TUGAS DAN FUNGSI PERAWAT SERTA KONSEP PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KONSEP
PEMBANGUNAN DESENTRALISASI
DISUSUN OLEH :
NIM : P.1911155
KELAS :C
AMBON
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, karna atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tentang konsep pembangunan nasional
dan pembangunan desentralisasi. Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas dari dosen pengajar, pula untuk memperluas wawasan mengenai apa itu
konsep pembangunan dan pembangunan desentralisasi
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang lengkap dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu jika didapati kesalahan-kesalahan baik dalam segi teknik, penulisan maupun isi,
maka saya memohon maaf, dan kritik serta saran dari dari dosen pengajar untuk dapan memperbaiki
penyempurnaan makalah kedepanya. Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terimah kasih.
ambon, November2021
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………………..………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….………………………………………………….…………iii
BAB I PENDAHULIAN………………………………………………………………..…………………………………………………..1
A. Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………….1
B. Tujuan penulisan………………………………………………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………..…..4
a. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………...9
BAB I
PENDAULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan masyarakat
yakni kesejahteraan yang adil dan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut berbagai
kegiatan pembangunan nasional diarahkan kepada pembangunan yang merata ke setiap
daerah khususnya daerah yang cenderung masih memiliki kelemahan dalam penerimaan
pendapatannya (Azzumar, 2009).
Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran serta pemerintah daerah dalam
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di daerah masing-masing sebagai upaya
memperbesar kemampuan daerah, untuk itu peningkatannya harus didukung dengan
pembangunan daerah yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dalam rangka
mewujudkan pembangunan nasional (Arsyad, 1997).
Kebijakan desentralisasi fiskal merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah
Indonesia dalam mengupayakan pembangunan nasional kearah yang lebih baik.
Selaras dengan inti desentralisasi fiskal, maka besarnya sumber pendanaan untuk daerah
tersebut juga dibarengi dengan kebebasan yang luas untuk membelanjakannya sesuai
kebutuhan dan prioritas daerah. Dengan demikian, diharapkan agar belanja pemerintah
daerah ( local government spending ) akan benar-benar bermanfaat dan menjadi stimulus
fiskal bagi perekonomian di daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, keberhasilan suatu daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sangat tergantung pada Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan belanjanya pada
program dan kegiatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (kepentingan publik),
sehingga dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat (Bati, 2009) Belanja modal sebagai
bentuk perubahan yang cukup fundamental di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) telah mulai dilakukan pasca reformasi dengan didasarkan pada peraturan-
peraturan mengenai otonomi daerah terutama UU No. 22/1999, UU No. 25/1999, PP No.
105/2000, dan PP No. 108/2000 (Halim, 2002). Sebelumnya di dalam APBD, pengalokasian
untuk jenis belanja berupa investasi, diklasifikasikan ke dalam belanja pembangunan.
Layaknya belanja pembangunan, belanja modal dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda)
untuk pengadaan aset daerah sebagai investasi, dalam rangka membiayai pelaksanaan
otonomi daerah yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Penggunaan belanja modal yang tepat sasaran diharapkan dapat berdampak terhadap
meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang diukur dengan indikator produk
domestik regional bruto (PDRB) yang pada akhirnya juga akan dapat berdampak pada
peningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara (Iskandar, 2012).
Menurut data yang diperoleh, terlihat bahwa nilai PDB atas harga konstan tahun 2000
mengalami pertumbuhan,yaitu dari Rp 2.178.850,40 miliyar pada tahun 2009 menjadi Rp
2.314.458,80 miliyar pada tahun 2010. Berarti terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,22 persen. (Bps,2009-2010)
B . TUJUAN PENULISAN
pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan untuk
menuju perbaikan disegalah bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan pada
seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai tingkat
kehidupan yang didambahkan. pembangunan disini lebih diarahkan pada pembangunan
potensi, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari setiap warga masyarakat. dengan
pembangunan, masyarakat diharapan semakin mampu mengolah alam bagi peningkatan
kesejatraanya. pembangunan menuntut orientasi mas depan bagi kelestraian manusia dan
alam.
pembangnan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat,bangsa dan Negara untuk
mewujudkan tujuan nasional.
1. hakikat pembanguan nasional
pembanguanan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. hal ini berrti dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai
beriku:
ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam
seluruh kegiatan pembangunan. pembangunan adalah untuk manusia dan
bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. dalam pembangunan dewasa
ini dan jangka panjang, unsur manusia, unsur social budaya, dan unsur lainya
harus mendapat perhatian yang seimbang.
pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah
tanah air.
subyek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia,
sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan
manusia dan masyerakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia pula.
pembangunan dilaksanankan bersama masyarakat dan pemerintah. masyarakat
adala pelaku utama pembangunan dan pemerintah. berkewajiban utuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.
2. tujuan pembangunan nasionan
pebanuanan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional seperti
termasuk dala pembukaan UUD 1945 alinae IV, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejatraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yan berdasar
kemerdekaan ,perdamaian abadi dan keadilan social serta mewujudkan cita-cita bangsa.
pembanguan nasional yang dilakukan mengarah pada satu tujuan. tujuan ini terbagi atas
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang
tujuan jangka pendek dari pembangunan nasional adalah meningkatkan taraf
hidup, kecerdasan, dan kesejatraan masyarakat yang semakain adil dan merata
1. Pengertian Desentralisasi Berasal dari kata De dari bahasa belanda artinya lepas dan
centerum artinya pusat sehingga desentralisasi memiliki makna sesuatu yang terlepas
dari pusat.
menurut buku hokum perda otonomi daerah dan implikasinya ( 2013) terdapat dua
kelompok besar yang mendiskripsikan pengertian desentralisasi sebagai berikut
b . kelompok kontinental
2. Bentuk desentrelisasi
desentralisasi di bedahkan menjadi tiga bagian yaitu:
a. desentralisasi politik
desentralisasi melimpakan kewenangan dari pemerintahan pusat yang meliputi
hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan politik
di daerah yang di pilih oleh rakyat dalam daerah tertentu
b . desentralisasi fungsional
dalam masyarakat
c .Desentralisasi kebudayaan
pemberian hak kepada golongan minorotas dalam masyarakat untuk
menyelanggarakan kebudayaan sendiri,seperti pendidikan,agama,dan lainnya
3. Fungsi desentralisasi
a. satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai perubahan yang
tarjadi.
b. desentralisasi dapat melaksanakan tugas lebih efektif dan lebih efisien
c. desentralisasi lebih novatif
d. desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang tinggi komitmen dan lebih
produktif
4. Tujuan desentralisasi
terbagi menjadi dua bagian yakni :
a. kepentingan pemerintahan pusat
kepentingan pusat ada 4 tujuan utama kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah sebagai berikut :
pendidikan politik
pelatihan kepemimpinan
penciptaan stabilitas politik
perwujudan demokratisasi sistim pemerintahan di daerah.
5. contoh desentralisasi
a. pemekaran darah : merupakan suatu contoh dari kebujakan desenrtalisasi
b. penetapan daerah otonomi khusus
c. dana istimewa atau dana outsus
d. pilkada
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://id.scribd.com
https://sosiologis.com desentralisasi
httpa://sippa.ciptakarya.pu.go.id