Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN GULA

DARAH PUASA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2


DI RSU Dr. H. KOESNADI

Muhammad Sholihan1, Ns. Luh Titi Handayani, S.Kep., M.Kes2, dr. Fitriana Putri,
M.Si3

Jl. Karimata 49 Jember Telp (0331) 332240 Fax: (0331) 337957 Email:
fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id

ABSTRAK

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Pada orang yang
memiliki indeks massa tubuh berlebih (obesitas) terjadi penumpukan lemak yang
dapat melepaskan sitokin-sitokin adiposa yang memiliki efek proinflamasi dan
juga dapat menganggu jalur persinyalan insulin yang menyebabkan resistensi
insulin keadaan tersebut menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan
kadar gula darah puasa pada penderita diebetes mellitus tipe 2. Desain penelitian
ini menggunakan Cross sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita diabetes
mellitus di ruang rawat inap di RSU dr H. Koesnadi Bondowoso dengan sampel
sejumlah 30 responden yang didapat dengan menggunakan nonprobality sampling
dengan sampling kuota. Hasil penelitian di dapatkan bahwa ada hubungan positif
sedang antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah puasa pada pada
pasien diabetes mellitus rawat inap di RSU. Dr. H. Koesnadi Bondowoso (p =
0,03, r = 0,523). Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada penderita diabetes
mellitus agar meningkatkan pngetahuannya tentang pentingnya menjaga berat
badan yang ideal, dan kadar gula darah tetap stabil.

Kata kunci: indeks massa tubuh, gula darah puasa, diabetes mellitus tipe 2.
Daftar pustaka: 26 (2006-2015).
ABSTRACT

Body weight is an anthropometry parameter which is unstable. The fat


accumulated in people with more body weights (obesity) could release adipose
cytokines which have proinflammatory effects and could interfere the insulin
signalling pathways which influece the insulin resistence then increase the level of
blood glucose. The purpose of this research is to know the correlation between
body mass index and fasting blood glucose level on patients with type II diabetes
mellitus. The design of this research is cross sectional. The population of this
research is patients suffering from diabetes mellitus in the hospitalization rooms
of Dr. H. Koesnadi General Hospital of Bondowoso with total sample 30
respondents, through nonprobality sampling and quota sampling. The research
result showed that there was positive correlation between body mass index and
fasting blood glucose level on patients with diabetes mellitusin the hospitalization
rooms of Dr. H. Koesnadi General Hospital of Bondowoso (p = 0.03, r = 0.523).
It is recommended for patients wih diabetes mellitus to maintain the diet to gain
ideal body weight and stable blood glucose level.

Key words: body mass index, fasting blood glucose, type II diabetes mellitus.
Reference: 26 (2006-2015).
PENDAHULUAN Diabetes Mellitus merupakan
penyakit kelainan metabolisme yang
Indeks Massa Tubuh (IMT)
disebabkan kurangnya hormon
merupakan pengukuran yang
insulin yang dihasilkan oleh kelenjar
membandingkan berat dan tinggi
pankreas. Dikatakan diabetes
badan. Ada beberapa klasifikasi berat
mellitus jika kondisi di mana kadar
badan menurut IMT yaitu, kurus
gula darah di dalam darah lebih
didefinisikan sebagai status gizi yang
tinggi dari normal, karena tubuh
didasarkan pada indeks berat badan
tidak dapat melepaskan atau
menurut panjang badan atau berat
menggunakan hormon insulin secara
badan menurut tinggi badan yang
cukup (Maulana, 2009). Penyakit
merupakan istilah wasted (kurus).
DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM
Berat badan ideal tergantung pada
tipe 2yang masuk dalam kategori
besar kerangka dan komposisi tubuh,
penyakit tidak menular. DM tipe 1
yaitu otot dan lemak. Seseorang yang
biasanya terjadi pada usia muda.
mempunyai kerangka badan yang
Kondisi ini muncul tiba-tiba dan
lebih besar atau mempunyai
suntikan insulin hampir selalu
komposisi otot yang lebih besar
dibutuhkan segera setelah penderita
mempunyai berat badan ideal yang
terdiagnosa. Sedangkan penyakit DM
lebih besar daripada yang sebaliknya.
tipe 2 merupakan salah satu
Overweight adalah kelebihan berat
penyebab utama kematian yaitu
badan dibandingkan dengan berat
sekitar 2,1% dari seluruh kematian.
ideal yang dapat disebabkan oleh
Jumlah penderita DM tipe 2 semakin
penimbunan jaringan lemak atau
meningkat pada kelompok umur
nonlemak, misalnya pada seorang
dewasa terutama umur > 30 tahun
atlet binaragawan, kelebihan berat
dan pada seluruh status sosial
badan dapat disebabkan oleh
ekonomi (Perkeni, dalam Adnan,
hipertrofi otot. Obesitas didefinisikan
2010).
sebagai suatu kelainan atau penyakit
Jumlah penderita DM tipe 2
yang ditandai dengan penimbunan
mengalami peningkatan secara
jaringan lemak tubuh secara
perlahan tiap tahunnya, diperkirakan
berlebihan (Adriani, 2012).
sekitar 439 juta orang di dunia akan
terdiagnosis penyakit DM tipe 2 pada a. Mengidentifikasi indeks
tahun 2030. Data Riskesdas terbaru massa tubuh pada pasien
(2013) menunjukkan prevalensi DM rawat inap diabetes mellitus
sebesar 1,5% untuk total populasi tipe 2 di Rumah Sakit Umum
seluruh Indonesia (Riskesdas, 2013) Koesnadi Bondowoso.
b. Mengidentifikasi kadar gula
Pada studi pendahuluan yang
darah pada pasien rawat inap
dilakukan di RSU DR. H Koesnadi
diabetes mellitus tipe 2 di
Bondowoso didapatkan 50% dengan
Rumah Sakit Umum
berat badan gemuk, 30% berat badan
Koesnadi Bondowoso.
normal, 20% dengan berat badan
c. Menganalisis hubungan
kurus dari 7 pasien rawat inap pada
indeks massa tubuh dengan
pasien diabetes mellitus tipe 2. Dari
kadar gula darah puasa pada
uraian di atas peneliti tertarik untuk
pasien rawat inap diabetes
mengetahui secara langsung
mellitus tipe 2 di Rumah
bagaimana hubungan indeks massa
Sakit Umum Koesnadi
tubuh terhadap peningkatan kadar
Bondowoso.
gula darah. Peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan
METODOLOGI PENELITIAN
indeks massa tubuh degan kadar gula
Penilitian ini menggunakan desain
darah puasa pada pasien diabetes
penilitian cross sectional, yaitu
mellitus tipe 2 rawat inap di RSU
merupakan rancangan peniltian
DR. H. Koesnadi Bondowoso.
dengan menggunakan pengukuran
atau pengamatan pada saat
TUJUAN MASALAH
bersamaan (sekali waktu) faktor
1. Tujuan umum
risiko/paparan dengan penyakit.
Menganalisis hubungan indeks
Populasi penilitian ini pasien rawat
massa tubuh dengan kadar gula
inap diabetes militus tipe 2 di
darah puasa pada penderita
ruangan interna RSU DR Koesnadi
diabetes mellitus tipe 2 rawat
Bondowoso, berjumlah 32 , yang di
inap di RSU Dr. H Koesnadi
ambil rata-rata dari Bulan Januari-
Bondowoso.
2. Tujuan khusus
april tahun 2015 (Rekam medik RSU Tabel 5.6 Data Indeks Massa Tubuh
Pasien DM2 di RSU Dr. H. Koesnadi
KOESNADI Bondowoso).
Bondowoso pada tanggal 20 April
Sampel pada penlitian ini adalah 2016 sampai 20 Juni 2016.
sejumlah responden pada kurun Indeks
Frekuens Prosentas
waktu tertentu yang memenuhi massa
i e
tubuh
kriteria inklusi.
BB
1 3.3%
HASIL PENELITIAN kurang
Tabel 5.5 Data Gula Darah Puasa BB
9 30%
Pasien DM2 di RSU Dr. H. Koesnadi normal
Bondowoso pada tanggal 20 April 20 Kelebiha
sampai Juni 2016. 4 13.3%
n BB
Kadar gula Obesitas 16 53.3%
darah Total 30 100%
puasa
(mg/dl) Berdasarkan tabel indeks massa
Mean 190 tubuh dapat diketahui bahwa
Median 180
Modus 175 sebagian besar responden mengalami
Standart 39,93 obesitas sebanyak 16 responden
deviasi
Varian 1,594 (53%), disusul dengan BB normal 9
Minimum 125 responden (30%), kelebihan BB 4
Maksimum 301
responden (13%), BB kurang (3%).
Berdasarkan tabel diatas nilai rerata
Tabel 5.7 Data Hubungan Indeks
(mean) kadar gula darah puasa Massa Tubuh Dengan Gula Darah
seluruh responden adalah 190 mg/dl, Puasa Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Rawat Inap Di RSU
nilai tengah (median) 180 mg/dl, Dr. H. Koesnadi Bondowoso pada
nilai terbanyak (modus) adalah 175 tanggal 20 April sampai 20 Juni
2016.
mg/dl, nilai standart deviasi 39,93
mg/dl, nilai keragaman (varian) Indeks Kadar GDP
N
massa Teren Tertin Jumlah
o
1,594, nilai terendah (minimum) 125 tubuh dah ggi
1
mg/dl, nilai tertinggi (maksimum) 1 BB kurang 226 226
(3,3%)
9
301mg/dl. 2 BB normal 125 175
(30%)
Kelebihan 4
3 130 200
BB (13%)
16
4 Obesitas 175 301
(53%)
P = 0,03, r = 0,523
Berdasarkan hasil penelitian, Indeks
Berdasarkan tabel di atas didapatkan Massa Tubuh pada penderita diabetes
responden terbanyak adalah mellitus Tipe 2 di RSU Dr. H.
responden dengan indeks massa Koesnadi sebagian besar responden
tubuh obesitas dengan kadar gula mengalami obesitas sebanyak 16
darah puasa tertinggi 301 mg/dl dan responden (53%), disusul dengan
gula darah puasa terendah 175 berat badan normal 9 responden
dengan jumlah keseluruhan 16 (30%), kelebihan berat badan 4
responden (53%). responden (13.3%), berat badan
Dari hasil dengan perhitungan uji kurang 1 responden (3.3%).
statistik menggunakan spearman rho indeks massa tubuh merupakan
didapatkan nilai korelasi ρ = 0,523 indeks penentu apakah seseorang
dan P = 0,03, bila dibandingkan memiliki bobot tubuh kurang,
dengan kemaknaan P = <0,05, normal, atau obesitas. indeks massa
artinya terdapat hubungan antara tubuh hanya bisa diaplikasikan untuk
indeks massa tubuh dengan gula orang dewasa karena untuk anak-
darah puasa pada penderita diabetes anak masih mengalami
mellitus tipe 2 di rawat inap di rsu pertumbuhan. Pengukuran indeks
Dr. H. Koesnadi Bondowoso, yang massa tubuh yaitu berat badan
berarti H1 diterima dan Ho ditolak. (dalam kilogram) dibagi dengan
Arti korelasi ρ = 0,523 artinya bahwa kuadrat tinggi badan (dalam meter).
terdapat hubungan yang positif Penilaian ini cukup baik dalam
sedang antara indeks massa tubuh menghubungkan dengan resiko efek-
dengan gula darah puasa pada efek yang merugikan kesehatan dan
penderita diabetes mellitus tipe 2. kelanjutan usia (Proverawati,2010
Semakin tinggi indeks massa dan Wardani, 2011).
tubuhnya maka semakin tinggi gula Dari penelitian yang dilakukan, hasil
darah puasanya. keseluruhan responden sebagian
besar mengalami obesitas. Peneliti
PEMBAHASAN berpendapat bahwa obesitas terjadi
Indentifikasi Indeks Massa Tubuh karena faktor umur karena semakin
bertambahnya umur maka
metabolisme akan berkurang juga. Teori menyebutkan bahwa obesitas
Hal ini sesuai dengan penelitian yang adalah keadaan atau akumulasi
sudah dilakukan bahwa distribusi lemak yang berlebihan yang
responden berdasarkan kelompok menyebabkan timbulnya resiko
umur dalam penelitian ini didapatkan terhadap kesehatan. Obesitas juga
responden sebagian besar berada merupakan keadaan dengan dengan
pada kelompok umur dewasa lebih peningkatan jumlah lemak tubuh dari
besar jumlah yaitu sebanyak 27 keadaan normal yang masih dapat
responden atau 90% dan lansia 3 diterima, disesuaikan dengan umur,
responden atau 10%. Berdasarkan jenis kelamin serta perkembengan
data tersebut juga didapat bahwa tubuh. Peningkatan jumlah lemak
pada berat badan obesitas terbanyak tersebut disebabkan oleh peningkatan
pada usia >40 tahun pada responden jumlah sel lemak, penambahan isi
wanita. Hal ini dikarenakan dalam lemak atau gabungan keduanya
siklus hidup seorang wanita secara (WHO, 2006).
normal akan mengalami masa
reproduksi (usia 14-45) tahun dan Identifikasi Gula Darah Puasa
menopause, fungsi hormon tiroid Berdasarkan hasil penelitian ini di
didalam tubuhnya akan menurun. ketahui bahwa semua responden
Oleh karena itu kemampuan untuk mempunyai kadar gula darah puasa >
menggunakan energi akan berkurang. 100 mg/dl, dengan kadar gula darah
Terlebih pada usia ini juga akan puasa terbanyak 175 ng/dl
terjadi penurunan metabolisme basal berjumlah 5 responden (16%) dan
tubuh, sehingga mempunyai 215 mg/dl berjumlah 5 responden
kecenderungan untuk meningkatkan (16%). Pada umumnya normal hasil
berat badannya. Selain itu hal gula darah puasa dengan darah
tersebut disebabkan oleh kapiler adalah ≤100 (perkeni 2006).
berkurangnya kemampuan tubuh Gula darah adalah istilah yang
untuk membakar energi akibat mengacu kepada tingkat glukosa di
menurunnya efektifitas proses dalam darah. Konsentrasi gula darah
dinamika fisisk pada umumnya atau tingkat glukosa yang dialirkan
(Proverati, 2010). melalui darah adalah sumber utama
energi tubuh untuk sel-sel tubuh. dapat merupakan faktor resiko yang
Bila levelnya tetap tinggi,yang menambah peluang untuk terjadinya
disebut hiperglikemia, nafsu makan penyakit diabetes mellitus. Selain itu
akan tertekan dalam waktu yang gaya hidup (life syle) juga
singkat. Hiperglikemia dalam jangka merupakan salah satu faktor pencetus
panjang dapat menyebabkan terbesar dari penyakit ini.
masalah-masalah kesehatan yang Diabetes mellitus terjadi karena
berkepanjangan pula yang berkaitan kekurangan insulin yang disebabkan
dengan diabetes, termasuk dalam oleh banyak keadaan-keadaan, antara
kerusakan mata, ginjal dan saraf. lain:jumlah insulin yang dihasilkan
Peningkatan rasio gula darah pankreas menurun, jumlah insulin
disebabkan karena terjadi percepatan yang dihasilkan cukup tetapi
laju metabolisme glikolisis dan kebutuhan insulin meningkat atau
glukoneogenesis yang terjadi pada resistensi insulin (insulin tidak dapat
hati (Arifin, 2011) berfungsi sebagaimana mestinya),
Peneliti berpendapat, sesuai rentang akibatnya kadar glukosa didalam
usia responden yang mayoritas usia darah menjadi tinggi sehingga
pertengahan dan lansia yang timbullah diabetes mellitus.
mengalami kadar gula darah tinggi Hiperglikemia dalam jangka panjang
hiperglikemia. Melihat rentang usia dapat menyebabkan masalah-
tersebut, kecenderungan diabetes masalah kesehatan yang
yang diderita adalah diabetes berkepanjangan pula yang berkaitan
mellitus tipe 2 (DMTTI/NIDDM). dengan diabetes, termasuk kerusakan
Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan pada mata, ginjal, dan saraf.
oleh respon yang tidak memadai Peningkatan rasio gula darah
terhadap insulin yang dilepaskan disebabkan karenakan terjadi
(resistensi insulin). Faktor hereditas percepatan laju metabolisme
(keturunan) memegang peranan glikogenesis dan glukoneogenesis
penting. Pada orang-orang yang yang terjadi pada hati (sarawati ,
memiliki riwayat keluarga yang 2009).
menderita diabetes mellitus dalam Tingkat gula darah diatur melalui
usia 30 keatas, kelebihan berat badan umpan baik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
dalam tubuh. Tingkatan glukosa di Didapatkan nilai korelasi ρ = 0,523,
dalam darah dimonitor oleh pankreas artinya ada hubungan searah yang
melepaskan glukagon, hormon yang sedang antara indeks massa tubuh
menargetkan sel-sel di hati. dengan kadar gula darah puasa.
Kemudian sel-sel ini mengubah Berdasarkan hasil penelitian
glikagon menjadi glukosa (proses ini Responden dengan Indeks Massa
disebut disebut glikonelisis). Glukosa Tubuh obesitas didapatkan kadar
dilepaskan ke dalam aliran darah, gula darah puasa tertinggi adalah 301
hingga meningkatkan level gula mg/dl dan kadar gula darah puasa
darah. terendah 175 mg/dl dengan jumlah
Apabila kadar gula darah meningkat 16 responden (53%). Pada
karena perubahan glikogen, atau Responden dengan indeks massa
karena pencernaan makanan, hormon tubuh kelebihan berat badan
yang lain dilepaskan dari butir-butir didapatkan kadar gula darah puasa
sel yang terdapat di dalam pankreas. tertinggi 200 mg/dl dan terendah 130
Hormon ini, yang disebut insulin dengan jumlah responden 4
menyebabkan hati mengubah lebih responden (13%). Pada responden
banyak glukosa menjadi glikogen. dengan indeks massa tubuh berat
Proses ini disebut glikogenesis, yang badan normal, kadar gula darah
mengurangi level gula darah (Price puasa tertinggi 175 mg/dl dan
& Wilson, 2006). terendah 125 mg/dl dengan jumlah 9
responden (30%). Pada Responden
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan indeks massa tubuh
Dengan Kadar Gula Darah Puasa underweight, kadar gula darah darah
Hasil uji statistik dengan tertinggi 226 mg/dl dan terendah 229
menggunakan korelasi Spearman mg/dl. Dari data yang didapatkan
Rho didapatkan nilai dengan tingkat bahwa responden dengan berat badan
signifikasi sebesar P = 0,03 yang obesitas akan cenderungan memiliki
dapat diartikan H1 diterima dan kadar gula darah puasa yang lebih
terdapat hubungan indeks massa tinggi dibanding dengan berat badan
tubuh dengan kadar gula darah puasa lainnya.
Dari hasil penelitian didapatkan harus bekerja keras untuk
bahwa sebagian besar pasien diabetes memasukkan glukosa dalam sel-sel
mellitus indeks massa tubuh yang tubuh, karena pada darah orang
obesitas memiliki kadar gula darah gemuk terdapat kadar glukosa yang
yang tinggi. Hal tersebut karena pada tinggi, suatu saat akan menyebabkan
orang obesitas terdapat penumpukan insulin tidak sanggup lagi untuk
lemak dalam tubuh, jaringan lemak memasukkan glukosa tersebut
dapat melepaskan sitokin yang dapat kedalam sel-sel tubuh, sehingga
mengganggu insulin bahkan sampai terjadilah resisten insulin yang
menyebabkan resistensi insulin mengakibatkan timbulnya penyakit
sehingga kadar gula dalam tubuh diabetes mellitus.
meningkat. Asumsi tersebut sesuai
Budiman (2010), bahwa pasien- KESIMPULAN
pasien diabetes mellitus tipe 2 Berdasarkan hasil penelitian dapat di
biasanya memiliki berat badan yang ambil kesimpulan sebagai berikiut:
lebih dan memiliki riwayat adanya
1. Dari penelitian ini dapat
anggota keluarga lain yang juga
disimpulkan bahwa indeks
menderita penyakit diabetes mellitus.
massa tubuh pada pasien
Pada pasien diabetes mellitus tipe 2
diabetes mellitus tipe 2 rawat
yang tidak gemuk, kadarglukosa di
inap di RSU Dr. H. Koesnadi
dalam darahnya tinggi karena sel
Bondowoso didapatkan sebagian
beta pankreasnya terlalu sedikit
besar mengalami obesitas.
membentuk insulin sehingga tidak
2. Dari hasil observasi kadar gula
dapat mempertahankan kadar
darah puasa pada pasien diabetes
glukosa darah tetap dalam batas
mellitus tipe 2 rawat inap di
normal. Pasien diabetes mellitus tipe
RSU Dr. H. Koesnadi
2 yang gemuk masih menghasilkan
Bondowowso masih belum
relatif cukup banyak insulin, tetapi
terkontrol. Terbukti dari hasil
masih tetap tidak mencukupi
mean (nilai rata-rata) adalah 190
kebutuhan untuk mempertahankan
mg/dl.
adar gula darahnya dalam batas-batas
3. Ada hubungan antara indeks
normal. Pada orang gemuk, insulin
massa tubuh dengan kadar gula
darah puasa pada penderita Muhammadiyah Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/
diabetes mellitus tipe 2 rawat
inap di RSU Dr. H. Koesnadi Arifin, Z. (2011). Analisa Hubungan
Kualitas Tidur dengan Kadar
Bondowoso. Glukosa Darah Pasien
Dibetes Milletus Tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Provinsi
SARAN Nusa Tenggara Barat Depok.
Penelitian ini di sarankan bagi : http://lib.ui.ac.id/ [Accesed 5
Desember 2015].
1. Perawat
Clare-salzler MJ, Crawford JM,
Perlu dilakukan penyuluhan
Kumar V. Pankreas. Dalam:
kesehatan atau informasi tentang Hartanto H, Darmaniah N,
Wulandari N, editor
penting menjaga pola makan,
(penyunting). Buku Ajar
berat badan ideal pada penderita Patologi Robbins. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC; 2007. hlm.
diabetes mellitus dan berbagai
723-4.
dampak penyebab diabetes.
Lanywati, E. 2006. Diabetes
2. Penderita diabetes mellitus Mellitus. Yogyakarta:
Lebih memperhatikan Kanisius (Anggota IKAPI).

pengendalian diabetes mellitus, PERKENI, 2006. Konsensus


Pengelolaan dan Pencegahan
dari aspek lain seperti aktifitas Diabetes Melitus
fisik. Tipe-2 di Indonesia. Jakarta:
Penerbit PERKENI.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya Price, A.S. (2012). Buku
Patofisiologi Edisi 6.jakarta :
sebaiknya melakukan observasi EGC 10042
Proverati, A. 2010. Menopause dan
dari pola makan dan lama sakit Andropause. Jakarta:
Yayasan bina sarwono.
pada pasien diabetes mellitus. Budiman, 2010. kena
Saraswati, S. (2009). Diet Sehat
Adnan, M. (2010). Hubungan Indeks Untuk Penyakiti Asam Urat,
Massa Tubuh (IMT) Dengan Diabetes, dan Stroke.
Kadar Gula Darah Penderita Jogjakarta : A PLUS
Diabetes Mellitus (DM) Tipe B1OOKS
2 Rawat Jalan Di RS
Tugurejo Semarang. Fakultas Wardani, R.K.(2011). Hubungan
Ilmu Keperawatan dan indeks massa tubuh (IMT)
Kesehatan Universitas dengan konsep Diri: Harga
Diri pada Remaja Usia 5-18
Tahun di SMK 01 Tamanan
Kabupaten Bondowoso.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Jember.
Widodo, A.S. (2012). Hubungan
Indeks Massa Tubuh Wanita
dengan Klimakterium di Desa
Glagahagung Kecamatan
Purwoharjo Kabupaten
Banyuwangi. Fakultas
Keshatan Universitas
Muhammadiyah Jember.

Anda mungkin juga menyukai