Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KECEMASAN IBU NIFAS


DI WILAYAH KOTA SEMARANG

Ita Rahmaningtyas*), Sri Winarni*), Atik Mawarni*) Dharminto*)


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : itarahmaningtyas97@gmail.com

ABSTRAK
Beberapa risiko dari masalah kesehatan akan dialami ibu masa nifas. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2018 terdapat 19 kasus kematian ibu di
Kota Semarang. Puskesmas dengan kasus kematian ibu tertinggi yaitu Puskesmas
Tlogosari Wetan, Puskesmas Kedungmundu dan Puskesmas Gayamsari dimana
puskesmas tersebut memiliki jumlah ibu nifas tertinggi di Kota Semarang. Studi
pendahuluan terhadap 30 ibu nifas yang tinggal di ketiga wilayah kerja Puskesmas,
sebanyak 55% ibu nifas mengalami kecemasan di masa nifas. Populasi penelitian
162 ibu nifas dengan sampel 114 ibu nifas. Desain penelitian menggunakan cross
sectional study. Kecemasan ibu nifas diukur menggunakan modifikasi kuesioner
Zung Self Rating Anxiety Scale. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
beberapa faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu nifas di Kota Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan jenis persalinan (p=0.014), paritas
(p=0.027), riwayat anemia saat hamil (p=0.012) dan tidak ada hubungan dukungan
suami (p=0.327) dengan kecemasan ibu nifas di wilayah Kota Semarang. Analisis
multivariat menunjukkan bahwa riwayat anemia saat hamil (p-value = 0.017; OR =
3.384; 95%CI = 1.244 - 9.203) merupakan faktor yang paling dominan untuk
mempengaruhi terjadinya gangguan cemas ibu nifas. Ibu dengan jenis persalinan
sesar, paritas ibu primipara dan ibu dengan riwayat anemia saat hamil memiliki
probabilitas terjadinya kecemasan saat nifas sebesar 58.6%.

Kata Kunci : Ibu Nifas, Jenis Persalinan, Paritas, Anemia, Dukungan Suami

PENDAHULUAN akan mengalami kelelahan yang lebih


Menurut WHO, ibu dikatakan tinggi karena dihadapi oleh peran
mengalami nifas yaitu dimulai saat barunya sebagai seorang ibu.
setelah bayi dilahirkan hingga anak Seorang wanita membutuhkan
berumur 42 hari.1 Beberapa risiko dari penyesuaian diri dari fisik, psikis
masalah kesehatan akan dialami ibu ataupun sosial. Beberapa wanita yang
yang memasuki masa postpartum tidak dapat melakukan penyesuaian
atau setelah melahirkan ini. ini, terdapat gangguan psikologis yang
Berdasarkan Profil Kesehatan dari dapat dialami ibu.3 Gangguan
Kota Semarang pada tahun 2017 psikologis yang dapat menyerang ibu
sebanyak 70% kasus kematian ibu nifas seperti kecemasan, baby blues,
terjadi pada masa nifas sedangkan dan depresi.4
30% nya pada saat ibu hamil.2 Wanita

303
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kecemasan pada ibu nifas gangguan psikologis seperti


dapat memberikan pengaruh yang kecemasan, ibu nifas juga dapat
tidak baik untuk bayi, mental ibu dari mengalami kematian. Berdasarkan
bayi itu sendiri serta hubungan dokumen Profil Kesehatan di Provinsi
pernikahannya. Hormone yang Jawa Tengah 2017 AKI di Jawa
mengalami perubahan dalam angka Tengah mencapai angka 88,05 per
yang cukup besar akan membuat 100.000 KH yang mengalami
suasana hati ibu berubah yaitu seperti penurunan dari tahun sebelumnya,
hormon progesterone, estrogen, tetapi meski mengalami penurunan
kelenjar tiroid, kortisol dan prolaktin.5 untuk kematian ibu di Kota Semarang
Kecemasan pada ibu nifas biasanya sendiri cukup tinggi.11 Kota Semarang
hanya diabaikan dan tidak dilakukan menempati 3 kota teratas dengan
penanganan, hal ini dikhawatirkan kasus kematian ibu yang mencapai 32
akan berlanjut ke tahap yang lebih kasus tahun 2016.12 Sedangkan tahun
parah yaitu depresi pada ibu 2017 ibu yang meninggal di Semarang
postpartum. yaitu 23 kasus dan 2018 terdapat 19
Berdasarkan penelitian yang ibu. Berdasarkan data yang diperoleh,
dilakukan di Indonesia, ditemukan pada tahun 2018 Puskesmas
prevalensi depresi postpartum Tlogosari Wetan memiliki jumlah
sebanyak 18,37% pada satu bulan kematian ibu tertinggi di Semarang
pertama setelah melahirkan dan yaitu sebanyak 4 kasus kemudian
15,19% pada dua bulan setelah disusul oleh Puskesmas
melahirkan.6 Penelitian lain yang Kedungmundu 3 kasus dan
dilakukan di beberapa rumah sakit di Puskesmas Gayamsari juga 3 kasus.
Semarang menyebutkan bahwa Peneliti juga sudah melakukan
sebanyak 67,5% ibu nifas mengalami studi pendahuluan terhadap 30 ibu
baby blues atau postpartum blues.7 nifas yang menetap di wilayah kerja
Penelitian di RS PKU Muhammadiyah Puskesmas Tlogosari Wetan,
Sukoharjo menunjukkan bahwa Puskesmas Kedungmundu dan
sebesar 73,3% ibu nifas mengalami Puskesmas Gayamsari. Hasil
kecemasan sedang.8 wawancara menyebutkan sebanyak
Suatu penelitian menyebutkan 55% ibu nifas mengalami kecemasan
bahwa wanita pada masa nifas yang pada masa nifas. Berdasarkan
mengalami depresi memiliki penjelasan yang sudah disebutkan
kecenderungan untuk melukai dirinya maka peneliti akan meneliti tentang
sendiri (19,3%) dan sering memikirkan faktor yang memiliki hubungan dan
untuk melukai dirinya sendiri (3,2%).9 kecemasan pada ibu nifas di wilayah
Penelitian lain menyebutkan bahwa Kota Semarang.
bunuh diri merupakan penyebab
ketujuh kematian ibu dalam waktu 6 METODE
bulan setelah melahirkan sebesar Penelitian ini adalah penelitian
1,27 per 100.000 kematian ibu.10 kuantitaif, dengan metode explanatory
Masa nifas merupakan waktu yang research dan desain penelitian yaitu
penting bagi ibu dan bayi yang cross sectional study. Populasi
beresiko tinggi bagi ibu. Pada masa berjumlah 162 ibu nifas yang
ini, selain ibu beresiko mengalami berdomisili di wilayah kerja

304
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Puskesmas Kedungmundu, cemas sedang banyak terdapat pada


Puskesmas Tlogosari Wetan dan ibu yang melahirkan secara sesar
Puskesmas Gayamsari dengan besar (32.1%) dan untuk persentase ibu
sampel 114 ibu nifas yang memiliki yang mengalami cemas ringan banyak
anak terakhir pada usia < 42 hari terdapat pada ibu yang melahirkan
dengan cara simple random sampling. secara normal (88.5%). Sehingga
Pengukuran kecemasan pada dapat dijelaskan, ibu yang melakukan
ibu nifas menggunakan modifikasi persalinan secara sesar cenderung
kuesioner dari Zung Self Rating memiliki gangguan cemas lebih tinggi
Anxiety Scale. Kuesioner kecemasan daripada ibu yang melahirkan bayinya
ini sudah dilakukan uji validitas dan secara normal. Penelitian yang
reliabilitas dan terdiri dari 25 menyebutkan hasil yang sama yaitu
pertanyaan. penelitian Yusrina tahun 2017, hasil
perhitungan statistik pada uji chi-
HASIL DAN PEMBAHASAN square dengan p-value 0.01 artinya
Analisis Bivariat ada hubungan jenis persalinan
dengan postpartum blues di
Tabel 1 Faktor – faktor yang Puskesmas Jetis II Bantul.13
Berhubungan dengan Paritas adalah jumlah bayi
Kecemasan pada Ibu Nifas yang dilahirkan dalam kondisi hidup
Cemas Cemas oleh seorang wanita. Berdasarkan
Total p-
Variabel sedang ringan hasil penelitian menunjukkan p-value
value
f % f % f % 0.027 yang artinya ada hubungan
Jenis antara paritas ibu dengan dengan
persalinan gangguan cemas di ibu nifas.
0.014Persentase ibu nifas yang mengalami
Sesar 17 32.1 36 67.9 53 100
Normal 7 11.5 54 88.5 61 100 cemas sedang lebih banyak pada ibu
Paritas dengan status primipara yaitu ibu
Primipara 14 33.3 28 66.7 42 100 0.027yang melahirkan bayi hiduo untuk
Multipara 10 13.9 62 86.1 72 100 pertama kalinya (33.3%) dan untuk
Riwayat persentase ibu nifas yang mengalami
anemia cemas ringan banyak terdapat pada
Anemia 16 33.3 32 66.7 48 100 0.012ibu multipara (86.1%). Sehingga dapat
Tidak disimpulkan ibu primipara cenderung
8 12.1 58 87.9 66 100 mengalami cemas yang lebih tinggi
Anemia
Dukungan daripada ibu multipara. Penelitian
suami yang sama yaitu penelitian Era tahun
0.3272017 yang menyatakan antara paritas
Rendah 14 25.9 40 74.1 54 100
Tinggi 10 16.7 50 83.3 60 100 ibu dengan kecemasan pada masa
postpartum memiliki hubungan (p-
Berdasarkan tabel di atas value 0.020).14 Ibu yang sudah
ditunjukkan antara jenis persalinan melakukan persalinan lebih dari satu
dengan kecemasan pada ibu nifas kali akan memiliki pengalaman yang
memiliki hubungan bermakna (p-value lebih dalam merawat bayi
= 0.014). Hal ini dapat dikarenakan dibandingkan ibu primipara yang baru
persentase ibu nifas yang mengalami melahirkan anak pertamanya dengan

305
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kondisi bernyawa yang cenderung rendah dari pasangan (25.9%)


memiliki risiko lebih besar untuk daripada persentase ibu nifas yang
mengalami cemas. memperoleh dukungan yang tinggi
Ibu hamil dikatakan mengalami dari pasangannya (16.7%). Pada
anemia jika ibu memiliki kadar penelitian ini, berdasarkan wawancara
hemoglobin < 11 grdL. Ibu hamil di lapangan dukungan suami tidak
mengalami defisiensi atau berhubungan dengan kecemasan
pengurangan zat besi, defisiensi zat pada ibu nifas karena terdapat
besi ini berpengaruh terhadap beberapa ibu yang suaminya bekerja
penurunan kadar serotonin dan di luar kota, di sisi lain ibu tetap
dopamine di otak sehingga mendapat dukungan atau bantuan
menimbulkan gejala depresi.15 dari ibunya. Sebanyak 24% ibu nifas
Berdasarkan hasil penelitian yang tinggal bersama ibu kandung maupun
telah dilakukan riwayat anemia saat ibu mertuanya. Hasil penelitian ini
hamil dengan kecemasan pada ibu sama dengan penelitian Paola
nifas memiliki hubungan yang dilihat disebutkan antara dukungan suami
dari p-value 0.012. Persentase ibu dengan depresi postpartum tidak
nifas yang mengalami cemas sedang terdapat hubungan dapat dilihat dari
lebih banyak pada ibu yang memiliki p-value sebesar 0.15.17
riwayat anemia saat hamil (33.3%)
sedangkan persentase ibu nifas yang Analisis Multivariat
mengalami cemas ringan banyak
terdapat pada ibu yang tidak memiliki Tabel 2 Final Model Analisis Regresi
riwayat anemia saat hamil (87.9%). Logistik Berganda Kecemasan pada
Ibu dengan riwayat anemia saat hamil Ibu Nifas
akan cenderung memiliki gangguan p- Exp
Variabel B S.E 95% CI
cemas yang lebih tinggi daripada ibu value (B)
yang tidak memiliki anemia saat hamil. Jenis 1.162–
Penelitian oleh Abeer di Arab Saudi 1.174 0.522 0.025 3.236
Persalinan 9.009
tahun 2014 dengan hasil statistik p- 1.022–
value < 0.049 berarti ibu yang memiliki Paritas 1.007 0.503 0.045 2.737
7.330
riwayat anemia saat hamil adalah Riwayat 1.244–
faktor risiko ibu nifas mengalami 1.219 0.511 0.017 3.384
Anemia 9.203
depresi postpartum.16 Ibu yang -
memiliki kadar hb rendah saat hamil Constant 0.577 0.000 0.047
3.049
akan mudah lelah, pingsan dan sering Berdasarkan hasil uji regresi
kesemutan ditambah lagi saat setelah logistik, diperoleh p-value variabel
melahirkan harus merawat bayi yang jenis persalinan adalah 0.007 dengan
baru lahir. nilai OR sebesar 3.236, yang berarti
Hasil penelitian ini ibu yang melakukan persalinan secara
menunjukkan tidak terdapat hubungan sesar berisiko sebesar 3.236 kali
antara dukungan suami dengan untuk mengalami cemas daripada ibu
kecemasan ibu nifas dengan p-value yang melahirkan anaknya dengan
0.327. Persentase ibu nifas yang normal. Penelitian yang sama yaitu
mengalami cemas sedang banyak penelitian Ririn tahun 2016 di RSUD
terdapat pada ibu dengan dukungan Sleman menyebutkan ibu yang

306
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

melakukan persalinan bedah sesar KESIMPULAN


mempunyai risiko untuk terjadi depresi Berdasarkan hasil analisis
postpartum 3,7 kali lebih besar disebutkan terdapat hubungan jenis
daripada ibu yang melahirkan persalinan, paritas dan riwayat anemia
normal.18 saat hamil dengan kecemasan ibu
Untuk variabel paritas nifas, tidak ada hubungan dukungan
didapatkan p-value 0.016 suami dengan kecemasan ibu nifas di
dengan OR sebesar 2.737 yang wilayah kota Semarang. Faktor yang
artinya ibu primipara memiliki risiko paling besar memiliki pengaruh
untuk mengalami ganggguan cemas terhadap kecemasan ibu nifas adalah
sebesar 2.737 kali dibandingkan ibu riwayat anemia saat hamil.
multipara. Penelitian yang sejalan
dengan hasil penelitian ini adalah SARAN
penelitian Murbiah tahun 2016 1. Petugas kesehatan perlu
didapatkan nilai OR 0.360 yang berarti meningkatkan deteksi risiko tinggi
ibu primipara memiliki risiko 0.360 kali terhadap ibu hamil dengan
mengalami postpartum blues melakukan pemeriksaan ANC
dibanding ibu multipara. 19 (Antenatal Care) secara rutin
Sedangkan variabel riwayat yang mencakup 10 T. pada
anemia saat hamil diperoleh p-value penatalaksanaan konseling dan
sebesar 0.016 dengan nilai OR 3.384 tes laboratorium pada ibu hamil
yang berarti ibu dengan riwayat perlu ditingkatkan lagi dengan
anemia berisiko 3.384 kali untuk mengurangi kejadian anemia ibu
memiliki kecemasan saat masa nifas hamil, mengupayakan agar ibu
daripada ibu yang tidak memiliki hamil sudah siap dalam
riwayat anemia saat hamil. Untuk menghadapi jenis persalinan
variabel riwayat anemia penelitian apapun dan untuk ibu yang hamil
yang sama yaitu penelitian Abeer di anak pertama harus memiliki
Arab Saudi yang menyebutkan bahwa persiapan yang lebih awal.
ibu yang memiliki riwayat anemia saat Kecemasan pada ibu nifas dapat
hamil akan beresiko 1,7 kali lebih berkurang atau menurun jika ibu
besar untuk menderita depresi melahirkan secara normal, tidak
postpartum.16 memiliki riwayat anemia saat
Berdasarkan persamaan logistik hamil dan untuk ibu primipara
diperoleh hasil 0.586, sehingga dapat dapat diatasi dengan lebih
disimpulkan jenis persalinan sesar, mencari informasi.
paritas ibu primipara dan ibu dengan 2. Ibu dapat berhati – hati dan
riwayat anemia saat hamil memiliki menyiapkan diri untuk menjalani
probabilitas untuk mengalami kehamilan dan menghadapi
kecemasan pada ibu nifas 0.586, persalinan khususnya bagi ibu
sehingga kemungkinan terjadi primipara yaitu ibu yang baru
kecemasan pada ibu nifas sebesar melahirkan anak pertamanya
58.6%. serta ibu juga harus mencari
informasi dengan cara mengikuti
penyuluhan tentang kehamilan
dan persalinan, membaca buku

307
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

KIA, dan dapat bertanya pada Jakarta: Salemba Medika;


tenaga kesehatan dari 2013.
puskesmas. 5. Irawati D, Yuliani F. Pengaruh
3. Suami dapat lebih memberikan Faktor Psikososial dan Cara
dukungannya terhadap ibu hamil Persalinan terhadap terjadinya
ataupun ibu yang baru melahirkan Postpartum Blues pada Ibu
dengan membantu ibu dalam Nifas (studi di Ruang Nifas
merawat bayi seperti membantu RSUD R.A Bosoeni Mojokerto).
mengganti popok saat bayi Hospital Majapahit. 2014;6(1):1-
kencing dan ikut mencari tahu 14.
tentang informasi yang berkaitan 6. Nurbaeti I, Deoisres W,
dengan perawatan bayi. Hengudomsub P. Postpartum
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat Depression in Indonesian
meneliti variabel dukungan Mothers: Its Changes and
keluarga, tidak hanya dukungan Predicting Factors. Pacific Rim
suami. Pada penelitian ini peneliti International Journal of Nursing
tidak meneliti variabel dukungan Research. 2018.
keluarga melainkan dukungan 7. Machmudah. Pengaruh
suami saja, tetapi di lapangan Persalinan dengan Komplikasi
ditemukan terdapat beberapa ibu terhadap Kemungkinan
nifas yang mendapat dukungan Terjadinya Postpartum Blues di
atau bantuan dari keluarganya Kota Semarang. 2010.
yaitu seperti ibu kandung ataupun 8. Prabawani E. Gambaran tingkat
ibu mertuanya. Peneliti kecemasan pada ibu post
selanjutnya dapat mengukur partum di rumah sakit pku
kadar serotonin dan dopamin muhammadiyah sukoharjo.
pada ibu karena pada ibu nifas 2015.
yang memiliki riwayat anemia 9. Wisner K, Sit D, McShea M.
saat hamil akan mengalami Onset timing, thoughts of self-
penurunan kadar serotonin dan harm, and diagnoses in
dopamine yang dapat postpartum women with screen-
menyebabkan ibu nifas positive depression findings.
mengalami kecemasan 2013.:490-498.
10. Lewis G, Cantwell R, Cooper G.
DAFTAR PUSTAKA Saving Mothers’ Lives:
1. WHO. WHO Technical Reviewing maternal deaths to
Consultation on Postpartum make motherhood safer: 2006–
and Postnatal Care. 2010:9-12. 2008. An International Journal
2. Dinas Kesehatan Kota of Obstetrics & Gynaecology.
Semarang. Profil Kesehatan 2011.
Kota Semarang. 2017. 11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
3. Mansur H, Budiarti T. Psikologi Tengah. Profil Kesehatan
Ibu Dan Anak. Edisi 2. Jakarta: Provinsi Jawa Tengah Tahun
Salemba Medika; 2014. 2017. 2017:14-17.
4. Dewi VNL, Sunarsih T. Asuhan 12. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Tengah. Profil Kesehatan

308
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Provinsi Jawa Tengah Tahun 19. Murbiah, Oktariani M. Faktor-


2016. 2016:14-16. faktor yang Berhubungan
13. Hidayati Y. Hubungan Usia dan dengan Postpartum Blues di
Jenis Persalinan dengan Rumah Sakit Muhammadiyah
Kejadian Postpartum Blues Palembang. MUSWIL IPEMI
pada Ibu Postpartum di Wilayah Jateng. 2016:114-120.
Puskesmas Jetis II Kabupaten
Bantul. 2017.
14. Lestari E. Hubungan Antara
Paritas dengan Tingkat
Kecemasan yang dialami Ibu
pada masa postpartum di RS
PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
"Aisyiyah Yogyakarta. 2017.
15. Kusumawardani F, Rodiani,
Prabowo AY. Hubungan
Anemia Maternal dengan
Depresi Postpartum. Majority.
2013;7(47):267-272.
16. Alharbi AA, Mohammad H,
Abdulghani. Risk factors
associated with postpartum
depression in the Saudi
population. Neuropsychiatric
Disease and Treatment.
2014;10(November):311-316.
doi:10.2147/NDT.S57556
17. Gremigni P, Mariani L,
Marracino V, Tranquilli AL, Turi
A. Partner support and
postpartum depressive
symptoms. ournal of
Psychosomatic Obstetrics and
Gynecolog. 2011.
doi:10.3109/0167482X.2011.58
9017
18. Ariyanti R, Nurdiati DS, Astuti
DA. Pengaruh Jenis Persalinan
terhadap Risiko Depresi
Postpartum. Jurnal Kesehatan
“Samodra Ilmu".
2016;07(02):98-105.

309

Anda mungkin juga menyukai