Anda di halaman 1dari 6

Nama : RAHMA FAJRIN NOVITASARI

Tingkat : 1A
NIM : P1337420220033

Tugas Komunikasi pertemuan 6

SOAL
1. Pengertian komunikasi kelompok
2. Cara dan metode komunikasi pada kelompok
3. Hambatan pada komunikasi kelompok
4. Pemecahan masalah komunikasi pada kelompok

JAWAB

1. Pengertian komunikasi pada kelompok


Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam
suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, komperensi dan sebagainya (Anwar
Arifin,1984).
Michael Burgoon (dalam wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kedua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan
memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
2. Cara dan metode komunikasi pada kelompok
3. Hambatan komunikasi pada kelompok
1. Hambatan Semantik, adalah hambatan yang terjadi karena proses penyampaian ide atau
pengertian tidak efektif. Semantik artinya studi yang mepelajari tentang perngertian yang
dijabarkan atau diungkapkan dalam bentuk bahasa. Kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi akan membantu proses pertukaran makna dan pengertian dari pembicara
kepada audiens.
Dalam praktiknya sering sekali dalam proses penafsiran terjadi kekeliruan. Hal ini biasaya
dikarenakan ketidakhadiran hubungan antara simbol atau kata dengan apa yang
disimbolkan atau pengertian atau ide yang ingin disampaikan. Hal ini mengakibatkan kata
yang dipakai ditafsirkan berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk
menghindarinya komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
karakteristik audien/komunikan.
2. Hambatan Manusiawi, terjadi karena faktor-faktor manusia atau pelaku komunikasi
kelompok. Faktor-faktor yang menyebabkannya seperti emosi dan prasangka pribadi,
kemampuan dan ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan dan sebagainya.
Menurut para ahli Cruden dan Sherman, hambatan manusiawi dibagi menjadi 2 point,
yaitu:
1. Hambatan yang timbul karena iklim psikologis dalam organisasi. Suasana iklim kerja
dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota dan efektifitas komunikasi kelompok.
2. Hambatan yang berasal dari perbedaan individu manusia. Perbedaan umur, persepsi,
keterampilan mendengar, keadaan emosi, status, pencarian dan penyaringan informasi.

Hambatan komunikasi kelompok yang bersifat manusiawi dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Persepsi Selektif (Selective Perception), maksudnya adalah manusia memiliki persepsi


sendiri dalam mengartikan isi dari informasi yang diberikan. Bisa saja terjadi
perbedaan penafsiran antara komunikan dengan maksud komunikator. Ini dapat
berakibat fatal jika bawahan salah menafsir maksud dan tujuan atasan dan begitu pula
sebaliknya.
2. Atensi Selektif (Selective Attention), artinya manusia lebih cenderung untuk memilih
fokus pada komunikasi yang sesuai dengan pilihan pribadinya. Jadi, seseorang berhak
menentukan topik yang ia minati saat hendak berkomunikasi. Perlu diperhatikan bagi
pelaku komunikasi organisasi, baik komunikator dan komunikan untuk mendapatkan
perhatian dari lawan komunikasinya.
3. Retensi Seletif (Selective Retention), artinya adalah kecenderungan manusia untuk
memilih mengingat hal yang mereka minati. Bisa saja komunikasi organisasi, audiens
menangkap apa yang dimaksud pembicara, tapi belum tentu audiens tersebut
mengingat seluruh bagian dari informasi yang disampaikan. Hambatan ini harus
diminimalisir agar tidak terjadi kerancuan instruksi maupun koordinasi dalam proses
organisasi.
3. Hambatan Ekologis, faktor lingkungan sangat berpengaruh pada kelancaran proses
komunikasi kelompok. Ada banyak kasus proses komunikasi yang terhambat akibat
gangguan dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Sebagai contoh, lingkungan
yang ramah atau bising, banyak orang yang berlalu lalang, suara petir saat hujan, suara
kendaraan yang berlalu lintas. Seorang komunikator yang handal akan memperhatikan
hambatan ekologis ini untuk memperlancar komunikasi globalisasi.
4. Hambatan Teknis, adalah jenis hambatan yang biasa terjadi karena media atau platform
yang digunakan dalam berkomunikasi. Gangguan ini terjadi pada media komunikasi,
seperti radio, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya yang mengganggu proses
komunikasi dan mengurangi efektifitas komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam
buku “ Personel Managemet” hambatan teknis yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Tidak ada penjelasan atau informasi yang jelas.
2. Tidak ada prosedur kerja ataupun rencana kerja yang jelas.
3. Media yang dipilih kurang tepat.
4. Kemampuan membaca yang kurang baik.
5. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis, terjadi pada sisi komunikan/audiens atau penerima
informasi. Dalam proses komunikasi kelompok, terbentuk dalam keadaan situasional.
Artinya, pembicara atau komunikator benar-benar paham dengan situasi dan kondisi saat
komunikasi berlangsung. Karena situasi sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi
yang berefek langsung pada keefektivitasan komunikasi organisasi. Hambatan yang terjadi
karena faktor situasional, misalnya terjadi komunikasi organisasi antara manajer dengan
bawahan yang mengalami musibah. Dalam proses komunikasi, pembicara harus mengerti
situasi psikologis dari komunikan sehingga proses komunikasi kelompok berjalan sesuai
keinginan.
4. Pemecahan masalah komunikasi pada kelompok
1. Tentukan masalah
Bagaimana kita menentukan hal yang menjadi masalah memengaruhi solusi yang kita
hasilkan.
2. Lihat dari berbagai perspektif
Setiap perspektif atau cara pandang membantu kita melihat sisi lain dari sebuah hal. Hal ini
adalah sebuah keuntungan dari fungsi dua arah dan kelompok yang kolaboratif.
3. Kumpulkan bukti
Daripada berdebat soal sudut pandang siapa yang terbaik, lebih baik kita mengumpulkan
bukti untuk mengevaluasi setiap sudut pandang yang ada.
4. Satukan semua pemahaman
Jarang sekali ada satu sudut pandang yang benar. Sebuah kelompok harus mempersatukan
sebuah perspektif baru yang bisa mengintegrasikan elemen terbaik di dalamnya. Setelah itu
mereka bisa bergerak dengan sebuah pemahaman baru.
Contoh Skenario Komunikasi Kelompok

1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
Perawat: “Assalamualaikum, selamat sore pak,bu”
Orang tua Aby: “Waalaikumsalam, Selamat sore sus”
Perawat: “Perkenalkan bu saya perawat Fajrin yang bertugas dari jam 3 sore-8 malam
nanti. Apakah benar bapak dan ibu ini orang tua dari Aby?”
Ayah Aby: “Iya benar sus,”
Perawat: “Baik pak, maaf kalau boleh tau Aby ini sudah berapa kali ya masuk rumah
sakit?”
Ibu Aby: “Berapa kali ya pak?”
Ayah Aby: “Mungkin sekitar 3 kali ini sus”
Perawar: “Begini pak saya ingin mengajak bapak dan ibu untuk berdiskusi cara
mengatasi maag karena diduga dari pemeriksaan kami Aby ini terkena penyakit
maag, dan lama kurang waktu berdiskusi kali ini yaitu 20 menit, apakah bapak dan
ibu bersedia?”
Orang tua Aby: “Oh iya sus, kami bersedia”
Perawat: “Baik pak, bu terimakasih. Lalu apakah bapak dan ibu tau ap aitu penyakit
maag, kalau misalnya tau boleh sedikit saja di jelaskan?”
Ayah Aby: “Setau saya maag itu karena telat makan ya sus?”
2. Fase Kerja
Perawat: “Yang dibilang bapak dan ibu sudah benar, nah mungkin saya akan
menambahkan sedikit, penyakit maag itu merupakan rusaknya dinding lambung yang
disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan
gejala yang dapat sembuh sendiri
Orang tua Aby: “Oalahhh jadi seperti itu ya sus..”
Perawat: “Iya pak, bu. Nah Adapun penyebab dari maag tersebut, apakah bapak dan
ibu tau apa penyebab dari maag tersebut?”
Ibu Aby: “Ya setau saya karena telat makan dan stress kan ya sus?”
Perawat: “Penyebab maag itu yang pertama ada pola makan tidak teratur, kalau
makan tidak dikunyah dengan lembut kemudian bekerja terlalu keras dan kurang
istirahat. Kemudian yang terakhir karena pikiran yang terlalu tegang atau stress juga
bisa menyebabkan maag
Ibu Aby: “Terus cara menghindari penyakit maag itu gimana ya sus?”
Perawat: “Cara mencegahnya itu bapak dan ibu boleh beri tahu anaknya untuk makan
dengan teratur kemudian jangan makan yang terlalu pedas dan asam. Dan kalau boleh
anaknya diberitahu untuk menghindari stress dan tekanan batin”
Orang tua Aby: “Oalah begitu ya sus”
Perawat: “Sebelum bapak dan ibu membawa anaknya ke rumah sakit, penanganan apa
yang sudah dilakukan oleh bapak dan ibu?”
Ibu Aby: “ya kami sudah memberinya obat maag”
Perawat: “Sebenarnya yang dilakukan bapak dan ibu sudah benar, namun bapak dan
ibu kan tidak tau dosis yang tepat untuk anak tersebut seberapa, dan apakah anak
tersebut cocok dengan obat yang diberikan”
Orang tua Aby: “Ohh… Iya ya sus”
3. Fase Terminasi
Perawat: “ Ada lagi yang mau bapak atau ibu tanyakan?”
Orang tua Aby: “Tidak ada sus, kami sudah paham”
Perawat: “Kalau begitu bisa jelaskan Kembali pengertian dari maag, dan penyebab-
penyebabnya?
Ibu Aby: “Intinya maag itu penyakit asam lambung yang disebabkan oleh terkikisnya
lapisan dinding lambung akibat asam lambung”
Perawat: “Oke kalau bapak dan ibu sudah mengerti apa yang saya jelaskan dan tidak
ada pertanyaan lagi, saya izin untuk melanjutkan pekerjaan yang lain. Baik sampai
disini diskusi kita, terimakasih atas waktunya”
Orang tua Aby: “Baik sus, kalau semisal nanti ada sesuatu sama anak saya, saya
boleh kan meminta waktu untuk berdiskusi beberapa waktu Kembali, untuk melihat
perkembangan anak kita”
Perawat: “Baik pak, bu, dengan senang hati saya akan membantu bapak dan ibu.
Bapak atau ibu tinggal panggil saya saja atau perawat-perawat lain yang berjaga”
Orang tua Aby: “Selamat sore, terimakasih banyak sus”

Anda mungkin juga menyukai