Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Aeronautika
Disusun Oleh:
Asep Diki Saripudin
141221033
Penulis:
Penguji:
Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 31 Juli 2017 dan disahkan sesuai
ketentuan.
Pembimbing I Pembimbing II
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir
ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi dalam laporan Tugas Akhir ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan
sebagai bahan untuk makalah/Tugas Akhir lain kecuali saya menyatakan dengan
jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa laporan Tugas Akhir yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiatisme.”
Yang menyatakan,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alah SWT Berkat limpahan
karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
yang berjudul “RANCANG BANGUN STRUKTUR PENUMPU MODEL
SISTEM HIDROLIK RODA PENDARAT PESAWAT GRAND COMMANDER
680FL”.
Laporan ini memaparkan proses dan hasil pelaksanaan Tugas Akhir terkait
dengan Rancang Model Sistem Hidrolik Roda Pendarat Pesawat Grand
Commander 680FL yang dibuat untuk menambah sarana pembelajaran mahasiswa
dalam mempelajari dan memahi cara kerja sistem hidrolik roda pendarat pada
pesawat Grand Commander 680FL. Konsentrasi Laporan Tugas Akhir ini terfokus
pada Rancang bangun struktur penumpu sistem hidrolik roda pendarat pesawat
Grand Commander 680FL.
2. Orang tua dan keluarga yang memberikan dukungan moril maupun materil
kepada penulis selama proses pelakasanaan Tugas Akhir.
3. Parno Rahardjo, M.Sc., Ph. D., selaku ketua Jurusan Teknik Mesin.
4. Dr. Lenny Iryani, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Aeronautika
Politeknik Negeri Bandung
7. Singgih Satrio W., S.T., M.T. selaku wali kelas selama tiga tahun yang telah
membantu proses belajar penulis di Program Studi Teknik Aeronautika.
8. Bapak Ilyas selaku teknisi lab material komposit yang telah membantu
selama Tugas Akhir.
10. Terimakasih kepada rekan seangkatan 2014 terutama tim Tugas Akhir yaitu
Moch. Fakhrul Arifin Pratomo dan Immanuel Gerardi yang telah membantu
dalam proses penyelesaian Tugas Akhir.
11. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v
ABSTRAK ...................................................................................................................xi
ABSTRACT............................................................................................................... xii
iii
2.6.4 Penentuan Diameter Baut ...........................................................14
2.6.5 Faktor Keamanan ........................................................................15
2.7 Regulasi Terkait ......................................................................................15
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar IV.5 Mounting aktuator Roda Pendarat Depan .......................................... 36
Gambar IV.6 Mounting Roda Pendarat Bagian Depan ............................................ 36
Gambar IV.7 Roda Pendarat Utama Posisi Extend .................................................. 37
Gambar IV.8 Diagram Benda Bebas ......................................................................... 38
Gambar IV.9 Diagram benda bebas roda pendarat utama posisi retract .................. 39
Gambar IV.10 Roda Pendarat Utama Posisi Extend ................................................ 40
Gambar IV.11 Diagram Benda Bebas ....................................................................... 40
Gambar IV.12 Diagram benda bebas roda pendarat depan posisi retract ................ 41
Gambar IV.13 Desain Struktur Penumpu ................................................................. 45
Gambar IV.14 Pembebanan Pada Struktur Penumpu .............................................. 46
Gambar IV.15 Penampang Pipa Profil Segi Empat .................................................. 48
Gambar IV.16 Penampang Las ................................................................................. 53
Gambar IV.17 Model Struktur Penumpu Roda Pendarat Grand Commander
680FL ................................................................................................ 55
Gambar IV.18 Mounting Roda Pendarat .................................................................. 55
Gambar IV.19 Reservoir............................................................................................ 56
Gambar IV.20 Proses Pengujian ............................................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Daftar Simbol
ix
Daftar Singkatan
TA : Tugas Akhir
SF : Safety Factor
x
ABSTRAK
Laporan Tugas Akhir (TA) menjelaskan pelaksanaan rancang bangun model sistem
hidrolik roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL yang bertujuan
merealisasikan rancang bangun model sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand
Commander 680FL khususnya pada bagian struktur penumpu. Adapun tujuan lain
dari TA ini adalah merancang mounting dan struktur penumpu model sistem hidrolik
roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL yang mampu menahan beban
komponen model sistem hidrolik. Metode yang digunakan pada tahapan penyelesaian
TA ini adalah Metode Analisis dan Eksperimental. Tahapan studi literatur, tahapan
obervasi & studi banding, tahapan desain & analis merupakan bentuk implementasi
dari Metode Analisis. Tahapan manufaktur, tahapan pengujian, serta tahapan evaluasi
dan trouble shooting merupakan bentuk implementasi dari Metode Eksperimental.
Proses perancangan struktur penumpu dilakukan dengan menggunakan software
Autodesk Inventor Profesional 2014. Proses manufaktur yang digunakan pada
tahapan penyelesaian TA ini adalah proses cutting, drilling, bending, welding, dan
grinding. Hasil yang didapat dari rancang bangun struktur penumpu ini adalah
mounting roda pendarat berhasil dimanufaktur dengan mampu menahan tegangan
tarik paling besar sebesar 1.27 MPa, tegangan tekan paling besar sebesar 5.1 MPa,
tegangan geser paling besar sebesar 1.3 MPa dan struktur penumpu berhasil
dimanufaktur dengan mampu menahan tegangan lentur paling besar sebesar 41.4
Mpa. Diharapkan hasil TA ini akan dapat digunakan sebagai alat praktik pada
perkuliahan Sistem Pesawat Udara khususnya pada modul Sistem Hidrolik Roda
Pendarat Pesawat Grand Commander 680FL.
xi
ABSTRACT
Final Project (TA) describes the design implementation of hydraulic system model
landing gear of the Grand Commander 680FL which aims to realize the design of
hydraulic system model of the landing gear of the Grand Commander 680FL aircraft,
especially on the supporting structure. The other purpose of this TA is to design a
model hydraulic system landing gear mounting and supporting structure of the Grand
Commander 680FL which able to withstand the load of hydraulic system model
component. The method used in the completion phase of this TA is the Analysis and
Experimental Method. Study Literature, Observation & Comparative Study, Design
& Analyst is a form of implementation the Analysis Method. Manufacturing Phase,
Testing Phase, Evaluation and Trouble Shooting is a form of implementation
Experimental Method. The design of the supporting structure is done by using
Autodesk Inventor Professional 2014 software. The manufacturing process used in
the completion phase of this TA is the process of cutting, drilling, bending, welding,
and grinding. The result of design and manufacturing this supporting structure is
landing gear mounting that successfully manufactured and able to hold tensile stress
about 1.27 MPa, compressive stress about 5.1MPa, shear stress about 1.3 MPa, and
the support structure successfully manufactured and able to hold bending stress
about 41.4MPa. It is expected that this TA result will be used as a practical props in
Aircraft System lecture especially on Handing Module landing gear of Grand
Commander 680FL aircraft.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen penting pada pesawat udara adalah roda pendarat, roda
pendarat berfungsi pada saat pesawat landing dan pesawat berada di darat. Roda
pendarat yang dimiliki pesawat Aero Grand Commander 680 FL berjenis tricycle-
retractable yang terdiri dari dua roda pendarat utama yang terdapat pada bagian
bawah sayap kiri dan kanan serta satu buah roda pendarat bagian depan yang terdapat
pada bagian depan fuselage dibawah cockpit area. Roda pendarat bagian depan yang
dimiliki pesawat Grand Commander 680FL dapat dikendailkan atau steerable.
Gambaran visual pada posisi roda pendarat retract dan extend diperlukan
dalam memahami dan mempelajari cara kerja sistem hidrolik roda pendarat pada
pesawat. Alat praktik yang dimiliki Laboratorium Airframe and Powerplant
Politeknik Negeri Bandung untuk memahami dan mempelajari cara kerja sistem
hidrolik roda pendarat pada pesawat adalah sistem hidrolik roda pendarat pada
pesawat Grand Commander 680FL yang sebenarnya. Sumber energi yang digunakan
untuk mengoperasikan sistem hidrolik pesawat ini adalah motor listrik.
Permasalahan yang terjadi pada saat penggunaan sistem hidrolik roda pendarat
pesawat Grand Commander 680FL sebagai sarana untuk mempelajari dan
memahami sistem hidrolik roda pendarat pesawat adalah besarnya penggunaan daya
listrik untuk mengoperasikan motor listrik yang digunakan dan masih adanya
kebocoran pada sistem hidrolik yang membuat cairan hidrolik berceceran.
1
2
1. BAB I PENDAHULUAN
o Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai hal yang berhubungan dengan
Tugas Akhir seperti, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Ruang
Lingkup, Batasan masalah, Tujuan Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
o Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang
digunakan dalam penyelesaian TA ini seperti, roda pendarat pesawat Grand
Commander 680FL, model roda pendarat Grand Commander 680FL,
pengelasan, analisis perhitungan struktur penumpu, dan regulasi terkait.
3. BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENYELESAIAN
o Bab ini berisi tentang penjelasan metode dan proses penyelesaian tugas
akhir yang dirinci sesuai format laporan seperti: Studi Literatur, Studi
Banding dan Observasi, Desain dan Analisis, Manufaktur, Pengujian,
Evaluasi dan Trouble Shooting.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
o Bab ini berisikan tentang penjelasan Hasil dan Pembahasan mengenai
langkah langkah yang dilakukan pada BAB III seperti: Studi literatur, Studi
Banding dan Observasi, Desain dan Analsis, Manufaktur, Pengujian,
Evaluasi dan Troublesooting.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
o Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil yang didapat
dalam proses penyelesaian tugas akhir Rancang Bangun Struktur Penumpu
Model Sistem Hidrolik Roda Pendarat Pesawat Grand Commander 680FL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
5
6
Seperti pada Gambar II.3 adalah roda pendarat pada pesawat Aero Grand
Commander 680 FL. Roda pendarat yang dimiliki pesawat ini berjenis retractable –
tricycle landing gear. Dua roda pendarat utama yang dimiliki pesawat ini bertumpu
pada bagian bawah sebelah kiri dan kanan sayap pesawat tepatnya dibelakang engine
dari pesawat. Satu roda pendarat bagian depan terletak di fuselage (nose), di bawah
bulkhead bagian depan flight compartment (cockpit area).
menggerakan roda pendarat dari posisi extend ke posisi retract maupun sebaliknya
melalui sistem kendali yang digerakan didalam cockpit pesawat. Tenaga hidrolik ini
dihasilkan dari engine driven pump (EDP)
Struktur penumpu model roda pendarat ini dirancang dengan mengacu pada
struktur pesawat Grand Commander 680FL yang asli. Perancangan model struktur
penumpu mempertimbangkan beberapa aspek seperti jenis struktur dan material yang
digunakan, ketertersedian material di pasaran, kemudahan dalam proses manufaktur,
dan harga dari material itu sendiri. Bahan atau material yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
Steel hollow adalah besi berongga (pipa) berbentuk kotak atau disebut juga
SHS (Square Hollow Section) dan berbentuk persegi panjang atau RHS (Rectangular
Hollow Section). Steel hollow terbuat dari material carbon steel ataupun stainless
steel. Berdasarkan lapisan finishing pada bahan Steel Hollow, Steel hollow dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu Steel hollow biasa (standar), hollow galvalume dan hollow
Galvanis. Galvalume merupakan sebutan untuk pelapisan yang mengandung unsur
Aluminium dan Zinc atau disebut Zinc-Alume.
Untuk bahan Galvalume yang paling baik terdiri dari 55% unsur coatingnya
Aluminium, 43.5%, unsur seng/zink dan 1.5% unsur silikon. Galvanis merupakan
sebutan untuk pelapisan finishing yang terdiri dari 98% unsur coating seng/zink dan
2% lapisan unsur Aluminium. Untuk menghindari karat pada bahan galvanis, lapisan
coating harus lebih tebal dan kelemahannya pada bahan galvanis saat dipotong atau
tergesek pada permukaannya atau di sekrup, akan menimbulkan korosi dan karatan.
Hal ini kurang baik bila dipergunakan untuk bahan material rangka hollow atau
rangka baja ringan. [12]
2.5 Pengelasan
Dalam proses desain dan analis struktur penumpu ada beberapa proses
perhitungan yang digunakan untuk memastikan kekuatan dari komponen struktur
penumpu, berikut adalah proses perhitungan yang digunakan.
∑F = 0 atau ∑Fx =0
∑Fy =0
∑FZ = 0
∑M = 0 atau ∑Mx = 0
∑My = 0
∑MZ = 0 (2)
Dari dua buah persamaan diatas dapat dijelaskan kondisi kesetimbangan dapat
terbentuk ketika tidak adanya gaya dan momen resultan yang bekerja dari tiap
koordinatnya. Pada dua batang atau dua tumpuan yang menerima beban terpusat
seperti pada Gambar II.6 maka persamaan kesetimbangan dua dimensi berlaku untuk
mendapatkan gaya gaya reaksinya. Gaya gaya reaksi ini adalah sama dengan gaya
yang diterima oleh tiap tumpuan. Gaya yang diterima oleh tumpuan (∑Fy=0) sama
dengan gaya reaksi dari tumpuan.[8]
11
∑Fy = 0 ; P – RA – RB = 0
Untuk beban merata seperti Gambar II.7, perhitungan reaksinya sama dengan gambar
II-11 yaitu dengan menggunakan syarat syarat kesetimbangan.
∑Fy = 0 ; P – RA – RB = 0
12
2.6.2 Tegangan
Tegangan merupakan gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas
bidang tersebut. Tegangan dapat dikelompokan menjadi tegangan normal dan
tegangan geser. Berikut adalah jenis tegangan yang terjadi pada struktur penumpu
yang di rancang bangun.
1. Tegangan Normal
Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus)
terhadap irisan yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan σ (sigma).
Tegangan Normal terbagi menjadi 2 yaitu tegangan tarik dan tegangan tekan,
berikut adalah persamaan yang digunakan untuk mencari nilai dari tegangan
normal.
𝐹 (3)
σ=
𝐴
Dimana:
2. Tegangan Geser
Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang dari luas
permukaan, dilambangkan dengan τ (Tau). Nilai tegangan geser dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut.
𝐹
τ= (4)
𝐴
Dimana:
3. Tegangan Lentur
𝑀𝑐
σ= (5)
𝐼
Dimana:
6𝑀
σ= (6)
𝑡𝑙 2
(7)
4. 𝑊
𝐷≥√
𝜋. σa
Dimana:
- W = beban (kg) yang bekerja pada sambungan baut dan mur.
- σa = tegangan tarik yang diijinkan (kg/mm2) didapat dari σtmax/Safety factor
15
Faktor keamanan atau Safety Factor (SF) adalah sebuah kondisi dimana
kemampuan sebuah benda yang telah dirancang mampu menahan beban lebih dari
yang diperkirakan. Untuk menentukan nilai faktor keamanan ini dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:
𝜎𝑦 (8)
𝑆𝐹 =
𝜎𝑏
Dimana,
SF = Safety Factor
Regulasi terkait dengan roda pendarat mengacu pada CASR Part 23 sub part
D; Design and Construction untuk pesawat kategori normal, utility, acrobatic, and
commuter category airplanes dan CASR Part 25 untuk pesawat katagori transport
category airplanes. [15]
BAB III
METODE DAN PROSES PENYELESAIAN
Metode yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah metode
analisis dan eksperimental. Tahapan pelaksanaan yang merupakan implementasi dari
metode analisis adalah studi literatur, studi banding dan observasi serta desain dan
analisis. Tahapan pelaksanaan yang merupakan implementasi dari metode
eksperimental adalah manufaktur dan pengujian. Secara diagram alir tahapan
penyelesaian Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar III.1.
MULAI
STUDI LITERATUR
DESAIN DAN
ANALISIS
PROSES
MANUFAKTUR
PENGUJIAN TIDAK
EVALUASI
YA
SELESAI
16
17
Dalam melakukan Tugas Akhir ini terdapat beberapa tahapan pengerjaan dan
penyelesaian yaitu studi literatur, studi banding dan observasi, penetuan tindakan
yang akan dilakukan, pengujian, evaluasi, troubleshooting dan pembuatan laporan.
Dalam pelaksanaan Tugas Akhir tahap awal yang dilakukan adalah Studi
Literatur. Langkah pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah mempelajari
mengenai hasil dari Tugas Akhir yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya
mempelajari AMM Landing Gear Grand Commander 680FL Section VI untuk
mengetahui spesifikasi dan bentuk komponen utama sistem hidrolik roda pendarat
pesawat Grand Commander 680FL yang ditumpu struktur penumpu. Selain
mempelajari TA sebelumnya dan Maintenance Manual Grand Commander, studi
literatur juga mempelajari informasi yang berhubungan dengan topik TA dari internet
atau sumber lainnya yang dapat membantu proses penyelesaian TA.
Studi Banding dan Observasi bertujuan untuk mengetahui bentuk detail dan
dimensi dari struktur penumpu roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL.
Observasi pada struktur penumpu pesawat sejenis dilakukan untuk mencocokan dan
mendapatkan informasi yang tidak bisa didapatkan pada tahapan studi literatur.
Adapun data yang ingin diperoleh dari langkah langkah yang dilakukan pada tahapan
Studi Banding dan Observasi adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini ukuran miniatur yang akan dibuat sudah ditentukan dengan
mempertimbangkan lokasi penyimpanan, penempatan ataupun pemanfaatan
nantinya. Ukuran yang sudah ditentukan adalah lebar maksimal 1000 mm, panjang
maksimal 1000 mm dan tinggi maksimal adalah 1000 mm. Berdasarkan
pertimbangan ukuran maksimal tersebut maka skala miniaturisasi yang dibuat
ditentukan dengan menggunakan perbandingan ukuran pesawat sesungguhnya
terhadap ukuran maksimal miniatur yang akan dibuat. Dengan menggunakan ukuran
panjang/jarak bentangan roda pendarat utama kiri ke kanan dan ukuran panjang/jarak
sumbu roda depan ke sumbu roda utama, maka skala model yang diperlukan akan
ditentukan sebagai berikut:
19
3.2.4 Manufaktur
Pada tahap manufaktur ini seluruh komponen yang telah rancang dan di
analisis pada tahap sebelumnya akan melalui tahapan manufaktur yang dilakukan
sendiri oleh penulis. Adapun komponen yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel
III-1.
1. Pemotongan Material
2. Pengelasan
a. Menyiapkan alat pelindung diri seperti pada Gambar III.6 Pelindung Mata,
Gambar III.7 Glove, Gambar III.8 .
c. Proses pengelasan
1. Pemotongan Material
2. Pembuatan Lubang
Proses selanjutnya adalah proses Bending. Proses ini bertujuan membuat plat
alumunium menjadi profil U. Proses Bending pada plat dilakukan secara manual
seperti terlihat pada Gambar III.13.
3.2.4.3 Reservoir
Pembuatan reservoir terdiri dari dua tahapan, tahap pertama yang dilakukan
adalah pembuatan cetakan dan tahap kedua adalah proses laminasi terhadap cetakan
reservoir seperti yang dijelaskan berikut,
1. Pembuatan Cetakan
3.2.4.4 Perakitan
3.2.5 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap struktur penumpu model roda
pendarat. Proses pengujian dilakukan dengan merakit komponen model sistem roda
pendarat yang ditumpu dan dioperasikan. Proses pengujian dilakukan untuk
memastikan struktur penumpu kuat untuk menahan beban pada saat model sistem
hidrolik roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL beroperasi.
3.2.6 Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap hasil dari proses pengujian yang telah dilakukan
sebelumnya, yaitu evaluasi terhadap hasil pengujian struktur penumpu saat menahan
beban komponen model sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand Commander
680FL baik pada saat posisi diam maupun saat beroperasi. Pada tahap ini juga
dilakukan penyelesaian masalah yang terjadi pada saat proses pengujian maupun
masalah yang timbul setelah proses pengujian dimana solusinya bergantung pada
tingkat kesulitan masalah yang ditemukan. Apabila timbul permasalahan pada saat
proses pengujian maka diperlukan tinjauan kembali pada tahapan penyelesaian TA
sesuai dengan diagram alir yang dapat dilihat pada gambar III-1.
Alat dan bahan yang akan digunakan pada TA ini sebagaimana dapat
dijelaskan pada sub-bab berikut di bawah;
29
3.3.1 Alat
3.3.2 Bahan
3.4 K3
Dari ketiga TA yang telah dijelaskan pada Bab II sub bab 2.1 dapat dipelajari
permasalahan yang dihadapi adalah besarnya resiko yang timbul ketika TA yang
dilakukan sebelumnya dioperasikan untuk keperluan belajar mengajar. Resiko yang
timbul pada saat hasil TA sebelumnya dioperasikan dikarenakan untuk
mengoperasikan hasil TA sebelumnya menggunakan sumber listirk yang besar dan
berpotensi membahayakan penggunanya. Selain potensi bahaya yang ditimbulkan
dari penggunaan sumber listrik yang besar, sistem hidrolik roda pendarat yang masih
mengalami kebocoran juga berpotensi bahaya bagi penggunanya jika dimanfaatkan
sebagai sarana proses belajar mengajar di Hangar PSTA POLBAN. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dari TA sebelumnya adalah dengan
merealisasikan rancang bangun model sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand
Commander 680FL yang relatif aman bagi penggunanya. Untuk merealisasikan
rancang bangun sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL
dibutuhkan struktur penumpu yang berguna sebagai tempat bertumpu komponen
model sistem hidrolik roda pendarat yang akan dikaji dengan judul TA “RANCANG
BANGUN STRUKTUR PENUMPU MODEL SISTEM HIDROLIK RODA
PENDARAT PESAWAT GRAND COMMANDER 680FL”.
31
32
680FL untuk mempelajari bentuk dan karakteristik struktur penumpu roda pendarat
pesawat Grand Commander 680FL. Gambar IV.1 Mounting Struktur Penumpu Roda
Pendarat Utama Pesawat Grand Commander 680FL adalah bentuk mounting dari
struktur penumpu roda pendarat pesawat Grand Commander 680FL. Mounting ini
tediri dari 2 komponen yang terpisah dan masing masing kompnen terhubung
langsung dengan struktur sayap pada pesawat aslinya. Mounting ini adalah komponen
yang secara langsung menahan beban dari roda pendarat utama.
Tabel IV-1 Perbandingan Pesawat Grand Commander 680FL dengan Pesawat Nomad
Dari Observasi yang dilakukan didapatkan dimensi utama pesawat yang dapat
dilihat pada Tabel IV-2.
Berikut adalah tahapan desain dan analisis pada Struktur Penumpu Roda
Pendarat Pesawat Grand Commander 680FL.
Diketahui bahwa jarak antar roda utama kanan dan kiri pesawat Grand
Commander 680FL adalah 4130 mm, dan jarak antar sumbu roda depan dengan
sumbu roda utama adalah 5450 mm. Dengan menggunakan persamaan (1) dan
dengan menentukan lebar maksimal miniatur 1.000 mm sebagai jarak antar roda
utama miniatur, maka skala miniaturisasi yang diperlukan adalah
4130 𝑚𝑚
Skala = = 4.13 :1 dibulatkan menjadi 4:1
1000 𝑚𝑚
1. Panjang : 120 mm
2. Lebar : 40 mm
3. Tinggi : 27.5 mm
4. Ketebalan Plat : 2 mm
5. Ukuran Lubang : 8 mm
1. Panjang : 85 mm
2. Lebar : 40 mm
3. Tinggi : 74 mm
4. Ketebalan Plat : 2 mm
5. Ukuran Lubang : 8 mm
36
1. Panjang : 85 mm
2. Lebar : 40 mm
3. Tinggi : 27.5 mm
4. Ketebalan Plat : 2 mm
5. Ukuran Lubang : 8 mm
1. Panjang : 85 mm
2. Lebar : 40 mm
3. Tinggi : 56 mm
4. Ketebalan Plat : 2 mm
5. Ukuran Lubang : 8 mm
37
• Perhitungan beban pada mounting roda pendarat utama (A) dan mounting
aktuator roda pendarat utama (B) posisi extend
Dari parameter yang diketahui, dapat dicari nilai beban yang diterima oleh
mounting roda pendarat utama (A) dan mounting aktuator roda pendarat utama
(B) .
A Sin 700 x 0.28 m – 19.82 N sin 700 x 0.28 m – 9.81 N sin 700 x 0.1 m = 0
6.11 Nm
A Sin 700 =
0.28 𝑚
A = 23.1 N
Dari analisis perhitungan pada mounting didapatkan nilai beban yang ditumpu
oleh mounting. Nilai beban yang diterima oleh mounting roda pendarat utama (A)
adalah 23.1 N. Untuk mengetahui nilai pembebanan pada mounting aktuator roda
pendarat utama (B) total beban yang ditumpu oleh kedua mounting dikurangi
dengan beban yang ditumpu oleh mounting aktuator roda pendarat utama (A),
maka nilai beban yang ditumpu oleh mounting roda pendarat utama (B) adalah
6.33 N.
39
• Perhitungan beban pada mounting roda pendarat utama (A) dan mounting
aktuator (B) posisi retract
Gambar IV.9 Diagram benda bebas roda pendarat utama posisi retract
Dari parameter yang diketahui, dapat dicari nilai beban yang diterima oleh
mounting aktuator roda pendarat utama (B) dengan perhitungan sebagai berikut,
∑MA = 0
(WSU x 0.15 m) + (WA x 0.24 m) + (WRU x 0.3 m) - (RB Sin 110 x 0.24 m)=0
(4.905 N x 0.15 m) + (9.81 N x 0.24 m) + (14.715 N x 0.3 m) - (RB Sin 110 x 0.24
m) = 0
0.735 Nm + 2.35 Nm + 4.414 Nm - (RB Sin 110 x 0.24 m) = 0
7.499 Nm - (RB Sin 110 x 0.24 m) = 0
7.499 Nm = RB Sin 110 x 0.24 m
RB Sin 110 = 7.499 Nm
0.24 m
0
RB Sin 11 = 31.24 N
RB = 31.24 N
Sin 110
RB = 163.7 N
Dari perhitungan diatas didapatkan hasil pembebanan pada mounting aktuator
roda pendarat utama (B) dan mounting roda pendarat utama (A) adalah 163.7 N.
40
• Perhitungan beban pada mounting roda pendarat depan (C) dan mounting aktuator
roda pendarat depan (D) posisi extend
C Sin 700 x 0.28 m – 14.7 N sin 700 x 0.28 m – 9.81 N sin 700 x 0.1 m = 0
41
4.7 Nm
C Sin 700 =
0.28 𝑚
C = 17.8 N
Dari analisis perhitungan pada mounting didapatkan nilai beban yang ditumpu
oleh mounting. Nilai beban yang diterima oleh mounting roda pendarat utama (C)
adalah 17.8 N. Untuk mengetahui nilai pembebanan pada mounting aktuator roda
pendarat utama (D) total beban yang ditumpu oleh kedua mounting dikurangi
dengan beban yang ditumpu oleh mounting aktuator roda pendarat utama (A),
maka nilai beban yang ditumpu oleh mounting roda pendarat utama (D) adalah
6.7 N.
• Perhitungan beban pada mounting roda pendarat depam (C) dan mounting
aktuator roda pendarat depan (D) posisi retract
Gambar IV.12 Diagram benda bebas roda pendarat depan posisi retract
42
Dari parameter yang diketahui pada gambar IV-10, dapat dicari nilai beban yang
diterima oleh mounting aktuator roda pendarat depan (D) dengan perhitungan
sebagai berikut,
∑MC = 0
(WSU x 0.144 m) + (WA x 0.2 m) + (WRD x 0.2 m) - (RD Sin 110 x 0.25 m)=0
(4.905N x 0.144m) + (9.81N x 0.2m) + (9.81N x 0.3m) - (RD Sin 110 x 0.2m)=0
0.706 Nm + 1.96 Nm + 2.943 Nm - (RD Sin 110 x 0.2 m) = 0
5.579 Nm - (RD Sin 110 x 0.2 m) = 0
5.579 Nm = RD Sin 110 x 0.2 m
RD Sin 110 = 5.579 Nm
0.2 m
0
RD Sin 11 = 27.895 N
RD = 27.895 N
Sin 110
RD = 146.193 N
Dari perhitungan diatas didapatkan hasil pembebanan pada mounting aktuator
roda pendarat utama (C) dan mounting roda pendarat utama (D) adalah
146.193 N.
Setelah mendapatkan nilai beban yang ditumpu oleh mounting model roda
pendarat, maka selajutnya akan dihitung nilai tegangan yang dialami mounting.
Perhitungan tegangan dilakukan hanya pada mounting aktuator roda pendarat depan
dan utama pada posisi retract, dikarenakan memiliki beban yang lebih besar dari
mounting lainnya. Jenis pembebanan yang diterima mounting adalah beban tarik
yang akan mengakibatkan tegangan tarik, tekan, dan geser pada mounting. Tegangan
tarik/ tekan maksimal dari material adalah 255 MPa dan tegangan geser maksimal
dari material adalah 186 MPa (Lampiran C.1). Berikut adalah analisis
perhitungannya;
a. Gaya (F) yang terjadi pada Mouting pada posisi retract : 163.7 N
43
Dari dari data yang diketahui maka dapat dicari nilai tegangan tarik, tekan, dan
geser seperti berikut,
• Tegangan Tarik
𝐹
σb =
𝐴
163.7 N
=
0.000128 𝑚2
= 1.27 Mpa
Maka nilai Safety Factor dari tegangan yang terjadi adalah :
𝜎𝑦 225
SF = = = 177.1
𝜎𝑏 1.27
• Tegangan Tekan
𝐹
σt =
𝐴
163.7 N
=
0.000032 𝑚2
= 5.1 Mpa
Maka nilai Safety Factor dari tegangan yang terjadi adalah :
𝜎𝑦 225
SF = = = 44.1
𝜎𝑏 5.1
• Tegangan Geser
𝐹
τ =
𝐴
163.7 N
=
0.00012 𝑚2
= 1.3 Mpa
Maka nilai Safety Factor dari tegangan yang terjadi adalah :
𝜎𝑦 186
SF = = = 143
𝜎𝑏 1.3
44
a. Gaya (F) yang terjadi pada mouting pada posisi retract : 146.193 N
= 1.14 Mpa
Maka nilai Safety Factor dari tegangan yang terjadi adalah :
𝜎𝑦 225
SF = = = 197.3
𝜎𝑏 1.14
• Tegangan Tarik
𝐹
σt =
𝐴
146.193 N
=
0.000032 𝑚2
= 4.5 Mpa
Maka nilai Safety Factor dari tegangan yang terjadi adalah :
𝜎𝑦 225
SF = = = 50
𝜎𝑏 4.5
• Tegangan Geser
𝐹
τ =
𝐴
146.193 N
=
0.00012 𝑚2
= 1.2 Mpa
45
Dari nilai tegangan yang terjadi pada setiap mounting dapat disimpulkan
bahwa mounting dapat menahan beban yang bertumpu dengan aman dikarenakan
nilai tegangan yang terjadi lebih kecil dari nilai tegangan maksimal material.
Berikut adalah spesifikasi utama dari hasil rancangan model struktur penumpu
roda pendarat dan detail dimensi dapat dilihat pada lampiran D.
Berikut adalah gambaran nilai beban yang bekerja pada struktur penumpu.
Keterangan :
= 3.95 x 10-8 m4
Nilai Inersia yang didapat, digunakan untuk menghitung tegangan lentur yang terjadi
pada batang yang mengalami pembebanan, berikut adalah perhitungan pada batang
yang mengalami pembebanan.
1. Batang A-B
1000 mm
500 mm
M M
W
RA RB
Diketahui gaya yang bekerja pada batang A-B pada posisi retract sebesar 327.4 N.
Berikut adalah perhitungan tegangan lentur pada batang A-B
49
= 163.7 N
• Tegangan Lentur
𝑀𝑐
𝜎𝑏 =
𝐼
81.85 x 0.02
𝜎𝑏 =
3.95 x 10−8
𝜎𝑏 = 41.4 Mpa
2. Batang I-J
1000 mm
500 mm
M M
W
RI RJ
Diketahui gaya yang bekerja pada batang I-J pada posisi extend sebesar 46.2 N.
Berikut adalah perhitungan tegangan lentur pada batang I-J.
50
= 23.1 N
• Tegangan Lentur
𝑀𝑐
𝜎𝑏 =
𝐼
11.55 x 0.02
𝜎𝑏 =
3.95 x 10−8
𝜎𝑏 = 5.8 Mpa
3. Batang K-L
1000 mm
500 mm
M M
W
RK RL
Diketahui gaya yang bekerja pada batang K-L pada posisi retract sebesar 146.193 N.
Berikut adalah perhitungan tegangan lentur pada batang K-L
51
= 73.096 N
• Tegangan Lentur
𝑀𝑐
𝜎𝑏 =
𝐼
36.143 x 0.02
𝜎𝑏 =
3.95 x 10−8
𝜎𝑏 = 18.3 Mpa
4. Batang C-D
1000 mm
500 mm
M M
W
RK RL
Diketahui gaya yang bekerja pada batang C-D pada posisi extend sebesar 17.985 N.
Berikut adalah perhitungan tegangan lentur pada batang C-D.
52
17.985
=
2
= 8.9 N
• Momen Lentur
M = W x ( L/2 ) – V x ( L/2 )
= 4.54 Nm
• Tegangan Lentur
𝑀𝑐
𝜎𝑏 =
𝐼
4.54 x 0.02
𝜎𝑏 =
3.95 x 10−8
𝜎𝑏 = 2.2 Mpa
6 𝑥 81.85 𝑁𝑚
σ=
0.04𝑚 𝑥 0.04𝑚2
σ = 7.6 MPa
Sambungan las dapat dikatakan aman dikarenakan nilai tegangan yang terjadi lebih
kecil dari tegangan maskimal dari elektroda.
Dalam rancang bangun model sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand
Commander 680FL baut digunakan menyambungkan antara mounting roda pendarat
ke struktur penumpu. Perhitungan kekuatan baut diperlukan untuk memastikan baut
yang digunakan dalam kondisi aman pada saat menerima beban. Kekuatan baut yang
dihitung adalah baut yang mengalami pembebanan paling besar yaitu baut yang
menyambungkan mounting aktuator roda pendarat utama. Berikut adalah
perhitungan baut yang digunakan.
• Safety Factor : 8 (Safety Factor yang digunakan adalah 8 karena jenis beban yang
4 𝑥 163.7 𝑁
𝐷≥√
3.14 𝑥 60 𝑀𝑃𝑎
𝐷 ≥ 3.47 𝑚𝑚
Dari hasil perhitungan didapatkan ukuran diameter efektif ulir pada baut yang
digunakan harus ≥ 3.47 mm untuk menahan beban sebesar 163.7 N. Pada
kenyataannya ukuran ulir pada baut yang digunakan adalah M 6 dengan diameter
efektif sebesar 5.350 mm (Lampiran C.4). Hal ini menandakan baut yang digunakan
untuk menghubungkan mouting ke struktur penumpu memiliki kekuatan lebih besar
dari kekuatan minimal karena baut yang digunakan memiliki diameter efektif lebih
besar.
4.4 Manufaktur
Manufaktur pada rancang bangun struktur penumpu model roda pendarat ini
terbagi menjadi 3 bagian, berikut adalah komponen struktur penumpu yang
dimanufaktur
Terlihat pada Gambar IV.17 adalah hasil dari proses manufaktur model
struktur penumpu pesawat Grand Commander 680 FL. Metode yang digunakan
dalam proses manufaktur adalah Cutting, Welding, dan drilling. Metode cutting
digunakan pada proses pemotongan material setelah material diukur sesuai desain.
Metode welding dilakukan pada proses penyambungan pada material. Metode
dirilling dilakukan pada pembuatan lubang utnuk baut yang digunakan memasang
mounting ke struktur penumpu. Struktur penumpu yang telah dimanufaktur memiliki
spesifikasi panjang, lebar, tinggi maksimal 1 m.
55
Pada Gambar IV.18 adalah hasil dari proses manufaktur mounting roda
pendarat. Proses manufaktur menggunkan metode Cutting, Drilling, dan Bending.
Ada 6 buah komponen mounting roda pendarat yang di manufaktur, 2 buah mounting
Roda Pendarat Utama, 2 buah mounting Drag Brace, 1 mounting Roda Pendarat
Bagian Depan, dan 1 mounting Aktuator Roda Pendarat Bagian Depan . Material
yang digunakan adalah sheet metal dengan jenis material Alumunium Alloy 6061.
4.4.3 Reservoir
Terlihat pada Gambar IV.19 adalah gambar yang menjelaskan hasil dari
proses manufaktur komponen model sistem hidrolik yaitu Reservoir. Proses
manufaktur yang menggunkan metode laminasi ini memiliki spesifikasi panjang 700
mm, lebar 180 mm, tinggi 180 mm, dan tebal 2 mm. Pada Tugas Akhir ini, komponen
reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air yang digunakan sebagai fluida
56
penggerak dari model sistem hidrolik roda pendarat pesawat Grand Commander
680FL.
4.5 Pengujian
5.1 Kesimpulan
57
58
18.3 MPa, dan batang C-D sebesar 2.2 MPa. Nilai tegangan yang terjadi
dibandingkan dengan nilai tegangan maksimal dari material yang
digunakan ( Galvanized Carbon Steel, Structural Steel) yaitu 275 Mpa.
Dari hasil tersebut dapat dipastikan struktur penumpu mampu menahan
beban yang ditumpunya dikarenakan nilai tegangan yang terjadi lebih
kecil dari tegangan maksimal material.
5.2 Saran
2. Harvi Fahmi & Novial. Integrasi Sistem Roda Pendarat Depan dan Roda
Pendarat Utama pada Pesawat Grand Commander 680FL. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung, 2012.
5. Akbar, Sandi Handiki. Integrasi Motor Listrik dengan EDP untuk Menggerakan
Sistem Roda Pendarat Pesawat Grand COmmander 680FL. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung, 2016.
14. Khurmi, R.S and Gupta, J.K. Machine Design. New Delhi : Eurasia Publishing
House, 1982. -.
15. -. CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION (CASR) PART 23. Jakarta : DGCA,
-.
60
LAMPIRAN A DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT ORGANISASI
61
SPESIFIKASI KEAHLIAN
62
LAMPIRAN B
DATA PENDUKUNG
63
B.1 Data Survei Lapangan
64
B.2 Foto - Foto Kegiatan
65
LAMPIRAN C
DATA PENDUKUNG ANALISIS PERHITUNGAN
66
C.1 Kekuatan Material
67
C.2 Tabel Safety Factor
68
C.3 Tabel Perhitungan Baut
69
C.4 Tabel Ukuran Ulir
70
LAMPIRAN D KESELAMATAN KERJA
71
D.1 Detil Rencana Kegiatan
Rancang Bangun Struktur Penumpu Model Sistem Hidrolik Roda Pendarat Pesawat Grand Com m nder 680FL
2. Mempelajari AMM, IPC dan dokumen teknis lain Grand Commander 680FL untuk mengetahui detail komponen sistem hidrolik roda pendarat khusunya pada bagian struktur
penmpu.
3. Mengumpulkan informasi terkait proses modelisasi sistem hidrolik roda pendarat.
3. Membuat rancangan detil komponen yang diperlukan untuk bagian struktur penumpu.
Pekerjaan: Manufaktur/Pembuatan
4 Bahan: 1. Sheet Metal, 2. Steel Hollow , 3. Desain Gambar Struktur Penumpu, Mounting
Alat: Laptop, Alat Tulis, Peralatan pendukung (Welding Machine, Grinding Machine) dan APD (Sarung tangan, kacamata, masker, Safety shoes, Jas laboratoriom, apron)
Detil kegiatan:
1. Pembuatan komponen batang penghubung baru yang akan menggantikanbatang penghubung sebelumnya dengan bahan steel menggunakan mesin las dan Grinding Machine
RKP: Minggu ke-3 April 2017
Alat: Laptop, Alat Tulis, Tools box 1 set, Peralatan pendukung (Welding Machine, Plasma Cutting/Grinding Machine) dan APD (Sarung tangan, kacamata, masker, Safety
shoes, Jas laboratoriom, apron )
Detil kegiatan:
1. Evaluasi hasil pengujian alat dengan benda kerja untuk mengetahui sudah berfungsi atau belumnya alat yang telah dibuat dengan tujuannya.
2. Menentukan hasil evaluasi dan analisis dari hasil pengujian untuk menentukan status Tugas Akhir apakah sudah memenuhi target Tugas Akhir atau belum memenuhi target yang
dituju.
3. Membuat penyelesaian masalah jika terjadi trouble shooting dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi dan analisis hasil pengujian.
Detil kegiatan:
1. Penulisan Laporan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat pada Proposal Tugas Akhir.
2. Penulisan laporan dilakukan secara paralel dengan kegiatan 1 - 6 disesuaikan dengan judul bab yang telah ditentukan pada Proposal Tugas Akhir.
Dibuat oleh,
Pembimbing,
72
D.2 Surat Ijin Kerja Aman
PERMIT TO WORK
(Surat Ijin Kerja Aman)
No: PTW/MP31.01/141221006
73
D.3 Analisis Keselamatan Kerja
No.: JAS/MP31.01/141221006 Diterbitkan Tgl.: Bandung, 20 januari 2017 Ref. SIKA No.: SIKA/MP31.01/141221006
Lokasi Pekerjaan:
Lab. Airframe and Powerplant (Hanggar Teknik Aeronautika - POLBAN)
Uraian Pekerjaan:
Rancanng Bangun Struktur Penumpu Model Sistem Hidrolik Roda Pendarat Pesawat Grand Commander 680FL
74
LAMPIRAN E
GAMBAR TEKNIK
75