusan Allah SWT. Dia tidak tahu betapa
Nabi Muhammad SAW menjadi manusia yang sangat
luar biasa dimata Allah swt. Sehingga bisa menjadi
manusia pilihan yang tak tertandingi oleh ciptaan
lainnya. Jika dia tahu pasti dia akan meyakini bahwa
Sayyidah Aisyah sudah dipilihkan oleh Allah swt
untuk menjadi istrinya dan tentunya Allah juga
memberikan cinta ketenangan serta kebahagian dalam
hatinya.
3. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Rasululllah
sendiri pasca wafatnya istri pertamanya Sayyidah
Khadijah belum memikirkan untuk menikah apalagi
suka terhadap perawan yang masih belia seperti
sayyidah A’isyah. ia ditawarkan oleh seorang
perempuan untuk menikah dengan sayyidah A’isyah
dan kemudian dia juga juga yang melamarkannya.
Sementara kedua orang tuanya sama sekali tidak ada
penolakan sama sekali. Bahkan mereka merasa tidak
percaya atas lamaran itu mengingat kemuliaan dan
ketinggian pangkat Rasulullah SAW. ini artinya
bahwa kejadian itu betul-betul murni pilihan Allah
SWT. Bukan semata-mata kehendak Nabi Muhammad
SAW.
4. Penyampaian perempuan atas kehendaknya untuk
melamar Sayyidah A’isyah menjadi istri Nabi
Muhammad saw yang langsung diterima oleh
Sayyidah A’isyah berserta kedua orang tuanya tidak
melahirkan kontroversi dan penolakan dari penduduk
Mekkah pada saat itu. Padahal mayoritas pada saat
itu penduduk Mekkah masih banyak yang menjadi
musuh Nabi Muhammad SAW. Ini berarti bahwa hal

54
demikian tidak bertentangan dengan fitrah manusia
dan hukum alam.
5. Perlu dipahami bahwa ukuran kematangan
perempuan dalam hal pertumbuhan seksualitas dan
percintaan (masa pubertas) berbeda-beda sesuai
dengan iklimnya masing-masing. Negara yang tandus
dan gersang tentunya berbeda dengan Negara yang
beriklim tropis. Negara Timur Tengah dan Afrika
yang pada umumnya gersang dan panas
perempuannya cepat memasuki masa kematangan
seksualitas. Contohnya di Mesir, Sudan dan negara
timur tengah lainnya, perempuan yang sudah
berumur sembilan hingga sepuluh tahun sudah
memasuki masa pubertas. Berbeda dengan negara-
negara di Asia yang notabene beriklim tropis tentunya
umur sembilan sampai sepuluh tahun perempuan
belum mengalami masa pubertas.

Demikian berarti bahwa masa pubertas yang ditandai


dengan adanya ketertarikan dan kecintaaan terhadap lawan
jenis tidak bisa disamakan antara satu dengan lainnya. Sedang
cinta tidak bisa diukur dengan akal dan logika. Buktinya
banyak kok perempuan di negara kita yang mencintai dan
kemudian menikah dengan laki-laki yang sudah tua dan kakek-
kakek.

Disarikan dari: Dr. Said Ramadan al-Buthi, A’isyah Ummul


Mu’minin Ayyamuha wa Siratuha al-Kamilah fi Shafhat, Karya Dr.
Said Ramadhan al-Buthi (Maktabah al-Farabi), hal. 9-27.

55
56
(5)
18 Desember Hari Bahasa Arab Sedunia, Inilah
Enam Keistimewaan Bahasa Arab Menurut Ulama

Penulis
Mohammad Hafid
18 Desember 2019

Tepat pada 18 Desember 1973 bahasa Arab ditetapkan


oleh United Nation Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) sebagai bahasa resmi internasional ke-
6. Oleh karena itu, tidaklah salah jika pada hari dan tanggal
dimaksud menjadi Hari Bahasa Arab Sedunia.
(Baca: Penggunaan Allahumma dalam Bahasa Arab).
Tentunya kita sebagai umat Islam sangat bangga akan
ketetapan itu. Dengan demikian, UNESCO dan masyarakat
internasional telah mengakui keistimewaan dan kehebatan
bahasa Arab sehingga harus dijadikan sebagai salah satu
bahasa resmi dunia.
Akan tetapi, seharusnya kita sebagai umat Islam tidak
hanya terlena dengan kekaguman dan kebanggaan itu. Kita
harus mengenal lebih dalam lagi tentang keistimewaan bahasa
Arab. Anwar al-Jundi menyebutkan dalam
bukunya Muqaddimaat al-Ulum wa al-Manahij bahwa setidaknya
ia memiliki enam keistimewaan.
a. Sebagai bahasa ideologi, dan kebudayaan. Bahasa
Arab tidak akan pernah lepas dari suatu bangsa

57
yang mempercayai adanya al-Qur’an. Bahasa Arab
memang menjadi bahasa ideologi dan kebudayaan
mereka. Inilah nalar umat Islam yang tidak akan
pernah digantikan oleh nalar lainnya.
b. Ia tidak pernah mengalami perubahan apalagi
kepunahan seperti bahasa lainnya.Tidak ada yang
menafikkan bahwa bangsa sekarang yang mampu
berkomunikasi dengan bahasa Arab setelah ribuan
tahun lebih. Sehingga sangatlah tepat pernyataan
ilmuan Prancis Regis Blachere bahwa bahasa Arab
tidak dapat tertandingi karena ia menjadi bahasa
agama dan kebudayaan.
c. Memiliki kekayaan pola, bentuk dan ungkapan.
Keistimewaan bahasa Arab yang tidak dapat dilihat
dalam bahasa manapun bahwa ia memiliki pola,
bentuk dan ungkapan yang kaya raya. Satu makna
yang ingin disampaikan dengan menggunakan
bahasa Arab bisa memiliki bentuk ungkapan yang
beragam. Contohnya, hakikat, majaz, tashrih dan
kinayah.
d. Memiliki isytiqaq (derivasi) yang tidak dimiliki oleh
bahasa lainnya. Artinya bahasa Arab memilik akar
kata dalam bentuk fi’il tsulasi yang kemudian
darinya bisa dicetak sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan aturan yang sudah digariskan.
Contohnya, kata Salima yang berarti selama bisa
dicetak
menjadi Aslama (tunduk), Saalama (berdamai), Sallam
a (mengucapkan salam), dan Tasallama (menerima).
e. Dari adanya derivasi dimaksud ternyata ada
hubungan yang sangat kuat antar satu kalimat
dengan lainnya dalam satu anak kalimat.

58
Contohnya, selain yang disebutkan diatas, kita lihat
dari kata Kataba (menulis) bisa diambil kalimat lain
yang
berupa katib (penulis), kitab (buku) maktabah (perpust
akaan), maktub (tulisan), dan maktab (kantor). Kita
lihat huruf pokok dari akar kata di atas tetap ada
dan terjaga dalam bentuk kalimat lain di atas.
f. Adanya hubungan keharusan antara bahasa Arab
dengan agama Islam. Allah SWT telah berkehendak
dan ridha memilih bahasa Arab sebagai bahasa
agama Islam. Islamlah yang menjadi faktor pertama
dan utama bahwa bahasa Arab menjadi bahasa
agamis. Dengan demikian, berarti bahwa bahasa
Arab selamanya tidak akan pernah bisa dipisahkan
dengan islam. Karena ia sudah menyatu dalam satu
hubungan layaknya dua sisi mata uang.

Wallahu A’lam

59
60
(6)
Memeringati Hari Bahasa Arab Dunia, Ini Urgensi Bahasa
Arab dalam Memahami Hukum Islam

Penulis
Mohammad Hafid
19 Desember 2019

Tepat pada 18 Desember 1973 bahasa Arab ditetapkan


oleh United Nation Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) sebagai bahasa resmi internasional ke-
6. Oleh karena itu, tidaklah salah jika pada hari dan tanggal
dimaksud menjadi Hari Bahasa Arab Sedunia. (18 Desember
Hari Bahasa Arab Dunia, Inilah Enam Keistimewaan Bahasa
Arab Menurut Ulama)
Sementara itu, keberadaan Al-Qur’an dan Hadis menjadi
bukti yang tak terbantahkan terkait status dan posisi bahasa
Arab dalam hukum Islam. Pasalnya, bahasa Arab merupakan
satu-satunya bahasa yang dipilih oleh Allah dan Rasul-Nya
untuk menarasikan aturan, ketentuan, anjuran dan kisah-kisah
inspiratif dalam keduanya.
Bertolak dari dasar itulah semua ulama ushul fikih
sepakat bahwa bahasa Arab menjadi syarat mutlak yang harus
dikuasai ahli hukum Islam. Artinya, seseorang belum
memenuhi kriteria sebagai mujtahid jika belum mampu
memahami bahasa Arab.
Alasannya sangat jelas. Sumber dan rujukan primer
dalam aktivitas penggalian hukum Islam ialah Al-Qur’an dan

61
Hadis. Jadi tidak mungkin seorang mujtahid bisa dapat
memahami kedua sumber di atas apalagi menyingkap rahasia
di dalamnya jika ia tidak tahu dan tidak memahami bahasa
Arab.
Menurut syaikh Abdullah bin Bayyah, mereka
semuanya nyaris tidak memiliki pandangan yang berbeda
terkait hal ini. Yaitu, menjadikan pengetahuan terhadap bahasa
Arab sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
seseorang yang ingin melakukan aktifitas penggalian hukum
Islam (ijtihad). Menurut beliau, perbedaan pandangan antar
mereka hanya terletak pada tingkat kepakarannya terhadap
bahasa Arab. Ada yang mensyaratkan hanya sebatas tahu dan
paham dan ada yang mensyaratkan harus pakar terhadap
bahasa Arab.
Beliau mengutip pernyataan Imam Haramain dan al-
Ghazali dari kalangan Syafi’iyah yang intinya bahasa Arab
menjadi syarat mutlak seorang mujtahid. Sekalipun tidak
diharuskan menjadi pakar didalamnya. Ini karena tidak
mungkin Al-Qur’an dan Hadis bisa dipahami oleh orang yang
tidak tahu serta paham bahasa Arab. (al-Burhan, juz 2, hal.
1330-1331)
Sementara dari kalangan Malikiyah yang diwakili oleh
al-Syatibi, lebih ketat daripada Syafi’iyah. Menurut syaikh
Abdullah Bin Bayyah, al-Syatibi mensyaratkan seorang
mujtahid harus pakar terhadap bahasa Arab. Ini didasarkan
pada bahwa syariat berbahasa Arab. Ia tidak mungkin bisa
dijangkau sesempurna mungkin tanpa pemahaman yang
sempurna terhadap bahasa Arab. (al-Muwafaqat, juz 4, hal. 114-
118)

62
Kemudian ulama Hanafiyah, menurut syaikh Abdullah
bin Bayyah, tidak secara jelas menyinggung persyaratan ini
bagi mujtahid. Bisa dilihat dalam buku usul fikihnya al-
Bazdawi. Hanya saja, al-Bukhari yang bertindak sebagai
pengkaji buku tersebut menyatakan dengan jelas dalam
bukunya bahwa bahasa Arab juga menjadi bagian dari syarat
yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid sekalipun tidak
harus menjadi pakar didalamnya. (Kasyfu al-Asrar, hal. 16)
Penjelasan di atas jelas memberikan kesimpulan bahwa
pengetahuan dan pemahaman terhadap bahasa Arab tidak
hanya sebatas tahu terjemahannya saja. Melainkan juga harus
tahu nahwu dan sharaf. Pun juga bisa membedakan kejelasan
antara sharih dan zahir, antara hakikat dan majaz, zahir dan
mujmal serta mantuq dan mafhum.
Jadi, ukuran pengetahunnya dapat dilihat melalui
keterangan di atas. Selebihnya tidak menjadi syarat bagi
mayoritas ulama ushul fikih. Aritnya, untuk menjadi mujtahid
bagi mereka tidak disyaratkan harus pakar dan ahli layaknya
imam al-Khalil dan al-Mubarid. Dimana keduanya sangat
dikenal sebagai orang yang sangat pakar terhadap bahas Arab.

Sumber: makalah syaikh Abdullah bin Bayyah dengan judul al-


Lughah wa al-Ijtihad al-Fiqhi. Dapat diakses di situs:
binbayyah.net.

Wallahu A’lam

63
64
(7)
22 Desember Hari Ibu, Inilah Penghargaan Islam
Terhadap Seorang Ibu

Penulis
Mohammad Hafid
22 Desember 2019

Kongres perempuan pertama di Indonesia yang dihelat


selama kurang lebih empat hari lebih, mulai dari 22 hingga 25
Desember 1928 di Yogyakarta, menjadi inspirasi utama dari
lahirnya peringatan Hari Ibu Nasional.
Selain berdasarkan hasil keputusan kongres perempuan
ke III pada tahun 1938, juga ada legalisasi presiden Soekarno
melalui dekritnya bernomor 316 1959 untuk menjadikan 22
Desember Hari Ibu Nasional. Namun semangat dan motif
keputusan itu tidak berfokus pada kaum ibu semata, akan
tetapi lebih kepada perempuan secara umum dalam memupuk
semangat perjuangan perempuan yang mengupayakan
perbaikan kualitas bangsa.
Terlepas dari apa motif penetapan 22 Desember Hari Ibu
Nasional, tentunya peringatan seperti ini layak diapresiasi.
Karena kita sebagai manusia tentunya secara naluri perlu pada
moment-moment tertentu untuk mengenang dan memperingati
sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan.
Berkenaan dengan momen ini, penulis terinspirasi untuk
menguatkan pengetahuan melalu artikel ini, tentang
keistimewaan dan penghargaan islam terhadap seorang ibu.

65
Agar kita semakin terinspirasi untuk lebih berbakti terhadap
ibu khususnya dan kedua orang tua pada umumnya.
Pertama, porsi pengabdian anak terhadap ibu lebih
banyak dibanding bapak. Ada perhatian lebih dari Nabi
Muhammad SAW terhadap kaum ibu dibanding kaum bapak.
Beliau dalam sabdanya memberikan porsi pengabdian seorang
anak terhadap ibu tiga banding satu dari bapak.
Dinyatakan secara tegas oleh Rasululah SAW dalam
dialognya dengan salah satu sahabat yang bertanya tentang
porsi pengabdian anak terhadap ibu dan bapak. Beliau
menjawab bahwa porsi pengabdian anak terhadap ibu tiga kali
dibanding bapak sebagai mana hadis berikut:

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ُ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َر‬ِ ‫عن أَ ِب ْي ُه َر ْي َرةَ َر‬
‫ قَا َل ثُ َّم‬،َ‫ص َحابَتِي؟ قَا َل أُ ُّمك‬َ ‫س ِن‬ْ ‫س بِ ُح‬ِ ‫ق النَّا‬ُّ ‫ َمنْ أَ َح‬،ِ‫س ْو َل هللا‬
ُ ‫يَا َر‬: ‫سلَّ َم فَقَا َل‬
َ ‫َو‬
‫ قَا َل أَبُ ْو َك‬، ْ‫ قَا َل ثُ َّم َمن‬،َ‫ قَا َل ثُ َّم َمنْ ؟ قَا َل أُ ُّمك‬،َ‫َمنْ ؟ قَا َل أُ ُّمك‬

“Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata,


“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku
harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali
bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’
Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian

66
ayahmu.” (HR. al-Bukhari, kitab al-Adab, nomor 5971 dan
Muslim, Kitab al-Bir wa al-Shilah wa al-Adab, nomor 2548)

Kedua, pengabdian terhadap ibu menjadi bagian dari


jihad dan jalan menuju surga. Perhatian khusus Nabi SAW
terhadap seorang ibu juga bisa dilihat dari salah satu kejadian
seorang sahabat yang mendatangi beliau dalam rangka
meminta saran dan menyatakan kehendaknya untuk
berperang. Nabi Muhammad SAW menanggapinya agar tidak
usah ikut berperang dan menjaga ibunya. Karena ia menjadi
jalan menuju surga.

‫ (يا‬:‫ فقال‬،‫ فسأل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،‫جاء رسجل اسمه جاهمة‬
ِ َّ ‫رسو َل‬
،‫ ن َعم‬:‫ هل لَ َك ِمن أ ّم؟ قا َل‬:‫ أردتُ أن أغز َو وقد جئتُ أستشي ُركَ؟ فقا َل‬،‫هللا‬
)‫ فالزَمها فإنَّ الجنَّةَ تحتَ ِرجلَيها‬:‫قا َل‬

“Salah seorang bernama Jahimah mendatangi Nabi


Muhammad saw dan berkata: “wahai Rasulullah SAW, saya
ingin berperang bersamu melawan musuh-musuh Allah swt,
maka mohon sarannya!” Nabi saw menjawab: “ apakah ibumu
masih ada?” orang tersebut menjawab: “ia wahai Rasulullah
SAW.” disanggah lagi oleh Rasulullah saw: “ kalau begitu
jagalah dia, karena surga berada ditelapak kakinya.” (HR. al-
Nasa’i dalam shahihnya nomor 3104)

Ketiga, amalah yang paling ampuh adalah berbakti


kepada ibu. Ibnu Abbas mengatakan bahwa tidak ada jalan

67
yang lebih baik dan ampuh untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT selain berbakti terhadap seorang ibu. Pernyataan
beliau dapat dilihat dalam redaksi berikut:

، ‫ إنِّي َخطبتُ امرأةً فأبَت أن تن ِك َحني‬: ‫ فقا َل‬، ‫س أنَّهُ أتاهُ رج ٌل‬ ٍ ‫عن اب ِن عبَّا‬
‫ فَ َهل لي ِمن تَوب ٍة ؟‬، ‫ فَ ِغ ْرتُ علَيها فقتَلتُها‬، ُ‫وخطبَها َغيري فأحبَّت أن تن ِك َحه‬
ِ َّ ‫ تُب إلى‬: ‫ قا َل‬، ‫ ال‬: ‫ أُ ُّم َك َحيَّةٌ ؟ قا َل‬: ‫قا َل‬
‫ وتقَ َّرب إلي ِه ما‬، ‫هللا ع َّز وج َّل‬
‫ إنِّي ال‬: ‫ ل َم سألتَهُ عن حيا ِة أُ ِّم ِه ؟ فقا َل‬: ‫س‬ َ ُ‫ ف َذهَبتُ فسألت‬، َ‫استَطعت‬
ٍ ‫ابن عبَّا‬
ِ َّ ‫ب إلى‬
‫هللا ع َّز وج َّل ِمن ب ِّر الوا ِلدة‬ ً ‫أعلَ ُم‬
َ ‫عمًل أق َر‬

“Dari Ibnu ‘Abbas, ada seorang lelaki datang kepadanya, lalu


berkata kepada Ibnu Abbas: saya pernah ingin melamar
seorang wanita, namun ia enggan menikah dengan saya. Lalu
ada orang lain yang melamarnya, lalu si wanita tersebut mau
menikah dengannya. Aku pun cemburu dan membunuh sang
wanita tersebut. Apakah saya masih bisa bertaubat? Ibnu
Abbas menjawab: apakah ibumu masih hidup? Lelaki tadi
menjawab: Tidak, sudah meninggal. Lalu Ibnu Abbas
mengatakan: kalau begitu bertaubatlah kepada Allah dan
dekatkanlah diri kepadaNya sedekat-dekatnya. Lalu lelaki itu
pergi. Aku (Atha’) bertanya kepada Ibnu Abbas: kenapa anda
bertanya kepadanya tentang ibunya masih hidup atau tidak?
Ibnu Abbas menjawab: aku tidak tahu amalan yang paling bisa
mendekatkan diri kepada Allah selain berbakti kepada
ibu” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya
shahih nomor 2799)

68
Keempat, seorang ibu dapat predikat syahid disaat mati
dalam kondisi melahirkan. Perjuangan seorang ibu mulai dari
hamil hingga anaknya menjadi besar sungguh sangat luar
biasa. Sehingga sah-sah saja dia bisa mendapatkan predikat
syahid disaat mati dalam kondisi melahirkan, sebagaimana
disabdakan oleh Nabi Muhammad saw:

، ‫ش ِهي ٌد‬ ُ ‫ َوا ْل َغ ِر‬، ‫ش ِهي ٌد‬


َ ‫ق‬ َ ُ‫ ا ْل َم ْط ُعون‬: ِ‫هللا‬ َ ‫س َوى ا ْلقَ ْت ِل فِي‬
َّ ‫سبِي ِل‬ ِ ٌ‫س ْب َعة‬
َ ‫ش َه َدا ُء‬ُّ ‫ال‬
ُ‫ َوالَّ ِذي يَ ُموت‬، ‫ش ِهي ٌد‬َ ‫ق‬ َ ُ‫ َوا ْل َم ْبطُون‬،ٌ‫ش ِهيد‬
ُ ‫ َوا ْل َح ِر‬، ‫ش ِهي ٌد‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ب َذا‬
ِ ‫ت ا ْل َج ْن‬ ُ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َو‬
َ ‫ َوا ْل َم ْرأَةُ تَ ُموتُ بِ ُج ْم ٍع‬، ‫ش ِهي ٌد‬
‫ش ِهيد‬ َ ‫ت َْحتَ ا ْل َهد ِْم‬

“Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di


jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid,
mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung
(semacam liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut
adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati
tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang
meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Ahmad
dalam musnadnya nomor 15998)
Paparan di atas begitu tegas memberikan pencerahan
sekaligus teguran pada kita semua bahwa seorang ibu sangat
ditinggikan dan dihargai oleh islam berkat perjuangan
hidupnya, mulai dari hamil hingga anak-anaknya tumbuh
menjadi besar. Sehingga kita tidak boleh merendahkannya
apalagi menyia-nyiakannya. Jika ia, berarti kita telah menjadi
manusia biadab yang tidak tahu terima kasih.
Wallahu a’lam

69
70
(8)
Renungan di Tahun Baru 2020

Penulis
Mohammad Hafid
1 Januari 2020

Kita dan momen penting serasa bersatu padu. Seakan


tidak bisa dilepaskan dan dipisahkan. Pokoknya, ia harus
diabadikan entah bagaimanapun bentuknya. Sehingga tidaklah
salah jika ia dirayakan serta dimeriahkan.
Hanya saja, melihat fakta yang terjadi, ternyata bentuk
perayaan dan sambutan terhadap datangnya momen penting
seringkali keluar dari jalur bentuk perayaan yang
sesungguhnya. Bahkan sarat dengan efek negatif yang
menjerumuskan.
Padahal naturalnya, seseorang yang ingin lebih baik
dalam hal apapun untuk selanjutnya, pastinya harus mendikte
ulang kelemahan dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Diibaratkan seorang penulis, ia tidak mungkin tulisannya
semakin bagus dari sebelumnya jika ia tidak pernah
memperhatikan dan mengedit apa yang sudah ditulis. Itulah
sebabnya mengapa begitu banyak firman Allah swt yang
memperingatkan keberadaan serta peran akal pikiran. Karena
faktanya banyak diantara kita yang bertindak diluar peran dan
fungsi akal pikiran. Kalu akal saja sudah dinafikan bagaimana
mau intropeksi diri.

71
Oleh karena itu, di momen pergantian tahun ini sangat
penting bagi kita membaca ulang firman Allah SWT tentang
renungan dan intrsopeksi diri sebagai syarat mutlak menuju
kehidupan yang lebih baik. Puncaknya, agar kita tidak lupa
untuk menggunakan akal pikiran serta melakukan introspeksi
diri.
Allah swt berfirman dalam surah al-Hasyr: 18
sebagaimana berikut:

‫يا أيها اللذين أمنوا اتقوا هللا ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا هللا إن هللا خبير‬
‫بما تعملون‬

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada


Allah swt dan hendaknya diri kalian melihat apa yang akan
dipersiapkan dan dipersembahkan untuk hari esok. Bertqwalah
kalian, sesungguhnya Allah swt maha melihat apa yang kalian
lakukan.“

Ayat di atas menurut Ibnu Katsir memberikan pesan


pentingnya renungan dan introspeksi diri. Sehingga Allah SWT
menyuruh kita untuk mengorek diri, muhasabah dan melihat
rekam jejak agar bisa melihat seberapa kesalahan dalam menata
hidup dimasa lalu. Kemudian dilanjutkan dengan tindakan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan. Baru
kemudian tabungan kebaikan semakin bertambah dan lebih
baik.
Selain itu menurut beliau, pengulangan perintah
bertakwa kepada kepada Allah sebanyak dua kali tentunya

72
memiliki makna yang lebih. Yakni sebagai bentuk penguatan
bahwa ketaqwaan memang betul-betul identitas seorang
mukmin. Ayat di atas juga menegaskan pada kita bahwa
sekecil apapun perbuatan kita tentunya tidak pernah lepas dari
pengawasan Allah SWT. Buruk ataupun baiknya, tetap akan
dipertanggungjawabkan serta akan memengaruhi kehidupan
kita entah di dunia ataupun di akhirat.
Alhasil, bagi penulis, firman Allah SWT di atas,
mengajak kepada kita semua, untuk senantiasa bertakwa dan
berperilaku baik. Sedang konsistensi ketakwaan tentunya tidakl
mungkin akan selalu mengalir jika kita meniadakan akal
pikiran untuk merenug dan berintrospeksi diri dari setiap
langkah yang sudah dijalankan.
Lebih dari itu, sebutan takwa, introspeksi diri dan amal
perbuatan secara berurutan mengindikasikan adanya
hubungan erat antar ketiganya. Disamping itu, juga mengajak
berfikir logis, bahwa ketaqwaan sebagai tujuan tentunya
memerlukan cara yakni introspeksi diri. Dimana melalui cara
itulah amal perbuatan yang sudah dilakukan bisa diketahui
baik buruknya. Sehingga akan sampai pada tujuan yaitu
ketakwaan.
Dari sini kita paham akan pentingnya introspeksi diri
khususnya di awal pergantian tahun. Bukan malah mengisinya
dengan sesuatu yang seakan-seakan baik tapi ternyata buruk.
Baik sementara dan buruk untuk selamanya. Bukankah kita
semua dibekali akal pikiran oleh Allah swt sebagai pembeda.
Lalu mengapa kita seakan-akan tidak punya waktu untuk
intropeksi diri dalam menyambut pergantian tahun. Kenapa
kita saat perayaan pergantian tahun lebih tertipu dengan
kesenangan sesaat dengan prilaku-prilaku konyol yang
menjerumuskan.

73
Marilah sadarkan diri kita, keluarga kita, tetangga kita
dan umat islam seluruhnya. Pahamkan mereka bahwa
pergantian tahun intinyaialah menjadi kesempatan emas untuk
melakukan introspeksi diri demi perbaikan di tahun
selanjutnya.
Selamat Tahun Baru 2020. Semoga kita semua tetap
dilindungi oleh Allah SWT dengan anugerah kesempatan
untuk melakukan introspeksi diri agar amal perbuatan kita
semakin baik kedepannya.

74
(9)
Apakah Kotoran Cicak Najis Menurut Ulama Fikih?
Ini Penjelasannya

Penulis
Mohammad Hafid
7 Januari 2020

Cicak merupakan hewan reptil dari suku Gekkonidaedi,


hewan ini bisa merayap di permukaan vertikal karena memiliki
bulu-bulu halus yang terdapat di kakinya. Bulu-bulu halus
tersebut berfungsi sebagai lem yang mampu berjalan menahan
tekanan gravitasi yang membuat cicak tidak terjatuh.
Hewan ini sebagaimana kita ketahui banyak hidup dan
berkembang biak di bawah atap rumah kita dan berkeliaran
mendekati pusat cahaya untuk mencari makan, sehingga tak
jarang kita sering menemukannya membuang kotoran
sembarangan dari langit-langit rumah yang bisa saja terjatuh ke
lantai, makanan bahkan badan kita sendiri.
Lantas, bagaimana hukum kotorannya, apakah ia
tergolong najis mengacu pada bahwa kotorannya sangat
menjijikkan atau malah sebaliknya berdasarkan hewan ini
termasuk dari hewan yang tak memiliki darah serta hidup
bersama manusia. (Hukum Membunuh Cicak pada Malam
Jumat). Lebih jelasnya, perhatikan dengan seksama komentar
para Ulama tentang alasan mengapa kotoran cicak tidak
dikatakan najis sebagai berikut:

75
1. Cicak Tergolong Hewan yang Tak’ berdarah
Imam Nawawi -ulama Mazhab Syafii- dalam
bukunya al-Majmu’ mengatakan:

‫وأما الوزغ فقطع الجمهور بأنه ال نفس له سائلة‬

“Untuk cicak, mayoritas ulama menegaskan, dia termasuk


binatang yang tidak memiliki darah yang mengalir.” (al-
Majmu’, 1:129)

Hal yang sama juga disampaikan ar-Ramli ulama


yang juga bermazhab Syafi’i dalam an-Nihayah:

‫ إما بأن ال‬،‫ويستثنى من النجس ميته ال دم لها سائل عن موضع جرحها‬


‫ أو لها دم ال يجري‬،ً‫يكون لها دم أصًل‬

“Dikecualikan dari benda najis (tidak termasuk najis),


bangkai binatang yang tidak memiliki darah yang mengalir
ketika dilukai, baik karena tidak memiliki darah sama sekali
atau memliki darah, namun tidak mengalir. Seperti cicak,
tawon, kumbang, atau lalat. Semuanya tidak najis
bangkainya.: (Nihayah al-Muhtaj, 1:237)

Selanjutnya, Imam Ibnu Qudamah ulama Madzhab


Hanbali– mengatakan lebih detail dalam bukunya al-
Mughni:

76
‫سائِلَةٌ ‪ ،‬فَ ُه َو طَا ِه ٌر بِ َج ِميعِ أَ ْجزَائِ ِه َوفَ َ‬
‫ض ًَلتِ ِه‬ ‫َما َال نَ ْف َ‬
‫س لَهُ َ‬

‫‪“Binatang yang tidak memiliki darah mengalir semua‬‬


‫‪bagian tubuhnya dan yang keluar dari tubuhnya‬‬
‫‪(kotorannya) adalah suci.” (al-Mughni, 3:252).‬‬

‫‪2. Kotoran Cicak‬‬ ‫‪tergolong‬‬ ‫‪yang Ma’fuat (Najis‬‬ ‫‪yang‬‬


‫)‪Dimaafkan‬‬
‫‪Kotoran cicak itu dihukumi ma’fu (kotoran yang‬‬
‫‪dimaafkan), sehingga tidak perlu disucikan. cukup‬‬
‫‪dibersihkan saja. Sebagaimana keterangan yang terdapat‬‬
‫‪dalam kitab Hasyiyah Qolyubi juz 1 halaman 209:‬‬

‫صًلة فقط‪ ،‬أو فيها وغيرها ما م ّر على عامر‪ .‬قوله‪:‬‬


‫(ويعفى) أي في ال ّ‬
‫(عن قليل دم البراغيث) ومثله فضًلت ما ال نفس له سائلة‪ .‬قال شيخ‬
‫ورجح ّ‬
‫العًلمة‬ ‫ّ‬ ‫شيخنا عميرة ومثله بول الخفّاش‪ ،‬كما في شرح شيخنا‬
‫ابن قاسم العفو عن كثيره أيضا‪ .‬قال وذرقه كبوله‪ ،‬وقال تبعا البن‬
‫حجر‪ ،‬وكذا سائر الطّيور‪ ،‬ويعفى عن ذرقها وبولها‪ ،‬ولو في غير‬
‫صًلة على نحو بدن أو ثوب قليًل أو كثيرا رطبا أو جافّا ليًل أو نهارا‬
‫ال ّ‬
‫لمشقّة االحتراز عنها فراجعه مع ما ذكروه في ذرق الطّيور في‬
‫المساجد‬

‫‪77‬‬
“Imam Ibnu Qasim berpendapat bahwa kotoran kelelawar
sama halnya seperti kencingnya, pendapat beliau ini
mengikuti Imam Ibnu Hajar, dan hal ini sama dengan jenis
burung yang lainya. Kotoran dan air kencingnya
hukumnya dima’fu meskipun itu terjadi dalam selain shalat
seperti terkena pada badan atau baju, baik najisnya sedikit
atau banyak, basah ataupun kering, dan malam atau siang
dikarenakan sulit untuk menjaganya, dan apa yang telah
tertuturkan tadi itu hukumnya sama (dima’fu) dengan
kotoran burung yang berada di dalam masjid.”

Dapat disimpulkan, bahwa ulama tidak satu pendapat


dalam masalah ini, hanya saja mayoritas mereka
mengatakan bahwa kotoran cicak sama dengan kotoran-
kotoraan hewan-hewan lainnya yang tak berdarah atau
berdarah tapi tidak dapat mengalir yang secara qa’idah
dinyatakan bahwa segala hewan yang tak berdarah atau
berdarah tapi tidak mengalir semuanya suci termasuk
kotorannya.
Selanjutnya, mengingat cicak bagian dari hewan yang
sulit dihindari yang selalu saja berkeliaran hidup bersama
manusia yang tentunya kotorannya dapat dijumpai di
segala titik maka ia tergolong dari hal-hal
yang ma’fuat (sekalipun najis maka diampuni).

Wallahu A’lam

78
( 10 )
Muridku, Maafkan Saya Mencintaimu

Oleh : Mohammad Hafid


17/04/2020

Cinta itu ajaib. Datang dan pergi secepat kilat. Bahkan


seringkali tidak mengenal siapa dia sebagai objek yang dirindu.
Murid, teman, kawan bisa juga lawan.
Keajabannya memporak-poranda logika. Betul kata
Agnes cinta tak mengenal logika. Kata saya, juga begitu.
Karena saya mengalami itu. Logika saya tumpul. Tidak bisa
menggores kelas dan perbedaan antara saya dengan dia.
Sehingga tertanamlah cinta itu dengan suburnya dalam hati
saya. Padahal saya tidak pernah menyiraminya dengan air
sejuk kecantikannya.
Sesekali saya pangkas pertumbuhannya dengan
cengkraman jeruji acuhku. Namun apalah daya, ia hanya
bilang, silakan lakukan apa yang kau mau untuk
membunuhku. Saya akan tetap berdiam hingga kau ke surga
nanti.
Saya semakin hari semakin gila, entah apa lagi yang
harus diupayakan. Kesana kemari layakanya Ayu Tingting
sudah. Melihat gemintang di langit layaknya Ariel tak pernah
ditinggal.

79
Akhirnya matilah aku dibuatnya layaknya Alam, jika ini
dibiarkan terus berlanjut. Di situlah saya mulai memberanikan
diri memberikan kode-kode rahasia kepadanya.
Tanpa harus berpikir apakah dia mengerti atau memang
juga pura-pura tidak mengerti. Yang penting saya bisa
memberikan sinyal, sekalipun tidak sekuat signal XL di daerah
pegunungan.
Satu minggu, dua minggu, tiga minggu dan sudah
berbulan-bulan proses kode rahasia berlanjut. Tetap tidak ada
perubahan. Saya mengira dia betul-betul tidak ingin
memahaminya. Karena faktanya sudah seribu jurus saya
lakukan. Termasuk jurus ajian 212-nya Wiro sableng pernah
saya praktekkan. Sesekali saya pergi kesuatu tempat, untuk
bersemedi. Mencari ketenangan dengan harapan akan ada cara
ampuh atasi ini semua.
Alih-alih menemukan jawaban, di sana justru saya
semakin stres dibuatnya. Karena satu detik tidak bertemu
walaupun hanya lewat ciri khasnya, seperti sudah seratus
tahun.

Allahu akbar..., Allahu akbar ....


Suara azan menyeruak menembus relung telinga
meneduhkan kebingungan sejenak.
Saat itulah saya terbangun dari tidur sempitku. Tiba-
tiba saya merasakan kesejukan. Karena pada saat itu ada setetes
ide beserta keberanian mendatanginya. Pura-pura saja
kulupakan sejanak tetesan ide. Sekalipun maha pencipta ide
maha tahu. Lalu kutunaikan salat subuh sendirian tapi
mendua.

80
Dalam salat, jujur saya menduakan yang maha tahu. Karena,
pikiran boleh menolak, tapi hati tak mengelak akan
kehadirannya.
Salat diselaikan, zikirpun tak kulupa. Hanya saja,
keadaannya masih tidak beda. Dalam hati, ada dia dan yang
menciptakannya.
Kucoba lebih keraskan lagi suaraku, penuh harap agar
dia merasa bising bersamaku. Faktanya dia semakin menempel
lebih dari hanya sekedar lintah.
Sesekali saya sadar, merasa malu pada-Nya, masa ia saya selalu
menduakan-Nya disaat yang seharus semua kutinggalkan.
Tapi suasana itu hanya sebentar. Datang lagi, datang
lagi. Sidia, murid kesayangan. Penuh ajak dan mengingatkan
ide yang muncul dikamar mandi kala itu. Saya bingung, saya
bimbang. Bukan karena dia. Tapi, kenapa ide itu semakin
meneguhkanku untuk menemuinya.
Hari-hari berlalu, kehidupan -alhamdulillah- tetap
berlanjut. Akan tetapi rasaku yang tidak bisa digambarkan
dengan manisnya madu terus lengket tak pernah berganti
sedikitpun.
Justru faktanya, semakin dan semakin membesar
layaknya perempuan hamil. Bertambah hari dan bulan semakin
menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Akan tetapi, yang saya bingungkan kenapa perasaan ini
tidak bisa diprediksi kapan lahirnya. Kenapa tidak seperti
orang hamil yang bisa diukur dengan matematika kebidanan.
Entahlah, saya sepertinya lilnglung tak berdaya menghadapi
ini semua. Saya hanya bisa bertahan dengan ketidak pastian.

81
Seiring dengan semakin membesarnya rasa, saya
perhatikan dengan seksama ternyata, ada hal beda darinya.
Pelan-pelan dia semakin menjauh. Yang semula seringkali
menampakkan walau hanya melalui media online, sekadar basa
basi, ternyata hilang dan lenyap tanpa bayangan.
Awalnya saya mengira dia hanya kehabisan paket data
internet. Akan tetapi saya lebih perhatikan lagi, faktanya dia
sering saya temui tengah bermain di sosial media.
Saya bingung dengan seribu tanya. Entah apa yang
terjadi. Apakah ada yang salah dengan saya atau memang saya
yang betul-betul salah.
Tapi, setelah sekian lama bersama kebingungan, tiba-
tiba disaat proses bimbingan proposal skripsi ada salah satu
mahasiswiku yang memberikan kabar pahit merengkus
semuanya.
Dia sepertinya banyak tahu tentangnya. Salah satunya
ialag kabar rencana pernikahannnya yang akan dilangsungkan
beberapa bulan ke depan.
Saya kaget stadium 4. Tapi saya harus sadarkan diri,
bahwa inilah cinta. Tidak semua cinta yang sudah tertanam
harus terwujud ke permukaan hingga bersanding kepelaminan.
Saya, juga harus mengerti bahwa hal yang manis dirasa akan
terus manis. Tidak. Karena faktanya, banyak hal manis berubah
menjadi pahit.
Selain itu, saya juga harus berani mengorbankan
perasaan demi perasaan yang lain. Hal yang sangat hina jika
saya memaksakan diri untuk terus berlanjut mengejarnya.
Karena dia sudah menjadi milik orang.

82
Biarlah saya hidup dengan rasa itu, tanpa harus
mengejarnya. Bahagianya bersama pasangan hidupnya telah
menjadi kebahagian yang akan membungkus rasa ini.
Selamat tinggal cinta. Semoga kau bahagia dan
mendapat ridha-Nya. Mohon maaf, saya salah telah
mencintaimu.

83
84
Biografi Penulis

Mohammad Hafid, lahir di Bujur


Timur, Batu Marmar, Pamekasan,
Jawa Timur pada 25 Februari 1987. Ia
tumbuh dan berkembang dalam
sebuah keluarga yang penuh dengan
tekanan ekonomi. Akan tetapi hal itu
tidak mematahkan tekad dan
semangatnya untuk terus berjuang
meniti jalan dalam dunia pendidikan berkat semangat
dan juga tekad bapak ibunya.
Pendidikan dasarnya ia lalui di Sekolah Dasar
Ambender II, Ambender, Pegantenan Pamekasan.
Sementara pendidikan menengah pertamanya dia
tuntaskan di MTs Miftahul Ulum Lebbek Pakong
Pamekasan. Kemudian ia melanjutkan pada jenjang
Madrasah Aliyahnya di MA Mambaul Ulum Bata-Bata,
Panaan, Palengaan, Pamekasan.
Selanjutnya, pendidikan tingginya pada tingkatan
S1 ia titi di timur tengah, tepatnya di Universitas Al-
Ahgaff, Tareem, Hadramaut, Yaman selama lima tahun.
Tidak cukup disitu, ia juga sudah menempuh pendidikan
pasca sarjana S2 di Universitas Sunan Giri Surabaya
dengan konsentrasi Hukum Keluarga Islam/Ahwal
Syakhsiyah.
Kini, ia aktif sebagai pendidik. Yaitu, menjadi
dosen tetap dalam program studi Hukum Keluarga Islam
di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah As Salafiyah Sumber
Duko Pamekasan. Disamping itu, ia juga mengajar di

85
Institut Agama Islam al-Khairat Pamekasan dan menjadi
tenaga ahli di pondok pesantren Darul Lughah wa al-
Dirasah al-Islamiyah, Seninan, Akkor, Palengaan
Pamekasan.
Sebagai penulis pemula yang tentunya masih
banyak ribuan kekurangan dan kesalahan ia sangat
mengharap kritik dan saran guna peningkatan kualitas
dalam penulisan selanjutnya. Untuk itu, silahkan kirim
kritik dan saran ke : sangtasangsang04@gmail.com.

86

Anda mungkin juga menyukai