Kebijakan Otonomi Daerah Dan Dampak Perkebangannya Bagi Perekonomian Nasional

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH DAN DAMPAK PERKEBANGANNYA BAGI


PEREKONOMIAN NASIONAL

Disususn oleh :
1. Avena Widia Atika (200431619698)
2. Azizatul Muarofah (200431619699)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda
Habibillah Muhammad saw yang telah menunjukan kita kepada jalan yang diridhoi oleh Allah
SWT.
Penulis akhirnya sangat merasa bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang kami
yang berjudul kebijakan otonomi daerah dan dampaknya bagi perkembangan nasional ntuk
memenuhi tugas dari mata kuliah ekonomi makro 2. Dalam makalah ini kami telah menulisakan
tentang pegertian, tujuan dan prinsip, manfaat otonomi daerah serta dampak perkembangannya
bagi perekonomian nasional.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi
untuk menyelesaikan nakalah ini. Penulis juga sangat memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka kritik dan saran akan sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya –
karya kami selanjutnya.

Malang, 15 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………………….I
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………II
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
……….…..III
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang……...…………………………………………………………………..………….1
Rumusan masalah..………………………………………………………………..………………2
Tujuan………..……………………………………………………………………………………2
Manfaat……………………………………………..…………………..…………………………2
Metode……………………………………..…………………………...…………………………2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Otonomi Daerah…………….……..……………………………....…………………3
Tujuan Otonomi Daerah………………………………………………………………………….4
Prinsip Otonomi Daerah……………………………………………………………...…………..4
Manfaat Otonomi Daerah…………...……………………………………………………………5
Dampak bagi perekmbangan ekonomi nasional…...…………………………………………......6

BAB III PENUTUP


Kesimpulan…………………………………………....…………………………………………8
Saran…………………………………………………………………………………..................9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia para founding fathers telah
menjatuhkan pilihannya pada prinsip pemencaran kekuasaan dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Cita desentralisasi ini senantiasa menjadi bagian dalam praktek
pemerintahan Negara sejak berlakunya UUD 1945, terus memasuki era Konstitusi RIS,
UUDS1950 sampai pada era kembali ke UUD 1945 yang dikukuhkan lewat DekritPresiden 5 juli
1959. Garis perkembangan sejarah tersebut membuktikan bahwa cita desentralisasisenantiasa
dipegang teguh oleh Negara Republik Indonesia, sekalipun dari satu periode ke periode lainnya
terlihat adanya perbedaan dalam intensitasnya. Sebagai perwujudan dari cita desentralisasi
tersebut, maka langkah-langkah penting sudah dilakukan oleh pemerintah. Lahirnya berbagai
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintahan daerah membuktikan
bahwakeinginan untuk mewujudkan cita-cita ini terus berlanjut. Sekalipun demikia,kenyataan
membuktikan bahwa cita tersebut masih jauh dalam realisasinya.Otonomi daerah masih lebih
sebagai harapan ketimbang sebagai kenyataan yangtelah terjadi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Otonomi Daerah belumlahterwujud sebagaimana yang diharapkan. Kita
nampaknya baru menuju kea rahOtonomi Daerah yang sebenarnya. Beberapa faktor-faktor yang
menetukan prospek otonomi daerah,diantaranya, yaitu :

 Faktor Pertama adalah faktor manusia sebagai subyek penggerak (faktordinamis) dalam
peenyelenggaraan otonomi daerah. Faktor manusia iniharuslah baik, dalam pengertian
moral maupun kapasitasnya. Faktor ini mencakup unsur pemerintah daerah yang terdiri
dari Kepala Daerah danDPRD, aparatur daerah maupun masyarakat daerah yang
merupakan lingkungan tempat aktivitas pemerintahan tersebut.
 Faktor kedua adalah faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi
terselenggaranya aktivitas pemerintahan Daerah. Salah stu ciri daerah otonom adalah
terletak pada kemampuan self supportingnya / mandiridalam bidang keuangan. Karena
itu, kemampuan keuangan ini akan sangatmemberikan pengaruh terhadap
penyelenggaraan pemerintahandaerah.Sumber keuangan daerah yang asli, misalnya pajak
dan retribusidaerah, hasilm perusahaan daerah dan dinas daerah, serta hasil daerahlainnya
yang sah, haruslah mampu memberikan kontribusinya bagikeuangan daerah.
 Faktor ketiga adalah faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi
terselenggaranya aktivitas pemerintahan daerah. Peralatan yang adaharuslah cukup dari
segi jumlahnya, memadai dari segi kualitasnya dan praktis dari segi penggunaannya.
Syarat-syarat peralatan semacam inilahyang akan sangat berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
 Faktor keempat adalah faktor organisasi dan manajemen. Tanpakemampuan organisasi
dan manajemen yang memadai penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilakukan
dengan baik, efisien, dan efektif.olehsebab itu perhatian yang sungguh-sunggguh
terhadap masalah ini dituntutdari para penyelenggara pemerintahan daerah.Sejarah
perkembangan Otonomi Daerah membuktikan bahwa keempatfaktor tersebut di atas
masih jauh dari yang diharapkan. Karenanya Otonomi Daerahmasih menunjukkan
sosoknya yang kurang menggembirakan.oleh sebab itu apabilakita berkeinginan untuk
merealisasi cita-cita Otonomi Daerah maka pembenahandan perhatian yang sungguh-
sungguh perlu diberikan kepada empat faktor di atas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari pengertian otonomi daerah?
2. Apa tujuan dan prinsip dari otonomi daerah ?
3. Apa manfaat yang didapat dengan adanya otonomi daerah ?
4. Ada dampak perkembangan otonomi daerah didalam perekonomian nasional ?

C. Tujuan
Tujuan disusunya makalah ini guna untuk mengetahui apa maksud dari otonomi daerah
mulai dari pengertian prinsip dan tujuan serta dampaknya bagi perkembangan
perekonomian nasional. Selain itu untuk menjadi referensi serta pengetahuan bagi siswa
lain tentang konsep otonomi daerah diindonesia.

D. Manfaat
1. Menjadi referensi dan pengetahuan baru bagi pembaga untuk mengetahui tentang
Otonomi Daerah
2. Dapat menambah pengetahuan baru mengenai dampak perkembangan Otonomi
Daerah untuk perekonomian Nasional

E. Metode
Metode yang digunakan dalam penumpulan data adalah metode studi pustaka, metode
deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam penyajian hasil
analisis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi Daerah berasal dari bahasa yunani yaitu authos yang berarti sendiridan
namos yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomidapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tanggasendiri. Otonomi dalam
makna sempit dapat diartikan sebagai “mandiri”. Sedangkan makna yang lebih luas
diartikan sebagai “berdaya”.
Otonomi daerah dengan demikian berarti kemandirian suatu daerah dalam kaitan
pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri. Jika
daerahsudah mampu mencapai kondisi sesuai yang dibutuhkan daerah maka
dapatdikatakan bahwa daerah sudah berdaya (mampu) untuk melakukan apa saja
secaramandiri tanpa tekanan dan paksaan dari pihak luar dan tentunya disesuaikan
dengankondisi dan kebutuhan daerah. Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman
(1997) mengemukakan bahwa:
1. F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenanguntuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai maknakebebasan
atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung
kepada orang lain atau pihak tertentu). Kebebasan yang terbatas ataukemandirian itu
terwujud pemberian kesempatan yang harusdipertanggungjawabkan.
3. Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur
danmemerintah daerah sendiri. Hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.Pendapat
lain dikemukakan oleh Benyamin Hoesein (1993) bahwa otonomidaerah adalah
pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara
informal berada di luar pemerintah pusat. Sedangkan PhilipMahwood (1983)
mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah suatu pemerintahdaerah yang
mempunyai kewenangan sendiri yang keberadaannya terpisah denganotoritas
(kekuasaan atau wewenang) yang diserahkan oleh pemerintah gunamengalokasikan
sumber sumber material yang substansial (sesunggguhnya atauyang inti) tentang
fungsi-fungsi yang berbeda.
Berbagai definisi tentang Otonomi Daerah telah banyak dikemukakan oleh para
pakar. Dan dapat disimpulkan bahwa Otonomi Daerah yaitu kewenangandaerah otonom
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempatmenurut prakarsa
(inisiatif) sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan daerah otonom itu sendiri adalahkesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu berwenangmengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsasendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Tujuan Otonomi Daerah
Menurut pengalaman dalam pelaksanaan bidang-bidang tugas tertentusistem
Sentralistik tidak dapat menjamin kesesuaian tindakan-tindakan PemerintahPusat dengan
keadaan di daerah-daerah. Maka untuk mengatasi hal ini, pemerintahkita menganut
sistem Desentralisasi atau Otonomi Daerah. Hal ini disebabkanwilayah kita terdiri dari
berbagai daerah yang masing-masing memiliki sifat-sifatkhusus tersendiri yang
dipengaruhi oleh faktor geografis (keadaan alam, iklim,flora-fauna, adat-istiadat,
kehidupan ekonomi dan bahasa), tingkat pendidikan danlain sebagainya. Dengan sistem
Desentralisasi diberikan kekuasaan kepada daerah kekuasaannya masing masing, dengan
cacaran tidak boleh menyimpang dari garis aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat.
Jadi pada dasarnya maksud dan tujuan diadakannya pemerintahan di daerah
adalah untuk mencapaiefektivitas pemerintahan. Otonomi yang diberikan oleh
pemerintah pusat kepada daerah ini bersifatmandiri dan bebas. Pemerintah daerah bebas
dan mandiri untuk membuat peraturan bagi wilayahnya. Namun, harus tetap
mempertanggung jawabkannya dihadapan Negara dan pemerintahan pusat. Selain tujuan
diatas, masih terdapat beberapa point sebagai tujuan dariotonomi daerah. Dibawah ini
adalah beberapa tujuan dari otonomi daerah dilihatdari segi politik, ekonomi,
pemerintahan dan sosial budaya, yaitu sebagai berikut :
 Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untukmencegah
penumpukan kekuasaan dipusat dan membangun masyarakat yang demokratis, untuk
menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatihdiri dalam menggunakan
hak-hak demokrasi.
 Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah untukmencapai
pemerintahan yang efisien.
 Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah diperlukanagar
perhatian lebih fokus kepada daerah.
 Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing. Untuk
mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya dimulai dari dirisendiri. Para
pejabat harus memiliki kesadaran penuh bahwa tugas yangdiembannya merupakan
sebuah amanah yang harus dijalankan dandipertanggungjawabkan.
Selain itu, kita semua juga memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam rangka
tercapainya tujuan otonomi daerah. Untuk mewujudkanhal tersebut tentunya bukan hal
yang mudah karena tidak mungkin dilakukan secarainstan. Butuh proses dan berbagai
upaya serta partisipasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, diperlukan kesungguhan serta
kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan ini.
C. Prinsip Otonomi Daerah
Atas dasar pencapaian tujuan diatas, prinsip-prinsip yang dijadikan pedomandalam
pemberian Otonomi Daerah adalah sebagai berikut (Penjelasan UU No. 32Tahun 2004) :

 Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalamarti daerah


diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang
menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalamUndang-undang ini. Daerah memliki
kewenangan membuat kebijakan daerahuntuk memberi pelayanan, peningkatan peran
serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.
 Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyatadan
bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani
urusan pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan tugas,wewenang dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuktumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah.Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah
tidak selalu samadengan daerah lainnya, adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar
sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang padadasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraanrakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional.

D. Pendapatan Asli Daerah


Pengertian Pendapatan daerah menurut UU No 23 pasal 1 ayat 35 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Bab I ketentuan umum adalah semua hak daerah yang
diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan. Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu modal dasar pemerintah
daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan usaha daerah guna memperkecil ketergantungan
dalam mendpatkan dana dari pemerintahan tingkat atas (subsidi). Pendapatan Asli Daerah
dikategorikan dalam pendapatan rutin Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu pendapatan yang bersumber dari hasil
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
dan Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan
daerah dalam menggali pendapatan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sebagai
perwujudan atas desentralisasi.8 Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu
daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di
daerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah dan lainlain, serta penerimaan
keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.
Sumber Pendapatan Daerah menurut UU No 23 Tahun 2014 BAB X tentang
Pembangunan Daerah bagian kelima Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan paragraph 1
Pendapatan pasal 285, Sumber Pendapatan Daerah terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Daerah meliputi:
1. Pajak daerah
2. Retribusi daerahHasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
b. Pendapatan transfer; dan
c. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

E. Data Analisis Perkembangan Perekonomian


Data dan anaisis perkerkembangan perekonomian diindonesia tahun 2020
Mengutip dari badanresmi pusat statistika bahwa perkembangan ekonomi diindonesia
pada tahun 2020 mengalami kontraksi perkembangan sebesar 2,07 persen. Lapangan
usaha yang mengalami kontraksi perkembangan terdalam diantaranya Transportasi dan
Pergudangan sebesar 15,04 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar
10,22 persen; Jasa Perusahaan sebesar 5,44 persen; Jasa Lainnya sebesar 4,10 persen; dan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 3,72 persen.
Sebaliknya, beberapa lapangan usaha masih mengalami perkembangan positif, di
antaranya; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 11,60 persen; Informasi dan
Komunikasi sebesar 10,58 persen; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 4,94 persen; Real Estat sebesar 2,32 persen; dan Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,75 persen.
Perkembangan PDB dalam beberapa apangan usaha
(persen)

Seperti halnya pada Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku tahun 2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia
masih didominasi oleh Industri Pengolahan sebesar 19,88 persen; diikuti oleh Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan sebesar 13,70 persen; Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi
Mobil-Sepeda Motor sebesar 12,93 persen; dan Konstruksi sebesar 10,71 persen; serta
Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,44 persen. Peranan kelima lapangan usaha
tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 63,66 persen.
Sedangkan untuk PDB pengeluaran ekonomi diindonesia pada tahun 2020
Ekonomi Indonesia sampai dengan tahun 2020 mengalami kontraksi perkembangan
sebesar 2,07 persen. Kontraksi terjadi pada hampir semua komponen PDB Pengeluaran,
kecuali Komponen PK-P yang tumbuh sebesar 1,94 persen. Kontraksi terdalam terjadi
pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,70 persen, diikuti Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit
yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT), dan Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PK-RT) yang masing-masing sebesar 4,95 persen; 4,29 persen; dan 2,63
persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor
pengurang dalam PDB menurut pengeluaran) mengalami kontraksi perkembangan
sebesar 14,71 persen.
Perkembangan PDB Beberapa Komponen Pengeluaran
(persen)

Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2020 tidak
menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh
Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia yaitu sebesar 57,66
persen; diikuti oleh komponen PMTB sebesar 31,73 persen; Komponen Ekspor Barang
dan Jasa sebesar 17,17 persen; Komponen PK-P sebesar 9,29 persen; Komponen PK-
LNPRT sebesar 1,30 persen; dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,63 persen.
Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB
memiliki peran sebesar 16,02 persen.

F. Manfaat Otonomi Daerah


Adapun manfaat dari otonomi daerah diantaranya
 Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya "penetrasi" yang lebih baik dari
Pemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat jauh dari pusat, di mana
sering kali rencana pemerintah tidak dipahami olehmasyarakatsetempat atau dihambat
oleh elite lokal, dan di mana dukungan terhadap program pemerintah sangat terbatas.
 Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik,etnis, keagamaan didalam
perencanaan pembangunan yang kemudian dapat memperluas kesamaan dalam
mengalokasikan sumber daya dan investasi pemerintah.
 Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di Daerah untuk
meningkatkan kapasitas teknis dan managerial.
 Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi pejabat puncak di
Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat diserahkan kepada pejabat Daerah.
 Dapat menyediakan struktur di mana berbagai departemen di pusat dapat dikoordinasi
secara efektif bersama dengan pejabat Daerah. Propinsi, Kabupaten, dan Kota dapat
menyediakan basis wilayah koordinasi bagi program pemerintah.
 Struktur pemerintahan yang didesentralisasikan diperlukan guna melembagakan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan implementasi program.
 Dapat meningkatkan pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh elite lokal,
yang seringkali tidak simpatik dengan program pembangunan nasional dan tidak sensitif
terhadap kebutuhan kalangan miskin di pedesaan.
 Administrasi pemerintahan menjadi mudah disesuaikan, inovatif, dan kreatif. Kalau
mereka berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang lainnya.
 Memungkinkan pemimpin di Daerah menetapkan pelayanan dan fasilitas secara efektif,
mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi
implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik daripada yang dilakukan oleh
pejabat di Pusat.
 Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan memberikan peluang
kepada berbagai kelompok masyarakat di Daerah untuk berpartisipasi secara langsung
dalam pembuatan kebijaksanaan,sehingga dengan demikian meningkatkan kepentingan
mereka di dalam memelihara sistem politik.
 Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal dengan biaya yang lebih
rendah, karena hal itu tidak lagi menjadi beban pemerintah Pusat karena sudah
diserahkan kepada Daerah.

G. Dampak Bagi Perkembangan Ekonomi Nasional


Didalam perkembangan perekonomian nasional otonomi daerah sangat
dibutuhkan oleh indonesia yang begitu sayang luas. Hal ini tentunya sangat sulit untuk
mengatur wilaha Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau. dibentuknya daerah otonom
di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Pertambahan penduduk Indonesia pesat
2. Kemampuan ekonomi setiap daerah di Indonesia berbeda-beda
3. Adat istiadat, budaya, dan kehidupan sosial setiap daerah berbeda;perkembangan
politik setiap daerah berbeda-beda.

H. Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah


1. Kelebihan :
 Pemerintah daerah dapat melihat kebutuhan yang mendasar di daerahnya
untuk menjadi prioritas pembangunan
 Otonomi daerah membuat pembangunan di daerah tersebut lebih maju,
berkembang, dan adanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan rakyat
 Daerah dapat mengatur sendiri tata Kelola pemerintahannya dengan
membentuk Peraturan Daerah selama tidak bertentangan dengan peraturan
pemerintah pusat.
 Pemerintah daerah bersama rakyat di daerah setempat dapat bersama-sama
membangun wilayahnya untuk kemajuan dan kepentingan bersama.
2. Kekurangan :
 Peluang untuk terjadi disintegrasi bangsa dapat muncul jika control dari
pemerintah pusat lemah.
 Rentan terjadinya KKN dan permasalahan lainnya yang bisa berdampak pada
pemerintah pusat karena kurangnya pengawasan.
 Peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat terkadang menjadi multi tafsir di
daerah tertentu, sehingga dapat merugikan pemerintah daerah dan rakyat di
daerah tersebut

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan makna yang lebih luas diartikan sebagai
“berdaya”.
1. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur
dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai maknakebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang
lain atau pihak tertentu). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud
pemberian kesempatan yang harus dipertanggung jawabkan.
3. Syarif Saleh, berpendapat bahwa otonomi daerah adalah hak mengatur danmemerintah
daerah sendiri. Sedangkan PhilipMahwood (1983) mengemukakan bahwa otonomi
daerah adalah suatu pemerintahdaerah yang mempunyai kewenangan sendiri yang
keberadaannya terpisah dengan otoritas (kekuasaan atau wewenang) yang diserahkan
oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber sumber material yang substansial
(sesunggguhnya atauyang inti) tentang fungsi-fungsi yang berbeda.
Dan dapat disimpulkan bahwa Otonomi Daerah yaitu kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa (inisiatif)
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan daerah otonom itu sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini disebabkan wilayah kita terdiri dari berbagai daerah yang
masing-masing memiliki sifat-sifat khusus tersendiri yang dipengaruhi oleh faktor geografis
(keadaan alam, iklim,flora-fauna, adat-istiadat, kehidupan ekonomi dan bahasa), tingkat
pendidikan danlain sebagainya.
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah ini bersifat mandiri dan
bebas. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah untuk mencapai
pemerintahan yang efisien. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar
masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-
masing. Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya dimulai dari dirisendiri.
Selain itu, kita semua juga memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam rangka tercapainya
tujuan otonomi daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah
karena tidak mungkin dilakukan secarainstan. Atas dasar pencapaian tujuan diatas, prinsip-
prinsip yang dijadikan pedoman dalam pemberian Otonomi Daerah adalah sebagai berikut
(penjelasan UU No. Daerah memliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan
pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa
untuk menangani urusan pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang
sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan
daerah lainnya, adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di daerah untuk
meningkatkan kapasitas teknis dan managerial. Dapat menyediakan struktur di mana
berbagai departemen di pusat dapat dikoordinasi secara efektif bersama dengan pejabat
Daerah dan sejumlah NGOsdi berbagai Daerah. Propinsi, Kabupaten, dan Kota dapat
menyediakan basis wilayah koordinasi bagi program pemerintah. Di dalam perkembangan
perekonomian nasional otonomi daerah sangat dibutuhkan oleh indonesia yang begitu sayang
luas. Hal ini tentunya sangat sulit untuk mengatur wilayah Indonesia yang terdiri dari
beberapa pulau. Selain itu,Otonomi daerah sendiri memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal
ini yang menimbulkan berbagai dampak diindonesia salah satunya dampak ekonomi.
B. Saran
Hasil analisis pemabahasan diatas bahwa Otonomi daerah merupakan suatu wewenang
yang penting dimana tempat untuk mengurus serta mengatur kepentingan masyarakat
berdasarkan aspirasi didalam ikatan NKRI serta perlu diadakannya otonomi daerah ini
masyarakat agar bisa berpartisipasi dalam tercapainya tujuan otonomi daerah. Hal ini guna
untuk mensejahterakan rakyat dengan melakukan pembangunan demi berkembangnya suatu
daerah tersebut dan menjadi dikenal oleh daerah lainnya

Anda mungkin juga menyukai