1.2 Tujuan
Praktikum ini difokuskan dengan melakukan pemijahan terhadap ikan koi (Cyprinus carpio) dengan
tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) secara tepat untuk
meningkatkan produktivitas ikan koi (Cyprinus carpio) secara maksimal.
2. Mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio)
seperti pemilihan induk yang baik, dan persiapan aquarium pemijahan.
1.3 Manfaat
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik ikan koi (Cyprinus carpio) secara tepat.
2. Sebagai informasi kepada pembaca dalam memahami teknik pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio).
3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan pemijahan ikan koi (Cyprinus
carpio).
Teknik Pemijahan Buatan yaitu dilakukan dengan cara merangsang indukan betina dengan
menggunakan tambahan suntikan hormon seperti ovaprim untuk mempercepat matangnya gonad,
kemudian dipijahkan secara buatan. Pada pemijahan buatan, induk betina dan jantan yang
digunakan adalah dengan perbandingan 1 : 1 (sel telur dari 1 kg indukan betina dapat dibuahi
dengan sperma dari indukan jantan 1 kg) dan dilakukan diluar kolam pemijahan. Metode
pengambilan sperma indukan jantan yaitu dengan melakukan pembedahan dimulai dari bagian anus
hingga kebelakang insang dan dipotong secara vertikal tepat dibelakang insang sehingga ikan
terpisah antara badan dan kepala (Susanto, 2011). Hal ini sesuai dengan pendapat menurut
Hernowo (2008) pengambilan kantung sperma dengan cara pembedahan pada indukan jantan
dimulai dari anus dengan menggunakan garis diagonal seperti huruf “Y”.
Teknik pengurutan dilakukan dengan cara mengurut perut dari arah kepala ke arah lubang
genital sampai dapat dirasakan sel telur telah habis. Setelah proses Streeping kemudian melakukan
penghitungan fekunditas telur yang dihasilkan dengan cara menimbang berat indukan betina
sebelum proses Streeping dikurangi berat setelah proses Streeping. Setelah itu melakukan
pembuahan dengan cara mencampurkan sel sperma dan sel telur pada wadah yang telah disiapkan.
Pembuahan berlangsung cepat karena sperma hanya aktif bergerak dan bertahan hidup
kurang lebih satu menit setelah terkena air. Setelah itu telur yang 12 telah dibuahi ditebar secara
merata pada kolam khusus pemijahan hingga proses penetasan telur terjadi (Susanto, 1999).
3.2 PEMIJAHAN
Menggunakan waktu laten yaitu 8 sampai 9 jam dari jarak waktu setelah penyuntikan
sampai dengan ikan ovulasi. Dari jam 10 malam sampai jam 7 pagi. Dosis hormone yang digunakan
pada induk jantan yaitu berdosis 0,1 ml/kg bobot induk sedangkan pada induk betinan berdosis 0,5
ml/kg bobot induk.
Penyuntikan dilakukan pada samping kanan dekat dengan sirip punggung, penyuntikan
dilakukan secara intramukular penyuntikan hormone langsung ke dalam daging ikan. Penyutikan
dilakukan di bawah sisik agar tidak melukai dengan posisi 45 derajat dari tubuh ikan. Penyuntikan
dilakukan secara perlahan agar hormone benar-benar masuk ke dalam daging dan aliran darah ikan.
Setelah ikan disuntik ikan dikembalikan ke dalam aquarium. Setelah 8 hingga 9 jam ikan
telah ovulasi setelah itu dilakukannya striping dengan pengurutan perut ikan ke arah anus dengan
tujuan mengeluarkan telur ikan.Larutan fisiologis diambil menggunakan spuit dan di isi sebanyak 1
ml. Lalu pengambilan sperma diambil dengan disedot menggunakan spuit secara perlahan.
Pada indukan betina striping dilakukan untuk mengeluarkan telur, telur induk betina
diletakkan di wadah kering. Setelah sperma dan telur ikan terkumpul selanjutnya proses
pembuahan, pembuahan dilakukan dengan cara pencampuran sperma dan telur pada wadah,
pengadukan dilakukan secara merata dengan menggunakan bulu ayam. Langkah selanjutnya telur
diletakkan pada aquarium untuk penetasan.
3. 3 JUMLAH TELUR
4.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA