Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESELAMATAN PASIEN & K3 DALA, KEPERAWATAN

TENTANG :

RESKO DAN HAZARD DALAM TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :

MUH FADHLIK (S.0020.P.010)

NANDA NURUL M (S.0020.P.012)

LISA ASTRADA (S.020.P.005)

SAHARINI (S.0020.P.016)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

 
Puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua, sehingga
makalah yang berjudul “ resiko dan hazard dalam asuhan keperawatan” dapat diselesaikan
sesuai jadwal. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas K3. Penulis berharap agar makalah
ini dapat berguna khususnya penulis dan umumnya bagi para pembaca semua. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, pembahasan, ataupun penulisan, karena penulisan masih dalam proses belajar,
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................................... i


B. Metode penelitian .................................................................................... ii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hazard .....................................................................................6


1. Klasifikasi Hazard ...............................................................................6
2. Identifikasi Hazard ..............................................................................6
3. Jenis-jenis Hazar ..................................................................................6
B. Definisi Resiko...........................................................................................7
1. Penelitian Resiko .................................................................................7
2. Pengendalian Reriso ............................................................................8
3. Identifikasi dan Analisa Risiko ...........................................................8
C. Risiko dan Hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan ......................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti memiliki tingkat risiko bahaya tergantung dari
seberapa sulit suatu pekerjaan tersebut dan seberapa besar peluang terjadinya risiko
bahaya pada pekerjaan yang kita lakukan tersebut. Hal ini tentu berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja atau yang dikenal dengan K3. Risiko menurut KBBI
adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan kemungkinan terjadinya
kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu (Tarwaka,2008). Risiko adalah
probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian yang sudah diperkirakan
seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta benda,
penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan, yang diakibatkan oleh
adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta
kondisi yang rentan (ISDR, 2004). Hazard atau bahaya adalah semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit
akibat kerja. Hazard adalah suatu kondisi secara alamiah, maupun karena ulah manusia,
yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia
(BNPB,2008).
Keselamatan kerja merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian yang memiliki

potensi kecelakaan kerja menurut prosedur dan peraturan yang diterapkan. Salah satu
peraturan yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah UU Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal 86 dan 87. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari risiko kecelakaan yang
dapatmengakibatkan cidera, penyakit, kerusakan serta gangguan lingkungan. Pelayanan
rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, penelitian dan juga
mencakup berbagai tindakan maupun displin medis. Rumah sakit adalah tempat kerja
yang memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah terbakar, gas
medic, radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang memiliki risiko
kecelakaan kerja.Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian khusus terhadap
keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum. Upaya pencegahan kecelakaan akibat
kerjadapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi karakteristik
tentang kecelakaan agar upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dipilih melalui
pendekatan yang paling tepat. Secara garis besar ada beberapa faktor utama yang
mempengaruhi kecelakaan yaitu alat-alat mekanik, lingkungan dankepada manusianya
sendiri (Suma’mur, 2014). Manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko
yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia,
kerusakan atau gangguan terhadapperusahaan. Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian
yaitu Hazzard Identification,Risk Assement and Risk Control (HIRARC). Manajemen ini
adalah bagian dari manajemen risiko yang menentukan arah penerapan K3 dalam

perusahaan (Ramli,2010) Metode HIRARC ini adalah rangkaian proses identifikasi bahaya
yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat
dilakukan usaha untuk pencegan dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja serta
pengendaliannya dalam melakukan

B. METODE PENELITIAN

Kajian ini dilakukan dengan metode menganalisis dari berbagai sumber bacaan. Baik dari

berbagai jurnal online, e-book, skripsi yang memiliki hubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam keperawatan.Penulisan kajian ini melakukan metode perbandingan
antar satu artikel dengan artikel lainnya. Kemudian perbandingannya ditulis secara
beraturan dalam hasil dari kajian. Dengan isi yang akan dibadingkan tetap berhubungan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hazard

Hazard adalah Suatu kondisi secara alamiah maupun karena ulah manusia yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia (BNPB, 2008) Bahaya
berpotensi menimbulkan bencana tetapi tidak semua bahaya selalu menjadi bencana. Sumber
bahaya suatu peristiwa yang hebat atau kemungkinan menimbulkan kerugian atau korban
manusia (Dirjen yanmedik, 2007). Secara umum terdapat 5 faktor bahaya K3 di tempat kerja,
antara lain: faktor bahaya biologi seperti : jamur, virus, bakteri, dan lain-lain. Faktor bahaya
kimia, seperti: gas, Debu, bahan beracun, dan lain-lain. Faktor bahaya biomekanik, seperti:
posisi kerja gerakan, dan lain-lain titik faktor bahaya sosial psikologis, seperti: stres,
kekerasan dan lain-lain.

1. Klasifikasi Hazard

Menurut Ndejjo 2015, bahaya secara luas diklasifikasikan sebagai biologis dan non biologis.
Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan luka laserasi, luka yang tajam, kontak
langsung dengan spesimen yang terkontaminasi bahan biohazardous, bioterorisme, yang
ditularkan melalui darah patogen, penyakit infeksi, penyakit udara, penyakit vektor yang
ditanggung, dan kontaminasi silang dari material kotor Sementara bahaya nonbiologis
didefinisikan untuk termasuk fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya: bahaya fisik termasuk
slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, fraktur, radiasi dari sinar-x, kebisingan, dan radiasi
nonionisasi. Bahaya psikososial termasuk fisik, penyalahgunaan psikososial, seksual, dan
verbal dan menekankan. Bahaya ergonomis adalah Ah lo skeletal cedera seperti nyeri otot,
strain atau terkilir.

2. Identifikasi Hazard
Mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya
yang ada di lingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka dapat
lebih berhati-hati dan waspada untuk melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak
terjadi kecelakaan, namun tidak semua bahaya dapat dikenali dengan mudah (Ramli, 2009).
3. Jenis-jenis Hazard
Berdasarkan katakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya maka jenis
bahaya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya
keselamatan kerja :
 Bahaya keselamatan kerja (safety hazard)
dapat berupa fisik, kimia, biologi dan bahaya berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada
kesehatan dan kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi pada
waktu lama dan pada konsentrasi rendah, bahaya keselamatan (safety hazard) fkus pada
keselamatan manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety
hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk terjadi rendah.bahaya
keselamatan (safety hazard) dampak menimbulkan dampak cidera, kebakaran, dan segala
kondisi yag dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja.

Jenis-jenis safety hazard antara lain:


1) Mechanical hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang bergerak yang
dapat menimbulkan dampak seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentuk
dan lain-lain.

2) Electrical hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik

3) Chemical hazard, merupakan bahaya dari bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair
dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif.

 Bahaya kesehatan kerja (health hazard) fokus pada kesehatan manusia

Bahaya kesehatan kerja dapat berupa bahya fisik, kimia, bahaya berkaitan dengan ergonomi,
psikososial, elektrik, kebakaran, ledakan, pemajanan terjadi pada waktu singkat.

1) Hazard fisik, misalnya yang berkaitan dengan peralatan seperti bahaya listrik,
temperatur ekstrim, kelembaban, kebisingan, radiasi, pencahayaan, getaran dan lain-
lain.

2) Hazard kimia, ialah kecederaan akibat sentuhanbahan kimia. contohnua bahan-bahan


kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, simen, getah sintetik, gentingan kaca, pelekat
antiseptik,aerosol, insektisida, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia terus merbahaya dan
perlu diambil langkah-langkah keselamatan apabila mengendalinya.

3) Hazard biologi, misalnya yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di
lingkungan kerja seperti virus, bakteri, tanaman, burung, binatang yang dapat
menginfeksi atau membei reaksi negativ kepada manusia

4) Hazard psikososial, misalkan yang berkaitan aspek sosial psikologis maupun


organisasi pada pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat memberi dampak pada
aspek fisik dan mental pekerja. Seperti pola kerja yang tak beraturan, waktu kerja
yang di luar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas mental, tugas yang
tidak berfariasi, suasa lingkuan kerja yang terpisah atau terlalu ramai dan lain-lain
sebagainya.

5) Hazard ergonomi, yang termasuk di dalam kategori ini antara lain desain tempat kerja
yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan aktivitas, desain pekerjaan
ynag dilakukan, pekerjaan yang berulang-ulang
.
6) Hazard mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau
bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin pemotong.

B. Definisi Risiko
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan atau frekuensi dan akibat atau konsekuensi dari
terjadinya bahaya tersebut penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh
untukmengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima. Manajemen
risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi penilaian dan pengendalian
risiko. Manajemen risiko terdiri dari tiga langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya,
penilaian risiko, dan pengendalian risiko (Ramli ,2010). Risiko adalah besarnya kerugian
atau kemungkinan terjadi korban manusia,kerusakan dan kerugian ekonomi yang disebabkan
oleh bahaya tertentu di suatu daerah padasuatu waktu tertentu.

1. Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan pengendalian terhadap tingkat risiko
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko
risiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya dengan memperhatikan kecukupan
pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak
(Puspitasari, 2010).

2. Pengendalian Risiko

Menurut Hanafi dan Partawibawa 2016, pengendalian risiko terhadap bahaya yang
teridentifikasi dilakukan setelah dilakukan penilaian sebelumnya, sehingga pengendalian
risiko bahaya diprioritaskan pada bahaya dengan kategori paling tinggi ke rendah.

3. Identifikasi dan Analisa Risiko

Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus-menerus
dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap
kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah
proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin
terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi. Proses identifikasi ini harus dilakukan secara
cermat dan juga komprehensif, sehingga tidak ada resiko yang terlewatkan dan juga tidak
teridentifikasi.

PERAWAT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Perawat
Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan,
kesehatan dan keselamatan perawat perlu mendapat perhatian lebih dibanding dengan
komponen pelayanan kesehatan lainnya. Karena tiap harinya mereka bertemu langsung
dengan pasien dan bahaya-bahaya yang ada di rumah sakit. Setiap hari perawat tidak pernah
jauh dan selalu berinteraksi dengan pasien. Hal tersebut yang membuat perawat selalu
berhadapan langsung dengan bahaya dan dapat mengancam kesehatan dan keselamatan kerja
perawat itu sendiri, maupun orang-orang yang berada di sekitarnya seperti keluarga saudara
maupun teman terlepas dari keberadaan pasiennya. Karena keberadaan dan kepentingan
mereka yang tidak hanya berada di rumah sakit, tetapi juga terhadap lingkungan diluar rumah
sakit. Maka dikhawatirkan, jika seorang perawat secara tidak langsung dapat menjadi
penyebab sumber penyakit, maupun sumber dari efek negatif dari risiko profesi mereka
menjadi perawat.Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, perawat adalah tenaga
perawatan yang berasal dari jenjang pendidikan tinggi keperawatan Ahli Madya, Ners, Ners
Spesialis, dan Ners Konsultan. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat dituntut
untuk lebih profesional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin
meningkat.

2. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan
perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Standar asuhan keperawatan
ini tercantum dalam standar praktik klinis keperawatan yang terdiri dari lima fase asuhan
keperawatan. Lima (5) fase tersebut yaitu: Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi
dan Evaluasi. Asuhan keperawatan memiliki manfaat untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan dalam bidang keperawatan. Klien.askep penting yang harus diperhatikan adalah
keselamatan pasien dan pengelolaan lingkungan dalam memberikan pelayanan yang aman
dari bahaya risiko kesehatan di tempat kerja baik di dalam maupun di gedung. Konsep dasar
kesehatan yang diterapkan dalam setiap tahap proses sejak awal pengkajian hingga
evaluasi.pembahasaan difokuskan pada upaya untuk mengenali bahaya dan risiko serta
berbagai upaya untuk memulainya pada setiap tahap proses lanjutan.proses pembelajaran
dilakukan melalui belajar berdasarkan pertanyaan/question based learning (QBL),
pembelajaran kolaboratif (CL),belajar berdasarkan kasus atau masalah, case problem based
learning (CBL) atau (PBL),

1). Membedakan berbagai risiko bahaya K3 dalam setiap tahap pengembangan asuhan
2). Manajemen risiko K3 dalam 2000
3). Pencegahan-pencegahan penyakit akibat kerja dalam 2000
4) Menentukan upaya pencegahan risiko dan bahaya setiap tahap asuhan meliputi tahap
pengkajian,perencanaan,implementasi,dan evaluasi
5). Praktik K3 individu selama proses pembelajaran setiap upaya memutus rantai infeksi,
pencegahan bahaya fisik, radiasi, kimia, ergonomi dan spikososial.
6).Mengalisis konsep dan prinsip keselamatan pasien serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
7). Prinsip dan konsep keselamatan pasien
8). Pengaruh faktor lingkungan dan manusia pada keselamatan pasien
9). Cara untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan menggunakan metode peningkatan
kualitas
10). Peran manajemen risiko dalam keselamatan pasien
11). Pentingnya manajemen risiko
12). K3 dalam 2000: pentingnya, tujuan, manfaat, dan etika
13). Ruang lingkup K3 dalam 1000
14). Mengenali dan merespon terhadap kejadian yang merugikan
15). Penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien
16). Kebijakan K3 yang berkaitan dengan 200000 di indonesia
17). Konsep dasar K3: sehat, kesehatan, kerja, risiko dan hazard dalam pemberian asuhan,
lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja
18). Peran tim kerja untuk keselamatan pasien
19). Peran pasien dan keluaga sebagai partner di pelayanan kesehatan untuk mencegah
terjadinya bahaya dan kejadian buruk
20). Risiko dan hazard dalam pengkajian asuhan 2000
21). Risiko dan hazard dalam perencanaan asuahan 2000
22). Risiko dan bahaya dalam asrama-asrama
23). Risiko dan bahaya dalam evakuasi pemantauan 2000
24). Penyakit akaibat kerja pada perawat; penyakit dan tidak tertular
25). Penyakit atau kecelakaan akibat kecelakaan kerja pada perawat
26). Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat
27). Proses manajemen risiko
28). EBP untuk meningkatkan keselamatan pasien
29). Budaya dalam lingkup kerja perawat dalam peningkatan keselamatan pasien
30). Penyebab terjadinya kejadian yang tidak di ingingkan terkait prosedur invasif
31). Hirarki manajemen risiko
32). Manajemen risiko K3 di dalam gedung
33). Manajemen risiko K3 di luar gedung

C. Risiko dan Hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan

a. Risiko dan Hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan

Risiko melekat dari tindakan pelayanan kesehatan dalam hal ini pada saat melakukan
pengkajian asuhan keperawatan adalah bahwa dalam kegiatan ini yang diukur adalah upaya
yang dilakukan. Pada proses pengkajian data, hal-hal yang dapat saja bisa terjadi adalah:

a). Kurangnya informasi atau data yang diberikan oleh keluarga pasien atau Pasien itu sendiri
atau dalam kata lain menyembunyikan suatu hal, sehingga dalam proses pengkajian kurang
lengkap. Akibatnya perawat ataupun dokter akan salah dalam memberikan perawatan
sehingga berbahaya terhadap pasien.

b). Pada saat melakukan pengkajian dapat juga terjadi di kejadian tertularnya penyakit dalam
hal ini seperti kontak fisik maupun udara titik pada saat perawat melakukan perawatan
ataupun pengkajian kepada pasien maka perawat mempunyai resiko tertular penyakit dari
pasien tersebut.

c). Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian ataupun pada
proses wawancara. Ketika perawat menanyakan data atau informasi pasien namun, keluarga
pasien menyembunyikannya. Sehingga demi keselamatan pasien perawat tetap menanyakan
sehingga pasien atau keluarga kurang menyukainya dan akhirnya mendapatkan cacian atau
perlakuan tidak baik.

d). Dalam melakukan pengkajian atau pemeriksaan perawat bisa saja mendapatkan kekerasan
fisik dari pasien ataupun keluarga pasien. Misalnya pasien ataupun keluarga yang tidak
menyukai proses perawatan atau pengkajian dapat saja melakukan kekerasan fisik
terhadap perawat.

b. Risiko dan Hazard dalam perencanaan asuhan keperawatan


intervansi adalah perencanaan yang dilakukan perawat untuk menyusun rencana keperawatan
untuk pasien. Tehnik cepat dalam memberikan perawatan dan menyiapakn kliaen untuk
prosedur,
menurut prayitno dkk (2017) kesalahan dalam merencanakan pengkajian. Misalnya bisa
perawat salah dalam pengkaji, maka perawat akan salah dalam memberikan proses
perawatan/pengobatan yang pada akhirnya akan mengakibatkan kesehatan pasien malah
semakin terganggu, hal lainnya yang dapat terjadi yaitu jika perawat salah dalam
merencanakan tindakan keperawatan maka perawatnya juga akan mendapatkan bahaya
seperti misalnya tertularnya penyakit dari pasienkarena kurangnya perlindungan diri terhadap
perawatnya.

Perencanaan meliputi:
1). Identifikasi sumber bahaya. Penilaian dan pengendalian faktor risiko, rumah sakit harus
melakuakn kajian dan identifkasi sumber bahaya, penilaian serta pengendalian faktor risiko
2). Identifikasi sumber bahaya. Dapat dilakukan dengan memtimbangkan
Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya dan jenis kecelakaan dan PAK
yang mungkin dapat terjadi

c. Risiko dan Hazard dalam pelaksanaan asuhan keperawatan


Kesalahan saat merencanakan pengkajian dapat saja terjadi, jika perawat salah dalam
mengkaji maka Perawat akan salah dalam memberikan proses perawatan atau pengobatan
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kesehatan pasien Malah semakin terganggu.
Kemudian dapat saja terjadi jika perawat salah dalam merencanakan tindakan keperawatan
maka perawat juga akan mendapatkan bahaya seperti tertularnya penyakit dari pasien karena
kurangnya perlindungan diri terhadap perawat.

d. Risiko dan Hazard dalam implementasi keperawatan


Menurut Putri, T.E.R,2017, kesalahan saat melakukan implementasi atau pelaksanaan
tindakan keperawatan yaitu merupakan kesalahan yang sangat fatal. Kesalahan ini dapat
mengakibatkan kecelakaan pada pasien atau perawat, misalnya kesalahan dalam pemberian
obat kepada pasien, dikarenakan perawat lupa membaca instruktur atau catatan an-nur
dokumen rekam medik dari pasien tersebut.

e. Risiko dan Hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan

Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dapat
mengakibatkan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang data yang sudah
dilakukan oleh perawat. Terkadang perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam dokumentasi
asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang telah dilaksanakan oleh perawat kepada
pasiennya tidak ada dalam dokumentasi asuhan keperawatan.
3. Upaya mencegah dan meminimalkan Risiko dan Hazard pada asuhan keperawatan

a. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada pengkajian asuhan
keperawatan:
Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap pengkajian tersebut yaitu:

a) Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien maupun kepada
keluarganya

b) Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat pengkajian dilakukan, Misalnya
menggunakan masker yang sebenarnya tidak perlu dipakai

c) Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien


d) Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap pasien dengan sama

e) Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus menjadi pendengar yang
baik, perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin
dan diharapkan menggunakan bahasa serta tutur kata yang sopan

f) Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, maka
perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarganya terlebih dahulu

g) Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari klien terlebih
dahulu

h) Perawat harus menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan fisik pada klien

i) Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
kepada pihak rumah sakit

j) Perawat juga harus menghindari memegang benda yang mungkin telah terkontaminasi

k) Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci tangan.

b. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap perencanaan asuhan
keperawatan

a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun rencana
keperawatan

b) Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang
menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat menyusun perencanaan
keperawatan

c) Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana tindakan
keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya, mengganti sumber
risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko yang lebih rendah

d) Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman pada pedoman


rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ada

e) Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi waktu pencapaian dari
rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi indikator evaluasi keperawatan.

c. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan

a)Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik seperti
mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril

b) Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak terburu-
buru dalam melakukan tindakan
c) Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar susunan sel hidung
kamu banyak diharapkan perawat dapat menghindari kontak langsung dengan segala macam
cairan klien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang menurun atau tidak menggunakan
APD
d) Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat serta menerapkan
pola hidup yang sehat pula

e) Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi, dan ketenangan
saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang beresiko kepada pasien
f) Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan oleh pihak
rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi klien maupun bagi perawat
sendiri.

d. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada evaluasi asuhan
keperawatan evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai sejauh mana intervensi dan
implementasi yang diberikan berhasil dalam perkembangan kesembuhan pasien ada beberapa
cara untuk mencegah dan mengurangi resiko hazard. Cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah risiko dan hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan yaitu :
a) Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun evaluasi keperawatan,
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
potensi bahaya baik pada klien maupun kepada diri perawat sendiri

b) Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan atau ditimbulkan oleh
klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah ilmu terapan yang bersifat multidisiplin, bidang
yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya
untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman dan mencapai tujuan yaitu
produktivitas setinggi-tingginya (Yuanita dan Waruru, 2016). Rumah Sakit merupakan
tempat kerja yang berpotensi tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Adanya bahan
mudah terbakar, gas medis radiasi pengion, dan bahan kimia yang membutuhkan perhatian
serius terhadap keselamatan pasien, staf dan umum (Sarastuti, 2016). Risiko merupakan
sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan
cedera parah atau sakit akibat kerja dan terpaparnya seseorang atau alat.
pada suatu bahaya. Sedangkan hazard merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas
yang berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, tentu perawat tidak akan pernah
terlepas dari risiko dan Hazard. Untuk itu ada beberapa hal hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah risiko dan Hazard pada tahap proses keperawatan.

B. SARAN

Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan bekerja dengan
memperhatikan fungsi dan perannya tersebut, kesehatan dan keselamatam kerja sangat
penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian
ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja bagus
DAFTRAR PUSTAKA

1. Aspihan,Moch.,dkk. Ergonomic Partisipatif Berjenjang sebagai Bentuk Intervensi


Keperawatan Komunitas pada Kelompok Pekerja dengan Risiko Gangguan Muskuloskeletal
di PT X. Buku Proceeding Unissula Nursing Conference.Unissula Press

2. Ernawati,Novi.,Hj.Ella Nurlelawati.2017.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Pelaksanaan Penerapan K3 pada Tenaga Kesehatan di RSIA Permata Sarana Husada Periode
Februari 2015.Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya Vol 3(1)

3. Hamarno,Rudi.2016. Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana.


Kebayoran Baru Jakarta Selatan

4. Indragiri, Suzana.,Triesda Yuttya.2018.Manajemen Risiko K3 Menggunakan Hazard


Identification Risk Assement and Risk Control (HIRARC).Jurnal Kesehatan Vol 9 (1)

5. Irawan,Shandy.,dkk.2015.Penyusunan Hazard Identification Risk Assesment and Risk


Control (HIRARC). Di PT. X.Jurnal Titra Vol 3 (1)

Anda mungkin juga menyukai